2. Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.
Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti
telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat
diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka
merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung
dalam bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym
= telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada
tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal
biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari
luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau
terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
DEFENISI
3. CIRI – CIRI TUBUH GYMNOSPERMAE
Tumbuhan berbiji terbuka memiliki ciri utama yaitu
bakal bijinya tumbuh dan terletak diluar megasporofil (ovarium)
. Megasporofil berupa sisik pendukung bakal biji yang
terkumpul dalam bentuk strobilus (runjung) berkayu (kecuali
pada Cycas). Sporofil jantan dan betina terpisah sehingga
dapat dibedakan ciri – ciri fisiknya . Gymnospermae berumah
dua hanya memiliki salah satu strobilus (jantan atau betina) ,
sedangkan Gymnospermae berumah satu memiliki dua jenis
strobilus . Sistem perakaran Gymnospermae berbentuk
tunggang atau serabut . Batang dapat tumbuh besar dan ada
yang bercabang – cabang . Batang Gymnospermae memiliki
nilai trakeit yang tersusun dari sel – sel berbentuk memanjang
dan runcing yang berfungsi untuk mengangkut air dari bawah
ke atas atau dari akar ke daun . Trakeit merupakan bentuk
awal Xylem . Daun Gymnospermae memiliki bentuk yang
berfariasi , ada yang kecil dan tebal berbentuk jarum , ada pula
yang tipis seperti lembaran.
4. 1) Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2) Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba.
Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar.
Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral
terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid
saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3) Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4) Bentuk perakaran tunggang.
5) Daun sempit, tebal dan kaku.
6) Tulang daun tidak beraneka ragam.
7) Tidak memiliki bunga sejati.
8) Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan
dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
5. 9) Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan
bunga ataupun runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan ,
yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual.
Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10) Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin
betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan
berbiji.
11) Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan
ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral,
makanan dan bahan – bahan lain.
12) Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang
penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan
makanan pada tumbuhan.
13) Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-
cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat
majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya.
Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada
angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.
6. SIKLUS HIDUP GYMNOSPERMAE
Generasi yang
dominan pada
Gymnospermae
adalah sporofit .
Pohon pinus
merupakan sporofit
yang berkromosom
diploit ( 2n ) .
Gymnospermae
berreproduksi secara
Generatif (seksual)
dengan membentuk
biji . Alat reproduksi
berupa strobilus
terbentuk ketika
tumbuhan sudah
dewasa .
7. Tumbuhan Gymnospermae
menghasilkan heterospora yaitu
berupa mikrospora dan
megaspora. Mikrospora
berkembang menjadi
mikrogametofit (gametofit jantan)
dan berisi serbuk sari. Sementara
itu, megaspora berkembang
menjadi megagametofit (gametofit
betina). Pada bakal biji
(megaspora) terdapat struktur
liang biji ( mikrofil) dan kantong
serbuk sari (pollen chamber) yang
mengganti fungsi bunga sebagai
organ reproduksi betina.
8. Setelah serbuk sari dilepas, butir
serbuk sari berkembang menjadi
sperma. Pada saat penyerbukan,
serbuk sari melekat pada bakal biji.
Selanjutnya, sperma bergerak
menuju sel telur melalui buluh
sebuk sari. Jika terjadi
pembuahan, akan terbentuk zigot
yang berkembang menjadi embrio
dan biji. Jika biji tersebut jatuh
pada tempat yang sesuai, biji akan
tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan baru.
Penyerbukan pada
Gymnospermae dilakukan dengan
perantara angin (anemokori)