SlideShare a Scribd company logo
Green Management
Green Consumer Behavior
07
Modul ke:
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis
Program Studi
Manajemen ana Imaningsih, M.Si
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Pendahuluan
q Pada awalnya pendekatan topik consumer decision making berasal dari
perspektif economic, salah satunya dengan perspektif ‘Utility Theory’
yang memproposisikan bahwa keputusan konsumen berdasarkan hasil
yang diekspektasikan dari keputusan mereka. Dalam hal ini self interest
merupakan perhatian utama konsumen dalam mengambil keputusan
secara rasional.
q Selanjutnya terjadi perluasan riset consumer behavior dengan melibatkan
faktor yang mempengaruhi konsumen, dan diakui sebagai perluasan dari
aktivitas konsumsi sepanjang proses pembelian, termasuk di dalamnya
membangun intensi membeli. Evolusi mengenai consumer behavior terus
berlanjut, sejak consumer behavior dianggap sebagai bagian dari konsep
dan pertumbuhan marketing modern untuk menentukan arah aktivitas
secara holistik yang berdampak pada keputusan konsumen
← MENU AKHIRI →
Definisi Green Consumer Behavior
q Schiffman dan Kanuk (2007) mendefinisikan consumer behavior merupakan
perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan menjatuhkan keputusan terhadap produk atau service yang
mereka perkirakan akan memuaskan kebutuhan.
q Sejak isu penyelamatan lingkungan menjadi perhatian dunia, etika marketing
semakin berdampak pada aktivitas konsumen (Lo, 2017). Konsumen semakin
mencari green product dan menunjukkan perilaku lebih green (Lin dan Huang,
2017, Kumar, 2016).
← MENU AKHIRI →
Green Consumer Behavior
Pada dasarnya, green consumer behaviour adalah perilaku individu yang
memperhatikan isu lingkungan dan social baik saat melakukan keputusan membeli
atau tidak (Le dan Suphelen, 2017). Meskipun menuntut pengorbanan lebih besar
baik karena harga premium, ketidaknyamanan, maupun kualitas yang lebih rendah
dibandingkan non green, serta tingkat kesulitan untuk mendapatkannya, namun
konsumen menunjukkan intensinya (Han, 2014). Hal ini menunjukkan adanya
motivasi lain diluar hal tersebut yang membuat perilaku green meningkat (Huang
dan Lin, 2012; Hartmann, 2012).
← MENU AKHIRI →
Model Hirarki Values-Attitude-Behavior
Model Hirarki Values-Attitude-Behaviour dikemukakan oleh
Homer- Kahle (1988). Di mana dalam penelitiannya ditemukan
bahwa values memiliki dimensi yang merupakan dasar bagi
pembentukan attitude seseorang. Pada gilirannya, attitude
seseorang tersebut akan berpengaruh pada perilaku
seseorang yang merupakan akhir hirarki model.
VALUES-ATTITUDE-BEHAVIOR
Values merupakan keyakinan yang bertahan terus menerus dan
merupakan pola spesifik dalam kepribadian seseorang. Values,
berdasarkan Social Adaptation Theory, merupakan bentuk social
cognition yang berfungsi sebagai adaptasi seseorang terhadap
lingkungannya. (Homer & Kahle, 1988; Kahle, 1983).
Karena sifatnya yang abstrak, values berbeda dengan attitude yang
lebih mudah teridentifikasi (Hommer dan Kahle, 1988). Penelitian
sebelumnya membuktikan bahwa values merupakan konstruk paling
abstrak yang membentuk attitude dan behaviour (Chryssohoidis &
Krystallis, 2005; Homer & Kahle, 1988).
VALUES-ATTITUDE-BEHAVIOR
Values merupakan nilai intrinsic yang dipertaruhkan seseorang, seperti yang
dijelaskan oleh teori Values Belief Norm (VBN) oleh . Misalnya seseorang
akan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang lain, hal itu
dilakukan dalam rangka memenuhi values yang dimilikinya (Schwartz, 1977).
Ini menunjukkan bahwa ketika values dalam diri seseorang diaktifkan maka
mereka akan merespon sesuatu dan mengekspresikan values tersebut
dengan sebuah tindakan yang lebih nyata.
VALUES-ATTITUDE-BEHAVIOR
Values merupakan nilai intrinsic yang dipertaruhkan seseorang, seperti yang
dijelaskan oleh teori Values Belief Norm (VBN) oleh . Misalnya seseorang
akan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang lain, hal itu
dilakukan dalam rangka memenuhi values yang dimilikinya (Schwartz, 1977).
Ini menunjukkan bahwa ketika values dalam diri seseorang diaktifkan maka
mereka akan merespon sesuatu dan mengekspresikan values tersebut
dengan sebuah tindakan yang lebih nyata.
Oleh karena itu berdasarkan model hirarki oleh Homer dan Kahle (1988)
ditunjukkan bahwa value, attitude, and behavior merupakan sebuah konstruk
yang berurutan. Attitude dan behavior seseorang terjadi berdasarkan values,
sehingga dapat dikatakan bahwa konsep attitude merupakan hasil yang terbentuk
sebagai akibat dari berbagai factor termasuk di antaranya values. Dibandingkan
dengan values, attitude merupakan konsep yang kurang stabil dan lebih spesifik.
Attitude lebih dapat dikaitkan secara langsung ketika berhadapan dengan objek
atau kondisi tertentu (Homer & Kahle, 1988).
Theory of Planned Behavior
dan Theory Reasoned Action
Theory of planned behaviour dicetuskan pertama kali oleh Ajzen (1991) Teori ini
dibangun dari Theory of Reasoned Action yang disusun tahun 1975 (Fishbein dan
Ajzein, 1975). Dalam perkembangannya Theory of Reasoned Action, banyak
mendapat kritikan, meski tetap digunakan sebgai teori yang menjelaskan intention.
Beberapa di antaranya penelitian membuktikan bahwa meski intention dapat
menjadi mediasi antara attitude dan behavior, namun attitude seringkali telah
cukup mempengaruhi behavior secara langsung (Yadhav dan Pathak, 2017).
Model Theory of Planned Behaviour mengajukan bahwa human behavior
diarahkan oleh tiga bentuk batasan yaitu: behavioral beliefs, normative
beliefs, dan control beliefs yang kemudian menyebabkan terjadinya attitude
terhadap perilaku, subjective norm, dan perceived behavioral control.
Sebagai kombinasi dari berbagi bentuk variabel tersebut bersama-sama
mendorong pada behavioral intention. (Ajzen, 1985).
← MENU AKHIRI →
Theory of Planned Behavior
dan Theory Reasoned Action
Attitude dalam konteks perilaku merujuk pada sejauh mana seseorang memiliki
evaluasi sesuai atau tidak sesuai atau penilaian terhadap sebuah perilaku. Semakin
sesuai sebuah attitude seseorang terhadap perilku tertentu maka semakin positif
penilaian nya, dan semakin menunjukkan keterkaitan dengan perilaku tersebut
Subjective norm didefinisikan sebagai perceived social yang akan mendorong terjadi
tidaknya sebuah perilaku (Ajzen, 1991). Perceived behavioral control merujuk pada
persepsi tingkat kemudahan seseorang dalam menampilkan perilaku tertentu Ajzen
(1988). Ajzen (2002) lebih jauh memaparkan bahwa Theory of Planned Behaviour
model telah diterapkan dan berhasil menjelaskan berbagai domain ilmu. Dalam
konteks Green Marketing, Theory of Planned Behaviour merupakan teori yang teruji
kehandalannya dalam menjelaskan fenomena perubahan consumer behavior (Paul,
Modi, & Pathel, 2016)
← MENU AKHIRI →
Theory of Value Beliefs Norm
(VBN)
• Values adalah beliefs yang berkaitan satu sama lain dan saling
mempengaruhi dan mustahil dipisahkan .
• Values merujuk pada tujuan yang diinginkan dan memotivasi seseorang
• Values bersifat abstrak dan general, oleh karena itu menjangkau segala
situasi dan tindakan tertentu secara transcendental.
• Values memiliki kriteria standar bagi seseorang dalam menyeleksi dan
mengevaluasi sesuatu.
• Values memiliki perbedaan tingkat kepentingan bagi seseorang, sehingga
akan mempengaruhi terjadinya perbedaan norm atau attitude terhadap
sesuatu
• Perbedaaan relative pentingnya berbagai values akan menentukan
tindakan tertentu yang berbeda, sehingga berbagai attitude dan behavior
merupakan implikasi dari beberapa values dalam diri seseorang. (Schwartz,
1992, 1996).
← MENU AKHIRI →
Theory of Value Beliefs Norm
(VBN)
Values Theory tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa values bersifat abstrak
dan melampau situasi tertentu, mempengaruhi belief , attitude, dan perilaku. Ia
melekat pada seseorang dan relatif stabil sepanjang masa (Gardner & Stern,
1996; Rokeach, 1973). Lebih lanjut Schwartz (1992) membangun penelitian
tipologi value yang terdiri dari 57, 46 dapat dikelompokkan dalam 10 cluster
value yang menggambarkan perbedaan social values dan individu values : :
conformity, tradition, universalism, benevolence, power, achievement,
hedonism, stimulation, self-direction, and security. Sedangkan 11 values
berikutnya tentang values yang digunakan untuk cross cultural study
(Schwartz, 1992).
← MENU AKHIRI →
Theory of Value Beliefs Norm
(VBN)
Terdapat keterkaitan antara values, belief, dan norm activation. Di mana norm
activation merupakan konsep yang merujuk pada konstruk attitude dan behaviour
(Stern & Dietz, 1994) . Values dan beliefs tidak secara langsung mempengaruhi
attitudes karena ada banyak hal factor eksternal seperti pengaruh social, media massa,
knowledge atau pengalaman yang akan mempengaruhi perhatian seseorang dalam
berpendapat dan bertindak (Dietz & Stem, 1993; Dietz, Stem, & Rycroft, 1989).
Faktor eksternal tersebut akan berpengaruh dalam menentukan konstruk attitude dan
behavior seseorang . Dengan demikian demikian values merupakan refleksi
kepribadian seseorang, merupakan bagian dari konsep diri yang mempengaruhi
behaviour seseorang melalui attitude .
← MENU AKHIRI →
Theory of Value Beliefs Norm
(VBN)
Lebih jauh Stern (2000) mengkaitkan teori VBN tersebut dengan
konsep lingkungan. Di mana konstruk values orientation
merupakan antecedent penting dalam mempengaruhi behavior
seseorang berkaitan dengan lingkungan . Perilaku green
didefinisikan sebagai sebuah cara pandang baru yang dapat
mengubah ketersediaan material dan energi lingkungan hidup atau
mengubah struktur dan dinamika ekosistem atau biospher (Stern,
2000).
← MENU AKHIRI →
Terima Kasih
Dr. Erna Sofriana Imaningsih, M.Si

More Related Content

Similar to Green Consumer Behavior.pptx

Teori perilaku terencana
Teori perilaku terencanaTeori perilaku terencana
Teori perilaku terencana
Kartika Nindria Pertiwi
 
Perilaku dan Teori Perilaku Individu.pptx
Perilaku dan Teori Perilaku Individu.pptxPerilaku dan Teori Perilaku Individu.pptx
Perilaku dan Teori Perilaku Individu.pptx
MarioSatiri
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
novyaindri29
 
Nilai, Moral dan Hukum
Nilai, Moral dan HukumNilai, Moral dan Hukum
Nilai, Moral dan Hukum
Siska Enjelin Hulu
 
20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral
20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral
20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral
mizahzulkefli
 
fenomenologi.pdf
fenomenologi.pdffenomenologi.pdf
fenomenologi.pdf
Syaikhuna Al-Asyhi
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Kacung Abdullah
 
Konsep Asas dalam Pendidikan Moral
Konsep Asas dalam Pendidikan MoralKonsep Asas dalam Pendidikan Moral
Konsep Asas dalam Pendidikan Moral
Kang Ju Nie
 
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
rayn mboeik
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Rumusan artikel 2
Rumusan artikel 2Rumusan artikel 2
Rumusan artikel 2
Bryan M. Felix
 
Dasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralDasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralNuril Akhadiyah
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Seta Wicaksana
 
ULASAN ARTIKEL 2
ULASAN ARTIKEL 2ULASAN ARTIKEL 2
ULASAN ARTIKEL 2
history sensei
 
Konsep asas dalam pendidikan moral
Konsep asas dalam pendidikan moralKonsep asas dalam pendidikan moral
Konsep asas dalam pendidikan moral
Ben Devon
 
ETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HelmyKhoirulloh
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralvarizalamir
 
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 

Similar to Green Consumer Behavior.pptx (20)

Teori perilaku terencana
Teori perilaku terencanaTeori perilaku terencana
Teori perilaku terencana
 
Perilaku dan Teori Perilaku Individu.pptx
Perilaku dan Teori Perilaku Individu.pptxPerilaku dan Teori Perilaku Individu.pptx
Perilaku dan Teori Perilaku Individu.pptx
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
 
Nilai, Moral dan Hukum
Nilai, Moral dan HukumNilai, Moral dan Hukum
Nilai, Moral dan Hukum
 
20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral
20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral
20150319110359 kuliah 3 konsep asas di pendidikan moral
 
fenomenologi.pdf
fenomenologi.pdffenomenologi.pdf
fenomenologi.pdf
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
 
Konsep Asas dalam Pendidikan Moral
Konsep Asas dalam Pendidikan MoralKonsep Asas dalam Pendidikan Moral
Konsep Asas dalam Pendidikan Moral
 
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Artikel 2
 
Rumusan artikel 2
Rumusan artikel 2Rumusan artikel 2
Rumusan artikel 2
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
Dasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralDasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moral
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
ULASAN ARTIKEL 2
ULASAN ARTIKEL 2ULASAN ARTIKEL 2
ULASAN ARTIKEL 2
 
Etika konseling
Etika konselingEtika konseling
Etika konseling
 
Konsep asas dalam pendidikan moral
Konsep asas dalam pendidikan moralKonsep asas dalam pendidikan moral
Konsep asas dalam pendidikan moral
 
ETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ETIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
JURNAL BEHAVIORISTIK (REFERENSI)
 

More from LukmanulHakim625691

Green Financial Sustainability Report.pptx
Green Financial  Sustainability Report.pptxGreen Financial  Sustainability Report.pptx
Green Financial Sustainability Report.pptx
LukmanulHakim625691
 
Green Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptxGreen Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptx
LukmanulHakim625691
 
Green Behavior - OCBE.pptx
Green Behavior - OCBE.pptxGreen Behavior - OCBE.pptx
Green Behavior - OCBE.pptx
LukmanulHakim625691
 
Green Human Resources.pptx
Green Human Resources.pptxGreen Human Resources.pptx
Green Human Resources.pptx
LukmanulHakim625691
 
Green Product.pptx
Green Product.pptxGreen Product.pptx
Green Product.pptx
LukmanulHakim625691
 
KELEMBAGAAN BANK.pptx
KELEMBAGAAN BANK.pptxKELEMBAGAAN BANK.pptx
KELEMBAGAAN BANK.pptx
LukmanulHakim625691
 
Resiko Operasi Perbankan.ppt
Resiko Operasi Perbankan.pptResiko Operasi Perbankan.ppt
Resiko Operasi Perbankan.ppt
LukmanulHakim625691
 

More from LukmanulHakim625691 (7)

Green Financial Sustainability Report.pptx
Green Financial  Sustainability Report.pptxGreen Financial  Sustainability Report.pptx
Green Financial Sustainability Report.pptx
 
Green Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptxGreen Supply Chain Management.pptx
Green Supply Chain Management.pptx
 
Green Behavior - OCBE.pptx
Green Behavior - OCBE.pptxGreen Behavior - OCBE.pptx
Green Behavior - OCBE.pptx
 
Green Human Resources.pptx
Green Human Resources.pptxGreen Human Resources.pptx
Green Human Resources.pptx
 
Green Product.pptx
Green Product.pptxGreen Product.pptx
Green Product.pptx
 
KELEMBAGAAN BANK.pptx
KELEMBAGAAN BANK.pptxKELEMBAGAAN BANK.pptx
KELEMBAGAAN BANK.pptx
 
Resiko Operasi Perbankan.ppt
Resiko Operasi Perbankan.pptResiko Operasi Perbankan.ppt
Resiko Operasi Perbankan.ppt
 

Recently uploaded

Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...
SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...
SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...
humancapitalfcs
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 

Recently uploaded (14)

Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...
SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...
SCRB (1).pdfdsdadasdjhjasjdh asjdhjhas jdhjasdhjhasjd jsadhjash jdhjashd jha ...
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 

Green Consumer Behavior.pptx

  • 1. Green Management Green Consumer Behavior 07 Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen ana Imaningsih, M.Si Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
  • 2. Pendahuluan q Pada awalnya pendekatan topik consumer decision making berasal dari perspektif economic, salah satunya dengan perspektif ‘Utility Theory’ yang memproposisikan bahwa keputusan konsumen berdasarkan hasil yang diekspektasikan dari keputusan mereka. Dalam hal ini self interest merupakan perhatian utama konsumen dalam mengambil keputusan secara rasional. q Selanjutnya terjadi perluasan riset consumer behavior dengan melibatkan faktor yang mempengaruhi konsumen, dan diakui sebagai perluasan dari aktivitas konsumsi sepanjang proses pembelian, termasuk di dalamnya membangun intensi membeli. Evolusi mengenai consumer behavior terus berlanjut, sejak consumer behavior dianggap sebagai bagian dari konsep dan pertumbuhan marketing modern untuk menentukan arah aktivitas secara holistik yang berdampak pada keputusan konsumen ← MENU AKHIRI →
  • 3. Definisi Green Consumer Behavior q Schiffman dan Kanuk (2007) mendefinisikan consumer behavior merupakan perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menjatuhkan keputusan terhadap produk atau service yang mereka perkirakan akan memuaskan kebutuhan. q Sejak isu penyelamatan lingkungan menjadi perhatian dunia, etika marketing semakin berdampak pada aktivitas konsumen (Lo, 2017). Konsumen semakin mencari green product dan menunjukkan perilaku lebih green (Lin dan Huang, 2017, Kumar, 2016). ← MENU AKHIRI →
  • 4. Green Consumer Behavior Pada dasarnya, green consumer behaviour adalah perilaku individu yang memperhatikan isu lingkungan dan social baik saat melakukan keputusan membeli atau tidak (Le dan Suphelen, 2017). Meskipun menuntut pengorbanan lebih besar baik karena harga premium, ketidaknyamanan, maupun kualitas yang lebih rendah dibandingkan non green, serta tingkat kesulitan untuk mendapatkannya, namun konsumen menunjukkan intensinya (Han, 2014). Hal ini menunjukkan adanya motivasi lain diluar hal tersebut yang membuat perilaku green meningkat (Huang dan Lin, 2012; Hartmann, 2012). ← MENU AKHIRI →
  • 5. Model Hirarki Values-Attitude-Behavior Model Hirarki Values-Attitude-Behaviour dikemukakan oleh Homer- Kahle (1988). Di mana dalam penelitiannya ditemukan bahwa values memiliki dimensi yang merupakan dasar bagi pembentukan attitude seseorang. Pada gilirannya, attitude seseorang tersebut akan berpengaruh pada perilaku seseorang yang merupakan akhir hirarki model.
  • 6. VALUES-ATTITUDE-BEHAVIOR Values merupakan keyakinan yang bertahan terus menerus dan merupakan pola spesifik dalam kepribadian seseorang. Values, berdasarkan Social Adaptation Theory, merupakan bentuk social cognition yang berfungsi sebagai adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. (Homer & Kahle, 1988; Kahle, 1983). Karena sifatnya yang abstrak, values berbeda dengan attitude yang lebih mudah teridentifikasi (Hommer dan Kahle, 1988). Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa values merupakan konstruk paling abstrak yang membentuk attitude dan behaviour (Chryssohoidis & Krystallis, 2005; Homer & Kahle, 1988).
  • 7. VALUES-ATTITUDE-BEHAVIOR Values merupakan nilai intrinsic yang dipertaruhkan seseorang, seperti yang dijelaskan oleh teori Values Belief Norm (VBN) oleh . Misalnya seseorang akan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang lain, hal itu dilakukan dalam rangka memenuhi values yang dimilikinya (Schwartz, 1977). Ini menunjukkan bahwa ketika values dalam diri seseorang diaktifkan maka mereka akan merespon sesuatu dan mengekspresikan values tersebut dengan sebuah tindakan yang lebih nyata.
  • 8. VALUES-ATTITUDE-BEHAVIOR Values merupakan nilai intrinsic yang dipertaruhkan seseorang, seperti yang dijelaskan oleh teori Values Belief Norm (VBN) oleh . Misalnya seseorang akan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang lain, hal itu dilakukan dalam rangka memenuhi values yang dimilikinya (Schwartz, 1977). Ini menunjukkan bahwa ketika values dalam diri seseorang diaktifkan maka mereka akan merespon sesuatu dan mengekspresikan values tersebut dengan sebuah tindakan yang lebih nyata. Oleh karena itu berdasarkan model hirarki oleh Homer dan Kahle (1988) ditunjukkan bahwa value, attitude, and behavior merupakan sebuah konstruk yang berurutan. Attitude dan behavior seseorang terjadi berdasarkan values, sehingga dapat dikatakan bahwa konsep attitude merupakan hasil yang terbentuk sebagai akibat dari berbagai factor termasuk di antaranya values. Dibandingkan dengan values, attitude merupakan konsep yang kurang stabil dan lebih spesifik. Attitude lebih dapat dikaitkan secara langsung ketika berhadapan dengan objek atau kondisi tertentu (Homer & Kahle, 1988).
  • 9. Theory of Planned Behavior dan Theory Reasoned Action Theory of planned behaviour dicetuskan pertama kali oleh Ajzen (1991) Teori ini dibangun dari Theory of Reasoned Action yang disusun tahun 1975 (Fishbein dan Ajzein, 1975). Dalam perkembangannya Theory of Reasoned Action, banyak mendapat kritikan, meski tetap digunakan sebgai teori yang menjelaskan intention. Beberapa di antaranya penelitian membuktikan bahwa meski intention dapat menjadi mediasi antara attitude dan behavior, namun attitude seringkali telah cukup mempengaruhi behavior secara langsung (Yadhav dan Pathak, 2017). Model Theory of Planned Behaviour mengajukan bahwa human behavior diarahkan oleh tiga bentuk batasan yaitu: behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs yang kemudian menyebabkan terjadinya attitude terhadap perilaku, subjective norm, dan perceived behavioral control. Sebagai kombinasi dari berbagi bentuk variabel tersebut bersama-sama mendorong pada behavioral intention. (Ajzen, 1985). ← MENU AKHIRI →
  • 10. Theory of Planned Behavior dan Theory Reasoned Action Attitude dalam konteks perilaku merujuk pada sejauh mana seseorang memiliki evaluasi sesuai atau tidak sesuai atau penilaian terhadap sebuah perilaku. Semakin sesuai sebuah attitude seseorang terhadap perilku tertentu maka semakin positif penilaian nya, dan semakin menunjukkan keterkaitan dengan perilaku tersebut Subjective norm didefinisikan sebagai perceived social yang akan mendorong terjadi tidaknya sebuah perilaku (Ajzen, 1991). Perceived behavioral control merujuk pada persepsi tingkat kemudahan seseorang dalam menampilkan perilaku tertentu Ajzen (1988). Ajzen (2002) lebih jauh memaparkan bahwa Theory of Planned Behaviour model telah diterapkan dan berhasil menjelaskan berbagai domain ilmu. Dalam konteks Green Marketing, Theory of Planned Behaviour merupakan teori yang teruji kehandalannya dalam menjelaskan fenomena perubahan consumer behavior (Paul, Modi, & Pathel, 2016) ← MENU AKHIRI →
  • 11. Theory of Value Beliefs Norm (VBN) • Values adalah beliefs yang berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi dan mustahil dipisahkan . • Values merujuk pada tujuan yang diinginkan dan memotivasi seseorang • Values bersifat abstrak dan general, oleh karena itu menjangkau segala situasi dan tindakan tertentu secara transcendental. • Values memiliki kriteria standar bagi seseorang dalam menyeleksi dan mengevaluasi sesuatu. • Values memiliki perbedaan tingkat kepentingan bagi seseorang, sehingga akan mempengaruhi terjadinya perbedaan norm atau attitude terhadap sesuatu • Perbedaaan relative pentingnya berbagai values akan menentukan tindakan tertentu yang berbeda, sehingga berbagai attitude dan behavior merupakan implikasi dari beberapa values dalam diri seseorang. (Schwartz, 1992, 1996). ← MENU AKHIRI →
  • 12. Theory of Value Beliefs Norm (VBN) Values Theory tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa values bersifat abstrak dan melampau situasi tertentu, mempengaruhi belief , attitude, dan perilaku. Ia melekat pada seseorang dan relatif stabil sepanjang masa (Gardner & Stern, 1996; Rokeach, 1973). Lebih lanjut Schwartz (1992) membangun penelitian tipologi value yang terdiri dari 57, 46 dapat dikelompokkan dalam 10 cluster value yang menggambarkan perbedaan social values dan individu values : : conformity, tradition, universalism, benevolence, power, achievement, hedonism, stimulation, self-direction, and security. Sedangkan 11 values berikutnya tentang values yang digunakan untuk cross cultural study (Schwartz, 1992). ← MENU AKHIRI →
  • 13. Theory of Value Beliefs Norm (VBN) Terdapat keterkaitan antara values, belief, dan norm activation. Di mana norm activation merupakan konsep yang merujuk pada konstruk attitude dan behaviour (Stern & Dietz, 1994) . Values dan beliefs tidak secara langsung mempengaruhi attitudes karena ada banyak hal factor eksternal seperti pengaruh social, media massa, knowledge atau pengalaman yang akan mempengaruhi perhatian seseorang dalam berpendapat dan bertindak (Dietz & Stem, 1993; Dietz, Stem, & Rycroft, 1989). Faktor eksternal tersebut akan berpengaruh dalam menentukan konstruk attitude dan behavior seseorang . Dengan demikian demikian values merupakan refleksi kepribadian seseorang, merupakan bagian dari konsep diri yang mempengaruhi behaviour seseorang melalui attitude . ← MENU AKHIRI →
  • 14. Theory of Value Beliefs Norm (VBN) Lebih jauh Stern (2000) mengkaitkan teori VBN tersebut dengan konsep lingkungan. Di mana konstruk values orientation merupakan antecedent penting dalam mempengaruhi behavior seseorang berkaitan dengan lingkungan . Perilaku green didefinisikan sebagai sebuah cara pandang baru yang dapat mengubah ketersediaan material dan energi lingkungan hidup atau mengubah struktur dan dinamika ekosistem atau biospher (Stern, 2000). ← MENU AKHIRI →
  • 15. Terima Kasih Dr. Erna Sofriana Imaningsih, M.Si