Teks tersebut merangkum perjuangan aktivis mahasiswa Soe Hok Gie dalam gerakan mahasiswa di Indonesia. Soe Hok Gie dikenal sebagai aktivis yang kritis terhadap sistem politik Orde Lama di bawah rezim Sukarno. Ia sering mengkritik kondisi kampus dan politisasi kehidupan mahasiswa. Soe menginginkan mahasiswa yang lebih mementingkan pendidikan daripada terlibat dalam politik partai. Ia tutup usia dalam ekspedisi gun
1. http://fis.um.ac.id
Gie Dalam Panggung Pergerakan mahasiswa
Di antara Persimpangan Jalan Kampus1
Oleh
Hendra Hermawan2
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia
yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan.
Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai
tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.
Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena
itulah kami naik gunung.”3
Ungkapan di atas sering menjadi jargon yang sering kita dengar, kata kami
nmenjadi sorotan utama bagiamana pernyataan ini diulang sebagai alasan mendasar
kegeraman terhadap banyaknya label dalam gerakan Mahasiswa. Panggilan akrabnya
adalah Soe “ Soe Hok Gie seorang aktifis pergerakan 1966 lahir 17 Desember 1942
yang lahir di saat Hindia Belanda dalam pendudukan Dai Nippon. Sosok akrab yang
menjadi idola dalam potret aktivis di masa sekarang, Gagasanyapun masih bisa kita
baca lewat karya-karyanya seperti Catatan Harian Seorang Demonstran(1983) dan
Skripsinya yang diterbitkan orang-orang dipersimpangan kiri, Lentera Merah. Dalam
Babak Sejarah masa-masa pergerakan, Soe menjadi seorang saksi perhelatan besar
dalam transisi perubahan Wajah Bangsa Indonesia. Dalam berbagai karyanya dan
1
Disajikan pada diskusi BEM FIS, 25 September 2010 dengan Tema: Diasuh Alam-Ditempa
Pergolakan: Menimbang Soe Hok Gie dalam Realitas Pergerakan Mahasiswa
2
Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Pendidikan Sejarah FIS UM. Kini aktif dan berjibaku sebagai
Ketua UKM Jonggring Salaka UM.
2. http://fis.um.ac.id
artikel yang pernah diukirnya dalam kompas kegerahan serta renunganya sebagai
aktifis yang pernah mengenyam bangku kuliah di salah satu fakultas sastra Jurusan
Sejarah Universitas Indonesia.
Mengapa Harus Gie ?
Apakah yang teristimewa dalam sosok Gie, sederatan nama dalam masa
tersebut bisa kita ambil contoh seperti Cosmas Batu Bara dan Akbar Tanjung yang
melalui prestasi masuk ke Dunia Politik dan pemerintahan. Apakah Soe Hok Gie itu
orang yang berani menentang Sukarno karena sistem politik yang dinilainya telah
kabur dari tujuan sebenarnya. Soe sendiri banyak terpengaruh oleh tulisan Sutan
Syahrir dan hal sedikit banyak tertarik dengan pikiran-pikiran dalam Partai Sosialis
Indonesia dan tergabung dalam gerakan mahasiswa Sosialis,aktif dalam gerakan
pembauran editor majalah LPKB sehingga jalan inilah yang membawa ia bertatap
muka dengan Sukarno.Kondisi social politik yang tidak menentu menjadi
bagiandorongan nuraninya dalam perjuaagan. Dalam Latar Belakang kondisi kampus
ikhwal tiga semboyan yang akrab pada waktu itu dilontarkan dalam situasi kampus
di fakultasnya adalah Buku, Cinta dan Pesta adalah reaksi ketidakpusan kehidupan
kampus dan iklim organisasi di kampus yang berhaluan politik seperti
GMNI,CGMI,HMI,PMKRI yang cenderung dinilainya berkompromi dengan Induk
partai politik saat itu. Walaupun semboyan ini ada, namun tetap saja terbalik pesta
cinta dan buku baru yang terkhir bahkan entah berantah keberadaanya. Soe yang
menjadi salah satu aktifis kampus mengkritik situasi dan kondisi Universitas,
bukan saja merupakan ajang kehidupan untuk berbicara politik terus menerus yang
tidak lebih pada teater politisasi atas nama golongan semata.harapan obyektifitas
sebagai akademisi dalam melihat situasi sosial disekitarnya bahkan dinilainya hanya
sebatas kemunafikan. Sebagai generasi muda dicoba menjadi kewajaran untuk
berbuat lebih pada nasib bangsa Ini. Dengan naik gunung melalui kelompoknya
Mapala UI kita tahu yang sebenarnya simbol perlawanan didengungkan di kampus
ketika wajah aktifis sekaligus politisi kampus yang tak lagi bisa sibuk mengkritisi
3. http://fis.um.ac.id
keadaan. Aktifis kampus yang lebih mementingkan bicara soal golongan daripada
dalam menjamah persoalan kampus. Ungkapan Gie yang jujur dan terkenal pedas
inilah yang menjadikan Soe Hok Gie sedikit dibenci di kalangan Mahasiswa yang
sejamanya ketika ungkapan refleksi keputusasaan ditengah kritik-kritik kerasnya.
Sosok Soe Hok gie menjadi sebuah panutan karena kritik kritiknya tentang cara
mengajar Dosen Di Kampus. Dalam segala hal jaman pasti bergerak dan anak muda
sampai dengan memimpin pergerakan besar yang terhimpun dalam KAMI (
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ) yang sepakat dengan tuntutan “TRITURA”
dalam menentang Sukarno dan Orde lamanya. Peristiwa 30 September 1965/1
Oktober 1966 istilah ini masih menjadi perdebatan panjang dalam catatan sejarah
bangsa namun Soe hidup dalam rentang transisi dimana apa yang ia cita –citakan
melalui diskusi kampus punah dengan korban yang terus berjatuhan di Bali dan Jawa.
Militer dengan Seragam barunya yang mulai merengsek masuk di kehidupan sosial
politik ekonomi Indonesia. Kegelisahan serta kekecewaan inilah yang tidak
dipungkiri Soe dalam memberikan kritik terkhirnya di Harian Kompas dalam kondisi
kampus dan pemerintahan yang tidak diharapkan sesuai dengan apa yang
diperjuangkan.
Gie Muda dan Kekinian (Politik, intelektual dan gerakan Moral )
Dibalik Hingar bingar Sosok Soe dan juga tauladan yang telah dipampangnya
pertanyaan muncul, di makah yang Soe Hok Gie yang lain. Ungkapan bahwa
perjuangan belum usai waktunya, namun kita harus kembali ke bangku kampus
untuk belajar setelah perjuangan, Pesan inilah yang sedikit diucapkan dalam menilai
pergerakan yang dinilainya tidak lebih menjual status Mahasiswa pada kekuasaan
dengan hadiah gincu dan kacapada kawan kawan pergerakanya 1966. Pada 16
Desember 1969, Soe hok Gie tutup usia dengan diselimuti deru angin Mahameru
ketika mengadakan Ekspedisinya dengan Mapala UI. Soe adalah realitas Potret sikap
manusia yang menyimpang merdeka dalam pemikiranya sebagai bagian individu
yang peduli dengan Indonesia. Namun rasanya sulit ketika harus menutup sekelumit
4. http://fis.um.ac.id
ulasan tentang pejuang demokrasi dan humanis, Gie memang sudah tiada namun
yang hilang adalah semangat untuk idealism kritis dan konsisten sebagai seorang
Mahasiswa. Impian bagiamana membangun masyarakat cerdas. Dan berharap
mahasiswa mampu mengabdikan dirinya dalam sebagai seorang intelektual.
Layaknya Profil Soe Hoek Gie mungkin hanya tapal batas impian dan harapan
kita untuk mempunyai gagasan muda semacam Soe namun yang menjadi cukup sulit
bagiamana Soe dan gagasanya bisa hidup ditengah – tengah mahasiswa dalam kittah
sebagai (Moral Force) dan belajar dalam membentuk Masa depan bangsa yang
lebih baik.Semoga
Daftar Pustaka
Rickleff,Mc.2005.Sejarah Indonesia Modern. Jakarta : PT Serambi Ilmu semesta.
Gie,Soe Hoek.1983.Catatan harian Seorang Demonstran.Jakarta LP3ES
Gie,Soe Hoek.2005.Zaman Peralihaan: Jakarta: Penerbit Media
Badil, Rudy.Luki Sutrisno Bekti, Nessy Luntungan.2009. Sekali Lagi Soe Hoek
Gie.Kepustakaan Populer Gramedia.: Jakarta
Srtautama, Sam. Suma Mihardja.(tanpa tahun). Tokoh-Tokoh Etnik Tionghoa. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia