SlideShare a Scribd company logo
0
Geografi Sosial dalam Perspektif Global
Oleh : Hastuti
Intisari
Objek studi geografi meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, biosfer dan
antroposfer. Geografi sosial menekankan studi pada aspek antroposfer. Geografi
Sosial secara spesifik spesifik memiliki objek kajian tentang tindakan manusia
dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan alamiah dan lingkungan manusia. Segala aktifitas
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan pokok kajian geografi
sosial. Geografi Sosial dalam struktur keilmuan agar tetap eksis memerlukan
pengembangan teori, penajaman dan perluasan aplikasi. kajian sehingga manusia
merupakan titik perhatian. Hubungan sebab akibat antara manusia dengan
lingkungan dan mengkaitkan faktor faktor pengaruh didalamnya memerlukan
pengembangan pendekatan geografi sosial.
Geografi Sosial pada awal perkembangannya cenderung idiografis
kemudian bergeser ke nomothetik meskipun sampai saat ini kedua paradigma
tersebut masih sering dimanfaatkan bersama. Pendekatan tradisional meliputi
eksplorasi, environmentalisme maupun regionalisme dan pendekatan kontemporer
dikenalkan dengan analisis keruangan, kelingkungan dan kewilyahan dalam
mengkaji tempat dan wilayah dikaitkan dengan aktifitas manusia lingkup lokal
dan global.. Geografi sosial kedepan adalah meningkatkan kemampuan menjawab
persoalan manusia dalam hubungan dengan lingkungan alam dan lingkungan
manusia yang semakin kompleks di muka bumi dengan metode dan pendekatan
geografi. Pemanfaatan alat bantu sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
seperti aplikasi Sistem Informasi Geografi diharapkan lebih menajamkan analisa
geografi sosial.
Penulis adalah tenaga pengajar di Prodi geografi, FIS, UNY
1
PENDAHULUAN
Geografi Sosial mempunyai objek studi aktifitas manusia sebagai bagian
geosfer meliputi perbedaan dan persamaan aktifitas manusia dengan
lingkungannya yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial (Hasil Seminar
Lokakarya Geografi di Semarang, 1988). Geografi sebagai ilmu spesifik tentang
geosfer tentu saja kajian geografi sosial lebih menekankan kegiatan manusia
sebagai aspek pokoknya tidak dapat dilepaskan dari aspek lingkungan alam.
Konsep tersebut sesuai dengan geografi yang menekankan „antropocentris‟
(Sumaatmaja, 1988).
Di era kemajuan ilmu dan teknologi geografi sosial senantiasa dituntut
mampu mengkaji fenomena aktifitas manusia sesuai dengan perkembangan
peradaban manusia yang terus berlangsung mengiringi dinamika perkembangan
ilmu itu sendiri. Pengembangan geografi sosial agar memiliki kemampuan
merespon secara kondusif dalam mengikuti dinamika perubahan dari waktu ke
waktu tentang aktifitas manusia di muka bumi ini tetap diperlukan.
Pengembangan terus dilakukan sepanjang tidak mengancam eksistensi geografi
untuk memberikan kontribusi nyata dalam pemecahan persoalan kemanusiaan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan umat manusia.
Dinamika Perkembangan Geografi Sosial
Geografi Sosial pada awal “determinis lingkungan” (environmental
determinism) yang menempatkan geografi dikaitkan dengan faktor lokasi dalam
2
hubungannya secara keseluruhan di permukaan bumi belum diperhatikan seperti
saat ini (Sumaatmaja, 1984; Daldjoeni, 1985). Pandangan “fisis determinsm”
alam menentukan perilaku manusia melalui konsep „to study the earth as the
dwelling place of man” dominan pada awal ideografis (Milton, 1977). Kant
dengan konsepnya geografi sebagai ikhtisar keadaan alam merupakan dasar dari
sejarah muncul konsep “survival of the fittest” dan “natural selection” merupakan
dasar pemikiran berkembangnya fisis determinism. Pemikiran tentang perubahan
dari waktu ke waktu, organisasi, perjuangan dan seleksi acak. Ratzel memelopori
aliran deterministik alam menentukan kehidupan manusia dengan
paham“antropogeographie” dipengaruhi konsep teori evolusionisme Darwin dan
Huntington. Brunhess menolak deterministik geografi yang meletakkan manusia
sebagai faktor utama karena alam menawarkan kemungkinan probabilisme
mengandung unsur hubungan timbal balik antara alam dan manusia dalam
struktur, pola dan proses di muka bumi menurut tempat dan waktu (Johnston,
1983; Harvey dan Holly, 1981; Jensen, 1984; Bintarto dan Surastopo, 1984;
Sumaatmadja, 1984; Daldjoeni, 1996; Peet, 1998). Perkembangan dengan fokus
kajian human emancipation, geografi bersifat antropocentries. Manusia
merupakan pusat kajian dan alam merupakan tempat manusia melakukan
aktivitasnya (Peet, 1998; Kitchin dan Tate, 2000). Aliran posibilis dipelopori
Schulter tentang “kultur geografi” yang mendudukkan faktor manusia dalam
kebudayaan sebagai obyek geografi dikenal konsep “landschaft”.
Richthoffen sebenarnya ahli geologi menjelaskan bahwa muka bumi
adalah bagian luar dari bumi sebagai obyek geografi menekankan pada sebab
3
akibat antara unsur di muka bumi meliputi susunan keruangan (spatial
arrangement) dimana terdapat ikatan gejala muka bumi yakni gejala fisik, biotik
dan manusia sebagai “korografi”. Vidal de La Blache bahwa faktor yang
menentukan kehidupan manusia adalah “genre de vie” aktifitas manusia dapat
terjadi karena diberikan kemungkinan oleh kondisi alam sebagai “posibilism
geografi”. Geografi berkembang dari faham determinisme, posibilisme ke
probabilisme, alam sebagai penentu kegiatan manusia kemudian berkembangnya
kemampuan manusia mensiasati alam kemudian memunculkan paham adanya
hubungan timbal balik antara manusia dengan alam (Johnston, 1983).
Geografi pada awal perkembangannya cenderung idiografis bergeser ke
nomothetik meskipun sampai saat ini kedua paradigma tersebut diterapkan secara
berdampingan. Terjadinya revolusi kuantitatif dengan paham positivistik yang
banyak digandrungi ilmu dengan objek material alam juga melanda geografi
dalam analissisnya ke arah nomothetik. Verifikasi kebenaran pasca revolusi
kuantitatif menuntut pembuktian melalui kuantifikasi sehingga geografi dengan
objek geosfer sering terjebak didalamnya (Kitchin dan Tate, 2000). Paparan
fenomena antroposfer diterjemahkan dalam verifikasi kuantitatif. karena dianggap
lebih dapat menjelaskan dan menganalisa rangkaian fenomena geosfer dengan
sakhih. Menjadi kesulitan apabila seluruh fenomena antroposfer harus dijelaskan
secara kuantitatif. Pasca revolusi kuantitatif model pendekatan kualitatif dianggap
kurang pas untuk pemaparan dan pemecahan masalah antroposfer. Meskipun
demikian banyak aspek kajian dalam geografi yang sampai saat ini masih diyakini
4
sebagai sebuah kebenaran justru diperoleh dengan model verifikasi kualitatif
(Kitchin dan Tate, 2000; Dear dan Flusty, 2002).
Sejak akhir 70 an pendekatan kualitatif mulai ditinjau kembali dan
dipergunakan ahli geografi manusia seperti Relph, Yi Fu Tuan, Mercer, Power
dan Buttimer dengan filosofi fenomenologi dan eksistensialis untuk menjelaskan
fenomena geosfer (Peet,1998). Pendekatan kualitatif dianggap lebih mampu untuk
mengungkapkanfenomena perilaku manusia dengan segala aktifitas kehidupannya
di muka bumi yang kesulitan diterjemahkan secara mendalam menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Mengidentifikasi maupun menerapkan konsep dan teori geografi dengan
pendekatan kualitatif mengawali kerangka pemikiran geografi sosial. Geografi
sosial dengan paradigma determinism, posibilism dan probabilism mulai
dilakukan dengan pengamatan kualitatif. Dalam pengembangan teori dan konsep
geografi pendekatan ini lebih banyak menjadi prinsip dasar pemikiran untuk
mencapai tujuan, merumuskan masalah hingga menentukan jawaban sementara
tentang aktifitas manusia dalam hubungan dengan lingkungan di muka bumi ini.
Kajian geografi dalam pengumpulan fakta empiris guna membangun teori
diperlukan paradigma yang dapat dijadikan landasan membuat definisi
operasional dan memformulasikan konsep maupun teori serta metodologi (Peet,
1998). Kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapatkah dipadukan
sesuai dengan objek material geografi yang memadukan antara fenomena alam
dan manusia dengan segala peradaban dan perilaku serta akltifitasnya. Upaya
menemukan variasi model pendekatan tersebut menjadi tantangan yang perlu
5
mendapat perhatian dalam pengembangan geografi sebagai ilmu yang khas yakni
kemampuan memadukan secara selaras antar fenomena geosfer.
Geografi dalam paradigma tradisional yaitu eksplorasi, environmentalisme
maupun regionalisme dan paradigma kontemporer yaitu paradigma dengan
analisis keruangan, kelingkungan dan kewilyahan (Johnston, 2000). Eksplorasi
menandai awal perkembangan geografi menekankan diskripsi, identifikasi dan
klasifikasi kajian fakta lapangan tentu saja fase ini masih diliputi dengan
keterbatasan teori geografi. Environmentalis menekankan peran lingkungan fisik
terhadap pola kegiatan manusia memunculkan analisis morfometrik dan hubungan
kausalitas. Regionalisme memunculkan konsep regional sebagai dasar pengenalan
ruang
Geografi kontemporer memperhatikan analisis keruangan lebih bersifat
nomotetik dengan meletakkan dasar tentang keteraturan pola, struktur dan proses
(Bintarto dan Surastopo, 1984; Yunus, 1994; Dear dan Steven, 2002).
Perkembangan geografi tidak dapat meninggalkan secara penuh paradigma
terdahulu sehingga paradigma tradisional dan kontemporer diterapkan bersama
dalam kajian geografi. Cara tersebut diharapkan akan membantu dinamika
perkembangan geografi sebagai satu disiplin ilmu. Geografi mengkaji hubungan
manusia dengan alam menggunakan analisa keruangan, kelingkungan dan
kewilayahan dalam pengembangan teori dijadikan dasar pemikiran untuk
merespon dinamika di muka bumi. Pengembangan geografi melalui penerapan
pendekatan secara empiris merupakan pengkajian lanjut epistimologi geografi
yang banyak digunakan melalui penelitian.
6
Pendekatan positivistik dalam geografi dengan dikenalkannya nomotetik
pada analisa fenomena geosfer yang perlu dibuktikan dengan pengumpulan data
dan pegukuran obyek material dengan pengujian hipotesis merupakan katalisator
perubahan tata kerja geografi. Pendekatan positivistik dalam geografi
menggunakan bantuan statistik, matematik dan komputer yang melahirkan
metode sistem informasi geografi bersifat nomotetik (Kitchin dan Tate, 2000).
Pendekatan ini mempengaruhi geografi terutama untuk menjelaskan kausalitas
dan proses keruangan melalui metode verifikasi dan perkembangan geografi
sebagai ilmu sintesa.
Pendekatan humanistik mendasarkan subyektivitas dan individual melalui
telaah ontologi dalam penalaran tentang keberadaan obyek kajian menekankan
hakekat kebenaran berdasar pemikiran dan penalaran manusia. Pendekatan
humanistik dengan idealisme, pragmatik, fenomenologi dan eksistensialis
digunakan oleh ahli geografi untuk menemukan konsep dan teori yang bersifat
humanis. Idealisme mengandung makna semua di muka bumi mempunyai
kaitan sebab akibat baik secara langsung atau tidak langsung melahirkan teori
yang bersifat subyektif dan individu. Pragmatis menekankan pengetahuan
bergantung pada fungsi penelitian secara detail, praktis dan bermanfaat.
Fenomenologi merupakan filsafat dengan penganalisaan terhadap objek muka
bumi secara mendalam dengan mencoba mengenali dan memahami secara
praktis. Kajian geografi menggunakan pendekatan fenomenologi yang membahas
aspek manusia sebagai subyek sosial memiliki nilai esensi dalam penelitian yang
7
terkait dengan fenomena sosial di suatu tempat, lokasi atau ruang di muka bumi
(Peet, 2000).
Geografi kontemporer dalam aliran postmodern mendasarkan pendekatan
lokasi dan ruang baik secara vertikal maupun horizontal (Dear, 2002). Paradigma
postmodern mulai diperkenalkan untuk pemahaman geofer dalam kajian geografi
pasca 80 an. Memusatkan perhatian pada cultural landscape dan place making,
economic landscape secara fleksibel dalam skala global dan lokal, pengembangan
filosofi dan teori yang dianggap masih memerlukan penguatan sesuai filsafat
geografi mengiringi pendekatan positive
Pendekatan Keruangan, Kelingkungan dan Kewilayahan
Obyek formal merupakan karakteristik yang membedakan antar
berbagai disiplin ilmu dari sudut pandang geografi bahwa prinsip keruangan
sebagai inti analisis geografi (Johnston, 1983; Harvey dan Holly, 1981;
Jensen, 1984; Hagget, 1984). Pendekatan yang disepakati dalam geografi untuk
melakukan kerangka kerja.
Pendekatan keruangan menyangkut pola, proses dan struktur di kaitkan
dengan dimensi waktu maka analisisnya bersifat horizontal. Pendekatan
geografi meliputi; pola dari sebaran gejala tertentu di permukaan bumi (Spatial
Pattern), keterkaitan atau hubungan sesama antar gejala tersebut (Spatial
System), perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala (Spatial
Procces) analisisnya menekankan pada variasi distribusi dan lokasi dari
berbagai gejala atau kelompok gejala gejala di permukaan bumi. Faktor yang
menyebabkan pola distribusi keruangan berbeda dapat di ubah sedemikian rupa
8
sehingga distribusinya menjadi lebih efektif merupakan pangkal kajian geografi.
Geografi dengan pendekatan yang digunakan diharapkan mampu berperan dalam
membuat perencanaan dan pengembangan untuk mewujudkan kesejateraan
manusia selaras dengan alam.
Pendekatan kelingkungan sebagai studi mengenai interaksi antara
organisme hidup dengan lingkungan yang disebut sebagai ekologi dalam suatu
ekosistem. Interaksi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang
membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan
region lainnya dikaji dalam geografi. Pendekatan ekologi dalam geografi
adalah suatu metodologi untuk mendekati menelaah dan menganalisa suatu
gejala atau sesuatu masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi.
Pendekatan ini merupakan analisis hubungan antar variabel manusia dengan
variabel lingkungan. Pandangan dan telaah ekologi diarahkan pada hubungan
antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam, sebagai contoh
di dalam pendekatan ekologi bahwa suatu pemukiman ditinjau sebagai suatu
bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan
lingkungan alamnya.
Pendekatan kewilayahan merupakan kombinasi antara analisa
keruangan dan analisa kelingkungan sering disebut analisa kompleks wilayah.
Wilayah di hampiri dengan pengertian “areal defferentiation” yaitu interaksi
antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya berbeda antara wilayah
satu dengan wilayah lainnya (Hartshorn, 1959; Milton, 1986 dan Gregory, 1999).
Penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antara variabel
9
manusia dan lingkungannya dengan analisa kelingkungan menjadi perhatian
analisa kewilayahan. Analisa kewilayahan menjadi populer untuk perencanaan
pengembangan wilayah dan perancangan wilayah merupakan aspek penting
dalam geografi.
Dinamika pengembangan geografi di Indonesia hingga saat ini terus
digulirkan seiring dengan proses perkembangan ilmu dan teknologi. Geografi
diharapkan selalu mampu memberikan kontribusi untuk pemecahan berbagai
permasalahan yang terjadi demi mewujudkan kesejahteraan hidup manusia.
Geografi sebagai ilmu sintetik menekankan fenomena permukaan bumi atau
fenomena geosfer selalu memperhatikan pertautan (konteks) keruangan,
kelingkungan dan kewilayahan. Kajian geografi lebih bersifat penjelasan karena
fenomena di permukaan bumi saling terkait sebagai kesatuan. Geografi dalam
identifikasi dan inventarisasi data dibantu dengan; peta peta; citra radar; analisis
statistik; analisis matematik dan Sistem Informasi Geografi (SIG).
Keseluruhan analisis, evaluasi, klasifikasi dan sintesis tersebut berorientasi pada
pemecahan masalah sebagai input bagi penentu kebijakan dan perencanaan
pembangunan yang pada hakekatnya ditujukan untuk kesejahteraan umat
manusia. Lebih lanjut geografi dijelaskan selain merangkum berbagai input
masalah untuk menghasilkan langkah pemecahan masalah sebagai output
dijelaskan bahwa geografi juga sebagai jembatan dari berbagai bidang ilmu yang
merupakan konsekuensi dari geografi sebagai ilmu dengan kajian sintetik
fenomena di permukaan bumi atau geosfer.
10
Geografi Sosial Dalam Teori dan Kajian Sosial
Peranan geografi dalam kajian geosfer meliputi atmosfer berkaitan
dengan ilmu cuaca, ilmu iklim. Lithosfer mendalami tentang stratigrafi,
mineralogi, konfigurasi topografi, struktur dan jenis batuan maupun proses
terjadi, pembetukan, penyebaran dan implikasinya di dalam penggunaan lahan,
konservasi tanah maupun kajian sumber daya lahan. Hidropsfera berkaitan
dengan hidrografi berkenaan dengan air di permukaan bumi; terdapatnya,
penyebarannya, sirkulasinya, kualitasnya termasuk relief permukaan bumi di
wilayah pantai, berbagai aktifitas gelombang. Biosfer menekankan keberadaan
fauna dan flora maupun penyebarannya di permukaan bumi. Antroposfer
menekankan pada kajian manusia dan segala aktifitasnya di permukaan bumi
dengan segala akal budinya dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Keseluruhan analisis interaksi, integrasi, interdependensi dan interelasi antar
fenomena dengan analisis; keruangan, kelingkungan dan kewilayahan merupakan
ciri khas yang dimiliki kajian geografi (Johnston, 1983; Harvey dan Holly, 1981;
Jensen, 1984; Hagget, 1984; Bintarto dan Surastopo, 1984, Sumaatmadja, 1984
dan Daldjoeni, 1996).
Menempatka geografi di bawah ilmu sosial mengedepankan kajian
geosfer dengan pusat perhatian geografi pada antroposfer berarti memperhatikan
kegiatan manusia di muka bumi dengan melihat unsur geosfer sebagai wahana.
Geografi sebagai ilmu sosial dalam pengembangan ilmu saat ini mulai selaras
dengan penerapan paradigma humanisme yang mengedepankan pendekatan
kualitatif dengan eksistensialisme dan fenomenologi. Geografi pasca 90 an
11
mengembangakan permasalahan dengan mempresentasikan pendekatan geografi
dan etnografi dalam sistem informasi geografi dan kebudayaan. Politik
posmodern termasuk sejarah dan prediksi masa depan serta geografi tentang
feminisme dan orientasi pasca kolonial menjadi trend geografi pasca 90 an.
Demikian pula psikologi dan sexualitas dikaitkan dengan pengaruh alam dan
lingkungan, kesehatan dan tempat menjadi perhatian dalam pengembangan
geografi (Dear dan Flusty, 2202). Hubungan keruangan dan masyarakat dengan
mengadopsi teori sosial dengan maiinstream ilmu sosial dan psikologi menjadi
perhatian penting dalam geografi sebagai ilmu sosial. Perhatian geografi juga
mengarah pada apresiasi dan diversifikasi teori dari berbagai dimensi dalam
kajian empirik aktifitas sosial dalam ruang tertentu di muka bumi.
Teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena geosfer sudah
sejak lama sebenarnya mengacu pada teori sosial dalam kaitanya dengan
pemanfatan ruang dari waktu ke waktu. Christaller dengan “Central Place In
South Germany” mengenai penyebaran pemukiman desa dan kota yang berbeda
ukuran luasnya menjadi salah satu teori yang masih dimanfaatkan dalam kajian
geografi. Penyebaran yang kadang bergerombol atau berkelompok dan terpisah
di kemukakan dalam Teori Tempat Yang sentral (Central Place Theory) di
perkuat oleh Losch yang mengemukan konsep dan teori serupa (Johnston, 1983)
Teori ini populer dalam kajian ekonomi yang termasuk konsorsium “human
science”. Konsep pelayanan berdasarkan aspek keruangan kepada penduduk
dengan menempatkan aktivitas pada herarki pemukiman yang luasnya meningkat
dan lokasinya ada pada simpul simpul jaringan heksagonal.
12
Von Thunnen dengan beberapa asumsi seperti kota pasaran harus
berlokasi terpencil di pusat suatu wilayah homogen secara geografis; biaya
transportasi berbanding lurus dengan jarak dengan transportasi pengangkutan
hasil dari tempat produksi ke kota; setiap petani di kawasan sekeliling kota
pasaran menjual kelebihan hasil pertaniannya ke kota dan biaya transportasinya
menjadi tanggungan sendiri; petani cenderung memilih jenis tanaman yang
menghasilkan profit maksimal. Model Von Thunnen berdasarkan economic rent
menghasilkan tata guna lahan yang di susun zone konsentris dijadikan wacana
dalam geografi untuk telaah lokasi pertanian. Teori Von Thunnen banyak disitir
untuk memahami fenomena geosfer dala kajian geografi.
Teori geografi banyak menggunakan teori yang dikembangkan dalam
rumpun ilmu sosial seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, politik dan antropologi
memperkuat posisi geografi sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam ilmu
sosial. Teori lokasi industri Webber, teori perkembangan pola tata guna lahan
kota dari Burgges dan teori sektoral tata guna lahan kota dari Hoyt merupakan
beberapa teori yang diadopsi dalam geografi menggunakan analisa keruangan,
kelingkungan dan kewilayahan (Hammond dan Whynne, 1979). Untuk
menjelaskan fenomena keruangan dengan dimensi waktu masih banyak teori
yang dikembangkan dalam ilmu sosial menjadi wacana dalam geografi.
Geografi dalam rumpun ilmu sosial banyak mengembangkan teori sosial
meliputi kependudukan, kebudayaan dan perilaku menyoroti tentang proses
ekonomi, proses sosial, proses politik dan proses psikologi (Fielding, 1984).
Dasar pengembangan geografi sebagai ilmu yang menekankan aspek kegiatan
13
manusia di muka bumi dengan aspek geosfer (lithosfer, hidrosfer, atmosfer,
biosfer) sebagai tempat kegiatan manusia merupakan wacana kerangka acuan
untuk meletakkan geografi sebagai ilmu sosial.
Adopsi dan aplikasi teori teori sosial untuk analisis dan pengembangan
geografi diharapkan lebih menguatkan geografi sebagai ilmu sosial.
Diharapkan dengan pendekatan khas geografi dapat secara dinamis menjawab
persoalan sosial sesuai dinamika yang terjadi pada perkembangan sosial di
masyarakat. Geografi bukan dicirikan oleh materi yang dikaji dan pertanyaan
tentang apa itu geografi melainkan oleh cara menjawab pertanyaan (Sutanto,
2000). Bagaimana suatu persoalan dapat dijawab melalui langkah dan
pendekatan geografi sehingga dapat memaparkan solusi atas fenomena tersebut
akan menjadikan geografi memiliki arti penting. Langkah yang perlu
diperhatikan mencari jawaban atas permasalahan yang kian kompleks dengan
metode dan pendekatan khas geografi. Dinamika kehidupan manusia di muka
bumi merupakan objek studi menarik dan terus berkembang sehingga
memerlukan inovasi agar dalam aplikasi dan pengembangan geografi sebagai
ilmu sosial dengan tetap berpegang pada metode dan pendekatan geografi tidak
mengalami ketertinggalan.
PENUTUP
Perdebatan tidak pernah akan berhenti untuk mengikis keraguan geografi
sebagai ilmu yang komprehensif akan semakin memperluas khasanah geografi
sehingga mempertajam analisis dan mengokohkan pengembangan menuju
eksistensi geografi sebagai ilmu. Upaya yang seharusnya dilakukan oleh ahli
14
dan pemerhati geografi adalah tetap berpegang pada metode dan pendekatan
khas geografi dalam menganalisa berbagai masalah dalam rangka aplikasi dan
pengembangan teori sehingga dapat memperkuat posisi geografi sebagai ilmu.
Daftar Pustaka
Agnew John and Livingstone David N Rogers. (1999). Human Geography, an
essential Anthology. Blackwell Publishers. USA
Daldjoeni. (1992). Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori Dan
Praktek. Alumni : Bandung
…………. (1996). Perkembangan Filsafat Geografi dari Herodotus sampai
Hagget, Alumni : Bandung.
Dear, Michael, J, dan Flusty, Steven, 2002. The Space of Posmodernity, reading
in Human Geography, Oxford: Blackwell Publihs
Fieldimg , Gordon J. (1984). Geography As Social Science. Harper and Row
Publishers: London
Hagget, Peter.(1984). Geography: A Modern Synthesis. New York: Harper and
Row
Hammond, Charles, W. (1979). Element of Human Geography, London : George
Allen and Unwin
Johnston, R.J. (1983). Philosophy and Human Geography : An Introduction To
Comtemporary Approach. London : Edward Arnold
…………(1998). The Dictionary of Human Gegraphy. Oxford: Brasil Blackwell.
Kitchin Rob and Nicholas J. Tate. (2000). Conducting Research in Human
Geography : Theory, Methodology and Practice. Addison Wesley
Longman, Singapore (Pte) Ltd : Singapore
Peet,Richard. (1998). Modern Geographycal Thought. Blackwell Publisher, USA
Sumaatmaja. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan.
Alumni : Bandung
Surastopo Hadisumarno dan Bintarto. (1986). Metode Analisa Geografi. LP3ES :
Jakarta
Sutanto. (2000). Geografi dan Permasalahannya di Indonesia. Majalah Geosfer.
Vol. 2 No 1, hlm 34 – 42. Yogyakarta
Suriasumantrui. (1990). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar
Harapan : Jakarta
BIODATA
Hastuti, Lahir di Sleman Juni 1962, Pendidikan Sarjana Geografi 1986dan
Magister dari FPS UGM 1994.. Saat ini sebagai tenaga Pengajar di Jurusan
Pendidikan Geografi, FIS, UNY dengan mata kuliah pokok Geografi Sosial.
15

More Related Content

What's hot

psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Teori konvergensi
Teori konvergensiTeori konvergensi
Teori konvergensisarni72
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Muhammad Bahrudin
 
Kelompok 2 teori perkembangan anak
Kelompok 2 teori perkembangan anakKelompok 2 teori perkembangan anak
Kelompok 2 teori perkembangan anakFitri Meliani
 
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIAAKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
KuliahMandiri.org
 
Demografi 5
Demografi 5Demografi 5
Demografi 5riyan
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
Gunawan Widiarto
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayahBrawijaya University
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
MEFI KARTIKASARI
 
Penyalahgunaan iptek
Penyalahgunaan iptekPenyalahgunaan iptek
Penyalahgunaan iptekhariyanto81
 
Contoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesionerContoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesionerAbdul Manap
 
Slide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah Mada
Slide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah MadaSlide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah Mada
Slide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah Mada
Hendy Mustiko Aji
 
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANLAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
Annisa Wasistiana
 
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste ComteFungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Anissatul Mukhoiriyah
 
8 pedoman wawancara
8 pedoman wawancara8 pedoman wawancara
8 pedoman wawancara
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Dadang Solihin
 
kelas-xi-kependudukan
kelas-xi-kependudukankelas-xi-kependudukan
kelas-xi-kependudukan
Asek George
 
Prinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografiPrinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografi
Ayik Novitasari
 

What's hot (20)

psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Teori konvergensi
Teori konvergensiTeori konvergensi
Teori konvergensi
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
Kelompok 2 teori perkembangan anak
Kelompok 2 teori perkembangan anakKelompok 2 teori perkembangan anak
Kelompok 2 teori perkembangan anak
 
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIAAKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
AKTUALISASI PEMAHAMAN NILAI MENURUT MAX SCHELER BAGI MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
 
Demografi 5
Demografi 5Demografi 5
Demografi 5
 
Teori Pendidikan Klasik
Teori Pendidikan KlasikTeori Pendidikan Klasik
Teori Pendidikan Klasik
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori  pengembangan wilayahEwk ke 4 teori  pengembangan wilayah
Ewk ke 4 teori pengembangan wilayah
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
 
Penyalahgunaan iptek
Penyalahgunaan iptekPenyalahgunaan iptek
Penyalahgunaan iptek
 
Contoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesionerContoh analisis-kuesioner
Contoh analisis-kuesioner
 
Slide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah Mada
Slide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah MadaSlide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah Mada
Slide Presentasi Proposal Tesis S2, Universitas Gadjah Mada
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANLAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
 
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste ComteFungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
Fungsionalisme struktural emile durkheim dan Auguste Comte
 
8 pedoman wawancara
8 pedoman wawancara8 pedoman wawancara
8 pedoman wawancara
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
kelas-xi-kependudukan
kelas-xi-kependudukankelas-xi-kependudukan
kelas-xi-kependudukan
 
Prinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografiPrinsip prinsip geografi
Prinsip prinsip geografi
 

Viewers also liked

Perspektif Global
Perspektif GlobalPerspektif Global
Perspektif Global
Lili Puspita Sari
 
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Nurul Afdal Haris
 
Pendekatan Geografi
Pendekatan GeografiPendekatan Geografi
Pendekatan Geografi
Qonita Fatihah
 
Pendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO FosfourtPendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Muhammad Rafi
 
Soal un matematika ips sma tahun 2014 4
Soal un matematika ips sma tahun 2014 4Soal un matematika ips sma tahun 2014 4
Soal un matematika ips sma tahun 2014 4
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Geografi Manusia
Geografi ManusiaGeografi Manusia
Geografi Manusia
Azhar Awan
 
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
Fitri Sintaa Handayani
 
Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)
Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)
Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)Ct Atikah
 
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporerPerkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
State University of Padang
 
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata suryaMakalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
State University of Padang
 

Viewers also liked (11)

Perspektif Global
Perspektif GlobalPerspektif Global
Perspektif Global
 
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
Aneka Pandangan Geografi pada Abad ke-19
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Pendekatan Geografi
Pendekatan GeografiPendekatan Geografi
Pendekatan Geografi
 
Pendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO FosfourtPendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
Pendekatan Geografi by SMAGO Fosfourt
 
Soal un matematika ips sma tahun 2014 4
Soal un matematika ips sma tahun 2014 4Soal un matematika ips sma tahun 2014 4
Soal un matematika ips sma tahun 2014 4
 
Geografi Manusia
Geografi ManusiaGeografi Manusia
Geografi Manusia
 
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
 
Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)
Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)
Maksud dialek geografi dan dialek sosial (1)
 
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporerPerkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
Perkembangan geografi dari zaman kuno- kontemporer
 
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata suryaMakalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
Makalah Astronomi tentang Planet dalam Tata surya
 

Similar to Geografi sosial dalam perspektif global

hakikat geografi
hakikat geografihakikat geografi
hakikat geografi
kiswasalsa raskia
 
Hakekat dasar geografi
Hakekat dasar geografiHakekat dasar geografi
Hakekat dasar geografi
HAITAMY Muhammad Hasan
 
Materi Geografi 1
Materi Geografi 1Materi Geografi 1
Materi Geografi 1
andika triwidada
 
Media+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptx
Media+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptxMedia+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptx
Media+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptx
MukarobinspdMukarobi
 
Materi pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografi
Materi pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografiMateri pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografi
Materi pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografiOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan"
Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan" Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan"
Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan"
Maruttha Puspita
 
GEOGRAFI x.pptx
GEOGRAFI x.pptxGEOGRAFI x.pptx
GEOGRAFI x.pptx
IndriTaniowas1
 
Pengantar geografi x ii
Pengantar geografi x iiPengantar geografi x ii
Pengantar geografi x ii
MelindaDwiAstuti
 
Modul geografi
Modul geografiModul geografi
Modul geografi
Amphie Yuurisman
 
pengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdf
pengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdfpengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdf
pengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdf
MukarobinspdMukarobi
 
Geografi x-unit-1-dasar-geografi
Geografi x-unit-1-dasar-geografiGeografi x-unit-1-dasar-geografi
Geografi x-unit-1-dasar-geografi
jopiwildani
 
Pengantar dan dasar dasar geografi
Pengantar dan dasar dasar geografiPengantar dan dasar dasar geografi
Pengantar dan dasar dasar geografiKhaerun Nisa
 
Geografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptx
Geografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptxGeografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptx
Geografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptx
DezmocediciFebriansy
 
3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx
3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx
3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx
DwiKurniawati51
 
Hakikat geografi dalam kehidupan manusia
Hakikat geografi dalam kehidupan manusiaHakikat geografi dalam kehidupan manusia
Hakikat geografi dalam kehidupan manusiaocirtsa
 
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Agnas Setiawan
 
Konsep Dasar Geografi.pptx
Konsep Dasar Geografi.pptxKonsep Dasar Geografi.pptx
Konsep Dasar Geografi.pptx
Momon31
 

Similar to Geografi sosial dalam perspektif global (20)

Tugas geo industri
Tugas geo industri Tugas geo industri
Tugas geo industri
 
hakikat geografi
hakikat geografihakikat geografi
hakikat geografi
 
Hakekat dasar geografi
Hakekat dasar geografiHakekat dasar geografi
Hakekat dasar geografi
 
Materi Geografi 1
Materi Geografi 1Materi Geografi 1
Materi Geografi 1
 
Media+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptx
Media+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptxMedia+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptx
Media+Pembelajaran+Dasar+dasar+Geografi.pptx
 
Materi pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografi
Materi pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografiMateri pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografi
Materi pelajaran geografi sma kelas x hakikat geografi
 
Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan"
Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan" Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan"
Makalah konsep Geografi "nilai kegunaan"
 
GEOGRAFI x.pptx
GEOGRAFI x.pptxGEOGRAFI x.pptx
GEOGRAFI x.pptx
 
Pengantar geografi x ii
Pengantar geografi x iiPengantar geografi x ii
Pengantar geografi x ii
 
Modul geografi
Modul geografiModul geografi
Modul geografi
 
pengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdf
pengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdfpengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdf
pengantardandasar-dasargeografi-131230152950-phpapp02.pdf
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Geografi x-unit-1-dasar-geografi
Geografi x-unit-1-dasar-geografiGeografi x-unit-1-dasar-geografi
Geografi x-unit-1-dasar-geografi
 
Pengantar dan dasar dasar geografi
Pengantar dan dasar dasar geografiPengantar dan dasar dasar geografi
Pengantar dan dasar dasar geografi
 
Geografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptx
Geografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptxGeografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptx
Geografi X Unit 1 (RILIS) [Autosaved].pptx
 
3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx
3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx
3 Konsep Dasar Dan Permasalahan Dalam Penelitian Geografi.pptx
 
Hakikat geografi dalam kehidupan manusia
Hakikat geografi dalam kehidupan manusiaHakikat geografi dalam kehidupan manusia
Hakikat geografi dalam kehidupan manusia
 
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup GeografiDownload PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
Download PPT Konsep, Prinisip, Pendekatan dan Ruang Lingkup Geografi
 
Konsep Dasar Geografi.pptx
Konsep Dasar Geografi.pptxKonsep Dasar Geografi.pptx
Konsep Dasar Geografi.pptx
 

Recently uploaded

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 

Recently uploaded (20)

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 

Geografi sosial dalam perspektif global

  • 1. 0 Geografi Sosial dalam Perspektif Global Oleh : Hastuti Intisari Objek studi geografi meliputi atmosfer, lithosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer. Geografi sosial menekankan studi pada aspek antroposfer. Geografi Sosial secara spesifik spesifik memiliki objek kajian tentang tindakan manusia dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan alamiah dan lingkungan manusia. Segala aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan pokok kajian geografi sosial. Geografi Sosial dalam struktur keilmuan agar tetap eksis memerlukan pengembangan teori, penajaman dan perluasan aplikasi. kajian sehingga manusia merupakan titik perhatian. Hubungan sebab akibat antara manusia dengan lingkungan dan mengkaitkan faktor faktor pengaruh didalamnya memerlukan pengembangan pendekatan geografi sosial. Geografi Sosial pada awal perkembangannya cenderung idiografis kemudian bergeser ke nomothetik meskipun sampai saat ini kedua paradigma tersebut masih sering dimanfaatkan bersama. Pendekatan tradisional meliputi eksplorasi, environmentalisme maupun regionalisme dan pendekatan kontemporer dikenalkan dengan analisis keruangan, kelingkungan dan kewilyahan dalam mengkaji tempat dan wilayah dikaitkan dengan aktifitas manusia lingkup lokal dan global.. Geografi sosial kedepan adalah meningkatkan kemampuan menjawab persoalan manusia dalam hubungan dengan lingkungan alam dan lingkungan manusia yang semakin kompleks di muka bumi dengan metode dan pendekatan geografi. Pemanfaatan alat bantu sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi seperti aplikasi Sistem Informasi Geografi diharapkan lebih menajamkan analisa geografi sosial. Penulis adalah tenaga pengajar di Prodi geografi, FIS, UNY
  • 2. 1 PENDAHULUAN Geografi Sosial mempunyai objek studi aktifitas manusia sebagai bagian geosfer meliputi perbedaan dan persamaan aktifitas manusia dengan lingkungannya yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial (Hasil Seminar Lokakarya Geografi di Semarang, 1988). Geografi sebagai ilmu spesifik tentang geosfer tentu saja kajian geografi sosial lebih menekankan kegiatan manusia sebagai aspek pokoknya tidak dapat dilepaskan dari aspek lingkungan alam. Konsep tersebut sesuai dengan geografi yang menekankan „antropocentris‟ (Sumaatmaja, 1988). Di era kemajuan ilmu dan teknologi geografi sosial senantiasa dituntut mampu mengkaji fenomena aktifitas manusia sesuai dengan perkembangan peradaban manusia yang terus berlangsung mengiringi dinamika perkembangan ilmu itu sendiri. Pengembangan geografi sosial agar memiliki kemampuan merespon secara kondusif dalam mengikuti dinamika perubahan dari waktu ke waktu tentang aktifitas manusia di muka bumi ini tetap diperlukan. Pengembangan terus dilakukan sepanjang tidak mengancam eksistensi geografi untuk memberikan kontribusi nyata dalam pemecahan persoalan kemanusiaan dalam rangka peningkatan kesejahteraan umat manusia. Dinamika Perkembangan Geografi Sosial Geografi Sosial pada awal “determinis lingkungan” (environmental determinism) yang menempatkan geografi dikaitkan dengan faktor lokasi dalam
  • 3. 2 hubungannya secara keseluruhan di permukaan bumi belum diperhatikan seperti saat ini (Sumaatmaja, 1984; Daldjoeni, 1985). Pandangan “fisis determinsm” alam menentukan perilaku manusia melalui konsep „to study the earth as the dwelling place of man” dominan pada awal ideografis (Milton, 1977). Kant dengan konsepnya geografi sebagai ikhtisar keadaan alam merupakan dasar dari sejarah muncul konsep “survival of the fittest” dan “natural selection” merupakan dasar pemikiran berkembangnya fisis determinism. Pemikiran tentang perubahan dari waktu ke waktu, organisasi, perjuangan dan seleksi acak. Ratzel memelopori aliran deterministik alam menentukan kehidupan manusia dengan paham“antropogeographie” dipengaruhi konsep teori evolusionisme Darwin dan Huntington. Brunhess menolak deterministik geografi yang meletakkan manusia sebagai faktor utama karena alam menawarkan kemungkinan probabilisme mengandung unsur hubungan timbal balik antara alam dan manusia dalam struktur, pola dan proses di muka bumi menurut tempat dan waktu (Johnston, 1983; Harvey dan Holly, 1981; Jensen, 1984; Bintarto dan Surastopo, 1984; Sumaatmadja, 1984; Daldjoeni, 1996; Peet, 1998). Perkembangan dengan fokus kajian human emancipation, geografi bersifat antropocentries. Manusia merupakan pusat kajian dan alam merupakan tempat manusia melakukan aktivitasnya (Peet, 1998; Kitchin dan Tate, 2000). Aliran posibilis dipelopori Schulter tentang “kultur geografi” yang mendudukkan faktor manusia dalam kebudayaan sebagai obyek geografi dikenal konsep “landschaft”. Richthoffen sebenarnya ahli geologi menjelaskan bahwa muka bumi adalah bagian luar dari bumi sebagai obyek geografi menekankan pada sebab
  • 4. 3 akibat antara unsur di muka bumi meliputi susunan keruangan (spatial arrangement) dimana terdapat ikatan gejala muka bumi yakni gejala fisik, biotik dan manusia sebagai “korografi”. Vidal de La Blache bahwa faktor yang menentukan kehidupan manusia adalah “genre de vie” aktifitas manusia dapat terjadi karena diberikan kemungkinan oleh kondisi alam sebagai “posibilism geografi”. Geografi berkembang dari faham determinisme, posibilisme ke probabilisme, alam sebagai penentu kegiatan manusia kemudian berkembangnya kemampuan manusia mensiasati alam kemudian memunculkan paham adanya hubungan timbal balik antara manusia dengan alam (Johnston, 1983). Geografi pada awal perkembangannya cenderung idiografis bergeser ke nomothetik meskipun sampai saat ini kedua paradigma tersebut diterapkan secara berdampingan. Terjadinya revolusi kuantitatif dengan paham positivistik yang banyak digandrungi ilmu dengan objek material alam juga melanda geografi dalam analissisnya ke arah nomothetik. Verifikasi kebenaran pasca revolusi kuantitatif menuntut pembuktian melalui kuantifikasi sehingga geografi dengan objek geosfer sering terjebak didalamnya (Kitchin dan Tate, 2000). Paparan fenomena antroposfer diterjemahkan dalam verifikasi kuantitatif. karena dianggap lebih dapat menjelaskan dan menganalisa rangkaian fenomena geosfer dengan sakhih. Menjadi kesulitan apabila seluruh fenomena antroposfer harus dijelaskan secara kuantitatif. Pasca revolusi kuantitatif model pendekatan kualitatif dianggap kurang pas untuk pemaparan dan pemecahan masalah antroposfer. Meskipun demikian banyak aspek kajian dalam geografi yang sampai saat ini masih diyakini
  • 5. 4 sebagai sebuah kebenaran justru diperoleh dengan model verifikasi kualitatif (Kitchin dan Tate, 2000; Dear dan Flusty, 2002). Sejak akhir 70 an pendekatan kualitatif mulai ditinjau kembali dan dipergunakan ahli geografi manusia seperti Relph, Yi Fu Tuan, Mercer, Power dan Buttimer dengan filosofi fenomenologi dan eksistensialis untuk menjelaskan fenomena geosfer (Peet,1998). Pendekatan kualitatif dianggap lebih mampu untuk mengungkapkanfenomena perilaku manusia dengan segala aktifitas kehidupannya di muka bumi yang kesulitan diterjemahkan secara mendalam menggunakan pendekatan kuantitatif. Mengidentifikasi maupun menerapkan konsep dan teori geografi dengan pendekatan kualitatif mengawali kerangka pemikiran geografi sosial. Geografi sosial dengan paradigma determinism, posibilism dan probabilism mulai dilakukan dengan pengamatan kualitatif. Dalam pengembangan teori dan konsep geografi pendekatan ini lebih banyak menjadi prinsip dasar pemikiran untuk mencapai tujuan, merumuskan masalah hingga menentukan jawaban sementara tentang aktifitas manusia dalam hubungan dengan lingkungan di muka bumi ini. Kajian geografi dalam pengumpulan fakta empiris guna membangun teori diperlukan paradigma yang dapat dijadikan landasan membuat definisi operasional dan memformulasikan konsep maupun teori serta metodologi (Peet, 1998). Kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapatkah dipadukan sesuai dengan objek material geografi yang memadukan antara fenomena alam dan manusia dengan segala peradaban dan perilaku serta akltifitasnya. Upaya menemukan variasi model pendekatan tersebut menjadi tantangan yang perlu
  • 6. 5 mendapat perhatian dalam pengembangan geografi sebagai ilmu yang khas yakni kemampuan memadukan secara selaras antar fenomena geosfer. Geografi dalam paradigma tradisional yaitu eksplorasi, environmentalisme maupun regionalisme dan paradigma kontemporer yaitu paradigma dengan analisis keruangan, kelingkungan dan kewilyahan (Johnston, 2000). Eksplorasi menandai awal perkembangan geografi menekankan diskripsi, identifikasi dan klasifikasi kajian fakta lapangan tentu saja fase ini masih diliputi dengan keterbatasan teori geografi. Environmentalis menekankan peran lingkungan fisik terhadap pola kegiatan manusia memunculkan analisis morfometrik dan hubungan kausalitas. Regionalisme memunculkan konsep regional sebagai dasar pengenalan ruang Geografi kontemporer memperhatikan analisis keruangan lebih bersifat nomotetik dengan meletakkan dasar tentang keteraturan pola, struktur dan proses (Bintarto dan Surastopo, 1984; Yunus, 1994; Dear dan Steven, 2002). Perkembangan geografi tidak dapat meninggalkan secara penuh paradigma terdahulu sehingga paradigma tradisional dan kontemporer diterapkan bersama dalam kajian geografi. Cara tersebut diharapkan akan membantu dinamika perkembangan geografi sebagai satu disiplin ilmu. Geografi mengkaji hubungan manusia dengan alam menggunakan analisa keruangan, kelingkungan dan kewilayahan dalam pengembangan teori dijadikan dasar pemikiran untuk merespon dinamika di muka bumi. Pengembangan geografi melalui penerapan pendekatan secara empiris merupakan pengkajian lanjut epistimologi geografi yang banyak digunakan melalui penelitian.
  • 7. 6 Pendekatan positivistik dalam geografi dengan dikenalkannya nomotetik pada analisa fenomena geosfer yang perlu dibuktikan dengan pengumpulan data dan pegukuran obyek material dengan pengujian hipotesis merupakan katalisator perubahan tata kerja geografi. Pendekatan positivistik dalam geografi menggunakan bantuan statistik, matematik dan komputer yang melahirkan metode sistem informasi geografi bersifat nomotetik (Kitchin dan Tate, 2000). Pendekatan ini mempengaruhi geografi terutama untuk menjelaskan kausalitas dan proses keruangan melalui metode verifikasi dan perkembangan geografi sebagai ilmu sintesa. Pendekatan humanistik mendasarkan subyektivitas dan individual melalui telaah ontologi dalam penalaran tentang keberadaan obyek kajian menekankan hakekat kebenaran berdasar pemikiran dan penalaran manusia. Pendekatan humanistik dengan idealisme, pragmatik, fenomenologi dan eksistensialis digunakan oleh ahli geografi untuk menemukan konsep dan teori yang bersifat humanis. Idealisme mengandung makna semua di muka bumi mempunyai kaitan sebab akibat baik secara langsung atau tidak langsung melahirkan teori yang bersifat subyektif dan individu. Pragmatis menekankan pengetahuan bergantung pada fungsi penelitian secara detail, praktis dan bermanfaat. Fenomenologi merupakan filsafat dengan penganalisaan terhadap objek muka bumi secara mendalam dengan mencoba mengenali dan memahami secara praktis. Kajian geografi menggunakan pendekatan fenomenologi yang membahas aspek manusia sebagai subyek sosial memiliki nilai esensi dalam penelitian yang
  • 8. 7 terkait dengan fenomena sosial di suatu tempat, lokasi atau ruang di muka bumi (Peet, 2000). Geografi kontemporer dalam aliran postmodern mendasarkan pendekatan lokasi dan ruang baik secara vertikal maupun horizontal (Dear, 2002). Paradigma postmodern mulai diperkenalkan untuk pemahaman geofer dalam kajian geografi pasca 80 an. Memusatkan perhatian pada cultural landscape dan place making, economic landscape secara fleksibel dalam skala global dan lokal, pengembangan filosofi dan teori yang dianggap masih memerlukan penguatan sesuai filsafat geografi mengiringi pendekatan positive Pendekatan Keruangan, Kelingkungan dan Kewilayahan Obyek formal merupakan karakteristik yang membedakan antar berbagai disiplin ilmu dari sudut pandang geografi bahwa prinsip keruangan sebagai inti analisis geografi (Johnston, 1983; Harvey dan Holly, 1981; Jensen, 1984; Hagget, 1984). Pendekatan yang disepakati dalam geografi untuk melakukan kerangka kerja. Pendekatan keruangan menyangkut pola, proses dan struktur di kaitkan dengan dimensi waktu maka analisisnya bersifat horizontal. Pendekatan geografi meliputi; pola dari sebaran gejala tertentu di permukaan bumi (Spatial Pattern), keterkaitan atau hubungan sesama antar gejala tersebut (Spatial System), perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala (Spatial Procces) analisisnya menekankan pada variasi distribusi dan lokasi dari berbagai gejala atau kelompok gejala gejala di permukaan bumi. Faktor yang menyebabkan pola distribusi keruangan berbeda dapat di ubah sedemikian rupa
  • 9. 8 sehingga distribusinya menjadi lebih efektif merupakan pangkal kajian geografi. Geografi dengan pendekatan yang digunakan diharapkan mampu berperan dalam membuat perencanaan dan pengembangan untuk mewujudkan kesejateraan manusia selaras dengan alam. Pendekatan kelingkungan sebagai studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan yang disebut sebagai ekologi dalam suatu ekosistem. Interaksi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya dikaji dalam geografi. Pendekatan ekologi dalam geografi adalah suatu metodologi untuk mendekati menelaah dan menganalisa suatu gejala atau sesuatu masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Pendekatan ini merupakan analisis hubungan antar variabel manusia dengan variabel lingkungan. Pandangan dan telaah ekologi diarahkan pada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam, sebagai contoh di dalam pendekatan ekologi bahwa suatu pemukiman ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Pendekatan kewilayahan merupakan kombinasi antara analisa keruangan dan analisa kelingkungan sering disebut analisa kompleks wilayah. Wilayah di hampiri dengan pengertian “areal defferentiation” yaitu interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya berbeda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya (Hartshorn, 1959; Milton, 1986 dan Gregory, 1999). Penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antara variabel
  • 10. 9 manusia dan lingkungannya dengan analisa kelingkungan menjadi perhatian analisa kewilayahan. Analisa kewilayahan menjadi populer untuk perencanaan pengembangan wilayah dan perancangan wilayah merupakan aspek penting dalam geografi. Dinamika pengembangan geografi di Indonesia hingga saat ini terus digulirkan seiring dengan proses perkembangan ilmu dan teknologi. Geografi diharapkan selalu mampu memberikan kontribusi untuk pemecahan berbagai permasalahan yang terjadi demi mewujudkan kesejahteraan hidup manusia. Geografi sebagai ilmu sintetik menekankan fenomena permukaan bumi atau fenomena geosfer selalu memperhatikan pertautan (konteks) keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Kajian geografi lebih bersifat penjelasan karena fenomena di permukaan bumi saling terkait sebagai kesatuan. Geografi dalam identifikasi dan inventarisasi data dibantu dengan; peta peta; citra radar; analisis statistik; analisis matematik dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Keseluruhan analisis, evaluasi, klasifikasi dan sintesis tersebut berorientasi pada pemecahan masalah sebagai input bagi penentu kebijakan dan perencanaan pembangunan yang pada hakekatnya ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia. Lebih lanjut geografi dijelaskan selain merangkum berbagai input masalah untuk menghasilkan langkah pemecahan masalah sebagai output dijelaskan bahwa geografi juga sebagai jembatan dari berbagai bidang ilmu yang merupakan konsekuensi dari geografi sebagai ilmu dengan kajian sintetik fenomena di permukaan bumi atau geosfer.
  • 11. 10 Geografi Sosial Dalam Teori dan Kajian Sosial Peranan geografi dalam kajian geosfer meliputi atmosfer berkaitan dengan ilmu cuaca, ilmu iklim. Lithosfer mendalami tentang stratigrafi, mineralogi, konfigurasi topografi, struktur dan jenis batuan maupun proses terjadi, pembetukan, penyebaran dan implikasinya di dalam penggunaan lahan, konservasi tanah maupun kajian sumber daya lahan. Hidropsfera berkaitan dengan hidrografi berkenaan dengan air di permukaan bumi; terdapatnya, penyebarannya, sirkulasinya, kualitasnya termasuk relief permukaan bumi di wilayah pantai, berbagai aktifitas gelombang. Biosfer menekankan keberadaan fauna dan flora maupun penyebarannya di permukaan bumi. Antroposfer menekankan pada kajian manusia dan segala aktifitasnya di permukaan bumi dengan segala akal budinya dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya. Keseluruhan analisis interaksi, integrasi, interdependensi dan interelasi antar fenomena dengan analisis; keruangan, kelingkungan dan kewilayahan merupakan ciri khas yang dimiliki kajian geografi (Johnston, 1983; Harvey dan Holly, 1981; Jensen, 1984; Hagget, 1984; Bintarto dan Surastopo, 1984, Sumaatmadja, 1984 dan Daldjoeni, 1996). Menempatka geografi di bawah ilmu sosial mengedepankan kajian geosfer dengan pusat perhatian geografi pada antroposfer berarti memperhatikan kegiatan manusia di muka bumi dengan melihat unsur geosfer sebagai wahana. Geografi sebagai ilmu sosial dalam pengembangan ilmu saat ini mulai selaras dengan penerapan paradigma humanisme yang mengedepankan pendekatan kualitatif dengan eksistensialisme dan fenomenologi. Geografi pasca 90 an
  • 12. 11 mengembangakan permasalahan dengan mempresentasikan pendekatan geografi dan etnografi dalam sistem informasi geografi dan kebudayaan. Politik posmodern termasuk sejarah dan prediksi masa depan serta geografi tentang feminisme dan orientasi pasca kolonial menjadi trend geografi pasca 90 an. Demikian pula psikologi dan sexualitas dikaitkan dengan pengaruh alam dan lingkungan, kesehatan dan tempat menjadi perhatian dalam pengembangan geografi (Dear dan Flusty, 2202). Hubungan keruangan dan masyarakat dengan mengadopsi teori sosial dengan maiinstream ilmu sosial dan psikologi menjadi perhatian penting dalam geografi sebagai ilmu sosial. Perhatian geografi juga mengarah pada apresiasi dan diversifikasi teori dari berbagai dimensi dalam kajian empirik aktifitas sosial dalam ruang tertentu di muka bumi. Teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena geosfer sudah sejak lama sebenarnya mengacu pada teori sosial dalam kaitanya dengan pemanfatan ruang dari waktu ke waktu. Christaller dengan “Central Place In South Germany” mengenai penyebaran pemukiman desa dan kota yang berbeda ukuran luasnya menjadi salah satu teori yang masih dimanfaatkan dalam kajian geografi. Penyebaran yang kadang bergerombol atau berkelompok dan terpisah di kemukakan dalam Teori Tempat Yang sentral (Central Place Theory) di perkuat oleh Losch yang mengemukan konsep dan teori serupa (Johnston, 1983) Teori ini populer dalam kajian ekonomi yang termasuk konsorsium “human science”. Konsep pelayanan berdasarkan aspek keruangan kepada penduduk dengan menempatkan aktivitas pada herarki pemukiman yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul simpul jaringan heksagonal.
  • 13. 12 Von Thunnen dengan beberapa asumsi seperti kota pasaran harus berlokasi terpencil di pusat suatu wilayah homogen secara geografis; biaya transportasi berbanding lurus dengan jarak dengan transportasi pengangkutan hasil dari tempat produksi ke kota; setiap petani di kawasan sekeliling kota pasaran menjual kelebihan hasil pertaniannya ke kota dan biaya transportasinya menjadi tanggungan sendiri; petani cenderung memilih jenis tanaman yang menghasilkan profit maksimal. Model Von Thunnen berdasarkan economic rent menghasilkan tata guna lahan yang di susun zone konsentris dijadikan wacana dalam geografi untuk telaah lokasi pertanian. Teori Von Thunnen banyak disitir untuk memahami fenomena geosfer dala kajian geografi. Teori geografi banyak menggunakan teori yang dikembangkan dalam rumpun ilmu sosial seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, politik dan antropologi memperkuat posisi geografi sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam ilmu sosial. Teori lokasi industri Webber, teori perkembangan pola tata guna lahan kota dari Burgges dan teori sektoral tata guna lahan kota dari Hoyt merupakan beberapa teori yang diadopsi dalam geografi menggunakan analisa keruangan, kelingkungan dan kewilayahan (Hammond dan Whynne, 1979). Untuk menjelaskan fenomena keruangan dengan dimensi waktu masih banyak teori yang dikembangkan dalam ilmu sosial menjadi wacana dalam geografi. Geografi dalam rumpun ilmu sosial banyak mengembangkan teori sosial meliputi kependudukan, kebudayaan dan perilaku menyoroti tentang proses ekonomi, proses sosial, proses politik dan proses psikologi (Fielding, 1984). Dasar pengembangan geografi sebagai ilmu yang menekankan aspek kegiatan
  • 14. 13 manusia di muka bumi dengan aspek geosfer (lithosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer) sebagai tempat kegiatan manusia merupakan wacana kerangka acuan untuk meletakkan geografi sebagai ilmu sosial. Adopsi dan aplikasi teori teori sosial untuk analisis dan pengembangan geografi diharapkan lebih menguatkan geografi sebagai ilmu sosial. Diharapkan dengan pendekatan khas geografi dapat secara dinamis menjawab persoalan sosial sesuai dinamika yang terjadi pada perkembangan sosial di masyarakat. Geografi bukan dicirikan oleh materi yang dikaji dan pertanyaan tentang apa itu geografi melainkan oleh cara menjawab pertanyaan (Sutanto, 2000). Bagaimana suatu persoalan dapat dijawab melalui langkah dan pendekatan geografi sehingga dapat memaparkan solusi atas fenomena tersebut akan menjadikan geografi memiliki arti penting. Langkah yang perlu diperhatikan mencari jawaban atas permasalahan yang kian kompleks dengan metode dan pendekatan khas geografi. Dinamika kehidupan manusia di muka bumi merupakan objek studi menarik dan terus berkembang sehingga memerlukan inovasi agar dalam aplikasi dan pengembangan geografi sebagai ilmu sosial dengan tetap berpegang pada metode dan pendekatan geografi tidak mengalami ketertinggalan. PENUTUP Perdebatan tidak pernah akan berhenti untuk mengikis keraguan geografi sebagai ilmu yang komprehensif akan semakin memperluas khasanah geografi sehingga mempertajam analisis dan mengokohkan pengembangan menuju eksistensi geografi sebagai ilmu. Upaya yang seharusnya dilakukan oleh ahli
  • 15. 14 dan pemerhati geografi adalah tetap berpegang pada metode dan pendekatan khas geografi dalam menganalisa berbagai masalah dalam rangka aplikasi dan pengembangan teori sehingga dapat memperkuat posisi geografi sebagai ilmu. Daftar Pustaka Agnew John and Livingstone David N Rogers. (1999). Human Geography, an essential Anthology. Blackwell Publishers. USA Daldjoeni. (1992). Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori Dan Praktek. Alumni : Bandung …………. (1996). Perkembangan Filsafat Geografi dari Herodotus sampai Hagget, Alumni : Bandung. Dear, Michael, J, dan Flusty, Steven, 2002. The Space of Posmodernity, reading in Human Geography, Oxford: Blackwell Publihs Fieldimg , Gordon J. (1984). Geography As Social Science. Harper and Row Publishers: London Hagget, Peter.(1984). Geography: A Modern Synthesis. New York: Harper and Row Hammond, Charles, W. (1979). Element of Human Geography, London : George Allen and Unwin Johnston, R.J. (1983). Philosophy and Human Geography : An Introduction To Comtemporary Approach. London : Edward Arnold …………(1998). The Dictionary of Human Gegraphy. Oxford: Brasil Blackwell. Kitchin Rob and Nicholas J. Tate. (2000). Conducting Research in Human Geography : Theory, Methodology and Practice. Addison Wesley Longman, Singapore (Pte) Ltd : Singapore Peet,Richard. (1998). Modern Geographycal Thought. Blackwell Publisher, USA Sumaatmaja. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Alumni : Bandung Surastopo Hadisumarno dan Bintarto. (1986). Metode Analisa Geografi. LP3ES : Jakarta Sutanto. (2000). Geografi dan Permasalahannya di Indonesia. Majalah Geosfer. Vol. 2 No 1, hlm 34 – 42. Yogyakarta Suriasumantrui. (1990). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta BIODATA Hastuti, Lahir di Sleman Juni 1962, Pendidikan Sarjana Geografi 1986dan Magister dari FPS UGM 1994.. Saat ini sebagai tenaga Pengajar di Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNY dengan mata kuliah pokok Geografi Sosial.
  • 16. 15