SlideShare a Scribd company logo
Frekuensi ultra tinggi 
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 
Belum Diperiksa 
Langsung ke: navigasi, cari 
Frekuensi ultra tinggi dalam bahasa inggris disebut Ultra High Frequency (UHF) merupakan 
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi antara 300 MHz sampai dengan 3 GHz (3.000 
MHz). Panjang gelombang berkisar dari satu sampai 10 desimeter atau sekitar 10 cm sampai 1 
meter, sehingga UHF juga dikenal sebagai gelombang desimeter. Gelombang radio dengan 
frekuensi di atas pita UHF adalah super high frequency atau frekuensi super tinggi (SHF) dan 
extremely high frequency atau frekuensi ekstrim tinggi (EHF). Sedangkan sinyal frekuensi yang 
lebih rendah termasuk ke dalam very high frequency atau frekuensi sangat tinggi (VHF). 
Daftar isi 
[sembunyikan] 
 1 Sejarah 
 2 Penggunaan 
 3 Karakteristik 
 4 Keuntungan dan kerugian 
 5 Perbedaan UHF dengan VHF 
o 5.1 Daya pancar 
o 5.2 Gain Antenna 
o 5.3 Biaya 
o 5.4 Kualitas 
 6 UHF di Indonesia 
o 6.1 Prinsip perencanaan frekuensi TV UHF di Indonesia 
o 6.2 Pengelompokkan kanal TV UHF di Indonesia 
 7 Referensi 
 8 Pranala Luar 
[sunting] Sejarah 
Pada tahun 1864, James Clerk Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik yang 
cepat mempengaruhi antara medan magnet listrik dan menyebar dengan kecepatan cahaya. 
Maxwell menyatakan bahwa cahaya seperti gelombang yang pada dasarnya merupakan 
fenomena elektromagnetik. Dengan demikian, dia berpendapat bahwa cahaya adalah suatu 
bentuk radiasi elektromagnetik. 
Heinrich Rudolf Hertz adalah seorang fisikawan Jerman yang memperjelas dan memperluas teori 
elektromagnetik cahaya yang telah diajukan oleh Maxwell. Dia adalah orang pertama yang
menunjukkan adanya gelombang elektromagnetik dengan membangun sebuah alat untuk 
menghasilkan dan mendeteksi gelombang VHF dan UHF. Hertz mengembangkan antena 
penerima gelombang VHF dan UHF. 
[sunting] Penggunaan 
UHF dan VHF adalah pita frekuensi yang paling umum digunakan untuk transmisi sinyal 
televisi. Selain untuk siaran televisi, pita UHF juga bisa digunakan untuk hal-hal lain, yaitu: 
 Telepon seluler yang mampu mengirim dan menerima dalam spektrum UHF. 
 UHF banyak digunakan oleh badan-badan pelayanan publik untuk komunikasi radio dua 
arah, biasanya menggunakan modulasi frekuensi narrowband. Modem radio narrowband 
menggunakan frekuensi UHF untuk komunikasi data jarak jauh misalnya untuk 
pengawasan dan pengendalian jaringan distribusi tenaga listrik. 
 Siaran radio. 
 Operator radio amatir. 
 Global Positioning System. 
 Mendeteksi luahan parsial. Luahan parsial terjadi karena geometri tajam diciptakan 
dalam peralatan berisolasi tegangan tinggi. Keuntungan deteksi UHF adalah dapat 
digunakan untuk melokalisasi sumber pembuangannya. Sedangkan kelemahannya adalah 
sangat sensitif terhadap kebisingan eksternal. Metode pendeteksian UHF ini mulai 
digunakan untuk transformator distribusi yang besar, terutama untuk Wi-Fi, Bluetooth 
dan transfer energi nirkabel lainnya. 
 Beberapa identifikasi frekuensi radio menggunakan UHF yang umumnya dikenal sebagai 
UHFID atau Ultra-HighFID (Ultra-High Frequency Identification). Contoh 
sederhananya dan yang sering kita lihat adalah alat bertenaga baterai kecil seperti yang 
digunakan untuk membuka pintu mobil dari jarak jauh. 
 Semua frekuensi dalam pita UHF digunakan untuk menembus radar, serta frekuensi pada 
pita VHF. Umumnya, semakin rendah frekuensi, semakin besar kedalaman penetrasi 
sinyal radar. Frekuensi 250 Mhz, 500 MHz dan 100 MHz biasanya digunakan untuk 
geofisika arkeologi, sedangkan frekuensi di bawah 100 MHz digunakan untuk geofisika 
geologi dan pertambangan. 
[sunting] Karakteristik 
Pengiriman dan penerimaan sinyal TV dan radio dipengaruhi oleh banyak variabel. Atmosfer 
kelembaban, angin, matahari, penghalang fisik seperti gunung dan bangunan, dan cuaca 
sepanjang hari akan memiliki efek pada transmisi sinyal dan degradasi penerimaan sinyal. 
Semua gelombang radio sebagian diserap oleh uap air atmosfer. Jika penyerapan Atmosfer 
berkurang, maka hal ini akan melemahkan kekuatan sinyal radio jarak jauh. Pengaruh ini 
meningkatkan penurunan kualitas saat beralih dari sinyal VHF ke sinyal UHF. Sinyal UHF 
umumnya lebih rusak oleh kelembaban yang lebih rendah daripada sinyal VHF. 
Lapisan atmosfer bumi, ionosfer, diisi dengan partikel bermuatan yang dapat memantulkan 
beberapa gelombang radio. Pengguna radio amatir menggunakan kualitas dari ionosfer ini untuk
membantu frekuensi rendah. Sinyal UHF tidak memiliki kemampuan untuk memanfaatkan apa 
yang dibawa sepanjang ionosfer tetapi sinyal UHF dapat terpantul dari partikel-partikel 
bermuatan rendah ke titik lain di bumi untuk mencapai jarak yang lebih jauh. 
[sunting] Keuntungan dan kerugian 
Keuntungan utama dari pita UHF adalah gelombang fisik yang pendek mampu dihasilkan oleh 
frekuensi tinggi. Ukuran antena transmisi dan penerimaan, tergantung oleh ukuran gelombang 
radio. Antena UHF adalah sedikit gemuk dan pendek. Memasang antena yang lebih kecil sudah 
mampu digunakan untuk frekuensi yang lebih tinggi. 
Kerugian utama dari UHF adalah dibatasinya jangkauan siaran dan penerimaan, sering disebut 
sebagai line-of-sight (jarak pandang) antara antena transmisi stasiun TV dan antena penerimaan 
pelanggan. 
[sunting] Perbedaan UHF dengan VHF 
Perbedaan antena UHF dan VHF pada dasarnya terletak pada ukurannya. Frekuensi UHF jauh 
lebih tinggi daripada VHF, jadi antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan 
UHF hanya pada area frekuensi mereka berasal. 
[sunting] Daya pancar 
Besarnya daya pancar akan mempengaruhi besarnya sinyal penerimaan siaran televisi di suatu 
tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar 
semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikian besarnya 
penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar. 
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu 
dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekuensi, ketinggian antena pemancar dan antena 
penerima, profil antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan 
yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat 
kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan sinyal siaran 
televisi : 
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db) 
 Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB (level kuat medan) 
 Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB (besarnya frekuensi) 
 Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB (ketinggian antena pemancar) 
 Apl(db) : Attenuation Path Loss dalam satuan dB (redaman ruang)
 Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB (ketinggian antenna penerima) 
Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat 
dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada "free 
space" dengan variable-variable sebagai berikut : 
 Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km 
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan dan ketinggian antena pemancar dan 
penerima tidak diperhitungkan 
 Frekuensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz 
 Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm 
 Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm 
 Gant = Gain antena = 10dB 
 Po = power output pemancar 
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) 
Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang 
dapat menjangkau sasaran sejauh 20 Km adalah sebagai berikut : 
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) 
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200 
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db 
Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW 
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar : 
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) 
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500 
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db 
Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW
Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standar CCIR, besarnya 
daya pancar dapat dihitung sebagai berikut : 
 Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF 
1 Kw atau 0 dbk ERP pada jarak 20 Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter 
dapat diperoleh field strength sebesar 63 dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan 
bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75 dbuV/m pada jarak 20 Km 
diperlukan ERP sebesar 12 dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan gain 
10 dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2 dBk atau 1,58 KW 
 Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF 
1 KW atau 0 dbk ERP pada jarak 20 Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter 
dapat diperoleh Field Strength sebesar 61 dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan 
bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19 dbk, dan dengan menggunakan 
antena pemancar dengan Gain 10 dB, power output pemancar UHF yang diperlukan 
adalah sebesar 9dbk atau 8 KW. 
Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan 
gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi 
apabila menggunakan pemancar UHF daripada menggunakan pemancar VHF. 
[sunting] Gain Antenna 
Besarnya gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frekuensi yang 
digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan 
sebaliknya, karena akan menimbulkan gangguan yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF 
dapat saja untuk menerima sinyal UHF dan sebaliknya, namun gain antenanya akan sangat 
mengecil dari yang seharusnya. 
[sunting] Biaya 
Penggunaan pemancar UHF membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada menggunakan 
pemancar VHF untuk menjangkau daerah yang sama. Hal ini sangat wajar karena untuk 
menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 5 kali lebih besar daripada 
daya pemancar VHF. 
[sunting] Kualitas 
Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari 
pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah 
ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat 
ukur.
Banyak orang mengira kalau UHF adalah teknologi baru yang lebih baik, anggapan ini salah. 
Teknologi dan prinsip yang digunakan pada sistem operasinya sama. Selama masih sedikit 
pengguna sistem wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi UHF ini 
adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF lebih tajam 
dan jelas. 
[sunting] UHF di Indonesia 
UHF dan VHF biasanya digunakan untuk transmisi sinyal televisi. Di Indonesia sebagian besar 
stasiun televisi menggunakan gelombang radio UHF, baik stasiun swasta maupun negeri. 
Sebelumnya TVRI menggunakan pemancar VHF untuk menjangkau daerah di Indonesia. Setelah 
muncul televisi swasta, dalam hal ini adalah RCTI, maka digunakanlah pemacar UHF agar 
mampu menjangkau jarak yang lebih luas. Televisi swasta lainnya yang muncul setelah itu pun 
menggunakan UHF sebagai pemancar karena jangkauan siarannya yang nasional. Seiring 
majunya industri penyiaran di Indonesia, akhirnya TVRI pun melakukan perubahan frekuensi 
dari VHF ke UHF, walaupun sampai sekarang masih terdapat beberapa daerah yang 
menggunakan pemancar VHF. 
Hampir semua kanal frekuensi VHF digunakan TVRI mencakup sekitar 80% wilayah Indonesia. 
Sedangkan pita UHF, rencama frekuensi awal (tahun 90-an) adalah 7 kanal frekuensi di setiap 
wilayah di Indonesia. Akibat kebijakan Departemen Penerangan tahun 1998 (5 TV swasta 
nasional baru), akhirnya diberikan 11 kanal frekuensi untuk Ibu Kota Provinsi. Penambahan 
kanal ini disebut dengan existing. 
Dasar perencanaan eksisting pemancar TV siaran ini adalah agar mendapatkan cakupan wilayah 
layanan yang seluas-luasnya (dapat meliputi beberapa wilayah kabupaten/kodya, bahkan bisa 
meliputi beberapa provinsi), meningkatkan potensi ekonomi serta jumlah penonton. Namun 
kondisi existing ini kemudian memunculkan banyak masalah, antara lain: 
 Dalam wilayah layanan yang sama, namun lokasi tower berbeda-beda 
 Wilayah layanan pemancar TVRI dan TV swasta tumpang tindih. 
 Sejumlah TV lokal diberikan izin oleh Pemerintah Daerah, frekuensinya tidak terencana 
dengan baik 
Untuk menanggulangi masalah existing ini, pada tahun 2003 diberlakukan peraturan pembatasan 
kanal frekuensi UHF TV dan diadakan pengelompokkan kanal UHF. Hal ini menyebakan 
terjadinya perubahan frekuensi UHF di Indonesia berubah agar tidak terjadi lagi benturan. 
[sunting] Prinsip perencanaan frekuensi TV UHF di Indonesia 
 Kanal UHF: Ch. 22-62 (41 kanal) 
 Dalam satu wilayah layanan yang sama, untuk TV analog: 
1. Tidak bisa adjacent channel (kanal sebelahnya) 
2. Hindari selisih kanal 9, image-channel interference 
3. Kombinasi kanal genap dan kanal ganjil saja
 Jumlah maksimum teoritis dalam satu wilayah layanan terisolasi adalah 41:2 = 20-21 
kanal. Tetapi tidak bisa semuanya digunakan, karena diperlukan untuk mengakomodasi 
daerah layanan sekitarnya, serta juga untuk jatah gap filler. Gap filler pemancar daya 
pancar kecil untuk menutup blank spot karena ada halangan (gunung, gedung tinggi, 
dsb). 
 Di ibu kota propinsi, sepanjang memungkinkan, jumlah maksimum, dengan 
mempertimbangkan 7 kanal untuk jatah daerah sekitar lokasi tersebut, adalah maksimum 
menjadi 14 kanal(mengambil jatah daerah yg bersebelahan) 
 Dari 14 kanal, perlu dipertimbangkan 2 kanal untuk jatah TV digital. 
 Catatan: Ch.22-25, di beberapa daerah digunakan penyelenggara selular analog NMT- 
470 (Mobisel). Perlu dikaji seksama agar tidak interferensi. Hal ini dapat mengurangi 
jumlah kanal yang dapat digunakan. 
[sunting] Pengelompokkan kanal TV UHF di Indonesia 
Pada intinya frekuensi UHF di Indonesia berbeda-beda. Namun, terdapat pengelompokkan yang 
disesuaikan per daerah di Indonesia, seperti di bawah ini 
Channel Group Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF 
A 22 24 26 28 30 32 34 
D 23 25 27 29 31 33 35 
B 36 38 40 42 44 46 48 
E 37 39 41 43 45 47 39 
C 50 52 54 56 58 60 62 
F 51 53 55 57 59 61 63 
Pengelompokan dasar dalam 6 grup (A,B,C,D,E,F) untuk kebutuhan 7 saluran di tiap wilayah. 
Untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 7 saluran per wilayah dapat mengambil jatah saluran dari 
wilayah tetangga. Konsekuensi logis jika tidak dapat dilakukan pengulangan saluran frekuensi 
yang sama, akan mengurangi jatah saluran frekuensi di wilayah tetangga tersebut. 
 Sesuai pola dasar (7 kanal utama) – Group kanal 
1. Ditentukan wilayah layanan sesuai dengan master plan atau rencana induk TV UHF. 
2. Dipilih lokasi pemancar yang sesuai 
3. Dihitung ERP pemancar yang tidak menyebabkan melebihi batasan yang ditentukan. 
 Di luar pola dasar (7 kanal utama) - Penambahan kanal untuk pemancar berdaya pancar 
besar 
1. Dalam keadaan yang memaksa di satu wilayah siaran dapat ditambah saluran baru di luar 
7 (tujuh) saluran yang telah direncanakan.
2. Dengan digunakannya saluran yang direncanakan untuk wilayah lain mengakibatkan 
berkurangnya jumlah saluran, atau bahkan tidak ada lagi saluran yang bisa digunakan di 
wilayah tersebut. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa jumlah stasiun pemancar baru 
yang bisa dibangun di daerah tersebut akan berkurang dari 7 saluran yang disediakan, 
sehingga mungkin perlu dilakukan seleksi atau pertimbangan lain yang lebih luas bagi 
penyelenggara siaran yang mengajukan usulan baru. 
 Contoh pengelompokkan wilayah Jabotabek dan Bandung 
Jabotabek : Group D, E, & F (23, 27, 29, 31, 37, 39, 41, 43, 45, 47, 49, 51, 53, 57) 
Bandung : Group B & C (36, 38, 40, 42, 44, 46, 48, 50, 52, 54, 56, 58, 60, 62) 
lebih jelas tentang pembagian channel UHF yang ada di Indonesia, bisa dilihat daftar stasiun 
televisi regional di Indonesia.

More Related Content

What's hot

Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
Polytechnic State Semarang
 
Presentasi Radio FM
Presentasi Radio FMPresentasi Radio FM
Presentasi Radio FM
Nur Fitryah
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
Rizki Nugroho
 
5 topic8
5 topic85 topic8
5 topic8
cikguwanie1983
 
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Della Trivia Yuniar
 
Anten
AntenAnten
Anten
syamedward
 
Modulasi
ModulasiModulasi
Modulasi
Dedi Supardi
 
Modul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiModul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisi
Vicka Triarti
 
Gelombang radio
Gelombang radioGelombang radio
Gelombang radio
Riski Sinaga
 
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
Fathan Hakim
 
Komunikasi radio
Komunikasi radioKomunikasi radio
Komunikasi radio
Muchlis Soleiman
 
BCFM LPK DIY
BCFM LPK DIYBCFM LPK DIY
BCFM LPK DIY
Agus Winarko
 
Modulasi
ModulasiModulasi
modulasi analog
modulasi analogmodulasi analog
modulasi analog
Abdurachman Alhofiki
 
Alokasi frekuensi
Alokasi frekuensiAlokasi frekuensi
Alokasi frekuensi
Dian Kartika Sari
 
Sitem Telekomunikasi
Sitem TelekomunikasiSitem Telekomunikasi
Sitem Telekomunikasi
muzafir
 
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PSatellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PWawas P
 
Teknologi Komunikasi 3
Teknologi Komunikasi 3Teknologi Komunikasi 3
Teknologi Komunikasi 3
Judhie Setiawan
 

What's hot (20)

Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
 
Presentasi Radio FM
Presentasi Radio FMPresentasi Radio FM
Presentasi Radio FM
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 
5 topic8
5 topic85 topic8
5 topic8
 
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
 
Anten
AntenAnten
Anten
 
Modulasi
ModulasiModulasi
Modulasi
 
Modul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiModul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisi
 
Gelombang radio
Gelombang radioGelombang radio
Gelombang radio
 
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
 
Komunikasi radio
Komunikasi radioKomunikasi radio
Komunikasi radio
 
BCFM LPK DIY
BCFM LPK DIYBCFM LPK DIY
BCFM LPK DIY
 
Modulasi
ModulasiModulasi
Modulasi
 
modulasi analog
modulasi analogmodulasi analog
modulasi analog
 
Alokasi frekuensi
Alokasi frekuensiAlokasi frekuensi
Alokasi frekuensi
 
Balmon pontianak
Balmon pontianakBalmon pontianak
Balmon pontianak
 
Sitem Telekomunikasi
Sitem TelekomunikasiSitem Telekomunikasi
Sitem Telekomunikasi
 
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PSatellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
 
Teknologi Komunikasi 3
Teknologi Komunikasi 3Teknologi Komunikasi 3
Teknologi Komunikasi 3
 
Modulasi
ModulasiModulasi
Modulasi
 

Viewers also liked

Indrumator
IndrumatorIndrumator
Indrumator
ClimenteAlin
 
Cap.ix incheiere
Cap.ix incheiereCap.ix incheiere
Cap.ix incheiere
ClimenteAlin
 
Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01
Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01
Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01
John D'Alessandro
 
Wg blue sox presentation
Wg blue sox presentationWg blue sox presentation
Wg blue sox presentation
Brittany Cornejo
 
In what-ways-does-your-media-product-use
In what-ways-does-your-media-product-useIn what-ways-does-your-media-product-use
In what-ways-does-your-media-product-use
AnnaW19
 
Cap.iii bazele comenzii numerice
Cap.iii bazele comenzii numericeCap.iii bazele comenzii numerice
Cap.iii bazele comenzii numerice
ClimenteAlin
 
Cap.vii programare cnc
Cap.vii programare cncCap.vii programare cnc
Cap.vii programare cnc
ClimenteAlin
 
Sap pi 10 nodes
Sap pi 10 nodesSap pi 10 nodes
Sap pi 10 nodes
prabha1987
 
Manfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem Informasi
Manfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem InformasiManfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem Informasi
Manfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem Informasi
Universitas Mercu Buana
 
Tolerante si control dimensional laborator - pater
Tolerante si control dimensional   laborator - paterTolerante si control dimensional   laborator - pater
Tolerante si control dimensional laborator - pater
ClimenteAlin
 
ESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASES
ESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASESESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASES
ESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASES
camila013
 
Light e diet
Light e dietLight e diet
Light e diet
Carlos Alves
 
Бертольт Брехт
Бертольт БрехтБертольт Брехт
Бертольт БрехтDasha Fedko
 
Julkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaa
Julkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaaJulkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaa
Julkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaa
Sampo Luoto
 

Viewers also liked (14)

Indrumator
IndrumatorIndrumator
Indrumator
 
Cap.ix incheiere
Cap.ix incheiereCap.ix incheiere
Cap.ix incheiere
 
Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01
Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01
Monitoringenterprisewireless 140504190629-phpapp01
 
Wg blue sox presentation
Wg blue sox presentationWg blue sox presentation
Wg blue sox presentation
 
In what-ways-does-your-media-product-use
In what-ways-does-your-media-product-useIn what-ways-does-your-media-product-use
In what-ways-does-your-media-product-use
 
Cap.iii bazele comenzii numerice
Cap.iii bazele comenzii numericeCap.iii bazele comenzii numerice
Cap.iii bazele comenzii numerice
 
Cap.vii programare cnc
Cap.vii programare cncCap.vii programare cnc
Cap.vii programare cnc
 
Sap pi 10 nodes
Sap pi 10 nodesSap pi 10 nodes
Sap pi 10 nodes
 
Manfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem Informasi
Manfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem InformasiManfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem Informasi
Manfaat Blog sebagai Media Sosial bagi Perkembangan Sistem Informasi
 
Tolerante si control dimensional laborator - pater
Tolerante si control dimensional   laborator - paterTolerante si control dimensional   laborator - pater
Tolerante si control dimensional laborator - pater
 
ESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASES
ESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASESESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASES
ESTRUCTURA DE UN PLAN DE CLASES
 
Light e diet
Light e dietLight e diet
Light e diet
 
Бертольт Брехт
Бертольт БрехтБертольт Брехт
Бертольт Брехт
 
Julkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaa
Julkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaaJulkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaa
Julkisuuden henkilön käyttö osana markkinointistrategiaa
 

Similar to Frekuensi ultra tinggi

100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
Bagusdepok
 
Antena dipole
Antena dipoleAntena dipole
Antena dipole
ronalto20
 
Memahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audioMemahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audio
ghufranaka aldrien
 
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptxTUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
FadilWijaya
 
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdfPerangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
iwayan suta
 
Propagasi gel radio
Propagasi gel radioPropagasi gel radio
Propagasi gel radiosigit12345
 
CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptx
CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptxCARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptx
CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptx
HenricusMariaWindyPr
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Media transmisi wireless
Media transmisi wirelessMedia transmisi wireless
Media transmisi wireless
Anshari Nasrun
 
Gelombang elektromagnetik-x21
Gelombang elektromagnetik-x21Gelombang elektromagnetik-x21
Gelombang elektromagnetik-x21
PT. SASA
 
Fisika
FisikaFisika
Modulasi amplitudo
Modulasi amplitudoModulasi amplitudo
Modulasi amplitudo
Guntoro Nur Sa Dewo
 
Wireless LAN Workshop
Wireless LAN WorkshopWireless LAN Workshop
Wireless LAN Workshop
Michael Sunggiardi
 
Media Transmisi Guided Dan Unguided
Media Transmisi Guided Dan UnguidedMedia Transmisi Guided Dan Unguided
Media Transmisi Guided Dan Unguided
Erlangga Abdul Rahman
 
Radio12
Radio12Radio12
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
Ardhi Elka
 
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
Rahmad Dedy
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Sigit Muhammad
 
Konsep Penyiaran radio
Konsep Penyiaran radioKonsep Penyiaran radio

Similar to Frekuensi ultra tinggi (20)

100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
 
Fisika (X) - Gelombang TV
Fisika (X) - Gelombang TVFisika (X) - Gelombang TV
Fisika (X) - Gelombang TV
 
Antena dipole
Antena dipoleAntena dipole
Antena dipole
 
Memahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audioMemahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audio
 
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptxTUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
 
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdfPerangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
 
Propagasi gel radio
Propagasi gel radioPropagasi gel radio
Propagasi gel radio
 
CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptx
CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptxCARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptx
CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA serta permasalahannya.pptx
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
 
Media transmisi wireless
Media transmisi wirelessMedia transmisi wireless
Media transmisi wireless
 
Gelombang elektromagnetik-x21
Gelombang elektromagnetik-x21Gelombang elektromagnetik-x21
Gelombang elektromagnetik-x21
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Modulasi amplitudo
Modulasi amplitudoModulasi amplitudo
Modulasi amplitudo
 
Wireless LAN Workshop
Wireless LAN WorkshopWireless LAN Workshop
Wireless LAN Workshop
 
Media Transmisi Guided Dan Unguided
Media Transmisi Guided Dan UnguidedMedia Transmisi Guided Dan Unguided
Media Transmisi Guided Dan Unguided
 
Radio12
Radio12Radio12
Radio12
 
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1Bab vi  sistem radio dan reproduksi suara1
Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1
 
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
 
Konsep Penyiaran radio
Konsep Penyiaran radioKonsep Penyiaran radio
Konsep Penyiaran radio
 

Frekuensi ultra tinggi

  • 1. Frekuensi ultra tinggi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Frekuensi ultra tinggi dalam bahasa inggris disebut Ultra High Frequency (UHF) merupakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi antara 300 MHz sampai dengan 3 GHz (3.000 MHz). Panjang gelombang berkisar dari satu sampai 10 desimeter atau sekitar 10 cm sampai 1 meter, sehingga UHF juga dikenal sebagai gelombang desimeter. Gelombang radio dengan frekuensi di atas pita UHF adalah super high frequency atau frekuensi super tinggi (SHF) dan extremely high frequency atau frekuensi ekstrim tinggi (EHF). Sedangkan sinyal frekuensi yang lebih rendah termasuk ke dalam very high frequency atau frekuensi sangat tinggi (VHF). Daftar isi [sembunyikan]  1 Sejarah  2 Penggunaan  3 Karakteristik  4 Keuntungan dan kerugian  5 Perbedaan UHF dengan VHF o 5.1 Daya pancar o 5.2 Gain Antenna o 5.3 Biaya o 5.4 Kualitas  6 UHF di Indonesia o 6.1 Prinsip perencanaan frekuensi TV UHF di Indonesia o 6.2 Pengelompokkan kanal TV UHF di Indonesia  7 Referensi  8 Pranala Luar [sunting] Sejarah Pada tahun 1864, James Clerk Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik yang cepat mempengaruhi antara medan magnet listrik dan menyebar dengan kecepatan cahaya. Maxwell menyatakan bahwa cahaya seperti gelombang yang pada dasarnya merupakan fenomena elektromagnetik. Dengan demikian, dia berpendapat bahwa cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik. Heinrich Rudolf Hertz adalah seorang fisikawan Jerman yang memperjelas dan memperluas teori elektromagnetik cahaya yang telah diajukan oleh Maxwell. Dia adalah orang pertama yang
  • 2. menunjukkan adanya gelombang elektromagnetik dengan membangun sebuah alat untuk menghasilkan dan mendeteksi gelombang VHF dan UHF. Hertz mengembangkan antena penerima gelombang VHF dan UHF. [sunting] Penggunaan UHF dan VHF adalah pita frekuensi yang paling umum digunakan untuk transmisi sinyal televisi. Selain untuk siaran televisi, pita UHF juga bisa digunakan untuk hal-hal lain, yaitu:  Telepon seluler yang mampu mengirim dan menerima dalam spektrum UHF.  UHF banyak digunakan oleh badan-badan pelayanan publik untuk komunikasi radio dua arah, biasanya menggunakan modulasi frekuensi narrowband. Modem radio narrowband menggunakan frekuensi UHF untuk komunikasi data jarak jauh misalnya untuk pengawasan dan pengendalian jaringan distribusi tenaga listrik.  Siaran radio.  Operator radio amatir.  Global Positioning System.  Mendeteksi luahan parsial. Luahan parsial terjadi karena geometri tajam diciptakan dalam peralatan berisolasi tegangan tinggi. Keuntungan deteksi UHF adalah dapat digunakan untuk melokalisasi sumber pembuangannya. Sedangkan kelemahannya adalah sangat sensitif terhadap kebisingan eksternal. Metode pendeteksian UHF ini mulai digunakan untuk transformator distribusi yang besar, terutama untuk Wi-Fi, Bluetooth dan transfer energi nirkabel lainnya.  Beberapa identifikasi frekuensi radio menggunakan UHF yang umumnya dikenal sebagai UHFID atau Ultra-HighFID (Ultra-High Frequency Identification). Contoh sederhananya dan yang sering kita lihat adalah alat bertenaga baterai kecil seperti yang digunakan untuk membuka pintu mobil dari jarak jauh.  Semua frekuensi dalam pita UHF digunakan untuk menembus radar, serta frekuensi pada pita VHF. Umumnya, semakin rendah frekuensi, semakin besar kedalaman penetrasi sinyal radar. Frekuensi 250 Mhz, 500 MHz dan 100 MHz biasanya digunakan untuk geofisika arkeologi, sedangkan frekuensi di bawah 100 MHz digunakan untuk geofisika geologi dan pertambangan. [sunting] Karakteristik Pengiriman dan penerimaan sinyal TV dan radio dipengaruhi oleh banyak variabel. Atmosfer kelembaban, angin, matahari, penghalang fisik seperti gunung dan bangunan, dan cuaca sepanjang hari akan memiliki efek pada transmisi sinyal dan degradasi penerimaan sinyal. Semua gelombang radio sebagian diserap oleh uap air atmosfer. Jika penyerapan Atmosfer berkurang, maka hal ini akan melemahkan kekuatan sinyal radio jarak jauh. Pengaruh ini meningkatkan penurunan kualitas saat beralih dari sinyal VHF ke sinyal UHF. Sinyal UHF umumnya lebih rusak oleh kelembaban yang lebih rendah daripada sinyal VHF. Lapisan atmosfer bumi, ionosfer, diisi dengan partikel bermuatan yang dapat memantulkan beberapa gelombang radio. Pengguna radio amatir menggunakan kualitas dari ionosfer ini untuk
  • 3. membantu frekuensi rendah. Sinyal UHF tidak memiliki kemampuan untuk memanfaatkan apa yang dibawa sepanjang ionosfer tetapi sinyal UHF dapat terpantul dari partikel-partikel bermuatan rendah ke titik lain di bumi untuk mencapai jarak yang lebih jauh. [sunting] Keuntungan dan kerugian Keuntungan utama dari pita UHF adalah gelombang fisik yang pendek mampu dihasilkan oleh frekuensi tinggi. Ukuran antena transmisi dan penerimaan, tergantung oleh ukuran gelombang radio. Antena UHF adalah sedikit gemuk dan pendek. Memasang antena yang lebih kecil sudah mampu digunakan untuk frekuensi yang lebih tinggi. Kerugian utama dari UHF adalah dibatasinya jangkauan siaran dan penerimaan, sering disebut sebagai line-of-sight (jarak pandang) antara antena transmisi stasiun TV dan antena penerimaan pelanggan. [sunting] Perbedaan UHF dengan VHF Perbedaan antena UHF dan VHF pada dasarnya terletak pada ukurannya. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi daripada VHF, jadi antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan UHF hanya pada area frekuensi mereka berasal. [sunting] Daya pancar Besarnya daya pancar akan mempengaruhi besarnya sinyal penerimaan siaran televisi di suatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikian besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar. Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekuensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima, profil antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan sinyal siaran televisi : Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)  Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB (level kuat medan)  Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB (besarnya frekuensi)  Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB (ketinggian antena pemancar)  Apl(db) : Attenuation Path Loss dalam satuan dB (redaman ruang)
  • 4.  Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB (ketinggian antenna penerima) Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada "free space" dengan variable-variable sebagai berikut :  Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan  Frekuensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz  Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm  Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm  Gant = Gain antena = 10dB  Po = power output pemancar Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20 Km adalah sebagai berikut : Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200 Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar : Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500 Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW
  • 5. Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standar CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :  Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF 1 Kw atau 0 dbk ERP pada jarak 20 Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63 dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75 dbuV/m pada jarak 20 Km diperlukan ERP sebesar 12 dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan gain 10 dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2 dBk atau 1,58 KW  Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF 1 KW atau 0 dbk ERP pada jarak 20 Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61 dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19 dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10 dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8 KW. Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF daripada menggunakan pemancar VHF. [sunting] Gain Antenna Besarnya gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frekuensi yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan gangguan yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima sinyal UHF dan sebaliknya, namun gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya. [sunting] Biaya Penggunaan pemancar UHF membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF untuk menjangkau daerah yang sama. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. [sunting] Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur.
  • 6. Banyak orang mengira kalau UHF adalah teknologi baru yang lebih baik, anggapan ini salah. Teknologi dan prinsip yang digunakan pada sistem operasinya sama. Selama masih sedikit pengguna sistem wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi UHF ini adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF lebih tajam dan jelas. [sunting] UHF di Indonesia UHF dan VHF biasanya digunakan untuk transmisi sinyal televisi. Di Indonesia sebagian besar stasiun televisi menggunakan gelombang radio UHF, baik stasiun swasta maupun negeri. Sebelumnya TVRI menggunakan pemancar VHF untuk menjangkau daerah di Indonesia. Setelah muncul televisi swasta, dalam hal ini adalah RCTI, maka digunakanlah pemacar UHF agar mampu menjangkau jarak yang lebih luas. Televisi swasta lainnya yang muncul setelah itu pun menggunakan UHF sebagai pemancar karena jangkauan siarannya yang nasional. Seiring majunya industri penyiaran di Indonesia, akhirnya TVRI pun melakukan perubahan frekuensi dari VHF ke UHF, walaupun sampai sekarang masih terdapat beberapa daerah yang menggunakan pemancar VHF. Hampir semua kanal frekuensi VHF digunakan TVRI mencakup sekitar 80% wilayah Indonesia. Sedangkan pita UHF, rencama frekuensi awal (tahun 90-an) adalah 7 kanal frekuensi di setiap wilayah di Indonesia. Akibat kebijakan Departemen Penerangan tahun 1998 (5 TV swasta nasional baru), akhirnya diberikan 11 kanal frekuensi untuk Ibu Kota Provinsi. Penambahan kanal ini disebut dengan existing. Dasar perencanaan eksisting pemancar TV siaran ini adalah agar mendapatkan cakupan wilayah layanan yang seluas-luasnya (dapat meliputi beberapa wilayah kabupaten/kodya, bahkan bisa meliputi beberapa provinsi), meningkatkan potensi ekonomi serta jumlah penonton. Namun kondisi existing ini kemudian memunculkan banyak masalah, antara lain:  Dalam wilayah layanan yang sama, namun lokasi tower berbeda-beda  Wilayah layanan pemancar TVRI dan TV swasta tumpang tindih.  Sejumlah TV lokal diberikan izin oleh Pemerintah Daerah, frekuensinya tidak terencana dengan baik Untuk menanggulangi masalah existing ini, pada tahun 2003 diberlakukan peraturan pembatasan kanal frekuensi UHF TV dan diadakan pengelompokkan kanal UHF. Hal ini menyebakan terjadinya perubahan frekuensi UHF di Indonesia berubah agar tidak terjadi lagi benturan. [sunting] Prinsip perencanaan frekuensi TV UHF di Indonesia  Kanal UHF: Ch. 22-62 (41 kanal)  Dalam satu wilayah layanan yang sama, untuk TV analog: 1. Tidak bisa adjacent channel (kanal sebelahnya) 2. Hindari selisih kanal 9, image-channel interference 3. Kombinasi kanal genap dan kanal ganjil saja
  • 7.  Jumlah maksimum teoritis dalam satu wilayah layanan terisolasi adalah 41:2 = 20-21 kanal. Tetapi tidak bisa semuanya digunakan, karena diperlukan untuk mengakomodasi daerah layanan sekitarnya, serta juga untuk jatah gap filler. Gap filler pemancar daya pancar kecil untuk menutup blank spot karena ada halangan (gunung, gedung tinggi, dsb).  Di ibu kota propinsi, sepanjang memungkinkan, jumlah maksimum, dengan mempertimbangkan 7 kanal untuk jatah daerah sekitar lokasi tersebut, adalah maksimum menjadi 14 kanal(mengambil jatah daerah yg bersebelahan)  Dari 14 kanal, perlu dipertimbangkan 2 kanal untuk jatah TV digital.  Catatan: Ch.22-25, di beberapa daerah digunakan penyelenggara selular analog NMT- 470 (Mobisel). Perlu dikaji seksama agar tidak interferensi. Hal ini dapat mengurangi jumlah kanal yang dapat digunakan. [sunting] Pengelompokkan kanal TV UHF di Indonesia Pada intinya frekuensi UHF di Indonesia berbeda-beda. Namun, terdapat pengelompokkan yang disesuaikan per daerah di Indonesia, seperti di bawah ini Channel Group Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF Ch. UHF A 22 24 26 28 30 32 34 D 23 25 27 29 31 33 35 B 36 38 40 42 44 46 48 E 37 39 41 43 45 47 39 C 50 52 54 56 58 60 62 F 51 53 55 57 59 61 63 Pengelompokan dasar dalam 6 grup (A,B,C,D,E,F) untuk kebutuhan 7 saluran di tiap wilayah. Untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 7 saluran per wilayah dapat mengambil jatah saluran dari wilayah tetangga. Konsekuensi logis jika tidak dapat dilakukan pengulangan saluran frekuensi yang sama, akan mengurangi jatah saluran frekuensi di wilayah tetangga tersebut.  Sesuai pola dasar (7 kanal utama) – Group kanal 1. Ditentukan wilayah layanan sesuai dengan master plan atau rencana induk TV UHF. 2. Dipilih lokasi pemancar yang sesuai 3. Dihitung ERP pemancar yang tidak menyebabkan melebihi batasan yang ditentukan.  Di luar pola dasar (7 kanal utama) - Penambahan kanal untuk pemancar berdaya pancar besar 1. Dalam keadaan yang memaksa di satu wilayah siaran dapat ditambah saluran baru di luar 7 (tujuh) saluran yang telah direncanakan.
  • 8. 2. Dengan digunakannya saluran yang direncanakan untuk wilayah lain mengakibatkan berkurangnya jumlah saluran, atau bahkan tidak ada lagi saluran yang bisa digunakan di wilayah tersebut. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa jumlah stasiun pemancar baru yang bisa dibangun di daerah tersebut akan berkurang dari 7 saluran yang disediakan, sehingga mungkin perlu dilakukan seleksi atau pertimbangan lain yang lebih luas bagi penyelenggara siaran yang mengajukan usulan baru.  Contoh pengelompokkan wilayah Jabotabek dan Bandung Jabotabek : Group D, E, & F (23, 27, 29, 31, 37, 39, 41, 43, 45, 47, 49, 51, 53, 57) Bandung : Group B & C (36, 38, 40, 42, 44, 46, 48, 50, 52, 54, 56, 58, 60, 62) lebih jelas tentang pembagian channel UHF yang ada di Indonesia, bisa dilihat daftar stasiun televisi regional di Indonesia.