2. Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi
(nutrien) kepangan. Tujuan adanya fortifikasi pangan ini adalah
untuk mempertahakan dan memperbaiki kualitas gizi
The Joint Food and Agricuktural Organization World Health
Organization(FAOIWO) Expert Commitee on Nutrition (FAO/WHO,
1971) menganggap istilah fortifikasi paling tepat menggambarkan
proses dimana zat gizi makro dan zat gizi mikro ditambahkan kepada
pangan yang dikonsumsi secara umum. Untuk mempertahankan dan
untuk memperbaiki kualitas gizi, masing-masing ditambahkan
kepada pangan atau campuran pangan.
3. 1. Untuk memperbaiki defisiensi akan zat gizi yang
ditambahkan tersebut.
2. Untuk mengembalikan zat-zat yang awalnya
terdapat dalam jumlah yang signifikan dalam
pangan akan tetapi mengalami kehilangan selama
pengolahan.
3. Untuk meningkatkan kualitas gizi dari produk
pangan olahan (pabrik) yang digunakan sebagai
sumber pangan bergizi misal : susu formula bayi.
4. FORTIFIKASI SUKARELA
Fortifikasi sukarela merupakan inisiatif produksi oleh
produsen, bukan pemerintah. Komoditi pangan dan fortifikan
yang dipakai ditentukan oleh produsen, sasarannya adalah
semua orang yang sanggup membeli. Fortifikasi sukarela
dilakukan atas prakarsa pengusaha produsen pangan untuk
meningkatkan nilai tambah produknya sehingga lebih menarik
konsumen.
Sasaran fortifikasi sukarela adalah semua orang yang mampu
dan mau membeli komoditi yang difortifikasi.
Contoh Fortifikasi Sukarela antara lain: China: kecap ikan dan
kecap kedelai dengan zat besi.Amerika Latin : fortifikasi gula
dengan vitamin A. 12
5. FORTIFIKASI WAJIB
Fortifikasi wajib adalah bagian dari upaya pemerintah untuk
menanggulangi masalah gizi mikro yang banyak terdapat pada
kelompok masyarakat tertentu (misalnya masyarakat miskin). Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk fortifikasi wajib, yaitu
ada masalah gizi mikro mendesak, bahan pangan yang akan
difortifikasi dikonsumsi sebagian besar masyarakat, diproduksi
oleh pabrik atau produsen yang jumlahnya terbatas, dan ada
teknologi fortifikasi sesuai pedoman WHO.
Sasaran utama program fortifikasi wajib adalah masyarakat miskin,
meskipun masyarakat lain yang tidak miskin juga tercakup
Atas dasar persyaratan tersebut, makanan yang umumnya
difortifikasi (wajib) terbatas pada jenis makanan pokok (terigu,
jagung, beras), makanan penyedap atau bumbu seperti garam,
minyak goreng, gula, kecap kedele, kecap ikan, dan Mono Sodium
Glutamat (MSG).
6. Syarat untuk fortifikasi wajib adalah
•Makanan yang umumnya selalu ada disetiap rumah tangga dan
dimakan secara teratur dan terus-menerus oleh masyarakat termasuk
masyarakat miskin.
•Makanan itu diproduksi dan diolah oleh produsen yang terbatas
jumlahnya, agar mudah diawasiproses fortifikasinya.
•Tersedianya teknologi fortifikasi untuk makanan yang dipilih.
•Makanan tidak berubah rasa, warna dan konsistensi setelah
difortifikasi.
•Tetap aman dalam arti tidak membahayakan kesehatan. Oleh karena
itu program fortifikasi harus diatur oleh undang-undang atau
peraturan pemerintah, diawasi dan dimonitor, serta dievaluasi secara
teratur dan terus menerus.
Harga makanan setelah difortifikasi tetap terjangkau daya beli
konsumen yang menjadi sasaran
7. FORTIFIKASI KHUSUS
fortifikasi khusus sama dengan fortifikasi
wajib, hanya sasarannya kelompok
masyarakat tertentu, seperti anak-anak,
balita atau anak sekolah
8. Fortilisasi yodium
Iodisasi garam menjadi
metode yang paling umum
yang diterima di
kebanyakan negara di
dunia sebab garam
digunakan secara luas dan
serangan oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Prosesnya adalah
sederhana dan tidak
mahal. Fortifikasi yang
biasa digunakan adalah
KaliumYodida (KI) dan
Kalium Iodat (KID3)
9. Fortifikasi zat besi
Dibandingkan dengan strategi
lain yang digunakan untuk
perbaikan anemi gizi besi,
fortifikasi zat gizi besi
dipandang oleh beberapa
peneliti merupakan strategi
termurah untuk memulai,
mempertahankan,
mencapai/mencakup jumlah
populasi yang terbesar, dan
menjamin
pendekatanjangka panjang
10. FortilisasiVitamin A
Fortifikasi pangan dengan vitamin
A memegang peranan penting
untuk mengatasi problem
kekurangan vitaminA dengan
menjembatani jurang antara
asupan vitaminA dengan
kebutuhannya. Fortifikasi dengan
vitaminA adalah strategi jangka
panjang untuk mempertahankan
kecukupan vitamin A.
Kebanyakan vitamin yang
diproduksi secara komersial
(secara kimia) identik dengan
vitamin yang terdapat secara
alami dalam bahan makanan
11. - Meningkatkan nilai gizi makanan pokok
masyarakat menengah ke bawah yang
mengkonsumsi makanan pokok sehari-hari
berupa nasi, mie dan roti yang tidak mengandung
protein, vitamin dan mineral yang cukup.
- fortifikasi cukup efektif mengatasi kekurangan
zat gizi pada masyarakat.
- Fortifikasi menggantikan nutrisi-nutrisi yang
hilang dan membuat makanan pokok jauh lebih
bergizi tanpa merubah rasa atau tampilannya.