1. Ondansetron dalam Kehamilan dan Efek Sampingnya pada Janin
Björn Pasternak, MD, Ph.D., Henrik Svanström, M.Sc., dan Anders Hviid,
Dr.Med.Sci
Abstrak
Latar belakang
Ondansetron sering digunakan untuk mengobati mual dan muntah selama
kehamilan, tetapi keamanan obat ini untuk janin belum diteliti dengan baik.
Metode
Kami meneliti risiko efek samping pada janin terkait dengan ondansetron yang
diberikan selama kehamilan. Dari riwayat kohort 608.385 kehamilan di Denmark,
wanita yang terpapar ondansetron dan mereka yang tidak terpapar dimasukkan,
dalam rasio 1:04, dalam analisis kecenderungan nilai berpasangan abortus spontan
(1849 wanita terpapar vs 7396 wanita tak terpapar), lahir mati (1915 vs 7660),
cacat lahir mayor (1233 vs 4932), kelahiran prematur (1792 vs 7168), dan berat
bayi lahir rendah dan kecil menurut usia kehamilan (1784 vs 7136). Selain itu,
estimasi disesuaikan dengan rawat inap untuk mual dan muntah selama kehamilan
(sebagai proxy untuk keparahan) dan penggunaan antiemetik lainnya.
Hasil
Penerimaan ondansetron tidak berhubungan dengan peningkatan risiko yang
signifikan dari aborsi spontan, terjadi pada 1,1% wanita yang terpapar dan 3,7%
pada wanita tak terpapar selama 7 sampai 12 minggu kehamilan (rasio hazard,
0,49; interval kepercayaan 95% [ IK ], 0,27 sampai 0,91) dan masing-masing pada
1,0% dan 2,1%, selama 13-22 minggu (rasio hazard, 0,60, IK95%, 0,29-1,21).
Ondansetron yang diberikan juga tidak meningkatkan risiko bayi lahir mati secara
signifikan (0.3% pada wanita yang terpapar dan 0,4% pada wanita yang tak
terpapar, rasio hazard, 0,42, IK95%, 0,10-1,73), cacat lahir mayor (masing-masing
2,9% dan 2,9%; prevalensi rasio odds, 1,12, IK95%, 0,69-1,82), kelahiran
prematur (6,2% dan 5,2%, rasio odds prevalensi, 0,90, IK95%, 0,66-1,25), berat
badan lahir rendah (4,1% dan 3,7%, rasio odds prevalensi, 0,76, IK95%, 0,51-
1,13), atau bayi lahir kecil selama masa kehamilan (10,4% dan 9,2%, rasio odds
prevalensi, 1,13, IK95%, 0,89 untuk 1,44).
Kesimpulan
Ondansetron yang diberikan selama kehamilan tidak berhubungan dengan
peningkatan risiko efek samping yang signifikan pada janin. (Didanai oleh
Medical Research Council Denmark.)
Mual dan muntah yang umum selama kehamilan, mempengaruhi lebih dari
setengah dari semua wanita hamil.1,2 Sedangkan gejala-gejala ini dapat dikelola
secara konservatif dalam kebanyakan wanita hamil, 10 sampai 15% menerima
obat treatment.1,3 Karena mual dan muntah terjadi pada awal kehamilan, dengan
onset antara 3 dan 8 minggu kehamilan dan dengan gejala puncak minggu 7
2. sampai 12 dalam kebanyakan kasus,1,2,4 pengobatan yang diberikan sering
bertepatan dengan periode di mana janin paling rentan terhadap efek teratogenik.
Di antara obat yang tersedia untuk pengobatan mual dan muntah selama
kehamilan,1 5- hydroxytryptamine tipe 3 reseptor antagonis ondansetron telah
menjadi resep antiemetik yang paling sering digunakan di Amerika Serikat.5
Antara tahun 2004 dan 2008, hampir 3% dari wanita yang terdaftar di Studi Slone
Epidemiology Center Birth Defects dilaporkan telah menerima ondansetron
selama trimester pertama, ondansetron adalah resep kelima yang paling sering
digunakan dalam keseluruhan pengobatan.5 Meskipun obat ini umum digunakan
selama kehamilan, data yang menunjang keselamatan janin masih terbatas.
Sebuah studi kohort menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
kehamilan dan outcome janin pada 176 wanita yang terpapar ondansetron dan 352
yang tidak terpapar.6 Sebuah studi kasus - kontrol menunjukkan bahwa
penggunaan ondansetron dikaitkan dengan peningkatan risiko palate (langit-
langit) sumbing tetapi tidak pada bibir sumbing, hipospadia, atau cacat tabung
atau pembuluh saraf.3
Dengan menggunakan registri Denmark, kami melakukan studi kohort
historis untuk menyelidiki apakah penggunaan ondansetron selama kehamilan
dikaitkan dengan peningkatan risiko efek samping bagi janin, yang didefinisikan
sebagai aborsi spontan, lahir mati, cacat lahir mayor, kelahiran prematur, berat
lahir rendah, dan ukuran kecil selama usia kehamilan.
Metode
Cohort Study
Menggunakan informasi dari Medical Birth Registry7 dan National Patient
Register8 di Denmark, kami membentuk riwayat kohort nasional dari seluruh
kehamilan yang menghasilkan kelahiran hidup tunggal atau lahir mati atau
berakhir dengan outcome aborsi pada periode 1 Januari 2004, sampai 31 Maret
2011. Sebelum masa studi ini, ondansetron jarang digunakan selama kehamilan.
Sumber data untuk penelitian ini, yang juga meliputi National Prescription
Registry,9 the Central Person Register,10 and Statistics Denmark, dijelaskan dalam
3. Lampiran Tambahan, tersedia dengan teks lengkap artikel ini di NEJM.org. Onset
kehamilan didefinisikan sebagai hari pertama periode menstruasi terakhir dan
diperkirakan dengan mengurangi usia kehamilan dari tanggal lahir atau outcome
aborsi. Kami mengecualikan kehamilan dengan informasi tentang usia kehamilan
yang hilang atau tidak masuk akal dan kehamilan dengan beberapa catatan yang
dengan penanggalan yang overlap. Untuk analisis aborsi spontan dan lahir mati,
kami juga mengeksklusi wanita dengan aborsi yang terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 6 minggu (karena banyak kerugian awal kehamilan tidak diakui secara
klinis dan dengan demikian hasil ini akan tunduk pada kesalahan klasifikasi) dan
wanita yang terpapar ondansetron dalam 6 minggu pertama kehamilan. Untuk
analisis yang melibatkan berat lahir, kehamilan dengan informasi berat lahir yang
hilang juga dieksklusi. Studi ini disetujui oleh Badan Perlindungan Data
Denmark. Di Denmark, persetujuan etika dan informed consent tidak diperlukan
untuk penelitian yang berbasis registri.
Paparan ondansetron
Kami menggunakan informasi dari National Prescription Registry untuk
mengidentifikasi resep ondansetron yang dibagikan kepada wanita dalam kohort.
Tidak ada wanita yang menggunakan jenis lain dari 5-hydroxytryptamine
antagonis reseptor tipe 3. Kami mendefinisikan jendela waktu paparan tertentu
untuk masing-masing analisis: trimester pertama (melalui 12 minggu kehamilan)
untuk setiap cacat lahir mayor, setiap saat sebelum 37 minggu untuk kelahiran
prematur, setiap saat selama kehamilan untuk analisis yang melibatkan berat lahir,
minggu 7 sampai minggu 22 untuk aborsi spontan, dan minggu 7 sampai
kelahiran untuk bayi lahir mati. Waktu paparan didefinisikan oleh pengisian
tanggal resep. Dalam setiap analisis, wanita yang tidak menerima ondansetron di
seluruh jendela waktu paparan dikategorikan sebagai "tidak terekspos". Wanita-
wanita yang telah menggunakan resep ondansetron dalam waktu 1 bulan sebelum
timbulnya kehamilan dieksklusi.
Outcome
National Patient Register digunakan untuk mengidentifikasi kasus cacat lahir
mayor (1 - tahun tindak lanjut setelah lahir) dan aborsi spontan (kehilangan janin
4. pada 22 minggu kehamilan). Validasi studi dari National Patient Register
menunjukkan bahwa pendaftaran yang tepat adalah untuk 99% dari diagnosa
abortus spontan dan 88% untuk diagnosa lahir caat.11,12 Cacat lahir mayor
didefinisikan menurut klasifikasi European Surveillance of Congenital Anomalies
(EUROCAT),13 dengan beberapa modifikasi, termasuk pengecualian bayi dengan
penyimpangan kromosom (misalnya, Down sindrom) dan bayi yang diketahui
dengan penyebab cacat lahir (misalnya, janin sindrom alkohol) (lihat Lampiran
Tambahan). Kasus kelahiran prematur (persalinan sebelum lengkap 37 minggu),
bayi yang lahir kecil selama usia kehamilan (persentil ke-10 terendah dari berat
lahir spesifik usia kehamilan dalam kohort), bayi yang lahir dengan berat lahir
rendah (< 2500 g), dan lahir mati (kehilangan janin setelah 22 minggu lengkap)
dipastikan berdasarkan data dari Medical Birth Registry.
Analisis Statistik
Untuk analisis aborsi spontan dan kelahiran mati, yang didasarkan pada semua
kehamilan dalam kelompok (kelahiran hidup, lahir mati, dan outcome aborsi),
kami menggunakan model regresi Cox proportional hazard untuk memperkirakan
hazard rasio guna perbandingan kehamilan pada wanita yang terpapar dan tidak
terpapar ondansetron. Usia kehamilan di mana peristiwa kehamilan terjadi
diperhitungkan dengan menggunakan usia kehamilan dalam beberapa hari sebagai
skala waktu dalam model Cox. Untuk analisis aborsi spontan, (kehamilan 7-22
minggu) tindak lanjut disensor jika outcome aborsi selain aborsi spontan
(misalnya, aborsi induksi) terjadi. Untuk analisis lahir mati, tindak lanjut (minggu
kehamilan 7 sampai kelahiran) disensor jika terjadi outcome aborsi. Asumsi
proporsional - bahaya dinilai dengan mengukur interaksi antara status pengobatan
dan skala waktu dengan menggunakan uji Wald. Analisis cacat lahir, kelahiran
prematur, dan berat lahir didasarkan pada kelahiran; digunakan regresi logistik
untuk memperkirakan prevalensi odds ratio.
Untuk menjelaskan pembaur potensial, kami menggunakan regresi logistik
untuk memperkirakan skor kecenderungan sebagai probabilitas karakteristik dasar
paparan Ondansetron yang diberikan saat onset kehamilan (rincian tentang
kovariat yang diteliti diberikan pada Tabel S2 di Lampiran Tambahan), semua
5. interaksi dua arah antara variabel demografi dimasukkan dalam skor. Variabel
dengan nilai-nilai yang hilang (Tabel S3 dalam Lampiran Tambahan)
diperhitungkan dengan menggunakan modus. Setelah estimasi skor
kecenderungan yang berbeda untuk setiap jendela waktu pemaparan, wanita yang
telah terpapar ondansetron disesuaikan, dalam rasio 1:4, dengan wanita yang tidak
terpapar dengan penyesuaian algoritma tetangga terdekat (lebar caliper sama
dengan standar deviasi 0,1 dari skor logit yang digunakan).14,15 Karena risiko
kehilangan janin sangat tergantung pada usia kehamilan, kami juga menggunakan
usia kehamilan sebagai kriteria yang sesuai untuk analisis aborsi spontan dan
kelahiran mati - yaitu, pada usia awal kehamilan saat paparan (tanggal indeks)
untuk setiap wanita yang terpapar ondansetron. Wanita yang tidak terpapar dan
yang selamat melalui tanggal indeks yang memenuhi syarat sebagai pasangannya.
Akhirnya, semua model disesuaikan untuk rawat inap karena hiperemesis
gravidarum atau mual dan muntah (sebagai ukuran proksi keparahan) dan paparan
antiemetik selain ondansetron selama kehamilan.
Dalam analisis sensitivitas yang direncanakan, kami membatasi definisi
paparan dalam analisis cacat lahir pada periode kerentanan maksimal untuk agen
teratogenik (kehamilan minggu 4 sampai 10, atau 2 sampai 8 minggu setelah
perkiraan waktu pembuahan).16 Selain itu, kita juga mengalisis ulang outcome
lahir cacat, meliputi cacat lahir yang terdeteksi pada aborsi induksi dan bayi lahir
mati (rincian diberikan dalam Lampiran Tambahan). Karena mual dan muntah
berhubungan dengan penurunan risiko aborsi spontan,17,18 (dengan potensi
memperkenalkan perancu dengan indikasi), kami menganalisis risiko aborsi
spontan dengan membandingkan paparan ondansetron dengan paparan
antihistamin antiemetik yang dianggap aman pada kehamilan (promethazine,
cyclizine, atau meclizine)1,19 (menggunakan rasio kecenderungan – analisis nilai
kesesuaian 1:1). Kami juga melakukan penyesuaian model efek untuk faktor
perancu protektif tak terukur pada perbedaan tingkat prevalensi dan perbedaan
kekuatan hubungan dengan cacat lahir, dengan menggunakan pendekatan array
yang dijelaskan oleh Schneeweiss.20 Sejauh wanita yang menggunakan ulang
resep lebih mungkin untuk menggunakan obat, kami juga melakukan analisis post
6. hoc menurut kategori tersebut untuk mengetahui apakah mereka mengisi satu atau
lebih dari dua resep. Software SAS (versi 9.2) digunakan untuk analisis statistik.
Hasil
Populasi studi
Gambar 1 Desain Studi. Menunjukkan desain penelitian dan masuknya kehamilan
dalam masing-masing analisis outcome tertentu. Setelah proses eksklusi, studi
kohort ini terdiri dari 608.385 kehamilan. Paparan ondansetron yang terjadi pada
tahun 1970 (0,3%) dari kehamilan, resep pertama digunakan pada rata-rata 70 hari
kehamilan (yaitu, 10 minggu, kisaran interkuartil, 57-88 hari). Jumlah rata-rata
dosis adalah 10 per resep (kisaran interkuartil, 10 sampai 10) dan 30 per
kehamilan (kisaran interkuartil, 10 sampai 65).
Tabel S4 dan S5 di Lampiran Tambahan menunjukkan karakteristik peserta
sebelum penyesuaian skor kecenderungan. Dalam analisis penyesuaian yang
dilakukan sebelum penyesuaian skor kecenderungan, risiko aborsi spontan
menurun secara signifikan pada wanita yang terpapar ondansetron, dibandingkan
dengan wanita yang tidak terpapar (Tabel S6 dalam Lampiran Tambahan). Tidak
ada peningkatan risiko bayi lahir mati, cacat lahir mayor, bayi berat badan lahir
rendah, atau bayi lahir dengan ukuran kecil selama usia kehamilan terkait dengan
paparan ondansetron, sedangkan risiko kelahiran prematur meningkat secara
signifikan (Tabel S6 dalam Lampiran Tambahan).
Analisis Penyesuaian Skor Kecenderungan
Untuk analisis penyesuaian skor kecenderungan aborsi spontan dan kelahiran
mati, didasarkan pada semua kehamilan, 1849 wanita yang terpapar ondansetron
antara 7 dan 22 minggu kehamilan dan 1915 wanita yang terpapar antara minggu
7 dan kelahiran disesuaikan dalam rasio 1:4 untuk wanita hamil yang tidak
terpapar ondansetron (Gambar 1). Untuk analisis penyesuaian skor kecenderungan
cacat lahir, kelahiran prematur, bayi lahir kecil selama usia kehamilan, dan bayi
dengan berat badan lahir rendah, didasarkan pada kelahiran hidup, 1.233 wanita
terpapar pada trimester pertama, 1792 terpapar sebelum 37 minggu kehamilan
lengkap, dan 1784 wanita hamil yang terpapar setiap saat selama kehamilan
7. disesuaikan dengan rasio 1:4 dengan wanita hamil yang tidak terpapar. Untuk
semua analisis, kelompok yang dipasangkan diseimbangkan menurut karakteristik
dasar (Tabel 1 Karakteristik wanita yang dimasukkan dalam Analisis Skor
Kecenderungan, menurut paparan ondansetron selama kehamilan, Tabel S7 dan
S8 dalam Lampiran Tambahan). Di antara wanita yang terpapar ondansetron,
lebih dari 50% yang dirawat inap karena hiperemesis atau mual dan muntah
selama kehamilan dan hampir setengahnya menerima antiemetik lain (Tabel 1).
Tabel 2. Analisis penyesuaian skor kecenderungan pada efek samping
outcome janin terkait dengan paparan ondansetron pada kehamilan. Menunjukkan
analisis penyesuaian skor kecenderungan efek samping pada outcome janin yang
terkait dengan paparan ondansetron pada kehamilan, dengan dan tanpa
penyesuaian rawat inap karena hiperemesis atau mual dan muntah serta
penggunaan antiemetik lainnya. Karena asumsi proportional hazard tidak
terpenuhi untuk analisis yang direncanakan pada abortus spontan (tindak lanjut, 7-
22 minggu kehamilan, P = 0,02 untuk interaksi antara status pengobatan dan usia
kehamilan), periode tindak lanjut dibagi menjadi dua strata: 7 sampai 12 minggu
dan 13-22 minggu. Analisis ini mencakup total 354 kasus, dengan 215 kasus yang
terjadi pada minggu 7 sampai 12 dan 139 kasus pada minggu 13-22. Wanita hamil
yang terpapar ondansetron tidak mengalami peningkatan risiko aborsi spontan,
dibandingkan dengan wanita yang tidak terpapar, dengan rasio hazard yang
disesuaikan dari 0,49 (interval kepercayaan 95% [IK], 0,27-0,91) pada minggu 7
sampai 12 dan 0,60 (IK95%, 0,29-1,21) pada minggu 13-22. Analisis lahir mati
melibatkan 6 kasus di antara 1915 wanita yang terpapar ondansetron (0,3%) dan
27 kasus di antara 7660 wanita yang tidak terpapar (0,4%) (rasio hazard yang
disesuaikan, 0,42, IK95%, 0,10-1,73).
Di antara 1233 wanita yang terpapar ondansetron pada trimester pertama
(resep pertama pada median 63 hari kehamilan, kisaran interkuartil, 54-73), 36
bayi (2,9%) yang diuji memiliki cacat lahir mayor selama tahun pertama hidup,
dibandingkan dengan 141 dari 4932 bayi (2,9%) yang lahir dari wanita yang tidak
terpapar (rasio prevalensi odds yang disesuaikan, 1,12, IK95%, 0,69-1,82). Cacat
lahir tertentu pada bayi yang terpapar dan tidak terpapar ondansetron tercantum
8. dalam Tabel S9 dalam Lampiran Tambahan, tidak ada kasus bibir sumbing dalam
kelompok yang terpapar ondansetron.
Di antara 1.792 wanita yang terpapar ondansetron sebelum 37 minggu
kehamilan selesai, ada 111 kelahiran prematur (6,2%), dibandingkan dengan 374
di antara 7168 wanita yang tidak terpapar (5,2%) (rasio odds yang disesuaikan
prevalensi, 0,90, IK95%, 0,66-1,25). Paparan ondansetron setiap saat selama
kehamilan tidak berhubungan dengan bayi yang lahir dengan berat badan lahir
rendah (4,1% antara bayi yang telah terpapar ondansetron dan 3,7% di antara
mereka yang belum terpapar, rasio odds yang disesuaikan prevalensi, 0,76,
IK95%, 0,51-1,13) atau dengan bayi yang kecil untuk usia kehamilan saat lahir
(10,4% antara bayi yang terpapar dan 9,2% di antara terpapar bayi; rasio odds
yang disesuaikan prevalensi, 1,13, IK95%, 0,89-1,44).
Analisis Sensitivitas
Rasio odds yang disesuaikan untuk setiap prevalensi cacat lahir mayor adalah
serupa dengan ada dalam analisis primer dalam analisis sensitivitas di mana
jendela waktu paparan terbatas pada periode kerentanan maksimal untuk agen
teratogenik (minggu kehamilan 4 sampai 10) dan termasuk cacat lahir pada aborsi
induksi dan bayi lahir mati (Tabel 3. Sensitivitas Analisis Paparan Ondansetron
pada Kehamilan dan Efek Sampingnya pada Janin). Dibandingkan dengan
kehamilan di mana ada paparan antiemetik antihistamin, wanita hamil dengan
paparan ondansetron tidak menunjukkan risiko mengalami aborsi spontan yang
signifikan (Tabel 3). Perkiraan untuk efek samping pada outcome janin adalah
serupa antara wanita yang telah menggunakan satu resep ondansetron dan mereka
yang menggunakan dua atau lebih resep (Tabel 3).
Karena tidak ada peningkatan risiko cacat lahir yang terdeteksi dalam
hubungannya dengan paparan ondansetron, kita memodelkan efek pembaur
hipotetis tak terukur yang mungkin menyamarkan risiko sebenarnya dan
menemukan pengaruhnya terhadap estimasi yang diamati akan relatif kecil (Tabel
S12 dalam Lampiran Tambahan). Misalnya, jika confounder dibedakan atas risiko
cacat lahir dan dua kali lebih umum pada kelompok terpapar ondansetron, 1,12
9. estimasi yang diamati akan bias sebesar 11,1% dan estimasi perancu yang
disesuaikan akan sebesar 1,26.
Diskusi
Dalam penelitian kohort nasional di Denmark, paparan ondansetron pada
kehamilan tidak berhubungan dengan peningkatan risiko efek samping pada
outcome janin yang signifikan. Atas dasar batas atas interval kepercayaan untuk
estimasi risiko, temuan kami tidak konsisten dengan peningkatan risiko yang
terkait dengan ondansetron tidak lebih dari 25% untuk persalinan prematur, 44%
untuk ukuran bayi kecil selama usia kehamilan saat lahir, dan 82% untuk setiap
cacat lahir mayor.
Sumber pengganggu potensial dalam studi observasional efek obat adalah
bahwa kondisi pengobatan yang digunakan sendiri bisa dikaitkan dengan hasil
penelitian (yaitu, perancu dengan indikasi). Temuan studi kami adalah wanita
hamil yang terpapar ondansetron berada pada risiko aborsi spontan yang secara
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak terpapar, tetapi
memiliki risiko yang sama ketika dibandingkan dengan wanita terpapar
antihistamin, mendukung kesimpulan bahwa mual dan muntah, dimana kondisi ini
dirawat dengan ondansetron, berhubungan dengan rendahnya risiko aborsi
spontan. Beberapa studi sebelumnya telah melaporkan hubungan negatif atau
berlawanan antara mual dan muntah dalam kehamilan dan aborsi spontan yang
besarnya sama seperti hubungan antara ondansetron dan aborsi spontan dalam
studi kami.17,18 Oleh karena itu, data ini tidak menunjukkan bahwa ondansetron
berefek protektif, melainkan data pada studi ini memberikan jaminan bahwa
ondansetron tidak terkait dengan peningkatan risiko aborsi spontan.
Sebuah pertanyaan penting adalah apakah beberapa faktor perancu tak
terukur mungkin telah menyamarkan risiko sebenarnya yang terkait dengan
ondansetron. Sebagai contoh, data suplemen asam folat tidak tersedia untuk
analisis cacat lahir. Untuk mengatasi masalah ini, kami memodelkan pengaruh
efek perancu tak terukur dan menemukannya bahkan jika perbedaan prevalensi
perancu antara wanita yang terpapar dan tidak terpapar ondansetron sudah besar
10. dan asosiasi faktor protektif dengan hasil yang sangat kuat, estimasi perancu yang
disesuaikan relatif dekat dengan perkiraan yang diamati. Wanita yang terpapar
ondansetron jauh lebih mungkin untuk mengalami mual dan muntah dibandingkan
dengan wanita yang tidak terpapar obat ini. Kami menyesuaikan analisis kami
dengan rawat inap karena mual dan muntah (sebagai proxy untuk keparahan),
namun data mual dan muntah yang tidak memerlukan rawat inap tidak tersedia.
Sebagian besar kehamilan dengan paparan ondansetron yang dimasukkan dalam
analisis cacat lahir, paparan terjadi pada paruh kedua trimester pertama. Meskipun
pola paparan mungkin mencerminkan kenyataan bahwa puncak mual dan muntah
selama periode ini,1,2,4 juga menyiratkan bahwa hasil analisis kelahiran cacat
terutama berlaku untuk paruh kedua trimester pertama.
Meskipun resep ondansetron untuk wanita hamil telah meningkat pesat,5
kami menyadari bahwa hanya dua studi terkontrol yang menilai keamanannya
terhadap janin. Studi kohort dari layanan informasi teratologi Kanada dan
Australia melaporkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi
keguguran, lahir mati, aborsi, malformasi mayor, rata-rata berat lahir, atau rata-
rata usia kehamilan pada 176 wanita hamil yang terpapar ondansetron dan 352
wanita yang tidak terpapar.6 Satu lagi yaitu analisis kasus-kontrol dari National
Birth Defects Prevention Study yang mengungkapkan bahwa penggunaan
ondansetron dikaitkan dengan peningkatan risiko sumbing pada palate atau langit-
langit yang signifikan tetapi tidak pada bibir sumbing, hipospadia, atau cacat
pembuluh/tabung saraf.3 Temuan pada studi kami ini konsisten dengan studi-studi
kohort tersebut. Karena kita menganalisis cacat lahir secara keseluruhan, temuan
studi kami tidak dapat langsung dibandingkan dengan studi kasus-kontrol mereka.
Kami mengidentifikasi ada kasus bibir sumbing di antara 1.233 bayi yang terpapar
ondansetron pada trimester pertama, tapi penelitian kami ini tidak didukung untuk
menilai risiko cacat individu, pertanyaan ini perlu ditangani di masa mendatang,
dengan dukungan studi yang memadai. Studi kami memperluas data yang tersedia
tentang keamanan ondansetron pada kehamilan dengan memasukkan sejumlah
besar kehamilan yang terpapar ondansetron, menyelidiki efek samping mayor,
11. mempertimbangkan efek paparan selama kehamilan, dan memodelkan estimasi
risiko komparatif sambil mengontrol untuk faktor pembaur potensial.
Sebagai kesimpulan, dalam studi kohort berbasis registri ini, kami
menemukan bahwa paparan ondansetron pada kehamilan tidak terkait dengan
peningkatan yang signifikan pada risiko aborsi spontan, lahir mati, cacat lahir
mayor, kelahiran prematur, atau bayi lahir dengan berat badan lahir rendah atau
lahir dengan kecil selama usia kehamilan. Meskipun hasil ini tidak bisa secara
definitif mengesampingkan kemungkinan efek samping dalam hubungannya
dengan ondansetron, hasil studi ini tidak memberikan jaminan mengenai
penggunaan agen ini untuk mual dan muntah dalam kehamilan.