BUKU ACARA RETRET KATEKISAN GPIB PONDOK UNGU TAHUN 2014stephen sihombing
RETRET KATEKISAN GPIB PONDOK UNGU BEKASI DISELENGGARAKAN DALAM RANGKA PEMANTAPAN IMAN SEHINGGA MEREKA DAPAT MENJADI WARGA SIDI GPIB YANG BERTANGGUNGJAWAB. RETRET DIADAKAN DI VILA SAIYA, CIPAYUNG 29-30 MARET 2014. SEMOGA BERMANFAAT BAGI REKAN YANG MEMBUTUHKAN. UNTUK KONTAK LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI 085814551517 ATAU EMAIL KE: sgrsihombing@yahoo.com.
BUKU ACARA RETRET KATEKISAN GPIB PONDOK UNGU TAHUN 2014stephen sihombing
RETRET KATEKISAN GPIB PONDOK UNGU BEKASI DISELENGGARAKAN DALAM RANGKA PEMANTAPAN IMAN SEHINGGA MEREKA DAPAT MENJADI WARGA SIDI GPIB YANG BERTANGGUNGJAWAB. RETRET DIADAKAN DI VILA SAIYA, CIPAYUNG 29-30 MARET 2014. SEMOGA BERMANFAAT BAGI REKAN YANG MEMBUTUHKAN. UNTUK KONTAK LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI 085814551517 ATAU EMAIL KE: sgrsihombing@yahoo.com.
La tahzan - Jangan Bersedih
Jangan bersedih, karena kesedihan hanya akan membuatmu lemah dalam beribadah, membuatmu malas untuk berjihad, membuatmu putus harapan, menggiringmu untuk berburuk sangka, dan menenggelamkanmu ke dalam pesimisme. Jangan bersedih, sebab rasa sedih dan gundah adalah akar penyakit jiwa, sumber penyakit syaraf, penghancur jiwa, dan penebar keraguan dan kebingungan. Jangan bersedih, karena ada al-Qur'an, ada doa, ada shalat, ada sedekah, ada perbuatan baik, dan ada amalan yang memberikan manfaat. Jangan bersedih, dan jangan pernah menyerah kepada kesedihan dengan tidak melakukan aktivitas. Shalatlah ... bertasbihlah ... bacalah ... menulislah ... bekerjalah ... terimalah tamu ... bersilaturrahmilah ... dan merenunglah. Allah berfirman, {Dan, Rabb-mu berfirman: "Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu."}
Rasam Powder,Sambar Powder, Ragi Malt, Puliyogare Mix, Methi Powder, Vangibath Powder, Bisibelebath Powder etc. Available in all Super Markets and Hypermarkets in Bangalore.
“The way our ancestors communicated before the advent of technology was through storytelling – whether it was via the Wayang theatrical performance, through craftsmanship of Candi reliefs, or the subtle movements of the Javanese dance – these old methods of storytelling have taught me that communication is at the heart of humanity.”
Through performances of Kediri Bertutur, tales are retold and reenacted amongst today’s communities in the kampung and revealed for those who seem to have lost touch with their cultural roots.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
1. END YEAR MESSAGE: “THE
SAINTS MUST WALK ALONE”
A.W TOZER
By Maq | | 29 December 2012
Selamat menutup tahun dengan Roh Kudus dan
kebaikan-kebaikan yang disiapkan bagi Saudara yang
berharap kepada-Nya dalam sukacita, kedamaian, dan
hati yang murni. Saya berdoa agar dalam perjalanan ke
depan Saudara diberi rahmat untuk setiap jejak yang
akan Saudara lalui, tidak pernah mengeluh sebab
Saudara tahu bahwa you are not alone.
Sebab banyak orang yang berdua dan berkeluarga
merasa berjalan sendiri, padahal ada suatu janji besar
yang setia dan tak pernah bisa mungkir: "I will be with
you ALWAYS, until the end of age." Dia berjanji akan
beserta dengan kita selamanya sampai kesudahan jaman.
So, hold on that PROMISE, Dia bersamamu, no matter
how single or double you are.
2. Saya beruntung ayah angkat Korea saya Appa Park
sangat modern dan mengikuti perkembangan gadget.
Terakhir dia mengirim pesan kepada saya begini: Dear
maq (지 혜) To you I'm sorry, I have all.. wife or three
son, grandchild. and you only Jesus Christ our Lord. I
have every day and time continuously prayer for you, I
love you in Jesus Christ..
Saya sangat mengerti maksudnya, ia sangat kasihan
mengingat kesendirian saya, sementara dia memiliki
segalanya: isteri, anak-anak lelaki dan seorang cucu yang
menyenangkan di hari tuanya. Sedangkan saya tidak
punya „keluarga‟ yang dapat „membahagiakan‟ saya dan
saya sangat single.
Yang tidak diketahuinya adalah bahwa dalam
kesendirian saya justru memiliki keleluasaan yang tidak
dimilikinya dan yang ternyata banyak dicemburui para
mereka yang menikah. Saya juga banyak memfokuskan
diri kepada pekerjaan Tuhan dan kepentingan orang lain
daripada berkutat pada kepentingan diri. Dengan tidak
memandang rendah bahwa orang yang menikah
kebanyakan berkutat pada persoalan diri mereka, tetapi
benarlah kata Rasul Paulus bahwa mereka yang
berpasangan (1 Kor 7:28) ditimpa kesusahan badani. Ini
tidak bisa dihindarkan, saya menemui banyak kasus
mengenai pernikahan dan hampir bisa dibilang bahwa
tidak ada satu pun pasangan yang tidak pernah
mengeluhkan hubungan pernikahan mereka – selalu ada!
Tapi mereka adalah orang-orang yang diberi karunia
untuk itu dan siap dan harus menanggung kesusahan
badani tersebut, jadi masing-masing tidak berbangga
3. tetapi bersyukur atas keberadaan dan keputusan yang
diambil.
Tidak hanya saya sebagai single leluasa dalam
mengekspresikan diri tanpa dibatasi seorang pasangan,
tetapi saya pikir saya lebih produktif dibanding jika saya
kawin, karena mengurus anak dan berbagai macam
kerepotan badani. Dalam 11 tahun saya menghasilkan 9
buku, melayani ministry yang sudah meranak-pinak, dan
menghasilkan murid-murid sampai 4 generasi. Ini suatu
pencapaian dalam kesingle-an saya yang kemungkinan
tidak dapat dilakukan jika saya menikah. (Saya tidak
membandingkan dengan orang lain atau mengatakan
bahwa orang yang menikah tidak bisa berbuat demikian;
saya mengatakan bahwa jika saya menikah, jadi
bandingannya adalah produktifitas antara jika saya
menikah dan tidak menikah).
Mengenai loneliness? Mungkin itu yang menjadi salah
satu pemikiran ayah angkat saya, yaitu kesepian.
Sesungguhnya saya hampir tidak berpikir mengenai kata
itu, artinya kesepian hampir tidak menjamah hidup saya.
Mungkin karena saya aktif, produktif dan menghitung
argo waktu, jadi saya hampir-hampir tidak pernah
merenungi diri dalam kesendirian dan menyesal tentang
hidup ini kenapa sampai hari ini saya masih sendiri.
Selain saya keras terhadap diri saya sendiri, saya tidak
membiarkan diri saya cengeng dan melankolik, saya
tidak suka menghibur diri karena merasa sendiri, saya
sangat positif terhadap keadaan saya.
4. Waktu pelayanan di Amerika akhir tahun 2012 kemarin,
beberapa kali saat team saya yang berpasangan harus
berpisah masing-masing untuk shopping dan nanti
bertemu di meeting point jam sekian, mereka
memandang saya dengan rasa kasihan, “Lalu Sis Maq
sendirian?” Hehe, kasihan mereka yang memikirkan
mengasihani saya. Sudah sangat lama saya terbiasa
sendiri, 20 tahun lebih dalam kemandirian baik di dalam
maupun di luar negeri, dan tidak pernah kasihan bahwa
saya berjalan sendiri. Saya malah lebih menyukai hal ini,
tidak harus direpotkan dengan keputusan, dengan
pilihan, dengan gangguan, dengan penantian, dengan
makanan, dengan keluhan orang di sebelah saya. Saya
makan sendiri, berbelanja cepat, berjalan cepat tapi
kadang santai dan ringan, tergantung, saya leluasa dan
bisa menebarkan sayap pikiran saya tanpa diganggu oleh
pemikiran bagaimana jika saya berjalan ke arah sana dan
orang di sebelah saya tidak suka, atau lebih suka di sini,
atau lebih memilih makan itu, dan lebih suka duduk. I
really enjoy my freedom – ini bukan dibuat-buat,
dipaksakan mengatakan dan direkayasa karena saya
single, tetapi saya betul-betul menikmati singleness saya
sampai hari ini. Karena saya yakin banyak di luaran sana
yang berkata bahwa mereka suka memiliki pasangan
sementara bathinnya menangis karena kesusahan badani
yang dideritanya, tapi harus dijalani karena keputusan
pilihannya. Saya selalu menghargai keduanya, khan life
is about choices, right?
Marilah menelusuri perkataan seorang spiritual giant
bernama A.W Tozer yang berkata bahwa: “The saints
must walk alone.” Ini bukan berarti bahwa orang kudus
5. harus single, tapi esensi berjalan sendiri bisa dikaitkan
bagi keduanya, baik single maupun double.
Sebagian besar orang-orang saleh di dunia ini hidup
dalam kesendirian. Kesendirian tampaknya merupakan
suatu harga yang harus dibayar oleh orang-orang yang
suci untuk kekudusannya.
Di suatu pagi (atau dapat dikatakan, dalam keremangan
yang tidak biasa pada dini hari), Henokh yang saleh
berjalan bersama Tuhan dan sesudahnya ia tidak
ditemukan lagi sebab Tuhan telah membawanya; tanpa
harus dijelaskan lebih jauh lagi dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa Henokh telah berjalan bersama
Tuhan cukup jauh, terpisah dari orang-orang
sebangsanya.
Manusia lainnya yang hidup dalam kesendirian adalah
Nuh, yang di antara para orang-orang kuno di masa itu,
Nuh mendapat kasih karunia di hadapan Allah, bahkan
dalam tulisan-tulisan sejarah kehidupannya
menunjukkan kesendirian yang ia jalani selama
hidupnya, sekalipun ia hidup dikelilingi oleh bangsanya.
Contoh lainnya adalah Abraham. Ia hidup bersama Sara
dan Lot, serta banyak pelayan-pelayan dan para
gembala-gembala, namun siapa yang pernah membaca
kisahnya dan komentar apostolik tentangnya tanpa
merasakan langsung bahwa ia adalah orang “Yang
jiwanya bagaikan bintang dan diam terpisah”?
6. Sejauh yang kita ketahui bersama, tidak pernah sekali
pun Tuhan berbicara kepadanya saat ia sedang bersama
orang lain. Dengan sikap wajah menelungkup ia
bersekutu dengan Tuhannya, yang walaupun martabat
bawaan manusia yang melarangnya untuk mengambil
sikap seperti itu di hadapan orang lain. Sungguh indah
dan khidmat kejadian di malam saat ia
mempersembahkan korban bakaran, ketika ia melihat
lampu api bergerak di antara potongan-potongan
korban persembahan. Di sana ia sendirian, dalam
kegelapan mencekam yang menyelimutinya, di sanalah
ia mendengar suara Tuhan dan ia tahu bahwa ia adalah
orang yang ditandai untuk menerima kebaikan ilahi.
Musa juga adalah orang yang hidup menyendiri.
Sebelum ia datang menghampiri tahta Firaun, ia telah
berjalan sendirian dalam perjalanan yang jauh, dan
suatu kali dalam sepanjang perjalanannya saat ia
terpisah jauh dari keramaian, ia melihat seorang Mesir
berkelahi dengan seorang Ibrani dan ia datang untuk
menyelamatkan orang sebangsanya. Akibat pelanggaran
yang menyebabkannya menyingkir dari Mesir, Musa
tinggal dalam pengasingan di padang gurun. Di sana
ketika ia sedang mengamati dombanya, tiba-tiba
tampaklah baginya semak belukar yang terbakar, dan
sesaat kemudian, di puncak gunung Sinai, ia meringkuk
sendirian memandang kagum Hadirat Tuhan, yang
sebagian tersembunyi, sebagian nampak, dalam awan
dan api.
Para nabi dari masa pra-Kristen sangat jauh berbeda
satu dengan yang lainnya, tapi satu ciri kesamaan yang
7. mereka pikul adalah keteguhan mereka untuk hidup
dalam kesendirian. Mereka mengasihi bangsa mereka
dan menjunjung tinggi agama leluhurnya, namun
kesetiaan mereka kepada Allah Abraham, Ishak dan
Yakub, dan semangat mereka demi kesejahteraan
bangsa Israel membuat mereka menjauh dari keramaian
dan masuk dalam kesesakan untuk jangka waktu yang
lama. "Aku menjadi orang asing bagi saudara-
saudaraku, seorang yang asing bagi anak-anak ibuku,"
demikian seruan hati mereka.
Hal yang paling nyata dari semuanya adalah apa yang
dialami oleh sang Juruselamat. Dia, yang oleh Musa
dan semua nabi telah menuliskan hal ini tentangNya,
menapaki jalan kesendirian-Nya menuju salib,
kesepianNya yang mendalam tak dapat dihapuskan oleh
kehadiran para pengikutNya.
Pada tengah malam, di bukit Zaitun
Bintang berkelip dan bersinar redup
Pada tengah malam, di sebuah taman
Sang Juruselamat yang menderita berdoa sendirian
Pada tengah malam, terpisah dari semuanya
Sang Juruselamat bergumul dalam ketakutanNya
bahkan murid yang dicintaiNya
8. tak mengindahkan duka dan airmataNya
-WILLIAM B. TAPPAN
Dia meninggal sendirian dalam kegelapan yang
tersembunyi dari pandangan manusia fana dan tak ada
seorang pun yang melihatNya ketika Ia bangkit dalam
kemenangan dan berjalan keluar dari kuburNya,
meskipun banyak yang melihatNya sesudahnya, dan
memberikan kesaksian tentang apa yang mereka lihat.
Ada beberapa hal yang begitu sakral yang hanya dapat
dilihat oleh mata Tuhan. Rasa ingin tahu, tempat yang
terlalu ramai, usaha yang kelihatannya menolong
namun sia-sia, semua itu malah menghalangi jiwa
seseorang yang sedang menantikan kesendirian dan
mustahil pesan rahasia dari Tuhan dapat disampaikan
langsung kepada hati yang menyembah.
Seringkali kita berespon dengan semacam reaksi rohani
dan mengulangi kembali beberapa kata-kata dan
ungkapan yang tepat sekalipun ungkapan tersebut gagal
mengungkapkan perasaan kita yang sebenarnya dan
justru mengurangi kebenaran dari pengalaman pribadi.
Saat ini adalah waktunya. Pengabdian dalam tingkatan
tertentu yang dijalani dengan kesetiaan, dapat
membawa beberapa dari mereka yang mendengar
kebenaran yang tidak lazim ini diungkapkan untuk
pertama kalinya dengan lantang: “ Oh, saya tidak
pernah kesepian. Kristus berkata „Aku sekali-kali tidak
akan meninggalkan atau membiarkan engkau,‟ dan
9. „Lihatlah, Aku menyertaimu senantiasa,‟ Bagaimana
mungkin aku kesepian jika Yesus ada bersamaku?”
Sekarang saya bukan ingin menggambarkan mengenai
ketulusan dari setiap jiwa orang Kristen, tapi tumpukan
kesaksian ini hampir tak dapat dipercaya. Dapat dilihat
bahwa apa yang dipikirkan oleh orang yang
menyampaikannya seharusnya adalah suatu kebenaran
lebih dari apa yang sedang ia buktikan kebenarannya
melalui ujian pengalaman. Penyangkalan diri yang
dilakukan dengan riang gembira dalam kesendirian
telah membuktikan bahwa orang tersebut tidaklah
pernah berjalan bersama dengan Tuhan tanpa dukungan
dan dorongan dari orang banyak. Pengertian dari
persahabatan yang mana telah dengan keliru
dihubungkannya dengan hadirat Kristus, mungkin timbul
dari kehadiran orang-orang yang bersikap ramah
terhadapnya. Ingatlah selalu: engkau tidak mungkin
memikul salib bersama serombongan orang. Walaupun
Kristus hidup dikelilingi oleh kerumunan orang banyak,
salibNya tetaplah milikNya sendiri dan Ia membawanya
sebagai tanda bahwa Ia berjalan sendiri. Orang banyak
berbalik menyerang Dia; jika tidak maka tentunya tidak
ada salib untukNya. Tak seorang pun yang mau
bersahabat dengan orang yang membawa salib.
"Mereka semua telah meninggalkan Dia, dan melarikan
diri."
Rasa sakit karena kesepian muncul dari keadaan
alamiah jasmani kita. Tuhan menciptakan kita untuk
saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Hasrat
manusia untuk menjalin persahabatan adalah
10. sepenuhnya sah dan alamiah. Kesendirian seorang
Kristen yang sebagai akibat dari perjalanannya bersama
Tuhan di tengah-tengah dunia yang durhaka ini, adalah
karena perjalanan itu seringkali telah menariknya
keluar dari persekutuan Kristiani sebagaimana ia keluar
dari dunia yang penuh dosa ini. Naluri alamiah yang
diberikan Allah kepada manusia sebagai manusia
membuatnya mendambakan suatu hubungan
persahabatan yang wajar dengan sesamanya manusia,
dengan orang yang dapat memahami kebutuhan-
kebutuhannya, cita-citanya, tentang betapa dalamnya
cintanya terhadap Kristus; dan karena hanya sedikit
dari orang-orang dekatnya yang berbagi pengalaman
batinnnya, ia terpaksa berjalan sendirian. Keinginan
para nabi-nabi untuk dipahami yang tidak terpuaskan
menyebabkan mereka menangis dalam keluhan mereka,
dan bahkan Tuhan sendiri mengalami penderitaan yang
sama.
Hanya ada 2 hal yang dapat dikatakan. Pertama, bahwa
orang yang menyendiri dalam konteks ini bukanlah
seorang yang angkuh, ataupun seorang yang lebih suci
dari Anda. Hal kedua adalah, orang saleh yang
menyendiri bukanlah orang yang menarik diri yang
sengaja menempa dirinya menantang penderitaan
badani dan menghabiskan hari-harinya hanya melulu
merenungkan tentang sorga. Justru pengertian
sebaliknya yang benar.
Kelemahan dari banyak orang Kristen zaman sekarang
adalah mereka lebih memilih untuk berada dalam rumah
mereka di dunia. Dalam usaha mereka untuk
11. memperoleh ketenangan yang ”disesuaikan” dengan
masyarakat yang tidak dapat berubah, mereka telah
kehilangan karakter mereka sebagai orang percaya dan
malah menjadi bagian penting dari tatanan moral yang
rusak yang seharusnya mereka dikirimkan ke sana untuk
membawa perubahan. Dunia ini mengakui kehadiran
mereka dan menerima mereka apa adanya. Dan inilah
hal paling menyedihkan yang dapat dikatakan tentang
mereka. Mereka tidak kesepian, namun mereka juga
bukan orang yang saleh.
http://afairmitre.wordpress.com/category/the-saint-must-
walk-alone-by-a-w-tozer/
Kiranya Saudara menutup tahun ini dengan DAMAI.
Jangan mempersalahkan orang lain, renungi diri sendiri
dan janji-janji Tuhan yang selalu SETIA. Ia tak dapat
memungkiri janji-Nya, sebab Dia dan atribut-Nya serta
nama-Nya adalah SETIA. Siap untuk setiap kebaikan
dan mujizat yang akan Tuhan limpahkan di tahun depan?
Let's give thanks in everything, every situation,
Amin.
12. Tips Mengawali Tahun Baru 2013:
Mengenali Tipuan Iblis dari Jaman
ke Jaman
By Maq | | 5 January 2013
Berulang kali saya berhadapan dengan orang-orang yang
gagal dalam hidupnya, - yang membuat saya heran
adalah mereka yang sudah menduduki kepemimpinan
dan mereka-mereka yang sudah berusaha terus menerus
dan gagal lagi gagal lagi. Tidak menganggap ringan
bahwa ujian itu enteng, atau bahwa saya selalu
berkemenangan. Tapi kita harus berusaha sampai di
batas maksimal kita, barulah kita bisa berkata bahwa kita
gagal, tapi kalau kita melemahkan diri dan mudah
menyerah lalu berkata bahwa kita gagal, itu adalah cara
membohongi diri yang sangat beralasan. Dan by the way,
ada yang sangat suka dengan trik-trik usang seperti itu.
Saya tidak tahu sudah berapa kali diusahakan dan
dengan cara apa mengusahakannya, entahkah pengusiran
iblis, berdoa dan berpuasa, mengurapi dengan minyak,
13. menyerang dengan Firman. Itu usaha yang sangat baik
dan beberapa di antaranya maksimal, karena sudah
disertai dengan puasa, tapi harus ada perbedaan dalam
berpuasa, tidak cukup hanya rutinitas puasa yang enteng
seperti biasanya. Sebab Firman Tuhan juga mengatakan
bahwa beberapa jenis tidak bisa keluar selain dengan doa
dan puasa. Jadi puasa merupakan salah satu kredit
dimana kita bisa menghalau yang sukar-sukar, tapi
dengan suatu harga tentunya, nggak puasa murahan
punya.
Sekarang mari kita bahas fakta lainnya: iblis. Ia adalah
pembohong dan kerjanya adalah menipu. Sejak awal dia
mengajari perempuan bahwa Tuhan itu penipu. Dia tidak
senang dengan keberadaan taman Eden yang sempurna,
dan tidak suka dengan peraturan. Ia tidak suka perfection
dan obedience. Camkan ini!
Ambillah contoh: Teman Anda mendapatkan promosi,
Anda „belum‟. Anda seharusnya menerima keadaan ini
sebagai kesempurnaan pengaturan Tuhan, tapi siapa
yang nggak suka? Iblis. Jadi Anda mulai mengikuti
tipuannya untuk iri hati. Anda mengambil perasaan itu
dan menuding teman dan bosmu atas promosi yang
sempurna dibuat Tuhan itu.
Contoh lain: Suami Anda selingkuh. Memang itu bukan
perfection, tapi situasi itu Tuhan ijinkan sebagai
perfection dalam kehidupan Anda untuk Anda bisa
mengontrol diri, mengucap syukur dalam hal buruk ini,
beriman bahwa suami Anda akan kembali kepadamu,
menyediakan keperluannya dengan rapi, bersikap manis
14. dan tetap lembut menghadapinya. Tapi Anda tidak bisa
menerima ini dan merasa ditipu, dan Anda mulai
mengikuti sang penipu bahwa sebaiknya Anda
melakukan suatu pembalasan dan bersikap menyerang.
Anda kena tipuannya dan tidak bersikap apa yang tertulis
dalam Firman dan tidak menghasilkan buah. Tetap
dalam hal ini Anda kena tipu, sebab Anda tidak bersikap
seperti Firman, tidak peduli seperti apa model suamimu,
Anda jangan kena tipuan iblis untuk memberontak dan
bersikap duniawi.
Contoh umum: seorang pria sudah beristeri, kemudian
karena satu hal atau lainnya, ia tertarik kepada wanita
lain dan merasa bahwa ia lebih cocok dengan wanita
tersebut lalu meninggalkan isterinya. Biasanya wanita
baru ini berbeda, lembut, manis, lebih muda, pandai,
tidak cerewet, tidak controlling, dibanding isterinya. Ini
adalah tipuan iblis dari jaman ke jaman. Walaupun
faktanya wanita itu memang demikian, tetapi itu tidak
ada hubungannya dengan kesempurnaan pengaturan
Tuhan, yang seharusnya tidak dapat melencengkan
seorang suami dari panggilan ini. Se‟salah-salahnya‟ ia
memilih isterinya, face it, itu merupakan konsekwensi
pilihan yang harus dikerjakan seumur hidup; dan tidak
ada pilihan lain selama mereka masih ada ikatan dan
masih sama-sama bernafas. Lain daripada itu,
kebohongan total. Juga jika seorang isteri berpaling dari
suaminya dan merasa bahwa pria lain lebih lembut,
memperhatikan, mencintai, sabar dsb, ia telah tertipu dan
hidup dalam kebohongan.
15. Contoh hidup dalam tipuan lainnya adalah dengan
menonton adegan seks dan melihat pornografi
dilanjutkan melakukan masturbasi, ia hidup dalam tipuan
dan jerat yang mematikan. Sekalipun ia
melampiaskannya dengan isterinya, tetap saja ia
berfantasi dan hidup dalam kebohongan. Pikirannya
tersesat dan alih-alih membayangkan adegan panas
dengan fantasi di film, ia menodai tubuhnya dan berpikir
bahwa melakukannya dengan isterinya, padahal ia
sedang menikmati tipuan dan hidup dalam kesesatan.
Kebohongan umum dalam kepemimpinan: semua sudah
tahu kata “hamba”, sangat jelas, tapi banyak yang tertipu
dan merasa dirinya “tuan” sehingga ia menempatkan
dirinya sangat tinggi dan tertipu untuk dilayani alih-alih
melayani. Tipuannya membuat seorang hamba
bertingkah tinggi hati dan menempatkan harga dirinya di
ujung langit; kata-katanya bak seorang raja, gerak-
geriknya menyiratkan kealfaan seorang pelayan. Ini
tipuan kosong yang mengambil banyak tempat pada
kepemimpinan.
Kebohongan lain tentunya selalu berkaitan dengan uang,
posisi, yangmana seharusnya mereka dengan bekerja
keras menerima pengaturan sempurna Tuhan, tapi karena
terjebak tipuan iblis, banyak yang mengambil jalan sesat
dan hidup dalam kebohongan. Kekayaan bohong,
kenikmatan palsu, kegiatan relijius yang dibuat-buat
untuk menutupi kebobrokan moral. Kita melihat
bagaimana mereka bekerja secara ilegal, hidup secara
ilegal, masih saja bisa menipu diri sendiri dan menikmati
hasil bohong dan hidup dalam tipuan iblis.
16. Setan tidak pernah mau menerima situasi, ia selalu
melencengkan dan membuat kita terjebak dengan
tipuannya. Jika kita tahu bahwa “Allah turut bekerja
dalam SEGALA PERKARA, untuk
MENDATANGKAN KEBAIKAN bagi orang-orang
yang mengasihi Dia” bukankah seharusnya kita mengerti
bahwa keadaan apapun juga merupakan kebaikan yang
sedang diukir oleh Allah untuk kita yang mengasihi Dia?
Jika kita terperangkap tipuannya, berarti ia sangat lihai
menghasut kita untuk mempercayai bahwa Tuhan kita
adalah penipu. Jelas-jelas Tuhan baik dalam segala
perkara, tetapi saat kita terkoyak dan merasa bahwa
Tuhan tidak memberkati kita karena situasi yang kita
kira buruk, maka kita berkata bahwa kita tidak
mempercayai-Nya, dan dengan demikian menjadikan-
Nya penipu.
Iblis seringkali menyerang jiwa manusia: perasaannya,
pikiran-pikirannya, emosinya dan keinginan-
keinginannya. Jika Anda suka bermain perasaan dan
pikiran, maka ketahuilah bahwa Anda sedang
membiarkannya menipu Anda. Perasaan ingin kaya,
perasaan ingin melampiaskan nafsu, perasaan bersalah,
perasaan menang sendiri, perasaan benar sendiri dan
menyalahkan orang lain, perasaan harus mendapatkan
hak-hak tertentu, perasaan melankolik, perasaan
menuduh, perasaan cinta buta, perasaan harus
mempertahankan harga diri, dsb – ini merupakan ajang
permainan tipuan iblis yang sangat empuk. Dan jika
Anda suka main perasaan, Anda tentunya mudah
digoyahkan oleh si penipu dan mudah tersesat pikiran
17. dan mudah tidak percaya kepada orang lain. Anda jadi
victim permainan perasaan Anda sendiri yang diombang-
ambingkan oleh si penipu. Anda berkata bahwa iblis
penipu dan pembohong, tapi Andalah yang seharusnya
mengontrol diri Anda untuk tidak tertipu dan dibohongi,
sebab jika Anda tidak memaksa diri untuk tegar di
tengah situasi, maka Andalah yang bodoh karena mudah
kena tipu.
Ini jelas suatu tipuan besar yang harus kita sadari dan
singkirkan. Saat kita mulai reasoning, arguing, self-
pitying, mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang
lain, jelaslah bahwa kita kena tipu. Saat kita mengadu
domba dan memburukkan orang lain, jelaslah kita tertipu
dan masuk perangkap. Melewati abad demi abad iblis
tidak pernah mau menerima situasinya dan berusaha
untuk menipu semua orang, tetapi dia sendiri tahu bahwa
suatu hari dia tidak lagi dapat menipu. Dia sudah tahu
akhir riwayatnya, tetapi mengapa kita yang tahu
kedudukan kita sebagai anak-anak kehormatan Raja
segala raja dengan mudah tertipu? Ini suatu pertanyaan
besar yang patut mendapatkan tempat perenungan besar
pula. Karena ini merupakan salah satu esensi hidup, agar
kita tidak mudah jatuh dan terperangkap, hidup dalam
kebodohan dan kebebalan.
Marilah kita merenungkan kesempurnaan Tuhan,
kesempurnaan pengaturan-Nya. Agar melewati tahun
baru ini kita masuk dengan hati yang murni,
KEMURNIAN, KESUCIAN HATI, PENERIMAAN
AKAN KEADAAN, UCAPAN SYUKUR DALAM S-
E-G-A-L-A P-E-R-K-A-R-A.
18. Lalu tinggalkan kebodohan itu, buang tipuan iblis, jika
harus mati, matilah demi kebenaran, hiduplah demi
Firman. Anda harus lebih pandai dari Iblis, Anda harus
menyangkal diri demi kebenaran. Jangan biarkan di
penipu itu menerobos pikiran dan hatimu. Berjuanglah
hidup dalam total kebenaran dan dalam kesempurnaan
pengaturan Tuhan. Karena Dia turut bekerja dalam
SEGALA PERKARA UNTUK MENDATANGKAN
KEBAIKAN BAGIMU. Have a blessed year, start with
a fresh mind and heart.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.