Standar akuntansi mengatur dua landasan utama, yaitu landasan operasional yang terdiri dari tiga tingkatan standar dan landasan konseptual yang menjadi acuan penyusunan standar. Regulasi akuntansi diperlukan untuk mengurangi asimetri informasi dan meningkatkan kepercayaan investor, meski perlu disosialisasikan dan memiliki dampak ekonomi. Terlalu banyak standar dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpatuhan, sehingga perlu disederhan
▷ Apa yang perlu diatur agar tata kelola dan manajemen Keamanan SPBE dapat mendukung pencapaian tujuan SPBE?
▷ Bagaimana cara menghitung efektivitas pengaturan untuk Sistem Tata Kelola
Keamanan SPBE?
▷ Kecukupan pengaturan tata kelola dan manajemen yang diperlukan untuk Keamanan SPBE.
▷ Ketersediaan sistem manajemen kinerja Keamanan SPBE untuk mengukur keefektifan pengaturan.
Dokumen tersebut membahas akuntansi komparatif di beberapa negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Republik Ceko, Belanda, dan Inggris. Secara umum dijelaskan regulasi dan pelaksanaan standar akuntansi, persyaratan pelaporan keuangan, serta pengukuran akuntansi yang berlaku di masing-masing negara.
This document provides an overview of chapter 2 from the 2007 CISA review course, which covers IT governance. It discusses key topics like corporate governance, information systems strategy, policies and procedures, risk management, IS management practices, IS organizational structure and responsibilities, and auditing the management, planning and organization of IS. The chapter aims to ensure CISA candidates understand how organizations can provide assurance that proper IT governance structures and processes are in place.
Dokumen tersebut membahas teknik-teknik manajemen risiko yang terdiri dari penghindaran, pengendalian, penanggungan, dan pengalihan risiko. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko seperti eksposur risiko dan sistem pengendalian risiko, serta pertimbangan untuk memilih teknik manajemen risiko yang tepat berdasarkan frekuensi dan severitas risiko.
Dokumen tersebut membahas pencegahan fraud dengan memahami lingkungan pencegahan, persepsi deteksi, pendekatan klasik, serta memahami siklus akuntansi. Pencegahan fraud memerlukan komitmen dari manajemen puncak dan seluruh organisasi, bukan hanya tanggung jawab auditor. Pendidikan juga penting untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan fraud.
Standar akuntansi mengatur dua landasan utama, yaitu landasan operasional yang terdiri dari tiga tingkatan standar dan landasan konseptual yang menjadi acuan penyusunan standar. Regulasi akuntansi diperlukan untuk mengurangi asimetri informasi dan meningkatkan kepercayaan investor, meski perlu disosialisasikan dan memiliki dampak ekonomi. Terlalu banyak standar dapat menyebabkan kebingungan dan ketidakpatuhan, sehingga perlu disederhan
▷ Apa yang perlu diatur agar tata kelola dan manajemen Keamanan SPBE dapat mendukung pencapaian tujuan SPBE?
▷ Bagaimana cara menghitung efektivitas pengaturan untuk Sistem Tata Kelola
Keamanan SPBE?
▷ Kecukupan pengaturan tata kelola dan manajemen yang diperlukan untuk Keamanan SPBE.
▷ Ketersediaan sistem manajemen kinerja Keamanan SPBE untuk mengukur keefektifan pengaturan.
Dokumen tersebut membahas akuntansi komparatif di beberapa negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Republik Ceko, Belanda, dan Inggris. Secara umum dijelaskan regulasi dan pelaksanaan standar akuntansi, persyaratan pelaporan keuangan, serta pengukuran akuntansi yang berlaku di masing-masing negara.
This document provides an overview of chapter 2 from the 2007 CISA review course, which covers IT governance. It discusses key topics like corporate governance, information systems strategy, policies and procedures, risk management, IS management practices, IS organizational structure and responsibilities, and auditing the management, planning and organization of IS. The chapter aims to ensure CISA candidates understand how organizations can provide assurance that proper IT governance structures and processes are in place.
Dokumen tersebut membahas teknik-teknik manajemen risiko yang terdiri dari penghindaran, pengendalian, penanggungan, dan pengalihan risiko. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko seperti eksposur risiko dan sistem pengendalian risiko, serta pertimbangan untuk memilih teknik manajemen risiko yang tepat berdasarkan frekuensi dan severitas risiko.
Dokumen tersebut membahas pencegahan fraud dengan memahami lingkungan pencegahan, persepsi deteksi, pendekatan klasik, serta memahami siklus akuntansi. Pencegahan fraud memerlukan komitmen dari manajemen puncak dan seluruh organisasi, bukan hanya tanggung jawab auditor. Pendidikan juga penting untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan fraud.
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
[Ringkasan]
Audit sistem kepastian kualitas adalah proses sistematis untuk menilai kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Audit bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem manajemen kualitas serta memberikan rekomendasi perbaikan. Proses audit terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, studi hasil, dan tindakan perbaikan.
Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan
keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (mistatement) yang material
dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva
perusahaan. Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan
(fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai Pernya- taan Standar Auditing (PSA)
No. 70, demikian pula error dan irregularities masing-masing diterjemahkan sebagai kekeliruan
dan ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA No. 32.
Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan
adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan
keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak disengaja (IAI, 2001).
Dokumen tersebut membahas mengenai manajemen risiko organisasi, meliputi pengertian dan tujuan manajemen risiko, kerangka kerja manajemen risiko, serta fungsi-fungsi manajemen risiko seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
1. Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Business Continuity Management (BCM).
2. Ia menjelaskan proses BCM meliputi program management, risk analysis, pengembangan rencana tanggap darurat, pelatihan dan pemeliharaan.
3. Dokumen tersebut juga memberikan contoh struktur organisasi BCM dan prosedur aktivasi rencana tanggap darurat perusahaan.
Dokumen tersebut merupakan agenda pelatihan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000:2018 yang mencakup proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko, dan studi kasus. Pelatihan ini membahas tentang kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko seperti matriks risiko dan pohon kejadian, serta tugas kelompok untuk latihan identifikasi, analisis, dan penanganan risiko.
Tata kelola TI berfokus pada pengelolaan sistem informasi dan teknologi untuk mendukung tujuan organisasi. PT Wijaya Karya menerapkan tata kelola TI sejak 2004 melalui kebijakan perlindungan informasi, komite pengarah TI, standar internasional, dan audit TI untuk mendukung proses bisnis yang efisien.
Manajemen resiko adalah proses identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat mengancam layanan teknologi informasi dengan tujuan menciptakan nilai maksimum bagi organisasi. Dokumen ini menjelaskan konsep resiko dan manajemen resiko, proses manajemen resiko, daftar resiko, dan langkah-langkah mitigasi resiko.
Dokumen tersebut membahas audit kepatuhan pada perguruan tinggi negeri. Ia menjelaskan landasan hukum, ruang lingkup, tujuan, dan proses audit kepatuhan serta temuan-temuan umum dari hasil audit kepatuhan di perguruan tinggi negeri.
1) The document discusses an integrated GRC platform called BWise that supports all key GRC functions like risk management, internal audit, compliance, and policy management across various industries.
2) BWise is a leader in integrated GRC software with over 400 global customers, 1 million users, and a global alliance network of over 200 certified consultants.
3) The integrated BWise platform allows for continuous monitoring, reuse of data, and provides a single version of truth, reducing duplicative efforts compared to a fragmented GRC approach using multiple systems.
Pengantar Bribery Risk Assesment ISO 37001Ali Fuad R
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar bribery risk assessment berdasarkan ISO 37001:2016. Dokumen menjelaskan tentang pengertian suap, dasar hukum terkait suap, jenis-jenis tindak pidana korupsi, dan dampak korupsi. Dokumen juga menjelaskan tentang tujuan manajemen risiko penyuapan, kriteria penilaian risiko, dan hal-hal penting yang perlu dipahami dalam melakukan pemetaan risiko penyuapan.
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTKanaidi ken
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab terjadinya fraud menurut fraud triangle yang terdiri dari tiga elemen yaitu tekanan (pressure), peluang (opportunity), dan pembenaran (rationalization). Dokumen juga menjelaskan berbagai faktor risiko fraud seperti keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan serta modus operandi fraud pada tingkat individu dan organisasi.
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah kerangka kerja tata kelola TI dan kumpulan perangkat yang membantu manajer mengelola risiko bisnis, masalah teknis, dan kebutuhan kontrol. Dokumen ini membahas pengertian, sejarah perkembangan, manfaat, dan perbedaan versi COBIT serta penjelasan mengenai COBIT 5.
This document discusses theories of accounting for liabilities and owners' equity. It covers the proprietary theory, which focuses on the owners' interests, and the entity theory, which views the firm as a separate entity. The document also defines liabilities and owners' equity, and addresses recognition, measurement, and classification issues. It discusses challenges for standard setters and auditing issues related to ensuring complete liability reporting.
This document summarizes COSO's Enterprise Risk Management - Integrated Framework. It defines ERM as a process run by an organization's board and management to identify potential events, manage risk within the organization's risk appetite, and provide assurance around achieving objectives. The framework identifies 8 components of ERM - internal environment, objective setting, event identification, risk assessment, risk response, control activities, information & communication, and monitoring. It describes how organizations can implement ERM through risk assessments, determining risk appetite, identifying responses, and ongoing monitoring and oversight. Internal auditors can help by reviewing controls and risk processes and ensuring resources target key risk areas.
This document provides an overview of project management practices, software development methodologies, and business application systems relevant to IT auditing. It discusses the benefits realization process, portfolio and program management, business case development, and project management structures. Traditional software development lifecycle approaches like waterfall are described along with agile development, prototyping, and rapid application development. Risks in software projects and controls for electronic commerce, EDI, email and banking systems are also summarized.
SI & PI, Riri Pratiwi, Prof. Hapzi Ali, Kerangka Pengendalian : COBIT, COSO d...RiriPratiwi2
Dokumen tersebut membahas tiga model kerangka pengendalian internal yaitu COBIT, COSO, dan ERM. COBIT merupakan kerangka kerja untuk tata kelola TI yang terdiri atas empat domain yaitu perencanaan dan organisasi, pengadaan dan implementasi, pengantaran dan dukungan, serta pengawasan dan evaluasi. COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan staf untuk mencapai e
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenYunita Tri Andra Yani
[Ringkasan]
Audit sistem kepastian kualitas adalah proses sistematis untuk menilai kemampuan suatu organisasi dalam memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Audit bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem manajemen kualitas serta memberikan rekomendasi perbaikan. Proses audit terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, studi hasil, dan tindakan perbaikan.
Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan
keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (mistatement) yang material
dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva
perusahaan. Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan
(fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai Pernya- taan Standar Auditing (PSA)
No. 70, demikian pula error dan irregularities masing-masing diterjemahkan sebagai kekeliruan
dan ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA No. 32.
Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan
adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan
keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak disengaja (IAI, 2001).
Dokumen tersebut membahas mengenai manajemen risiko organisasi, meliputi pengertian dan tujuan manajemen risiko, kerangka kerja manajemen risiko, serta fungsi-fungsi manajemen risiko seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
1. Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Business Continuity Management (BCM).
2. Ia menjelaskan proses BCM meliputi program management, risk analysis, pengembangan rencana tanggap darurat, pelatihan dan pemeliharaan.
3. Dokumen tersebut juga memberikan contoh struktur organisasi BCM dan prosedur aktivasi rencana tanggap darurat perusahaan.
Dokumen tersebut merupakan agenda pelatihan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000:2018 yang mencakup proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko, dan studi kasus. Pelatihan ini membahas tentang kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko seperti matriks risiko dan pohon kejadian, serta tugas kelompok untuk latihan identifikasi, analisis, dan penanganan risiko.
Tata kelola TI berfokus pada pengelolaan sistem informasi dan teknologi untuk mendukung tujuan organisasi. PT Wijaya Karya menerapkan tata kelola TI sejak 2004 melalui kebijakan perlindungan informasi, komite pengarah TI, standar internasional, dan audit TI untuk mendukung proses bisnis yang efisien.
Manajemen resiko adalah proses identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat mengancam layanan teknologi informasi dengan tujuan menciptakan nilai maksimum bagi organisasi. Dokumen ini menjelaskan konsep resiko dan manajemen resiko, proses manajemen resiko, daftar resiko, dan langkah-langkah mitigasi resiko.
Dokumen tersebut membahas audit kepatuhan pada perguruan tinggi negeri. Ia menjelaskan landasan hukum, ruang lingkup, tujuan, dan proses audit kepatuhan serta temuan-temuan umum dari hasil audit kepatuhan di perguruan tinggi negeri.
1) The document discusses an integrated GRC platform called BWise that supports all key GRC functions like risk management, internal audit, compliance, and policy management across various industries.
2) BWise is a leader in integrated GRC software with over 400 global customers, 1 million users, and a global alliance network of over 200 certified consultants.
3) The integrated BWise platform allows for continuous monitoring, reuse of data, and provides a single version of truth, reducing duplicative efforts compared to a fragmented GRC approach using multiple systems.
Pengantar Bribery Risk Assesment ISO 37001Ali Fuad R
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar bribery risk assessment berdasarkan ISO 37001:2016. Dokumen menjelaskan tentang pengertian suap, dasar hukum terkait suap, jenis-jenis tindak pidana korupsi, dan dampak korupsi. Dokumen juga menjelaskan tentang tujuan manajemen risiko penyuapan, kriteria penilaian risiko, dan hal-hal penting yang perlu dipahami dalam melakukan pemetaan risiko penyuapan.
Modus Operandi dan Skenario Fraud _Training FRAUD RISK ASSESSMENTKanaidi ken
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab terjadinya fraud menurut fraud triangle yang terdiri dari tiga elemen yaitu tekanan (pressure), peluang (opportunity), dan pembenaran (rationalization). Dokumen juga menjelaskan berbagai faktor risiko fraud seperti keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan serta modus operandi fraud pada tingkat individu dan organisasi.
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah kerangka kerja tata kelola TI dan kumpulan perangkat yang membantu manajer mengelola risiko bisnis, masalah teknis, dan kebutuhan kontrol. Dokumen ini membahas pengertian, sejarah perkembangan, manfaat, dan perbedaan versi COBIT serta penjelasan mengenai COBIT 5.
This document discusses theories of accounting for liabilities and owners' equity. It covers the proprietary theory, which focuses on the owners' interests, and the entity theory, which views the firm as a separate entity. The document also defines liabilities and owners' equity, and addresses recognition, measurement, and classification issues. It discusses challenges for standard setters and auditing issues related to ensuring complete liability reporting.
This document summarizes COSO's Enterprise Risk Management - Integrated Framework. It defines ERM as a process run by an organization's board and management to identify potential events, manage risk within the organization's risk appetite, and provide assurance around achieving objectives. The framework identifies 8 components of ERM - internal environment, objective setting, event identification, risk assessment, risk response, control activities, information & communication, and monitoring. It describes how organizations can implement ERM through risk assessments, determining risk appetite, identifying responses, and ongoing monitoring and oversight. Internal auditors can help by reviewing controls and risk processes and ensuring resources target key risk areas.
This document provides an overview of project management practices, software development methodologies, and business application systems relevant to IT auditing. It discusses the benefits realization process, portfolio and program management, business case development, and project management structures. Traditional software development lifecycle approaches like waterfall are described along with agile development, prototyping, and rapid application development. Risks in software projects and controls for electronic commerce, EDI, email and banking systems are also summarized.
SI & PI, Riri Pratiwi, Prof. Hapzi Ali, Kerangka Pengendalian : COBIT, COSO d...RiriPratiwi2
Dokumen tersebut membahas tiga model kerangka pengendalian internal yaitu COBIT, COSO, dan ERM. COBIT merupakan kerangka kerja untuk tata kelola TI yang terdiri atas empat domain yaitu perencanaan dan organisasi, pengadaan dan implementasi, pengantaran dan dukungan, serta pengawasan dan evaluasi. COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan staf untuk mencapai e
Dokumen tersebut membahas tentang tiga kerangka kerja sistem informasi dan pengendalian internal yaitu COBIT, COSO, dan ERM. COBIT digunakan untuk mengendalikan teknologi informasi sesuai kebutuhan bisnis. COSO bertujuan mengidentifikasi faktor penipuan laporan keuangan. Sedangkan ERM merupakan proses manajemen risiko perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis.
Si pi, nurul hidayati yuliani, hapzi ali, cobit, coso dan erm di perusahaan, ...Lia Sapoean
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengendalian internal perusahaan yang meliputi COBIT, COSO, dan ERM. COBIT berfokus pada tata kelola TI, COSO mendefinisikan pengendalian internal, sedangkan ERM merupakan pendekatan menyeluruh dalam mengelola risiko perusahaan. Dokumen ini juga memberikan contoh penerapan COSO di Bank BCA.
Si & Pi, sasi ngatiningrum, hapzi ali, implementasi coso, cobit dan erm pada ...Sasi Ngatiningrum
Dokumen ini membahas implementasi kerangka kerja pengendalian internal COSO, COBIT, dan ERM pada perusahaan CD Design yang bergerak di bidang desain dan produksi furniture. Dokumen menjelaskan analisis pengendalian aplikasi pada proses bisnis perusahaan tersebut dengan mengidentifikasi tujuan pengendalian yang terpenuhi dan yang hilang pada setiap prosesnya. Dokumen ini juga menjelaskan interaksi antara kerangka kerja COSO dan COBIT dalam
Proses yang dipengaruhi oleh Board of Directors, manajemen, dan personil lain dalam entitas, diaplikasikan pada pembentukan strategi dan pada seluruh bagian perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko selaras dengan risk appetite entitas, untuk menyediakan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran dari entitas.
Siapa saja yang menggunakan COBIT? COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.
Sipi, martina melissa, prof. hapsi ali, cobit, coso & erm, coso, umb, 2018Martina Melissa
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tiga kerangka kerja pengendalian internal yaitu COSO, COBIT, dan ERM beserta komponen-komponennya.
2. COSO fokus pada pengendalian internal perusahaan secara keseluruhan, COBIT pada pengendalian TI, sedangkan ERM pada manajemen risiko perusahaan.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan penerapan COBIT 4.1
• Tata kelola perusahaan
• Pendekatan tata kelola perusahaan di Perancis
• Pendekatan tata kelola perusahaa di Eropa
• Tata kelola perusahaan dan pengawasan internal
Similar to (Edm)03 ensure risk optimisation (memastikan pengoptimalan risiko) (20)
2. Tata kelola memastikan bahwa tujuan perusahaan
dicapai dengan mengevaluasi kebutuhan, dan
kondisi.
Menetapkan arah melalui prioritas dan
pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan
dan memantau kinerja terhadap kepatuhan dan
kemajuan terhadap arah tujuan yang disepakati
(EDM).
3. Dalam GOVERNANCE berisi lima proses tata kelola, yang
salah satunya berfokus pada tujuan terkait risiko. EDM03
Memastikan pengoptimalan risiko.
Pastikan bahwa risiko perusahaan dapat dipahami,
diartikulasikan dan dikomunikasikan terhadap nilai
perusahaan yang terkait dengan penggunaan TI yang
diidentifikasi dan dikelola.
Tujuan Proses untuk memastikan bahwa risiko perusahaan
yang terkait dengan TI tidak melebihi dampak risiko TI.
Diidentifikasi dan dikelola, untuk mengurangi dan
meminimalkan kegagalan.
4. Mengelola risiko.
Mengidentifikasi, menilai dan mengurangi risiko terkait TI di
tingkat Manajemen Risiko dalam menggunakan COBIT 5 yang
ditetapkan oleh manajemen eksekutif perusahaan.
Tujuan Proses
Mengintegrasikan pengelolaan risiko perusahaan yang terkait
dengan TI dengan keseluruhan ERM, dan menyeimbangkan
biaya dan manfaat pengelolaan risiko perusahaan terkait TI.
5. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk memberikan kepastian
atas proses EDM03 :
Risiko perusahaan terkait TI tidak melebihi risk appetite dan
risk tolerance.
Dampak risiko TI terhadap nilai perusahaan diidentifikasi dan
dikelola.
Potensi kegagalan kepatuhan diminimalkan.
6. Semua kegiatan perusahaan memiliki risiko terkait
dengan akibat ancaman lingkungan
EDM03 memastikan pengoptimalan risiko, bahwa
pendekatan pemangku kepentingan perusahaan
terhadap risiko diartikulasikan untuk mengarahkan
bagaimana risiko yang dihadapi perusahaan akan
ditangani.
8. Manajemen Risiko menggunakan COBIT 5
Selain dua proses COBIT 5 yang menangani secara khusus risiko, EDM03
Memastikan Pengoptimalan Risiko dan APO12 Mengelola Risiko, ada panduan
tambahan COBIT 5 untuk RISIKO yang berkaitan dengan dua perspektif: fungsi
risiko dan proses manajemen risiko.
Perspektif fungsi risiko menggambarkan bagaimana penghasil COBIT 5 dapat
digunakan untuk menerapkan tata kelola dan manajemen risiko yang efektif dan
efisien. COBIT 5 untuk panduan Risiko berisi banyak contoh praktis dari artefak
dari proses manajemen risiko.
9. COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan
kerangka kerja untuk memastikan bahwa:
• TI selaras dengan bisnis
• TI memungkinkan bisnis dan memaksimalkan
keuntungan
• Sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab
• Risiko TI dikelola dengan tepat