SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
ANALISIS HUBUNGAN
    KEUANGAN PUSAT DAN
          DAERAH




FENARO     2011@Ayu Rai.E-Mak   1
Konsep Dasar Pengambilan Keputusan
             dalam Pemerintahan Daerah
• Sentralisasi (Keputusan politik/alokasi dan
  Keputusan Administratif/pelaksanaan penuh di
  Pusat)
• Desentralisasi (Keputusan politik/alokasi dan
  Keputusan Administratif/pelaksanaan penuh di
  Daerah)
• Dekonsentrasi (Keputusan politik/alokasi di
  Pusat sedangkan Keputusan
  Administratif/pelaksanaan di Daerah)

FENARO                2011@Ayu Rai.E-Mak          2
Cakupan Desentralisasi (Rondinelli)
• Dekonsentrasi
• Devolusi
• Pelimpahan pada lembaga semi otonom
  (Delegasi)
• Pelimpahan fungsi pemerintahan tertentu pada
  lembaga non-pemerintah (Privatisasi)



FENARO             2011@Ayu Rai.E-Mak            3
Kedudukan Pemerintah Daerah
• Sistem negara kesatuan:
  a. sub divisi pemerintahan nasional
  b. tidak memiliki kedaulatan
  c. HPD adalah dependent dan sub-ordinat
  d. Melahirkan konsep sentralisasi dan
    desentralisasi
• Sistem negara federal:
  a. memiliki kewenangan/kekuasaan membentuk
    UUD/UU
  b. memiliki kedaulatan
  c. HPD adalan independent dan koordinatif

FENARO                  2011@Ayu Rai.E-Mak     4
JENIS-JENIS PEMERINTAHAN
           DAERAH
• PEMERINTAHAN LOKAL
  ADMINISTRATIF (LOCAL STATE
  GOVERNMENT)
• PEMERINTAHAN LOKAL YANG
  MENGURUS RUMAH TANGGA SENDIRI
  (LOCAL SELF GOVERNMENT)




FENARO       2011@Ayu Rai.E-Mak   5
TIPOLOGI
         PEMERINTAHAN DAERAH

• Sistem Fungsional (Functional System) atau
  fragmented field administration
• Sistem Prefektur (Prefektorat System) atau
  LOCAL SELF GOVERNMENT dan LOCAL
  STATE GOVERNMENT



FENARO            2011@Ayu Rai.E-Mak           6
HUBUNGAN ANTARA PUSAT
         DAN DAERAH

  ADALAH HUBUNGAN KERJA ATAU
  KAITAN TUGAS ATAU PERTALIAN
  ANTARA PERANGKAT
  PEMERINTAH PUSAT DAN
  PERANGKAT PEMERINTAH
  DAERAH BAIK BERUPA
  HUBUNGAN VERTIKAL,
  HORIZONTAL, MAUPUN
  DIAGONAL
FENARO      2011@Ayu Rai.E-Mak   7
MODEL HPD
1. AGENCY MODEL (MODEL
   PELAKSANA) pemda semata-mata dianggap
   sebagai pelaksana oleh pempus.
2. PARTNERSHIP MODEL (MODEL
   MITRA) pemda memiliki suatu tingkat
   kebebasan tertentu untuk melakukan pemilihan
   di tingkat daerahnya.


FENARO             2011@Ayu Rai.E-Mak         8
PRINSIP-PRINSIP
         HPD DI INDONESIA

1. Permusyawaratan dalam Sistem Pemerintahan
   Negara
2. Pemeliharaan dan pengembangan prinsip-
   prinsip pemerintahan asli
3. Kebhinekaan
4. Negara hukum


FENARO            2011@Ayu Rai.E-Mak           9
MEKANISME HPD
1. Mekanisme di bidang tugas pembantuan
2. Mekanisme di bidang pengawasan
   a. pengawasan represif (menangguhkan, menunda,
   dan/atau membatalkan peraturang perundang-
   undangan yang dibuat daerah)
   b. pengawasan preventif (pencegahan agar tidak
   melanggar koridor dan rambu-rambu per-uu-an yang
   lebih tinggi dan kepentingan umum)
3. Mekanisme di bidang susunan organisasi
4. Mekanisme di bidang keuangan

FENARO                2011@Ayu Rai.E-Mak              10
KOMPONEN-KOMPONEN PENTING
       SISTEM ADMINISTRASI
      PEMERINTAHAN DAERAH


          1. Kewenangan
            2. Organisasi
            3. Keuangan
          4. Kepegawaian


FENARO        2011@Ayu Rai.E-Mak   11
DISTRIBUSI KEWENANGAN
         PEMERINTAHAN
1. Pendekatan basis kewilayahan (teritorial), kewenangan
   didistribusikan diantara satuan wilayah (state local
   government) dan pemerintahan lokal (self local government).
2. Pendekatan basis fungsional, kewenangan
   didistribusikan antara kementerian2 pusat yang
   bersifat khusus dan agen-agennya yang berada di luar
   kantor pusatnya sebagai pelaksana kebijakan darinya.




FENARO                   2011@Ayu Rai.E-Mak                 12
Tingkat   Pemerintahan umum                  Agen-agen fungsional


Pusat       PEMPUS

                                                   KEMENTERIAN PUSAT



Wilayah     PEM WIL                           fungsional

                                         CABANG                AGEN
                                                              KHUSUS
                                         DEPT. DI           KEMENTRIAN
                                           WIL                 PUSAT



Daerah       PEMDA

                                        CABANG
                                        DEPT. DI
                                        DAERAH



  DISTRIBUSI KEWENANGAN: JALUR FUNGSIONAL DAN KEWILAYAHAN
 FENARO                 2011@Ayu Rai.E-Mak                               13
PENYERAHAN
            KEWENANGAN
Penyerahan wewenang terdiri atas:
1. Materi wewenang, yaitu urusan pemerintahan umum
    dan urusan pemerintah lainnya.
2. Manusia yang diserahi wewenang, adalah masyarakat
    yang tinggal di daerah ybs sebagai kesatuan
    masyarakat hukum, bukan kepada Kepala daerah atau
    DPRD atau keduanya.
3. Wilayah yang diserahi wewenang, adalah daerah
    otonom, bukan wilayah administrasi.


FENARO                2011@Ayu Rai.E-Mak            14
CARA PENYERAHAN
            KEWENANGAN
1. Ultra Vires doctrine, yaitu pusat menyerahkan
   wewenang pemerintahan kepada daerah otonom
   dengan cara merinci satu persatu (bertahap).
2. Open end arrangement atau general competence, yaitu daerah
   otonom boleh menyelenggarakan semua urusan di
   luar yang dimiliki pusat (teori residu), didasarkan
   kepada kebutuhan dan inisiatif daerah otonom di luar
   kewenangan yang dimiliki pusat



FENARO                   2011@Ayu Rai.E-Mak                 15
KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

                                           1.   Pol. Luar Negeri
                                           2.   Pertahanan
           PEM.                            3.   Keamanan
          PUSAT                            4.   Yustisi
                                           5.   Moneter dan fiskal
                                                nasional
                                           6.   Agama




          PEM.                              Sisa kewenangan
                                           pusat yang berskala
         PROPINSI                          propinsi dan bersifat
                                                  lintas
                                             kabupaten/kota


                                            Sisa kewenangan
         PEM.KAB/                               pusat dan
                                           pemerintah propinsi
          KOTA                                yang berskala
                                                 kab/kota
FENARO                2011@Ayu Rai.E-Mak                             16
TITIK BERAT KEWENANGAN ANTARA PEM. PUSAT DAN PEM. DAERAH




                              PEM.PUSAT        TERBATAS



                              PEM.PROP        KOORDINATIF


                                PEM.KAB/
                                    KOT        LUAS




FENARO                  2011@Ayu Rai.E-Mak                17
STRUKTUR PEMERINTAH PROPINSI MENURUT UU 22 TAHUN 1999 jo UU 32 TAHUN 2004




                        PEMERINTAH PUSAT




                WILAYAH ADM.
                                                                 ASAS DEKONSENTRASI
PEMPROP           PROPINSI

                                       PEMDA PROPINSI               ASAS DESENTRALISASI




    FENARO                          2011@Ayu Rai.E-Mak                            18
KEDUDUKAN PEMERINTAH PROPINSI


                 PEMERINTAH PUSAT




         WILAYAH ADM.
           PROPINSI                             PEMPROP

                            PEMDA PROPINSI




            WILAYAH             DAERAH OTONOM
         ADMINISTRASI             (LOCAL SELF
         (LOCAL STATE            GOVERNMENT)
         GOVERNMENT)



FENARO                   2011@Ayu Rai.E-Mak           19
HUBUNGAN PEMPROP DENGAN PEM KAB/KOTA


                    PEMERINTAH PUSAT




           WILAYAH ADM.
             PROPINSI                                 PEMPROP

                               PEMDA PROPINSI




          PEMDA             PEMDA                 PEMDA
         KAB/KOTA          KAB/KOTA              KAB/KOTA




FENARO                      2011@Ayu Rai.E-Mak              20
SEJARAH POLITIK DESENTRALISASI DI INDONESIA
•    Konsep desentralisasi mulai dikenal pada jaman kekuasaan pemerintah
     kolonial Belanda
•    Decentralisatie Wet 1903, dijabarkan dalam Betuurshervorming Wet 1922
•    Ada pembagian daerah-daerah otonom: gewest, regenschaap, dan
     staatgemeente
•    Jaman Jepang ketentuan diatas tetap berlaku
•    Sesudah merdeka, mengacu ke pasal 18 UUD 1945
•    Lahir undang-undang otonomi daerah:
1.   UU no.1 1945 tentang Komite Nasional Daerah dan ketenmtuan pokok
     Pemerintahan Daerah berlaku sejak tgl 23 Nov 1945
2.   UU no 22 1948, uu otda pada masa RIS
3.   UUDS berlaku dan kembali ke bentuk negara kesatuan, UU n0 22 1948 tetap
     berlaku
4.   UU no 1 1957 sebagai uu organik yang baru
5.   Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno, lahir UU n0 6 1959 dan PP
     No 1 1963
6.   UU no 18 1965 tentang Pemerintahan daerah
7.   Zaman Orde Baru lahir UU no 5 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di
     Daerah
8.   UU no 22 1999
9.   UU no 32 2004

FENARO                             2011@Ayu Rai.E-Mak                            21
Lanjutan:

• Pada rejim orde baru, politik desentralisasi yang dianut bukan desentralisasi
  demokratis.
• Dominasi dan keberpihakan pada kepentingan politik kekuasaan pemerintah
  pusat atas daerah
• Menggambarkan perilaku negara otoriter birokratik yang dalam kiprah
  politiknya selalu haus untuk mereproduksi kekuasaan yang cenderung
  hegemonik
• UU no 5 1974 sebagai instrumen yang digunakan untuk mengontrol dan
  mendeteksi daya kepatuhan politik (political obedience)
• Ada hirarki struktural: Pusat, DT I, DT II.
• Distribusi otoritas kekuasaan meruapakan sebuah piramida terbalik, Pusat
  selalu memperoleh porsi kekuasaan yang lebih besar
• Ide dasar politik pemerintahan orba adalah desentralisasi, dekonsentrasi, dan
  medebewind.
• Politik Desentralisasi yang dijalankan lebih ke pseudo autonomy (otonomi semu)
• Kepala Daerah merangkap sebagai Kepala Wilayah
• Selain sebagai daerah otonom, juga sebagai Wilayah administratif



FENARO                           2011@Ayu Rai.E-Mak                            22
Tiga identitas politik pemerintahan lokal
        yang demokratis (Henry Teune)
1. Para pejabat publik dipilih secara lokal dan
   dikembangkan pola pemisahan kekuasaan
   politik antara eksekutif dan legislatif
2. Adanya otonomi lokal
3. Adanya kemampuan untuk memobilisasi
   sumber-sumber; pajak, retribusi dan sumber
   pendapatan sah lainnya.


FENARO              2011@Ayu Rai.E-Mak            23
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN
  DAERAH (DESENTRALISASI FISKAL)
• Hubungan keuangan mengacu pada UU no 32 1956
  yang sangat sentralistis dan didominasi kepentingan
  pusat
• Menimbulkan dampak politis dan ekonomi yang negatif
  bagi daerah, ada ketidakpuasan daerah terutama di luar
  pulau jawa
• Budgetting policy yang sentralistis
• UU No. 25 Tahun 1999 dan UU No. 33 Tahun 2004
  mengatur desentralisasi keuangan dan fiskal dengan
  proporsi penerimaan pemerintah daerah diatur secara
  lebih rasional, progresif dan adil.

FENARO                 2011@Ayu Rai.E-Mak              24
DESENTRALISASI FISKAL
• Desentralisasi fiskal adalah pelimpahan wewenang di
  bidang keuangan dan fiskal kepada daerah dalam
  memobilisasi dan memanfaatkan sumber-sumber
  pendapatan daerah
• Dengan DF, Daerah mempunyai wewenang mengatur dan
  menggali potensi dan sumber2 keuangannya sendiri.
• DF merupakan komponen utama dari desentralisasi.
• Apabila Pemda melaksanakan fungsinya secara efektif dan
  nmendapat kebebasan dalam pengambilan keputusan
  pengeluaran di sektor publik, maka mereka harus
  mendapat dukungan sumber-sumber keuangan yang
  memadai baik yang berasal dari PAD, BHP dan BP,
  pinjaman, maupun Subsidi/bantuan dari Pempus.


FENARO                  2011@Ayu Rai.E-Mak              25
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
    PELAKSANAAN DESENTRALISASI FISKAL

• Pemerintah Pusat Yang Mampu Melakukan
  Pengawasan Dan Enforcement
• SDM yang kuat pada Pemda guna
  menggantikan peran Pempus
• Keseimbangan dan kejelasan dalam
  pembagian tgjawab dan kewenangan dalam
  melakukan pungutan pajak dan retribusi
  daerah.

FENARO           2011@Ayu Rai.E-Mak     26
Bentuk Hubungan Keuangan Pusat
          dan Daerah
• Desentralisasi
• Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
• Pinjaman daerah


Prinsip “money follows function”




FENARO            2011@Ayu Rai.E-Mak   27
Pendekatan Hubungan Keuangan
                Pusat dan Daerah
1.   Pendekatan kapitalisasi (Permodalan); pemda memperoleh modaal
     permulaan yang diharapkan untuk dinvestasikan menurut cara-cara yang
     dapat menghasilkan pendapatan untuk menutup pengeluaran rutin.
2.   Pendekatan pendapatan; pempus memberikan sejumlah sumber
     pendapatan yang dipandang potensial di masing-masing daerah. Pemda
     diberi otonomi untuk mengelola sejumlah urusan untuk kemudian menjadi
     sumber pembiayaan Pemda.
3.   Pendekatan pengeluaran; pempus memberikan sejumlah dana pinjaman,
     bantuan (sumbangan) atau bagi hasil pungutan kepada pemda untuk
     membiayai pengeluaran tertentu.
4.   Pendekatan komprehensif; menggabungkan sasaran pengeluaran dengan
     sumber-sumber dananya. Sumber-sumber pendapatan diberikan kpd
     Pemda (PAD dan bagi hasil pajak nasional), dan tg jawab dengan
     mempertimbangkan tingkat kemampuan dan biaya yang ada.




FENARO                        2011@Ayu Rai.E-Mak                         28
Tujuan umum desentralisasi fiskal
1.    Meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya
      nasional maupun klegiatan Pemda
2.    Dapat memenuhi aspirasi dari daerah, memperbaiki
      struktur fiskal, dan memobilisasi pendapatan secara
      regional maupun nasional
3.    Meningkatkan akuntabilitas, transfaransi, dan partisipasi
      masyarakat dalam pengambilan keputusan di tingkat
      daerah
4.    Memperbaiki keseimbangan fiskal antar daerah dan
      memastikan adanya pelayanan masyarakat yang
      berkualitas di setiap daerah
5.    Menciptakan kesejahteraan sosial bagi masyarakat

FENARO                     2011@Ayu Rai.E-Mak                 29
• DF HARUS MEMPERTIMBANGKAN KEBIJAKAN
  FISKAL KHUSUSNYA UNTUK MENDUKUNG
  KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI ANTARA LAIN
  YANG BERKAITAN DENGAN FISCAL
  SUSTAINABILITY DAN TETAP MEMBERIKAN
  RUANG BAGI PEMPUS UNTUK MENGADAKAN
  KOREKSI ATAS KETIMPANGAN ANTAR DAERAH,
  SEHINGGA TAXING POWER YANG DIBERIKAN KPD
  DAERAH TETAP TIDAK TERLALU BESAR.
• PEMBERIAN KEWENANGAN PELAYANAN PUBLIK
  KPD DAERAH YANG SEMAKIN BESAR TETAP
  MEMPERTIMBANGKAN EXPENDITURE
  EFFICIENCY PRINCIPLES, SHG TETAP
  DIPERLUKAN ADANYA NATIONAL GUIDELINES
  YANG DIBUAT OLEH MASING-MASING
  DEPARTEMEN YANG MENGGABUNGKAN ANTARA
  PREFERENSI DAERAH DAN NASIONAL INTEREST.

FENARO           2011@Ayu Rai.E-Mak      30
•     Bantuan Pempus dalam bentuk general grants (DAU)
      maupun revenue sharing (bagi hasil) diarahkan untuk :
1. Penciptaan keseimbangan fiskal baik vertikal maupun
      horisontal
2. Menumbuhkan insentif dan/atau adanya kendali bagi
      Pemda dalam melaksanakan segala
      fungsi/kewenangan yang menjadi tg jawabnya dgn
      baik.
• Specipic grants (DAK) diarahkan kpd pemberian
      insentif kpd Pemda untuk turut mensukseskan
      program2 nasional yang bersifat prioritas
• Konsep perhitungan DAU harus mengacu pada
      konsep Fiscal Gap (kebutuhan daerah – kapasitas
      daerah), dimana kebutuhan daerah diukur dengan
      pendekatan pengukuran Standar Pelayanan Minimal
      (SPM) dan Standar Analisa Biaya (SAB) masing-
      masing daerah.
FENARO                    2011@Ayu Rai.E-Mak                31
Kriteria Kebijakan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
1.   Memberikan otonomi daerah yang lebih luas, dalam arti daerah
     diberi kebebasan dan fleksibilitas dalam menentukan prioritas
     pengambilan keputusan di sektor publik
2.   Ketersediaan sumber-sumber penerimaan daerah otonom yang
     memadai untuk menjalankan fungsinya
3.   Equality, alokasi bantuan pusat meskipun bervariasi antar
     daerah otonom, tetapi mencerminkan kebutuhan fiskal (fiscal
     needs) antar daerah otonom, sehingga porsi alokasi bantuan
     pusat merupakan kebalikan (inverse) dari kemampuan masing2
     daerah otonom dalam menggali PAD-nya
4.   Bantuan pusat harus menjamin kepastian ketersediaan dananya
     bagi daerah otonom (predetermined)
5.   Netralitas, alokasi bantuan pusat harus netral terhadap pilihan
     alokasi penggunaan dana untuk berbagai sektor yang
     diinginkan oleh daerah otonom

FENARO                         2011@Ayu Rai.E-Mak                   32
Lanjutan:

6.   Kesederhanaan, formula pembagian bantuan pusat kepada
     daerah otonom (hindari kriteria pembagian yang ambiguos dan
     tidak operasional)
7.   Insentif, desain bantuan pusat harus mampu memberikan
     insentif kepada daerah otonom untuk melakukan efisiensi
     ekonomi dalam menentukan pelayanan sektor publik
8.   Memberikan kebebasan akuntabilitasdi tingkat daerah otonom,
     antara lain dengan menempatkan DPRD sebagai satu-satunya
     lembaga yang mengawasi dan memberi amanat kepada
     gubernur, bupati, dan walikota dalam menjalankan tugas
     pelayanan kepada masyarakat
9.   Kewenangan daerah otonom dalam jangka panjang secara
     bertahap diarahkan untuk mencakup semua kewenangan dalam
     bidang pemerintahan, kecuali kewenangan yang tidak boleh
     diserahkan kepada daerah otonom sesuai UU otonomi daerah.


FENARO                    2011@Ayu Rai.E-Mak                  33
DESENTRALISASI, DEMOKRATISASI DAN GOOD
                 GOVERNANCE
• Desentralisasi merupakan konsekuensi dari
  demokratisasi
• Tujuannya adalah membangun good governance mulai dari
  akar rumput politik
• Desentralisasi adalah azas penyelenggaraan
  pemerintahan yang dipertentangkan dengan sentralisasi,
  desentralisasi menghasilkan pemerintahan lokal (local
  government).
• Pemaknaan desentralisasi mencakup devolusi (devolution)
  atau disebut juga dengan desentralisasi politik
• Nilai lebih devolusi adalah: (1) bagi demokratisasi dan
  stabilitas politik, (2) bagi pengembangan masyarakat
  lokal.
FENARO                 2011@Ayu Rai.E-Mak               34
DEMOKRATISASI
• Demokratisasi adalah proses perubahan dari struktur dan
  tatanan pemerintahan yang otoriter ke arah struktur dan
  tatanan yang demokratis.
• Demokratisasi merupakan proses dilakukannya
  diversifikasi kekuasaan untuk meniadakan kesenjangan
  hak-hak politik warga negara serta memperluas hak warga
  negara untuk bersuara dan berpendapat.
• Terdapat prinsip “setiap keputusan harus dibicarakan
  bersama dan pelaksanaan atas keputusan itu harus
  didesentralisasikan” , ini merupakan elemen penting dalam
  proses demokratisasi.
• Bila dihubungkan dengan konsep demokratisasi, maka
  pemaknaan yang paling pas bagi desentralisasi adalah
  devolusi.

FENARO                  2011@Ayu Rai.E-Mak                35
GOOD GOVERNANCE
• Istilah government, bersifat hirarkis antara yang
  memerintah dan yang diperintah
• Istilah governance, bersifat sejajar/kemitraan antara yang
  memerintah dengan yang diperintah
• Governance adalah cara, yakni cara bagaimana kekuasaan
  negara digunakan untuk mengelola sumberdaya2
  ekonomi dan sosial guna pembangunan masyarakat.
  (world bank)
• Governance adalah penggunaan kewenangan politik,
  ekonomi dan administratif untuk mengelola masalah2
  nasional pada semua tingkatan (UNDP)

FENARO                   2011@Ayu Rai.E-Mak                    36
TIGA DIMENSI PERUBAHAN PRAKTEK-PRAKTEK
 PEMERINTAHAN AKIBAT PENERAPAN GOOD GOVERNANCE


1.   Dimensi stuktural, menyangkut perubahan struktur hubungan
     antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, struktur
     hubungan antara eksekutif dengan legislatif, atau struktur
     hubungan pemerintah dengan masyarakat
2.   Dimensi fungsional, menyangkut perubahan fungsi-fungsi
     yang dijalankan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
     maupun masyarakat
3.   Dimensi kultural, menyangkut perubahan pada tata nilai dan
     budaya-budaya yang melandasi hubungan kerja intra organisasi,
     antar organisasi, maupun ektra organisasi. Perlu waktu dan
     perjuangan untuk merubah tata nilai, pola pikir dan pola
     bertindak yang telah tertanam sejak awal


FENARO                     2011@Ayu Rai.E-Mak                   37
TIGA KAKI GOOD
               GOVERNANCE
1.   Politik, yaitu tata pemerintahan dibidang politik
     dimaksudkan sebagai proses2 pembuatan keputusan
     untuk formulasi kebijakan publik, baik dilakukan oleh
     birokrasi sendiri maupun oleh birokrasi bersama-sama
     politisi. Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan
     kebijakan baik pada tataran implementasi, maupun pada
     tataran mulai dari formulasi sampai dengan evaluasi.
2.   Ekonomi, yaitu tata pemerintahan di bidang ekonomi
     meliputi proses2 pembuatan keputusan untuk
     memfasilitasi aktivitas ekonomi dalam negeri dan
     interaksi di antara penyelenggara ekonomi. Pemerintah
     tidak terlampau campur tangan.
3.   Administrasi, yaitu tata pemerintahan di bidang
     administrasi adalah berisi implementasi proses kebijakan
     yang telah diputuskan oleh institusi politik.
FENARO                   2011@Ayu Rai.E-Mak                 38
Tiga Domain Governance (UNDP)
1. Negara atau pemerintahan (state), sektor pemerintah
   lebih banyak memainkan peranan sebagai pembuat
   kebijakan, pengendalian, dan pengawasan.
2. Sektor swasta atau dunia usaha (private sector), sektor
   swasta lebih banyak berkecimpung dan menjadi
   penggerak aktivitas di bidang ekonomi.
3. Masyarakat (society), sektor masyarakat merupakan
   objek sekaligus subjek dari sektor pemerintah
   maupun sektor swasta. Karena di dalam
   masyarakatlah terjadi interaksi di bidang politik,
   ekonomi, maupun sosial budaya.
FENARO                   2011@Ayu Rai.E-Mak                  39
Perbandingan Istilah Government dengan Governance
    No         Unsur Perbandingan                   Kata Government                            Kata Governance



                                       Dapat berarti badan lembaga atau fungsi
                                                                                    Dapat berati cara, penggunaan atau
1        Pengertian                    yang dijalankan oleh suatu organ tertinggi
                                                                                    pelaksanaan
                                       dalam suatu negara




                                       Hirarkis, dalam arti yang memerintah         Heterarkis, dalam arti ada kesetaraan
2        Sifat Hubungan                berada di atas sedangkan warga negara        kedudukan dan hanya berbeda dalam
                                       yang diperintah ada di bawah                 fungsi


                                                                                    Ada tiga komponen yang terlibat yaitu:
                                       Sebagai subyek hanya ada satu yaitu          1.      Sektor publik
3        Komponen yang terlibat
                                       institusi pemerintah                         2.      Sektor swasta
                                                                                    3.      Masyarakat

                                                                                    Semua memegang peran sesuai dengan
4        Pemegang peran dominan        Sektor pemerintah
                                                                                    fungsinya masing-masing



5        Efek yang diharapkan          Kepatuhan warga negara                       Partisipasi warga negara


                                                                                    Pencapian tujuan negara dan tujuan
                                       Pencapaian tujuan negara melalui             masyarakat melalui partisipasi sebagai
6        Hasil akhir yang diharapkan
                                       kepatuhan warga negara                       warga negara maupun sebagai warga
     FENARO                                     2011@Ayu Rai.E-Mak                  masyarakat                        40
KARAKTERISTIK GOOD
         GOVERNANCE (UNDP)
1.   PARTICIPATION
2.   RULE OF LAW
3.   TRANSFARANCY
4.   RESPONSIVENESS
5.   CONCENCUS ORIENTATION
6.   EQUITY
7.   EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY
8.   ACCOUNTABILITY
9.   STRATEGIC VISION

FENARO           2011@Ayu Rai.E-Mak   41
• INTI DARI GOOD GOVERNANCE
  ADALAH DEMOKRATISASI
• SALAH SATU TUJUAN
  DESENTRALISASI ADALAH JUGA
  UNTUK DEMOKRATISASI
• DESENTRALISASI MERUPAKAN
  PRA-KONDISI BAGI
  TERCAPAINYA GOOD
  GOVERNANCE

FENARO      2011@Ayu Rai.E-Mak   42
PENGERTIAN DAN KONSEP
           DESENTRALISASI
Desentralisasi merupakan sebuah instrumen untuk
mencapai salah satu tujuan bernegara, yaitu
terutama memberikan pelayanan publik yang lebih
baik dan menciptakan proses pengambilan
keputusan publik yang lebih demokratis. Dengan
desentralisasi akan diwujudkan dalam pelimpahan
kewenangan kepada tingkat pemerintahan yang
lebih rendah untuk melakukan pembelanjaan,
kewenangan untuk memungut pajak (taxing power),
terbentuknya Dewan yang dipilih oleh rakyat, Kepala
Daerah yang dipilih oleh DPRD, dan adanya
bantuan dalam bentuk transfer dari Pemerintah
Pusat.
FENARO               2011@Ayu Rai.E-Mak           43
Secara umum, konsep desentralisasi
  terdiri atas
• Desentralisasi Politik (Political
  Decentralization); Desentralisasi
  Administratif
• (Administrative Decentralization);
  Desentralisasi Fiskal (Fiscal
  Decentralization);
• dan Desentralisasi Ekonomi
  (Economic or Market
FENARO          2011@Ayu Rai.E-Mak     44
DESENTRALISASI ADMINITRATIF,
   yaitu pelimpahan wewenang yang dimaksudkan
   untuk mendistribusikan kewenangan, tanggung
   jawab, dan sumbersumber keuangan untuk
   menyediakan pelayanan publik. Pelimpahan
   tanggung jawab tersebut terutama menyangkut
   perencanaan, pendanaan, dan pelimpahan
   manajemen fungsi fungsi pemerintahan dari
   Pemerintah Pusat kepada aparatnya di Daerah,
   tingkat pemerintahan yang lebih rendah, badan
   otoritas tertentu, atau perusahaan tertentu.


FENARO               2011@Ayu Rai.E-Mak            45
TIGA BENTUK DESENTRALISASI ADMINISTRATIF                                              :
(1). Dekonsentrasi (deconcentration), yaitu pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat
     kepada pejabat yang berada dalam garis hirarki dengan Pemerintah Pusat di Daerah.
(2). Devolusi (devolution), yaitu pelimpahan wewenang kepada tingkat pemerintahan yang
     lebih rendah dalam bidang keuangan atau tugas pemerintahan dan pihak Pemerintah
     Daerah mendapat discretion yang tidak dikontrol oleh Pemerintah Pusat. Dalam hal
     tertentu dimana Pemerintah Daerah belum sepenuhnya mampu melaksanakan
     tugasnya, Pemerintah Pusat akan memberikan supervisi secara tidak langsung atas
     pelaksanaan tugas tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya, Pemerintah Daerah
     memiliki wilayah administratif yang jelas dan legal dan diberikan kewenangan
     sepenuhnya untuk melaksanakan fungsi publik, menggali sumber-sumber penerimaan
     serta mengatur penggunaannya. Dekonsentrasi dan devolusi dilihat dari sudut konsepsi
     pemikiran hirarki organisasi dikenal sebagai distributed institutional monopoly of
     administrative decentralization.
(3). Pendelegasian (delegation or institutional pluralism) yaitu : pelimpahan wewenang untuk
     tugas tertentu kepada organisasi yang berada di luar struktur birokrasi reguler yang
     dikontrol secara tidak langsung oleh Pemerintah Pusat. Pendelegasian wewenang ini
     biasanya diatur dengan ketentuan perundang-undangan. Pihak yang menerima
     wewenang mempunyai keleluasaan (discretion) dalam penyelenggaraan pendelegasian
     tersebut, walaupun wewenang terakhir tetap pada pihak pemberi wewenang (sovereign-
     authority).
FENARO                                2011@Ayu Rai.E-Mak                                    46
FENARO   2011@Ayu Rai.E-Mak   47

More Related Content

What's hot

Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirYasir Partomo
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )Dheea Resta
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Farid Ma'ruf
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenanganciciliaintan
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...
Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...
Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...Kamen Ride
 
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahPPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahFajar Panjalu
 
PERSPEKTIF POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014 TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...
PERSPEKTIF  POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014  TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...PERSPEKTIF  POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014  TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...
PERSPEKTIF POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014 TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...01112015
 
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA 01112015
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Aksi SETAPAK
 

What's hot (17)

Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
 
PP 26 2008 rtrwn
PP 26 2008 rtrwnPP 26 2008 rtrwn
PP 26 2008 rtrwn
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
 
Pembagian kewenangan
Pembagian kewenanganPembagian kewenangan
Pembagian kewenangan
 
Uu no.32-2004
Uu no.32-2004Uu no.32-2004
Uu no.32-2004
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
Powerpoint
PowerpointPowerpoint
Powerpoint
 
Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...
Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...
Korbinwas dan penyelenggaraan pemerintahan umum di wilyah provinsi kalimantan...
 
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan DaerahPPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
PPKn Pemerintahan Pusat dan Daerah
 
Spb 3 1 kewenangan
Spb 3 1 kewenanganSpb 3 1 kewenangan
Spb 3 1 kewenangan
 
PERSPEKTIF POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014 TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...
PERSPEKTIF  POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014  TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...PERSPEKTIF  POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014  TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...
PERSPEKTIF POLITIK HUKUM DAMPAK UU 23/2014 TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA...
 
01. laporan pkm magang
01. laporan pkm magang01. laporan pkm magang
01. laporan pkm magang
 
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
 
Uu 38 2000 Pjls
Uu 38 2000 PjlsUu 38 2000 Pjls
Uu 38 2000 Pjls
 

Similar to E mak-analisis-hub-pusat-daerah

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerahandi putri
 
Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2
Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2
Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2Frans Dione
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahfuji kurniawan
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah
Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi DaerahPerspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah
Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomijenis6575
 
PKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxPKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxFuriWigita3
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptHidayatulJumaah1
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptfadillachesiana
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerahHubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerahafifahdhaniyah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiArya D Ningrat
 

Similar to E mak-analisis-hub-pusat-daerah (20)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2
Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2
Motivasi dan urgensi desentralisasi fd-2
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah
Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi DaerahPerspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah
Perspektif Negara Bangsa Dalam Konteks Otonomi Daerah
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
PKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxPKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptx
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.ppt
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.ppt
 
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerahMakalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
 
Tm 2-otda
Tm 2-otdaTm 2-otda
Tm 2-otda
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
OTONOMI DAERAH
OTONOMI DAERAHOTONOMI DAERAH
OTONOMI DAERAH
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerahHubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
 
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerahMakalah pelaksanaan otonomi daerah
Makalah pelaksanaan otonomi daerah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 

E mak-analisis-hub-pusat-daerah

  • 1. ANALISIS HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 1
  • 2. Konsep Dasar Pengambilan Keputusan dalam Pemerintahan Daerah • Sentralisasi (Keputusan politik/alokasi dan Keputusan Administratif/pelaksanaan penuh di Pusat) • Desentralisasi (Keputusan politik/alokasi dan Keputusan Administratif/pelaksanaan penuh di Daerah) • Dekonsentrasi (Keputusan politik/alokasi di Pusat sedangkan Keputusan Administratif/pelaksanaan di Daerah) FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 2
  • 3. Cakupan Desentralisasi (Rondinelli) • Dekonsentrasi • Devolusi • Pelimpahan pada lembaga semi otonom (Delegasi) • Pelimpahan fungsi pemerintahan tertentu pada lembaga non-pemerintah (Privatisasi) FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 3
  • 4. Kedudukan Pemerintah Daerah • Sistem negara kesatuan: a. sub divisi pemerintahan nasional b. tidak memiliki kedaulatan c. HPD adalah dependent dan sub-ordinat d. Melahirkan konsep sentralisasi dan desentralisasi • Sistem negara federal: a. memiliki kewenangan/kekuasaan membentuk UUD/UU b. memiliki kedaulatan c. HPD adalan independent dan koordinatif FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 4
  • 5. JENIS-JENIS PEMERINTAHAN DAERAH • PEMERINTAHAN LOKAL ADMINISTRATIF (LOCAL STATE GOVERNMENT) • PEMERINTAHAN LOKAL YANG MENGURUS RUMAH TANGGA SENDIRI (LOCAL SELF GOVERNMENT) FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 5
  • 6. TIPOLOGI PEMERINTAHAN DAERAH • Sistem Fungsional (Functional System) atau fragmented field administration • Sistem Prefektur (Prefektorat System) atau LOCAL SELF GOVERNMENT dan LOCAL STATE GOVERNMENT FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 6
  • 7. HUBUNGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH ADALAH HUBUNGAN KERJA ATAU KAITAN TUGAS ATAU PERTALIAN ANTARA PERANGKAT PEMERINTAH PUSAT DAN PERANGKAT PEMERINTAH DAERAH BAIK BERUPA HUBUNGAN VERTIKAL, HORIZONTAL, MAUPUN DIAGONAL FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 7
  • 8. MODEL HPD 1. AGENCY MODEL (MODEL PELAKSANA) pemda semata-mata dianggap sebagai pelaksana oleh pempus. 2. PARTNERSHIP MODEL (MODEL MITRA) pemda memiliki suatu tingkat kebebasan tertentu untuk melakukan pemilihan di tingkat daerahnya. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 8
  • 9. PRINSIP-PRINSIP HPD DI INDONESIA 1. Permusyawaratan dalam Sistem Pemerintahan Negara 2. Pemeliharaan dan pengembangan prinsip- prinsip pemerintahan asli 3. Kebhinekaan 4. Negara hukum FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 9
  • 10. MEKANISME HPD 1. Mekanisme di bidang tugas pembantuan 2. Mekanisme di bidang pengawasan a. pengawasan represif (menangguhkan, menunda, dan/atau membatalkan peraturang perundang- undangan yang dibuat daerah) b. pengawasan preventif (pencegahan agar tidak melanggar koridor dan rambu-rambu per-uu-an yang lebih tinggi dan kepentingan umum) 3. Mekanisme di bidang susunan organisasi 4. Mekanisme di bidang keuangan FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 10
  • 11. KOMPONEN-KOMPONEN PENTING SISTEM ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH 1. Kewenangan 2. Organisasi 3. Keuangan 4. Kepegawaian FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 11
  • 12. DISTRIBUSI KEWENANGAN PEMERINTAHAN 1. Pendekatan basis kewilayahan (teritorial), kewenangan didistribusikan diantara satuan wilayah (state local government) dan pemerintahan lokal (self local government). 2. Pendekatan basis fungsional, kewenangan didistribusikan antara kementerian2 pusat yang bersifat khusus dan agen-agennya yang berada di luar kantor pusatnya sebagai pelaksana kebijakan darinya. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 12
  • 13. Tingkat Pemerintahan umum Agen-agen fungsional Pusat PEMPUS KEMENTERIAN PUSAT Wilayah PEM WIL fungsional CABANG AGEN KHUSUS DEPT. DI KEMENTRIAN WIL PUSAT Daerah PEMDA CABANG DEPT. DI DAERAH DISTRIBUSI KEWENANGAN: JALUR FUNGSIONAL DAN KEWILAYAHAN FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 13
  • 14. PENYERAHAN KEWENANGAN Penyerahan wewenang terdiri atas: 1. Materi wewenang, yaitu urusan pemerintahan umum dan urusan pemerintah lainnya. 2. Manusia yang diserahi wewenang, adalah masyarakat yang tinggal di daerah ybs sebagai kesatuan masyarakat hukum, bukan kepada Kepala daerah atau DPRD atau keduanya. 3. Wilayah yang diserahi wewenang, adalah daerah otonom, bukan wilayah administrasi. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 14
  • 15. CARA PENYERAHAN KEWENANGAN 1. Ultra Vires doctrine, yaitu pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom dengan cara merinci satu persatu (bertahap). 2. Open end arrangement atau general competence, yaitu daerah otonom boleh menyelenggarakan semua urusan di luar yang dimiliki pusat (teori residu), didasarkan kepada kebutuhan dan inisiatif daerah otonom di luar kewenangan yang dimiliki pusat FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 15
  • 16. KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH 1. Pol. Luar Negeri 2. Pertahanan PEM. 3. Keamanan PUSAT 4. Yustisi 5. Moneter dan fiskal nasional 6. Agama PEM. Sisa kewenangan pusat yang berskala PROPINSI propinsi dan bersifat lintas kabupaten/kota Sisa kewenangan PEM.KAB/ pusat dan pemerintah propinsi KOTA yang berskala kab/kota FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 16
  • 17. TITIK BERAT KEWENANGAN ANTARA PEM. PUSAT DAN PEM. DAERAH PEM.PUSAT TERBATAS PEM.PROP KOORDINATIF PEM.KAB/ KOT LUAS FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 17
  • 18. STRUKTUR PEMERINTAH PROPINSI MENURUT UU 22 TAHUN 1999 jo UU 32 TAHUN 2004 PEMERINTAH PUSAT WILAYAH ADM. ASAS DEKONSENTRASI PEMPROP PROPINSI PEMDA PROPINSI ASAS DESENTRALISASI FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 18
  • 19. KEDUDUKAN PEMERINTAH PROPINSI PEMERINTAH PUSAT WILAYAH ADM. PROPINSI PEMPROP PEMDA PROPINSI WILAYAH DAERAH OTONOM ADMINISTRASI (LOCAL SELF (LOCAL STATE GOVERNMENT) GOVERNMENT) FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 19
  • 20. HUBUNGAN PEMPROP DENGAN PEM KAB/KOTA PEMERINTAH PUSAT WILAYAH ADM. PROPINSI PEMPROP PEMDA PROPINSI PEMDA PEMDA PEMDA KAB/KOTA KAB/KOTA KAB/KOTA FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 20
  • 21. SEJARAH POLITIK DESENTRALISASI DI INDONESIA • Konsep desentralisasi mulai dikenal pada jaman kekuasaan pemerintah kolonial Belanda • Decentralisatie Wet 1903, dijabarkan dalam Betuurshervorming Wet 1922 • Ada pembagian daerah-daerah otonom: gewest, regenschaap, dan staatgemeente • Jaman Jepang ketentuan diatas tetap berlaku • Sesudah merdeka, mengacu ke pasal 18 UUD 1945 • Lahir undang-undang otonomi daerah: 1. UU no.1 1945 tentang Komite Nasional Daerah dan ketenmtuan pokok Pemerintahan Daerah berlaku sejak tgl 23 Nov 1945 2. UU no 22 1948, uu otda pada masa RIS 3. UUDS berlaku dan kembali ke bentuk negara kesatuan, UU n0 22 1948 tetap berlaku 4. UU no 1 1957 sebagai uu organik yang baru 5. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno, lahir UU n0 6 1959 dan PP No 1 1963 6. UU no 18 1965 tentang Pemerintahan daerah 7. Zaman Orde Baru lahir UU no 5 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah 8. UU no 22 1999 9. UU no 32 2004 FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 21
  • 22. Lanjutan: • Pada rejim orde baru, politik desentralisasi yang dianut bukan desentralisasi demokratis. • Dominasi dan keberpihakan pada kepentingan politik kekuasaan pemerintah pusat atas daerah • Menggambarkan perilaku negara otoriter birokratik yang dalam kiprah politiknya selalu haus untuk mereproduksi kekuasaan yang cenderung hegemonik • UU no 5 1974 sebagai instrumen yang digunakan untuk mengontrol dan mendeteksi daya kepatuhan politik (political obedience) • Ada hirarki struktural: Pusat, DT I, DT II. • Distribusi otoritas kekuasaan meruapakan sebuah piramida terbalik, Pusat selalu memperoleh porsi kekuasaan yang lebih besar • Ide dasar politik pemerintahan orba adalah desentralisasi, dekonsentrasi, dan medebewind. • Politik Desentralisasi yang dijalankan lebih ke pseudo autonomy (otonomi semu) • Kepala Daerah merangkap sebagai Kepala Wilayah • Selain sebagai daerah otonom, juga sebagai Wilayah administratif FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 22
  • 23. Tiga identitas politik pemerintahan lokal yang demokratis (Henry Teune) 1. Para pejabat publik dipilih secara lokal dan dikembangkan pola pemisahan kekuasaan politik antara eksekutif dan legislatif 2. Adanya otonomi lokal 3. Adanya kemampuan untuk memobilisasi sumber-sumber; pajak, retribusi dan sumber pendapatan sah lainnya. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 23
  • 24. HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH (DESENTRALISASI FISKAL) • Hubungan keuangan mengacu pada UU no 32 1956 yang sangat sentralistis dan didominasi kepentingan pusat • Menimbulkan dampak politis dan ekonomi yang negatif bagi daerah, ada ketidakpuasan daerah terutama di luar pulau jawa • Budgetting policy yang sentralistis • UU No. 25 Tahun 1999 dan UU No. 33 Tahun 2004 mengatur desentralisasi keuangan dan fiskal dengan proporsi penerimaan pemerintah daerah diatur secara lebih rasional, progresif dan adil. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 24
  • 25. DESENTRALISASI FISKAL • Desentralisasi fiskal adalah pelimpahan wewenang di bidang keuangan dan fiskal kepada daerah dalam memobilisasi dan memanfaatkan sumber-sumber pendapatan daerah • Dengan DF, Daerah mempunyai wewenang mengatur dan menggali potensi dan sumber2 keuangannya sendiri. • DF merupakan komponen utama dari desentralisasi. • Apabila Pemda melaksanakan fungsinya secara efektif dan nmendapat kebebasan dalam pengambilan keputusan pengeluaran di sektor publik, maka mereka harus mendapat dukungan sumber-sumber keuangan yang memadai baik yang berasal dari PAD, BHP dan BP, pinjaman, maupun Subsidi/bantuan dari Pempus. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 25
  • 26. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PELAKSANAAN DESENTRALISASI FISKAL • Pemerintah Pusat Yang Mampu Melakukan Pengawasan Dan Enforcement • SDM yang kuat pada Pemda guna menggantikan peran Pempus • Keseimbangan dan kejelasan dalam pembagian tgjawab dan kewenangan dalam melakukan pungutan pajak dan retribusi daerah. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 26
  • 27. Bentuk Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah • Desentralisasi • Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan • Pinjaman daerah Prinsip “money follows function” FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 27
  • 28. Pendekatan Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah 1. Pendekatan kapitalisasi (Permodalan); pemda memperoleh modaal permulaan yang diharapkan untuk dinvestasikan menurut cara-cara yang dapat menghasilkan pendapatan untuk menutup pengeluaran rutin. 2. Pendekatan pendapatan; pempus memberikan sejumlah sumber pendapatan yang dipandang potensial di masing-masing daerah. Pemda diberi otonomi untuk mengelola sejumlah urusan untuk kemudian menjadi sumber pembiayaan Pemda. 3. Pendekatan pengeluaran; pempus memberikan sejumlah dana pinjaman, bantuan (sumbangan) atau bagi hasil pungutan kepada pemda untuk membiayai pengeluaran tertentu. 4. Pendekatan komprehensif; menggabungkan sasaran pengeluaran dengan sumber-sumber dananya. Sumber-sumber pendapatan diberikan kpd Pemda (PAD dan bagi hasil pajak nasional), dan tg jawab dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan dan biaya yang ada. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 28
  • 29. Tujuan umum desentralisasi fiskal 1. Meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya nasional maupun klegiatan Pemda 2. Dapat memenuhi aspirasi dari daerah, memperbaiki struktur fiskal, dan memobilisasi pendapatan secara regional maupun nasional 3. Meningkatkan akuntabilitas, transfaransi, dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan di tingkat daerah 4. Memperbaiki keseimbangan fiskal antar daerah dan memastikan adanya pelayanan masyarakat yang berkualitas di setiap daerah 5. Menciptakan kesejahteraan sosial bagi masyarakat FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 29
  • 30. • DF HARUS MEMPERTIMBANGKAN KEBIJAKAN FISKAL KHUSUSNYA UNTUK MENDUKUNG KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI ANTARA LAIN YANG BERKAITAN DENGAN FISCAL SUSTAINABILITY DAN TETAP MEMBERIKAN RUANG BAGI PEMPUS UNTUK MENGADAKAN KOREKSI ATAS KETIMPANGAN ANTAR DAERAH, SEHINGGA TAXING POWER YANG DIBERIKAN KPD DAERAH TETAP TIDAK TERLALU BESAR. • PEMBERIAN KEWENANGAN PELAYANAN PUBLIK KPD DAERAH YANG SEMAKIN BESAR TETAP MEMPERTIMBANGKAN EXPENDITURE EFFICIENCY PRINCIPLES, SHG TETAP DIPERLUKAN ADANYA NATIONAL GUIDELINES YANG DIBUAT OLEH MASING-MASING DEPARTEMEN YANG MENGGABUNGKAN ANTARA PREFERENSI DAERAH DAN NASIONAL INTEREST. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 30
  • 31. Bantuan Pempus dalam bentuk general grants (DAU) maupun revenue sharing (bagi hasil) diarahkan untuk : 1. Penciptaan keseimbangan fiskal baik vertikal maupun horisontal 2. Menumbuhkan insentif dan/atau adanya kendali bagi Pemda dalam melaksanakan segala fungsi/kewenangan yang menjadi tg jawabnya dgn baik. • Specipic grants (DAK) diarahkan kpd pemberian insentif kpd Pemda untuk turut mensukseskan program2 nasional yang bersifat prioritas • Konsep perhitungan DAU harus mengacu pada konsep Fiscal Gap (kebutuhan daerah – kapasitas daerah), dimana kebutuhan daerah diukur dengan pendekatan pengukuran Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Analisa Biaya (SAB) masing- masing daerah. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 31
  • 32. Kriteria Kebijakan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 1. Memberikan otonomi daerah yang lebih luas, dalam arti daerah diberi kebebasan dan fleksibilitas dalam menentukan prioritas pengambilan keputusan di sektor publik 2. Ketersediaan sumber-sumber penerimaan daerah otonom yang memadai untuk menjalankan fungsinya 3. Equality, alokasi bantuan pusat meskipun bervariasi antar daerah otonom, tetapi mencerminkan kebutuhan fiskal (fiscal needs) antar daerah otonom, sehingga porsi alokasi bantuan pusat merupakan kebalikan (inverse) dari kemampuan masing2 daerah otonom dalam menggali PAD-nya 4. Bantuan pusat harus menjamin kepastian ketersediaan dananya bagi daerah otonom (predetermined) 5. Netralitas, alokasi bantuan pusat harus netral terhadap pilihan alokasi penggunaan dana untuk berbagai sektor yang diinginkan oleh daerah otonom FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 32
  • 33. Lanjutan: 6. Kesederhanaan, formula pembagian bantuan pusat kepada daerah otonom (hindari kriteria pembagian yang ambiguos dan tidak operasional) 7. Insentif, desain bantuan pusat harus mampu memberikan insentif kepada daerah otonom untuk melakukan efisiensi ekonomi dalam menentukan pelayanan sektor publik 8. Memberikan kebebasan akuntabilitasdi tingkat daerah otonom, antara lain dengan menempatkan DPRD sebagai satu-satunya lembaga yang mengawasi dan memberi amanat kepada gubernur, bupati, dan walikota dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat 9. Kewenangan daerah otonom dalam jangka panjang secara bertahap diarahkan untuk mencakup semua kewenangan dalam bidang pemerintahan, kecuali kewenangan yang tidak boleh diserahkan kepada daerah otonom sesuai UU otonomi daerah. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 33
  • 34. DESENTRALISASI, DEMOKRATISASI DAN GOOD GOVERNANCE • Desentralisasi merupakan konsekuensi dari demokratisasi • Tujuannya adalah membangun good governance mulai dari akar rumput politik • Desentralisasi adalah azas penyelenggaraan pemerintahan yang dipertentangkan dengan sentralisasi, desentralisasi menghasilkan pemerintahan lokal (local government). • Pemaknaan desentralisasi mencakup devolusi (devolution) atau disebut juga dengan desentralisasi politik • Nilai lebih devolusi adalah: (1) bagi demokratisasi dan stabilitas politik, (2) bagi pengembangan masyarakat lokal. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 34
  • 35. DEMOKRATISASI • Demokratisasi adalah proses perubahan dari struktur dan tatanan pemerintahan yang otoriter ke arah struktur dan tatanan yang demokratis. • Demokratisasi merupakan proses dilakukannya diversifikasi kekuasaan untuk meniadakan kesenjangan hak-hak politik warga negara serta memperluas hak warga negara untuk bersuara dan berpendapat. • Terdapat prinsip “setiap keputusan harus dibicarakan bersama dan pelaksanaan atas keputusan itu harus didesentralisasikan” , ini merupakan elemen penting dalam proses demokratisasi. • Bila dihubungkan dengan konsep demokratisasi, maka pemaknaan yang paling pas bagi desentralisasi adalah devolusi. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 35
  • 36. GOOD GOVERNANCE • Istilah government, bersifat hirarkis antara yang memerintah dan yang diperintah • Istilah governance, bersifat sejajar/kemitraan antara yang memerintah dengan yang diperintah • Governance adalah cara, yakni cara bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk mengelola sumberdaya2 ekonomi dan sosial guna pembangunan masyarakat. (world bank) • Governance adalah penggunaan kewenangan politik, ekonomi dan administratif untuk mengelola masalah2 nasional pada semua tingkatan (UNDP) FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 36
  • 37. TIGA DIMENSI PERUBAHAN PRAKTEK-PRAKTEK PEMERINTAHAN AKIBAT PENERAPAN GOOD GOVERNANCE 1. Dimensi stuktural, menyangkut perubahan struktur hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, struktur hubungan antara eksekutif dengan legislatif, atau struktur hubungan pemerintah dengan masyarakat 2. Dimensi fungsional, menyangkut perubahan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat 3. Dimensi kultural, menyangkut perubahan pada tata nilai dan budaya-budaya yang melandasi hubungan kerja intra organisasi, antar organisasi, maupun ektra organisasi. Perlu waktu dan perjuangan untuk merubah tata nilai, pola pikir dan pola bertindak yang telah tertanam sejak awal FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 37
  • 38. TIGA KAKI GOOD GOVERNANCE 1. Politik, yaitu tata pemerintahan dibidang politik dimaksudkan sebagai proses2 pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan publik, baik dilakukan oleh birokrasi sendiri maupun oleh birokrasi bersama-sama politisi. Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan baik pada tataran implementasi, maupun pada tataran mulai dari formulasi sampai dengan evaluasi. 2. Ekonomi, yaitu tata pemerintahan di bidang ekonomi meliputi proses2 pembuatan keputusan untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi. Pemerintah tidak terlampau campur tangan. 3. Administrasi, yaitu tata pemerintahan di bidang administrasi adalah berisi implementasi proses kebijakan yang telah diputuskan oleh institusi politik. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 38
  • 39. Tiga Domain Governance (UNDP) 1. Negara atau pemerintahan (state), sektor pemerintah lebih banyak memainkan peranan sebagai pembuat kebijakan, pengendalian, dan pengawasan. 2. Sektor swasta atau dunia usaha (private sector), sektor swasta lebih banyak berkecimpung dan menjadi penggerak aktivitas di bidang ekonomi. 3. Masyarakat (society), sektor masyarakat merupakan objek sekaligus subjek dari sektor pemerintah maupun sektor swasta. Karena di dalam masyarakatlah terjadi interaksi di bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 39
  • 40. Perbandingan Istilah Government dengan Governance No Unsur Perbandingan Kata Government Kata Governance Dapat berarti badan lembaga atau fungsi Dapat berati cara, penggunaan atau 1 Pengertian yang dijalankan oleh suatu organ tertinggi pelaksanaan dalam suatu negara Hirarkis, dalam arti yang memerintah Heterarkis, dalam arti ada kesetaraan 2 Sifat Hubungan berada di atas sedangkan warga negara kedudukan dan hanya berbeda dalam yang diperintah ada di bawah fungsi Ada tiga komponen yang terlibat yaitu: Sebagai subyek hanya ada satu yaitu 1. Sektor publik 3 Komponen yang terlibat institusi pemerintah 2. Sektor swasta 3. Masyarakat Semua memegang peran sesuai dengan 4 Pemegang peran dominan Sektor pemerintah fungsinya masing-masing 5 Efek yang diharapkan Kepatuhan warga negara Partisipasi warga negara Pencapian tujuan negara dan tujuan Pencapaian tujuan negara melalui masyarakat melalui partisipasi sebagai 6 Hasil akhir yang diharapkan kepatuhan warga negara warga negara maupun sebagai warga FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak masyarakat 40
  • 41. KARAKTERISTIK GOOD GOVERNANCE (UNDP) 1. PARTICIPATION 2. RULE OF LAW 3. TRANSFARANCY 4. RESPONSIVENESS 5. CONCENCUS ORIENTATION 6. EQUITY 7. EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY 8. ACCOUNTABILITY 9. STRATEGIC VISION FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 41
  • 42. • INTI DARI GOOD GOVERNANCE ADALAH DEMOKRATISASI • SALAH SATU TUJUAN DESENTRALISASI ADALAH JUGA UNTUK DEMOKRATISASI • DESENTRALISASI MERUPAKAN PRA-KONDISI BAGI TERCAPAINYA GOOD GOVERNANCE FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 42
  • 43. PENGERTIAN DAN KONSEP DESENTRALISASI Desentralisasi merupakan sebuah instrumen untuk mencapai salah satu tujuan bernegara, yaitu terutama memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan menciptakan proses pengambilan keputusan publik yang lebih demokratis. Dengan desentralisasi akan diwujudkan dalam pelimpahan kewenangan kepada tingkat pemerintahan yang lebih rendah untuk melakukan pembelanjaan, kewenangan untuk memungut pajak (taxing power), terbentuknya Dewan yang dipilih oleh rakyat, Kepala Daerah yang dipilih oleh DPRD, dan adanya bantuan dalam bentuk transfer dari Pemerintah Pusat. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 43
  • 44. Secara umum, konsep desentralisasi terdiri atas • Desentralisasi Politik (Political Decentralization); Desentralisasi Administratif • (Administrative Decentralization); Desentralisasi Fiskal (Fiscal Decentralization); • dan Desentralisasi Ekonomi (Economic or Market FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 44
  • 45. DESENTRALISASI ADMINITRATIF, yaitu pelimpahan wewenang yang dimaksudkan untuk mendistribusikan kewenangan, tanggung jawab, dan sumbersumber keuangan untuk menyediakan pelayanan publik. Pelimpahan tanggung jawab tersebut terutama menyangkut perencanaan, pendanaan, dan pelimpahan manajemen fungsi fungsi pemerintahan dari Pemerintah Pusat kepada aparatnya di Daerah, tingkat pemerintahan yang lebih rendah, badan otoritas tertentu, atau perusahaan tertentu. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 45
  • 46. TIGA BENTUK DESENTRALISASI ADMINISTRATIF : (1). Dekonsentrasi (deconcentration), yaitu pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada pejabat yang berada dalam garis hirarki dengan Pemerintah Pusat di Daerah. (2). Devolusi (devolution), yaitu pelimpahan wewenang kepada tingkat pemerintahan yang lebih rendah dalam bidang keuangan atau tugas pemerintahan dan pihak Pemerintah Daerah mendapat discretion yang tidak dikontrol oleh Pemerintah Pusat. Dalam hal tertentu dimana Pemerintah Daerah belum sepenuhnya mampu melaksanakan tugasnya, Pemerintah Pusat akan memberikan supervisi secara tidak langsung atas pelaksanaan tugas tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya, Pemerintah Daerah memiliki wilayah administratif yang jelas dan legal dan diberikan kewenangan sepenuhnya untuk melaksanakan fungsi publik, menggali sumber-sumber penerimaan serta mengatur penggunaannya. Dekonsentrasi dan devolusi dilihat dari sudut konsepsi pemikiran hirarki organisasi dikenal sebagai distributed institutional monopoly of administrative decentralization. (3). Pendelegasian (delegation or institutional pluralism) yaitu : pelimpahan wewenang untuk tugas tertentu kepada organisasi yang berada di luar struktur birokrasi reguler yang dikontrol secara tidak langsung oleh Pemerintah Pusat. Pendelegasian wewenang ini biasanya diatur dengan ketentuan perundang-undangan. Pihak yang menerima wewenang mempunyai keleluasaan (discretion) dalam penyelenggaraan pendelegasian tersebut, walaupun wewenang terakhir tetap pada pihak pemberi wewenang (sovereign- authority). FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 46
  • 47. FENARO 2011@Ayu Rai.E-Mak 47