2. Drug induced liver injury (DILI) adalah cedera hati akut atau
kronis yang disebabkan oleh obat-obatan atau senyawa
herbal. DILI merupakan respon akut atau kronis
yangdisebabkan oleh senyawa alami atau buatan. DILI
dapat diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinis
(hepatoseluler, kolestatik, atau keduanya), mekanisme
hepatotoksisitas, atau gambaran histologis dari biopsi hati.
3.
4. Patogenesis penyakit hati akibat obat. Peristiwa hulu
dalam hepatosit mempengaruhi kelangsungan hidup
sel-sel individual namun peka terhadap proses hilir
yang menyebabkan kerusakan organ secara klinis.
Yang terakhir ini melibatkan keseimbangan efek
sitokin, kemokin, dan mediator inflamasi, terutama
yang diproduksi oleh sel nonparenkim dan efek pada
proses perbaikan seperti regenerasi.
(Neil kaplowitz, Laurie D Deleve, 2007)
5. Diagnosis DILI diawali dengan anamnesis lengkap dan menggali
riwayat obat yang digunakan dengan mengesampingkan riwayat
penyakit hepar yang dimiliki sebelumnya. Selanjutnya, diperlukan
pemeriksaan fisik yang dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang.1,6,9 Pengobatan utama untuk DILI adalah penghilangan
agen penyebab.4,6 N-asetil-sistein (NAC) adalah pengobatan untuk
DILI intrinsik sekunder akibat asetaminofen toksisitas, karena ini
mempromosikan regenerasi glutathione, yang mengarah ke
detoksifikasi metabolit toksik.
6. Contoh Kasus :
Pasien seorang wanita berusia 69 tahun yang dirawat di inap RSUD
sanjiwani dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 hari sebelum
rawat inap. Keluhan muncul 3 minggu setelah pasien mulai inisiasi
oat. Pasien ini riwayat tuberkulosis 10 tahun lalu dengan
pengobatan tuntas kemudian dinyatakan sembuh gejala batuknya
ini kembali muncul sejak 5 minggu sebelum rawat inap dan pasien
kembali menjalani terapi oat selama 3 minggu sebelum dirawat
inap. Pemeriksaan safety scan thorax ditemukan gambaran
fibroinfiltrat disertai multiple cavites di lobus superior paru kiri.
7. Assessment awal pasien yaitu transmisi dan
tuberkulosis ini menunjukkan bahwa pasien
mengalami gangguan fungsi hati berat. Pengobatan
oat dihentikan dan pasien diobati dengan suplemen
hepato protektif dalam bentuk tablet Curcuma
(_Curcuma Xanthorriza_ 20mg) setiap 8 jam serta
injeksi ondansetron 3 × 1 bila perlu.
8. Pada kasus pasien mengalami hepatotoksisitas yang
diinduksi obat anti tuberkulosis yang dikelola dengan
memberikan perawatan suportif. Dalam hal ini diperlukan
edukasi pada pasien mengenai efek samping pengobatan
tuberkulosis. Dokter sebaiknya mengedukasi pasien
mengenai tanda dan gejala hepatotoksisitas sehingga
pasien dapat menemui dokter segera apabila memiliki
keluhan. (Mahayanti & Sudarsana, 2022).
9. Mahayanti & Sudarsana, 2022 . Drug Induced Injury pada Pasien
Tuberkulosis Relaps. Intisari Sains Medis 2022, Volume 13, Number
3: 792-795
Tito Purwanto, Putu Ristyaning Ayu. 2023. Etiologi, Patofisiologi,
Evaluasi, dan Tatalaksana Drug Induced Hepatotoxicity. Medula 13
(3): 322-326
Neil kaplowitz, Laurie D Deleve. 2007. Drug induced liver disease
second edition. Informa healthcare :USA