SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
POPULASI DAN SAMPEL
Oleh
Nugroho Susanto
PENGANTAR
 Populasi adalah keseluruhan objek yang
akan/ingin diteliti.
 Populasi yang tidak pernah diketahui
dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi
Infinit" atau tak terbatas,
 Populasi yang jumlahnya diketahui dengan
pasti (populasi yang dapat diberi nomor
identifikasi), misalnya murid sekolah,
jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut
"Populasi Finit"
Lanjutan
 Misalnya penduduk suatu negara
adalah populasi yang infinit karena
setiap waktu terus berubah
jumlahnya. Apabilah penduduk
tersebut dibatasi dalam waktu dan
tempat, maka populasi yang infinit
bisa berubah menjadi populasi yang
finit.
Populasi target dan sasaran
 Populasi target menekankan pada aspek
siapa yang akan dilakukan penelitian.
 Populasi sasaran menekankan pada aspek
populasi yang akan dituju.
 Ilustrasi sebuah contoh: Suatu penelitian
akan dilakukan pada penderita Ca servik di
wilayah kerja dinas kesehatan provinsi DIY.
Pada kasus ini yang diangap sebagai target
adalah penderita Ca servik sedangkan yang
dianggap sebagai populasi sasaran adalah
penderita yang berada diwilayah kerja
dinas kesehatan Provinsi DIY.
SAMPLING
Pendahuluan
 Banyak cara yang dapat dilakukan dalam
kerangka sampling
 Hal yang penting dalam pengambilan
sampel adalah bagaimana sample itu dapat
mewakili dari populasi yang akan diteliti.
 Sampel benar-benar mewakili atau
representative maka kesimpulan akan
sama dengan meneliti populasi
 Mengapa dalam penelitian dilakukan
sample dari populasi?
Lanjutan
 Bagaimana cara pengambilan
sample?
 Dan bagaimana menentukan jumlah
sample?
Pengambilan sampel
 Pengambilan sampel random
 Pengambilan sampel non random
Pengambilan sampel acak
sederhana
 Pengambilan sampel acak sederhana
menekankan sistem pengambilan sampel
yang didasarkan pada angka (bilangan)
yang muncul.
 Langkah-langkah; Menentukan nomer
untuk setiap individu dalam populasi;
Melakukan proses acak (dapat dilakukan
dengan tabel bilangan acak) untuk
mendapatkan n angka antara 1 dan N.
Contoh
 Suatu penelitian dilakukan di RS A.
jika diketahui perawat di RSA 600
perawat sedangkan besar sampel
yang diingikan 20 perawat,
bagaimana mengambil 20 perawat
dari 600 perawat RS A UAD?
Langkah penyelesaian
 Memberi label (nomer) untuk setiap
perawat.
 Lakukan proses acak. Proses acak dapat
memanfaatkan bilangan random.
 Melakukan pemilihan nomer bisa dengan
menyamping ke kanan atau kebawah.
 Nomer 121 dianggap sebagai sampel
pertama. Sampel ke dua dan seterusnya
dapat dilakukan dengan cara memilih ke
samping kanan atau ke bawah.
Bilangan acak
1214 0211 4761 3567
0265 6513 4323 0123
1113 4535 9564 1433
5462 4334 0095 3432
4353 0015 0056 3221
3549 0228 0547 2300
2118 0238 6568 1231
4117 4227 3228 1232
Pengambilan sampel Sistematik
(sistematic random sampling)
 Pengambilan sampel ini lebih menekankan
pada sistem interval
Langkah-langkah;
 Memberi angka (nomer) untuk seluruh
populasi.
 penentuan angka didasarkan proporsi
terbanyak-terkecil.
 Interval sampel.
 Melakukan proses acak untuk interval
pertama.
 Hasil acak interval pertama sebagai sampel
no 1.
Bilangan acak
1214 0211 4761 3567
0265 6513 4323 0123
1113 4535 9564 1433
5462 4334 0095 3432
4353 0015 0056 3221
3549 0228 0547 2300
2118 0238 6568 1231
4117 4227 3228 1232
Contoh
 Suatu penelitian dilakukan di RSU
PKU muhamadiyah. Yang dianggap
sebagai populasi adalah perawat. Jika
seluruh perawat di RSU PKU
muhammadiya adalah sebagai
populasi (300 perawat) sedangkan
sampel yang diingikan sebesar 30
perawat. Bagaimana mengambil 30
perawat dari 300 perawat yang ada di
RSU PKU muhamadiyah?
Pengambilan sampel stratifikasi
 Pengambilan sampel dengan
stratifikasi lebih menekankan dan
memperhatikan sub-klaster yang ada.
 Pembagian sub-klaster dapat
didasarkan pada karakteristik atau
tipe dari populasi.
Gambar
Populasi (seluruh
rumah sakit)
RS tipe
C
RS tipe
B
RS tipe
A
RS tipe
D
Sampel Sampel Sampel
Sampel
Langkah-langkah
 Menentukan populasi sasaran.
 Menentukan sub-klaster yang dapat
didasarkan pada karakteristik populasi. Ini
lebih sering dikenal dengan alokasi
sampling.
 Melakukan proses random (acak) untuk
setiap sub klaster.
 jumlah Sampel yang terambil untuk setiap
sub-klaster adalah sama.
 Melakukan Pengambilan sampel stratifikasi
Contoh
 Suatu penelitian dilakukan di Yogyakarta
tentang kepatuhan bidan melaksakan
pecegahan infeksi. Yang dianggap sebagai
populasi adalah semua bidan yang berada
di rumah sakit di wilayah DIY baik rumah
sakit swasta atau pemerintah. Jika seluruh
bidan yang bekerja di DIY ada 200
sedangkan sampel yang dibutuhkan
sebesar 20 bagaimana cara memilih 20
bidan dari 200 bidan yang ada diwilayah
kerja provinsi DIY
Pengambilan sampel Klaster
 suatu rangka yang terdiri dari klaster-
klaster unit pencacahan
 dibagi menjadi beberapa klaster yang
saling pisah
 klaster tidak harus sehomogin
mungkin
Contoh
 Suatu penelitian dilakukan untuk
mengetahui cakupan imunisasi anak
sekolah di provinsi DIY. Jika sampel
yang dibutuhkan sebesar 200 anak
sedangkan seluruh populasi 2.000
anak di DIY. Bagaimana mengambil
200 anak dari 2.000 anak di wilayah
DIY?
Pengambilan sampel non random
 Proporsif Sampling
Proporsif sampling memberikan gambaran
bahwa pengambilan sampling didasarkan
pada asumsi peneliti
 Kuota Sampling
Kouta sampling didasarkan pada samling
yang ditemukan dimana telah memenuhi
jumlah sampling yang ditentukan.
Latihan (sebuah diskusi)
 Jika diketahui pada bayi tersebar ke
dalam 39 posyandu dan diketahui
terdapat 1000 ibu yang mempunyai
anak usia dibawah 2 tahun
bagaimana pengambilan sampel yang
tepat untuk kasus diatas?
PENGAMBILAN SAMPEL NON
RANDOM
 SAMPLING KUOTA
 SAMPLING INSIDENTAL
 SAMPLING PURPOSIF
 SAMPLING JENUH
 Snowball Sampling
SAMPLING KUOTA
 Sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sample dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diiginkan.
 Pengambilan sampel hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar
dan kriteria sampel telah ditentukan lebih
dahulu.
 Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah
100 orang dengan perincian 50 laki dan 50
perempuan yang berumur 15-40 tahun.
INSIDENTAL SAMPLING
 adalah teknik penentuan sample
berdasarkan kebetulan,
 yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, cocok sebagai sumber data.
 Misalnya, reporter televisi
mewawancarai warga yang kebetulan
sedang lewat.
BESAR SAMPEL
 Hipotesis dan desai penelitian dapat
memberikan arah untuk menentukan
perhitungan besar sampel yang tepat
 Hipotesis satu sampel dan dua sampel
 Desain yang biasa digunakan adalah cross
sectional, case control, kohort dan
exsperimen
 Banyak rumus perhitungan besar sampel
Lanjutan
 Sampel yang biasa dikenal sampel
independen dan sampel dependent.
 Uji statistik yang tepat sesuai dengan data.
 Sampel Independent maksudnya tidak ada
kaitanya antara pengamatan pada satu
variabel dengan pengamatan pada variabel
lainnya
 sampel dependent memberi maksud ada
kaitan antara pengamatan pada satu
variabel dengan pengamatan pada variabel
lainnya
Besar sampel untuk hipotesis
satu sampel pada populasi
 pada penelitian survei
 desai cross sectional
 Terkait dengan presisi
 Contoh hipotesis : Prilaku baik
pemberian makanan bayi lebih
banyak banyak terjadi pada keluarga
inti.
Besar sampel untuk satu
sampel populasi presisi
 Rumus
 n = Besar sampel
 Z1-α/2 = 1,96 pada α 0,05
 P = Proporsi prevalensi kejadian
(0,3)
 d = Presisi ditetapkan (0,1)
 Q = 1-p
2
2
/
1
2
d
PQ
Z
n



Contoh kasus
 Suatu penelitian dilakukan di
Kabupaten Bantul untuk mengetahui
perilaku ibu dalam memberikan
makanan kepada bayi. Jika penelitian
yang dilakukan menginginkan
ketepatan 10%, tingkat kemaknaan
95% dan diketahui prevalensi
pemberian makanan bayi baik 30%.
Berapa sampel yang harus diambil
pada kasus diatas?
Latihan
 Suatu penelitian dilakukan di rumah
sakit sardjito. Penelitian dilakukan
terhadap penyakit diare. Jika pada
penelitian menginginkan ketepatan
5%, dengan kemaknaan 95%, dan
jika diketahui proporsi diare 10%.
Berapa sampel yang harus diambil
pada penelitian ini?
Latihan
 Penelitian dilakukan di smp negeri 1
beringin untuk mengetahui perilaku
penanganan disminorhe pada remaja
putri. Jika penelitian yang dilakukan
menginginkan ketepatan 5%, tingkat
kemaknaan 90% dan diketahui
prevalensi disminorhe 50%. Berapa
jumlah sampel yang diperlukan…?
Besar sampel untuk satu
sampel populasi proporsi
 Rumus
 Po= proposi awal
 Pa=proporsi yang diinginkan
 α= level of signifikan
 β= power
 N= besar sampel

   
 
 2
0
2
1
0
0
1 1
1
P
P
Pa
Pa
Z
p
p
z
n
a 





 

Contoh (sebuah diskusi)
 Suatu penelitian survei terdahulu
diketahui jika angka prevalensi
ketrampilan rendah pada perawat di
RSU PKU Muhammadiyah 20%.
Berapa jumlah perawat yang harus
diteliti dalam survei jika diinginkan
90% kemungkinan dapat mendeteksi
bahwa angka prevalensi ketrampilan
rendah pada perawat 15%.
 Suatu penelitian survei terdahulu diketahui
jika angka prevalensi infeksi BBL 30 % di
RSU A. Berapa jumlah perawat yang harus
diteliti dalam survei jika diinginkan tingkat
kemaknaan 95% dan kekuantan uji 90%
kemungkinan dapat mendeteksi bahwa
angka prevalensi ketrampilan rendah pada
perawat 20%. Berapa jumlah jumlah
sampel yang diperlukan…?
Pertanyaan
 Apa hipotesis yang tepat untuk kasus
diatas?
 Desain penelitian apa yang tepat
untuk kasus diatas?
 Berapa sampel yang harus terambil?
Besar sampel untuk hipotesis
dua proporsi populasi/ relative
risk
 Biasa digunakan pada desain kohort dan dapat juga
digunakan pada desain cross sectional.
 Rumus
 P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan
pada kelompok BBLR
 P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan
pada kelompok BBLN
 α = 0.05
 Zα = 1.96
 ß = 0.20
 
   
   
 
 2
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
2
/
1
P
P
P
P
P
P
Z
P
P
Z
n











Besar sampel untuk hipotesis
odd rasio
 Besar sampel untuk hipotesis odd rasio lebih
menekankan pada proporsi kelompok kasus
atau kontrol.
 Rumus

     
 
 2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
2
1
*
*
*
1
*
*
1
*
*
1
*
2
2
/
P
P
P
P
P
P
Z
P
P
Z
n











*)
1
(
*
)
(
*
)
(
1
2
2
2
P
P
OR
P
OR
P



Lanjutan
 N : Besar sampel pada masing masing
kelompok
 P1 : Proporsi bayi dengan penyapihan
dini pada kejadian tidak ISPA.
 P2 : Proporsi bayi yang tidak
penyapihan dini pada kejadian tidak
 ISPA.
 Z1- : Level of significance,
 Z1- : Power of the test (80 %)
 OR : odd rasio
Contoh sebuah diskusi
 Suatu penelitian dilakukan untuk
mengetahui kaitannya penyapihan dengan
kejadian ISPA. Jika diperoleh data sbb:
 Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96
 Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84
 OR : 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999)
 P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian
Cesar, 1999)
 Berapa sampel yang harus terambil?
Besar sample untuk penelitian
dua populasi mean
 Besar sampel untuk rata-rata satu populasi
 Besar sample untuk rata-rata dua populasi.

 
 2
1
0
2
1
1
2


 





 Z
Z
n
 
 2
2
1
2
1
1
2
2


 





 Z
Z
n
Keterangan
 N = besar sampel
 S = standar deviasi
 Z = level of signifikan
 Z = power
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol
Contoh
 Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A.
jika diketahui sebagai berikut:
 N = besar sampel
 S = standar deviasi (1.70 berdasarkan
penelitian Sharavage, 2006)
 Z = 0,05
 Z = 0,20
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72
 Berapa sampel yang harus diambil?
Sistematika pemilihan uji statistic
 Menekankan pada jenis hipotesis
 Menekankan pada skala data
PENGUNAAN STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK
Bentuk Hipotesis
Komparatif 2 sampel Komparatif > 2 sampel
Data
Deskriptif
(1
varabel)
relate independent related independent
Asosiatif
Nominal - Binomial
- Chi
square 1
sampel
Mc
Nemar
-Fisher exact
-Probability
- X2
two
sampel
- X2
k
sample
-Choncran
-X2
k sample Contgensi
Ordinal Run test - Sing test
- Wiloxon
matche
paired
- Man witney
U test
- Median test
- Kolmogorof
Smirnov
- Wald Wold
Witz
Friedman
two way
anova
- Median
Extension
- Kruskal
Wallis
One way
Anava
-Spearman
rank
-Kendal
tau
Interval
Rasio
t-test T test of
related
T test
Independent
- One way
anova
- Two way
anava
- One way
anova
- Two way
anava
- Pearson
Product
moment
- multiple
correlation
- regresi
Latihan (sebuah studi)
 Tujuan penelitian:hubungan antara
kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi obat
malaria terhadap kejadian bayi berat lahir
rendah.
 Hipotesis: Peluang ibu yang tidak patuh
dalam mengkonsumsi obat malaria lebih
tinggi pada kelompok BBLR di banding
dengan yang tidak BBLR.
 Desain: case control
dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt

More Related Content

Similar to dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt

Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiIda Susanti
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan SampelBBPP_Batu
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataAni Istiana
 
Teknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampelTeknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampelYoga Lgy
 
Kuadrat ppt new
Kuadrat ppt newKuadrat ppt new
Kuadrat ppt newabiumi01
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel FahrulRosyid1
 
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptxe. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptxLuhPutuSafitriPratiw1
 
Sampling6
Sampling6Sampling6
Sampling6gojetis
 
Populasi
PopulasiPopulasi
PopulasiUFDK
 
Sampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_samplingSampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_samplingRiswan
 
Research methodology sampling
Research methodology   samplingResearch methodology   sampling
Research methodology samplingrsd kol abundjani
 
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!windri3
 
Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Isra Mardia
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnMahruriSaputra
 

Similar to dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt (20)

Bab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xiBab vi dan bab xi
Bab vi dan bab xi
 
Populasi dan Sampel
Populasi dan SampelPopulasi dan Sampel
Populasi dan Sampel
 
Populasi sampling.pdf
Populasi sampling.pdfPopulasi sampling.pdf
Populasi sampling.pdf
 
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas dataMateri 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
Materi 6 # populasi, sampel dan uji normalitas data
 
Teknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampelTeknik penarikan sampel
Teknik penarikan sampel
 
Kuadrat ppt new
Kuadrat ppt newKuadrat ppt new
Kuadrat ppt new
 
INISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptxINISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptx
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptxe. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
e. Teori Sampling dan Normalitas New 2021.pptx
 
Rumus slovin tina regar
Rumus slovin tina regarRumus slovin tina regar
Rumus slovin tina regar
 
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan SampelTeknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel
 
Sampling6
Sampling6Sampling6
Sampling6
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
Sampling
SamplingSampling
Sampling
 
Sampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_samplingSampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_sampling
 
Research methodology sampling
Research methodology   samplingResearch methodology   sampling
Research methodology sampling
 
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
Populasi_dan_Sample FIX.ppt keperawatan!
 
Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4Populasi dan sampel makalah 4
Populasi dan sampel makalah 4
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtnPopulasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
Populasi dan Sampel.pptrntrtnnrrnrrnrnrtn
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt

  • 2. PENGANTAR  Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti.  Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas,  Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit"
  • 3. Lanjutan  Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabilah penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit.
  • 4. Populasi target dan sasaran  Populasi target menekankan pada aspek siapa yang akan dilakukan penelitian.  Populasi sasaran menekankan pada aspek populasi yang akan dituju.  Ilustrasi sebuah contoh: Suatu penelitian akan dilakukan pada penderita Ca servik di wilayah kerja dinas kesehatan provinsi DIY. Pada kasus ini yang diangap sebagai target adalah penderita Ca servik sedangkan yang dianggap sebagai populasi sasaran adalah penderita yang berada diwilayah kerja dinas kesehatan Provinsi DIY.
  • 6. Pendahuluan  Banyak cara yang dapat dilakukan dalam kerangka sampling  Hal yang penting dalam pengambilan sampel adalah bagaimana sample itu dapat mewakili dari populasi yang akan diteliti.  Sampel benar-benar mewakili atau representative maka kesimpulan akan sama dengan meneliti populasi  Mengapa dalam penelitian dilakukan sample dari populasi?
  • 7. Lanjutan  Bagaimana cara pengambilan sample?  Dan bagaimana menentukan jumlah sample?
  • 8. Pengambilan sampel  Pengambilan sampel random  Pengambilan sampel non random
  • 9. Pengambilan sampel acak sederhana  Pengambilan sampel acak sederhana menekankan sistem pengambilan sampel yang didasarkan pada angka (bilangan) yang muncul.  Langkah-langkah; Menentukan nomer untuk setiap individu dalam populasi; Melakukan proses acak (dapat dilakukan dengan tabel bilangan acak) untuk mendapatkan n angka antara 1 dan N.
  • 10. Contoh  Suatu penelitian dilakukan di RS A. jika diketahui perawat di RSA 600 perawat sedangkan besar sampel yang diingikan 20 perawat, bagaimana mengambil 20 perawat dari 600 perawat RS A UAD?
  • 11. Langkah penyelesaian  Memberi label (nomer) untuk setiap perawat.  Lakukan proses acak. Proses acak dapat memanfaatkan bilangan random.  Melakukan pemilihan nomer bisa dengan menyamping ke kanan atau kebawah.  Nomer 121 dianggap sebagai sampel pertama. Sampel ke dua dan seterusnya dapat dilakukan dengan cara memilih ke samping kanan atau ke bawah.
  • 12. Bilangan acak 1214 0211 4761 3567 0265 6513 4323 0123 1113 4535 9564 1433 5462 4334 0095 3432 4353 0015 0056 3221 3549 0228 0547 2300 2118 0238 6568 1231 4117 4227 3228 1232
  • 13. Pengambilan sampel Sistematik (sistematic random sampling)  Pengambilan sampel ini lebih menekankan pada sistem interval Langkah-langkah;  Memberi angka (nomer) untuk seluruh populasi.  penentuan angka didasarkan proporsi terbanyak-terkecil.  Interval sampel.  Melakukan proses acak untuk interval pertama.  Hasil acak interval pertama sebagai sampel no 1.
  • 14. Bilangan acak 1214 0211 4761 3567 0265 6513 4323 0123 1113 4535 9564 1433 5462 4334 0095 3432 4353 0015 0056 3221 3549 0228 0547 2300 2118 0238 6568 1231 4117 4227 3228 1232
  • 15. Contoh  Suatu penelitian dilakukan di RSU PKU muhamadiyah. Yang dianggap sebagai populasi adalah perawat. Jika seluruh perawat di RSU PKU muhammadiya adalah sebagai populasi (300 perawat) sedangkan sampel yang diingikan sebesar 30 perawat. Bagaimana mengambil 30 perawat dari 300 perawat yang ada di RSU PKU muhamadiyah?
  • 16. Pengambilan sampel stratifikasi  Pengambilan sampel dengan stratifikasi lebih menekankan dan memperhatikan sub-klaster yang ada.  Pembagian sub-klaster dapat didasarkan pada karakteristik atau tipe dari populasi.
  • 17. Gambar Populasi (seluruh rumah sakit) RS tipe C RS tipe B RS tipe A RS tipe D Sampel Sampel Sampel Sampel
  • 18. Langkah-langkah  Menentukan populasi sasaran.  Menentukan sub-klaster yang dapat didasarkan pada karakteristik populasi. Ini lebih sering dikenal dengan alokasi sampling.  Melakukan proses random (acak) untuk setiap sub klaster.  jumlah Sampel yang terambil untuk setiap sub-klaster adalah sama.  Melakukan Pengambilan sampel stratifikasi
  • 19. Contoh  Suatu penelitian dilakukan di Yogyakarta tentang kepatuhan bidan melaksakan pecegahan infeksi. Yang dianggap sebagai populasi adalah semua bidan yang berada di rumah sakit di wilayah DIY baik rumah sakit swasta atau pemerintah. Jika seluruh bidan yang bekerja di DIY ada 200 sedangkan sampel yang dibutuhkan sebesar 20 bagaimana cara memilih 20 bidan dari 200 bidan yang ada diwilayah kerja provinsi DIY
  • 20. Pengambilan sampel Klaster  suatu rangka yang terdiri dari klaster- klaster unit pencacahan  dibagi menjadi beberapa klaster yang saling pisah  klaster tidak harus sehomogin mungkin
  • 21. Contoh  Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui cakupan imunisasi anak sekolah di provinsi DIY. Jika sampel yang dibutuhkan sebesar 200 anak sedangkan seluruh populasi 2.000 anak di DIY. Bagaimana mengambil 200 anak dari 2.000 anak di wilayah DIY?
  • 22. Pengambilan sampel non random  Proporsif Sampling Proporsif sampling memberikan gambaran bahwa pengambilan sampling didasarkan pada asumsi peneliti  Kuota Sampling Kouta sampling didasarkan pada samling yang ditemukan dimana telah memenuhi jumlah sampling yang ditentukan.
  • 23. Latihan (sebuah diskusi)  Jika diketahui pada bayi tersebar ke dalam 39 posyandu dan diketahui terdapat 1000 ibu yang mempunyai anak usia dibawah 2 tahun bagaimana pengambilan sampel yang tepat untuk kasus diatas?
  • 24. PENGAMBILAN SAMPEL NON RANDOM  SAMPLING KUOTA  SAMPLING INSIDENTAL  SAMPLING PURPOSIF  SAMPLING JENUH  Snowball Sampling
  • 25. SAMPLING KUOTA  Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diiginkan.  Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.  Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun.
  • 26. INSIDENTAL SAMPLING  adalah teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan,  yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, cocok sebagai sumber data.  Misalnya, reporter televisi mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat.
  • 27. BESAR SAMPEL  Hipotesis dan desai penelitian dapat memberikan arah untuk menentukan perhitungan besar sampel yang tepat  Hipotesis satu sampel dan dua sampel  Desain yang biasa digunakan adalah cross sectional, case control, kohort dan exsperimen  Banyak rumus perhitungan besar sampel
  • 28. Lanjutan  Sampel yang biasa dikenal sampel independen dan sampel dependent.  Uji statistik yang tepat sesuai dengan data.  Sampel Independent maksudnya tidak ada kaitanya antara pengamatan pada satu variabel dengan pengamatan pada variabel lainnya  sampel dependent memberi maksud ada kaitan antara pengamatan pada satu variabel dengan pengamatan pada variabel lainnya
  • 29. Besar sampel untuk hipotesis satu sampel pada populasi  pada penelitian survei  desai cross sectional  Terkait dengan presisi  Contoh hipotesis : Prilaku baik pemberian makanan bayi lebih banyak banyak terjadi pada keluarga inti.
  • 30. Besar sampel untuk satu sampel populasi presisi  Rumus  n = Besar sampel  Z1-α/2 = 1,96 pada α 0,05  P = Proporsi prevalensi kejadian (0,3)  d = Presisi ditetapkan (0,1)  Q = 1-p 2 2 / 1 2 d PQ Z n   
  • 31. Contoh kasus  Suatu penelitian dilakukan di Kabupaten Bantul untuk mengetahui perilaku ibu dalam memberikan makanan kepada bayi. Jika penelitian yang dilakukan menginginkan ketepatan 10%, tingkat kemaknaan 95% dan diketahui prevalensi pemberian makanan bayi baik 30%. Berapa sampel yang harus diambil pada kasus diatas?
  • 32. Latihan  Suatu penelitian dilakukan di rumah sakit sardjito. Penelitian dilakukan terhadap penyakit diare. Jika pada penelitian menginginkan ketepatan 5%, dengan kemaknaan 95%, dan jika diketahui proporsi diare 10%. Berapa sampel yang harus diambil pada penelitian ini?
  • 33. Latihan  Penelitian dilakukan di smp negeri 1 beringin untuk mengetahui perilaku penanganan disminorhe pada remaja putri. Jika penelitian yang dilakukan menginginkan ketepatan 5%, tingkat kemaknaan 90% dan diketahui prevalensi disminorhe 50%. Berapa jumlah sampel yang diperlukan…?
  • 34. Besar sampel untuk satu sampel populasi proporsi  Rumus  Po= proposi awal  Pa=proporsi yang diinginkan  α= level of signifikan  β= power  N= besar sampel         2 0 2 1 0 0 1 1 1 P P Pa Pa Z p p z n a         
  • 35. Contoh (sebuah diskusi)  Suatu penelitian survei terdahulu diketahui jika angka prevalensi ketrampilan rendah pada perawat di RSU PKU Muhammadiyah 20%. Berapa jumlah perawat yang harus diteliti dalam survei jika diinginkan 90% kemungkinan dapat mendeteksi bahwa angka prevalensi ketrampilan rendah pada perawat 15%.
  • 36.  Suatu penelitian survei terdahulu diketahui jika angka prevalensi infeksi BBL 30 % di RSU A. Berapa jumlah perawat yang harus diteliti dalam survei jika diinginkan tingkat kemaknaan 95% dan kekuantan uji 90% kemungkinan dapat mendeteksi bahwa angka prevalensi ketrampilan rendah pada perawat 20%. Berapa jumlah jumlah sampel yang diperlukan…?
  • 37. Pertanyaan  Apa hipotesis yang tepat untuk kasus diatas?  Desain penelitian apa yang tepat untuk kasus diatas?  Berapa sampel yang harus terambil?
  • 38. Besar sampel untuk hipotesis dua proporsi populasi/ relative risk  Biasa digunakan pada desain kohort dan dapat juga digunakan pada desain cross sectional.  Rumus  P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLR  P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLN  α = 0.05  Zα = 1.96  ß = 0.20              2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 / 1 P P P P P P Z P P Z n           
  • 39. Besar sampel untuk hipotesis odd rasio  Besar sampel untuk hipotesis odd rasio lebih menekankan pada proporsi kelompok kasus atau kontrol.  Rumus           2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 * * * 1 * * 1 * * 1 * 2 2 / P P P P P P Z P P Z n            *) 1 ( * ) ( * ) ( 1 2 2 2 P P OR P OR P   
  • 40. Lanjutan  N : Besar sampel pada masing masing kelompok  P1 : Proporsi bayi dengan penyapihan dini pada kejadian tidak ISPA.  P2 : Proporsi bayi yang tidak penyapihan dini pada kejadian tidak  ISPA.  Z1- : Level of significance,  Z1- : Power of the test (80 %)  OR : odd rasio
  • 41. Contoh sebuah diskusi  Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui kaitannya penyapihan dengan kejadian ISPA. Jika diperoleh data sbb:  Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96  Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84  OR : 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999)  P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999)  Berapa sampel yang harus terambil?
  • 42. Besar sample untuk penelitian dua populasi mean  Besar sampel untuk rata-rata satu populasi  Besar sample untuk rata-rata dua populasi.     2 1 0 2 1 1 2           Z Z n    2 2 1 2 1 1 2 2           Z Z n
  • 43. Keterangan  N = besar sampel  S = standar deviasi  Z = level of signifikan  Z = power  μ1 = rata-rata kelompok perlakuan  μ 2 = rata-rata kelompok kontrol
  • 44. Contoh  Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A. jika diketahui sebagai berikut:  N = besar sampel  S = standar deviasi (1.70 berdasarkan penelitian Sharavage, 2006)  Z = 0,05  Z = 0,20  μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94  μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72  Berapa sampel yang harus diambil?
  • 45. Sistematika pemilihan uji statistic  Menekankan pada jenis hipotesis  Menekankan pada skala data
  • 46. PENGUNAAN STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK Bentuk Hipotesis Komparatif 2 sampel Komparatif > 2 sampel Data Deskriptif (1 varabel) relate independent related independent Asosiatif Nominal - Binomial - Chi square 1 sampel Mc Nemar -Fisher exact -Probability - X2 two sampel - X2 k sample -Choncran -X2 k sample Contgensi Ordinal Run test - Sing test - Wiloxon matche paired - Man witney U test - Median test - Kolmogorof Smirnov - Wald Wold Witz Friedman two way anova - Median Extension - Kruskal Wallis One way Anava -Spearman rank -Kendal tau Interval Rasio t-test T test of related T test Independent - One way anova - Two way anava - One way anova - Two way anava - Pearson Product moment - multiple correlation - regresi
  • 47. Latihan (sebuah studi)  Tujuan penelitian:hubungan antara kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi obat malaria terhadap kejadian bayi berat lahir rendah.  Hipotesis: Peluang ibu yang tidak patuh dalam mengkonsumsi obat malaria lebih tinggi pada kelompok BBLR di banding dengan yang tidak BBLR.  Desain: case control