SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
TUGAS 
PEMILIHAN BAHAN dan PROSES 
“INHAUST VALVE” 
NAMA : ARIE NALDO 
NIM : 0807135337 
JURUSAN TEKNIK MESIN S1 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS RIAU 
2012
KATA PENGANTAR 
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena 
dengan rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Pemilihaan 
Bahan dan Proses ini tepat pada waktunya. 
Tugas Pemilihaan Bahan dan Proses yang berjudul Mendesign Inhaust 
Valve. Dari Judul tersebut Penulis mau menentukan material yang Tepat agar 
Inhaust Valve yang diproduksi bisa sesuai standar dan Penulis juga ingin 
menentukan Proses manufaktur yang cocok. 
Demikian Tugas Pemilihaan Bahan dan Proses ini Penulis buat dengan 
harapan semoga diterima. 
Pekanbaru, Januari 2012 
Penulis 
Arie Naldo
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar i 
Daftar Isi ii 
BAB I PENDAHULUAN 1 
1.1 Latar Belakang 1 
1.2 Perumusan Masalah 1 
1.3 Tujuan 1 
1.4 Batasan Masalah 2 
BAB II TEORI DASAR 3 
2.1 Katup 3 
2.2 Cara Kerja Katup 4 
2.3 Mekanisme Katup 5 
2.4 Motor Bakar Empat Langkah 6 
2.5 Jenis Katup Menurut Rangkaian Pergerakannya 8 
2.6 Dudukan Katup 9 
2.7 Pengantar Katup/Bos Katup 9 
2.8 Pegas Katup 10 
2.9 Kerugian Penggunaan Multi Valve Dibandingkan Single Valve : 10 
2.10 Metode Menggerakkan Katup 11 
2.11 Komponen-Komponen Mekanisme Katup 11 
2.12 Valve Timing Diagram 14 
2.13 Hydraulic Valve Lifter 16 
BAB III PROSES PEMILIHAN MATERIAL DAN MANUFAKTUR 19 
3.1 Metode Pemilihan Material 19 
3.2 Proses Pemilihan Material 23
- Sifat Material 31 
- Harga Materal 38 
- Evaluation Matrik 42 
3.3 Pemilihan Proses Manufaktur 43 
1. Shaping 44 
A. Casting Methods 48 
B. Molding Methods 50 
C. Deformation Methods 52 
D. Powder Methods 54 
E. Special Methods 55 
F. Machining 56 
G. Heat Treatment 57 
2. Finishing 59 
A. Polishing 59 
B. Painting 59 
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 62 
4.1 Kesimpulan 62 
4.2 Saran 62 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Perkembangan teknologi alat transportasi semakin berkembang ini 
diiringi dengan Produk- produk sepeda motor yang diproduksi perusahaan-perusahan 
di bidang otomotiv. 
Dari Perkembangan bentuk bodi sampai komponen-komponen pada 
mesin yang semakin disempurnakan. Salah satu komponen mesin yang paling 
penting adalah valve (katup) yang berfungsi sebagai pintu gerbang pemasukan 
bahan bakar dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu 
pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip 
kerja mesin.
Jadi untuk menghasilkan katup yang sesuai dengan standard proses 
pemilihan bahan dan proses pembuatannya haruslah tepat agar menghasilkan 
produksi katup yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar. 
1.2 Perumusan Masalah 
Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah mendesign 
komponen mesin yaitu mendesign katup yang berkualitas dan memenuhi 
standar yang berlaku. 
1.3 Tujuan 
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 
1. Mengetahui material yang tepat untuk mendesign sebuah katup 
2. Mengetahui proses yang dilakukan untuk mendesign katup. 
1.4 Batasan Masalah 
Untuk lebih memfokuskan permasalahan berdasarkan tujuan penelitian 
yang diuraikan sebelumnya maka pada penelitian ini terdapat beberapa 
batasan masalah yang akan diuraikan berikut : 
1. Material yang tepat untuk mendesign Katup 
2. Proses manufakturing apa saja yang dibutuhkan untuk mendesign katup.
BAB II 
TEORI DASAR 
2.1 Katup 
Valve poppet (katup)adalah salah satu bagian dari mesin mobil yang 
berguna sebagai alat untuk membuka dan menutup. 
Valve poppet atau katup terdiri dari 2 jenis yaitu : 
1. katup masuk (in valve) Katup masuk biasa diletakkan disaluran 
pemasukan campuran bahan bakar dan udara dari kabulator atau biasa disebut 
intake manifold. katup masuk berfungsi sebagai pembuka dan penutup antara
saluran masuk (intake manifold) ke ruang bakar pada mesin. untuk membuka dan 
menutup, katup masuk digerakkan oleh camsaft. 
2. katup buang (ext valve) Katup buang biasa diletakkan di saluran 
pebuangan gas sisa pembakaran atau biasa disebut exus manivolt. katup buang 
berfungsi sebagai pembuka dan penutup antara saluran bahan bakar ke saluran 
buang (axus manivolt)kemudian menuju ke knalpot. 
Definisi lain dari Katup yaitu katup berfungsi sebagai pintu gerbang 
pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu 
pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja 
mesin. Kontruksi katup terdiri dari kepala katup (valve head), batang katup (valve 
stem) berbentuk seperti jamur. Bagian katup yang berhimpit disebut permukaan 
katup (valve face) yang dibuat miring sesuai dengan kemiringan permukaan 
dudukan katup. Kepala katup atau daun katup, pada katup hisap berdiameter lebih 
besar dibandingkan dengan katup buang, karena perbedaan tekanan antara gas 
yang masuk kedalam silinder dan gas yang keluar dari dalam silinder. Katup hisap 
mengandalikan perbedaan tekanan udara luar dengan penurunan tekanan dalam 
silinder yang disebabkan oleh hisapan torak, sedangkan pada katup buang gas 
bekas pembakaran akan keluar dari silinder dengan tekanan sisa pembakaran 
sehingga cukup kuat untuk mendorong gas bekas pembakaran keluar dari silinder. 
Disamping itu juga dimaksudkan agar pemasukan bahan bakar udara lebih 
sempurna. 
2.2 Cara Kerja Katup 
Katup atau bahasa Inggrisnya Valve atau bahasa bengkelnya Klep ini 
adalah komponen terpenting dalam sebuah kendaraan. Klep berada pada kepala 
silinder pada setiap kendaraan yang berbentuk seperti payung. Klep terbagi 
menjadi 2 kerja, pertama adalah klep masuk dan yang kedua adalah klep buang. 
Klep masuk fungsinya adalah untuk memasukan campuran udara dan bensin yang 
sudah berbentuk kabut kedalam silinder mesin. Sedangkan klep buang adalah klep 
yang berfungsi untuk membuang gas hasil pembakaran setelah piston melakukan
kompresi. Setiap kendaraan memiliki jumlah katup yang berbeda-beda. Pada 
mobil-mobil kecil buatan Jepang tahun80an, biasanya jumlah klep pada setiap 
silindernya ada 3 klep. Namun, sekarang ini mobil-mobil buatan sekarang sudah 
mengadopsi 4 klep pada setiap silindernya. Hal ini dilakukan untuk mempertinggi 
efisiensi volumetrik sehingga pemanfaatan BBM dapat lebih efektif dan daya 
yang dihasilkanpun semakin besar untuk mesin bersilinder sama. Sehingga bila 
suatu mesin memiliki 4 silinder maka jumlah klep masuk dan buang berjumlah 
16. begitupun motor, pada motor-motor ber-cc biasanya memiliki 4 klep. 2 masuk 
dan 2 buang. Katup biasanya terbuat dari baja yang tahan panas dan karat 
(Stainless Steel). Saat sedang melakukan kompresi, klep berfungsi menutup 
lubang atau saluran pada silinder. Pada saat pembakaran berakhir, klep buang 
segera membuka untuk mengalirkan gas sisa hasil pembakaran menuju exhaust 
manifold. Setelah proses pembuangan selesai, maka piston akan melakukan 
langkah isap dan klep isap-pun membuka untuk memasukkan campuran udara dan 
bensin yang sudah mengabut menuju silinder mesin. Setiap katup dari sebuah 
silinder melakukan gerakan membuka dan menutup satu kali untuk setiap dua kali 
putaran poros engkol (Crankshaft). 
Pada mesin berkonstruksi klep samping, katup-katup ini digerakkan oleh 
penekan katup digerakkan oleh bos. Sedangkan pada mesin yang menerapkan 
sistem katup diatas (SOHC/DOHC), penekan katup dan batang penekan katup. 
Setelah diangkat sehingga terlepasdari tempat dudukannya, katup-katup ini 
dikembalikan pada posisi semula oleh sebuah pegas. Pada saat membuka, katup-katup 
itu akan terangkat dari dudukannya antara 5/16-3/8 inchi. Selain itu kerja 
katup bisa dikatakan berat. Seperti, jika mesin berputar 7500 rpm, katup membuka 
dan menutup lebih dari 60kali/detik. Jika mesin digenjot hingga 10000 rpm , 
katup dipaksa membuka dan menutup hingga lebih dari 80 kali/detik. Suhu katup 
bisa mencapai 700 derajat Celcius.
Cara Kerja Katup 
2.3 Mekanisme Katup 
Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan 
dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar. Mekanisme 
tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang 
sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya, yang 
memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa 
pembakaran. 
Mekanisme Katup
2.4 Motor Bakar Empat Langkah 
Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat 
langkah, membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah 
putaran crankshaft yang sempurna. Siklus empat langkah ini dikenal sebagai 
siklus otto, yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867. Empat 
langkah tersebut terdiri dari : 
1. Langkah Isap, adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana 
katup buang tertutup dan katup isap terbuka, dan piston begerak menuju 
TMB (Titik Mati Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan 
bakar dan udara ke dalam ruang pembakaran melalui katup isap. 
2. Langkah Kompresi, adalah langkah piston menekan campuran bahan 
bakar dan udara dengan bergerak dari TMB ke TMA, dimana katup isap 
dan katup buang sama – sama dalam posisi tertutup. Sehingga campuran 
bahan bakar dan udara tadi terkompresi. Kompresi tersebut membuat 
tekanan di dalam ruang pembakaran menjadi tinggi. Sesaat piston 
mendekati TMA, busi memancarkan percikan api untuk membakar 
campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi tadi. Sehingga 
terjadilah ledakan di dalam ruang pembakaran. 
3. Langkah Ekspansi, adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA 
ke TMB akibat terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran 
tersebut dan memaksa crankshaft berputar. Posisi katup isap dan buang 
masih sama – sama tertutup. Langkah inilah yang dapat menghasilkan 
tenaga dan mesin dapat bekerja. 
4. Langkah Buang, adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari 
TMB ke TMA, dimana katup isap tertutup dan katup buang terbuka. 
Sehingga piston dapat membuang sisa pembakaran. Pada saat piston 
mencapai TMA maka katup buang tertutup dan katup isap terbuka 
sehingga siklus empat langkah dapat dimulai kembali.
Siklus Empat Langkah 
Motor Bakar Empat Langkah 
2.5 Jenis Katup Menurut Rangkaian Pergerakannya 
Rangkaian pergerakan yang teratur pada katup dinamakan mekanik katup, 
dan dapat dibagi dalam beberapa susunan katup, yaitu model katup sisi dan model 
katup kepala. 
1. Katup sisi, dalam susunan ini tidak terdapat katup-katup pada kepala silinder 
(cylinder head) dengan demikian konstruksi silindernya amat sederhana. Mekanik 
katupnya tidak begitu rumit dan mempunyai bagian-bagian yang sedikit dan tidak 
menimbulkan suara, tetapi bentuk ruang bakar ini sangat sukar untuk memperoleh
kemampuan yang tinggi dan karena kerugian/kekurangan hal ini maka 
penggunaan katup sisi saat ini jarang sekali dipakai. 
Katup Sisi 
2. Katup kepala, Model katup kepala terutama terdiri dari sumbu nok/camshaft, 
dudukan katup, batang, dan lengan katup. Mekanisme kerja dimulai dari bila nok 
pada sumbu nok mendorong keatas kedudukan katup, batang katup terdorong 
keatas oleh kedudukan katup tersebut. Bila salah satu ujung batang penekan akan 
mendorong ujung lengan katup dan ujung lainnya mendorong katup kebawah dan 
menyebabkan katup terbuka. Nok/Cam berputar untuk selanjutnya katup akan 
menutup oleh tegangan pegas katup. 
Katup Kepala 
2.6 Dudukan katup
Dudukan katup berfungsi sebagai tempat dudukan kepala katup. Antara 
kepala katup dengan dudukan katup harus membuat persinggungan yang rapat 
agar tidak terjadi kebocoran gas pada saat kompresi atau kerja. Sudut kemiringan 
persinggungan katup dengan dudukan katup untuk katup masuk dan katup buang 
adalah 45º, lebar persinggungan katup dengan dudukan katup dimaksudkan agar 
ekanan katup dan dudukan katup dapat sebesar mungkin, agar persinggungan 
katup dengan dudukan katup tidak mudah terbakar dan tidak mudah terselip 
kotoran yang menyebabkan kebocoran gas pada langkah kompresi atau kerja. 
Dudukan katup 
2.7 Pengantar katup/bos katup 
Pemasangan pegas katup belum tentu menjamin katup tersebut akan baik 
kedudukannya, agar katup dapat stabil pada kedudukannya, baik pada saat 
menutup ataupun saat membuka, maka katup dilengkapi dengan penghantar katup 
(valve guide) atau bos katup. 
2.8 Pegas katup 
Fungsi dari pegas katup yaitu untuk mengembalikan katup agar tetap dalam 
keadaan rapat-rapat dalam kedudukannya. Telah diketahui bahwa kerja katup 
adalah membuka dan menutup disesuaikan dengan langkah torak. Pada saat 
membuka, katup digerakan oleh sumbu nok dan pada saat menutup katup 
digerakan oleh pegas katup. Jumlah pegas yang dipasang pada sebuah katup ada 
yang satu katup dan ada yang dua buah.
Pegas Katup 
2.9 Keuntungan penggunaan multi valve dibandingkan dengan single valve : 
1. Beban katup lebih kecil 
Karena kepala katup cenderung lebih kecil sehingga mengurangi beban 
katup dan umur katup cenderung lebih lama 
2. Ruang buka lebih besar 
Dengan menggunakan dua buah katup masuk atau katup buang secara 
bersamaan, otomatis jumlah campuran udara dan bahan bakar lebih 
banyak dan pada saat langkah buang gas sisa hasil pembakaran lebih 
mudah terbuang 
3. Efisiensi lebih tinggi 
Tenaga yang dihasilkan cenderung lebih besar karena dengan banyak-nya 
campuran udara dan bahan bakar yang masuk menyebabkan tinggi-nya 
tekanan kompresi, sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna 
2.10 Kerugian penggunaan multi valve dibandingkan single valve : 
1. Konstruksi lebih rumit 
2. Membutuhkan dua buah camshaft
3. Suara mesin cenderung lebih kasar 
4. Untuk yang non hidrolis penyetelan katup lebih lama 
2.11 METODE MENGGERAKKAN KATUP 
Camshaft digerakkan oleh crankshaft dengan beberapa metode. Berikut ini 
metode-metode menggerakkan katup : 
Timing Gear 
Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis OHV (Over Head 
Valve). 
Keuntungan : 
- Lebih kuat dan tahan lama. 
Kerugian : 
- Menimbulkan bunyi yang besar. 
Timing Chain
Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis OHV (Over Head Valve) dan 
OHC (Over Head camshaft). 
Keuntungan : 
 Menimbulkan bunyi yang lebih kecil dibanding tipe timing gear. 
Kerugian : 
 Umur lebih pendek dibanding tipe timing gear. 
Timing Belt
Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis OHC (Over Head 
camshaft) dan DOHC (Double Over Head Camshaft). 
Timing belt terbuat dari fiberglass yang diperkuat dengan karet sehingga 
mem-punyai daya renggang yang baik dan hanya mempunyai penguluran yang 
ke-cil karena panas. 
Keuntungan : 
 Tidak menimbulkan bunyi. 
 Tidak memerlukan pelumasan. 
Kerugian : 
 Umur lebih pendek dibanding tipe timing chain. 
2.12 KOMPONEN-KOMPONEN MEKANISME KATUP
 Poros Nok 
Poros nok berfungsi untuk menggerak-kan mekanisme katup, pompa oli, 
pom-pa bahan bakar dan distributor. 
 Pengangkat Katup 
Pengangkat katup (valve lifter) berfungsi untuk meneruskan gerakan 
camshaft ke push rod. 
Pada mesin yang menggunakan lifter konvensional celah katupnya harus di-stel, 
tetapi ada mesin yang mengguna-kan hydraulic lifter tidak perlu melaku-kan 
penyetelan celah katup karena ce-lahnya selalu 0 mm. 
 Batang Penekan
Batang penekan (push rod) berfungsi untuk meneruskan gerakan lifter ke rocker 
arm. 
 Rocker Arm dan Shaft 
Rocker arm berfungsi untuk menekan katup saat tertekan ke atas oleh 
push rod. Rocker arm dilengkapi skrup dan mur pengunci untuk penyetelan celah 
katup. 
Pada mesin yang menggunakan lifter hidraulis tidak dilengkapi skrup dan mur 
pengunci 
 Katup
 
Katup terbuat dari baja khusus (special steel). karena katup berhubungan 
deng-an tekanan dan temperatur tinggi 
Pada umumnya katup masuk lebih besar dari katup buang. Agar katup 
menutup rapat pada dudukannya, maka permukaan sudut katup (valve face angle) 
dibuat pada 44,5° atau 45,5° 
2.13. VALVE TIMING DIAGRAM 
Valve timing diagram adalah diagram waktu kerja katup Valve timing 
diagram dipengaruhi oleh bentuk cam dan celah katup. Valve overlap adalah saat 
dimana katup hisap (intake valve) dan katup buang (exhaust valve) sama-sama 
membuka. Valve overlap berfungsi sebagai langkah pembilasan (campuran udara 
bahan bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran). Valve overlap terjadi 
saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap. Overlap yang besar 
menghasilkan kemampuan kecepatan tinggi yang lebih baik, tetapi idling menjadi 
kurang stabil.
2.14. HYDRAULIC VALVE LIFTER 
Penggunaan pengangkat katup hidraulis (hydraulic valve lifter) mempunyai 
keun-tungan tidak memerlukan penyetelan katup dan mengurangi suara berisik. 
 Cara Kerja 
Oli yang bertekanan dari pompa memasuki plunger dalam lifter melalui saluran 
oli (oil passage).
 Katup Menutup 
Plunger spring selalu menekan plunger ke atas, maka celah katup selalu nol. 
Oli yang bertekanan juga mendorong check ball melawan check ball spring dan 
mengalir ke working chamber. 
 Katup Membuka 
Cam mendorong lifter body, maka teka-nan oli di dalam working chamber 
naik sehingga check ball menutup saluran oli, dan lifter body terdorong ke atas 
dengan plunger, menyebabkan katup membuka dengan adanya gerakan rocker 
arm melalui push rod.
BAB III 
PROSES PEMILIHAN MATERIAL DAN MANUFAKTUR 
3.1 Metode Pemilihan Material 
Secara garis besar material dibagi dalam beberapa kelompok besar. Fungsi 
yang spesifik dari material bisa di tentukan apabila induk materialnya sudah di 
ketahui. Setiap material mempunyai struktur, mechanical properties, physical 
properties, dan modification properties yang berbeda-beda. 
Klasifikasi material
Mechanical Properties
Tabel 3.2 Physical Properties 
Dalam pengembangan sebuah model (part) baru pasti akan diikuti oleh 
beberapa pertanyaan seperti : 
a) Seperti apa bentuknya? 
b) Apa fungsinya?
c) Bagaimana cara kerja mesin itu? 
d) Berapa Harganya? 
Untuk menjawab semua pertanyaan itu diperlukan penetapan sifat-sifat kerja 
dari part yang sesuai dengan design, kemampuan material yang digunakan secara 
garis besar dan proses yang akan digunakan. 
Cara ini bisa dilakukan untuk menyaring kelas material dan proses mana 
yang akan digunakan. 
Pemilihan dari kemampuan material dibagi menjadi 5 kategori yaitu : 
1. Sifat operasi (functional requirement) dari part 
Sifat operasi berhubungan langsung dengan karakteristik dari pembebanan 
yang diterima part secara langsung. Apakah part itu menerima beban gesek, 
beban tarik, beban geser, beban kejut, dll. 
2. Kondisi operasi part (resistance to service condition) 
Kondisi lingkungan tempat beroperasi mempunyai peran yang sangat 
penting dalam menentukan suatu material. Contohnya lingkungan yang 
memungkinkan terjadinya korosi, seperti lingkungan bertemperatur rendah, 
berdampak merugikan bagi kebanyakan material. 
3. Kemampuan Proses (process ability requirement) 
Kemampuan proses suatu material bisa dinilai dari kemampuan part 
tersebut untuk dikerjakan dan dibentuk menjadi barang jadi. Contohnya part 
tersebut memiliki sifat castability, formability, machinability, weldability, dan 
hardenability. 
4. Harga (Cost) 
Harga biasanya menjadi faktor penting dalam evaluasi material karena 
tidak sedikit aplikasi yang mempunyai batasan budget. Penentuan harga 
biasanya dibandingkan dengan aplikasi yang akan di gunakan. 
5. Ketahanan uji (reliability requirement) 
Ketahanan uji bisa diartikan kemungkinan akan ketahanan suatu material 
terhadap fungsi tanpa adanya kerusakan atau kegagalan proses.
3.2 Proses Pemilihan Material 
a. Analisis Produk 
Dari bab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa proses pembakaran gas pada 
engine dikendalikan oleh mekanisme katup. Mekanisme katup merupakan suatu 
mekanisme pengaturan proses pembukaan dan penutupan katup pada saluran 
masuk dan buang motor bakar. 
Katup yaitu katup berfungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar 
dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu pembukaan dan 
penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja mesin. 
Kontruksi katup terdiri dari kepala katup (valve head), batang katup (valve stem) 
berbentuk seperti jamur. Bagian katup yang berhimpit disebut permukaan katup 
(valve face) yang dibuat miring sesuai dengan kemiringan permukaan dudukan 
katup. Kepala katup atau daun katup, pada katup hisap berdiameter lebih besar 
dibandingkan dengan katup buang, karena perbedaan tekanan antara gas yang 
masuk kedalam silinder dan gas yang keluar dari dalam silinder. Katup hisap 
mengandalikan perbedaan tekanan udara luar dengan penurunan tekanan dalam 
silinder yang disebabkan oleh hisapan torak, sedangkan pada katup buang gas 
bekas pembakaran akan keluar dari silinder dengan tekanan sisa pembakaran 
sehingga cukup kuat untuk mendorong gas bekas pembakaran keluar dari silinder. 
Disamping itu juga dimaksudkan agar pemasukan bahan bakar udara lebih 
sempurna. 
Selain itu kerja katup bisa dikatakan berat. Seperti, jika mesin berputar 7500 
rpm, katup membuka dan menutup lebih dari 60kali/detik. Jika mesin digenjot 
hingga 10000 rpm , katup dipaksa membuka dan menutup hingga lebih dari 80 
kali/detik. Suhu katup bisa mencapai 700 derajat Celcius. 
Dari pengertian katup yang telah dijelaskan diatas maka ada beberapa hal 
yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan material yang digunakan untuk 
mendesign sebuah katup.
1. Tahan gesekan / aus 
Untuk membuka dan menutup katup, terjadi kontak langsung 
antara cam/lobe dengan katup. Oleh sebab itu material yang dipilih 
haruslah tahan terhadap gesekan/aus. 
2. Tahan panas 
Jika mesin digenjot hingga 10000 rpm , katup dipaksa membuka 
dan menutup hingga lebih dari 80 kali/detik. Suhu katup bisa mencapai 
700 derajat Celcius. 
3. Tahan Defleksi 
4. Ductile 
5. Efisiensi, Durability, Environment, Manufacturability 
6. Harga Terjangkau 
Tabel kebutuhan untuk menentukan material Katup 
Fungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar dan 
pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu 
pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut 
diatur sesuai dengan prinsip kerja mesin. 
Constraint  Tahan gesekan/aus 
 Tahan Panas sampai 100o - 700o celcius 
 Tahan Defleksi 
 Ductile 
 Mampu proses 
Tujuan Meminimalisasi Biaya 
Variabel Bebas Pemilihan Bahan dan Proses
Diagram kebutuhan untuk Katup 
Thermal Konductivity material
Pemilihan Material 
Sebagai pertimbangan dalam pemilihan material untuk camshaft, maka 
diambil 3 jenis material yang akan dipertimbangkan sebagai material untuk 
camshaft yaitu : 
 Stainless Steel 
 Cast Iron 
 Ni Alloys 
Sifat-sifat material 
Sebelum melaksanakan proses seleksi material, perlu diketahui properties 
dari material dari material-material yang jadi pertimbangan sehingga sesuai 
dengan properties material yang diinginkan.
1. Stainless Steel 
Dalam metalurgi , stainless steel, juga dikenal sebagai inox baja atau 
inox dari Perancis "inoxydable", didefinisikan sebagai baja paduan dengan 
minimal 10,5 atau 11% kromium konten massa. 
Stainless steel tidak menimbulkan korosi , karat atau noda dengan air 
seperti besi biasa tidak, tetapi meskipun nama itu tidak sepenuhnya noda-bukti. 
Hal ini juga disebut tahan korosi baja atau CRES ketika jenis paduan dan kelas 
tidak rinci , khususnya di industri penerbangan. Ada kelas yang berbeda dan 
selesai permukaan stainless steel sesuai dengan lingkungan paduan harus 
bertahan.. Stainless steel yang digunakan di mana baik sifat dari baja dan 
ketahanan terhadap korosi yang diperlukan. 
Stainless steel berbeda dari baja karbon dengan jumlah yang hadir 
kromium.. Unprotected karbon baja berkarat mudah ketika terkena udara dan 
kelembaban.. Ini oksida besi film (karat) aktif dan mempercepat korosi dengan 
membentuk oksida besi yang lebih. Baja stainless mengandung kromium yang 
cukup untuk membentuk sebuah film kromium oksida pasif, yang mencegah 
korosi permukaan lebih lanjut dan blok korosi dari menyebar ke struktur internal 
logam. 
Stainless steel merupakan salah satu jenis baja dengan logam induk besi. 
Dalam stailess steel terdapat unsur-unsur yang dipadukan membentuk suatu alloy. 
Unsur-unsur yang ada dalam baja stainless steel yaitu krom, nikel, molibden, 
silikon dan mangan. Namun unsur dengan persentasi tertinggi adalah krom dan 
nikel. Baja stainless steel sebagian besar digunakan untuk membuat peralatan-peralatan 
rumah tangga terutama yang sering berhubungan dengan air. 
Sedangkan aluminium adalah logam dengan warna yang menarik 
(mengkilat) tanpa diberi cat atau unsur-unsur tembahan. Aluminium seperti 
stainless steel yang sebagian besar diaplikasikan pada peralatan-peralatan yang 
sering berhubungan dengan air
Baja stainless steel dan alumium ketika terdapat air atau uap air akan 
bereaksi dengan oksigen membentuk membentuk suatu lapisan yang sangat tipis 
dan lapisan tersebut melekat kuat pada permukaannya sehingga dapat melindungi 
bagian bawah baja yang belum teroksidasi. Lapisan tipis ini memiliki sifat tembus 
cahaya dan memiliki warna seperti logam aslinya (stainless steel dan aluminium 
yang belum teroksidasi) sehingga kedua logam seolah-olah tidak teroksidasi atau 
tidak mengalami karat (berkarat). 
Lapisan tipis pada baja stainless steel adalah kromium(III) oksida (Cr2O3) 
yang merupakan hasil reaksi antara krom dengan oksigen. Oleh sebab itu yang 
berperan penting dalam baja stainless steel adalah krom, sedangkan unsur yang 
lain seperti nikel dan unsur-unsur yang lain berfungsi sebagai penguat. Sedangkan 
pada aluminium lapisan tipis tersebut adalah aluminium(III) oksida (Al2O3) dan 
merupakan hasil reaksi antara aluminium dengan oksigen juga. 
Walaupun memilik sifat tahan karat namun logam aluminium maupun 
paduannya memiliki kekurangan, salah satunya yaitu tidak bisa di las atau 
disolder. Hal ini tentu sangat merugikan, sebab jika sebagian kecil dari aluminium 
yang mengalami kerusakan maka semua bagian harus diganti dengan yang baru. 
Sedangkan pada baja stainless steel dapat dilas tapi bagian yang di las akan 
meninggalkan bercak hitam karena besi sebagai logam induk bereaksi dengan 
oksigen membentuk oksida besi (Fe2O3) yang berwarna coklat atau yang disebut 
karat besi. 
2. Cast Iron 
Cast iron mengandung 2,14% – 4,3% karbon dengan sejumlah kecil 
mangan, belerang, fosforus, dan silikon Besi cor terdiri dari besi kelabu, besi 
nodular, besi putih, besi malleable. 
a. Besi cor kelabu 
Terdiri dari 2.5-4.0 %C & 1.0-3.0%Si. Graphite berbentuk 
serpihan-serpihan, dikelilingi oleh matriks ferrite or pearlite Besi cor
kelabu standar sangat keras diakibatkan karbon yang mengembang 
dalam stuktur yang bertindak sebagai perambat tegangan Bisa diberikan 
perlakuan panas untuk memperbaiki struktur yang membuat material 
menjadi mampu bentuk dan mampu tempa 
b. Besi Cor putih 
Seluruh karbon merupakan simentit sehingga sangat keras dan 
getas. Mikrostruktur terdiri dari karbida putih sehingga tidak bisa di las 
c. Besi cor mampu tempa (maleable) 
Dibuat dari besi cor putih dengan melakukan heat treatment 
kembali untuk menguraikan gumpalan grafit (Fe3C) menjdi ferrite, 
pearlit & martensit serta mempunyai sifat mirip baja. 
d. Besi cor nodular 
Merupakan perpaduan besi cor kelabu yang berbentuk grafit bola-bola 
kecil dimana ujung-ujung flake berbentuk takikan Mempunyai 
keuletan tinggi (disebut juga ductile cast iron). Sifat mekanik dapat 
ditingkatkan dengan perlakuan panas. 
Komposisi cast iron 
3. Ni Alloys 
Nikel dan nikel paduan digunakan untuk berbagai aplikasi yang luas, 
sebagian besar yang melibatkan ketahanan korosi dan / atau ketahanan panas. 
Beberapa di antaranya adalah:
 Pesawat turbin gas 
 Turbin uap 
 Aplikasi medis 
 Sistem tenaga nuklir 
 Kimia dan petrokimia industri 
Sejumlah aplikasi lain untuk paduan nikel melibatkan sifat fisik unik dari 
tujuan khusus basis nikel atau paduan nikel tinggi. Ini termasuk: 
 Rendah-ekspansi paduan 
 Hambatan listrik paduan 
 Soft magnetik paduan 
 Bentuk memori paduan 
Tahan panas Aplikasi. 
Nikel-basis paduan digunakan dalam banyak aplikasi di mana mereka 
mengalami lingkungan yang keras pada suhu tinggi. Paduan nikel-kromium atau 
paduan yang mengandung lebih dari sekitar 15% Cr digunakan untuk 
menyediakan baik dan resistensi oksidasi pada suhu melebihi carburizati 760 ° C. 
Resistensi korosi. 
Nikel-basis paduan menawarkan ketahanan korosi yang sangat baik untuk 
berbagai media korosif. seperti dengan semua jenis korosi, banyak faktor yang 
mempengaruhi tingkat serangan. Media korosif itu sendiri adalah faktor yang 
paling penting yang mengatur korosi logam tertentu. 
Ekspansi rendah Paduan 
Nikel ditemukan memiliki efek mendalam pada ekspansi termal dari besi. 
Paduan dapat dirancang untuk memiliki ekspansi termal yang sangat rendah atau 
seragam tampilan dan ekspansi diprediksi atas rentang suhu tertentu.
Besi-36% Ni paduan (Invar) memiliki ekspansi terendah dari paduan Fe- 
Ni dan mempertahankan dimensi hampir konstan selama variasi normal pada suhu 
atmosfer. 
Penambahan kobalt untuk matriks nikel-besi menghasilkan paduan dengan 
koefisien ekspansi yang rendah, modulus elastisitas yang konstan, dan kekuatan 
yang tinggi. 
Paduan Perlawanan Listrik 
Beberapa sistem paduan berdasarkan nikel atau mengandung isi nikel 
tinggi digunakan dalam instrumen dan peralatan kontrol untuk mengukur dan 
mengatur karakteristik listrik (paduan resistensi) atau digunakan dalam tungku 
dan peralatan untuk menghasilkan panas (paduan pemanasan).. 
Jenis resistensi paduan mengandung nikel meliputi: 
 Ni Cu-Ni paduan yang mengandung 2-45 Ni% 
 Ni Ni-Cr-Al paduan mengandung 35-95 Ni% 
 Ni Ni-Cr-Fe Ni paduan mengandung 35-60% 
 Ni Ni-Cr-Si paduan mengandung 70 sampai 80% Ni 
Jenis resistensi nikel paduan pemanasan con-Taining meliputi: 
 Ni-Cr paduan mengandung 65-80 Ni% dengan Si 1,5% 
 Ni paduan mengandung 35 sampai 70% dengan 1,5% Si + l% Nb 
Paduan magnetik lembut. 
Dua kelas yang luas dari magnetis material lunak telah dikembangkan 
dalam sistem Fe-Ni. Tinggi-nikel paduan (sekitar 79% Ni dengan Mo 4 sampai 
5%; bal Fe) memiliki permeabilitas awal yang tinggi dan induksi saturasi rendah.
Bentuk Paduan Memori. 
Bahan logam yang menunjukkan kemampuan untuk kembali ke bentuk 
mereka sebelumnya didefinisikan ketika mengalami pemanasan yang sesuai 
jadwal yang disebut sebagai paduan bentuk memori. Nikel-titanium alloy (50Ni- 
50Ti) adalah salah satu dari beberapa bentuk paduan komersial penting memori. 
2. Efek Pepaduan Elemen 
a. ALUMUNIUM - Aluminium yang paling aktif di deoxidizer umum 
digunakan dalam produksi baja. Digunakan dalam pengawasan melekat 
ukuran butiran. 
b. BORON – Penambahan boron padabaja sekitar 0,0005 ke 0,003% akan 
meningkatkan hardenability. Dikombinasikan dengan elemen lainnya 
alloying, boron bertindak sebagai "intensifier",meningkatkan keamanan 
kedalaman selama quenching. 
c. CARBON - Bila sejumlah kecil karbon yang ditambahkan ke besi, maka 
properti yang memberikan nilai baja yang hebat mulai muncul. Sejumlah 
karbon meningkat hingga ,80 atau ,90%, logam menjadi keras, memiliki 
gaya tarik lebih besar, dan apa yang paling penting, menjadi semakin 
responsif terhadap perawatan dengan panas sesuai perkembangan yang 
sangat tinggi dan kekuatan keras. Jika karbon yang akan meningkat 
melebihi batas-batas tertentu dalam dataran karbon baja, kemampuan 
untuk bekerja baik panas atau dingin akan hilang hampir seluruhnya, dan 
akan mulai menganggap karakteristik cast iron, yang biasanya memiliki 
1,7 ke 4,5% karbon. 
d. CHROMIUM - kromium meningkatkan respon terhadap perlakuan panas. 
Ini juga meningkatkan kedalaman penetrasi keras. Paling kromium-bearing 
alloys berisi ,50-1,50% kromium. Stainless steels berisi kromium 
dalam jumlah besar (12 sampai 25%), sering di kombinasi dengan nikel, 
dan memiliki daya tahan untuk meningkatkan dan oksidasi korosi. 
e. COLUMBIUM - Columbium di 18-8 stainless steel memiliki serupa efek 
untuk titanium dalam pembuatan baja untuk kekebalan berbahaya karbit
hujan dan hasil antar granular korosi. Columbium bearing welding 
electrodes digunakan dalam kedua welding titanium dan columbium 
bearing stainless steels sejak titanium akan hilang melas sedangkan yang 
arc columbium diselenggarakan atas ke dalam menggalang deposit. 
f. COPPER - Tembaga biasanya ditambahkan dalam jumlah ,15-,25% 
menjadi atmospheric untuk meningkatkan daya tahan korosi dan 
meningkatkan ketegangan dan menghasilkan kekuatan hanya dengan 
sedikit kerugian dalam hal elastis. Tinggi kekuatan yang dapat diperoleh 
oleh hujan keamanan tembaga-bearing baja. 
g. IRON - Besi adalah unsur utama dari baja. Biasanya komersial 
mengandung unsur besi lainnya hadir dalam jumlah yang berbeda-beda 
produksi yang diperlukan mekanis properti. Besi tidak mempunyai 
kekuatan, yang sangat elastis dan lembut dan tidak menanggapi panas 
perawatan untuk setiap derajat yang cukup besar. Hal ini dapat sedikit 
keras oleh pengerjaan dingin, tetapi tidak sebesar hampir bahkan 
seorangpemberi baja karbon rendah. 
h. LEAD - Lead dalam baja sangat meningkatkan kemampuan mesinnya. Bila 
lead yang halus dan seragam dibagi didistribusikan tidak diketahui efek 
pada properti mekanik dari tingkat kekuatan baja paling sering ditentukan. 
Biasanya ditambahkan dalam jumlah dari 15% hingga 35%. 
i. MANGAN – Biasanya terdapat di semua baja dan berfungsi sebagai 
deoxidizer dan juga untuk memberi kekuatan dan respon untuk perawatan 
panas. Mangan biasanya terdapat dalam jumlah dari 1 / 2% hingga 2%, 
tetapi untuk baja tertentu dalam kisaran 10% hingga 15%. 
j. MOLYBDENUM - Molybdenum meningkatkan penetrasi keras dan 
meningkatkan kekerasan. Molybdenum cenderung membantu baja 
melawan kelemahan pada suhu tinggi dan yang penting adalah alat 
memastikan kekuatan tinggi merayap. Hal ini umumnya digunakan dalam 
relatif mulai dari jumlah kecil ,10-,40%. 
k. NICKEL - Nikel meningkatkan kekuatan dan ketangguhan, tetapi 
merupakan salah satu elemen yang paling efektif untuk meningkatkan
mampu keras (hardenability). Penambahan kuantitas yang umum adalah 1- 
4%, meskipun aplikasi tertentu, sebagai persentase tinggi sebesar 36% 
yang digunakan. Steels mengandung nikel biasanya memiliki resistansi 
impak, khususnya di suhu rendah. Stainless steels tertentu mengandung 
nikel sampai sekitar 20%. 
l. FOSFOR - fosfor Sejumlah fosfor terdapat pada semua baja. Di Selain 
menghasilkan peningkatan kekuatan dan mengurangi hal elastis di rendah 
suhu, fosfor diyakini untuk meningkatkan perlawanan terhadap 
atmospheric korosi. 
m. SILICON - Silicon adalah salah satu deoxidizers umum digunakan selama 
proses manufaktur. Terdapat dalam berbagai kuantitas hingga 1% pada 
baja memiliki manfaat efek pada beberapa properti seperti gaya tarik. Juga 
steels khusus digunakan di dalam orang banyak dari 1,5% menjadi 2,5% 
silicon ke meningkatkan hardenability. Tingkat persentase, silicon 
ditambahkan sebagai alloy untuk menghasilkan listrik karakteristik 
tertentu dalam socalled silicon steels listrik dan juga menemukan beberapa 
aplikasi di beberapa tempat alat steels tampaknya memiliki keamanan dan 
toughening efek. 
n. SULPHUR - Sulphur merupakan elemen penting dalam baja karena dalam 
jumlah yang besar akan meningkatkan machinability. Jumlah yang 
umumnya digunakan untuk tujuan ini adalah ,06-,30% sulphur adalah 
pembentukan panas. 
o. TELLURIUM - The penambahan sekitar ,05% tellurium ke leaded baja 
meningkatkan machinability melalui leaded hanya steels. 
p. TITANIUM - Titanium ditambahkan ke 18-8 stainless steels untuk 
membuat kekebalan terhadap endapan karbit. Kadang-kadang 
ditambahkan ke lembar karbon rendah untuk membuatnya lebih cocok 
untuk lapisan porselen. 
q. TUNGSTEN - Wolfram digunakan sebagai alat alloying unsur dalam baja 
dan cenderung untuk menghasilkan halus, padat dan ujung pemotong 
tajam ketika digunakan dalam jumlah yang relatif kecil. Bila digunakan
Harga (cost) 
Selain harga pembelian kebanyakan konsumen juga memikir berapa biaya 
perawatan dari produk yang kita hasilkan, serta biaya jasa pemasangan part 
tersebut. 
Diagram Harga 
Tabel harga Untuk beberapa Material
Persamaaan untuk menentukan cost/ biaya berdasarkan Fungsi, Tujuan dan 
batasan 
Density beberapa material
Diagram Harga dan Kekuatan Material 
Tabel 1-1. Sifat-sifat bahan teknik pada 20°C 
Bahan 
Berat 
spesifik 
KN/m3 
Modulus 
Young 
Gpa 
Tegangan 
maksimum 
kPa 
Koefisien 
ekspansi 
10e-6/°C 
Rasio 
Poisson 
I. Metal dalam bentuk papan, batang atau blok 
Al alloys 
Kuningan 
Tembaga 
Nikel 
Baja 
Ti alloys 
27 
84 
87 
87 
77 
44 
70-79 
96-110 
112-120 
210 
195-210 
105-210 
310-550 
300-590 
230-380 
310-760 
550-1400 
900-970 
23 
20 
17 
13 
12 
8-10 
0.33 
0.34 
0.33 
0.31 
0.30 
0.33 
II. Non-metal dalam bentuk papan, batang atau blok 
Beton 
Kaca 
24 
26 
25 
48-83 
24-81 
70 
11 
5-11 
0.23
III. Bahan dengan filamen (diameter < 0.025 mm) 
Al oksida 
Barium carbide 
Kaca Grafit 
38 
25 
22 
690-2410 
450 
345-980 
13800-27600 
6900 
7000-20000 
IV. Bahan komposit (campuran) 
Boron epoksi 
Kaca-S diperkuat 
epoksi 
19 
21 
210 
66.2 
1365 
1900 
4.5 
Estimasi harga beberapa material berdasarkan beam, minimum cost stiffness 
prescribed 
No Material Density (Mg/m3) Elastisitas (N/mm2) Harga ($) 
1 
Stainless Steel 
8.1 
190000 
2 
Ti alloys 
4.8 
210000 
3 
Ni Alloys 
8.95 
210000 
4 
Cu alloys 
8.94 
120000 
53.81 
95.47 
51.21 
38.74 
Dari tabel di atas Cu alloys memiliki harga yang paling murah. Dan Ti 
alloys memiliki harga yang paling mahal.
Penentuan Pemilihan Material 
Berikut ini adalah hasil dari pemilihan material berdasarkan kebutuhan 
Katup yang dinginkan : 
Kondisi suhu operasi : cast iron dan stainless steel 
 Stiffness(Modulus young tinggi) : stainless steel dan Ni alloys 
 Kemampuan proses : Cast Iron dan stainless steel 
 Berat (density rendah) : Cast Iron 
 Harga : Cast iron 
Dari proses pemilihan material berdasarkan pertimbangan dari kebutuhan 
katup terhadap material –material yang dipertimbangkan untuk material katup, 
maka material yang dipilih adalah Stainless Steel
3.3 Pemilihan Proses Manufaktur 
Setelah melakukan proses pemilihan material, langkah selanjutnya adalah 
proses pemilihan manufaktur. Proses ini perlu dilakukan untuk memilih proses 
manufaktur yang sesuai untuk Katup berdasrkan material yang telah dipilih dan 
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan Katup yang dinginkan. 
Diagram Jenis-Jenis Proses Manufaktur 
Adapun proses manufaktur dari suatu produk secara umum dibagi tiga 
kategori yaitu : 
a. Shaping (pembentukan) 
b. Joining (penyatuan /assembli) 
c. Finishing (penyelesaian akhir) 
Pada kasus ini, katup yang didesain adalah katup dimana badan katup dan 
kepala katup menyatu sehingga proses metal shaping terdiri dari
 Shaping 
 Finishing 
a. Shaping 
Proses shaping adalah proses pembentukan awal suatu produk dari suatu 
material. Proses ini terbagi beberapa proses antara lain : 
 Casting Methods 
 Moulding Methods 
 Deformation Methods 
 Powder Methods 
 Special Methods 
Untuk menentukan metode yang digunakan bergantung dari beberapa faktor 
antara lain : 
 Jenis material yang akan dibentuk 
 Bentuk produk 
 Toleransi 
 Massa 
 Kakasaran 
 Kekakuan 
 Dan lain-lain 
Dibawah ini adalah beberapa diagram sebagai pertimbangan dalam 
menentukan pemilihan manufactur untuk material katup.
Diagram Matrik Proses – Material
Diagram Matrik Proses – Bentuk Produk
Diagram Matrik Hubungan Proses – Massa 
Diagram Matrik Hubungan Proses – Toleransi 
Toleransi Dari Beberapa Proses Manufaktur
Spesifikasi katup yang dinginkan yang berhubungan dengan proses 
manufaktur adalah : 
 Berat kurang dari 1 kg 
 Kekasaran kecil 
 Toleransi kecil 
A. Casting Methods 
1. Sand casting 
Keuntungan dari sand casting adalah : 
 Hampir semua logam dapat digunakan 
 Hampir tidak ada batasan ukuran dan bentuk bagian 
 Sangat kompleks 
 Biaya peralatan murah 
 Umumnya jalur dari pola langsung ke casting 
Keterbatasan :
 Selalu memerlukan pemesinan 
 Hasil permukaaan kasar 
 Sulit untuk mendapatkan toleransi yang kecil 
 Kemungkinan cacat pada beberapa material 
2. Investment casting 
Keuntungan : 
 Hasil produk mempunyai akurasi yang tinggi 
 Hasil permukaan yang bagus 
 Pengerjaan tidak terlau rumit 
 Dapat mengecor semua logam 
 Toleransi kecil. 
Keterbatasan : 
 Terbatas pada pegerjaan parts yang kecil 
 Biaya pembuatan pola dan cetakan mahal 
 Biaya tenaga kerja yang tinggi
3. Die casting 
Keuntungan : 
 Hasil permukannya halus 
 Akurasi dimensi yang bagus 
 Proses pembuatan cepat 
Keterbatasan : 
 Biaya cetakan mahal 
 Terbatas pada logam non ferrous 
 Pengerjaan terbatas pada part yang kecil 
B. Molding Methods 
1. Injection Molding 
Injection molding adalah metode pembentukan material termoplastik 
dimana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke 
dalam cetakan yang didinginkan oleh air sehingga mengeras. 
Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90 persen injection molding 
adalah memproses material termoplastik. Injection molding mengambil porsi
sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam pemrosesan termoplastik. 
Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik 
terdapat barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection molding, 
misalnya pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu mobil 
,dashboard, reflektor, roda gigi, helm, televisi, sisir, roda furnitur, telepon seluler, 
dan masih banyak lagi yang lain. 
2. Crompression Molding 
pencetakan di mana bahan cetakan, umumnya dipanaskan, pertama 
ditempatkan dalam, terbuka dipanaskan cetakan rongga. Cetakan ditutup dengan 
kekuatan atas atau anggota steker, tekanan diterapkan untuk memaksa bahan ke 
dalam kontak dengan semua bidang cetakan, sementara panas dan tekanan 
dipertahankan sampai bahan cetakan telah disembuhkan. Proses mempekerjakan 
thermosetting resin dalam tahap parsial sembuh, baik dalam bentuk butiran, 
dempul -seperti massa, atau preforms. Pencetakan kompresi adalah volume tinggi, 
tekanan tinggi metode yang cocok untuk pencetakan yang kompleks, kekuatan 
tinggi fiberglass bala. Komposit canggih termoplastik juga dapat kompresi 
dibentuk dengan kaset searah, kain tenun, serat berorientasi secara acak tikar atau 
untai cincang. Keuntungan dari molding kompresi adalah kemampuannya untuk 
cetakan besar, bagian yang cukup rumit. Juga, adalah salah satu metode biaya 
terendah cetakan dibandingkan dengan metode lain seperti moulding mentransfer
dan injection molding , apalagi itu limbah material yang relatif sedikit, 
memberikan keuntungan ketika bekerja dengan senyawa mahal. 
3. Blow Molding 
Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-produk 
berongga (botol) dimana parison yang dihasilkan dari proses ekstrusi 
dikembangkan dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding 
adalah pengembangan dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme 
cetakan dan peniupan. 
C. Deformation methods 
1. Rolling 
Proses ini sering digunakan sebagai langkah awal dalam mengubah ingot 
dan billet menjadi produk setengah jadi/akhir. 
Prinsip : menekan bahan dasar dengan menggunakan 2 rol atau lebih 
dengan arah putaran yang berlawanan sehingga terjadi perubahan dimensi 
(dimensi penampang) Faktor yang juga hrus diperhatikan dalam proses rolling 
adalah sudut gigitan
ROLLING MILL 
Prinsip : mengurangi ketebalan bisa dilakukan dengan pengerjaan panas 
maupun pengerjaan dingin 
ROLLING FORGING 
Pada proses ini roll dapat dibagi 2 bagian, yaitu SHAPE ROLLING dan 
ROLLING FORGING, SHAPE ROLLING umumnya mengerjakan bagian-bagian 
yang kecil, misalnya ulir dan dikerjakan pada pengerjaan panas. 
Sedangkan ROLLING FORGING dikhususkan pada pengerjaan dingin dan 
mengerjakan bagian yang besar. 
Keuntungannnya : benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost 
produksi lebih rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses 
cutting. 
ROLL FORMING 
Proses ini memproduksi lembaran logam untuk pembuatan pipa, plat strip. 
ROLL FORMING dikerjakan pada pengerjaan dingin untuk pembuatan lembaran 
kecil, lembaran dengan penampang tipis dan material yang lunak, misal 
aluminium, tembaga 
2. Forging 
FORGING adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan 
memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang 
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (HIDROLIS ataupun 
PNEUMATIS) Proses FORGING bisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun 
pengerjaan panas. 
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam proses forging :
a. Drawn Out 
b. Upset 
c. Squeezed 
Proses FORGING dapat dikelompokkan : 
1. Hammer Forging 
2. Drop Forging 
3. Press Forging 
4. Upset Forging 
5. Roll Forging 
6. Swaging 
3. Drawing 
Cold drawing merupakan proses pembentukan dingin secara plastis dari 
metal sepanjang sumbunya. 
Proses ini dapat dibagi 5 kelompok besar 
1. BAR AND TUBE DRAWING 
2. WIRE DRAWING 
3. STRETCH FORMING 
4. DEEP DRAWING 
5. FORMING WITH RUBBER 
D. Powder methods 
1. Sintering 
Teknik sintering digunakan untuk meningkatkan kerapatan keramik sesuai 
dengan mikrostruktur dan komposisi fasa yang diinginkan. Metode ini meliputi 
manipulasi rencana sintering (sintering schedules) dan dalam beberapa kasus 
digunakan tekanan. Kontrol dari atmosfir sintering (sintering dalam udara bebas) 
termasuk hal yang penting, dan dalam banyak kasus dengan kontrol yang tepat 
dalam mengatur tekanan penggunaan oksigen dan nitrogen sebagai fungsi 
temperatur terkadang dapat memberikan keuntungan atau bahkan merupakan hal
yang sangat penting. Insoluble gas yang terjebak didalam pori-pori yang tertutup 
dapat menghambat proses densifikasi akhir atau membawa pada pertambahan 
densifikasi, dan, dalam kasus ini menunjukkan adanya perubahan atmosfir 
sintering atau vakum sintering (sintering dalam keadaan non-oksida). Praktek 
sintering melipui kontrol dari karakteristik partikel, struktur padatan muda, dan 
perkiraan struktur kimia yang terbentuk sebagai fungsi dari kondisi selama proses 
sintering berlangsung. 
2. Slip casting 
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. 
Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil 
dan memanfaatkan daya kapilaritas air. 
E. Special methods 
1. Rapid Prototype 
Rapid prototype adalah prototype yang mengacu pada jenis metodologi 
pengembangan perangkat lunakyang menggunakan perencanaan minimal dalam mendukung 
rapid prototyping. Perencanaan dariperangkat lunak dikembangkan menggunakan RAD(Rapid 
Application Development) tool disisipkandengan menulis perangkat lunak itu sendiri. 
Kurangnya perencanaan awal secara umum memungkinkanperangkat lunak untuk ditulis jauh 
lebih cepat, dan membuatnya lebih mudah untuk mengubahpersyaratan. 
2. Electro forming 
Electroforming adalah pembentukan logam proses yang membentuk 
bagian-bagian tipis melalui elektroplating proses. Bagian ini diproduksi oleh 
pelapisan kulit logam ke bentuk dasar, dikenal sebagai mandrel , yang dihapus 
setelah pelapisan. [1] [2] Proses ini berbeda dari elektroplating dalam plating jauh 
lebih tebal dan dapat eksis sebagai diri- mendukung struktur saat mandrel akan 
dihapus.
Dalam beberapa tahun terakhir, karena kemampuannya untuk mereplikasi 
tepat permukaan Mandrel atom-by-atom dengan praktis tanpa kehilangan 
kesetiaan, electroforming telah diambil pada kepentingan baru dalam fabrikasi 
mikro dan skala nano logam perangkat dan dalam memproduksi cetakan injeksi 
presisi dengan mikro dan skala nano fitur untuk produksi objek micromolded 
bukan logam. 
F. Machining 
1. Turning 
Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan 
bermacam-macam mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari 
benda kerja. Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum 
dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan 
halus atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin 
perkakas yang paling banyak digunakan di dunia serta paling banyak 
menghasilkan berbagai bentuk komponen-komponen sesuai peralatan. Pada 
mesin ini, gerakan potong dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan 
diputar oleh spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan 
lurus. Pahat hanya bergerak pada sumbu XY.
2. Planer 
Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang 
besar dan berat. Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak 
makan dilakukan oleh pahat. 
3. Grind 
Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan 
gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses 
finishing pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa 
macam antara lain : 
a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table), biasanya digunakan 
untuk design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan 
datar. 
b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn 
untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang. 
c. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk 
mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang 
sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut 
metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa 
pusat. 
G. Heat treatment 
Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, 
tetapi juga tergantung pada strukturmikronya. Suatu paduan dengan komposisi 
kimia yang sama dapat memiliki strukturmikro yang berbeda, dan sifat 
mekaniknya akan berbeda. Strukturmikro tergantung pada proses pengerjaan yang 
dialami, terutama proses laku-panas yang diterima selama proses pengerjaan. 
Proses laku-panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan 
dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam 
keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses
laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan 
pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama 
beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu. 
Secara umum perlakukan panas (Heat treatment) diklasifikasikan dalam 2 jenis 
1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan) 
2. Non Equilirium (Tidak setimbang) 
Secara umum heat treatment dengan kondisi Near Equilibrium itu dapat 
disebut dengan anneling. 
Annealing 
Annealing ialah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering 
dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk. 
Tahapan dari proses Anneling ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan) 
sampai temperature tertentu, menahan pada temperature tertentu tadi selama 
beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu 
mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup 
lambat. Jenis Anneling itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi 
benda kerja, temperature pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan 
(cooling rate), dll. 
1. Full annealing (annealing) 
2. Normalizing 
3. Spheroidizing 
4. Process Annealing 
5. Stress relief Annealing
b. Finishing 
Proses Finishing adalah proses penyelesaian akhir dari suatu proses 
pembuatan suatu produk. Proses ini bertujuan untuk memperhalus, memperindah 
serta mempercantik produk sehingga produk tersebut siap untuk dipasarkan dan 
dipakai. 
Pada proses finishing pembuatan katup, proses finishing yang dipilih 
adalah: 
A. Polishing 
Polishing merupakan proses penghalusan permukaan dari suatu produk 
dengan menggunakan polish machine. Pada produk katup, bagian yang dipolish 
adalah bagian permukaan katup. Hal ini bertujuan agar proses pembukaan dan 
penutupan katup tidak terhambat akibat permukaan yang tidak licin. 
B. Painting 
Painting atau pengecatan adalah proses pelapisan pada suatu material 
dengan tujuan agar terlindung dari korosi, sebagai pemanis dan juga fungsi 
susunan warna. Dengan melakukan pengecatan maka objek yang dicat akan 
terlindung dari reaksi oksidasi yang dapat menyebabkan karat. Pemilihan warna 
yang tepat juga dapat mempengaruhi psikis dari manusia sehingga mendorong 
effisiensi dan produktivitas yang tinggi. Bagian dari camshaft yang akan dicat 
adalah seluruh bagian kecuali permukaan cam. Jenis cat yang banyak digunakan 
adalah cat anti karat, cat anti karat adalah cat dasar pada permukaan besi yang 
dapat mempertinggi sifat penempelan dengan dengan besi serta mencegah 
timbulnya karat. Menjaga besi dari karat adalah memutus hubungan antara besi 
dengan udara dan air sehingga reaksi kimia terutama reaksi oksidasi tidak akan 
terjadi. 
Untuk mengatur viskositas atau kekentalan pada cat maka cat biasanya 
dicampur dengan thiner. Jika viskositas dari cat kurang tepat maka akan sangat 
berpengaruh pada hasil pengecatan. Jika campuran terlalu encer maka lapisan cat 
terlalu tipis dan akan menurunkan efisiensi lapisan. Dan jika terlalu kental maka
akan menimbulkan cacat seperti goresan kuas atau can yang menggumpal 
sehingga diperoleh hasil yang kurang maksimal. 
Sebelum melakukan pengecatan maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah 
menyiapkan bidang material yang akan dilas. Bidang material harus dibersihkan 
dari kotoran, air, dan minyak agar tidak merusak penempelan cat dengan material. 
Ada dua cara dalam membersihkan bidang material yang akan di cat, yaitu : 
 Cara fisik 
Cara ini digunakan untuk membersihkan bagian-bagian yang tidak dapat 
dilakukan dengan cara kimia. Peralatan yang digunakan yaitu dapat berupa 
kikir, mesin gerinda, ampelas dan juga wire brush. 
 Cara kimia 
Yaitu proses pembersihan dengan cairan kimia, contohnya dengan garam 
klorida yang dilarutkan dengan air untuk menghilangkan karat. 
Penggunaan alat pengecatan yang tepat sangat mempengaruhi kualitas dari 
hasil pengecatan. Ada beberapa macam alat pengecatan, diantaranya : 
a. Air spray 
b. Air less spray 
c. Spray elektrostatis 
d. Pencelupan 
e. Pelapisan listrik 
f. Curtain flow coater 
g. Roler coat 
Alat pengecatan yang dilakukan pada katup adalah dengan menggunakan air 
spray karena memiliki efisiensi pekerjaan yang baik serta dapat menghasilkan 
pengecatan yang halus. Prinsip air spray seperti tampak pada gambar.
Prinsip air spray 
Jika pada larutan dikenakan aliran udara dengan kecepatan tinggi maka 
larutan akan menjadi titik-titik air lalu jatuh. Seperti pada gambar sprayer, jika 
ditiupkan udara dari lubang kecil dibagian ujung akan keluar udara yang kuat 
maka tekanan di dekat O akan menjadi rendah, air akan naik keatas dan dengan 
dorongan udara yang kuat maka air akan menyemprot keluar. 
Berdasarkan Pertimbangan Kegunaan, Prinsip kerja, Keuntungan dan 
Kerugian dari beberapa proses manufactur diatas serta proses finising maka katup 
dapat menggunakan proses shaping menggunakan metode Cor “Casting methods” 
dan finishing menggunakan proses polish dan Paint. 
Tabel Pemilihan Proses untuk Katup 
Shaping 
Casting Methods Die casting 
Machining 
Cut 
Turning 
Girnd 
Finishing 
Polish Electro Polish 
Painting Enamel
BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN 
4.1 Kesimpulan 
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka 
penulis menyimpulkan bahwa material yang tepat untuk merancang sebuah 
Inhaust valve adalah “Ni alloys”. 
Sedangkan Proses Manufaktur yang digunakan adalah : 
a. Shaping 
1. Casting Methods 
- Die Casting 
2. Machining 
- Cut 
- Turning 
- Grind 
b. Finishing 
1. Polih 
- Electro Polish 
2. Painting 
- Enamel 
4.2 Saran 
Penulis Menganalisis ternyata Banyak sekali faktor – faktor yang dapat 
mempengaruhi proses pembuatan suatu produk terutama merancang katup, oleh 
sebab itu perlu adanya perencanaan yang tetap agar produk yang dihasilkan sesuai 
dengan keinginan pasar, kualitas baik dan harganya pun dapat bersaing, aspek-aspek 
yang harus dipenuhi adalah : 
 Design 
 Material selection 
 Process selection 
 Manufacture 
 Evaluation / inspection
DAFTAR PUSTAKA 
Ashby, Michael F. 2005. Materials Selection in Mechaical design. 3th Editions. 
Elsevier. 
Callister, William J. 2007. Materials Science and Engineering, an introduction. 
7th Editions. John Willey & sons. 
http://xlusi.com/el/katup-adalah/ 
http://www.keytometals.com/Article9.htm 
http://fadlymicel.wordpress.com/2010/10/29/proses-manufactur/

More Related Content

What's hot

Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahRock Sandy
 
Ban & pelek
Ban & pelekBan & pelek
Ban & pelekdangso
 
1. power point
1.  power  point1.  power  point
1. power pointAtar Ringo
 
Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)
Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)
Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)eli priyatna laidan
 
Ppt pengecoran logam
Ppt pengecoran logamPpt pengecoran logam
Ppt pengecoran logamFickySaputra2
 
Bab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katupBab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katupParna2009
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesEka Chelsea Fc
 
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gayaPengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gayaWicah
 
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takPerbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takDidiek Ferdy
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselrijal ghozali
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Rumah Belajar
 
Bagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt ConveyorBagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt ConveyorCV. Bakti
 
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptx
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptxSistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptx
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptxmuryosetyo
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikAdy Purnomo
 

What's hot (20)

Mesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkahMesin 4 langkah & 2 langkah
Mesin 4 langkah & 2 langkah
 
Ban & pelek
Ban & pelekBan & pelek
Ban & pelek
 
Pompa kompresor
Pompa kompresorPompa kompresor
Pompa kompresor
 
1. power point
1.  power  point1.  power  point
1. power point
 
Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)
Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)
Osn 2007 eksperimen (soal & solusi)
 
Ppt pengecoran logam
Ppt pengecoran logamPpt pengecoran logam
Ppt pengecoran logam
 
Bab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katupBab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katup
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan proses
 
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gayaPengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
 
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takPerbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Bulutangkis
BulutangkisBulutangkis
Bulutangkis
 
Materi pompa
Materi pompaMateri pompa
Materi pompa
 
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Bagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt ConveyorBagian - Bagian Belt Conveyor
Bagian - Bagian Belt Conveyor
 
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptx
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptxSistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptx
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor.pptx
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
 
Ppt kdpf (kelompok 2)
Ppt kdpf (kelompok 2)Ppt kdpf (kelompok 2)
Ppt kdpf (kelompok 2)
 

Viewers also liked

Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)Widi Aprianto
 
Pemilihan bahan & proses wahyu
Pemilihan bahan & proses wahyuPemilihan bahan & proses wahyu
Pemilihan bahan & proses wahyuWah'yu Nugroho
 
Pembuatan disc brake mobil
Pembuatan  disc brake mobil Pembuatan  disc brake mobil
Pembuatan disc brake mobil Vendi Supendi
 
Numerical control
Numerical control Numerical control
Numerical control An Na
 
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Slamet Setiyono
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterAgam Real
 
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Roedy Andreas
 
penggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinpenggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinAndi Suciana Malla
 
Sifat listrik bahan
Sifat listrik bahanSifat listrik bahan
Sifat listrik bahanmansen3
 
G and m codes
G and m codesG and m codes
G and m codessnakeaye
 
Makalah rem cakram_dan_rem_tromol
Makalah rem cakram_dan_rem_tromolMakalah rem cakram_dan_rem_tromol
Makalah rem cakram_dan_rem_tromolChanny Windsor
 
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahanXi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahanNurlita Yuliandari
 
Nota cemerlang sejarah t5
Nota cemerlang sejarah t5Nota cemerlang sejarah t5
Nota cemerlang sejarah t5A'dilah Hanum
 

Viewers also liked (20)

Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
Perencanaan bahan dan proses (brake shoe)
 
Pemilihan bahan & proses wahyu
Pemilihan bahan & proses wahyuPemilihan bahan & proses wahyu
Pemilihan bahan & proses wahyu
 
Pembuatan disc brake mobil
Pembuatan  disc brake mobil Pembuatan  disc brake mobil
Pembuatan disc brake mobil
 
Numerical control
Numerical control Numerical control
Numerical control
 
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
 
Katalog csr062014
Katalog csr062014Katalog csr062014
Katalog csr062014
 
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. CallisterChapter 20 magnetic properties, William D. Callister
Chapter 20 magnetic properties, William D. Callister
 
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
 
penggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesinpenggunaan keramik pada komponen mesin
penggunaan keramik pada komponen mesin
 
Ilmu bahan listrik
Ilmu bahan listrikIlmu bahan listrik
Ilmu bahan listrik
 
Unit5
Unit5Unit5
Unit5
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Sifat listrik bahan
Sifat listrik bahanSifat listrik bahan
Sifat listrik bahan
 
G and m codes
G and m codesG and m codes
G and m codes
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Makalah rem cakram_dan_rem_tromol
Makalah rem cakram_dan_rem_tromolMakalah rem cakram_dan_rem_tromol
Makalah rem cakram_dan_rem_tromol
 
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahanXi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
Xi tkj nurlita yuliandari sifat mekanik bahan
 
Unit6
Unit6Unit6
Unit6
 
Nota cemerlang sejarah t5
Nota cemerlang sejarah t5Nota cemerlang sejarah t5
Nota cemerlang sejarah t5
 

Similar to Design inhaust valve

Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102Eko Supriyadi
 
Pemeliharaan komponen enginee
Pemeliharaan komponen engineePemeliharaan komponen enginee
Pemeliharaan komponen engineehasimaja45
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineAhmad Faozi
 
Kata pengantar a
Kata pengantar a Kata pengantar a
Kata pengantar a Andre Ace
 
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdfbab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdfPriamdandu
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Dwi Ratna
 
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinMesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinCharis Muhammad
 
Mekanisme katup 1
Mekanisme katup 1Mekanisme katup 1
Mekanisme katup 1yusrizal al
 
Kata pengantar
Kata pengantar Kata pengantar
Kata pengantar Andre Ace
 
Persentasi ddo
Persentasi ddoPersentasi ddo
Persentasi ddoPutry Nina
 
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...Alen Pepa
 
Praktikum manajemen perawatan edit
Praktikum manajemen perawatan  editPraktikum manajemen perawatan  edit
Praktikum manajemen perawatan editNina Maulani
 
96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptx
96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptx96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptx
96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptxRuhandyNajibz
 
Motor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptx
Motor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptxMotor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptx
Motor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptxnewsans2208
 
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsxMOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsxssuserc213ed
 
Kelompok Mesin.ppt
Kelompok Mesin.pptKelompok Mesin.ppt
Kelompok Mesin.pptSyahRubyen
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaranK .
 

Similar to Design inhaust valve (20)

Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102Motor bakar guru 1020 0102
Motor bakar guru 1020 0102
 
Pemeliharaan komponen enginee
Pemeliharaan komponen engineePemeliharaan komponen enginee
Pemeliharaan komponen enginee
 
mesin bensin.pdf
mesin bensin.pdfmesin bensin.pdf
mesin bensin.pdf
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engine
 
Kata pengantar a
Kata pengantar a Kata pengantar a
Kata pengantar a
 
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdfbab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
bab2motorbakar-150201233500-conversion-gate02-13.pdf
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
 
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinMesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
 
Mekanisme katup 1
Mekanisme katup 1Mekanisme katup 1
Mekanisme katup 1
 
Kata pengantar
Kata pengantar Kata pengantar
Kata pengantar
 
Persentasi ddo
Persentasi ddoPersentasi ddo
Persentasi ddo
 
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Praktikum manajemen perawatan edit
Praktikum manajemen perawatan  editPraktikum manajemen perawatan  edit
Praktikum manajemen perawatan edit
 
96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptx
96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptx96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptx
96640623KELASXITKROPEMELIHARAANMESINKENDARAANRINGAN.pptx
 
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptxMOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
 
Motor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptx
Motor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptxMotor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptx
Motor Bakar Presentation Politeknik Of Gajah Tunggal.pptx
 
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsxMOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
 
Kelompok Mesin.ppt
Kelompok Mesin.pptKelompok Mesin.ppt
Kelompok Mesin.ppt
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 

Design inhaust valve

  • 1. TUGAS PEMILIHAN BAHAN dan PROSES “INHAUST VALVE” NAMA : ARIE NALDO NIM : 0807135337 JURUSAN TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Pemilihaan Bahan dan Proses ini tepat pada waktunya. Tugas Pemilihaan Bahan dan Proses yang berjudul Mendesign Inhaust Valve. Dari Judul tersebut Penulis mau menentukan material yang Tepat agar Inhaust Valve yang diproduksi bisa sesuai standar dan Penulis juga ingin menentukan Proses manufaktur yang cocok. Demikian Tugas Pemilihaan Bahan dan Proses ini Penulis buat dengan harapan semoga diterima. Pekanbaru, Januari 2012 Penulis Arie Naldo
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 1 1.3 Tujuan 1 1.4 Batasan Masalah 2 BAB II TEORI DASAR 3 2.1 Katup 3 2.2 Cara Kerja Katup 4 2.3 Mekanisme Katup 5 2.4 Motor Bakar Empat Langkah 6 2.5 Jenis Katup Menurut Rangkaian Pergerakannya 8 2.6 Dudukan Katup 9 2.7 Pengantar Katup/Bos Katup 9 2.8 Pegas Katup 10 2.9 Kerugian Penggunaan Multi Valve Dibandingkan Single Valve : 10 2.10 Metode Menggerakkan Katup 11 2.11 Komponen-Komponen Mekanisme Katup 11 2.12 Valve Timing Diagram 14 2.13 Hydraulic Valve Lifter 16 BAB III PROSES PEMILIHAN MATERIAL DAN MANUFAKTUR 19 3.1 Metode Pemilihan Material 19 3.2 Proses Pemilihan Material 23
  • 4. - Sifat Material 31 - Harga Materal 38 - Evaluation Matrik 42 3.3 Pemilihan Proses Manufaktur 43 1. Shaping 44 A. Casting Methods 48 B. Molding Methods 50 C. Deformation Methods 52 D. Powder Methods 54 E. Special Methods 55 F. Machining 56 G. Heat Treatment 57 2. Finishing 59 A. Polishing 59 B. Painting 59 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 62 4.1 Kesimpulan 62 4.2 Saran 62 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi alat transportasi semakin berkembang ini diiringi dengan Produk- produk sepeda motor yang diproduksi perusahaan-perusahan di bidang otomotiv. Dari Perkembangan bentuk bodi sampai komponen-komponen pada mesin yang semakin disempurnakan. Salah satu komponen mesin yang paling penting adalah valve (katup) yang berfungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja mesin.
  • 6. Jadi untuk menghasilkan katup yang sesuai dengan standard proses pemilihan bahan dan proses pembuatannya haruslah tepat agar menghasilkan produksi katup yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah mendesign komponen mesin yaitu mendesign katup yang berkualitas dan memenuhi standar yang berlaku. 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui material yang tepat untuk mendesign sebuah katup 2. Mengetahui proses yang dilakukan untuk mendesign katup. 1.4 Batasan Masalah Untuk lebih memfokuskan permasalahan berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan sebelumnya maka pada penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah yang akan diuraikan berikut : 1. Material yang tepat untuk mendesign Katup 2. Proses manufakturing apa saja yang dibutuhkan untuk mendesign katup.
  • 7. BAB II TEORI DASAR 2.1 Katup Valve poppet (katup)adalah salah satu bagian dari mesin mobil yang berguna sebagai alat untuk membuka dan menutup. Valve poppet atau katup terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. katup masuk (in valve) Katup masuk biasa diletakkan disaluran pemasukan campuran bahan bakar dan udara dari kabulator atau biasa disebut intake manifold. katup masuk berfungsi sebagai pembuka dan penutup antara
  • 8. saluran masuk (intake manifold) ke ruang bakar pada mesin. untuk membuka dan menutup, katup masuk digerakkan oleh camsaft. 2. katup buang (ext valve) Katup buang biasa diletakkan di saluran pebuangan gas sisa pembakaran atau biasa disebut exus manivolt. katup buang berfungsi sebagai pembuka dan penutup antara saluran bahan bakar ke saluran buang (axus manivolt)kemudian menuju ke knalpot. Definisi lain dari Katup yaitu katup berfungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja mesin. Kontruksi katup terdiri dari kepala katup (valve head), batang katup (valve stem) berbentuk seperti jamur. Bagian katup yang berhimpit disebut permukaan katup (valve face) yang dibuat miring sesuai dengan kemiringan permukaan dudukan katup. Kepala katup atau daun katup, pada katup hisap berdiameter lebih besar dibandingkan dengan katup buang, karena perbedaan tekanan antara gas yang masuk kedalam silinder dan gas yang keluar dari dalam silinder. Katup hisap mengandalikan perbedaan tekanan udara luar dengan penurunan tekanan dalam silinder yang disebabkan oleh hisapan torak, sedangkan pada katup buang gas bekas pembakaran akan keluar dari silinder dengan tekanan sisa pembakaran sehingga cukup kuat untuk mendorong gas bekas pembakaran keluar dari silinder. Disamping itu juga dimaksudkan agar pemasukan bahan bakar udara lebih sempurna. 2.2 Cara Kerja Katup Katup atau bahasa Inggrisnya Valve atau bahasa bengkelnya Klep ini adalah komponen terpenting dalam sebuah kendaraan. Klep berada pada kepala silinder pada setiap kendaraan yang berbentuk seperti payung. Klep terbagi menjadi 2 kerja, pertama adalah klep masuk dan yang kedua adalah klep buang. Klep masuk fungsinya adalah untuk memasukan campuran udara dan bensin yang sudah berbentuk kabut kedalam silinder mesin. Sedangkan klep buang adalah klep yang berfungsi untuk membuang gas hasil pembakaran setelah piston melakukan
  • 9. kompresi. Setiap kendaraan memiliki jumlah katup yang berbeda-beda. Pada mobil-mobil kecil buatan Jepang tahun80an, biasanya jumlah klep pada setiap silindernya ada 3 klep. Namun, sekarang ini mobil-mobil buatan sekarang sudah mengadopsi 4 klep pada setiap silindernya. Hal ini dilakukan untuk mempertinggi efisiensi volumetrik sehingga pemanfaatan BBM dapat lebih efektif dan daya yang dihasilkanpun semakin besar untuk mesin bersilinder sama. Sehingga bila suatu mesin memiliki 4 silinder maka jumlah klep masuk dan buang berjumlah 16. begitupun motor, pada motor-motor ber-cc biasanya memiliki 4 klep. 2 masuk dan 2 buang. Katup biasanya terbuat dari baja yang tahan panas dan karat (Stainless Steel). Saat sedang melakukan kompresi, klep berfungsi menutup lubang atau saluran pada silinder. Pada saat pembakaran berakhir, klep buang segera membuka untuk mengalirkan gas sisa hasil pembakaran menuju exhaust manifold. Setelah proses pembuangan selesai, maka piston akan melakukan langkah isap dan klep isap-pun membuka untuk memasukkan campuran udara dan bensin yang sudah mengabut menuju silinder mesin. Setiap katup dari sebuah silinder melakukan gerakan membuka dan menutup satu kali untuk setiap dua kali putaran poros engkol (Crankshaft). Pada mesin berkonstruksi klep samping, katup-katup ini digerakkan oleh penekan katup digerakkan oleh bos. Sedangkan pada mesin yang menerapkan sistem katup diatas (SOHC/DOHC), penekan katup dan batang penekan katup. Setelah diangkat sehingga terlepasdari tempat dudukannya, katup-katup ini dikembalikan pada posisi semula oleh sebuah pegas. Pada saat membuka, katup-katup itu akan terangkat dari dudukannya antara 5/16-3/8 inchi. Selain itu kerja katup bisa dikatakan berat. Seperti, jika mesin berputar 7500 rpm, katup membuka dan menutup lebih dari 60kali/detik. Jika mesin digenjot hingga 10000 rpm , katup dipaksa membuka dan menutup hingga lebih dari 80 kali/detik. Suhu katup bisa mencapai 700 derajat Celcius.
  • 10. Cara Kerja Katup 2.3 Mekanisme Katup Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar. Mekanisme tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya, yang memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa pembakaran. Mekanisme Katup
  • 11. 2.4 Motor Bakar Empat Langkah Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat langkah, membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah putaran crankshaft yang sempurna. Siklus empat langkah ini dikenal sebagai siklus otto, yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867. Empat langkah tersebut terdiri dari : 1. Langkah Isap, adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang tertutup dan katup isap terbuka, dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang pembakaran melalui katup isap. 2. Langkah Kompresi, adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan bergerak dari TMB ke TMA, dimana katup isap dan katup buang sama – sama dalam posisi tertutup. Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi terkompresi. Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang pembakaran menjadi tinggi. Sesaat piston mendekati TMA, busi memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi tadi. Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang pembakaran. 3. Langkah Ekspansi, adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa crankshaft berputar. Posisi katup isap dan buang masih sama – sama tertutup. Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja. 4. Langkah Buang, adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA, dimana katup isap tertutup dan katup buang terbuka. Sehingga piston dapat membuang sisa pembakaran. Pada saat piston mencapai TMA maka katup buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat dimulai kembali.
  • 12. Siklus Empat Langkah Motor Bakar Empat Langkah 2.5 Jenis Katup Menurut Rangkaian Pergerakannya Rangkaian pergerakan yang teratur pada katup dinamakan mekanik katup, dan dapat dibagi dalam beberapa susunan katup, yaitu model katup sisi dan model katup kepala. 1. Katup sisi, dalam susunan ini tidak terdapat katup-katup pada kepala silinder (cylinder head) dengan demikian konstruksi silindernya amat sederhana. Mekanik katupnya tidak begitu rumit dan mempunyai bagian-bagian yang sedikit dan tidak menimbulkan suara, tetapi bentuk ruang bakar ini sangat sukar untuk memperoleh
  • 13. kemampuan yang tinggi dan karena kerugian/kekurangan hal ini maka penggunaan katup sisi saat ini jarang sekali dipakai. Katup Sisi 2. Katup kepala, Model katup kepala terutama terdiri dari sumbu nok/camshaft, dudukan katup, batang, dan lengan katup. Mekanisme kerja dimulai dari bila nok pada sumbu nok mendorong keatas kedudukan katup, batang katup terdorong keatas oleh kedudukan katup tersebut. Bila salah satu ujung batang penekan akan mendorong ujung lengan katup dan ujung lainnya mendorong katup kebawah dan menyebabkan katup terbuka. Nok/Cam berputar untuk selanjutnya katup akan menutup oleh tegangan pegas katup. Katup Kepala 2.6 Dudukan katup
  • 14. Dudukan katup berfungsi sebagai tempat dudukan kepala katup. Antara kepala katup dengan dudukan katup harus membuat persinggungan yang rapat agar tidak terjadi kebocoran gas pada saat kompresi atau kerja. Sudut kemiringan persinggungan katup dengan dudukan katup untuk katup masuk dan katup buang adalah 45º, lebar persinggungan katup dengan dudukan katup dimaksudkan agar ekanan katup dan dudukan katup dapat sebesar mungkin, agar persinggungan katup dengan dudukan katup tidak mudah terbakar dan tidak mudah terselip kotoran yang menyebabkan kebocoran gas pada langkah kompresi atau kerja. Dudukan katup 2.7 Pengantar katup/bos katup Pemasangan pegas katup belum tentu menjamin katup tersebut akan baik kedudukannya, agar katup dapat stabil pada kedudukannya, baik pada saat menutup ataupun saat membuka, maka katup dilengkapi dengan penghantar katup (valve guide) atau bos katup. 2.8 Pegas katup Fungsi dari pegas katup yaitu untuk mengembalikan katup agar tetap dalam keadaan rapat-rapat dalam kedudukannya. Telah diketahui bahwa kerja katup adalah membuka dan menutup disesuaikan dengan langkah torak. Pada saat membuka, katup digerakan oleh sumbu nok dan pada saat menutup katup digerakan oleh pegas katup. Jumlah pegas yang dipasang pada sebuah katup ada yang satu katup dan ada yang dua buah.
  • 15. Pegas Katup 2.9 Keuntungan penggunaan multi valve dibandingkan dengan single valve : 1. Beban katup lebih kecil Karena kepala katup cenderung lebih kecil sehingga mengurangi beban katup dan umur katup cenderung lebih lama 2. Ruang buka lebih besar Dengan menggunakan dua buah katup masuk atau katup buang secara bersamaan, otomatis jumlah campuran udara dan bahan bakar lebih banyak dan pada saat langkah buang gas sisa hasil pembakaran lebih mudah terbuang 3. Efisiensi lebih tinggi Tenaga yang dihasilkan cenderung lebih besar karena dengan banyak-nya campuran udara dan bahan bakar yang masuk menyebabkan tinggi-nya tekanan kompresi, sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna 2.10 Kerugian penggunaan multi valve dibandingkan single valve : 1. Konstruksi lebih rumit 2. Membutuhkan dua buah camshaft
  • 16. 3. Suara mesin cenderung lebih kasar 4. Untuk yang non hidrolis penyetelan katup lebih lama 2.11 METODE MENGGERAKKAN KATUP Camshaft digerakkan oleh crankshaft dengan beberapa metode. Berikut ini metode-metode menggerakkan katup : Timing Gear Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis OHV (Over Head Valve). Keuntungan : - Lebih kuat dan tahan lama. Kerugian : - Menimbulkan bunyi yang besar. Timing Chain
  • 17. Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis OHV (Over Head Valve) dan OHC (Over Head camshaft). Keuntungan :  Menimbulkan bunyi yang lebih kecil dibanding tipe timing gear. Kerugian :  Umur lebih pendek dibanding tipe timing gear. Timing Belt
  • 18. Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis OHC (Over Head camshaft) dan DOHC (Double Over Head Camshaft). Timing belt terbuat dari fiberglass yang diperkuat dengan karet sehingga mem-punyai daya renggang yang baik dan hanya mempunyai penguluran yang ke-cil karena panas. Keuntungan :  Tidak menimbulkan bunyi.  Tidak memerlukan pelumasan. Kerugian :  Umur lebih pendek dibanding tipe timing chain. 2.12 KOMPONEN-KOMPONEN MEKANISME KATUP
  • 19.  Poros Nok Poros nok berfungsi untuk menggerak-kan mekanisme katup, pompa oli, pom-pa bahan bakar dan distributor.  Pengangkat Katup Pengangkat katup (valve lifter) berfungsi untuk meneruskan gerakan camshaft ke push rod. Pada mesin yang menggunakan lifter konvensional celah katupnya harus di-stel, tetapi ada mesin yang mengguna-kan hydraulic lifter tidak perlu melaku-kan penyetelan celah katup karena ce-lahnya selalu 0 mm.  Batang Penekan
  • 20. Batang penekan (push rod) berfungsi untuk meneruskan gerakan lifter ke rocker arm.  Rocker Arm dan Shaft Rocker arm berfungsi untuk menekan katup saat tertekan ke atas oleh push rod. Rocker arm dilengkapi skrup dan mur pengunci untuk penyetelan celah katup. Pada mesin yang menggunakan lifter hidraulis tidak dilengkapi skrup dan mur pengunci  Katup
  • 21.  Katup terbuat dari baja khusus (special steel). karena katup berhubungan deng-an tekanan dan temperatur tinggi Pada umumnya katup masuk lebih besar dari katup buang. Agar katup menutup rapat pada dudukannya, maka permukaan sudut katup (valve face angle) dibuat pada 44,5° atau 45,5° 2.13. VALVE TIMING DIAGRAM Valve timing diagram adalah diagram waktu kerja katup Valve timing diagram dipengaruhi oleh bentuk cam dan celah katup. Valve overlap adalah saat dimana katup hisap (intake valve) dan katup buang (exhaust valve) sama-sama membuka. Valve overlap berfungsi sebagai langkah pembilasan (campuran udara bahan bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran). Valve overlap terjadi saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap. Overlap yang besar menghasilkan kemampuan kecepatan tinggi yang lebih baik, tetapi idling menjadi kurang stabil.
  • 22. 2.14. HYDRAULIC VALVE LIFTER Penggunaan pengangkat katup hidraulis (hydraulic valve lifter) mempunyai keun-tungan tidak memerlukan penyetelan katup dan mengurangi suara berisik.  Cara Kerja Oli yang bertekanan dari pompa memasuki plunger dalam lifter melalui saluran oli (oil passage).
  • 23.  Katup Menutup Plunger spring selalu menekan plunger ke atas, maka celah katup selalu nol. Oli yang bertekanan juga mendorong check ball melawan check ball spring dan mengalir ke working chamber.  Katup Membuka Cam mendorong lifter body, maka teka-nan oli di dalam working chamber naik sehingga check ball menutup saluran oli, dan lifter body terdorong ke atas dengan plunger, menyebabkan katup membuka dengan adanya gerakan rocker arm melalui push rod.
  • 24. BAB III PROSES PEMILIHAN MATERIAL DAN MANUFAKTUR 3.1 Metode Pemilihan Material Secara garis besar material dibagi dalam beberapa kelompok besar. Fungsi yang spesifik dari material bisa di tentukan apabila induk materialnya sudah di ketahui. Setiap material mempunyai struktur, mechanical properties, physical properties, dan modification properties yang berbeda-beda. Klasifikasi material
  • 26. Tabel 3.2 Physical Properties Dalam pengembangan sebuah model (part) baru pasti akan diikuti oleh beberapa pertanyaan seperti : a) Seperti apa bentuknya? b) Apa fungsinya?
  • 27. c) Bagaimana cara kerja mesin itu? d) Berapa Harganya? Untuk menjawab semua pertanyaan itu diperlukan penetapan sifat-sifat kerja dari part yang sesuai dengan design, kemampuan material yang digunakan secara garis besar dan proses yang akan digunakan. Cara ini bisa dilakukan untuk menyaring kelas material dan proses mana yang akan digunakan. Pemilihan dari kemampuan material dibagi menjadi 5 kategori yaitu : 1. Sifat operasi (functional requirement) dari part Sifat operasi berhubungan langsung dengan karakteristik dari pembebanan yang diterima part secara langsung. Apakah part itu menerima beban gesek, beban tarik, beban geser, beban kejut, dll. 2. Kondisi operasi part (resistance to service condition) Kondisi lingkungan tempat beroperasi mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan suatu material. Contohnya lingkungan yang memungkinkan terjadinya korosi, seperti lingkungan bertemperatur rendah, berdampak merugikan bagi kebanyakan material. 3. Kemampuan Proses (process ability requirement) Kemampuan proses suatu material bisa dinilai dari kemampuan part tersebut untuk dikerjakan dan dibentuk menjadi barang jadi. Contohnya part tersebut memiliki sifat castability, formability, machinability, weldability, dan hardenability. 4. Harga (Cost) Harga biasanya menjadi faktor penting dalam evaluasi material karena tidak sedikit aplikasi yang mempunyai batasan budget. Penentuan harga biasanya dibandingkan dengan aplikasi yang akan di gunakan. 5. Ketahanan uji (reliability requirement) Ketahanan uji bisa diartikan kemungkinan akan ketahanan suatu material terhadap fungsi tanpa adanya kerusakan atau kegagalan proses.
  • 28. 3.2 Proses Pemilihan Material a. Analisis Produk Dari bab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa proses pembakaran gas pada engine dikendalikan oleh mekanisme katup. Mekanisme katup merupakan suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar. Katup yaitu katup berfungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja mesin. Kontruksi katup terdiri dari kepala katup (valve head), batang katup (valve stem) berbentuk seperti jamur. Bagian katup yang berhimpit disebut permukaan katup (valve face) yang dibuat miring sesuai dengan kemiringan permukaan dudukan katup. Kepala katup atau daun katup, pada katup hisap berdiameter lebih besar dibandingkan dengan katup buang, karena perbedaan tekanan antara gas yang masuk kedalam silinder dan gas yang keluar dari dalam silinder. Katup hisap mengandalikan perbedaan tekanan udara luar dengan penurunan tekanan dalam silinder yang disebabkan oleh hisapan torak, sedangkan pada katup buang gas bekas pembakaran akan keluar dari silinder dengan tekanan sisa pembakaran sehingga cukup kuat untuk mendorong gas bekas pembakaran keluar dari silinder. Disamping itu juga dimaksudkan agar pemasukan bahan bakar udara lebih sempurna. Selain itu kerja katup bisa dikatakan berat. Seperti, jika mesin berputar 7500 rpm, katup membuka dan menutup lebih dari 60kali/detik. Jika mesin digenjot hingga 10000 rpm , katup dipaksa membuka dan menutup hingga lebih dari 80 kali/detik. Suhu katup bisa mencapai 700 derajat Celcius. Dari pengertian katup yang telah dijelaskan diatas maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan material yang digunakan untuk mendesign sebuah katup.
  • 29. 1. Tahan gesekan / aus Untuk membuka dan menutup katup, terjadi kontak langsung antara cam/lobe dengan katup. Oleh sebab itu material yang dipilih haruslah tahan terhadap gesekan/aus. 2. Tahan panas Jika mesin digenjot hingga 10000 rpm , katup dipaksa membuka dan menutup hingga lebih dari 80 kali/detik. Suhu katup bisa mencapai 700 derajat Celcius. 3. Tahan Defleksi 4. Ductile 5. Efisiensi, Durability, Environment, Manufacturability 6. Harga Terjangkau Tabel kebutuhan untuk menentukan material Katup Fungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu pembukaan dan penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja mesin. Constraint  Tahan gesekan/aus  Tahan Panas sampai 100o - 700o celcius  Tahan Defleksi  Ductile  Mampu proses Tujuan Meminimalisasi Biaya Variabel Bebas Pemilihan Bahan dan Proses
  • 30. Diagram kebutuhan untuk Katup Thermal Konductivity material
  • 31. Pemilihan Material Sebagai pertimbangan dalam pemilihan material untuk camshaft, maka diambil 3 jenis material yang akan dipertimbangkan sebagai material untuk camshaft yaitu :  Stainless Steel  Cast Iron  Ni Alloys Sifat-sifat material Sebelum melaksanakan proses seleksi material, perlu diketahui properties dari material dari material-material yang jadi pertimbangan sehingga sesuai dengan properties material yang diinginkan.
  • 32. 1. Stainless Steel Dalam metalurgi , stainless steel, juga dikenal sebagai inox baja atau inox dari Perancis "inoxydable", didefinisikan sebagai baja paduan dengan minimal 10,5 atau 11% kromium konten massa. Stainless steel tidak menimbulkan korosi , karat atau noda dengan air seperti besi biasa tidak, tetapi meskipun nama itu tidak sepenuhnya noda-bukti. Hal ini juga disebut tahan korosi baja atau CRES ketika jenis paduan dan kelas tidak rinci , khususnya di industri penerbangan. Ada kelas yang berbeda dan selesai permukaan stainless steel sesuai dengan lingkungan paduan harus bertahan.. Stainless steel yang digunakan di mana baik sifat dari baja dan ketahanan terhadap korosi yang diperlukan. Stainless steel berbeda dari baja karbon dengan jumlah yang hadir kromium.. Unprotected karbon baja berkarat mudah ketika terkena udara dan kelembaban.. Ini oksida besi film (karat) aktif dan mempercepat korosi dengan membentuk oksida besi yang lebih. Baja stainless mengandung kromium yang cukup untuk membentuk sebuah film kromium oksida pasif, yang mencegah korosi permukaan lebih lanjut dan blok korosi dari menyebar ke struktur internal logam. Stainless steel merupakan salah satu jenis baja dengan logam induk besi. Dalam stailess steel terdapat unsur-unsur yang dipadukan membentuk suatu alloy. Unsur-unsur yang ada dalam baja stainless steel yaitu krom, nikel, molibden, silikon dan mangan. Namun unsur dengan persentasi tertinggi adalah krom dan nikel. Baja stainless steel sebagian besar digunakan untuk membuat peralatan-peralatan rumah tangga terutama yang sering berhubungan dengan air. Sedangkan aluminium adalah logam dengan warna yang menarik (mengkilat) tanpa diberi cat atau unsur-unsur tembahan. Aluminium seperti stainless steel yang sebagian besar diaplikasikan pada peralatan-peralatan yang sering berhubungan dengan air
  • 33. Baja stainless steel dan alumium ketika terdapat air atau uap air akan bereaksi dengan oksigen membentuk membentuk suatu lapisan yang sangat tipis dan lapisan tersebut melekat kuat pada permukaannya sehingga dapat melindungi bagian bawah baja yang belum teroksidasi. Lapisan tipis ini memiliki sifat tembus cahaya dan memiliki warna seperti logam aslinya (stainless steel dan aluminium yang belum teroksidasi) sehingga kedua logam seolah-olah tidak teroksidasi atau tidak mengalami karat (berkarat). Lapisan tipis pada baja stainless steel adalah kromium(III) oksida (Cr2O3) yang merupakan hasil reaksi antara krom dengan oksigen. Oleh sebab itu yang berperan penting dalam baja stainless steel adalah krom, sedangkan unsur yang lain seperti nikel dan unsur-unsur yang lain berfungsi sebagai penguat. Sedangkan pada aluminium lapisan tipis tersebut adalah aluminium(III) oksida (Al2O3) dan merupakan hasil reaksi antara aluminium dengan oksigen juga. Walaupun memilik sifat tahan karat namun logam aluminium maupun paduannya memiliki kekurangan, salah satunya yaitu tidak bisa di las atau disolder. Hal ini tentu sangat merugikan, sebab jika sebagian kecil dari aluminium yang mengalami kerusakan maka semua bagian harus diganti dengan yang baru. Sedangkan pada baja stainless steel dapat dilas tapi bagian yang di las akan meninggalkan bercak hitam karena besi sebagai logam induk bereaksi dengan oksigen membentuk oksida besi (Fe2O3) yang berwarna coklat atau yang disebut karat besi. 2. Cast Iron Cast iron mengandung 2,14% – 4,3% karbon dengan sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon Besi cor terdiri dari besi kelabu, besi nodular, besi putih, besi malleable. a. Besi cor kelabu Terdiri dari 2.5-4.0 %C & 1.0-3.0%Si. Graphite berbentuk serpihan-serpihan, dikelilingi oleh matriks ferrite or pearlite Besi cor
  • 34. kelabu standar sangat keras diakibatkan karbon yang mengembang dalam stuktur yang bertindak sebagai perambat tegangan Bisa diberikan perlakuan panas untuk memperbaiki struktur yang membuat material menjadi mampu bentuk dan mampu tempa b. Besi Cor putih Seluruh karbon merupakan simentit sehingga sangat keras dan getas. Mikrostruktur terdiri dari karbida putih sehingga tidak bisa di las c. Besi cor mampu tempa (maleable) Dibuat dari besi cor putih dengan melakukan heat treatment kembali untuk menguraikan gumpalan grafit (Fe3C) menjdi ferrite, pearlit & martensit serta mempunyai sifat mirip baja. d. Besi cor nodular Merupakan perpaduan besi cor kelabu yang berbentuk grafit bola-bola kecil dimana ujung-ujung flake berbentuk takikan Mempunyai keuletan tinggi (disebut juga ductile cast iron). Sifat mekanik dapat ditingkatkan dengan perlakuan panas. Komposisi cast iron 3. Ni Alloys Nikel dan nikel paduan digunakan untuk berbagai aplikasi yang luas, sebagian besar yang melibatkan ketahanan korosi dan / atau ketahanan panas. Beberapa di antaranya adalah:
  • 35.  Pesawat turbin gas  Turbin uap  Aplikasi medis  Sistem tenaga nuklir  Kimia dan petrokimia industri Sejumlah aplikasi lain untuk paduan nikel melibatkan sifat fisik unik dari tujuan khusus basis nikel atau paduan nikel tinggi. Ini termasuk:  Rendah-ekspansi paduan  Hambatan listrik paduan  Soft magnetik paduan  Bentuk memori paduan Tahan panas Aplikasi. Nikel-basis paduan digunakan dalam banyak aplikasi di mana mereka mengalami lingkungan yang keras pada suhu tinggi. Paduan nikel-kromium atau paduan yang mengandung lebih dari sekitar 15% Cr digunakan untuk menyediakan baik dan resistensi oksidasi pada suhu melebihi carburizati 760 ° C. Resistensi korosi. Nikel-basis paduan menawarkan ketahanan korosi yang sangat baik untuk berbagai media korosif. seperti dengan semua jenis korosi, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat serangan. Media korosif itu sendiri adalah faktor yang paling penting yang mengatur korosi logam tertentu. Ekspansi rendah Paduan Nikel ditemukan memiliki efek mendalam pada ekspansi termal dari besi. Paduan dapat dirancang untuk memiliki ekspansi termal yang sangat rendah atau seragam tampilan dan ekspansi diprediksi atas rentang suhu tertentu.
  • 36. Besi-36% Ni paduan (Invar) memiliki ekspansi terendah dari paduan Fe- Ni dan mempertahankan dimensi hampir konstan selama variasi normal pada suhu atmosfer. Penambahan kobalt untuk matriks nikel-besi menghasilkan paduan dengan koefisien ekspansi yang rendah, modulus elastisitas yang konstan, dan kekuatan yang tinggi. Paduan Perlawanan Listrik Beberapa sistem paduan berdasarkan nikel atau mengandung isi nikel tinggi digunakan dalam instrumen dan peralatan kontrol untuk mengukur dan mengatur karakteristik listrik (paduan resistensi) atau digunakan dalam tungku dan peralatan untuk menghasilkan panas (paduan pemanasan).. Jenis resistensi paduan mengandung nikel meliputi:  Ni Cu-Ni paduan yang mengandung 2-45 Ni%  Ni Ni-Cr-Al paduan mengandung 35-95 Ni%  Ni Ni-Cr-Fe Ni paduan mengandung 35-60%  Ni Ni-Cr-Si paduan mengandung 70 sampai 80% Ni Jenis resistensi nikel paduan pemanasan con-Taining meliputi:  Ni-Cr paduan mengandung 65-80 Ni% dengan Si 1,5%  Ni paduan mengandung 35 sampai 70% dengan 1,5% Si + l% Nb Paduan magnetik lembut. Dua kelas yang luas dari magnetis material lunak telah dikembangkan dalam sistem Fe-Ni. Tinggi-nikel paduan (sekitar 79% Ni dengan Mo 4 sampai 5%; bal Fe) memiliki permeabilitas awal yang tinggi dan induksi saturasi rendah.
  • 37. Bentuk Paduan Memori. Bahan logam yang menunjukkan kemampuan untuk kembali ke bentuk mereka sebelumnya didefinisikan ketika mengalami pemanasan yang sesuai jadwal yang disebut sebagai paduan bentuk memori. Nikel-titanium alloy (50Ni- 50Ti) adalah salah satu dari beberapa bentuk paduan komersial penting memori. 2. Efek Pepaduan Elemen a. ALUMUNIUM - Aluminium yang paling aktif di deoxidizer umum digunakan dalam produksi baja. Digunakan dalam pengawasan melekat ukuran butiran. b. BORON – Penambahan boron padabaja sekitar 0,0005 ke 0,003% akan meningkatkan hardenability. Dikombinasikan dengan elemen lainnya alloying, boron bertindak sebagai "intensifier",meningkatkan keamanan kedalaman selama quenching. c. CARBON - Bila sejumlah kecil karbon yang ditambahkan ke besi, maka properti yang memberikan nilai baja yang hebat mulai muncul. Sejumlah karbon meningkat hingga ,80 atau ,90%, logam menjadi keras, memiliki gaya tarik lebih besar, dan apa yang paling penting, menjadi semakin responsif terhadap perawatan dengan panas sesuai perkembangan yang sangat tinggi dan kekuatan keras. Jika karbon yang akan meningkat melebihi batas-batas tertentu dalam dataran karbon baja, kemampuan untuk bekerja baik panas atau dingin akan hilang hampir seluruhnya, dan akan mulai menganggap karakteristik cast iron, yang biasanya memiliki 1,7 ke 4,5% karbon. d. CHROMIUM - kromium meningkatkan respon terhadap perlakuan panas. Ini juga meningkatkan kedalaman penetrasi keras. Paling kromium-bearing alloys berisi ,50-1,50% kromium. Stainless steels berisi kromium dalam jumlah besar (12 sampai 25%), sering di kombinasi dengan nikel, dan memiliki daya tahan untuk meningkatkan dan oksidasi korosi. e. COLUMBIUM - Columbium di 18-8 stainless steel memiliki serupa efek untuk titanium dalam pembuatan baja untuk kekebalan berbahaya karbit
  • 38. hujan dan hasil antar granular korosi. Columbium bearing welding electrodes digunakan dalam kedua welding titanium dan columbium bearing stainless steels sejak titanium akan hilang melas sedangkan yang arc columbium diselenggarakan atas ke dalam menggalang deposit. f. COPPER - Tembaga biasanya ditambahkan dalam jumlah ,15-,25% menjadi atmospheric untuk meningkatkan daya tahan korosi dan meningkatkan ketegangan dan menghasilkan kekuatan hanya dengan sedikit kerugian dalam hal elastis. Tinggi kekuatan yang dapat diperoleh oleh hujan keamanan tembaga-bearing baja. g. IRON - Besi adalah unsur utama dari baja. Biasanya komersial mengandung unsur besi lainnya hadir dalam jumlah yang berbeda-beda produksi yang diperlukan mekanis properti. Besi tidak mempunyai kekuatan, yang sangat elastis dan lembut dan tidak menanggapi panas perawatan untuk setiap derajat yang cukup besar. Hal ini dapat sedikit keras oleh pengerjaan dingin, tetapi tidak sebesar hampir bahkan seorangpemberi baja karbon rendah. h. LEAD - Lead dalam baja sangat meningkatkan kemampuan mesinnya. Bila lead yang halus dan seragam dibagi didistribusikan tidak diketahui efek pada properti mekanik dari tingkat kekuatan baja paling sering ditentukan. Biasanya ditambahkan dalam jumlah dari 15% hingga 35%. i. MANGAN – Biasanya terdapat di semua baja dan berfungsi sebagai deoxidizer dan juga untuk memberi kekuatan dan respon untuk perawatan panas. Mangan biasanya terdapat dalam jumlah dari 1 / 2% hingga 2%, tetapi untuk baja tertentu dalam kisaran 10% hingga 15%. j. MOLYBDENUM - Molybdenum meningkatkan penetrasi keras dan meningkatkan kekerasan. Molybdenum cenderung membantu baja melawan kelemahan pada suhu tinggi dan yang penting adalah alat memastikan kekuatan tinggi merayap. Hal ini umumnya digunakan dalam relatif mulai dari jumlah kecil ,10-,40%. k. NICKEL - Nikel meningkatkan kekuatan dan ketangguhan, tetapi merupakan salah satu elemen yang paling efektif untuk meningkatkan
  • 39. mampu keras (hardenability). Penambahan kuantitas yang umum adalah 1- 4%, meskipun aplikasi tertentu, sebagai persentase tinggi sebesar 36% yang digunakan. Steels mengandung nikel biasanya memiliki resistansi impak, khususnya di suhu rendah. Stainless steels tertentu mengandung nikel sampai sekitar 20%. l. FOSFOR - fosfor Sejumlah fosfor terdapat pada semua baja. Di Selain menghasilkan peningkatan kekuatan dan mengurangi hal elastis di rendah suhu, fosfor diyakini untuk meningkatkan perlawanan terhadap atmospheric korosi. m. SILICON - Silicon adalah salah satu deoxidizers umum digunakan selama proses manufaktur. Terdapat dalam berbagai kuantitas hingga 1% pada baja memiliki manfaat efek pada beberapa properti seperti gaya tarik. Juga steels khusus digunakan di dalam orang banyak dari 1,5% menjadi 2,5% silicon ke meningkatkan hardenability. Tingkat persentase, silicon ditambahkan sebagai alloy untuk menghasilkan listrik karakteristik tertentu dalam socalled silicon steels listrik dan juga menemukan beberapa aplikasi di beberapa tempat alat steels tampaknya memiliki keamanan dan toughening efek. n. SULPHUR - Sulphur merupakan elemen penting dalam baja karena dalam jumlah yang besar akan meningkatkan machinability. Jumlah yang umumnya digunakan untuk tujuan ini adalah ,06-,30% sulphur adalah pembentukan panas. o. TELLURIUM - The penambahan sekitar ,05% tellurium ke leaded baja meningkatkan machinability melalui leaded hanya steels. p. TITANIUM - Titanium ditambahkan ke 18-8 stainless steels untuk membuat kekebalan terhadap endapan karbit. Kadang-kadang ditambahkan ke lembar karbon rendah untuk membuatnya lebih cocok untuk lapisan porselen. q. TUNGSTEN - Wolfram digunakan sebagai alat alloying unsur dalam baja dan cenderung untuk menghasilkan halus, padat dan ujung pemotong tajam ketika digunakan dalam jumlah yang relatif kecil. Bila digunakan
  • 40. Harga (cost) Selain harga pembelian kebanyakan konsumen juga memikir berapa biaya perawatan dari produk yang kita hasilkan, serta biaya jasa pemasangan part tersebut. Diagram Harga Tabel harga Untuk beberapa Material
  • 41. Persamaaan untuk menentukan cost/ biaya berdasarkan Fungsi, Tujuan dan batasan Density beberapa material
  • 42. Diagram Harga dan Kekuatan Material Tabel 1-1. Sifat-sifat bahan teknik pada 20°C Bahan Berat spesifik KN/m3 Modulus Young Gpa Tegangan maksimum kPa Koefisien ekspansi 10e-6/°C Rasio Poisson I. Metal dalam bentuk papan, batang atau blok Al alloys Kuningan Tembaga Nikel Baja Ti alloys 27 84 87 87 77 44 70-79 96-110 112-120 210 195-210 105-210 310-550 300-590 230-380 310-760 550-1400 900-970 23 20 17 13 12 8-10 0.33 0.34 0.33 0.31 0.30 0.33 II. Non-metal dalam bentuk papan, batang atau blok Beton Kaca 24 26 25 48-83 24-81 70 11 5-11 0.23
  • 43. III. Bahan dengan filamen (diameter < 0.025 mm) Al oksida Barium carbide Kaca Grafit 38 25 22 690-2410 450 345-980 13800-27600 6900 7000-20000 IV. Bahan komposit (campuran) Boron epoksi Kaca-S diperkuat epoksi 19 21 210 66.2 1365 1900 4.5 Estimasi harga beberapa material berdasarkan beam, minimum cost stiffness prescribed No Material Density (Mg/m3) Elastisitas (N/mm2) Harga ($) 1 Stainless Steel 8.1 190000 2 Ti alloys 4.8 210000 3 Ni Alloys 8.95 210000 4 Cu alloys 8.94 120000 53.81 95.47 51.21 38.74 Dari tabel di atas Cu alloys memiliki harga yang paling murah. Dan Ti alloys memiliki harga yang paling mahal.
  • 44. Penentuan Pemilihan Material Berikut ini adalah hasil dari pemilihan material berdasarkan kebutuhan Katup yang dinginkan : Kondisi suhu operasi : cast iron dan stainless steel  Stiffness(Modulus young tinggi) : stainless steel dan Ni alloys  Kemampuan proses : Cast Iron dan stainless steel  Berat (density rendah) : Cast Iron  Harga : Cast iron Dari proses pemilihan material berdasarkan pertimbangan dari kebutuhan katup terhadap material –material yang dipertimbangkan untuk material katup, maka material yang dipilih adalah Stainless Steel
  • 45. 3.3 Pemilihan Proses Manufaktur Setelah melakukan proses pemilihan material, langkah selanjutnya adalah proses pemilihan manufaktur. Proses ini perlu dilakukan untuk memilih proses manufaktur yang sesuai untuk Katup berdasrkan material yang telah dipilih dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan Katup yang dinginkan. Diagram Jenis-Jenis Proses Manufaktur Adapun proses manufaktur dari suatu produk secara umum dibagi tiga kategori yaitu : a. Shaping (pembentukan) b. Joining (penyatuan /assembli) c. Finishing (penyelesaian akhir) Pada kasus ini, katup yang didesain adalah katup dimana badan katup dan kepala katup menyatu sehingga proses metal shaping terdiri dari
  • 46.  Shaping  Finishing a. Shaping Proses shaping adalah proses pembentukan awal suatu produk dari suatu material. Proses ini terbagi beberapa proses antara lain :  Casting Methods  Moulding Methods  Deformation Methods  Powder Methods  Special Methods Untuk menentukan metode yang digunakan bergantung dari beberapa faktor antara lain :  Jenis material yang akan dibentuk  Bentuk produk  Toleransi  Massa  Kakasaran  Kekakuan  Dan lain-lain Dibawah ini adalah beberapa diagram sebagai pertimbangan dalam menentukan pemilihan manufactur untuk material katup.
  • 47. Diagram Matrik Proses – Material
  • 48. Diagram Matrik Proses – Bentuk Produk
  • 49. Diagram Matrik Hubungan Proses – Massa Diagram Matrik Hubungan Proses – Toleransi Toleransi Dari Beberapa Proses Manufaktur
  • 50. Spesifikasi katup yang dinginkan yang berhubungan dengan proses manufaktur adalah :  Berat kurang dari 1 kg  Kekasaran kecil  Toleransi kecil A. Casting Methods 1. Sand casting Keuntungan dari sand casting adalah :  Hampir semua logam dapat digunakan  Hampir tidak ada batasan ukuran dan bentuk bagian  Sangat kompleks  Biaya peralatan murah  Umumnya jalur dari pola langsung ke casting Keterbatasan :
  • 51.  Selalu memerlukan pemesinan  Hasil permukaaan kasar  Sulit untuk mendapatkan toleransi yang kecil  Kemungkinan cacat pada beberapa material 2. Investment casting Keuntungan :  Hasil produk mempunyai akurasi yang tinggi  Hasil permukaan yang bagus  Pengerjaan tidak terlau rumit  Dapat mengecor semua logam  Toleransi kecil. Keterbatasan :  Terbatas pada pegerjaan parts yang kecil  Biaya pembuatan pola dan cetakan mahal  Biaya tenaga kerja yang tinggi
  • 52. 3. Die casting Keuntungan :  Hasil permukannya halus  Akurasi dimensi yang bagus  Proses pembuatan cepat Keterbatasan :  Biaya cetakan mahal  Terbatas pada logam non ferrous  Pengerjaan terbatas pada part yang kecil B. Molding Methods 1. Injection Molding Injection molding adalah metode pembentukan material termoplastik dimana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air sehingga mengeras. Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90 persen injection molding adalah memproses material termoplastik. Injection molding mengambil porsi
  • 53. sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam pemrosesan termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik terdapat barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection molding, misalnya pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu mobil ,dashboard, reflektor, roda gigi, helm, televisi, sisir, roda furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi yang lain. 2. Crompression Molding pencetakan di mana bahan cetakan, umumnya dipanaskan, pertama ditempatkan dalam, terbuka dipanaskan cetakan rongga. Cetakan ditutup dengan kekuatan atas atau anggota steker, tekanan diterapkan untuk memaksa bahan ke dalam kontak dengan semua bidang cetakan, sementara panas dan tekanan dipertahankan sampai bahan cetakan telah disembuhkan. Proses mempekerjakan thermosetting resin dalam tahap parsial sembuh, baik dalam bentuk butiran, dempul -seperti massa, atau preforms. Pencetakan kompresi adalah volume tinggi, tekanan tinggi metode yang cocok untuk pencetakan yang kompleks, kekuatan tinggi fiberglass bala. Komposit canggih termoplastik juga dapat kompresi dibentuk dengan kaset searah, kain tenun, serat berorientasi secara acak tikar atau untai cincang. Keuntungan dari molding kompresi adalah kemampuannya untuk cetakan besar, bagian yang cukup rumit. Juga, adalah salah satu metode biaya terendah cetakan dibandingkan dengan metode lain seperti moulding mentransfer
  • 54. dan injection molding , apalagi itu limbah material yang relatif sedikit, memberikan keuntungan ketika bekerja dengan senyawa mahal. 3. Blow Molding Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-produk berongga (botol) dimana parison yang dihasilkan dari proses ekstrusi dikembangkan dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding adalah pengembangan dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan dan peniupan. C. Deformation methods 1. Rolling Proses ini sering digunakan sebagai langkah awal dalam mengubah ingot dan billet menjadi produk setengah jadi/akhir. Prinsip : menekan bahan dasar dengan menggunakan 2 rol atau lebih dengan arah putaran yang berlawanan sehingga terjadi perubahan dimensi (dimensi penampang) Faktor yang juga hrus diperhatikan dalam proses rolling adalah sudut gigitan
  • 55. ROLLING MILL Prinsip : mengurangi ketebalan bisa dilakukan dengan pengerjaan panas maupun pengerjaan dingin ROLLING FORGING Pada proses ini roll dapat dibagi 2 bagian, yaitu SHAPE ROLLING dan ROLLING FORGING, SHAPE ROLLING umumnya mengerjakan bagian-bagian yang kecil, misalnya ulir dan dikerjakan pada pengerjaan panas. Sedangkan ROLLING FORGING dikhususkan pada pengerjaan dingin dan mengerjakan bagian yang besar. Keuntungannnya : benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost produksi lebih rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cutting. ROLL FORMING Proses ini memproduksi lembaran logam untuk pembuatan pipa, plat strip. ROLL FORMING dikerjakan pada pengerjaan dingin untuk pembuatan lembaran kecil, lembaran dengan penampang tipis dan material yang lunak, misal aluminium, tembaga 2. Forging FORGING adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (HIDROLIS ataupun PNEUMATIS) Proses FORGING bisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun pengerjaan panas. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam proses forging :
  • 56. a. Drawn Out b. Upset c. Squeezed Proses FORGING dapat dikelompokkan : 1. Hammer Forging 2. Drop Forging 3. Press Forging 4. Upset Forging 5. Roll Forging 6. Swaging 3. Drawing Cold drawing merupakan proses pembentukan dingin secara plastis dari metal sepanjang sumbunya. Proses ini dapat dibagi 5 kelompok besar 1. BAR AND TUBE DRAWING 2. WIRE DRAWING 3. STRETCH FORMING 4. DEEP DRAWING 5. FORMING WITH RUBBER D. Powder methods 1. Sintering Teknik sintering digunakan untuk meningkatkan kerapatan keramik sesuai dengan mikrostruktur dan komposisi fasa yang diinginkan. Metode ini meliputi manipulasi rencana sintering (sintering schedules) dan dalam beberapa kasus digunakan tekanan. Kontrol dari atmosfir sintering (sintering dalam udara bebas) termasuk hal yang penting, dan dalam banyak kasus dengan kontrol yang tepat dalam mengatur tekanan penggunaan oksigen dan nitrogen sebagai fungsi temperatur terkadang dapat memberikan keuntungan atau bahkan merupakan hal
  • 57. yang sangat penting. Insoluble gas yang terjebak didalam pori-pori yang tertutup dapat menghambat proses densifikasi akhir atau membawa pada pertambahan densifikasi, dan, dalam kasus ini menunjukkan adanya perubahan atmosfir sintering atau vakum sintering (sintering dalam keadaan non-oksida). Praktek sintering melipui kontrol dari karakteristik partikel, struktur padatan muda, dan perkiraan struktur kimia yang terbentuk sebagai fungsi dari kondisi selama proses sintering berlangsung. 2. Slip casting Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air. E. Special methods 1. Rapid Prototype Rapid prototype adalah prototype yang mengacu pada jenis metodologi pengembangan perangkat lunakyang menggunakan perencanaan minimal dalam mendukung rapid prototyping. Perencanaan dariperangkat lunak dikembangkan menggunakan RAD(Rapid Application Development) tool disisipkandengan menulis perangkat lunak itu sendiri. Kurangnya perencanaan awal secara umum memungkinkanperangkat lunak untuk ditulis jauh lebih cepat, dan membuatnya lebih mudah untuk mengubahpersyaratan. 2. Electro forming Electroforming adalah pembentukan logam proses yang membentuk bagian-bagian tipis melalui elektroplating proses. Bagian ini diproduksi oleh pelapisan kulit logam ke bentuk dasar, dikenal sebagai mandrel , yang dihapus setelah pelapisan. [1] [2] Proses ini berbeda dari elektroplating dalam plating jauh lebih tebal dan dapat eksis sebagai diri- mendukung struktur saat mandrel akan dihapus.
  • 58. Dalam beberapa tahun terakhir, karena kemampuannya untuk mereplikasi tepat permukaan Mandrel atom-by-atom dengan praktis tanpa kehilangan kesetiaan, electroforming telah diambil pada kepentingan baru dalam fabrikasi mikro dan skala nano logam perangkat dan dalam memproduksi cetakan injeksi presisi dengan mikro dan skala nano fitur untuk produksi objek micromolded bukan logam. F. Machining 1. Turning Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-macam mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja. Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin perkakas yang paling banyak digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai bentuk komponen-komponen sesuai peralatan. Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan diputar oleh spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus. Pahat hanya bergerak pada sumbu XY.
  • 59. 2. Planer Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat. Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat. 3. Grind Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain : a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table), biasanya digunakan untuk design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar. b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang. c. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat. G. Heat treatment Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada strukturmikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki strukturmikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya akan berbeda. Strukturmikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses laku-panas yang diterima selama proses pengerjaan. Proses laku-panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses
  • 60. laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu. Secara umum perlakukan panas (Heat treatment) diklasifikasikan dalam 2 jenis 1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan) 2. Non Equilirium (Tidak setimbang) Secara umum heat treatment dengan kondisi Near Equilibrium itu dapat disebut dengan anneling. Annealing Annealing ialah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk. Tahapan dari proses Anneling ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan) sampai temperature tertentu, menahan pada temperature tertentu tadi selama beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup lambat. Jenis Anneling itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi benda kerja, temperature pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan (cooling rate), dll. 1. Full annealing (annealing) 2. Normalizing 3. Spheroidizing 4. Process Annealing 5. Stress relief Annealing
  • 61. b. Finishing Proses Finishing adalah proses penyelesaian akhir dari suatu proses pembuatan suatu produk. Proses ini bertujuan untuk memperhalus, memperindah serta mempercantik produk sehingga produk tersebut siap untuk dipasarkan dan dipakai. Pada proses finishing pembuatan katup, proses finishing yang dipilih adalah: A. Polishing Polishing merupakan proses penghalusan permukaan dari suatu produk dengan menggunakan polish machine. Pada produk katup, bagian yang dipolish adalah bagian permukaan katup. Hal ini bertujuan agar proses pembukaan dan penutupan katup tidak terhambat akibat permukaan yang tidak licin. B. Painting Painting atau pengecatan adalah proses pelapisan pada suatu material dengan tujuan agar terlindung dari korosi, sebagai pemanis dan juga fungsi susunan warna. Dengan melakukan pengecatan maka objek yang dicat akan terlindung dari reaksi oksidasi yang dapat menyebabkan karat. Pemilihan warna yang tepat juga dapat mempengaruhi psikis dari manusia sehingga mendorong effisiensi dan produktivitas yang tinggi. Bagian dari camshaft yang akan dicat adalah seluruh bagian kecuali permukaan cam. Jenis cat yang banyak digunakan adalah cat anti karat, cat anti karat adalah cat dasar pada permukaan besi yang dapat mempertinggi sifat penempelan dengan dengan besi serta mencegah timbulnya karat. Menjaga besi dari karat adalah memutus hubungan antara besi dengan udara dan air sehingga reaksi kimia terutama reaksi oksidasi tidak akan terjadi. Untuk mengatur viskositas atau kekentalan pada cat maka cat biasanya dicampur dengan thiner. Jika viskositas dari cat kurang tepat maka akan sangat berpengaruh pada hasil pengecatan. Jika campuran terlalu encer maka lapisan cat terlalu tipis dan akan menurunkan efisiensi lapisan. Dan jika terlalu kental maka
  • 62. akan menimbulkan cacat seperti goresan kuas atau can yang menggumpal sehingga diperoleh hasil yang kurang maksimal. Sebelum melakukan pengecatan maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyiapkan bidang material yang akan dilas. Bidang material harus dibersihkan dari kotoran, air, dan minyak agar tidak merusak penempelan cat dengan material. Ada dua cara dalam membersihkan bidang material yang akan di cat, yaitu :  Cara fisik Cara ini digunakan untuk membersihkan bagian-bagian yang tidak dapat dilakukan dengan cara kimia. Peralatan yang digunakan yaitu dapat berupa kikir, mesin gerinda, ampelas dan juga wire brush.  Cara kimia Yaitu proses pembersihan dengan cairan kimia, contohnya dengan garam klorida yang dilarutkan dengan air untuk menghilangkan karat. Penggunaan alat pengecatan yang tepat sangat mempengaruhi kualitas dari hasil pengecatan. Ada beberapa macam alat pengecatan, diantaranya : a. Air spray b. Air less spray c. Spray elektrostatis d. Pencelupan e. Pelapisan listrik f. Curtain flow coater g. Roler coat Alat pengecatan yang dilakukan pada katup adalah dengan menggunakan air spray karena memiliki efisiensi pekerjaan yang baik serta dapat menghasilkan pengecatan yang halus. Prinsip air spray seperti tampak pada gambar.
  • 63. Prinsip air spray Jika pada larutan dikenakan aliran udara dengan kecepatan tinggi maka larutan akan menjadi titik-titik air lalu jatuh. Seperti pada gambar sprayer, jika ditiupkan udara dari lubang kecil dibagian ujung akan keluar udara yang kuat maka tekanan di dekat O akan menjadi rendah, air akan naik keatas dan dengan dorongan udara yang kuat maka air akan menyemprot keluar. Berdasarkan Pertimbangan Kegunaan, Prinsip kerja, Keuntungan dan Kerugian dari beberapa proses manufactur diatas serta proses finising maka katup dapat menggunakan proses shaping menggunakan metode Cor “Casting methods” dan finishing menggunakan proses polish dan Paint. Tabel Pemilihan Proses untuk Katup Shaping Casting Methods Die casting Machining Cut Turning Girnd Finishing Polish Electro Polish Painting Enamel
  • 64. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka penulis menyimpulkan bahwa material yang tepat untuk merancang sebuah Inhaust valve adalah “Ni alloys”. Sedangkan Proses Manufaktur yang digunakan adalah : a. Shaping 1. Casting Methods - Die Casting 2. Machining - Cut - Turning - Grind b. Finishing 1. Polih - Electro Polish 2. Painting - Enamel 4.2 Saran Penulis Menganalisis ternyata Banyak sekali faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuatan suatu produk terutama merancang katup, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan yang tetap agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pasar, kualitas baik dan harganya pun dapat bersaing, aspek-aspek yang harus dipenuhi adalah :  Design  Material selection  Process selection  Manufacture  Evaluation / inspection
  • 65. DAFTAR PUSTAKA Ashby, Michael F. 2005. Materials Selection in Mechaical design. 3th Editions. Elsevier. Callister, William J. 2007. Materials Science and Engineering, an introduction. 7th Editions. John Willey & sons. http://xlusi.com/el/katup-adalah/ http://www.keytometals.com/Article9.htm http://fadlymicel.wordpress.com/2010/10/29/proses-manufactur/