Catatan mengenai hygiene industri pertama kali dikeluarkan oleh siapa dan atas dasar apa?
Catatan mengenai hygiene industry pertama kali dimulai pada abad ke-4 SM dan dikeluarkan oleh Hippocrates yang menulis mengenai keracunan timbal yang disebabkan oleh Aktivitas pertambangan. Dan atas dasar Faktor-faktor lingkungan dan bahaya-bahaya yang timbul yang mengakibatkan aktivitas pekerjaan sudah terjadi dari masa sebelum masehi. Sedangkan dokter-dokter pada masa itu hanya menemukan hubungan kasual (sebab akibat) dari kejadian keracunan atau penyakit dan bagaimana mengatasinya secara sederhana belum menemukan bagaimana cara mencegah faktor-faktor lingkungan dan bahaya di dalam pekerjaan
Catatan mengenai hygiene industri pertama kali dikeluarkan oleh siapa dan atas dasar apa?
Catatan mengenai hygiene industry pertama kali dimulai pada abad ke-4 SM dan dikeluarkan oleh Hippocrates yang menulis mengenai keracunan timbal yang disebabkan oleh Aktivitas pertambangan. Dan atas dasar Faktor-faktor lingkungan dan bahaya-bahaya yang timbul yang mengakibatkan aktivitas pekerjaan sudah terjadi dari masa sebelum masehi. Sedangkan dokter-dokter pada masa itu hanya menemukan hubungan kasual (sebab akibat) dari kejadian keracunan atau penyakit dan bagaimana mengatasinya secara sederhana belum menemukan bagaimana cara mencegah faktor-faktor lingkungan dan bahaya di dalam pekerjaan
Presentasi ini disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional, Bapak Prof. Dr. Bambang Prasetya di Seminar Nasional Sertifikasi Halal oleh Sucofindo di Jakarta, 13 Maret 2017
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
(Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Metode Penelitian dan Perancangan - PROPOSAL PKM PENERAPAN TEKNOLOGIAgrillia Kendinata
MICRO-BOX
“Control System for Micro Habitats”
Sistem Kendali Suhu, Kelembaban, Intensitas Cahaya dan Kualitas Udara Guna Menjaga Habitat Asli Burung Walet pada Rumah Walet Berbasis Mikrokontroler
Presentasi ini disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional, Bapak Prof. Dr. Bambang Prasetya di Seminar Nasional Sertifikasi Halal oleh Sucofindo di Jakarta, 13 Maret 2017
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
(Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Metode Penelitian dan Perancangan - PROPOSAL PKM PENERAPAN TEKNOLOGIAgrillia Kendinata
MICRO-BOX
“Control System for Micro Habitats”
Sistem Kendali Suhu, Kelembaban, Intensitas Cahaya dan Kualitas Udara Guna Menjaga Habitat Asli Burung Walet pada Rumah Walet Berbasis Mikrokontroler
Dikembangkan oleh Profesor Noriaki Kano yang digunakan sebagai indeks kepuasan pengguna jasa yang diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan dari pelayanan.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
3. ASPEK HARAPAN KEPUASAN α β
Kenyamanan secara menyeluruh 3,9 3,1 0,035 0,35
Desain 3,25 3,2 0,135 -0,3
Alas duduk 3,9 3,15 0,085 0,35
Tempat botol minuman 2,5 2,35 -0,715 -1,05
Sandaran punggung 4 3,05 -0,015 0,45
Ketinggian kursI 3,55 3,25 0,185 0
Sandaran lengan 3,7 3,05 -0,015 0,15
Ketinggian meja 3,65 3,3 0,235 0,1
Kelebaran meja 3,6 2,95 -0,115 0,05
Kelebaran alas duduk 3,45 3,25 0,185 -0,1
Rata-rata 3,55 3,065
HASIL
SURVEI
4. HASIL
GRAFIK
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
3.9
3.25
3.9
2.5
4
3.55
3.7
3.65
3.6
3.45
Kenyamanan
Desain
Alas duduk
Tempat botol minuman
Sandaran punggung
Ketinggian kursi
Sandaran lengan
Ketinggian meja
Kelebaran meja
Kelebaran alas duduk
ATTENTION BRAVO
CUT
OR
COMMUNICATION
DON’T WORRY BE HAPPY
5. BRAVO
Kenyamanan
Alas duduk
Ketinggian meja
Ketinggian kursi
B
C
CUT OR COMMUNICATION
Kelebaran alas duduk
Desain
D
A
ATTENTION
Sandaran punggung
Sandaran lengan
Kelebaran meja
DON’T WORRY BE HAPPY
Tempat botol
minuman
HASIL KUADRAN
6. A
Pada kuadran A (attention), terdapat aspek
sandaran punggung, sandaran lengan, dan
ukuran kelebaran meja dimana pelanggan
mengingikannya tetapi tidak
mendapatkannya.
B
Pada kuadran B (bravo) terdapat aspek
kenyamanan kursi, alas duduk, ketinggian
meja dan ketinggian kursi yang mana
pelanggan menginginkannya tetapi juga
mendapatkannya.
PEMBAHASAN
7. C
Pada kuadran C (cut or cummunication)
terdapat aspek kelebaran alas duduk
dan desain yang mana pelanggan tidak
menginginkannya tetapi
mendapatkannya.
D
Pada kuadran D (don’t worry be happy) hanya
terdapat 1 aspek yaitu tempat botol minuman
yang mana pada kuadaran ini pelanggan
tidak menginginkannya dan juga tidak
mendapatkannya.
PEMBAHASAN
8. KESIMPULAN
Sandaran punggung, lengan dan lebar meja adalah
faktor paling dominan dalam kenyamanan duduk
karena posisi duduk seseorang yang berbeda –
beda dan ada menginginkan kelegaan agar bisa
bergerak dengan leluasa.
Sementara untuk alas,kenyamanan akan ketinggian
meja dan kursi adalah hal yang bisa dijumpai dan
diinginkan, karena alas jika terlalu licin jugai tidak
nyaman, sehingga orang tidak cenderung menikmati
pada saat duduk. lalu untuk ketinggian, karena
ukuran tempat duduk dan meja sudah disurvei
berdasarkan rata-rata tinggi orang yang serin
menggunakan