Dokumen tersebut membahas hubungan antara ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. Kedua ilmu tersebut memiliki kesamaan dalam metode penyampaian pesan, namun berbeda dalam isi pesannya. Proses dakwah secara umum adalah proses komunikasi penyampaian ajaran Islam dari da'i kepada mad'u.

2. A. Cara Publiaksi Berita Dakwah
Sumber Informasi bagi seorang jurnalis dakwah adalah
berpedoman pada petunjuk Al-Quran, Sunnah, dan Fenomena
Alam. Sumber informasi ini bertujuan untuk membentuk ummat
yang peka terhadap kejahatan yang dapat merusak ketertiban
dalam bermasyrakat (Amar ma’ruf Nahi Mungkar) Menurut Hamid
Mawlana.
Tablig
Aqidah
Tata tertib
Interaksi Sosial
Pembentukan
Komunitas Ummat
M
E
D
I
A
Komunikasi
Masyarakat
Madani yang
berperadaban

3. Dalam menyebarkan berita jurnalis
Muslin selalu berpedoman pada:
1.Kecerdasan Spiritual (Aqidah)
2.Kecerdasan Intelektual (Ilmu)
3.Kecerdasan Sosial (Jaringan)
bertujuan untuk memotivasi manusia
agar memiliki pola hidup berdasarkan
tatatertib wahyu yang tertulis dalam
Al-Quran dan Sunnah.

4. QS Al-hujurat/49:6
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.

5. Cara Investigasi berita untuk Dakwah:
1. Ma’ani : Kecerdasan Memaknai berita
2. Bayani : Kecerdasan Menjelaskan
berita
3. Badi : Kecerdasan Memiliha kata
dalam menulis berita.

6. B. ILMU KOMUNIKASI
Sumber informasi jurnalis dari ilmu
komunikasi berdasarkan akal dan
fenomena alam. Unsur-Unsurnya jurnalis
ilmu komunikasi:
Komunikator Pesan Media Komunikan
Baik
Buruk

7. Sumber Informasi Ilmu komunikasi
berdasarkan suasana kejiwaan dan
Fenomena Alam atau didorong oleh
kecerdasan intektual semata. Karena
itu lebih mementikan diri sendiri
dibanding membentuk masyarakat
yang madani yakni masyrakat yang
cinta pada ketertiban dan
kedamaian.

8. Kedua ilmu tersebut memiliki hubungan yang
sangat erat, ini dapat dipahami dari kontek dua
ilmu tersebut. Dimana ilmu didefinisikan
sebagai upaya mengajak manusia supaya masuk
ke dalam jalan Allah secara menyeluruh
(kaffah), baik dengan lisan, tulisan maupun
perbuatan sebagai ikhtiar muslim mewujudkan
Islam menjadi kenyataan kehidupan pribadi,
Usrah (kelompok), jama’ah dan ummah.
Sedangkan ilmu Komunikasi adalah hubungan
kontak antar dan antara manusia baik individu
maupun kelompok. (Junaidi bin Ibrahim).

9. Dalam kehidupan sehari-hari disadari
atau tidak disadari komunikasi adalah
bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan
sudah berkomunikasi dengan
lingkungannya. Gerak dan tangis yang
pertama pada saat ia dilahirkan adalah
tanda komunikasi (Widjaja, A.W.. 2000.
Ilmu Komunikasi. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta).

10. Dari pengertian di atas, secara singkat
dapat diambil kesimpulan bahwa
dakwah adalah kegiatan untuk
mengkomunikasikan kebenaran ilahiah
(agama Islam) yang diyakininya kepada
pihak lain. Komunikasi ajaran itu
dilakukan sebagai upaya mempengaruhi
orang lain agar mereka bersikap dan
bertingkah-laku Islami.

11. Sementara itu, komunikasi adalah
aktivitas pengiriman dan penerimaan
pesan yang dilakukan oleh seseorang atau
lebih, dan berlangsung dalam sebuah
konteks, dan mengharapkan adanya efek.
Komunikasi juga merupakan suatu
transaksi, proses simbolik yang
memungkinkan setiap individu
berhubungan satu sama lain dan saling
mengatur lingkungannya.

12. Dakwah dan komunikasi persamaannya
pada metode perbedaannya pada isi
pesan.
Teori Syekh Ali Mahfuz: Semakin banyak
mendengan informasi negatif semakin
tidak tertib merespon setiap informasi,
seamkin banyak menerima informasi
positif semakin tertis merespon
informasi.

13. Dengan demikian jelas bahwa ilmu
dakwah dengan ilmu komunikasi ada
hubungan dan kaitan. Dimana jika dilihat
dari segi proses, dakwah tiada lain adalah
komunikasi ajaran Islam, di mana da’i
menyampaikan pesan ajaran Islam
melalui lambang-lambang kepada mad’u,
dan mad’u menerima pesan itu,
mengolahnya dan kemudian
meresponnya.

14. Dalam prosesnya terjadi transmisi
pesan oleh da’i dan interpretasi pesan
oleh mad’u (objek dakwah). Proses
transmisi dan interpretasi tersebut
tentunya mengharapkan terjadinya
effects berupa perubahan kepercayaan,
sikap dan tingkah-laku mad’u ke arah
yang lebih baik, lebih Islami.