SlideShare a Scribd company logo
CITRA YANG HANYA
MEMPUNYAI DUA NILAI
DERAJAT KEABUAN: HITAM
DAN PUTIH
Barcode
QR code
VR marker
OCR text
•Pixel-pixel objek bernilai 1 dan pixel-pixel
latar belakang bernilai 0
•Pada waktu menampilkan gambar, 0
adalah putih dan 1 adalah hitam. Jadi,
pada citra biner, latar belakang berwarna
putih sedangkan objek berwarna hitam
• Kebutuhan memori kecil karena nilai derajat keabuan hanya
membutuhkan representasi 1 bit. Kebutuhan memori untuk
citra biner masih dapat berkurang secara berarti dengan
metode pemampatan run-length encoding (RLE)
• Waktu pemrosesan lebih cepat dibandingkan dengan citra
hitam-putih karena banyak operasi pada citra biner yang
dilakukan sebagai operasi logika (AND, OR, NOT, dll)
ketimbang operasi aritmetika bilangan bulat
• RLE is a very simple form of lossless data compression in which
runs of data (that is, sequences in which the same data value
occurs in many consecutive data elements) are stored as a single
data value and count, rather than as the original run
• Ex:
Original data :
WWWWWWWWWWWWBWWWWWWWWWWWWBBBWWW
WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWBWWWWWWWW
WWWWWW
RLE compression data : 12W1B12W3B24W1B14W
Berikut beberapa alasan kenapa konversi citra greyscale ke biner
dilakukan:
1. Untuk mengidentifikasi keberadaan objek, yang
direpresentasikan sebagai daerah (region) di dalam citra.
2. Untuk lebih memfokuskan pada analisis bentuk morfologi, yang
dalam hal ini intensitas pixel tidak terlalu penting dibandingkan
bentuknya
3. Untuk menampilkan citra pada piranti keluaran yang hanya
mempunyai resolusi intensitas satu bit, yaitu piranti penampil
biner seperti printer
4. Mengkonversi citra yang telah ditingkatkan kualitas tepinya
(edge enhancement) ke penggambaran garis-garis tepi
Setiap pixel di dalam citra dipetakan ke dua nilai, 1 atau 0
dalam hal ini, fg(i, j) adalah citra hitam-putih, fB(i, j) adalah citra
biner, dan T adalah nilai ambang yang dispesifikasikan. Dengan
operasi pengambangan tersebut, objek dibuat berwarna gelap
(1 atau hitam) sedangkan latar belakang berwarna terang (0
atau putih)
T = 90
T = 100
T = 128
T = 150
BW = im2bw(I, level)
BW = im2bw(X, map, level)
BW = im2bw(RGB, level)
Proses awal yang dilakukan dalam menganalisis
objek di dalam citra biner adalah segmentasi
objek. Proses segmentasi bertujuan
mengelompokkan pixel-pixel objek menjadi
wilayah (region) yang merepresentasikan objek
1. Segmentasi berdasarkan batas wilayah (tepi dari objek),
pixel-pixel tepi ditelusuri sehingga rangkaian pixel yang
menjadi batas (boundary) antara objek dengan latar
belakang dapat diketahui secara keseluruhan (algoritma
boundary following)
2. Segmentasi ke bentuk-bentuk dasar (misalnya segmentasi
huruf menjadi garis-garis vertikal dan horizontal,
segmentasi objek menjadi bentuk lingkaran, elips, dan
sebagainya)
Pada citra biner, batas antara objek dengan latar
belakang terlihat jelas. Pixel objek berwarna
hitam sedangkan pixel latar belakang berwarna
putih. Pertemuan antara pixel hitam dan putih
dimodelkan sebagai segmen garis. Penelusuran
batas wilayah dianggap sebagai pembuatan
rangkaian keputusan untuk bergerak lurus,
belok kiri, atau belok kanan
Pixel yang bertanda menyatakan pixel yang sedang ditelaah.
Penelusur harus menentukan arah pixel tepi berikutnya bergantung pada
pixel-pixel sekitarnya.

if DepanTidakSama(arah,x,y) then
Belok kanan (arah,x,y)
else
if SilangSama(arah,x,y) then
Belok kiri (arah,x,y)
else
Lurus (arah,x,y)
endif
endif
Wilayah (region) di dalam citra biner dapat direpresentasikan
dalam beberapa cara. Salah satu cara yang populer adalah
representasi wilayah dengan quadtree.
Setiap simpul di dalam pohon-empatan merupakan salah
satu dari tiga ketagori: putih, hitam, dan abu-abu. Pohon-
empatan diperoleh dengan membagi citra secara rekursif.
Wilayah di dalam citra dibagi menjadi empat buah upa-
wilayah yang berukuran sama.
• Untuk setiap upa-wilayah, bila pixel-pixel di dalam wilayah
tersebut semuanya hitam atau semuanya putih, maka proses
pembagian dihentikan
• Sebaliknya, bila pixel-pixel di dalam upa-wilayah
mengandung baik pixel hitam mapupun pixel putih (kategori
abu-abu), maka upawilayah tersebut dibagi lagi mejadi
empat bagian
Demikian seterusnya sampai diperoleh upa-wilayah yang
semua pixel-nya hitam atau semua pixel-nya putih.




More Related Content

What's hot

Sejarah seni rupa dan desain
Sejarah seni rupa dan desainSejarah seni rupa dan desain
Sejarah seni rupa dan desain
khansa18
 
Introduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan Buatan
Introduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan BuatanIntroduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan Buatan
Introduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan Buatan
Sunu Wibirama
 
perangkat-keras-komputer.ppt
perangkat-keras-komputer.pptperangkat-keras-komputer.ppt
perangkat-keras-komputer.ppt
TomyamGilo
 
Hardware Power Point
Hardware Power PointHardware Power Point
Hardware Power Point
ChoirulFajri2
 
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra DigitalPertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
ahmad haidaroh
 
8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma
8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma
8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma
ArdianDwiPraba
 
Histogram - Citra Digital
Histogram - Citra DigitalHistogram - Citra Digital
Histogram - Citra Digital
ahmad haidaroh
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
materi multimedia
materi multimedia materi multimedia
materi multimedia
Tri Ranggawan
 
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra DigitalPengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Nur Fadli Utomo
 
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
Dewa Mahardika
 
Bahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warna
Bahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warnaBahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warna
Bahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warna
LinaTriskayunanda1
 
Manajemen sumber daya data
Manajemen sumber daya dataManajemen sumber daya data
Manajemen sumber daya data
Wisnu Dewobroto
 
Pertemuan 3 prinsip animasi
Pertemuan 3 prinsip animasiPertemuan 3 prinsip animasi
Pertemuan 3 prinsip animasi
Indra Abdam Muwakhid
 
Elemen video dalam multimedia
Elemen video dalam multimediaElemen video dalam multimedia
Elemen video dalam multimedia
Toto Haryadi
 
Vigenere cipher
Vigenere cipherVigenere cipher
Vigenere cipher
Niez So Nice
 
Dasar dasar coreldraw 1
Dasar dasar coreldraw 1Dasar dasar coreldraw 1

What's hot (20)

Sejarah seni rupa dan desain
Sejarah seni rupa dan desainSejarah seni rupa dan desain
Sejarah seni rupa dan desain
 
Introduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan Buatan
Introduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan BuatanIntroduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan Buatan
Introduction to Artificial Intelligence - Pengenalan Kecerdasan Buatan
 
perangkat-keras-komputer.ppt
perangkat-keras-komputer.pptperangkat-keras-komputer.ppt
perangkat-keras-komputer.ppt
 
Hardware Power Point
Hardware Power PointHardware Power Point
Hardware Power Point
 
Bab 2 gerbang logika
Bab 2   gerbang logikaBab 2   gerbang logika
Bab 2 gerbang logika
 
Tugas representasi audio dan video
Tugas representasi audio dan videoTugas representasi audio dan video
Tugas representasi audio dan video
 
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra DigitalPertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
 
8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma
8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma
8 modul 8-dts-fitur dan cleaning data-univ-gunadarma
 
Histogram - Citra Digital
Histogram - Citra DigitalHistogram - Citra Digital
Histogram - Citra Digital
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
materi multimedia
materi multimedia materi multimedia
materi multimedia
 
Proses animasi 3 d
Proses animasi 3 dProses animasi 3 d
Proses animasi 3 d
 
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra DigitalPengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
 
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
 
Bahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warna
Bahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warnaBahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warna
Bahan ajar nirmana 2 dimensi unsur warna
 
Manajemen sumber daya data
Manajemen sumber daya dataManajemen sumber daya data
Manajemen sumber daya data
 
Pertemuan 3 prinsip animasi
Pertemuan 3 prinsip animasiPertemuan 3 prinsip animasi
Pertemuan 3 prinsip animasi
 
Elemen video dalam multimedia
Elemen video dalam multimediaElemen video dalam multimedia
Elemen video dalam multimedia
 
Vigenere cipher
Vigenere cipherVigenere cipher
Vigenere cipher
 
Dasar dasar coreldraw 1
Dasar dasar coreldraw 1Dasar dasar coreldraw 1
Dasar dasar coreldraw 1
 

More from Nur Fadli Utomo

Pemrograman Web 9 - Input Form DB dan Session
Pemrograman Web 9 - Input Form DB dan SessionPemrograman Web 9 - Input Form DB dan Session
Pemrograman Web 9 - Input Form DB dan Session
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web 8 - MySQL
Pemrograman Web 8 - MySQLPemrograman Web 8 - MySQL
Pemrograman Web 8 - MySQL
Nur Fadli Utomo
 
Desain Grafis 6 - UI/UX on Web Application
Desain Grafis 6 - UI/UX on Web ApplicationDesain Grafis 6 - UI/UX on Web Application
Desain Grafis 6 - UI/UX on Web Application
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web 7 - Basic PHP
Pemrograman Web 7 - Basic PHPPemrograman Web 7 - Basic PHP
Pemrograman Web 7 - Basic PHP
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web 6 - jQuery
Pemrograman Web 6 - jQueryPemrograman Web 6 - jQuery
Pemrograman Web 6 - jQuery
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - JavascriptPemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - Javascript
Nur Fadli Utomo
 
Desain Grafis 5 - Good Graphic Design
Desain Grafis 5 - Good Graphic DesignDesain Grafis 5 - Good Graphic Design
Desain Grafis 5 - Good Graphic Design
Nur Fadli Utomo
 
Desain Grafis 3 - Color
Desain Grafis 3 - ColorDesain Grafis 3 - Color
Desain Grafis 3 - Color
Nur Fadli Utomo
 
Desain Grafis 4 - UI/UX
Desain Grafis 4 - UI/UXDesain Grafis 4 - UI/UX
Desain Grafis 4 - UI/UX
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3
Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3
Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2
Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2
Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2
Nur Fadli Utomo
 
Desain Grafis 2 - Kerning Type
Desain Grafis 2 - Kerning TypeDesain Grafis 2 - Kerning Type
Desain Grafis 2 - Kerning Type
Nur Fadli Utomo
 
Desain Grafis 1 - Basic
Desain Grafis 1 - BasicDesain Grafis 1 - Basic
Desain Grafis 1 - Basic
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web 2 - CSS
Pemrograman Web 2 - CSSPemrograman Web 2 - CSS
Pemrograman Web 2 - CSS
Nur Fadli Utomo
 
Pemrograman Web - HTML
Pemrograman Web - HTMLPemrograman Web - HTML
Pemrograman Web - HTML
Nur Fadli Utomo
 
PC 9 - Matlab 2nd Chapter
PC 9 - Matlab 2nd ChapterPC 9 - Matlab 2nd Chapter
PC 9 - Matlab 2nd Chapter
Nur Fadli Utomo
 
PC 8 - Matlab
PC 8 - MatlabPC 8 - Matlab
PC 8 - Matlab
Nur Fadli Utomo
 
Pengolahan Citra 7 - Warna
Pengolahan Citra 7 - WarnaPengolahan Citra 7 - Warna
Pengolahan Citra 7 - Warna
Nur Fadli Utomo
 
GK 3 Penggambaran Titik dan Garis
GK 3   Penggambaran Titik dan GarisGK 3   Penggambaran Titik dan Garis
GK 3 Penggambaran Titik dan Garis
Nur Fadli Utomo
 
Pengolahan Citra 4 - Histogram Citra
Pengolahan Citra 4 - Histogram CitraPengolahan Citra 4 - Histogram Citra
Pengolahan Citra 4 - Histogram Citra
Nur Fadli Utomo
 

More from Nur Fadli Utomo (20)

Pemrograman Web 9 - Input Form DB dan Session
Pemrograman Web 9 - Input Form DB dan SessionPemrograman Web 9 - Input Form DB dan Session
Pemrograman Web 9 - Input Form DB dan Session
 
Pemrograman Web 8 - MySQL
Pemrograman Web 8 - MySQLPemrograman Web 8 - MySQL
Pemrograman Web 8 - MySQL
 
Desain Grafis 6 - UI/UX on Web Application
Desain Grafis 6 - UI/UX on Web ApplicationDesain Grafis 6 - UI/UX on Web Application
Desain Grafis 6 - UI/UX on Web Application
 
Pemrograman Web 7 - Basic PHP
Pemrograman Web 7 - Basic PHPPemrograman Web 7 - Basic PHP
Pemrograman Web 7 - Basic PHP
 
Pemrograman Web 6 - jQuery
Pemrograman Web 6 - jQueryPemrograman Web 6 - jQuery
Pemrograman Web 6 - jQuery
 
Pemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - JavascriptPemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - Javascript
 
Desain Grafis 5 - Good Graphic Design
Desain Grafis 5 - Good Graphic DesignDesain Grafis 5 - Good Graphic Design
Desain Grafis 5 - Good Graphic Design
 
Desain Grafis 3 - Color
Desain Grafis 3 - ColorDesain Grafis 3 - Color
Desain Grafis 3 - Color
 
Desain Grafis 4 - UI/UX
Desain Grafis 4 - UI/UXDesain Grafis 4 - UI/UX
Desain Grafis 4 - UI/UX
 
Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3
Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3
Pemrograman Web 4 - Bootstrap 3
 
Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2
Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2
Pemrograman Web 3 - CSS Basic Part 2
 
Desain Grafis 2 - Kerning Type
Desain Grafis 2 - Kerning TypeDesain Grafis 2 - Kerning Type
Desain Grafis 2 - Kerning Type
 
Desain Grafis 1 - Basic
Desain Grafis 1 - BasicDesain Grafis 1 - Basic
Desain Grafis 1 - Basic
 
Pemrograman Web 2 - CSS
Pemrograman Web 2 - CSSPemrograman Web 2 - CSS
Pemrograman Web 2 - CSS
 
Pemrograman Web - HTML
Pemrograman Web - HTMLPemrograman Web - HTML
Pemrograman Web - HTML
 
PC 9 - Matlab 2nd Chapter
PC 9 - Matlab 2nd ChapterPC 9 - Matlab 2nd Chapter
PC 9 - Matlab 2nd Chapter
 
PC 8 - Matlab
PC 8 - MatlabPC 8 - Matlab
PC 8 - Matlab
 
Pengolahan Citra 7 - Warna
Pengolahan Citra 7 - WarnaPengolahan Citra 7 - Warna
Pengolahan Citra 7 - Warna
 
GK 3 Penggambaran Titik dan Garis
GK 3   Penggambaran Titik dan GarisGK 3   Penggambaran Titik dan Garis
GK 3 Penggambaran Titik dan Garis
 
Pengolahan Citra 4 - Histogram Citra
Pengolahan Citra 4 - Histogram CitraPengolahan Citra 4 - Histogram Citra
Pengolahan Citra 4 - Histogram Citra
 

Citra Biner

  • 1.
  • 2. CITRA YANG HANYA MEMPUNYAI DUA NILAI DERAJAT KEABUAN: HITAM DAN PUTIH
  • 4. •Pixel-pixel objek bernilai 1 dan pixel-pixel latar belakang bernilai 0 •Pada waktu menampilkan gambar, 0 adalah putih dan 1 adalah hitam. Jadi, pada citra biner, latar belakang berwarna putih sedangkan objek berwarna hitam
  • 5. • Kebutuhan memori kecil karena nilai derajat keabuan hanya membutuhkan representasi 1 bit. Kebutuhan memori untuk citra biner masih dapat berkurang secara berarti dengan metode pemampatan run-length encoding (RLE) • Waktu pemrosesan lebih cepat dibandingkan dengan citra hitam-putih karena banyak operasi pada citra biner yang dilakukan sebagai operasi logika (AND, OR, NOT, dll) ketimbang operasi aritmetika bilangan bulat
  • 6. • RLE is a very simple form of lossless data compression in which runs of data (that is, sequences in which the same data value occurs in many consecutive data elements) are stored as a single data value and count, rather than as the original run • Ex: Original data : WWWWWWWWWWWWBWWWWWWWWWWWWBBBWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWBWWWWWWWW WWWWWW RLE compression data : 12W1B12W3B24W1B14W
  • 7. Berikut beberapa alasan kenapa konversi citra greyscale ke biner dilakukan: 1. Untuk mengidentifikasi keberadaan objek, yang direpresentasikan sebagai daerah (region) di dalam citra. 2. Untuk lebih memfokuskan pada analisis bentuk morfologi, yang dalam hal ini intensitas pixel tidak terlalu penting dibandingkan bentuknya 3. Untuk menampilkan citra pada piranti keluaran yang hanya mempunyai resolusi intensitas satu bit, yaitu piranti penampil biner seperti printer 4. Mengkonversi citra yang telah ditingkatkan kualitas tepinya (edge enhancement) ke penggambaran garis-garis tepi
  • 8. Setiap pixel di dalam citra dipetakan ke dua nilai, 1 atau 0 dalam hal ini, fg(i, j) adalah citra hitam-putih, fB(i, j) adalah citra biner, dan T adalah nilai ambang yang dispesifikasikan. Dengan operasi pengambangan tersebut, objek dibuat berwarna gelap (1 atau hitam) sedangkan latar belakang berwarna terang (0 atau putih)
  • 9. T = 90 T = 100 T = 128 T = 150
  • 10. BW = im2bw(I, level) BW = im2bw(X, map, level) BW = im2bw(RGB, level)
  • 11. Proses awal yang dilakukan dalam menganalisis objek di dalam citra biner adalah segmentasi objek. Proses segmentasi bertujuan mengelompokkan pixel-pixel objek menjadi wilayah (region) yang merepresentasikan objek
  • 12. 1. Segmentasi berdasarkan batas wilayah (tepi dari objek), pixel-pixel tepi ditelusuri sehingga rangkaian pixel yang menjadi batas (boundary) antara objek dengan latar belakang dapat diketahui secara keseluruhan (algoritma boundary following) 2. Segmentasi ke bentuk-bentuk dasar (misalnya segmentasi huruf menjadi garis-garis vertikal dan horizontal, segmentasi objek menjadi bentuk lingkaran, elips, dan sebagainya)
  • 13. Pada citra biner, batas antara objek dengan latar belakang terlihat jelas. Pixel objek berwarna hitam sedangkan pixel latar belakang berwarna putih. Pertemuan antara pixel hitam dan putih dimodelkan sebagai segmen garis. Penelusuran batas wilayah dianggap sebagai pembuatan rangkaian keputusan untuk bergerak lurus, belok kiri, atau belok kanan
  • 14. Pixel yang bertanda menyatakan pixel yang sedang ditelaah. Penelusur harus menentukan arah pixel tepi berikutnya bergantung pada pixel-pixel sekitarnya.
  • 15.  if DepanTidakSama(arah,x,y) then Belok kanan (arah,x,y) else if SilangSama(arah,x,y) then Belok kiri (arah,x,y) else Lurus (arah,x,y) endif endif
  • 16. Wilayah (region) di dalam citra biner dapat direpresentasikan dalam beberapa cara. Salah satu cara yang populer adalah representasi wilayah dengan quadtree. Setiap simpul di dalam pohon-empatan merupakan salah satu dari tiga ketagori: putih, hitam, dan abu-abu. Pohon- empatan diperoleh dengan membagi citra secara rekursif. Wilayah di dalam citra dibagi menjadi empat buah upa- wilayah yang berukuran sama.
  • 17. • Untuk setiap upa-wilayah, bila pixel-pixel di dalam wilayah tersebut semuanya hitam atau semuanya putih, maka proses pembagian dihentikan • Sebaliknya, bila pixel-pixel di dalam upa-wilayah mengandung baik pixel hitam mapupun pixel putih (kategori abu-abu), maka upawilayah tersebut dibagi lagi mejadi empat bagian Demikian seterusnya sampai diperoleh upa-wilayah yang semua pixel-nya hitam atau semua pixel-nya putih.
  • 18.