Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 47 tahun dengan keluhan sulit buang air besar selama 6 bulan. Pasien didiagnosis menderita carcinoma recti 1/3 distal berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan patologi. Pasien kemudian menjalani operasi lefort dan kolostomi.
3. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Usia : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Serabutan
Alamat : Sindangsari 002/011
Cipanas
Masuk RS : 2 September 2022
Pemeriksaan : 3 September 2022
No. RM :0099xxx
5. Riw. Penyakit
Sekarang
Pasien datang ke RSUD Cianjur dengan keluhan Sulit BAB sejak 6 bulan yang lalu.
Pada tahun 2021 Awalnya pasien merasakan sering BAB dengan frekuensi 15x perhari. Bab
cair berwarna kuning, disertai lendir dengan darah. Darah berwarna merah segar namun
tidak sering. 3 bulan kemudian BAB hanya lendir saja dan sedikit cairan feses, pasien
merasa tidak pernah puas setelah BAB. Semakin lama bab diserta nyeri, nyeri dirasakan
dibagian perut bawah baik saat BAB maupun tidak BAB, nyeri dirasakan hilang timbul, dan
meningkat apabila ditekan. Nyeri tidak menjalar dan tidak mengganggu aktifitas pasien.
Pasien meminum obat anti diare dan anti nyeri yang dibeli diwarung. 1 tahun kemudain
pasein berobat ke klinik dan didiagnosis hernia oleh dokter, dan hanya diberikan obat anti
nyeri secara rutin. Selain itu dalam waktu 6 bulan terakhir pasien juga mengeluhkan
penurunan berat badan yang tidak direncanakan, dari 60kg-52kg-43kg. Keluhan Mual (-),
Muntah (-), nafsu makan menurun (-), BAK dalam batas normal. saat ini pasien
mengeluhkan sering merasa ingin bab namun tidak bisa keluar hanya keluar lendir saja dan
bening, kemudian merasakan nyeri dibagian perut bawah, tidak ada mual maupun muntah.
6. - Pasien belum pernah menderita keluhan serupa
- Riw. tekanan darah tinggi, kencing manis disangkal
- Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat ataupun keluhan
serupa, Riw. hipertensi (-), DM (-)
Riw. Penyakit Dahulu
Riw. Penyakit Keluarga
7. - Pasien sempat ke klinik dekat rumah untuk pemeriksaan dan
awalnya dianggap menderita Hernia dan diberikan obat-obatan
berupa antinyeri seperti morfin, parasetamol, dan ibuprofen
Riw. Pengobatan
8. - Pasien biasa mengonsumsi makanan seperti daging ayam, daging
sapi. Pasien jarang memakan sayuran
- Pasien merupakan seorang perokok, pasien merokok sejak usia
SMA hingga saat ini, sehari 2 bungkus dengan isi 16 batang.
(Perokok berat )
- Pasien juga memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol, selama 2
tahun, konsumsi alkohol setiap minggu. Namun sekarang sudah
berhenti
Riw. Psikososial
9. Pemeriksaan
Fisik
TD : 140/70 mmHg
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 36,6 °C
RR : 20x/mnt
SpO2 : 96% on room air
BB : 43 kg
TB : 160 cm
IMT : 20,7 kg/m2
Keadaan Umum:
Sakit sedang
Kesadaran:
E4M6V5
13. Pemeriksaan
penunjang
02-10-2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Glukosa Darah
Glukosa Darah
Sewaktu
88 82 - 115 mg/dL
Fungsi Hati
SGOT 22 <40 U/L
SGPT 11 <42 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 8.7 12 – 42.9 mg%
Kreatinin 0.7 0.8 – 1.3 mg%
Elektrolit
Natrium (Na) 137.6 135 - 148 fL
Kalium (K) 3.68 3.50 – 5.30 %
Calcium ion 1.21 1.15 – 1.29 fL
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hepatitis Marker
HBsAg NR NR Index
14. Pemeriksaan
penunjang
Kesan:
Ct scan abdomen
KESAN CT ABDOMEN DENGAN
KONTRAS:
• Lesi hipodens inhomogen batas tidak
tegas tepi ireguler berukuran 7,7x 9,2
x 15,2 di lumen kolon sigmoid 1/3
proksimal sampai rektum 1/3 distal
yang menyempitkan lumen usus di
daerah tersebut. Lesi tersebut mulai
menginfiltrasi dari perivesical fat dan
dinding inferior vesika urinaria suspek
keganasan rectosigmoid yang mulai
menginfiltrasi perivesical fat dan
dinding inferior vesika urinaria
• Lesi hipodens multiple kecil-kecil
batas tegas tapi ada di segmen 7 dan
8 hepar lobus kanan suspek kista
hepar DD/ metastasis intrahepatic
15. DIAGNOSIS pre-operasi
Diagnosis Klinis : tumor recti 1/3 distal + ileus obstruktif
TATA LAKSANA
MEDIKAMENTOSA
● IVFD RL 20 TPM
● Transfusi darah (PRC)
● Ceftriaxone 2x1
● ketrolac 2x3 g
Non MEDIKAMENTOSA
Pro LE+ colostomy
16. Follow Up
Tanggal S O A P
4/10/
2022
Nyeri perut bawah,
bab cair,disertai
endir
Mual (-)
Muntah (-)
Demam (-)
TTV
TD: 140/80
N: 88x/m
R: 20x/m
S: 36.9
Tumor recti 1/3
distal +ileus
obtruktif
• Pro/ LE+ colostomy
17. Tanggal S O A P
05/10/
2022
Nyeri luka operai
Mual (-) muntah (-)
TTV
TD: 132/70
N: 88x/m
R: 21x/m
S: 36.6
Post.op
le+colostomy
pod 1
• Ceftriaxone 1x2 g
• Ketorolac 2 x 30 mg
• Kalnex 3 x 1 mg
• Omeprazole 1 x 40
mg
• Vit k.
18. Tanggal S O A P
06/10/
2022
Nyeri luka operai
menurun
Mual (-) muntah (-)
TTV
TD: 130/80
N: 85x/m
R: 21x/m
S: 36.7
Post.op
le+colostomy
pod 2
• Ceftriaxone 1x2 g
• Ketorolac 2 x 30 mg
• Kalnex 3 x 1 mg
• Omeprazole 1 x 40
mg
• Vit k.
• Aff kateter
• Aff drain
19. Tanggal S O A P
07/10/
2022
Nyeri luka operai
menurun
Mual (-) muntah (-)
TTV
TD: 130/90
N: 89x/m
R: 21x/m
S: 36.8
Post.op
le+colostomy
pod 2
• Ceftriaxone 1x2 g
• Ketorolac 2 x 30 mg
• Kalnex 3 x 1 mg
• Omeprazole 1 x 40
mg
• Vit k.
- Pasien boleh pulang
20. Pemeriksaan
penunjang
Patologi Anatomi
MAKROSKOPIS:
1. tiga keping jaringan ukuran terbesar: 2x1, 5x0,8 dan terkecil 1,5x1,3x0,8
warna putih kecoklatan kenyal. pada irisan memanjang tampak massa
padat putih kecoklatan.
2. sebuah jaringan ukuran: 1x0, 8x0,5 warna putih kecoklatan kenyal
MIKROSKOPIS:
1. sediaan tampak dilapisi epitel torak bergoblet yang sebagian telah berubah
menjadi massa tumor terdiri dari sel-sel bentuk thoral-bulat-polygonal yang
tumbuh hiperplastik Menyusun struktur kelenjar, inti polimorfik,
hiperkromatik dan mitosis ditemukan. massa tumor telah menginvasi
stroma jaringan ikat fibrosa kolagen yang bersebukan sel radang limfosit
dan sel polimorfonuklear disertai Bendungan pembuluh darah.
pada sediaan ini tidak tampak invasi massa tumor ke pembuluh limfa vaskular.
2. sediaan tampak kelenjar getah bening dengan kapsul jaringan ikat
fibrokolagen Masih jelas. kapsula tampak sel-sel limfosit yang menyusun
struktur folikel limfoid dengan sentrum germinativum sinusoid berdilatasi berisi
sel limfosit sel histiosit dan sel polimorfonuklear tidak tampak invasi massa
tumor seperti tersebut di atas.
KESIMPULAN:
1.Adenocarcinoma, moderatelly differentiatid a/r Recti distal
2. Tidak ada metastasis ke KGB mesentrial
21. Diagnosis
Susp. Carcinoma Recti ⅓ distal sudah infiltrasi
ke vesika urinaria bagian inferior, tidak
ditemukan metastasis ke KGB regional, belum
diketahui metastasis Jauh. (T4bN0Mx)
23. ANATOMI
arteri mesenterika
superior
a. ileokolika, a.
kolika dekstra dan
a. kolika media.
diperdarahi oleh arteri mesenterika
inferior melalui a. kolika sinistra, a.
sigmoid dan a. hemoroidalis superior.
diperdarahi oleh arteri mesenterika inferior
melalui a. kolika sinistra, a. sigmoid dan a.
hemoroidalis superior
diperdarahi oleh A. rektal
superior berasal dari cabang
terminal A. mesenterika inferior
dan memperdarahi rektum
bagian atas.
24.
25. ANATOMI Rektum merupakan bagian distal dari
usus besar yang dimulai dari setinggi
corpus sacralis tiga. Rektum dibagi
menjadi 3 bagian diantaranya yaitu :
1. Rektum bagian bawah, yaitu
sepanjang 3 - 6 cm dari anal verge
2. Rektum bagian tengah, yaitu
sepanjang 6 – 10 cm dari anal verge
3. Rektum bagian atas, yaitu
sepanjang sekitar 10 - 15 cm dari
anal verge, umumnya rektum
mencapai batas atasnya sekitar 12
cm dari anal verge.
26. Fisiologi
- Pertukaran air dan elektrolit
Kolon adalah tempat utama bagi absorpsi air dan pertukaran elektrolit.
Natrium diabsorpsi secara aktif melalui NA-K-ATPase. Air diserap
secara pasif mengikuti dengan natrium melalui perbedaan osmotik.
Kalium secara aktif disekresikan ke dalam lumen usus dan diabsorpsi
secara pasif. Klorida diabsoprsi secara aktif melalui pertukaran klorida-
bikarbonat.
27. - Asam lemak rantai pendek
Asam lemak rantai pendek seperti asetat, butirat dan propionat diproduksi
oleh fermentasi bakterial yang berasal dari karbohidrat. Asam lemak rantai
pendek ini berguna sebagai sumber energi bagi mukosa kolon dan
metabolisme usus seperti transportasi natrium.
28. Fisiologi
- Mikroflora kolon dan gas intestinal
• Sebanyak kurang lebih 30% dari berat feses terdiri dari bakteri.
• Mikroorganisme yang terbanyak : Bacteroides. Dan Escherichia coli(Aerob).
• Fungsi : pemecahan karbohidrat dan protein di kolon, metabolisne bilirubin, asam empedu, estrogen
dan kolesterol.
• Gas intestinal: nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen dan metana
29. - Defekasi
Defekasi adalah mekanisme yang
kompleks dan terkoordinasi
melibatkan pergerakan massa kolon,
peningkatan tekanan intra abdominal
dan rektal serta relaksasi lantai pelvis.
Rasa ingin defekasi terbentuk ketika
feses memasuki rektum dan
menstimulasi reseptor di dinding
rektum atau otot levator.
30. Definisi
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari
jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang
dari usus besar) dan/atau rektum (bagian kecil terakhir
dari usus besar sebelum anus)
31. EPIDEMIOLOGI
BIG NUMBER
Berdasarkan American Cancer Society, KKR merupakan kanker ketiga terbanyak dan kanker penyebab
kematian ketiga terbanyak pada laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat. Berdasarkan survei GLOBOCAN
2018, insiden KKR di seluruh dunia menempati urutan ketiga dengan jumlah kasus 1.849.518 yaitu 10,2% dari
keseluruhan diagnosis kanker dan menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian karena kanker
(881.000 kematian ditahun 2018).
Di Indonesia, kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga terbanyak. Pada tahun 2008,
Indonesia menempati urutan keempat di Negara ASEAN, dengan incidence rate 17,2 perpenduduk
dan angka ini diprediksikan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Studi epidemiologi
sebelumnya menunjukkan bahwa usia pasien kanker kolorektal di Indonesia lebih muda dari pada
pasien kanker kolorektal di negara maju. Lebih dari 30% kasus didapat pada pasien yang berumur
40 tahun atau lebih muda, sedangkan di negara maju, pasien yang umurnya kurang dari 50 tahun
hanya 2-8 % saja.
33. Manifestasi klinis
1. Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses. Darah
berwarna merah segar
2. Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong
saat BAB
3. Feses yang lebih kecil dari biasanya
4. Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa
penuh pada perut atau nyeri
5. Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya
6. Mual dan muntah,
7. Gejala anemia seperti rasa letih dan lesu
8. Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri
pada daerah gluteus.
34.
35. Anamnesis
● BAB berdarah, merah segar,
berlendir dan berbau disertai
gangguan kebiasaan BAB (diare
selama beberapa hari yang disusul
konstipasi selama beberapa hari).
● Nyeri pada saat BAB,
● Tenesmus, dan pada kasus yang
lebih lanjut ileus obstruksi.
Pemeriksaan Fisik
Dipastikan dengan pemeriksaan colok dubur :
● Keadaan
● Mobilitas
● Ekstemsi Penjalaran
Diagnosis
37. Tatalaksana
1. Low anterior resection /
anterior resection. Insisi
lewat abdomen, kolon kiri
atau sigmoid dibuat
anastomosis dengan rectum
2. Prosedur paliatif, dibuat stoma saja 3. Reseksi abdomino perineal / amputasi rekti (Milles
Procedure).
38. 4. Pull through operation
5. Fulgurasi (elektrokogulasi) untuk tumor
yang keluar dari anus dan unresektabel
39. prognosis
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker
rektal adalah sebagai berikut :
❖ Stadium I - 72%
❖ Stadium II - 54%
❖ Stadium III - 39%
❖ Stadium IV - 7%
● 50% dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa kekambuhan lokal, jauh
maupun keduanya
● Tumor poorly differentiated mempunyai prognosis lebih buruk dibandingkan dengan well
differentiated. Bila dijumpai gambaran agresif berupa ”signet ring cell” dan karsinoma musinus
prognosis juga buruk
41. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Does anyone have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com
THANKS
Please keep this slide for attribution
Editor's Notes
Pasien mengeluhkan sering BAB,dengan frekuensi 15x perhari, Bab cair warna kekuningan disertai lendir, dan berdarah
BAB hanya lendir saja dan sedikit cairan feses, pasien merasa tidak pernah puas setelah BAB
bab diserta nyeri, nyeri dirasakan dibagian perut bawah baik saat BAB maupun tidak BAB, nyeri dirasakan hilang timbul, dan ⬆ apabila ditekan
Dalam waktu 6 bulan terakhir pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan yangb tidak direncanakan, dai 60kg-52kg-43kg
Saat ini pasien mengeluhkan sering merasa ingin BAB namun tidak bisa keluar, hanya keluar lendir saja dan bening, serta merasa tidak pernah puas setelah BAB. Serta merasakan nyeri dibagian perut bawah, tidak ada mual maupun muntah.
Pasien datang ke RSUD Cianjur dengan keluhan Sulit BAB sejak 6 bulan yang lalu. Pada tahun 2021 Awalnya pasien merasakan sering BAB dengan frekuensi 15x perhari. Bab cair berwarna kuning, disertai lendir dengan darah. Darah berwarna merah segar namun tidak sering. 3 bulan kemudian BAB hanya lendir saja dan sedikit cairan feses, pasien merasa tidak pernah puas setelah BAB. Semakin lama bab diserta nyeri, nyeri dirasakan dibagian perut bawah baik saat BAB maupun tidak BAB, nyeri dirasakan hilang timbul, dan meningkat apabila ditekan. Nyeri tidak menjalar dan tidak mengganggu aktifitas pasien. Pasien meminum obat anti diare dan anti nyeri yang dibeli diwarung. 1 tahun kemudain pasein berobat ke klinik dan didiagnosis hernia oleh dokter, dan hanya diberikan obat anti nyeri secara rutin. Selain itu dalam waktu 6 bulan terakhir pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan yangb tidak direncanakan, dai 60kg-52kg-43kg. saat ini pasien mengeluhkan sering merasa ingin bab namun tidak bisa keluar hanya keluar lendir saja dan bening, kemudian merasakan nyeri dibagian perut bawah, tidak ada mual maupun muntah.
Pasien datang ke RSUD Cianjur dengan keluhan Sulit BAB sejak 6 bulan yang lalu. Pada tahun 2021 Awalnya pasien merasakan sering BAB dengan frekuensi 15x perhari. Bab cair berwarna kuning, disertai lendir dengan darah. Darah berwarna merah segar namun tidak sering. 3 bulan kemudian BAB hanya lendir saja dan sedikit cairan feses, pasien merasa tidak pernah puas setelah BAB. Semakin lama bab diserta nyeri, nyeri dirasakan dibagian perut bawah baik saat BAB maupun tidak BAB, nyeri dirasakan hilang timbul, dan meningkat apabila ditekan. Nyeri tidak menjalar dan tidak mengganggu aktifitas pasien. Pasien meminum obat anti diare dan anti nyeri yang dibeli diwarung. 1 tahun kemudain pasein berobat ke klinik dan didiagnosis hernia oleh dokter, dan hanya diberikan obat anti nyeri secara rutin. Selain itu dalam waktu 6 bulan terakhir pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan yangb tidak direncanakan, dai 60kg-52kg-43kg. saat ini pasien mengeluhkan sering merasa ingin bab namun tidak bisa keluar hanya keluar lendir saja dan bening, kemudian merasakan nyeri dibagian perut bawah, tidak ada mual maupun muntah.
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik juga dilakukan irigasi rektum dengan bahan antiseptik.
Lapangan operasi dipersempit dengan linen/doek steril.
Dibuat insisi midline dua jari diatas umbilikus sampai diatas symphisis pubis . Insisi
diperdalam lapis demi lapis sampai peritoneum. Peritoneum dibuka secara tajam.
Dilakukan identifikasi rektum dan ditentukan resektabilitas tumor. Dilakukan identifikasi
lesi atau kelainan pada rektum, kelenjar mesorektum, hepar (staging tumor)
Dipastikan dengan pemeriksaan colok dubur. Teraba tumor berbenjol, rapuh, tukak, mudah berdarah. Bila letaknya rendah (2/3 bawah) dapat dicapai dengan baik, bila letaknya tinggi (1/3 atas) biasanya tidak dapat diraba. Dari pemeriksaan colok dubur ditetapkan mobilitasnya untuk mengetahi prospek pembedahan. bila dapat digerakkan u berarti masih terbatas pada mukosa rektum saja. Bila sudah terfiksasi, biasanya sudah terjadi penetrasi hingga ke struktur ekstrarektal seperti kelenjar prostat, buli-buli, dinding posterior vagina atau dinding anterior uterus.
ü Proktosigmoidoskopi
Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai menderita karsinoma usus besar. Jika tumor terletak di bawah, bisa terlihat langsung. Karsinoma kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah rektosigmoid.
ü Koloskopi
Diperiksa dengan alat yang sekaligus dapat digunakan untuk biopsi tumor.
ü Sistoskopi
Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai invasi keganasan ke kandung kencing.
ü Barium colon in loop
Dengan menggunakan kontras akan tampak gambaran apple core appearance
ü Biopsi
Jika ditemukan tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus dilakukan. Secara patologi anatomi, adenocarcinoma merupakan jenis yang paling sering yaitu sekitar 90 sampai 95% dari kanker usus besar. Jenis lainnya ialah karsinoma sel skuamosa, carcinoid tumors, adenosquamous carcinomas, dan undifferentiated tumors.
Prinsip prosedur untuk karsinoma rektum antara lain
1. Low anterior resection / anterior resection. Insisi lewat abdomen, kolon kiri atau sigmoid dibuat anastomosis dengan rectum
1. Bila letaknya 12 cm diatas anus dilakukan reseksi anterior
2. Bila letaknya krang dari 12 cm dari anus, T1, diferensiasi baik, dilakkan eksisi local
3. Bila 6-12 cm diatas anus:
o Stage II : reseksi anterior rendah
o Stage II/III : terapi kombinasi multiple + reseksi anterior rendah
4. Bila < dari 6 cm dari anus
o Stage I diferensiasi baik : reseksi abdomino perineal
o Stage II/III : terapi kombinasi + RAP
2. Prosedur paliatif, dibuat stoma saja
3. Reseksi abdomino perineal / amputasi rekti (Milles Procedure). Bagian Distal sigmoid, rektosigmoid, dan rektum direseksi, kemudian dibuat end kolostomi
1. Pull through operation. Teknik ini sulit, bila tidak cermat dapat menyebabkan komplikasi antara lain inkontinensia alvie.
2. Fulgurasi (elektrokogulasi) untuk tumor yang keluar dari anus dan unresektabel.
Pengobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung/terapi ajuvan yang mencakup kemoterapi, radiasi dan atau imunoterapi