Sistem ini merupakan sistem manajemen persediaan makanan cepat basi dengan metode EOQ untuk Bandeng Kendal MIR Bandeng Tanpa Duri. Sistem ini dirancang untuk menghitung kuantitas pemesanan optimal, mengelola data pemasok, pembelian bahan baku, pencatatan jurnal dan buku besar, serta pelaporan. Sistem ini dibangun menggunakan bahasa PHP dan basis data MySQL.
1. SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN
MAKANAN CEPAT BASI
DENGAN METODE EOQ
(Studi Kasus : BANDENG KENDAL MIR
BANDENG TANPA DURI)
PROYEK AKHIR
Penulis
Tentri Hapsari
30309069
PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
POLITEKNIK TELKOM
BANDUNG
2012
2. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezki yang baik dan amal yang baik
Diterima(HR Ibnu Majah)
"Ilmu adalah harta dalam kotak perbendaharaan, kunci pembukanya adalah bertanya." (Ali bin
Abi Thalib)
"Allah SWT akan memberikan jalan keluar kepada seseorang hamba jika ia mau menerima ilmu."
(Umar bin Abdul Aziz)
Ilmu adalah sebaik-baik pusaka. Adab adalah sebaik-baik sifat. Taqwa itu sebaik-baik bekal.
Ibadah itu adalah sebaik-baik barang perniagaan." (Ali bin abi Thalib)
Karya ini Aku persembahkan untuk kedua orang tua ku yang kusayangi
Sosok figur yang luar biasa,
Papa dan Mama
Adik yang saya sayangi,
Dik Eli,
Sahabat yang luar biasa memberikan support kepadaku,
Bella Oktarini, Farida Mufti,Thresa Lumban Raja
Terimakasih untuk segalanya, mungkin ucapan terima kasih tidak cukup
Begitu banyak support dan semangat yang telah kalian berikan, orang tuaku, adikku, Teman
PCA0903, Sahabat
3. LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR
SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN MAKANAN CEPAT BASI
DENGAN METODE EOQ
(Studi Kasus : BANDENG KENDAL MIR BANDENG TANPA DURI)
Penulis
Tentri Hapsari
NIM 30309069
Pembimbing I
Magdalena Karismariyanti, S.T., M.B.A.
NIP 09830549-1
Pembimbing II
Asti Widayanti, SSi.,M.T
NIP 10830649-1
Ketua Program Studi
Magdalena Karismariyanti, S.T., M.B.A.
NIP 09830549-1
Tanggal Pengesahan: 07 Januari 2013
4. PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Proyek akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Magister dan Doktor), baik di Politeknik
Telkom maupun di perguruan tinggi lainnya;
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing atau tim promotor atau
penguji;
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka; dan
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila pada kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku
di Politeknik Telkom.
Bandung, 21 Desember 2012
Pembuat pernyataan,
Tentri Hapsari
5. KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
karunia, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
penulisan karya ilmiah proyek akhir ini.
Adapun penyusunan penulisan karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Ahli Madya pada Yayasan Pendidikan Teknologi Telekomunikasi
Diploma Tiga Teknologi Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik
Telkom. Menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis, tentunya tidak
mudah menyelesaikan penulisan ilmiah yang berjudul “Sistem Manajemen
Persediaan Makanan Cepat Basi dengan Metode EOQ (Studi Kasus : Bandeng
Kendal MIR Bandeng Tanpa Duri)”, namun dengan adanya dorongan atas
kewajiban, penulis berusaha sebaik mungkin untuk dapat menyelesaikan penulisan
ini. Penulis sadar bahwa penyelesaian penulisan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik
dalam bimbingan penjelasan serta motivasi terutama kepada :
1. Ibu Magdalena Karismariyanti dan Ibu Asti Widayanti selaku dosen
pembimbing 1 dan pembimbing 2 yang dengan ketulusan hati dan penuh
kesabaran memberikan bimbingan dan waktunya dalam pembuatan
penulisan ini sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan
tepat pada waktunya.
2. Bandeng Kendal MIR Bandeng Tanpa Duri yang telah memberikan
kesempatan bagi Penulis yang telah memberi kepercayaan memberikan data
operasional.
3. Kedua orang tua, Ayahanda H. Ruslan Sutopo, Hj. Tutik Irtantinah serta
adikku yang telah memberikan kontribusi konstruktif baik moril maupun
materil yang sangat besar, terutama untuk kasih sayang dan do’anya selama
ini yang tak terhingga.
4. Teman-temanku Bella Oktarini, Thresa Lumban Raja, dan Farida Mufti Nur
Iman khususnya bella oktarini yang telah meminjamkan laptopnya dalam
i
6. pengerjaan proyek akhirku ini yang selalu menemani dalam proses
perjalanan selama pembuatan penulisan karya ilmiah ini.
5. Teman-temanku PCA0903 dan teman-temanku yang telah memberikan
dukungan dan doa.
Penulis berharap Proyek Akhir ini ini bisa bermanfaat sebagaimana tujuannya dan
dapat menjadi motivasi dan inspirasi.
Bandung, 21 Desember 2012
Penulis
ii
7. ABSTRAK
Bandeng Kendal MIR Bandeng Tanpa Duri adalah industri kecil atau industri rumah
tangga yang memproduksi "Bandeng Olahan". Untuk merekam proses transaksi
industri ini masih menggunakan buku. Hal ini membuat data tidak akurat, tidak
efektif dan tidak efisien. Jadi sulit untuk membuat laporan pembelian dan laporan
keuangan.
Industri rumah tangga seperti Bandeng Kendal akan sangat baik jika Anda memiliki
sistem manajemen yang baik sehingga total biaya persediaan yang optimal. Salah
satu metode untuk mengelola persediaan adalah metode kuantitas pemesanan
ekonomis(EOQ).
Aplikasi ini didasarkan pada teknik pemrograman terstruktur, dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL serta desain sistem
informasi yang digunakan Data Flow Diagram (DFD) dan diagram ER untuk proses
bisnis yang akan dirancang. Aplikasi dalam pengujian menggunakan pengujian
aplikasi, manual dan fungsionalitas. Dalam hasil pengujian perhitungan EOQ,
pengolahan pembelian, dan membuat jurnal dan buku besar.
Aplikasi ini dapat memberikan kemudahan bagian pembelian, gudang, produksi,
keuangan dan pemilik. Adapun kemudahan tersebut aplikasi dapat menghasilkan
berupa perhitungan EOQ, pencatatan pembelian, pengelolaan persediaan bahan
masuk, pembuatan laporan pembelian, jurnal dan buku besar.
Kata Kunci: Bandeng Kendal, Pembelian, Metode EOQ, Persediaan, PHP, MySQL
iii
8. ABSTRACT
Bandeng Kendal MIR Bandeng Tanpa Duri is a small industry or home industry
which produced “Bandeng Olahan”. To record the transaction process this industry
still use manually record book. It makes the data unaccurate, uneffective and
unefficient. So it difficult to make purchasing report and financial report.
Home industries such as Bandeng Kendal would be very good if you have a good
managements system resulting in optimal total inventory cost. One method for
managing inventory is a method Economic Order Quantity (EOQ).
This application is based on the techniques of structured programming, using PHP
programming language and MySQL database as well as the design of information
systems used Data Flow Diagrams (DFD) and ER diagram for the business process to
be designed. The application is in testing using manual testing, application and
functionality. In this test result of EOQ calculation, the purchase processing, and
making journals and ledgers.
This application EOQ method to calculate the optimum amount of purchase,
reservation frequency, time schedule, and the total cost of the optimum. Result in
the form of the EOQ calculation, recording purchases, incoming materials supply
management, purchasing report, journals and ledgers.
Keywords: Bandeng Kendal, Purchasing, EOQ Methods, Inventories, PHP, MySQL
iv
9. DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah .................................................................................................. 3
1.5 Definisi Operasional ............................................................................................. 3
1.6 Metode Pengerjaan .............................................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 6
2.1 Deskripsi Umum Bandeng Kendal ........................................................................ 6
2.2 Industri ................................................................................................................. 7
2.3 Akuntansi .............................................................................................................. 9
2.3.1 Pengertian Akuntansi .............................................................................. 9
2.3.2 Jurnal ..................................................................................................... 11
2.3.3 Buku Besar ............................................................................................. 12
2.4 Persediaan .......................................................................................................... 12
2.4.1 Definisi Persediaan ................................................................................ 12
2.4.2 Fungsi-fungsi Persediaan....................................................................... 13
2.4.3 Biaya-biaya dalam Persediaan............................................................... 14
2.5 Economic Order Quantity ................................................................................... 15
2.5.1 Reorder Point (ROP) .............................................................................. 19
v
10. 2.5.2 Safety Stock (Persediaan Pengaman) .................................................... 20
2.6 Teori Analisis dan Alat Bantu Perancangan Sistem ............................................ 22
2.6.1 Flowmap ................................................................................................ 22
2.6.2 Data Flow Diagram (DFD) ...................................................................... 23
2.6.3 Spesifikasi Proses................................................................................... 27
2.6.4 Kamus Data ........................................................................................... 27
2.6.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ........................................................ 29
2.6.6 PHP ........................................................................................................ 32
2.6.7 MySQL ................................................................................................... 33
2.6.8 Jenis-jenis Pengujian Perangkat Lunak.................................................. 34
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN..................................................................................... 36
3.1 Gambaran Sistem Saat Ini (atau Produk) ........................................................... 36
3.1.1 Sistem Berjalan ...................................................................................... 36
3.1.2 Sistem Usulan ........................................................................................ 39
3.2 Analisis Kebutuhan Fungsionalitas ..................................................................... 45
3.2.1 Deskripsi Kebutuhan Fungsional ........................................................... 45
3.2.2 Analisis Masukan dan Keluaran ............................................................. 48
3.2.3 Analisis Pengguna .................................................................................. 50
3.3 Kebutuhan Antarmuka Eksternal ....................................................................... 51
3.3.1 Antarmuka Perangkat Keras .................................................................. 51
3.3.2 Antarmuka Perangkat Lunak ................................................................ 52
3.4 Perancangan ....................................................................................................... 53
3.4.1 Diagram Konteks ................................................................................... 53
3.4.2 Diagram Level 0 ..................................................................................... 54
3.4.3 Diagram Level 1 Proses 1.0 (Perhitungan Quantity Optimal) ............... 55
3.4.4 Diagram Level 1 Proses 2.0 (Kelola Pemasok) ....................................... 56
3.4.5 Diagram Level 1 Proses 3.0 (Pembelian) ............................................... 56
3.4.6 Diagram Level 1 Proses 4.0 (Kelola Jurnal) ........................................... 57
3.4.7 Diagram Level 1 Proses 5.0 (Laporan) ................................................... 58
3.4.8 Diagram Level 2 Proses 1.1 (Hitung EOQ) ............................................. 59
3.4.9 Diagram Level 2 Proses 1.2 (View EOQ) ................................................ 60
3.4.10 Diagram Level 2 Proses 3.1 (Kelola Bahan) ........................................... 60
vi
11. 3.4.11 Diagram Level 3 Proses 1.1.3 (Tentukan Target Produksi) .................... 61
3.4.12 Diagram Level 4 Proses 1.1.3.1 (Kelola Produk) .................................... 62
3.4.13 Diagram Level 4 Proses 1.1.3.2 (Kelola BOM) ....................................... 62
3.4.14 Kamus Data ........................................................................................... 63
3.4.15 Spesifikasi Proses................................................................................... 71
3.5 Perancangan Basis Data ..................................................................................... 85
3.5.1 Entity Relationship Diagram.................................................................. 85
3.5.2 Struktur Tabel ........................................................................................ 86
3.5.3 Diagram Relasi Antar Tabel ................................................................... 90
3.5.4 Perancangan Struktur Rekening ............................................................ 90
3.6 Perancangan Struktur Antarmuka ...................................................................... 91
3.6.1 Struktur Menu Bagian Pembelian ......................................................... 91
3.6.2 Struktur Menu Bagian Produksi ............................................................ 92
3.6.3 Struktur Menu Bagian Gudang .............................................................. 92
3.6.4 Struktur Menu Bagian Keuangan .......................................................... 93
3.6.5 Struktur Menu Pemilik .......................................................................... 93
3.7 Perancangan Antarmuka .................................................................................... 94
3.7.1 Desain Halaman Login ........................................................................... 94
3.7.2 Desain Halaman Home Bagian Pembelian ............................................ 94
3.7.3 Desain Halaman Home Bagian Produksi ............................................... 95
3.7.4 Desain Halaman Home Bagian Gudang ................................................. 96
3.7.5 Desain Halaman Home Bagian Keuangan ............................................. 96
3.7.6 Desain Halaman Home Pemilik ............................................................. 97
3.7.7 Desain Halaman Perhitungan Quantity Optimal ................................... 98
3.7.8 Desain Halaman Input Pemasok.......................................................... 102
3.7.9 Desain Halaman Input Bahan .............................................................. 103
3.7.10 Desain Halaman Input Pembelian ....................................................... 104
3.7.11 Desain Halaman Input Biaya Penyimpanan......................................... 105
3.7.12 Desain Halaman Hitung Target Produksi............................................. 106
3.7.13 Desain Halaman View Bahan Masuk ................................................... 110
3.7.14 Desain Halaman Input Akun ................................................................ 110
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN............................................................................... 111
vii
12. 4.1 Implementasi.................................................................................................... 111
4.1.1 Implementasi File Sistem .................................................................... 111
4.1.2 Implementasi File Basis Data ............................................................... 112
4.1.3 Implementasi Halaman Antarmuka .................................................... 117
4.2 Pengujian .......................................................................................................... 131
4.2.1 Pengujian Proses Manual .................................................................... 131
4.2.2 Pengujian Proses Aplikasi .................................................................... 138
4.2.3 Pengujian Fungsionalitas ..................................................................... 148
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................................... 159
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 159
5.2 Saran ................................................................................................................. 159
DAFTAR REFERENSI................................................................................................................ 161
LAMPIRAN.............................................................................................................................. 163
viii
13. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Metodologi System Development Life Cycle ......................................................... 4
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi .................................................................................................. 10
Gambar 2.2 Hubungan Antara Biaya Penyimpanan Dengan Biaya Pemesanan ..................... 16
Gambar 2.3 Konsep Economic Order Quantity ....................................................................... 17
Gambar 2.4 Notasi DFD Menurut Yourdan dan DeMarco ...................................................... 23
Gambar 2.5 Notasi DFD Menurut Gene dan Serson ............................................................... 24
Gambar 2.6 Hubungan Binary 1:1 ........................................................................................... 31
Gambar 2.7 Hubungan Binary 1:M ......................................................................................... 31
Gambar 2.8 Hubungan Binary M:N ......................................................................................... 32
Gambar 3.1 Proses Pembelian Bahan Baku (Sistem Berjalan) ................................................ 36
Gambar 3.2 Proses Produksi (Sistem Berjalan) ....................................................................... 38
Gambar 3.3 Proses Penentuan Target Produksi dan Biaya Penyimpanan.............................. 40
Gambar 3.4 Proses Perhitungan Kuantitas Optimal ............................................................... 42
Gambar 3.5 Proses Pembelian Bahan Baku (Sistem Usulan) .................................................. 43
Gambar 3.6 Proses Pembuatan Jurnal dan Buku Besar .......................................................... 44
Gambar 3.7 Dokumen Masukan dan Keluaran ....................................................................... 48
Gambar 3.8 Diagram Konteks ................................................................................................. 53
Gambar 3.9 Diagram Level 0 ................................................................................................... 54
Gambar 3.10 Diagram Level 1 Proses 1.0 Perhitungan Quantity Optimal.............................. 55
Gambar 3.11 Diagram Level 1 Proses 2.0 Kelola Pemasok ..................................................... 56
Gambar 3.12 Diagram Level 1 Proses 3.0 Pembelian ............................................................. 57
Gambar 3.13 Diagram Level 1 Proses 4.0 Kelola Jurnal .......................................................... 58
Gambar 3.14 Diagram Level 1 Proses 5.0 Laporan ................................................................. 58
Gambar 3.15 Diagram Level 2 Proses 1.1 Hitung EOQ ........................................................... 59
Gambar 3.16 Diagram Level 2 Proses 1.2 View EOQ .............................................................. 60
Gambar 3.17 Diagram Level 2 Proses 3.1 Kelola Bahan ......................................................... 61
Gambar 3.18 Diagram Level 3 Proses 1.1.3 Tentukan Target Produksi .................................. 61
Gambar 3.19 Diagram Level 4 Proses 1.1.3.1 Kelola Produk .................................................. 62
Gambar 3.20 Diagram Level 4 Proses 1.1.3.2 Kelola Bill Of Material ..................................... 62
Gambar 3.21 Entity Relationship Diagram .............................................................................. 85
Gambar 3.22 Diagram Relasi Antar Tabel ................................................................................ 90
Gambar 3.23 Struktur Menu Bagian Pembelian ...................................................................... 91
Gambar 3.24 Struktur Menu Bagian Produksi ......................................................................... 92
Gambar 3.25 Struktur Menu Bagian Gudang........................................................................... 92
Gambar 3.26 Struktur Menu Bagian Keuangan ....................................................................... 93
Gambar 3.27 Struktur Menu Pemilik ....................................................................................... 93
Gambar 3.28 Desain Halaman Login........................................................................................ 94
Gambar 3.29 Desain Halaman Home Bagian Pembelian ......................................................... 95
ix
14. Gambar 3.30 Desain Halaman Home Bagian Produksi ............................................................ 95
Gambar 3.31 Desain Halaman Home Bagian Gudang ............................................................. 96
Gambar 3.32 Desain Halaman Home Bagian Keuangan .......................................................... 97
Gambar 3.33 Desain Halaman Home Pemilik .......................................................................... 97
Gambar 3.34 Desain Halaman Input Periode.......................................................................... 98
Gambar 3.35 Desain Halaman Perhitungan Jumlah Setiap Kali Pesan ................................... 99
Gambar 3.36 Desain Halaman Perhitungan Freekuensi Pemesanan ................................... 100
Gambar 3.37 Desain Halaman Perhitungan Time Schedule.................................................. 101
Gambar 3.38 Desain Halaman Perhitungan Total Biaya ....................................................... 102
Gambar 3.39 Desain Halaman Modul Pemasok .................................................................... 103
Gambar 3.40 Desain Halaman Input Bahan .......................................................................... 104
Gambar 3.41 Desain Halaman Input Pembelian .................................................................... 105
Gambar 3.42 Desain Halaman Input Total Biaya Penyimpanan ............................................ 106
Gambar 3.43 Desain Halaman Input Produk......................................................................... 107
Gambar 3.44 Desain Halaman Input Bill of Material ............................................................ 107
Gambar 3.45 Desain Halaman Input Estimasi Kebutuhan .................................................... 108
Gambar 3.46 Desain Halaman Input Target Produksi ........................................................... 109
Gambar 3.47 Desain Halaman View Kebutuhan ................................................................... 109
Gambar 3.48 Desain Halaman View Bahan Masuk ............................................................... 110
Gambar 3.49 Desain Halaman Input Akun ............................................................................. 110
Gambar 4.1 Implementasi Tabel EOQ................................................................................... 112
Gambar 4.2 Implementasi Tabel Pemasok ........................................................................... 113
Gambar 4.3 Implementasi Tabel Bahan................................................................................ 113
Gambar 4.4 Implementasi Tabel Pembelian ......................................................................... 114
Gambar 4.5 Implementasi Tabel Detail Pembelian .............................................................. 114
Gambar 4.6 Implementasi Tabel Akun.................................................................................. 115
Gambar 4.7 Implementasi Tabel Jurnal ................................................................................ 115
Gambar 4.8 Implementasi Tabel Estimasi ............................................................................ 115
Gambar 4.9 Implementasi Tabel BOM.................................................................................. 116
Gambar 4.10 Implementasi Tabel Produk ............................................................................ 116
Gambar 4.11 Implementasi Tabel User ................................................................................ 117
Gambar 4.12 Implementasi Halaman Antarmuka Login....................................................... 117
Gambar 4.13 Implementasi Halaman Antarmuka Input eoq ................................................ 118
Gambar 4.14 Implementasi Halaman Antarmuka Jumlah Pesan ......................................... 119
Gambar 4.15 Implementasi Halaman Antarmuka Frekuensi Pemesanan ............................ 120
Gambar 4.16 Implementasi Halaman Antarmuka Time Schedule ........................................ 121
Gambar 4.17 Implementasi Halaman Antarmuka Total Biaya.............................................. 122
Gambar 4.18 Implementasi Halaman Antarmuka View EOQ ............................................... 122
Gambar 4.19 Implementasi Halaman Antarmuka Input Pemasok ....................................... 123
Gambar 4.20 Implementasi Halaman Antarmuka View Pemasok ........................................ 123
Gambar 4.21 Implementasi Halaman Antarmuka Input Bahan ............................................ 124
Gambar 4.22 Implementasi Halaman Antarmuka Input Pembelian ..................................... 125
x
15. Gambar 4.23 Implementasi Halaman Antarmuka View Laporan ......................................... 125
Gambar 4.24 Implementasi Halaman Antarmuka Input Biaya Penyimpanan ...................... 126
Gambar 4.25 Implementasi Halaman Antarmuka Input Estimasi......................................... 127
Gambar 4.26 Implementasi Halaman Antarmuka Input Target Produksi............................. 127
Gambar 4.27 Implementasi Halaman antarmuka Input Produk ........................................... 128
Gambar 4.28 Implementasi Halaman Antarmuka Input Bill Of Material ............................. 129
Gambar 4.29 Implementasi Halaman Antarmuka Input Akun.............................................. 129
Gambar 4.30 Implementasi Halaman Antarmuka View Jurnal ............................................. 130
Gambar 4.31 Implementasi Halaman Antarmuka View Buku Besar .................................... 130
Gambar 4.32 Pengujian Aplikasi Input Periode..................................................................... 138
Gambar 4.33 Pengujian Aplikasi Input Produk ..................................................................... 138
Gambar 4.34 Pengujian Aplikasi Bill of Material................................................................... 139
Gambar 4.35 Pengujian Aplikasi Estimasi Kebutuhan .......................................................... 139
Gambar 4.36 Pengujian Aplikasi Input Target Produksi ........................................................ 139
Gambar 4.37 Pengujian Aplikasi Jumlah Pesan .................................................................... 140
Gambar 4.38 Pengujian Aplikasi Frekuensi Pemesanan ....................................................... 140
Gambar 4.39 Pengujian Aplikasi Perhitungan Time Schedule............................................... 140
Gambar 4.40 Pengujian Aplikasi Perhitungan Total Biaya .................................................... 141
Gambar 4.41 Pengujian Aplikasi View EOQ .......................................................................... 141
Gambar 4.42 Pengujian Aplikasi Pembelian ......................................................................... 142
Gambar 4.43 Pengujian Aplikasi Pada Jurnal Bulan Januari Pembelian Pertama................. 142
Gambar 4.44 Pengujian Aplikasi Pada Jurnal Bulan Januari Pembelian Kedua .................... 142
Gambar 4.45 Pengujian Aplikasi Pada Jurnal Bulan Januari Pembelian Ketiga .................... 143
Gambar 4.46 Pengujian Aplikasi Pada Jurnal Bulan Februari Pembelian Keempat .............. 143
Gambar 4.47 Pengujian Aplikasi Pada Jurnal Bulan Februari Pembelian Kelima ................. 144
Gambar 4.48 Pengujian Aplikasi Pada Jurnal Bulan Februari Pembelian Keenam ............... 144
Gambar 4.49 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Kas Bulan Januari .................................. 145
Gambar 4.50 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Kas Bulan Februari ................................ 145
Gambar 4.51 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Pembelian Bulan Januari ....................... 146
Gambar 4.52 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Pembelian Bulan Februari ..................... 146
Gambar 4.53 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Biaya Pemesanan Bulan Januari............ 146
Gambar 4.54 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Biaya Pemesanan Bulan Februari.......... 146
Gambar 4.55 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Biaya Penyimpanan Bulan Januari ........ 147
Gambar 4.56 Pengujian Aplikasi pada Buku Besar Biaya Penyimpanan Bulan Februari ...... 147
xi
16. DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bentuk Jurnal ......................................................................................................... 11
Tabel 2.2 Jurnal Umum ......................................................................................................... 11
Tabel 2.3 Simbol Flowmap .................................................................................................... 22
Tabel 2.4 Notasi Kamus Data ................................................................................................ 29
Tabel 2.5 Notasi Entity Relationship Diagram ....................................................................... 30
Tabel 3.1 Dokumen Masukan Data Pembelian ..................................................................... 48
Tabel 3.2 Dokumen Masukan EOQ ........................................................................................ 49
Tabel 3.3 Dokumen Keluaran Data Pembelian ...................................................................... 49
Tabel 3.4 Dokumen Keluaran Jurnal Umum .......................................................................... 49
Tabel 3.5 Dokumen Keluaran Buku Besar ............................................................................. 50
Tabel 3.6 Analisis Pengguna .................................................................................................. 50
Tabel 3.7 Kamus Data BOM_fix ............................................................................................. 63
Tabel 3.8 Kamus Data Buku_besar ........................................................................................ 63
Tabel 3.9 Kamus Data Detail_pembelian .............................................................................. 63
Tabel 3.10 Kamus Data Detail_pembelian_fix ...................................................................... 64
Tabel 3.11 Kamus Data Dt_akun ........................................................................................... 64
Tabel 3.12 Kamus Data dt_akun_fix ...................................................................................... 64
Tabel 3.13 Kamus Data dt_bahan ......................................................................................... 64
Tabel 3.14 Kamus Data Dt_bahan_fix ................................................................................... 65
Tabel 3.15 Kamus Data dt_BOM ........................................................................................... 65
Tabel 3.16 Kamus Data Dt_buku_besar ................................................................................ 65
Tabel 3.17 Kamus Data dt_eoq ............................................................................................. 66
Tabel 3.18 Kamus Data dt_estimasi ...................................................................................... 66
Tabel 3.19 Kamus Data dt_pemasok ..................................................................................... 67
Tabel 3.20 Kamus Data dt_pemasok_fix ............................................................................... 67
Tabel 3.21 Kamus Data dt_pembelian .................................................................................. 67
Tabel 3.22 Kamus Data dt_pembelian_fix ............................................................................. 68
Tabel 3.23 Kamus Data dt_produk ........................................................................................ 68
Tabel 3.24 Kamus Data dt_produk_fix .................................................................................. 69
Tabel 3.25 Kamus Data Hasil_eoq ......................................................................................... 69
Tabel 3.26 Kamus Data jml_kebutuhan ................................................................................ 69
Tabel 3.27 Kamus Data Jurnal Umum ................................................................................... 70
Tabel 3.28 Kamus Data Laporan_bahan_masuk ................................................................... 70
Tabel 3.29 Kamus Data Laporan_pembelian......................................................................... 70
Tabel 3.30 Spesifikasi Proses Input Periode .......................................................................... 71
Tabel 3.31 Spesifikasi Proses Input Biaya Penyimpanan ....................................................... 71
Tabel 3.32 Spesifikasi Proses Input Produk ........................................................................... 72
xii
17. Tabel 3.33 Spesifikasi Proses View Produk............................................................................ 72
Tabel 3.34 Spesifikasi Proses Input Bill Of Material .............................................................. 72
Tabel 3.35 Spesifikasi Proses View Bill Of Material ............................................................... 73
Tabel 3.36 Spesifikasi Proses Estimasi Kebutuhan ................................................................ 73
Tabel 3.37 Spesifikasi Proses Input Target Produksi ............................................................. 74
Tabel 3.38 Spesifikasi Proses Hitung Jumlah Pesan ............................................................. 74
Tabel 3.39 Spesifikasi Proses Hitung Frekuensi Pesan .......................................................... 75
Tabel 3.40 Spesifikasi Proses Hitung Jadwal ......................................................................... 75
Tabel 3.41 Spesifikasi Proses Hitung Total Biaya................................................................... 76
Tabel 3.42 Spesifikasi Proses View EOQ Pembelian .............................................................. 76
Tabel 3.43 Spesifikasi Proses View EOQ Produksi ................................................................. 77
Tabel 3.44 Spesifikasi Proses View EOQ Gudang .................................................................. 77
Tabel 3.45 Spesifikasi Proses Input Pemasok ........................................................................ 78
Tabel 3.46 Spesifikasi Proses Edit Pemasok ........................................................................... 78
Tabel 3.47 Spesifikasi Proses View Pemasok ......................................................................... 78
Tabel 3.48 Spesifikasi Proses Input Bahan ............................................................................. 79
Tabel 3.49 Spesifikasi Proses Edit Bahan................................................................................ 79
Tabel 3.50 Spesifikasi Proses View Bahan .............................................................................. 80
Tabel 3.51 Spesifikasi Proses Input Pembelian ...................................................................... 80
Tabel 3.52 Spesifikasi Proses View Pembelian ....................................................................... 81
Tabel 3.53 Spesifikasi Proses View Laporan Pembelian ......................................................... 81
Tabel 3.54 Spesifikasi Proses Input Akun ............................................................................... 82
Tabel 3.55 Spesifikasi Proses Edit Akun ................................................................................. 82
Tabel 3.56 Spesifikasi Proses View Akun ................................................................................ 82
Tabel 3.57 Spesifikasi proses View Jurnal .............................................................................. 83
Tabel 3.58 Spesifikasi Proses View Buku besar ...................................................................... 83
Tabel 3.59 Spesifikasi Proses View Laporan Pembelian ......................................................... 84
Tabel 3.60 Spesifikasi Proses View Data Buku Besar.............................................................. 84
Tabel 3.61 Spesifikasi Proses View Bahan Masuk .................................................................. 84
Tabel 3.62 Struktur Tabel Data Economic Order Quantity .................................................... 86
Tabel 3.63 Struktur Tabel Data Pemasok ............................................................................... 87
Tabel 3.64 Struktur Tabel Data Bahan.................................................................................... 87
Tabel 3.65 Struktur Tabel Data Pembelian............................................................................. 87
Tabel 3.66 Struktur Tabel Data Detail Pembelian ................................................................. 87
Tabel 3.67 Struktur Tabel Data Akun ..................................................................................... 88
Tabel 3.68 Struktur Tabel Data Jurnal .................................................................................... 88
Tabel 3.69 Struktur tabel Data Estimasi ................................................................................ 88
Tabel 3.70 Struktur Tabel Data Bill of Material ...................................................................... 88
Tabel 3.71 Struktur Tabel Produk .......................................................................................... 89
Tabel 3.72 Struktur Tabel User .............................................................................................. 89
Tabel 3.73 Struktur Rekening ................................................................................................. 90
Tabel 4.1 Implementasi File Sistem ..................................................................................... 111
xiii
18. Tabel 4.2 Pengujian Jurnal Perhitugan Manual ................................................................... 133
Tabel 4.3 Buku Besar Kas Bulan Januari Perhitungan Manual ............................................ 134
Tabel 4 4 Buku Besar Kas Bulan Februari Perhitungan Manual .......................................... 135
Tabel 4.5 Buku Besar Pembelian Bulan Januari Perhitungan Manual................................. 135
Tabel 4.6 Buku Besar Pembelian Bulan Februari Perhitungan Manual............................... 136
Tabel 4.7 Buku Besar Biaya Pemesanan Bulan Januari Perhitungan Manual ..................... 136
Tabel 4.8 Buku Besar Biaya Pemesanan Bulan Februari Perhitungan Manual ................... 136
Tabel 4.9 Buku Besar Biaya Penyimpanan Bulan Januari Perhitungan Manual .................. 137
Tabel 4.10 Buku Besar Biaya Penyimpanan Bulan Februari Perhitungan Manual .............. 137
Tabel 4.11 Pengujian Login.................................................................................................. 148
Tabel 4.12 Pengujian Input Periode .................................................................................... 148
Tabel 4.13 Pengujian Input Estimasi Kebutuhan ................................................................. 149
Tabel 4.14 Pengujian Input Target Produksi........................................................................ 150
Tabel 4.15 Pengujian Input Biaya Penyimpanan ................................................................. 150
Tabel 4.16 Pengujian Hitung Jumlah Pesan......................................................................... 151
Tabel 4.17 Pengujian Hitung Total Biaya ............................................................................. 152
Tabel 4.18 Pengujian Input Bahan ....................................................................................... 152
Tabel 4.19 Pengujian Input Pemasok .................................................................................. 153
Tabel 4.20 Pengujian Input Pembelian ................................................................................ 154
Tabel 4.21 Pengujian Input Produk ..................................................................................... 155
Tabel 4.22 Pengujian Input Bill Of Material ........................................................................ 156
Tabel 4.23 Pengujian Form Input Akun ............................................................................... 157
Tabel 4.24 Pengujian Laporan Pembelian ........................................................................... 157
Tabel 4.25 Pengujian Laporan Bahan Masuk ...................................................................... 158
xiv
19. DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran 1 Bukti Pembelian ........................................................................ 163
B. Lampiran 2 Laporan Keuangan Tahun 2011 ................................................ 164
C. Lampiran 3 Laporan Keuangan Tahun 2011 (Lanjutan) ............................... 165
xv
20. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandeng Kendal MIR Bandeng tanpa Duri adalah sebuah industri rumahan dimana
membeli, mengolah dan memasarkan ikan bandeng. Pendiri Bandeng Kendal ini
didirikan oleh KOPMIR KARSA. Produknya antara lain Bandeng tanpa duri, krupuk
duri, nugget, baso, pepes, dan lain-lain. Bandeng merupakan potensi daerah
terbesar, bisa di budidayakan dan stok selalu tersedia. Bandeng Kendal dapat
membuat sebuah makanan yang sehat karena pada produk tersebut bahan-
bahannya merupakan makanan utama bagi manusia, berkhasiat, bergizi tinggi,
bermanfaat untuk kesehatan dan hal ini sudah ditetapkan Pemerintah Kabupaten
Kendal sebagai sebuah makanan yang sehat dan disahkan sebagai IKON Kabupaten
Kendal dan menjadi produk unggulan daerah serta sudah mendapat izin dari Dinas
Kesehatan (DIN.KES.P.IRT NO : 202332401310).
Selama beberapa tahun ini, Bandeng Kendal melakukan pencatatan bahan baku,
barang jadi dan membuat laporan keuangan masih secara manual dari catatan
buku kemudian pada akhir minggu/bulan dimasukkan ke Microsoft Excel. Hal inilah
yang sering menyebabkan banyak terjadi kesalahan dalam melakukan proses
pencatatan bahan baku dan barang jadi, dan laporan keuangannya. Pemrosesan
data produksi menjadi sulit terutama ketika sewaktu-waktu ingin melihat
persediaan barang jadi dan laporan keuangan. Oleh karena itu, sebuah sistem
informasi sangat dibutuhkan untuk menunjang perkembangan perusahaan
tersebut.
Adapun bahan baku utama dalam pembuatan makanan olahan pada Bandeng
Kendal yang dibutuhkan yaitu ikan bandeng. Persediaan adalah suatu hal yang
penting dalam suatu perusahaan karena apabila perusahaan tersebut tidak dapat
memberikan kontribusi dalam kelancaran penyediaan barang maka persediaan
tersebut akan menjadi suatu penumpukan barang dan akan mengakibatkan
pembengkakan biaya. Oleh karena itu, perencanaan secara khusus untuk
pengadaan barang dan ditentukan oleh perusahaan. Bagi perusahaan makanan
1
21. seperti Bandeng Kendal ini, masa kadaluwarsa barang menjadi salah satu faktor
yang penting juga mempengaruhi biaya total persediaan. Ketika barang tersebut
telah melewati batas waktu pakai (±1 bulan), maka barang tersebut sudah tidak
dapat digunakan lagi. Barang akan memiliki nilai jual yang lebih rendah seiring
dengan mendekatnya masa pakai, bahkan tidak memiliki nilai jual sama sekali
ketika barang tersebut telah kadaluwarsa. Dengan demikian, dibutuhkan metode
perhitungan yang cermat disertai efisiensi dan mampu menekan biaya persediaan
bahan baku seminimal mungkin untuk itu menggunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ). EOQ adalah pengendalian permintaan/pemesanan beberapa jenis
item yang optimal dengan biaya inventory seminimal mungkin. Jumlah biaya yang
ditekankan serendah mungkin adalah biaya penyimpanan (Carrying cost) dan biaya
pemesanan (Ordering cost).
Oleh karena itu, proyek akhir ini dapat membantu perusahaan dalam perencanaan
pengendalian persediaan bahan baku yang optimal dengan menjamin kebutuhan
dan kelancaran kegiatan perusahaan dalam kuantitas dan kualitas yang tepat serta
dengan biaya yang optimal. Dengan demikian, mengangkat judul “Sistem
Manajemen Persediaan Makanan Cepat Basi dengan Metode EOQ (Studi Kasus :
Bandeng Kendal MIR Bandeng Tanpa Duri“ agar dapat membantu dalam proses
manajemen persediaan bahan baku.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka permasalahan Bandeng Kendal
MIR Bandeng tanpa Duri dirumuskan sebagai berikut.
a. Bagaimana memanajemen persediaan optimum berdasarkan EOQ pada
Bandeng Kendal?
b. Bagaimana menyajikan laporan pembelian dan buku besar?
2
22. 1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam proyek akhir ini adalah membuat sistem
informasi yang dapat :
a. Membantu memanajemen bahan baku agar optimum
b. Membantu mempermudah dalam membuat laporan pembelian, jurnal dan
buku besar
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan pada produk yang akan dibangun sebagai berikut.
a. Jumlah permintaan (D) berdasarkan keputusan dari pemilik.
b. Tidak mempertimbangkan lead time.
c. Periode perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) 1 Januari sampai 31
Desember.
d. Pembelian hanya membeli bahan utama saja yaitu bandeng.
e. Sistem hanya dapat menyajikan laporan akuntansi sampai buku besar.
f. Proyek akhir ini hanya sampai tahap implementation pada siklus SDLC.
1.5 Definisi Operasional
Sistem manajemen persediaan adalah metode dan prosedur untuk mencatat,
mengelola dan melaporkan untuk menentukan tingkat dan komposisi persediaan
(inventory) pada Bandeng Kendal.
Makanan cepat basi merupakan makanan yang tidak mengandung zat pewarna dan
MSG serta cara penyimpanannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
Economical Order Quantity (EOQ) adalah sistem manajemen pengendalian
pemesanan yang meminimalkan biaya persediaan tahunan yang akan dilakukan
Bandeng Kendal agar Bandeng tandu olahan tidak terjadi pemborosan dalam
melakukan pemesanan bahan baku. Biaya persediaannya seperti biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan.
3
23. 1.6 Metode Pengerjaan
Metode yang digunakan dalam pengerjaan proposal ini adalah dengan
menggunakan Software Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan
model pengembangan produk adalah waterfall.
Planning
Analysis
Design
Implementation
Gambar 1.1
Metodologi System Development Life Cycle
Adapun tahapan SDLC (Hoffer J. , 2011) antara lain :
a. Planning
Tahap pertama dari SDLC adalah Planning. Dimana informasi kebutuhan total
sistem dari organisasi diidentifikasikan, dianalisis, diprioritaskan dan diatur. Dalam
fase planning melakukan observasi dan wawancara ke pemilik yang menghasilkan
alasan mengapa sistem harus atau tidak harus dikembangkan.
b. Analysis
Tahap kedua dari SDLC adalah Analysis. Dimana analysis secara menyeluruh
mempelajari prosedur organisasi saat ini dan sistem informasi yang digunakan
untuk melakukan tugas-tugas organisasi. Analis menentukan apa yang user
inginkan dari sistem yang diusulkan. Proses penentuan tersebut menggunakan
observasi dan wawancara, yang mungkin dari hasil tersebut diganti atau
ditingkatkan sebagai bagian dari proyek. Setelah rekomendasi itu diterima oleh
Bandeng Kendal dengan otoritas keuangan, analis dapat mulai membuat rencana
4
24. untuk memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak sistem yang penting utnuk
membangun atau mengoperasikan sistem yang diusulkan.
c. Design
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahapan sebelumnya dimana akan
dikembangkan solusi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Pada tahap ini,
menggambarkan rancangan sistem baru dengan menggunakan Data Flow Diagram
(DFD) dan Entity Relation Diagram (ERD).
d. Implementation
Tahap keempat dalam SDLC adalah Implementation. Implementation meliputi
pengkodean, pengujian dan instalasi. Pada tahap ini, penulisan kode proram
menggunakan Php dan MySQL, dan pengujiannya berdasarkan Black box testing.
Pelaksanaan kegiatan juga termasuk dukungan pengguna awal seperti dokumentasi
dan pengguna yang sedang berlangsung.
5
25. 1 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Umum Bandeng Kendal
Berangkat dari LSM Masyarakat Industry Rakyat (MIR) yang didirikan tahun 2003 di
Semarang, KOPMIR KARSA didirikan tahun 2008 dan mendapat Badan Hukum
tahun 2009. Ide dasar LSM – MIR tahun 2005 yaitu membangun Usaha Rakyat –
Mengatasi Kemiskinan kini setelah berjalan 7 tahun (2012) telah menunjukkan hasil
yang sangat POSITIF, meliputi penyerapan tenaga kerja, terbentuk Industri
Rumahan, Tercipta Produk Unggulan Bandeng Kendal – Bandung Tandu yang
marketable - profitable, Pasar tercipta meluas secara Nasional.
Kenapa Bandeng ?
a. Bandeng merupakan potensi daerah terbesar bisa di budidayakan dan stok
selalu bisa tersedia.
b. Bandeng adalah ikan, merupakan makanan utama bagi manusia, berkhasiat,
bergizi tinggi, sangat berguna dan bermanfaat untuk kesehatan.
c. Bandeng bisa diolah menadi aneka macam makanan yang disukai oleh semua
umur dari mulai daging, kulit, tulang dan duri mudah dipasarkan dan bernilai
tambah.
Slogan “Sehat Makan Ikan Menuju Generasi Sehat, cerdas dan kuat.” Bandeng
Kendal ini terletak di Desa Jambearum Rt.02 Rw.04 Kecamatan Patebon Kabupaten
Kendal. Cabut duri menghasilkan 12,50% duri yang mengandung kalsium hewani
yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan menguatkan tulang dan bisa diolah
menjadi aneka macam makanan bernilai tinggi (Bandeng tanpa duri, keripik duri,
Reginang duri, Pepes Bandeng, Otak – otak, Nugget, Kerupuk duri, Tempura duri,
abon duri, dan Peyek duri.
Secara kualifikasi dalam 3 (tiga) tahun terakhir perkembangan sangat signifikan
dalam berbagai aspek dan didukung oleh Dinas terkait Pemerintah Daerah dan
dikembangkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan dengan fasilitasi memadai
maka tahun 2012 aktifitas produksi pemasaran meningkat 200%.
6
26. Tahun 2012 Bandeng Tandu Kendal dinyatakan sebagai IKON Kabupaten dengan
pemberian fasilitas pemasaran di lokasi terkemuka yang sangat strategis – Pusat
Oleh-oleh Kendal Permai Baru di wilayah Pendopo Kabupaten. Tahun 2012 pula
Gubernur mengeluarkan surat keputusan Bandeng Cabut Duri sebagai Produk
Unggulan Daerah pendekatan OVOP (One Village One Product) Provinsi Jawa
Tengah.
Pasar Modern Carrefour meningkatkan permintaannya dari satu lokasi di Semarang
menjadi 9 (Sembilan) lokasi di wilayah Jawa Tengah. Dalam bidang Sumber Daya
Manusia Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
memutuskan untuk membangun percontohan Nasional Industri Rumahan dengan
menandatangani MOU dengan Ibu Bupati Kendal Juli 2012 ini berarti tersedia
minimal 10 orang SDM perempuan produktif di 285 bisa mencapai 3000 orang.
Luas lahan tambak yang terbentang di tujuh kecamatan pantura dengan jumlah
petani 1115 orang yang menghasilkan panen 4000 ton pertahun bias di Intensifkan
menjadi 10.000 ton per tahun. Mulai tahun 2012 telah diciptakan bisnis yang
sangat prospektif yaitu upaya suplay pakan kepada petani tambak yang bias di
proyeksikan mencapai 10.000 ton pakan pertahun dengan nilai Rp. 50 Milyar.
2.2 Industri
Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan
manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu
menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya
produktif dan komersial. (Firdaus, 2007, hal. 17)
Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai
berikut.
a. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja
kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
7
27. terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau
pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan,
industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5
sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative
kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada
hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan
industri pengolahan rotan.
3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar
20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang
cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan
pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun
secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus
memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui
uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri
tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
b. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut, ada juga pengklasifikasian industri
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun
pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
1) Industri Kimia Dasar (IKD)
2) Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE).
3) Aneka Industri (AI).
4) Industri Kecil (IK). Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan
jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan
8
28. industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat
rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
5) Industri pariwisata
2.3 Akuntansi
2.3.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi secara teknis diartikan sebagai proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. AICPA
(American Institute of Certified Public Accountans) mengartikan akuntansi sebagai
suatu seni pencatatan, pengelompok, dan pengikhtisaran menurut cara yang
berarti dan dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang sedikit-
sedikitnya bersifat finansial dan kemudian menafsirkan hasilnya. (Mursyidi, 2010,
hal. 13)
Berdasarkan pengertian akuntansi secara teknis, maka tahap dalam proses
akuntansi mencakup hal-hal sebagai berikut.
a. Pencatatan (Recording) transaksi-transaksi keuangan. Pada tahap ini, setiap
transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan sistematis selama periode
tertentu didalam sebuah atau beberapa buah buku yang disebut jurnal. Tiap
catatan itu harus ditunjang oleh dokumen sumbernya (nota, faktur, kuitansi,
bukti memorial, dan lain-lain). Pencatatan dalam akuntansi ada dua tahap,
yaitu pencatatan transaksi dalam buku jurnal (Journal entry) dan pencatatan
ayat jurnal ke buku besar (Posting to ledger).
b. Pengelompokkan (Classification). Pada tahap ini menunjukkan aktivitas
transaksi-transaksi yang sudah dicatat itu dikelompokkan menurut kelompok
akun yang ada, yaitu kelompok akun aset (Asset), akun kewajiban (Liabilities),
akun ekuitas (Equity), akun pendapatan (Revenue), dan akun beban
(expense).
c. Pengikhtisaran (Summarizing). Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan
nilai untuk setiap akun yang disajikan dalam bentuk saldo masing-masing
debit dan kredit, bahkan hanya berupa saldo saja. Berarti bahwa secara
berkala semua transaksi yang sudah dicatat, dikelompokkan, disajikan secara
singkat dalam daftar tersendiri, yang disebut neraca saldo (Trial Balance).
9
29. d. Pelaporan (Reporting). Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan dari
hasil peringkasan. Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi (Income
Statement), laporan perubahan ekuitas (Equity Statement), laporan neraca
(Balance sheet), laporan arus kas (Cash flow statement) dan catatan atas
laporan keuangan.
e. Penafsiran (Analyzing). Tahap ini sebenarnya merupakan lanjutan dari proses
akuntansi secara teknis, yaitu membaca laporan keuangan melalui alat dan
formula tertentu sehingga dapat diketahui kinerja dan posisi keuangan dan
perubahannya untuk suatu organisasi.
Pengidentifikasian dan Pengukuran Transaksi
serta Kejadian Lainnya
Jurnalisasi
Jurnal Umum
Ayat Jurnal Pembalik (Opsional Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal Prngeluaran Kas
Jurnal Pembelian
Jurnal Pembelian
Jurnal Khusus Lainnya
Neraca Saldo pasca-penutupan
(Opsional) SIKLUS
AKUNTANSI
Pemindah Bukuan
Buku Besar Umum (biasanya Bulanan)
Buku Besar Pembantu (biasanya Harian)
Penutupan
(akun nominal)
Pembuatan Neraca Saldo
Pembuatan Laporan Keuangan
Laporan Laba/Rugi Penyesuaian
Laporan Laba Ditahan Neraca Lajur Akrual
Neraca (Opsional) Pembayaran Dimuka
Laporan arus kas Item-Item yang Diestimasi
Neraca Saldo yang Disesuaikan
Jika semua langkah telah diselesaikan, maka siklus ini akan dimulai lagi dari awal pada periode akuntansi berikutnya
(Sumber : Kieso, Donald; Weygant, Jerry)
Gambar 2.1
Siklus Akuntansi
Ada dua macam metode pencatatan persediaan yaitu metode mutasi persediaan
(Perpetual Inventory Method) dan metode persediaan fisik (Physical Inventory
10
30. Method). Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat
dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan
persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya
persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.
2.3.2 Jurnal
Jurnal (general journal) adalah daftar transaksi atau kejadian kronologis yang
diekspresikan dalam istilah debet dan kredit pada akun-akun tertentu. setiap ayat
jurnal umum (general journal entry) terdiri dari empat bagian : (1) akun dan jumlah
yang harus didebet (Dr), (2) akun dan jumlah yang harus dikredit (Kr), (3) tanggal,
(4) keterangan. (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2007, hal. 77)
Jurnal ialah aktivitas meringkas dan mencatat transaksi perusahaan berdasarkan
dokumentasi dasar tempat untuk mencatat dan meringkas transaksi tersebut
disebut dengan buku jurnal. (Rudianto, 2009, hal. 14)
Contoh bentuk jurnal adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1
Bentuk Jurnal
Tanggal No Bukti Nama Akun dan Ref Debet Kredit
Keterangan
(2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tabel 2.2
Jurnal Umum
TRANSAKSI AYAT JURNAL DEBET KREDIT
1. Dibeli tunai bahan Pembelian bahan baku Xxx
baku Kas xxx
Sumber : Akuntansi Dasar
Adapun fungsi kolom-kolom tersebut adalah sebagai berikut.
a. Setiap halaman pada jurnal harus diberi nomor urut untuk rujukan
(referensi).
11
31. b. Tahun ditulis paling atas, cukup sekali kecuali berubah, sesudah itu tulis bulan
cukup sekali saja kecuali berubah, baru selanjutnya tanggal cukup sekali
untuk setiap hari.
c. Nomor bukti transaksi dicatat dan dijadikan dasar pencatatan
d. Ditulis nama rekening yang akan didebet dan dikredit, dan juga narasi
atauketerangan singkat tentang transaksi.
e. Mencatat kode rekening yang bersangkutan di buku besar.
f. Rekening yang di debet nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini.
g. Rekening yang di kredit nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini.
2.3.3 Buku Besar
Buku besar (General ledger) merupakan buku akun (atau printout) yang berisi
semua akun. (Horngren & Harrison Jr, 2007, hal. 58). Buku besar adalah kumpulan
dari semua akun aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan
beban. Dalam praktek, transaksi serta kejadian tertentu pada awalnya tidak dicatat
dalam buku besar karena satu transaksi akan mempengaruhi dua akun atau lebih,
dimana masing-masing akun ini terdapat pada halaman yang berbeda dalam buku
besar. (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2007, hal. 77). Buku besar adalah kumpulan
dari semua akun atau perkiraan yang dimiliki suatu perusahaan yang saling
berhubungan satu dengan lainnya dan merupakan suatu kesatuan. (Rudianto, 2009,
hal. 14)
2.4 Persediaan
2.4.1 Definisi Persediaan
Persediaan adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus menerus
mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan menghadapi resiko,
yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi.
(Manullang, 2005, hal. 49)
Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun
12
32. persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi. (Assauri S. , 2008, hal. 176)
Pengertian lain dari barang persediaan atau disebut juga inventory adalah barang-
barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang
terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain. Barang-barang tersebut dapat
berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk
keperluan operasi atau barang-barang untuk keperluan proyek. (Indrajit &
Djokopranoto, 2003, hal. 3)
2.4.2 Fungsi-fungsi Persediaan
Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi
penting persediaan. Fungsi-fungsi tersebut meliputi :
a. Fungsi Decoupling
Fungsi Decoupling yaitu fungsi persediaan bahan baku yang memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada
supplier.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan
membeli sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya
per unit. Persediaan lot size ini mempertimbangkan penghematan-
penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih
murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul
karena besarnya persediaan.
c. Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan
permintaan akan barang-barang selama periode pemesanan kembali,
sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering disebut
persediaan pengaman (Safety inventories). Pada kenyataannya, persediaan
pengaman merupakan pelengkap fungsi decoupling yang telah diuraikan di
atas. Persediaan antisipasi ini penting agar kelancaran produksi tidak
terganggu. (Handoko, 1994, hal. 133)
13
33. 2.4.3 Biaya-biaya dalam Persediaan
Dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya jumlah
persediaan, biaya-biaya variabel di bawah ini harus dipertimbangkan. Biaya-biaya
tersebut antara lain. (Handoko, 1994, hal. 133)
a. Biaya penyimpanan (Holding cost atau carrying cost). Biaya ini terdiri atas
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan
yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi.
b. Biaya pemesanan/pembelian (Orders costs atau procurement costs). Biaya
pemesanan total per periode (tahunan) adalah sama dengan jumlah pesanan
yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap
kali pesan.
c. Biaya penyiapan (Manufacturing). Bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi
diproduksi sendiri “dalam pabrik” perusahaan makan perusahaan
menghadapi biaya penyiapan (set up costs) untuk memproduksi komponen
tertentu.
d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (Shortage costs). Biaya ini adalah
biaya yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan
tidak mencukupi adanya permintaan bahan.
Menurut Assauri (2008, hal. 242), biaya-biaya yang terdapat dalam persediaan
digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
a. Biaya pemesanan (Ordering costs), yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
berkenaan dengan pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari
penjual, sejak dari pesanan dibuat dan dikirim sampai barang/bahan tersebut
diserahkan di gudang. Besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada
banyaknya barang yang dipesan.
b. Biaya penyimpanan (Inventory carrying costs), yaitu biaya-biaya yang
diperlukan berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh
pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah
persediaan. Besarnya biaya ini tergantung dari besar kecilnya rata-rata
persediaan yang terdapat di gudang.
14
34. c. Biaya kekurangan persediaan (Out of stock costs), yaitu biaya yang timbul
sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil dari jumlah yang
diperlukan.
d. Biaya yang berhungan dengan kapasitas (Capacity associated costs), yaitu
biaya terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan kapasitas yang
digunakan pada suatu waktu tertentu. (Assauri S. , Manajemen Produksi dan
Operasi, 2008, hal. 237)
2.5 Economic Order Quantity
Model economic order quantity (EOQ) merupakan model matematik yang
menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang
diproyeksikan, dengan biaya persediaan yang diminimalkan. (Fahmi, 2012, hal. 120)
Model EOQ tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut.
a. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus
b. Tenggang waktu pemesanan dapat ditentukan dan relatif tetap
c. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah
kebutuhan dan tenggang waktu ditentukan secara pasti berarti kekurangan
persediaan dapat dihindari.
d. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan
e. Struktur biaya tidak berubah; biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa
memperhatikan jumlah yang dipesan, biaya simpan adalah berdasarkan
fungsi linier terhadap rata-rata persediaan, dan harga beli atau biaya
pembelian per unit adalah konstan
f. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan
g. Pembelian adalah satu jenis item
Pengendalian persediaan bahan baku yang optimal dianalisis dengan
menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Model EOQ digunakan
untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya
langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya yaitu biaya pemesanan
persediaan. (Handoko, 1994, hal. 33)
15
35. Dengan metode Economic Order Quantity, kuantitas bahan baku yang dipesan dan
frekuensi waktu pembelian akan optimal, serta total biaya persediaan menjadi
minimal. Menunjukkan hubungan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan
ditunjukkan dalam bentuk grafik (Handoko, 1994, hal. 33)
Gambar 2.2
Hubungan Antara Biaya Penyimpanan Dengan Biaya Pemesanan
Konsep Economic Order Quantity (EOQ) menurut Manullang (2005, hal. 137) dapat
dilihat pada Gambar 2.3 dimana Q adalah banyaknya barang yang diproduksi
selama 1 putaran waktu (t) dimana hasil produksi sebanyak Q disimpan sebagai
tingkat persediaan selama 1 kurun waktu, Q akan digunakan dengan laju yang tetap
sehingga pada akhir putaran banyaknya tingkat persediaan habis tetapi pada saat
itu barang telah dibuat dengan banyaknya Q selama 1 putaran waktu, yang
selanjutnya akan digunakan selama 1 putaran banyaknya. Kejadian ini akan terus
menerus terjadi selama 1 periode T.
16
36. Q
P
e
r
s
e
d
i
a
a
n
ROP ROP ROP
B
a b c d e f
Waktu
Gambar 2.3
Konsep Economic Order Quantity
Keterangan : Q = jumlah pemesanan; Q/2 = rata-rata persediaan; B = Reorder point;
ac=ce = interval pemesanan ab=cd=af = tenggang waktu.
Dalam memilih ukuran lot, ada suatu trade off antara frekuensi pemesanan dan
tingkat sediaan. Lot ukuran kecil akan mengarah pada pemesanan ulang yang
sering tetapi tingkat persediaan rata-rata yang rendah. Jika ukuran lot yang dipesan
lebih besar, maka frekuensi pemesanan akan berkurang tetapi lebih banyak
persediaan yang akan diadakan. Trade off antara frekuensi pemesanan dan tingkat
persediaan ini dapat disajikan melalui persamaan matematis berikut ini. (Ahyari,
1987, hal. 237)
a. Menentukan total biaya optimum (JCs) sebagai berikut.
………………………………………………………..(2-1)
Dimana :
JCs = Total biaya yang optimum
T = Periode waktu
Q0 = Frekuensi pemesanan
N0 = Jumlah setiap kali pemesanan
Cs = Biaya penyimpanan
Cc = Biaya Pemesanan
b. Menentukan jumlah setiap kali pesan sebagai berikut.
………………………………………………………………………..(2-2)
17
37. Dimana :
Q0 = Frekuensi pemesanan
D = Target produksi (kg)
Cs = Biaya setiap kali pemesanan (Rp/pesan)
Cc = Biaya penyimpanan (Rp per kg)
c. Menentukan frekuensi pemesanan sebagai berikut.
………………………………………………………………………………….(2-3)
Dimana :
N0 = Jumlah setiap kali pemesanan (kg)
D = Target produksi (kg)
Q0 = Frekuensi pemesanan (kali)
d. Menentukan time schedule sebagai berikut.
………………………………………………………………………………….(2-4)
Dimana :
t0 = Time schedule
D = Target produksi
Q0 = Frekuensi pemesanan
Contoh kasus:
Suatu perusahaan memerlukan bahan mentah ikan bandeng sebanyak 60.000 kg
setiap tahunnya. Biaya setiap kali memesan adalah Rp. 25.000 dan biaya
penyimpanan Rp. 10.000/kg.
Dari informasi tersebut
a. Tentukan berapa kali perusahaan tersebut harus melakukan pembelian (N0)
b. Berapa banyaknya ikan setiap kali pesan
c. Hitung biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut
d. Tentukan time schedule untuk melakukan pemesanan
Jawab.
Diketahui Target Produksi (D) : 60.000; biaya pesan (Cs) : 25.000;
18
38. biaya simpan (Cc) : Rp. 10.000; periode waktu (T) : 1 tahun
= 548 kg
= 109 kali
=
= 3 hari
Jadi, perusahaan harus melakukan pembelian sebanyak 109 kali dengan jumlah
sebesar 548 kg setiap kali pesan dan jarak antar pesan 3 hari.
Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.5.465.000
2.5.1 Reorder Point (ROP)
Reorder point adalah titik dimana suatu perusahaan atau institusi bisnis harus
memesan barang atau bahan guna menciptakan kondisi persediaan yang terus
terkendali. (Fahmi, 2012, hal. 122)
Agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu
kelancaran kegiatan produksi, maka diperlukan waktu pemesanan kembali bahan
baku. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah:
a. Lead Time
Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan hingga
sampai diperusahaan. Lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahan
baku yang digunakan selama masa lead time, semakin lama lead time maka
akan semakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead time.
b. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.
c. Persediaan pengaman (safety stock), yaitu jumlah persediaan bahan
minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan
keterlambatan datangnya bahan baku, sehingga tidak terjadi stagnasi.
Dari ketiga faktor tersebut, maka reorder point dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut.
19
39. Reorder point = (LD x AU) + SS ………………………………………………………………..(2-5)
Dimana:
LD = Lead time
AU = Average Usage = pemakaian rata-rata
SS = Safety stock
2.5.2 Safety Stock (Persediaan Pengaman)
2.5.2.1 Definisi Safety Stock
Persediaan penyelamat (safety stock) adalah persediaan tambahan diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock-out).
Kemungkinan terjadinya stock-out dapat disebabkan karena penggunaan bahan
baku yang lebih besar daripada perkiraan semula, atau keterlambatan dalam
penerimaan bahan baku yang dipesan. Akibat pengadaan persediaan penyelamat
terhadap biaya perusahaan adalah mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena
terjadinya “stock-out”, akan tetapi sebaliknya akan menambah besarnya “carrying
cost”. Besarnya pengurangan biaya atau kerugian perusahaan adalah sebesar
perkalian antara jumlah persediaan penyelamat yang diadakan untuk menghadapi
stock-out dengan biaya per unitnya. Sebaiknya pertambahan biaya terjadi sebesar
perkalian antara persentase carrying cost terhadap harga atau nilai persediaan
penyelamat. Oleh karena itu pengadaan persediaan penyelamat oleh perusahaan
dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock-
out, tetapi juga pada saat itu diusahakan agar carrying cost adalah serendah
mungkin. Keputusan mengenai besarnya persediaan penyelamat agar tujuan
pengadaan seperti yang disebutkan dapat tercapai bukanlah merupakan persoalan
yang mudah. (Assauri S. , Manajemen Produksi dan Operasi, 2008, hal. 263)
Safety stock merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan kondisi
persediaan yang selalu aman atau penuh pengamanan dengan harapan perusahaan
tidak akan pernah mengalami kekurangan persediaan. (Fahmi, 2012, hal. 121)
20
40. 2.5.2.2 Faktor-faktor yang Menentukan Besarnya Persediaan Penyelamat
Persediaan penyelamat dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya
kekurangan bahan (stockout) yang mungkin disebabkan oleh penggunaan bahan
baku yang lebih besar daripada perkiraan semula sehingga terdapat faktor-faktor
untuk menentukan safety stock antara lain:
a. Penggunaan bahan baku rata-rata
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama
periode tertentu, khusunya selama periode pemesanan adalah rata-rata
penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya.
b. Faktor waktu atau lead time (Procurement Time)
Di dalam pengisian kembali persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang
cukup lama antara saat mengadakan pesanan (order) untuk penggantian atau
pengisian kembali persediaan dengan saat penerimaan barang-barang yang
dipesan tersebut diterima dan dimasukkan ke dalam persediaan (stock).
Perbedaan waktu ini yang disebut dengan “lead time”. Jadi yang
dimaksudkan lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya
pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang
dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan. Lamanya waktu
tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain, tetapi
bervariasi.
c. Penentuan Besarnya Persediaan Penyelamat (Safety Stock)
Dalam menentukan besarnya persediaan penyelamat yang sebaiknya dipunyai
perusahaan, haruslah didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang rasional
sehingga dapat menghasilkan penentuan kebijaksanaan yang tepat dan efektif.
Untuk ini terdapat beberapa pendekatan sebagai berikut.
1) Probability of Stock out Approach
Dalam menggunakan approach ini dipakai asumsi bahwa lead time
adalah konstan, dari seluruh barang yang dipesan diserahkan oleh
supplier pada suatu saat yang sama.
2) Level of Service Approach
Penentuan kebijaksanaan yang rasional yang dilakukan untuk
menjamin kelangsungan/kelancaran kegiatan produksi haruslah
21
41. ditentukan dan diukur dengan tingkat pelayanan (level of service) yang
dapat diberikan oleh adanya persediaan penyelamat (safety stock)
tersebut.
2.6 Teori Analisis dan Alat Bantu Perancangan Sistem
2.6.1 Flowmap
Flowmap yaitu bagan alir dokumen yang menunjukan arus laporan dari formulir
yang dipergunakan, juga merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan dari
sistem secara keseluruhan, menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang sudah
ada di dalam sistem serta menunjukan apa yang dikerjakan di dalam sistem.
(Bodnar, 2006, hal. 42)
Tabel 2.3
Simbol Flowmap
No Simbol Nama Keterangan
Menunjukan dokumen sebagai masukan/
1. Dokumen
keluaran baik secara manual/ melalui komputer.
Proses Menunjukan proses yang dikerjakan secara
2.
Manual manual.
Menunjukan proses yang dikerjakan oleh
Operasi
3. komputer.
Komputerisasi
Menunjukan operasi input secara manual melalui
4. Manual Input keyboard.
Penyimpanan Digunakan untuk penyimpanan data sebagai arsip
5.
Dokumen secara manual.
6. Aliran Data Menunjukan aliran data antar proses.
Menggambarkan fungsi input/output pada saat
11 Display informasi disajikan ke pengguna pada saat
pemrosesan
Sumber : Bodnar,G.H (2006)
22
42. 2.6.2 Data Flow Diagram (DFD)
Edward Yourdon dan Tom DeMarco memperkenalkan metode pembuatan Data
Flow Diagram (DFD) pada tahun 1980-an di mana mengubah persegi dengan sudut
lengkung dengan lingkaran untuk menotasikan. DFD menurut Edward Yourdon dan
Tom DeMarco popular digunakan sebagai model analisis sistem perangkat lunak
untuk sistem perangkat lunak yang akan diimplementasikan dengan pemrograman
terstruktur.
Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Diagram Aliran
Data (DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan
transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan
(input) dan keluaran (output). (Shalahudin & Rosa, 2011, hal. 64)
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data
dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa
maupun rancangan system yang mudah dikomunikasikan oleh professional system
kepada pemakai maupun pembuat program.
DFD dapat digunakan untuk mempresentasikan sebuah sistem atau perangkat
lunak pada beberapa level abstraksi. DFD dapat dibagi menjadi beberapa level yang
lebih detail untuk mempresentasikan aliran informasi atau fungsi yang lebih detail.
DFD menyediakan mekanisme untuk pemodelan fungsional ataupun pemodelan
aliran informasi. Oleh karena itu, DFD lebih sesuai digunakan untuk memodelkan
fungsi-fungsi perangkat lunak yang akan diimplementasikan menggunakan
pemrograman terstruktur dengan fungsi-fungsi dan prosedur-prosedur.
Berikut ini adalah notasi DFD menurut Yourdan dan DeMarco yang ditunjukkan
pada gambar 2.4.
Gambar 2.4
Notasi DFD Menurut Yourdan dan DeMarco
23
43. Berikut ini adalah notasi DFD menurut Yourdan dan DeMarco yang ditunjukkan
pada gambar 2.5.
Gambar 2.5
Notasi DFD Menurut Gene dan Serson
Syarat-syarat pembuatan DFD sebagai berikut.
a. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD
b. Pemberian nomor pada komponen proses
c. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat
d. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit
e. Pemastian DFD yang dibuat itu konsisten secara logika
Pemberian nama pada komponen proses lebih baik menunjukkan aturan-aturan
yang akan dilaksanakan oleh seseorang dibandingkan dengan memberikan nama
atau identitas orang yang akan melaksanakan.
Pemberian nama untuk komponen data store menggunakan kata benda, karena
data store menunjukkan data dan informasi yang dibutuhkan dan yang dikeluarkan
oleh system dalam melaksanakan tugasnya. Begitu pula dengan komponen alur
data. Dalam pembuatan DFD tidak memiliki terlalu banyak proses (maksimal enam
proses) dengan data store, alur data, dan terminator yang berkaitan dengan proses
tersebut dalam satu diagram.
Dalam penggambaran DFD tidak ada aturan baku. Tapi dari beberapa referensi
yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat adalah. (Leman, 1998, hal. 1)
a. Identifikasikan terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat didalam
sistem
b. Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan entitas luar
c. Buat Diagram Konteks (Context Diagram)
24
44. Diagram konteks adalah diagram level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya.
Caranya :
1) Tentukan nama sistemnya
2) Tentukan batasan sistemnya
3) Tentukan terminator apa saja yang ada dalam system
4) Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator dari/ke sistem
5) Gambarkan diagram konteks
yang masuk didalam lingkaran konteks (symbol proses) adalah kegiatan
pemrosesan informasi (Batas Sistem). Kegiatan informasi adalah mengambil data
dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filing data, misalnya
mempersiapkan dokumen, memasukkan, memeriksa, mengklasifikasi, mengatur,
menyortir, menghitung, meringkas data, dan melakukan filing data (baik yang
melakukan secara manual maupun yang dilakukan secara terotomatisasi).
d. Buat Diagram Level Zero
Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks.
Caranya :
1) Tentukan proses utama yang ada pada sistem
2) Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses dari/ke
sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang
masuk/keluar dari suatu level harus sama dengan alur data yang
masuk/keluar pada level berikutnya).
3) Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber
maupun tujuan alur data.
4) Gambarkan diagram level zero
Hindari perpotongan arus data, beri nomor proses utama (nomor tidak
menunjukkan urutan proses).
e. Buat Diagram Level Satu
Diagram ini adalah proses dekomposisi dari diagram level zero.
Cara membuat diagram level satu sebagai berikut.
1) Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang
ada di level zero.
25
45. 2) Tentukan apa yang diterima/diberikan masing-masing sub-proses
ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan.
3) Gambarkan diagram level satu.
Hindari perpotongan arus data, beri nomor pada masing-masing sub-
proses yang menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya.
Contoh : 1.1, 1.2, dan seterusnya.
f. Buat Diagram Level dua, tiga, ...
Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses
dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan kedalam
program. Aturan yang digunakan sama dengan diagram level satu.
Beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat DFD sebagai berikut.
a. Pemberian nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Setiap penurunan ke level yang lebih harus mampu merepresentasikan
proses tersebut dalam spesifikasi proses yang jelas. Sehingga
seandainya belum cukup jelas maka seharusnya diturunkan ke level
yang lebih rendah.
2) Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu.
3) Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level
yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang
sederhana mungkin tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak
semua proses dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang
sama juga.
4) Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-
down.
5) Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di evel n harus
berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level
n+1. Dimana level n+1 tersebut mendefinisikan sub-proses pada level n
tersebut.
6) Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefinisikan kembali
pada level n+1, sedangkan penyimpanan yang muncul pada level n
26
46. tidak harus muncul pada level n-1 karena penyimpanan tersebut
bersifat lokal.
7) Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk
mengidentifikasi external event dimana system harus memberikan
respon. External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang
berkaitan dengan pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan
sistem kita memberikan respon.
b. Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan
penyimpanan lainnya (harus melalui proses).
c. Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan
entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.
d. Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah
mengeluarkan output yang disebut dengan istilah black hole.
e. Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak
pernah digunakan untuk proses.
f. Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang terbatas
yang disebut dengan istilah magic prosess.
g. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran,
diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah
penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterisk (*)
atau garis silang (#), begitu dengan bentuk penyimpanan.
h. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data
berbeda.
2.6.3 Spesifikasi Proses
Untuk mendeskripsikan proses yang terjadi pada level yang paling dasar dalam
diagram arus data, spesifikasi proses mendeskripsikan secara jelas apa yang
dilakukan ketika masukan ditransformasikan menjadi keluaran.
2.6.4 Kamus Data
Menurut Mahyuzir (1989, hal. 3) Kamus data merupakan data mengenai beberapa
data. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi mengenai definisi struktur,
27