Teks tersebut merangkum tentang budidaya ikan gurame, meliputi biologi dan morfologi ikan gurame, serta cara pemeliharaan induk ikan gurame. Ikan gurame adalah ikan air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Teks tersebut menjelaskan tentang klasifikasi, ciri morfologi, kebiasaan hidup, jenis, kualitas air, pakan tambahan, hama dan penyakit, serta cara pemeliharaan indu
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan GurameWarta Wirausaha
Teks tersebut membahas budidaya ikan gurame, termasuk sejarah singkat, sentra perikanan, jenis, manfaat, persyaratan lokasi, dan pedoman teknis budidaya seperti penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, pemeliharaan induk, pembenihan, dan pemeliharaan bibit. Teks ini memberikan panduan lengkap tentang proses budidaya ikan gurame mulai dari persiapan, pembenihan, hingga pemeliharaan benih.
Dokumen tersebut membahas empat jenis ikan hias air laut dan air tawar, yaitu Blue Tang, Clownfish, Koki, dan Discus. Ikan Blue Tang dan Clownfish adalah jenis ikan hias air laut, sedangkan Koki dan Discus adalah jenis ikan hias air tawar. Dokumen memberikan informasi tentang ciri-ciri fisik, habitat asli, dan makanan masing-masing jenis ikan hias tersebut.
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihWarta Wirausaha
Dokumen tersebut membahas budidaya ikan kakap putih di keramba jaring apung. Ia menjelaskan bahwa ikan kakap putih memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dibudidayakan di perairan dengan kedalaman 5-7 meter, kecepatan arus 20-40 cm/detik, dan kadar garam 27-32 ppt. Budidaya dilakukan dengan menempatkan benih berukuran 50-75 gram di keramba jaring seluas 3x3x3 meter yang ter
Cara ternak Udang kara lobster air tawar LAT di 017-2839861. Rena zainal2
Dokumen ini membahas tentang ternakan udang kara air tawar (LAT). LAT adalah jenis krustasea yang hidup di air tawar dan memiliki potensi untuk diternakkan karena daya tahannya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan, siklus reproduksi yang cepat, dan permintaan pasar yang meningkat. Dokumen ini juga menjelaskan cara pemeliharaan LAT yang relatif mudah dibandingkan udang air lain dan potensi bisnis yang ditawarkan oleh tern
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan GurameWarta Wirausaha
Teks tersebut membahas budidaya ikan gurame, termasuk sejarah singkat, sentra perikanan, jenis, manfaat, persyaratan lokasi, dan pedoman teknis budidaya seperti penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, pemeliharaan induk, pembenihan, dan pemeliharaan bibit. Teks ini memberikan panduan lengkap tentang proses budidaya ikan gurame mulai dari persiapan, pembenihan, hingga pemeliharaan benih.
Dokumen tersebut membahas empat jenis ikan hias air laut dan air tawar, yaitu Blue Tang, Clownfish, Koki, dan Discus. Ikan Blue Tang dan Clownfish adalah jenis ikan hias air laut, sedangkan Koki dan Discus adalah jenis ikan hias air tawar. Dokumen memberikan informasi tentang ciri-ciri fisik, habitat asli, dan makanan masing-masing jenis ikan hias tersebut.
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihWarta Wirausaha
Dokumen tersebut membahas budidaya ikan kakap putih di keramba jaring apung. Ia menjelaskan bahwa ikan kakap putih memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dibudidayakan di perairan dengan kedalaman 5-7 meter, kecepatan arus 20-40 cm/detik, dan kadar garam 27-32 ppt. Budidaya dilakukan dengan menempatkan benih berukuran 50-75 gram di keramba jaring seluas 3x3x3 meter yang ter
Cara ternak Udang kara lobster air tawar LAT di 017-2839861. Rena zainal2
Dokumen ini membahas tentang ternakan udang kara air tawar (LAT). LAT adalah jenis krustasea yang hidup di air tawar dan memiliki potensi untuk diternakkan karena daya tahannya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan, siklus reproduksi yang cepat, dan permintaan pasar yang meningkat. Dokumen ini juga menjelaskan cara pemeliharaan LAT yang relatif mudah dibandingkan udang air lain dan potensi bisnis yang ditawarkan oleh tern
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
Lobster adalah hewan laut yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Lobster mengandung protein tinggi, asam lemak omega 3, vitamin, dan mineral yang baik untuk jantung. Jenis lobster terbagi menjadi lobster laut dan air tawar, beberapa jenis lobster di Indonesia adalah Black Tiger, Yabby, dan Zebra Biak.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Ikan gurame merupakan ikan air tawar asli Indonesia yang bernilai ekonomis tinggi dan senang hidup di perairan tenang seperti kolam, rawa, dan danau. Terdapat 6 jenis gurame berdasarkan produktivitas dan ukuran dewasa serta 3 warna berdasarkan warna tubuhnya. Gurame membutuhkan perairan tenang dengan suhu 24-28 derajat celsius dan arus air yang tidak terlalu deras untuk dibudidayakan.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari sejarah singkat ikan nila, sentra perikanannya di Indonesia, jenis ikan nila, manfaatnya sebagai sumber protein hewani, persyaratan lokasi budidaya, pedoman teknis budidaya mencakup penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, pembenihan, dan pemeliharaan pembesaran ikan nila.
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari Afrika dan telah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Proses budidaya ikan nila meliputi pembenihan, pembesaran, dan panen. Pembenihan dilakukan dengan memelihara induk ikan hingga menghasilkan larva, kemudian larva dibesarkan hingga siap panen.
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi, regulasi ion, dan efisiensi pemanfaatan pakan pada udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi salinitas yang optimal bagi pertumbuhan udang vannamei dengan mempelajari beban kerja osmotik, perubahan kandungan elektrolit, dan daya dukung lingkungan terhadap pemanfaatan pakan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 jenis ikan air tawar yang bisa dikonsumsi di Indonesia, termasuk ikan mas, nila, lele, patin, gurame, bawal, gabus, tawes, mujair, dan bandeng. Ikan-ikan tersebut memiliki ciri khas masing-masing dan dapat dibudidayakan.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya ikan lele, mulai dari persiapan kolam, pemilihan benih, pemberian pakan, pengelolaan air dan kolam, hingga panen. Jenis kolam yang direkomendasikan adalah kolam tanah dengan kedalaman 1-1,5 meter, dan kepadatan tebar benih 200-400 ekor/m2. Pakan utama harus kaya protein hewani dan diberikan 3-6% dari bobot ikan per hari, disertai pakan
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum hipofisasi pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan, tinjauan pustaka tentang pemijahan ikan dan karakteristik ikan mas, serta proses pemijahan ikan mas secara alamiah dan buatan.
Dokumen ini memberikan panduan tentang budidaya ikan gurame, mulai dari memilih induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan, hingga pemanfaatan hasil budidaya. Ikan gurame cocok dibudidayakan di DKI karena tidak memerlukan air mengalir. Tata cara budidayanya meliputi pemilihan induk berumur 3-7 tahun, pemijahan di kolam, penetasan telur selama 30-36 jam, dan pendederan benih selama 5 hari awal tanpa p
Dokumen ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai ikan bandeng, mulai dari taksonomi, morfologi, habitat, makanan, pertumbuhan, keunggulan gizi, dan cara pengolahan seperti presto dan penggorengan. Ikan bandeng memiliki potensi besar sebagai sumber protein yang berkualitas.
Dokumen tersebut merangkum tentang proposal pembesaran ikan bawal air tawar di kolam semi permanen. Ia membahas latar belakang, tinjauan pustaka tentang morfologi dan lingkungan hidup ikan bawal, sarana dan prasarana budidaya seperti kolam, benih dan pakan, serta teknik pembesaran meliputi persiapan kolam, penebaran benih, dan pemeliharaan ikan sampai penuaian.
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
Lobster adalah hewan laut yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Lobster mengandung protein tinggi, asam lemak omega 3, vitamin, dan mineral yang baik untuk jantung. Jenis lobster terbagi menjadi lobster laut dan air tawar, beberapa jenis lobster di Indonesia adalah Black Tiger, Yabby, dan Zebra Biak.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Ikan gurame merupakan ikan air tawar asli Indonesia yang bernilai ekonomis tinggi dan senang hidup di perairan tenang seperti kolam, rawa, dan danau. Terdapat 6 jenis gurame berdasarkan produktivitas dan ukuran dewasa serta 3 warna berdasarkan warna tubuhnya. Gurame membutuhkan perairan tenang dengan suhu 24-28 derajat celsius dan arus air yang tidak terlalu deras untuk dibudidayakan.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari sejarah singkat ikan nila, sentra perikanannya di Indonesia, jenis ikan nila, manfaatnya sebagai sumber protein hewani, persyaratan lokasi budidaya, pedoman teknis budidaya mencakup penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, pembenihan, dan pemeliharaan pembesaran ikan nila.
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari Afrika dan telah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Proses budidaya ikan nila meliputi pembenihan, pembesaran, dan panen. Pembenihan dilakukan dengan memelihara induk ikan hingga menghasilkan larva, kemudian larva dibesarkan hingga siap panen.
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi, regulasi ion, dan efisiensi pemanfaatan pakan pada udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi salinitas yang optimal bagi pertumbuhan udang vannamei dengan mempelajari beban kerja osmotik, perubahan kandungan elektrolit, dan daya dukung lingkungan terhadap pemanfaatan pakan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 10 jenis ikan air tawar yang bisa dikonsumsi di Indonesia, termasuk ikan mas, nila, lele, patin, gurame, bawal, gabus, tawes, mujair, dan bandeng. Ikan-ikan tersebut memiliki ciri khas masing-masing dan dapat dibudidayakan.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya ikan lele, mulai dari persiapan kolam, pemilihan benih, pemberian pakan, pengelolaan air dan kolam, hingga panen. Jenis kolam yang direkomendasikan adalah kolam tanah dengan kedalaman 1-1,5 meter, dan kepadatan tebar benih 200-400 ekor/m2. Pakan utama harus kaya protein hewani dan diberikan 3-6% dari bobot ikan per hari, disertai pakan
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum hipofisasi pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan, tinjauan pustaka tentang pemijahan ikan dan karakteristik ikan mas, serta proses pemijahan ikan mas secara alamiah dan buatan.
Dokumen ini memberikan panduan tentang budidaya ikan gurame, mulai dari memilih induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan, hingga pemanfaatan hasil budidaya. Ikan gurame cocok dibudidayakan di DKI karena tidak memerlukan air mengalir. Tata cara budidayanya meliputi pemilihan induk berumur 3-7 tahun, pemijahan di kolam, penetasan telur selama 30-36 jam, dan pendederan benih selama 5 hari awal tanpa p
Dokumen ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai ikan bandeng, mulai dari taksonomi, morfologi, habitat, makanan, pertumbuhan, keunggulan gizi, dan cara pengolahan seperti presto dan penggorengan. Ikan bandeng memiliki potensi besar sebagai sumber protein yang berkualitas.
Dokumen tersebut merangkum tentang proposal pembesaran ikan bawal air tawar di kolam semi permanen. Ia membahas latar belakang, tinjauan pustaka tentang morfologi dan lingkungan hidup ikan bawal, sarana dan prasarana budidaya seperti kolam, benih dan pakan, serta teknik pembesaran meliputi persiapan kolam, penebaran benih, dan pemeliharaan ikan sampai penuaian.
Dokumen tersebut membahas tentang ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mas koki (Carrasius auratus). Ikan nila merupakan ikan air tawar yang berasal dari Afrika dan telah dibudidayakan di Indonesia. Ikan nila mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan perairan dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Sedangkan ikan mas koki berasal dari Cina dan hidup di habitat air tawar seperti sungai dan danau.
Dokumen tersebut membahas tentang ikan, termasuk ciri-ciri dan contoh ikan air tawar, air laut, dan air payau. Ikan dibedakan berdasarkan habitatnya yaitu air tawar (contoh: lele, nila), air laut (contoh: tuna, cakalang), dan air payau (contoh: belanak, bandeng).
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) di karamba jaring apung. Ikan kuwe merupakan salah satu jenis ikan hias laut yang memiliki pertumbuhan cepat dan potensi untuk dikembangkan secara budidaya. Dokumen tersebut menjelaskan biologi, karakteristik, dan teknik budidaya ikan kuwe.
Dokumen ini membahas 15 jenis ikan hasil tangkapan nelayan di kawasan pesisir pantai Tabanio, Kalimantan Selatan. Jenis-jenis ikan tersebut diantaranya Synaptura albomaculata, Sardinella fimbriata, dan Caranx tille. Ikan-ikan tersebut diidentifikasi berdasarkan ciri morfologi untuk mengetahui keanekaragaman spesies ikan di kawasan tersebut.
Udang memiliki berbagai organ indera termasuk chemoreseptor yang berfungsi untuk mendeteksi makanan. Chemoreseptor utama udang terdapat pada antenula dan memiliki rambut-rambut halus yang peka terhadap zat kimia dalam lingkungan. Chemoreseptor memungkinkan udang menemukan sumber makanan dengan sensitivitas tinggi meskipun dari jarak jauh.
Teks tersebut membahas tentang teknik pembenihan udang putih banana shrimp (Penaeus merguiensis). Udang ini dianggap sebagai harapan baru untuk bisnis perudangan nasional karena tahan penyakit, tidak membutuhkan impor bibit, dan memiliki harga jual tinggi. Teknik pembenihannya meliputi seleksi induk, pengangkutan, pemeliharaan, dan ablasi untuk merangsang reproduksi.
Budidaya ikan konsumsi meliputi berbagai jenis ikan air tawar, air payau, dan air laut. Beberapa langkah penyiapan wadah meliputi perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam, pengeringan, pengapuran, dan pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami. Jenis wadah meliputi kolam, bak, dan akuarium.
Dokumen tersebut membahas mengenai perikanan ikan sarden di Selat Bali dan perikanan ikan sarden di Samudera Pasifik Amerika Utara. Ikan sarden adalah ikan pelagis kecil yang banyak dikonsumsi di dunia. Salah satu pusat perdagangan ikan sarden terletak di Kabupaten Banyuwangi, Bali. Dokumen ini juga membahas mengenai faktor-faktor lingkungan di perairan Selat Bali serta daerah penangkapan ikan sarden di
Modul ini membahas pengolahan hasil perikanan dan peternakan. Ia menjelaskan berbagai jenis ikan air tawar, payau, dan laut serta daging ayam dan sapi yang sering diolah menjadi makanan. Jenis-jenis ikan dan daging tersebut memiliki nilai gizi yang tinggi untuk kesehatan.
1. BUDIDAYA IKAN GURAME
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar wilayah dunia terdiri atas air yang luas. Ikan merupakan
organisme akuatik yang memiliki organ yang komplek dan terdiri atas
beberapa organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan
adalah salah satu hewan yang hidup didaerah perairan dan tergolong
hewan berdarah dingin, artinya temperatur tubuhnya mengikuti
temperatur air dimana ia berada. Umunya ikan bernafas dengan
menghirup udara dari air dengan menggunakan insang. Ikan mengambil
udara dari permukaan air, bila didalam air kekurangan udara. Kecuali
pada beberapa genus yang mempunyai kantung udara untuk menghisap
oksigen apabila tempat hidupnya didalam lumpur.
Ikan terdapat di daerah perikanan laut dan daerah perikanan darat.
Banyak sekali macam ikan yang terdapat di daerah perikanan darat. Ikan
tersebut dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu ikanpeliharaan, ikanbuas
dan ikan liar. Ikan merupakan salah satu sumber protein bagi manusia,
antara lain ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan ikan asli
perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan
Cina. Merupakan salah satu ikan labirinth dan secara taksonomi termasuk
2. famili Osphronemidae. Ikan gurame adalah salah satu komoditas yang
banyak dikembangkan oleh para petani, hal ini dikarenakan permintaan
pasar cukup tinggi.
Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang sudah cukup
dikenal dan banyak diminati di Indonesia. Hal ini karena ikan gurame
memiliki kelebihan yaitu rasa daging yang enak, pemeliharaan mudah
serta harga relatif stabil. Ikan ini sudah lama dikenal orang dan telah
banyak dibudidayakan. Namun usaha-usaha yang dilakukan untuk
menunjang ke arah budi daya yang intensif belum banyak dilaksanakan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya pertambahan
penduduk yang diiringi dengan semakin meningkatnya kebutuhan
protein hewani oleh masyarakat setiap tahunnya maka, perlu adanya
peningkatan produksi ikan gurame, maka perlu adanya perluasan
pembudidayaan ikan gurame dengan peningkatan produksi ikan secara
massal, baik secara kuantitas maupun kualitasnya, sehingga dapat
dijadikan sebagai komoditas baru terhadap ikan lain yang biasa
dipasarkan.
1.2 Tujuan
Mengetahui dan mempelajari biologi dan morfologi ikan Gurame
(Osphronemus gouramy).
1.3 Manfaat
Memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang ikan Gurame
(Osphronemus gouramy).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biologi ikan Gurami
A. Klasifikasi ikan
3. Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan
air tawar yang dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli
Indonesia yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta salah satu jenis
ikan yang senang tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan dalam
seperti kolam, rawa, telaga, danau serta waduk (Djuhanda, 1981; Rusdi,
1988).
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirintichi
Subordo : Anabantoide
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus gouramy (Susanto, 1989)
B. Morfologi ikan
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan
tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah.
Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan
benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0 s/d
2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak
berwarna hitam berjumlah 8 sampai 10 buah dan pada daerah pangkal
ekor terdapat titik hitam bulat (Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi,
2002).
Gurame juga memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang
dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar.
Mulutnya kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong.
4. Bibir bawah terlihat menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Ujung
mulut dapat disembulkan sehingga tampak monyong.
Penampilan gurame dewasa berbeda dengan yang masih muda.
Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk
kepala dan dahi. Warna dan perilaku gurame muda jauh lebih menarik
dibandingkan gurame dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001).
Sedangkan pada ikan muda terdapat delapan buah garis tegak. Bintik
gelap dengan pinggiran berwarna kuning atau keperakan terdapat pada
bagian tubuh diatas sirip dubur dan pada dasar sirip dada terdapat bintik
hitam (Susanto, 2001).
Ikan gurame tergolong dalam ordo Labirynthici yang memiliki alat
pernapasan tambahan yang disebut labirin, yaitu lipatan-lipatan
epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang
pertama, sehingga ikan dapat mengambil oksigen langsung dari udara.
Adanya alat pernapasan tambahan ini memungkinkan ikan gurami dapat
hidip dalam perairan yang kadar oksigennya rendah (Departemen
pertanian, 1999).
a. Kebiasaan Hidup
Di alam, gurame mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti
rawa, situ, dan danau. Di sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan
gurame. Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti
ketika gurame sangat mudah dipelihara di kolam-kolam tergenang.
Walau gurame dapat dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai,
perairan yang paling otimal untuk budidaya adalah yang terletak pada
ketinggian 50 – 40 m diatas permukaan laut seperti di Bogor, Jawa Barat.
Ikan ini masih bertoleransi sampai pada ketinggian 600 m diatas
permukaan laut seperti di Banjarnegara, Jawa Tengah. Yang jadi patokan
adalah suhu air dilingkungan hidupnya. Suhu ideal untuk ikan gurami
adalah 24 – 28 0C (Sitanggang dan Sarwono, 2001).
b. Jenis Ikan Gurame
5. Peternak gurame membedakan ada 6 macam varietas atau strain gurame
berdasarkan daya produksi telur, kecepatan tumbuh, ukuran/bobot
maksimal gurame dewasa. Masing-masing adalah Angsa (soang, geese
gourami), Jepun (jepang, japonica), Blausafir, Paris, Bastar (pedaging),
dan Porselan. Selain 6 strain diatas, berdasarkan warna terdapat gurame
Hitam, Albino (putih), dan Belang. Gurame hitam paling banyak
dijumpai, sedangkan yang lain jarang. Hal tersebut disebabkan gurame
albino dan belang kurang disukai, karena pertumbuhannya yang sangat
lambat (Sitanggang dan Sarwono, 2001).
Gurami Angsa/Soang bisa mencapai panjang maksimal 65 cm dengan
total berat 6-12 kg. Sedangkan gurame Jepun hanya mampu tumbuh
hingga mencapai berat total 3,5 kg dengan panjang hanya 45 cm (Susanto,
1989). Gurame Porselin unggul dalam menghasilkan telur, per sarang
mampu menghasilkan 10.000 butir. Gurame ini oleh para pembenih
dijuluki top of the pop alias gurami pilihan. Untuk gurame dengan
kategori produksi telur kurang adalah gurame Bastar. Per sarang hanya
menghasilkan 2.000-3.000 telur, akan tetapi gurame ini memiliki
keunggulan yaitu tumbuh lebih cepat dari warietas lainnya.
c. Kualitas Air
Air untuk mengairi komplek kolam harus tersedia setiap saat, kalau perlu
tersedia sepanjang tahun. Volume air jangan berlebihan, karena dapat
mengakibatkan banjir. Debit air merupakan jumlah air yang mengalir
dalam saluran dihitung dengan ukuran liter per detik. Untuk
pemeliharaan gurame secara tradisional pada kolam khusus, debit air
yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan
secara polikultur (semi intensif) debit air yang paling ideal adalah antara
6-12 liter/detik (Sitanggang dan Sarwono, 2001).
Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas,
derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor
tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan (Wardoyo, 1981).
d. Pakan Tambahan
Upaya untuk mencarikan pengganti daun-daun yang disukai gurame
sekaligus merupakan kunci untuk membongsorkan tubuh gurame, yang
6. dianggap cukup efektif dewasa ini ada dengan menyediakan makanan
tambahan yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Pada
kegiatan Kerja Praktek ini ada 3 jenis makanan tambahan, yaitu Pellet,
Keong Emas, dan Serangga (Jangkrik).
e. Pellet
Pellet merupakan makanan tambahan bagi gurame yang sudah dikenal.
Bahan pembentuk pellet tidak lain adalah campuran dari berbagai bahan
makanan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung daging, tepung daun,
tepung dedak, dan lain sebagainya. Antara bahan yang tinggi kandungan
proteinnya dicampurkan dengan bahan makanan yang rendah dengan
perbandingan tertentu, sehingga didapatkan kandungan protein seperti
yang dikehendaki. Dan bentuk pellet seperti butiran-butiran kapur tulis
namun ukurannya lebih kecil.
Keong Emas (Pomacea sp.) merupakan salah satu hama penting pada
pertanaman padi sawah. Sebagai hewan yang menyukai habitat perairan,
maka kehidupan dan pergerakan (mobilitas) keong emas sangat
dipengaruhi oleh keadaan air pada habitatnya. Dengan tersedianya keong
emas dalam jumlah yang banyak pada alam khususnya pada area
persawahan, maka keong emas dapat dimanfaatkan sebagai pakan
tambahan untuk ikan selain hanya berperan sebagai hama padi
Serangga sebagai makanan tambahan gurame bisa juga memanfaatkan
potensi serangga yang suka berkeliaran dimalam hari. Pada
kenyataannya, sekalipun gurame termasuk ikan herbivora (pemakan
tumbuhan), mereka tidak menolak apabila suatu ketika (tanpa
disengaja) ada serangga yang terjatuh ke dalam kolam. Untuk dan
karena itulah maka kita bisa memanfaatkan serangga yang banyak
disekitar kita sebagai makanan gurame yang murah, namun tinggi
kandungan proteinnya.
f. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit pada budidaya ikan gurame sering menimbulkan
kegagalan serta kerugian besar. Adapun beberapa hal yang menyebabkan
timbulnya penyakit berupa kesuburan kolam dampak dari pemupukan,
7. makanan, kepadatan ikan yang tinggi serta kualitas air yang buruk
(Kabata, 1985).
Hama adalah hewan yang berukuran lebih besar dan mampu
menimbulkan gangguan pada ikan. Beberapa pemangsa utama ikan
gurame dari jenis hama yang sering ditemukan pada usaha budidaya ikan
gurame adalah ular, belut, katak, dan burung pemakan ikan. Dilihat dari
jenis pemangsa air menurut Heinz dan Kline (1973), musuh utama ikan
gurame terbagi atas ikan liar pemangsa dan beberapa jenis ikan
pemelihara. Untuk menghindarai ikan gurame dari ikan-ikan pemangsa,
pada pipa pemasukan air dipasang serumbung dan saringan ikan agar
hama tidak masuk ke dalam kolam.
Jenis penyakit yang sering mengganggu dalam budidaya ikan gurame
adalah penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa
Ichthyopthirius multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame.
Protozoa ini menjadi parasit yang sulit diberantas karena kehadirannya
sering kali diliputi oleh lendir yang sulit ditembus oleh larutan obat
(Kabata, 1985). Mereka menyerang ikan dibawah selaput lendir ikan yang
merupakan benteng pertahanan utama bagi ikan (Kabata, 1985).
Selain itu, jenis penyakit yang juga sering menyerang induk ikan gurame
adalah Argulus indicus. Parasit ini tergolong Crustacea tingkat rendah
yang hidup sebagai ektoparasit. Menurut Radiopoetro (1983), Argulus
indicus menempel pada sirip atau sisik pada induk ikan gurame.
g. Induk Ikan Gurami
Pada ikan gurame perbedaan kelamin jantan dengan betina bisa dilihat
dari perbedaan bentuk dahi, warna dasar sirip dada, warna dagu dan
kepekaan pangkal ekor (Susanto, 1989).
h. Kolam Pemeliharaan Induk Ikan Gurami
Bila dihubungkan dengan lingkungan hidupnya, ikan gurame merupakan
ikan yang senang mendiami badan perairan yang relatif tenang. Kolam
sebagai media pemeliharaan ikan gurame juga salah satu hal yang sangat
penting. Dalam pemeliharaan induk ikan gurame, keberadaan kolam
8. hendaknya dekat dengan sumber air yang berupa mata air, sungai atau
pompa air. Tempat yang paling ideal adalah lembah yang dasarnya
mendatar di kaki kedua lereng sungai yang berlenggak-lenggok ditengah
dataran (Tim Lentera, 2002).
Sebagai ikan yang senang mendiami perairan yang tenang, keberadaan
arus hendaknya tidak terlalu mendominasi. Namun menurut Asmawi
(1983), arus dapat digunakan dalam pemeliharaan induk dengan syarat
debit airnya tidak terlalu deras. Arus air yang terlalu deras akan
mengganggu aktivitas gurame yang memiliki badan pipih, sehingga
berenangnya yang memang sudah lambat akan semakin lebih lambat.
Gurame yang terganggu ketenangannya akan menjadi stress, marah, dan
mengamuk serta mengacak-acak dasar kolam.
Air yang mengalir ke dalam kolam sebaiknya diendapkan terlebih dahulu,
karena dikhawatirkan air yang masuk banyak mengandung bahan-bahan
atau unsur-unsur kimia yang dapat mengganggu metabolisme ikan serta
dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit pada kolam yang pada
akhirnya akan menyerang induk ikan gurame. Selain itu, sumber air yang
terlalu banyak mengandung bahan kimia juga akan menganggu keinginan
induk ikan gurame untuk memijah.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan sebagai berikut :
1. Tubuh ikan gurame (Osphronemus gouramy) memiliki garis lateral
tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi
pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. memiliki bentuk fisik khas
badannya pipih, agak panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang
kuat dengan tepi agak kasar.
2. Habitat ikan gurame di alam mendiami perairan yang tenang dan
tergenang seperti rawa, situ, dan danau.
3. Ikan gurame memiliki 6 macam varietas atau strain berdasarkan daya
produksi telur, kecepatan tumbuh, ukuran/bobot maksimal gurame
dewasa. Masing-masing adalah Angsa (soang, geese gourami), Jepun
9. (jepang, japonica), Blausafir, Paris, Bastar (pedaging), dan
Porselan.berdasarkan warna terdapat Hitam, Albino (putih), dan Belang.
4. Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas,
derajat keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor
tersebut harus dikendalikan dalam budidaya ikan.
5. Pakan tambahan bagi ikan gurame adalah pelet, keong mas dan
serangga.
6. Penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa
Ichthyopthirius multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Informasi Teknik Perikanan. Balai Budidaya Air Tawar
Sukabumi. Sukabumi.
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Gramedia, Jakarta.
Departemen Pertanian. 1986. Budidaya Gurami. Balai Informasi
Pertanian Jawa Barat. Bandung.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Heinz, H. R. and Kline. 1973. Fish Panthology. FFA Publication Inc. West
Sylvania Aveneu, Neptune, New Jersey. 512 pp.
Kabata, Z. 1985. Parasit and Diseases Fish Culture in The Tropic. Taylor
and Francis, London.
Radiopoetro. 1983. Zoology Vertebrata. Erlangga, Jakarta. 56 pp.
Rusdi, T. 1988. Usaha Budidaya Gurami. Simplek, Jakarta. 73 pp.
Sitanggang, M. dan Sarwono, B. 2001. Budidaya Gurami (Edisi Revisi).
Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Penebar swadaya. Jakarta.
10. Tim Lentera. 2002. Cermat dan Tepat Memasarkan Gurami. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Wardoyo, S.T. 1981. Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan. Analisis Dampak Lingkungan, Bogo