Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Budaya masyarakat jepun
1. BUDAYA MASYARAKAT JEPUN – SEJARAH PAKAIAN DI JEPUN
Budaya Masyarakat
Jepun :
Sejarah Pakaian
Disediakan oleh :
Elizawaty Ramlee
2.
3. • Kurotomesode : kimono paling formal dan
biasanya di pakai wanita yang sudah menikah.
• Irotomesode : kimono yang di pakai oleh wanita
dewasa yang sudah menikah/belum menikah untuk
menghadiri acara formal.
• Furisode : adalah kimono paling formal untuk
wanita muda yang belum menikah.
• Homongi: adalah kimono formal untuk wanita,
sudah menikah atau belum menikah.
• Iromuji : adalah kimono semiformal, namun boleh
dijadikan kimono formal apabila iromuji tersebut
memiliki lambang keluarga (kamon).
• Tsukesage : Tsukesage adalah kimono
semiformal untuk wanita yang sudah atau belum
menikah.
• Komon : Komon adalah kimono santai untuk
wanita yang sudah atau belum menikah.
• Tsumugi : adalah kimono santai untuk
dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang
sudah atau belum menikah.
• Yukata : adalah kimono nonformal yang
dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai
di musim panas, misalnya sewaktu melihat
pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari
pada perayaan obon.
Kimono a da la h kostum kha s ra kya t J epun. Seja ra h
kimono bermula da ripa da a na k sulung da ri periode
J omon. Asuka za ma n penga ruh buda ya Ta ng, kimono
berla pis seremonia l tera ng da ri za ma n Heia n. Da la m
seja ra h kebuda ya a n kimono, J epun tida k da pa t
dipisa hka n da ri kimono. Seca ra umum "Kimono"
a da la h "mengena ka n pa ka ia n pa nja ng denga n forma t
la ma ” Kimono a da la h kostum na siona l J epun . Ba ru -
ba ru ini, kimono a ntik popula r di ka la nga n genera si
muda . Terja lin denga n ca ra tra disiona l tua di ma sa
depa n buda ya kimono ba ru, buda ya ma sa depa n ya ng
inda h kimono J epun a ka n terus berkemba ng.
4. Kimono zaman Jomon dan zaman Yayoi berbentuk seperti
baju terusan. Dari situ arkeologi tumpukan kulit kerang zaman
Jomon ditemukan haniwa. Pakaian atas yang dikenakan
haniwa disebut kantoi . Dalam Gishiwajinden (buku sejarah Cina
mengenai tiga negara) ditulis tentang pakaian sederhana untuk
laki-laki. Sehelai kain diselempangkan secara horizontal pada tubuh
lelaki seperti pakaian biksu, dan sehelai kain dililitkan di kepala.
Pakaian wanita dinamakan kantoi. Di tengah sehelai kain
dibuat lubang untuk memasukkan kepala. Tali digunakan sebagai
pengikat di bagian pinggang. Menurut Gishiwajinden, kaisar wanita
bernama Himiko dari Yamataikoku (sebutan zaman dulu untuk
Jepang) “selalu mengenakan pakaian kantoi berwarna putih”. Serat
rami merupakan bahan pakaian untuk rakyat biasa, sementara
orang berpangkat mengenakan kain sutra.
5. Pakaian zaman Kofun mendapat pengaruh dari daratan Cina, dan
terdiri dari dua potong pakaian :
• pakaian atas
• pakaian bawah
Haniwa mengenakan baju seperti mantel yang dipakai menutupi
kantoi. Pakaian bahagian bawah berupa rok yang dililitkan
dipinggang. Dari penemuan haniwa terlihat pakaian berupa celana
berpipa lebar seperti hakama.
Pada zaman Kofun mulai dikenal pakaian yang dijahit. Bahagian
depan kantoi dibuat terbuka dan lengan baju bagian bawah mulai
dijahit agar mudah dipakai. Selanjutnya, baju atas terdiri dari dua
jenis kerah :
Kerah datar sampai persis di baw ah leher (agekubi)
Kerah berbentuk huruf “V” (tarekubi) yang dipertemukan di
bagian dada.
6. Pada zaman Nara terjadi perubahan dalam cara
mengenakan kimono. Kalau sebelumnya kerah
bahagian kiri harus berada di bawah kerah bahagian
kanan, sejak zaman Nara, kerah bahagian kanan
harus berada di bawah kerah bahagian kiri. Cara
mengenakan kimono dari zaman Nara terus
dipertahankan hingga kini. Hanya orang meninggal
dipakaikan kimono dengan kerah kiri berada di
bawah kerah kanan. Busana dan aksesori zaman
Nara banyak dipengaruhi budaya Cina yang masuk ke
J epun. Pengaruh budaya Dinasti Tang ikut
mempopularkan baju berlengan sempit yang disebut
kosode untuk dikenakan sebagai pakaian dalam.
Wanita zaman Heian mengenakan pakaian berlapis-lapis
yang disebut jūnihitoe. Ada tiga jenis pakaian untuk
lelaki pada zaman Heian:
• Sokutai (pakaian upacara rasmi berupa setengah
lengkap)
• I-kan (pakaian untuk tugas resmi sehari-hari yang
sedikit lebih ringan dari sokutai)
• Noshi (pakaian untuk kesempatan pribadi yang
terlihat mirip dengan i-kan).
Rakyat biasa mengenakan pakaian yang disebut
suikan atau kariginu iaitu harafiah: baju berburu.
Dalam kalangan aristokrat menjadikan kariginu sebagai
pakaian sehari-hari sebelum diikuti kalangan samurai.
7. Pada zaman Sengoku, kekuasaan pemerintahan
berada di tangan samurai. Samurai mengenakan
pakaian yang disebutsuikan. Pakaian jenis ini
nantinya berubah menjadi pakaian yang disebut
hitatare. Pada zaman Muromachi,
hitatare merupakan pakaian resmi samurai. Pada
zaman Muromachi dikenal kimono yang disebut suō ,
iaitu sejenis hitatare yang tidak menggunakan kain
pelapis dalam. Ciri khas suō adalah lambang
keluarga dalam ukuran besar di delapan tempat.
Setelah Jepun kalah dalam Perang Dunia II, wanita Jepun
mulai kembali mengenakan kimono sebelum akhirnya
ditinggalkan kerana tuntutan modernisasi. Dibandingkan
kerumitan memakai kimono, pakaian Barat dianggap
lebih praktis sebagai pakaian sehari-hari.
Hingga pertengahan tahun 1960-an, kimono masih
banyak dipakai wanita Jepun sebagai pakaian sehari-hari.
Pada saat itu, kepopularan kimono muncul kembali
setelah diperkenalkannya kimono berwarna-warni dari
bahan wol. Wanita zaman itu menyukai kimono dari wol
sebagai pakaian untuk kesempatan santai.