Dua bos bersaing menunjukkan kebodohan sopir mereka dengan memberikan perintah konyol. Kedua sopir kemudian bertemu dan saling mengklaim bosnya lebih bodoh. Artikel ini mengingatkan bahwa semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan bukan hak kita untuk dengan sembarangan menilai orang lain. Lebih baik kita fokus pada diri sendiri untuk terus belajar dan tumbuh.
1. Muhaemien.blogspot.com
Bodoh Teriak Bodoh
Dua orang Bos 'berlomba' menonjolkan kebodohan sopirnya. Bos A kemudian memanggil
sopirnya, "Sono, tolong beli mobil BMW seri terbaru dengan uang Rp 100 ribu ini". "Baik
Tuan". Dengan cepat Sono berlalu.
Bos A dengan senyum kemenangan, "Tuh lihat sendiri kan betapa bodohnya sopir saya". "Ah
itu sih belum apa-apa dibanding kebodohan sopirku", sahut Bos B. "Sunu, tolong cek apakah
Bapak (Bos B) ada di rumah saat ini". "Segera Tuan" sahut Sunu. Diapun segera berlalu.
Dengan tertawa keras Bos B memandang Bos A untuk menunjukkan bahwa dialah yang
menang dalam 'pertandingan kebodohan' ini.
Kedua sopir kemudian bertemu di jalan. Sono berkata, "Ampun deh Bosku itu sangat tolol".
"Ah kamu sih belum tahu kalau Bosku jauh lebih tolol dibanding Bosmu", respon Sunu.
Tidak mau kalah Sono menyambung, "Bayangkan Bosku memberi uang Rp 100 ribu untuk
membeli BMW seri terbaru. Mana mungkin itu ???". "Masa Bos tidak tahu kalau hari ini hari
Minggu. Mana ada show room yang buka sehingga aku bisa membeli mobil BMW seri terbaru
?".
"Iya.. ya benar juga. Tapi dengar dulu ceritaku sebelum kamu berpikir bahwa Bosmulah yang
paling bodoh". "Masa Bosku minta tolong aku untuk mengecek apakah dia yang saat ini
bersama Bosmu di sini, ada di rumah saat ini ?. Aneh sekali". "Kan Bosku punya HP, kenapa
dia tidak langsung telpon ke rumah untuk menanyakan apakah dia ada di rumah atau tidak
saat ini?".
Mungkin kita akan tersenyum lebar membaca cerita di atas sambil berpikir apakah benar ada
orang sebodoh Sono dan Sunu, kedua sopir tersebut.
Dalam dunia nyata, kita sangat dekat dengan orang-orang 'bodoh' yang teriak 'bodoh' seperti
kedua sopir yang mengatakan kedua Bos mereka bodoh tanpa mereka mengerti bahwa
sebenarnya mereka 'lebih bodoh'. Bahkan, tanpa bertendensi apapun, jangan-jangan kitapun
termasuk kelompok 'bodoh teriak bodoh' ini.
Banyak orang yang terbiasa mencela orang lain terutama karena kesalahan dan kekurangan
orang lain tersebut. Tidak jarang celaan itu muncul dari pikiran iri, dengki, takut kalah, dan
lain-lain penyakit pikiran yang banyak menghinggapi orang jaman sekarang. Padahal setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada keterbatasan dalam diri setiap orang. Tidak
ada yang sempurna segala-galanya. Apakah kita memiliki hak untuk mengatakan orang lain
bodoh, selalu salah, jelek, dan lain-lain yang tidak baik ? Bukankah kita sendiri pasti pernah
melakukan kesalahan dan 'kebodohan' sewaktu kita belum 'sepintar' saat ini ?
Bos A dan B juga termasuk kelompok 'bodoh teriak bodoh' karena mempertandingkan
kebodohan sopirnya. Mereka tidak sadar bahwa merekapun dikatakan bodoh oleh kedua sopir
yang dibodoh-bodohi oleh mereka walaupun pemberian 'cap bodoh' oleh kedua sopir kepada
kedua Bos dalam konteks yang berbeda.
Kita perlu sering 'berkaca' dan mengevaluasi diri untuk terus melakukan perbaikan terhadap
diri sendiri baik dalam tataran pemahaman maupun perbuatan langsung melalui pikiran,
2. Muhaemien.blogspot.com
ucapan dan perbuatan.
Jangan habiskan waktu kita untuk mencari-cari kesalahan dan kekurangan orang
lain. Manfaatkan waktu tersebut untuk mengolah diri menjadi lebih baik dari waktu
ke waktu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita menjadi orang-
orang yang punya daya saing tinggi untuk berkompetisi dalam dunia bisnis atau
profesional, dan sosial kemasyarakatan.
Pada akhirnya kita tidak akan terperosok ke dalam kelompok 'bodoh teriak bodoh' dan bisa
menjadi orang-orang yang 'pintar', yang tidak mudah memberikan klaim atau label (terutama
'bodoh') kepada orang lain.
Penulis : Toni Yoyo, STP, MM, MT