Dokumen tersebut membahas tentang hewan memamah biak (ruminansia) seperti sapi, kerbau, dan kambing. Hewan-hewan ini memiliki sistem pencernaan khusus dengan empat ruang lambung untuk memfasilitasi proses pengunyahan makanan sebanyak dua kali. Sistem pencernaan ini memungkinkan hewan-hewan tersebut mencerna selulosa dari tumbuhan.
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)opimus
Â
media dan teknologi pembelajaran berbasis powerpoint untuk membuat siswa lebih tertarik dengan pelajaran biologi dibuat dengan gambar dan desain yang menarik
Pencernaan pada manusia dan ruminansia (uas)opimus
Â
media dan teknologi pembelajaran berbasis powerpoint untuk membuat siswa lebih tertarik dengan pelajaran biologi dibuat dengan gambar dan desain yang menarik
Struktur dan fungsi organ Digestive & Ekresi , Struktur dan fungsi organ Syaraf & Endokrin , Struktur dan fungsi organ Respirasi , Struktur dan fungsi organ Sirkulasi, Struktur dan fungsi organ Reproduksi, Prinsip dasar ekologi
3. RUMINANSIA
Hewan memamah biak (Ruminansia) adalah
hewan herbivora murni, misalnya sapi,
kerbau, dan kambing. Disebut hewan
memamah biak karena memamah atau
mengunyah makanannya sebanyak dua fase.
Next
4. Next
Pertama saat makanan tersebut masuk ke mulut.
Makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus dan
terus ditelan. Selang beberapa waktu makanan
tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk
dikunyah sampai halus. Makanan hewan memamah
biak berupa rumput atau tumbuhan.
Sel tumbuhan tersusun dari bahan selulosa yang
sulit dicerna. Oleh karena jenis makanan tersebut,
hewan memamah biak mempunyai sistem
pencernaan dengan struktur khusus yang berbeda
dengan hewan karnivora dan omnivora.
6. Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri
atas organ-organ berikut.
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda
dengan mamalia lain dalam hal berikut.
a. Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai
untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti
rumput.
b. Gigi taring (caninus) tidak berkembang.
c. Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar
dan lebar.
Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah
secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur
dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam
lambung melalui esofagus.
7. Next
2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara
rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi
proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek
dan lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi).
Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi,
diperkirakan sekitar 5 cm.
3. Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk
menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah
kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga
terjadi proses pembusukan dan peragian.
9. Next
a. rumen (perut besar/perut urat daging),
b. retikulum (perut jala),
c. omasum (perut buku),
d. abomasum (perut kelenjar/perut masam).
Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur
dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%,
retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan
yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah
yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa
dengan pH ± 8,5.
10. Dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan
sebagai berikut.
Next
a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan
yang ditelan. Setelah rumen cukup terisi makanan,
sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan
Protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang
menguraikan polisakarida, misalnya enzim: hidrolase, amilase,
oligosakharase, glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi
untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga terdapat enzim
yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan enzim
pencerna lemak.
11. b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk
kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh
bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-
gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan
dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum.
Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong
kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna
(dimamah kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu,
gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke
omasum melewati rumen dan retikulum.
Next
12. C. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang
memproduksi enzim yang akan bercampur dengan
bolus. Makanan
dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari
gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi
air), kemudian gumpalan makanan
diteruskan keabomasum.
Next
13. Next
d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan
bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum
merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini
terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh
enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan
oleh dinding abomasum sama dengan yang
terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya,
enzim pepsin merombak protein menjadi asam amino.
14. Next
Asam klorida (HCl) selain mengaktifkan pepsinogen
yang dikeluarkan dinding abomasum, juga sebagai
desinfektan (zat pembunuh bakteri, karena bakteri akan
mati pada pH yang sangat rendah). Namun, bakteri yang
mati dapat dicerna menjadi sumber protein bagi hewan
memamah biak. Kemudian, makanan yang telah halus dari
ruang abomasum didorong masuk ke usus halus. Di usus
halus ini sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh
darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya sisa makanan keluar
melalui anus.
16. 3 3 0 0 0 0 3 3 Rahang atas
M P C I I C P M Jenis gigi
3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah
Susunan gigi sapi sebagai berikut.
Keterangan:
I : Insisivus = gigi seri
C : Caninus = gigi taring
P : Premolare = gigi geraham depan
M: Molare = gigi geraham belakang
17. Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi
(hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian ata
dan taring, tetapi memiliki geraham lebih banyak dibandingka
dengan manusia. Hal ini sesuai dengan fungsinya untuk
mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel
tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.