RA. Kartini adalah pahlawan wanita di Indonesia. Beliau terkenal dengan semboyan "habis gelap terbitlah terang" yang memperjuangkan hak-hak kaum wanita dalam kehidupan masyarakat kala itu.
RA. Kartini adalah pahlawan wanita di Indonesia. Beliau terkenal dengan semboyan "habis gelap terbitlah terang" yang memperjuangkan hak-hak kaum wanita dalam kehidupan masyarakat kala itu.
Dewi Sartika adalah salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Ia berjuang untuk kaum wanita, untuk meningkatkan harkat dan martabat wanita, sehingga tercapai persamaan derajat.
Cerpen bernuansa romantis ini dibuat untuk tugas dalam pelajaran Bahasa Indoensia, yaitu mengarang Cerita Pendek.
---
Astrid adalah siswi yang mandiri dan pintar, sedangkan Okto adalah pemain band yang butuh bantuan siswi pintar untuk mendapatkan nilai yang baik pada pelajaran Logaritma.
Bagaimana jika mereka sekelas?
Dewi Sartika adalah salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Ia berjuang untuk kaum wanita, untuk meningkatkan harkat dan martabat wanita, sehingga tercapai persamaan derajat.
Cerpen bernuansa romantis ini dibuat untuk tugas dalam pelajaran Bahasa Indoensia, yaitu mengarang Cerita Pendek.
---
Astrid adalah siswi yang mandiri dan pintar, sedangkan Okto adalah pemain band yang butuh bantuan siswi pintar untuk mendapatkan nilai yang baik pada pelajaran Logaritma.
Bagaimana jika mereka sekelas?
1. KELOMPOK INGGRIS
AHMAD FADHLAN MUNANDZAR
IVANNY JULISA UTAMI
NANDA PERMANA RIZQULLAH
NUNGKY ANDRIANI DINAR W
SITI FITRIYATUL ALAWIYAH
2. TAHUKAH KAMU SIAPA R.A.
KARTINI?
• R.A. Kartini adalah
salah seorang dari
sekian banyak
pahlawan nasional yang
dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Kartini
merupakan tokoh
pejuang wanita dalam
memperjuangkan hak-hak
kaum perempuan
di Indonesia
3. MASA KECIL
• Raden Ajeng Kartini dilahirkan pada 21
april 1879 di Desa Mayong, kab. Jepara,
Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden
Mas Adipati Ario Sosroningrat, Bupati
Jepara. Ibunya bernama Ngasirah.
• Kartini adalah anak kelima dari 11 orang
bersaudara kandung dan tiri. Keluarga
R.A. Kartini adalah keluarga Bupati.
4. PENDIDIKAN R.A. KARTINI
• Pada 1886, ketika berumur tujuh tahun kartini mulai
bersekolah. Ia menjadi murid di Sekolah Kelas Dua
Belanda di Kota Jepara. Di sekolah tersebut, hanya
anak-anak pribumi dari keluarga bangsawan, Belanda
indo, dan Belanda asli yang diterima. Bahasa
pengantar yang digunakan di sekolah tersebut
adalah bahasa Belanda.
• Pada tahun 1898, ketika berusia 12 tahun, Kartini
tamat Sekolah Dasar. Ia berharap akan melajutkan
pelajaran ke sekolah menengah. Akan tetapi, hal
tersebut tidak terwujud. Pada waktu itu
kesempatan mengenyam pendidikan untuk kaum
perempuan terbatas, berbeda dengan kaum laki-laki.
5. MASA MUDA DALAM
PINGITAN
• Berdasarkan kebiasaan adat istiadat yang
berlaku saat itu, seorang anak gadis bangsawan
yang telah berusia 12 tahun sudah dianggap
dewasa.
• Kartini menyampaikan keinginannya kepada
ayahnya untuk melanjutkan Sekolah. Ayahnya
membenarkan permintaannya. Tetapi, sebagai
seorang bangsawan, ia masih terikat pada
kebiasaan dan istiadat. Dengan berat, ia
menolak keinginan Kartini. Mendengar keputusan
Ayahnya, Kartini merasa sangat sedih.
6. MASA DEWASA MASA PENUH
CITA-CITA
• Pada 1895, ketika Kartini berusia 16 tahun, kakak
perempuannya yang bernama Sulastri, menikah.
Sejak saat itu Kartini menjadi perempuan tertua
dirumahnya.
• Pada 1898, Kartini dengan kedua adik perempuannya
dibebaskan dari pingitan oleh orangtuanya. Mereka
diperkenankan pergi ke daerah lain untuk melihat-lihat
keadaan. Pada saat itu, hal seperti ini tidak
dialami gadis-gadis lain. Tindakan keluarga Kartini
ini mejadi bahan perbincangan dikalangan para
bangsawan. Walaupun Kartini telah mendapatkan
banyak kebebasan, tetapi Kartini belum diizinkan
oleh orangtuanya untuk melanjutkan pendidikannya.
7. TEMAN-TEMAN YANG PERNAH
BERKIRIM SURAT DENGAN
KARTINI
• Tn. E.C. Abendanon
• Nona Stella H. Zeehandelaar
• Ny. M.C.E. Ovink-Soer
• Tn. Prof. Dr. G.K. Anton
• Ny. H.G. De bootij-Boussevain
• Tn. H.H. Van Kol dan Ny. Nellie Van Kol
• Tn J.H. Abendanon dan Ny. Abendanon
8. MENIKAH DAN MENERUSKAN
CITA-CITA
• Pada saat awal pendirian sekolah yang baru dirintis,
Rukmini menikah. Hal ini membuat Kartini terpaksa
mengambil langkah untuk perjuangan selanjutnya. Ia
harus mempunyai pendamping yang bisa membantu
mewujudkan cita-citanya. Kartini kemudian
menerima lamaran dari Bupati Rembang Raden
Adipati Djojoadiningrat untuk dijadikan istri.
• Pada 7 Juli 1903, ketika Kartini sedang sibuk
menyiapkan pernikahannya, ia menerima surat.
Isinya adalah jawaban pemerintah Hindia Belanda
terhadap permohonannya untuk melanjutkan
sekolah. Namun, kesempatan yang diidam-idamkannya
itu datang pada saat yang tidak tepat.
9. • Kartini kemudian membuat surat balasan kepada
pemerintah Hindia Belanda yang berisi
ketidaksediaan dirinya menerima beasiswa
tersebut dan usulan agar beasiswa itu sebaiknya
diberikan kepada Agus Salim.
• Agus Salim sendiri tidak tahu tentang
permohonan Kartini. Dalam kenyataannya, Agus
Salim tidak pergi belajar ke Belanda, ia kelak
malah aktif di organisasi pemudan dan kemudian
menjadi salah seorang pemimpin bangsa
Indonesia sampai akhir hayatnya
10. MASA BERUMAH TANGGA
• Pada 8 November 1903, Kartini secara resmi
menikah dengan Bupati Rembang Raden Adipati
Djojoadiningrat.
• Raden Adipati Djojoadiningrat adalah seorang
yang baik hati, penyayang, berbudi, dan
pikirannya jernih. Ia mengerti dan mendukung
cita-cita Kartini. Dukungannya itu diwujudkan
dengan mendirikan sekolah di Rembang sesuai
dengan cita-cita Kartini. Mereka mengajukan
permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda
bantuan atau subsidi untuk sekolah Kartini.
Akhirnya, sekolah anak gadis mereka dirikan
dirumahnya sendiri.
11. • Selain itu, Kartini dan suaminya bercita-cita
mendirikan sekolah pertukangan untuk laki-laki.
Lalu, ia mengumpulkan para seniman ukir yang
mengangur untuk bekerja di tempatnya.
• Kartini menganjurkan mereka untuk membuat
peti-peti jahitan, kotak rokok, meja kursi, dsb.
• Stelah selesai, barang-barang tersebut dijual
ke kota besar, seperti Semarang dan Jakarta.
Oleh karena itu, ukiran Jepara mulai dikenal
diluar daerah
12. WAFAT
• Usia perkawinan Kartini tidak lama.
Beberapa bulan setelah menikah, ia hamil
dan dalam masa kehamilan itulah ia jatuh
sakit. Setelah melahirkan puteranya
yang pertama, bernama Raden Mas
Susalit, kesehatannya terus menurun.
Pada 17 September 1904, ia wafat dalam
usia 25 tahun. Jenazahnya dikebumikan
di Desa Bulu, Rembang, Jawa Tengah.
13. BUKU YANG DICIPTAKAN R. A.
KARTINI
• Habis Gelap Terbitlah Terang
Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door
Duisternis Tot Licht disajikan dalam
bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap
Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini
diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn
Pane, salah seorang sastrawan pelopor
Pujangga Baru, tercatat sebagai salah
seorang penerjemah surat-surat Kartini ke
dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun
juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.