SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bab I Besaran dan Satuan
Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya panjang
benda, massa benda, lamanya waktu lari mengelilingi sebuah lapangan disebut
besaran. Dalam kehidupan di dunia masyarakat terdapat satuan-satuan yang tidak
standar atau tidak baku, misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan
tersebut tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang
berbeda. Satu jengkal orang dewasa lain dengan satu jengkal anak-anak. Itulah
sebabnya jengkal dan depan tidak dijadikan satuan yang standar dalam
pengukuran fisika. Oleh karena itu, kami menyusun makalah Besaran dan Satuan
agar kita dapat mengukur sesuatu sesuai dengan ukuran yang sama antara satu
orang dengan orang lainnya.
Bab II Usaha dan Energi
Dalam kehidupan manusia, usaha dan energi berperan vital maka perlu
pendalamam untuk dapat menguasai materi usaha dan energy. Kita tahu bahwa
setiap perilaku kita menghasilkan usaha dan memerlukan energy. Energy adalah
hal yang paling dibutuhkan di dunia ini karena banyak sekali pemanfaatan sumber
daya alam untuk dijadikan energy yang mudah dan murah.
Bab III Momentum dan Impuls
Implus didefinisikan sebagai besarnya perubahan momentum yang
disebabkan oleh gaya yang terjadi pada waktu singkat. Definisi lain dari impuls
(diperoleh dari penurunan Hukum II Newton) adalah hasil kali antara gaya singkat
yang bekerja pada benda dengan waktu kontak gaya pada benda (biasanya sangat
kecil).
Berdasarkan definisi di atas, momentum dan implus sering terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari, maka penting bagi kita untuk mempelajari momentum
dan implus untuk mengetahui sebab akibat dari setiap kejadian dalam kehidupan
sehari-hari.
2
Bab IV Elastisitas
Didalam kehidupan yang semakin canggih, kita tidak pernah terlepas dari
kata fisika. Misalnya pegas, walaupun kadang kita tidak menyadari hal tersebut.
Ketika mengendarai sepeda motor atau berada dalam sebuah mobil, yang bergerak
di jalan atau yang permukaanya tidak rata atau dengan kata lainnya yaitu
berlubang. Pegas membantu mengerem atau meredam hingga kita bisa berhenti.
Gerak suatu benda tegar yang merupakan suatu abstraksi matematis guna
memudahkan perhitungan karena semua benda nyata sampai suatu batas tertentu,
berubah dibawah pengaruh gaya yang dikerjakan terhadapnya. Hubungan antara
setiap jenis tegangan dengan regangan yang bersangkutan penting peranannya
dalam ilmu fisika yang disebut dengan teori elastis atau pada ilmu kekuatan bahan
di bidang pemesinan.
Konstanta suatu pegas dan mempelajari hubungan antara gaya pegas dan
pertambahan panjang pegas. Dengan latar belakang tersebut kami menyusun
makalah dengan sub bab elastisitas.
1.2 Rumusan Masalah
Bab I Sistem Satuan
1. Apakah yang dimaksud dengan system satuan dan contohnya dalam
system satuan SI dan British?
2. Apakah yang dimaksud dengan satuan dasar dan satuan turunan?
3. Bagaimana cara melakukan konversi satuan?
Bab II Usaha dan Energi
4. Apa yang dimaksud dengan usaha dan energi?
5. Apa yang dimaksud dengan energi kinetic?
6. Apa yang dimaksud dengan energi potensial gravitasi?
7. Apa yang dimaksud dengan energi potensial elastic?
8. Bagaimana bunyi Hukum Kekekalan Energi?
9. Apa yang dimaksud dengan daya?
10. Bagaimana hubungan daya dengan kecepatan?
Bab III Impuls dan Momentum
11. Apa yang dimaksud dengan impuls dan momentum?
3
12. Apa satuan impuls dan momentum?
13. Bagaimana bunyi hokum Kekekalan Momentum Linear?
14. Apa yang dimaksud dengan tumbukan tidak elastic?
15. Apa yang dimaksud dengan tumbukan elastic?
Bab IV Elastisitas
16. Apa yang dimaksud dengan tegangan (stress)?
17. Apa yang dimaksud dengan regangan (strain)?
18. Apa yang dimaksud dengan elastisitas dan plastisitas?
19. Apa yang dimaksud dengan modulus elastic?
20. Apa yang dimaksud dengan konstanta gaya?
1.3 Tujuan
Bab I Sistem Satuan
1. Menjelaskan pengertian system satuan dan contohnya dalam system satuan
SI dan British.
2. Menjelaskan pengertian satuan dasar dan satuan turunan.
3. Menjelaskan cara melakukan konversi satuan.
Bab II Usaha dan Energi
4. Menjelaskan pengertian usaha dan energi.
5. Menjelaskan pengertian energi kinetic.
6. Menjelaskan pengertian energi potensial gravitasi.
7. Menjelaskan pengertian energi potensial elastic.
8. Menjelaskan bunyi Hukum Kekekalan Energi.
9. Menjelaskan pengertian daya.
10. Menjelaskan hubungan daya dengan kecepatan.
Bab III
11. Menjelaskan pengertian impuls dan momentum.
12. Menjelaskan satuan impuls dan momentum.
13. Menjelaskan bunyi hukum Kekekalan Momentum Linear.
14. Menjelaskan pengertian tumbukan tidak elastic.
15. Menjelaskan pengertian tumbukan elastic.
Bab IV
16. Menjelaskan pengertian tegangan (stress).
4
17. Menjelaskan pengertian regangan (strain).
18. Menjelaskan pengertian elastisitas dan plastisitas.
19. Menjelaskan pengertian modulus elastic.
20. Menjelaskan pengertian konstanta gaya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bab I Sistem Satuan
2.1.1 Besaran dan Satuan
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat ditentukan (diukur) nilainya
dengan angka dan memiliki satuan. Satuan adalah suatu besaran dapat dinyatakan
dalam berbagai sistem satuan diantaranya Sistem Internasional, sistem MKS
(meter kilogram sekon), Sistem CGS (centimeter gram sekon) bahkan juga ada
British Sistem atau Sistem Inggris. Sistem yang berlaku ada yang bersifat umum
dan lokal. Dalam Fisika sistem MKS dan CGS adalah sistem satuan yang bersifat
umum, sedangkan sistem yang berlaku secara internasional yaitu Sistem
Internasional (SI). British Sistem atau Sistem Inggris adalah sistem satuan yang
berlaku lokal hanya untuk beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Tabel 1.1 Sistem satuan dasar pada sistem matriks
Sistem Satuan MKS CGS
1. Panjang Meter cm
2. Massa Kg gr
3. Waktu Sec sec
4. Gaya Newton Dyne
5. Usaha N.m = joule dyne.cm = erg
6. Daya joule/sec erg/sec
Tabel 1.2 Sistem satuan British
Sistem Satuan British
1. Panjang foot ( kaki )
2. Massa Slug
3. Waktu Sec
4. Gaya pound ( lb )
5. Usaha ft.lb
6. Daya ft.lb/sec
6
2.1.2 Macam-macam Besaran
Berdasarkan jenisnya, besaran di bagi menjadi dua, yaitu:
2.1.2.1 Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih
dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Dalam Satuan Internasional,
besaran pokok ada 7 (tujuh) macam, yaitu panjang (p), massa (m), waktu (t), suhu
(T), kuat arus listrik (I), kuat cahaya, dan jumlah zat (n).
Satuan yang ditetapkan sebagai satuan internasional (SI) harus memenuhi tiga
syarat :
1. bersifat tetap (tidak mengalami perubahan)
2. bersifat internasional (berlaku dimana-mana)
3. bersifat mudah ditiru (mudah dibuat atau diperbanyak lagi).
Tabel 1.3 Matrik Besaran Pokok
No. Besaran Pokok Satuan dalam SI Lambang Satuan
1. Panjang Meter M
2. Masa Kilogram Kg
3. Waktu Sekon S
4. Kuat arus Ampere A
5. Suhu Kelvin K
6. Intensitas cahaya Candela Cd
7. Jumlah zat Mole Mol
2.1.2.2 Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran-besaran yang diturunkan dari besaran-besaran
pokok.
Tabel 1.4 Matrik Besaran Turunan
No. Besaran Turunan Nama Satuan Lambang Satuan
1. Luas meter² m²
2. Volume meter³ m³
3. Massa jenis kilogram/meter³ kg/m³
7
4. Kecepatan meter/sekon m/s
5. Gaya Newton N
6. Usaha Joule J
7. Daya Watt W
Tabel 1.5 Matrik Awalan dalam Satuan
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
1018 exa- E 10-1 desi- d
1015 peta- P 10-2 senti- c
1012 tera- T 10-3 mili- m
109 giga- G 10-6 mikro- Μ
106 mega- M 10-9 nano- n
103 kilo- K 10-12 piko- p
102 hekto- H 10-15 femto- f
101 deka- Da 10-18 ato- a
2.1.3 Konversi Satuan
Konversi satuan adalah perubahan dari suatu sistem satuan ke sistem
satuan yang lain. Konversi satuan tidak pernah merubah nilai dari suatu
besaran.
Tabel 1.6 Konversi Panjang
Cm M Km In ft Mil
1 sentimeter 1 10-2 10-5 0,4
3,3 x 10-
2
6,2 x 10-
6
1 meter 100 1 10-3 40 3,3
6,2 x 10-
4
1 kilometer 105 103 1 4 x 104 3,3 x 103 6,2 x 10-
1
1 inchi 2,540
25,4 x
10-3
25,4 x
10-6 1
8,3 x
10-2
15,74 x
10-6
1 feet 30,48
30,48 x
10-2
30,48 x
10-5 12 1
18,9 x
10-5
1 mil
160,9 x
103 1.609
160,9 x
10-2
643,6 x
102 5.310 1
8
Tabel 1.7 Konversi Luas
M2 Cm2 Ft2 In2
1 meter persegi 1 104 10,76 1549,9
1 sentimeter
Persegi
10-4 1 10,76 x 10-4 1549,9 x 10-4
1 foot persegi 92,9 x 10-3 929 1 14,4 x 10-4
1 inchi persegi
0,6452 x 10-
3 6,542 6,94 x 10-3 1
Tabel 1.8 Konversi Volume
M2 Cm2 L In2
1 meter kubik 1 106 103 6,1 x 10-6
1 sentimeter
Kubik
10-6 1 10-3 6,1 x 10-12
1 liter 10-3 103 1 6,1 x 10-9
1 inchi kubik 16,39 x 10-4 1639 16,39 x 10-1 1
Tabel 1.9 Konversi Tekanan
Atm Dyne/cm2 Cm Hg Pa Lb/in2
1 atmosfer 1 10,67 x 105 75,98 10,13 x 104 14,69
1 dyne/cm2 936,9 x
10-9 1
71,185 x
10-6
9.490,79 x
10-5
1.3763,06x
10-9
1 cm air
raksa
13,16 x
10-3
140,42 x
10-2 1 1.333,1
193,32 x
10-3
1 Pascal =
1 N/m2
9,869 x
10-6 10,53
749,84 x
10-6 1
144,97 x
10-6
1 lb/in2 =
1 psi
68,05 x
10-3 726,1 x 102 5.170,44 x
10-3 6893 1
9
Tabel 1.10 Konversi Massa
G Kg slug Oz Lb
1 gram 1 10-3 68,5 35,2 x 10-3 2,2 x 10-3
1 kilogram 1000 1 68,5 x 103 35,2 2,2
1 slug
14,59 x
103 14,59 1 513.568 32.098
1 ounce 28,35
28,35 x
10-3 1.941,975 1 62,37 x 10-3
1 pound 453,6
453,6 x
10-3 31.071,6
15.966,72 x
10-3 1
Tabel 1.11 Konversi Massa Jenis
Slug/ft3 kg/m3 g/cm3 pound/ft3 pound/in3
1 Slug/ft3 1
5,15 x 10-
4 0,515 3,2 x 10-5 18,6 x 10-3
1 kg/m3 1,940 x
10-3 1
99,9 x
10-5 6,21 x 10-8 36,08 x
10-3
1 g/cm3 1,940 9,99 x 10-4 1 6,21 x 10-5 36,08 x 10-3
1 pound/ft3 31,08 x
10-3
160,06 x
10-7 16 x 10-3 1
578,09 x
10-3
1
pound/in3 53,71
276,60 x
10-4 27,66
171,87 x
10-5 1
Tabel 1.12 Konversi Daya
Btu/h Ft.lb/s hp Kal/s Kw w
1 British
termal unit
per jam
1
21,6 x
10-2
39,29 x
10-5
69,97 x 10-
3
29,29 x
10-5
29,29 x
10-2
1 footpound
per sekon
4,628 1
181,83 x
10-5
323,82 x
10-3
135,55 x
10-5
6,2 x
10-4
1
horsepower
2545
54972 x
10-2 1
178073,65
x 10-3
74543,05
x 10-5
6,2 x
10-1
1 kalori per
sekon
14,29
308,664
x 10-3 561,4541
x 10-5 1
418,55 x
10-5
418,55
x
10-2
1 kilowatt 3413
73720,8
x 10-2
134.096
x
10-5
238.807,61
x 10-3 1 999,66
1 watt 3,413
73,72 x
10-2
134,09 x
10-5
238,807 x
10-3
99,96 x
10-5 1
10
Tabel 1.13 Konversi Kecepatan
Ft/s Km/jam m/s ml/jam Cm/s Knot
1 foot per
sekon
1 1,09 0,3 0,68 30,48 0,59
1 km per
jam
0,9113 1 0,27 0,62 27,77 0,53
1 meter
per sekon
3,821 3,57 1 2,23 100,004 1,97
1 mile per
jam
1,467 1,6 0,44 1 44,71 0,86
1 cm per
sekon
0,0328
0,035
0,0098 0,022 1 0,02
1 knot 1,688 1,84 0,05064 1,147 51,45 1
Tabel 1.14 Konversi Usaha dan Jumlah Panas
Btu erg ft.lb hp.h J kal
kW
h
1 btu 1
10,
55
x10
9
778,
21
64,7
2 x
10-5
10,55 252
293
x10
-6
1 erg
94,
81
x
10-
12
1
73,7
8 x
10-9
61,3
6 x
10-3
10-7
23,8
9
x10-9
27,
78
x10
-15
1 foot
pound
1,2
85
x
10-3
13,
55
x10
6
1
83,1
6 x
10-10
135,5
2x
10-4
323,
82 x
10-3
37,
63
x10
-8
1
hourse
power-
jam
154
5
26,
85
x10
12
1,98
x
106
1
16,29
x 104
641,
4
x103
45,
25
x
10-2
1 joule 948 107 73,7 372, 1 23,8 277
11
,1 x
10-6
8 5 x
10-6
9 x
104
,7
x10
-7
1
kalori
3,9
68
x
10-3
41,
86
x10
6
3,08
7
256,
81 x
10-8
418,5
x
10-4
1
1,1
62
x10
-6
1
kilowa
tt-jam
341
3
36
x10
12
25,6
5 x
106
22,0
8 x
104
3,6
x105
860,
1
x103
1
Tabel 1.15 Konversi Gaya
dyne N Lb Pdl gf kgf
1 dyne
1 10-5
22,48
x
10-5
72,3 x
10-6
1,02 x
10-3
10,19
x
10-7
1 newton
105 1 22,48 7,23 101,9
10,19
x
10-2
1 pound
4,448
x 103
4,448 1
321,6
x 10-3
4,532
45,32
x 10-
4
1
poundal 13830
13,83
x 10-
2
3,108 1 14,10
14,10
x 10-
3
1 gram
gaya 980,7
9,807
x 10-
3
22,046
x 10-2
70,93
x 10-3
1
99,93
x
10-5
1
kilogram
gaya
980,7
x 103
980,7
x 10-
2
220,46 70,91 999,33 1
12
Bab II Usaha dan Energi
2.2.1 Pengertian Usaha dan Energi
1. Usaha
Usaha adalah besarnya gaya yang diberikan pada suatu benda sehingga
benda tersebut mengalami perpindahan. Usaha sangat dipengaruhi oleh dorongan
dan tarikan (gaya). Apabila gaya disimbolkan dengan F dan perpindahan dengan
s, secara matematis usaha dituliskan dalam persamaan berikut.
Dengan : W = usaha (lb.ft)
F = gaya (lb)
s = perpindahan (ft)
Namun hal ini hanya berlaku jika gaya (F) dan sudut yang terbentuk (𝜃) adalah
konstan terhadap arah gerak titik tangkapnya.
Jika usaha yang dilakukan membentuk sudut 𝜃 terhadp perpindahan, maka
berlaku rumus :
2. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi
merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk energy ke bentuk energi lain.
Lambang untuk energi adalah E, satuannya adalah SI adalah joule (J). satuan
energi dalam satuan british adalah lb.ft.
2.2.2 ENERGI KINETIK
Energi kinetic hanya bergantung pada kecepatan/lajunya (v) dan bukan
pada arah benda itu bergerak. Sehingga apabila gaya besar, perpindahannya kecil
atau sebaliknya.
Rumus Energi kinetic adalah :
W = F.s
𝑾 = 𝑭. 𝒔. 𝐜𝐨𝐬 𝜽
𝑬 𝒌 =
𝟏
𝟐
𝒎. 𝒗 𝟐
13
Jika usaha positif, energi kinetic akhir (𝐸𝑘1) lebih besar daripada energi
kinetik mula-mula (𝐸𝑘2) maka energi kinetic bertambah, dan sebaliknya. Dalam
hal khusus, usaha sama dengan nol, sehingga energi kinetiknya konstan.
Sehingga 𝑊 = 𝐸𝑘2 − 𝐸𝑘1.
Energi kinetic biasanya dinyatakan dalam satuan Joule, erg.,atau foot-pound(lb.ft).
2.2.3 ENERGI POTENSIAL GRAVITASI
Gaya gravitasi ke bawah terhadap benda karena itu konstan. Arah gaya
gravitasi berlawanan dengan perpindahan keatas. Sedangkan rumus energi
potensial dituliskan dengan rumus 𝐸 𝑝 = 𝑚𝑔ℎ, sehingga rumus usaha gravitasi
adalah :
Karena usaha total sama dengan perubahan energi kinetik, maka
Atau dapat juga ditulis
1
2
𝑚𝑣2
2
+ 𝑚𝑔ℎ2 =
1
2
𝑚𝑣1
2
+ 𝑚𝑔ℎ1, sehingga dapat
diketahui bahwa jumlah dari energi potensial dan energi kinetic disebut energi
mekanik. Jika usaha positif, energi mekanik bertambah, dan sebaliknya.
Dalam pembahasan di atas, perubahan ketinggian (elevansi) yang menjadi
subyek pembicaraan hanya kecil, sehingga gaya gravitasi terhadap suatu benda
dianggap konstan. Rumus umum untuk gaya gravitasi adalah
𝐺𝑚𝑚 𝜀
𝑟2 di mana 𝑚 𝜀
adalah massa bumi.
Maka, rumus umum energi potensial gravitasi sebuah benda yang ditarik bumi
adalah :
𝑬 𝒑( 𝒈𝒓𝒂𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔𝒊) = −𝑮
𝒎𝒎 𝜺
𝒓
dan rumus Energi mekanik total benda adalah 𝑬 =
𝟏
𝟐
𝒎𝒗 𝟐
− 𝑮
𝒎𝒎 𝜺
𝒓
.
G, adalah tetapan gravitasi. G = 6,67 (80) x 10-11 m3 kg-1 s-2 = 6,67 (80) x 10-11 N
𝑊𝑔𝑜𝑣 = −(𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1)
𝑊′
+ 𝑊𝑔𝑟𝑜𝑣 = 𝐸𝑘2 − 𝐸𝑘1,
𝑊′
− ( 𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1) = (
1
2
𝑚𝑣2
2
−
1
2
𝑚𝑣1
2
)
14
2.2.4 ENERGI POTENSIAL ELASTIC
Gaya elastic suatu benda dapat ditulis dalam rumus 𝐹 = 𝑘𝑥 ,dengan k
adalah konstanta pegas. Karena dalam pegas, arah gaya berlawanan dengan arah
simpangan x, dan cos 𝜃 = -1, maka dalam tiap proses dimana pegas
direnggangkan dari harga 𝑥1 𝑘𝑒𝑥2, ialah 𝑊𝑒𝑙 = −(
1
2
𝑘𝑥2
2
−
1
2
𝑘𝑥1
2
).
Besaran
1
2
𝑘𝑥2 , yaitu setengah hasil kali konstanta gaya dengan kuadrat koordinat
benda, disebut energy potensial elastic benda tersebut. Jadi rumus untuk energy
potensial elastic adalah :
Jumlah energi kinetic dan potensial benda sama dengan energi mekanik totalnya
dan usaha semua gaya – gaya yang bekerja pada benda itu, dengan pengecualian
gaya elastic, sama dengan perubahan energi mekanik total benda.
2.2.5 HUKUM KEKEKALAN ENERGI
1). Hukum Kekekalan Energi
“ Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah
dari 1 bentuk energi ke bentuk energi yang lain.”
Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu
proses kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk
energi.
Contoh perubahan bentuk energi :
a) Energi listrik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi listrik
menjadi energi panas terjadi pada mesin pemanas ruangan, kompor listrik,
setrika listrik, heater, selimut listrik, dan solder.
b) Energi mekanik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi
mekanik menjadi energi panas adalah dua buah benda yang bergesekan.
Misalnya, ketika kamu menggosok-gosokkan telapak tanganmu maka
kamu akan merasa panas.
𝑬 𝒑(𝒆𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌) =
𝟏
𝟐
𝒌𝒙 𝟐
.
15
c) Energi mekanik menjadi energi bunyi. Perubahan energi mekanik
menjadi energi bunyi dapat terjadi ketika kita bertepuk tangan atau ketika
kita memukulkan dua buah benda keras.
d) Energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan energi pada baterai dan
aki merupakan contoh perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
e) Energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor. Perubahan energi listrik
menjadi energi cahaya dan kalor terjadi pada berpijarnya bohlam lampu.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa energi cahaya biasanya
disertai bentuk energi lainnya, misalnya kalor. Coba dekatkan tanganmu
ke bohlam lampu yang berpijar! Lama kelamaan tanganmu akan merasa
semakin panas.
f) Energi cahaya menjadi energi kimia. Perubahan energi cahaya menjadi
energi kimia dapat kita amati pada proses pemotretan hingga terbentuknya
foto.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Hukum kekekalan Enegi Mekanik berbunyi “Pada sistem yang terisolasi (hanya
bekerja gaya berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja) selalu berlaku energi
mekanik total sistem konstan.”
2.2.6 DAYA
Daya adalah Laju Energi yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam
periode waktu tertentu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk Daya adalah Joule
/ Sekon (J/s) = Watt (W). Satuan Watt digunakan untuk penghormatan kepada
seorang ilmuan penemu mesin uap yang bernama James Watt. Satuan daya
lainnya yang sering digunakan adalah Daya Kuda atau Horse Power (hp), 1 hp =
746 Watt. Daya merupakan Besaran Skalar, karena Daya hanya memiliki nilai,
tidak memiliki arah.
Rumus Daya :
Satuan daya adalah satu Joule per sekon (1 J s-1), atau biasa disebut watt
(W). karena watt terlalu kecil, maka yang sering dipakai adalah kilowatt (103 W)
dan megawatt (106 W).
𝑷 =
𝑾
𝒕
16
2.2.7 DAYA dan KECEPATAN
Jika suatu gaya dilakukan pada sebuah partikel selagi partikel itu bergerak sejauh
s sepanjang lintasannya. Jika Fs adalah benar komponen gaya yang menyinggung
lintasan, maka usaha yang diberikan oleh W = Fs .s dan daya rata – rata ialah :
𝑷̅ =
𝚫𝐖
𝚫𝐭
= 𝑭𝒔
𝚫𝒔
𝚫𝐭
= 𝑭 𝒔 𝒗̅, dengan 𝑷 = 𝑭 𝒔 𝒗 dimana v adalah kecepatan sesaat.
17
Bab III Impuls dan Momentum
2.3.1 Pengertian Impuls dan Momentum
a. Impuls
Impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls
merupakan besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.
I = impuls
F = gaya
∆t = selang waktu
b. Momentum
Momentum adalah hasil kali massa benda dengan kecepatannya. Momentum
suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan
kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum.
Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut :
P = momentum benda
m = massa benda
v = kecepatan benda
2.3. 2 Satuan Impuls dan Momentum
a. Satuan Impuls
I = satuan gaya x satuan waktu
= newton x sekon
= N . s
= lb.s
Jadi, satuan impuls dalam system british adalah lb.s
b. Satuan Momentum
Satuan momentum adalah :
p = satuan massa x satuan kecepatan
= kg x m/s
= slug. ft/s
Jadi, satuan momentum dalam system british adalah slug. ft/s
I = F . ∆t
P = m . v
18
2.3.3 Kekekalan Momentum Linear
1. MOMENTUM LINEAR
Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang didefinisikan
sebagai perkalian antara massa partikel m dengan kecepatannya v, yaitu :
(1)
Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam bahasa
momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah modern, hukum
kedua Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas gerak) benda tiap
satuan waktu sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dan
berarah sama dengan gaya tersebut.” Secara matematis pernyataan ini dituliskan:
(2)
Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan, maka hukum
II Newton dituliskan sebagai :
(3)
Pada kenyataannya, Hukum II Newton lebih sering dituliskan dalam
bentuk persamaan (3) di atas. Pada sebuah sistem partikel yang memiliki n buah
partikel, masing-masing memiliki momentum P1 , P2, … , Pn
Jika dilihat secara kesuluruhan, sistem partikel tersebut mempunyai momentum :
(4)
Selengkapnya di tuliskan :
(5)
F =
𝑑𝑝
𝑑𝑡
F =
𝑑𝑝
𝑑𝑡
=
𝑑
𝑑𝑡
( 𝑚𝑣) = 𝑚
𝑑𝑣
𝑑𝑡
=
𝑚𝑎
P = m . v
P = P1 + P2 … + Pn
P = m1v1 + m2v2 … +
mnvn
19
Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah vpm, maka
:
(6)
Jika Persamaan (6) dibagi dengan dt, maka diperoleh:
(7)
Dan akhirnya diperoleh:
(8)
M 𝑎 pm didefinisikan sebagai gaya eksternal (Feks)
(9)
F eks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel.
Penyebutan ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan gaya internal antar
partikel. Adapun jumlahan gaya internal antar partikel adalah nol, karena masing-
masing saling meniadakan.
2. KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR
Seandainya jumlah semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem sama dengan
nol, maka:
atau P = konstan (10)
P = M .
vpm
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total
sistem partikel dengan kecepatan pusat massanya”
𝑑𝑃
𝑑𝑡
=
𝑑(𝑀𝑣 𝑝𝑚)
𝑑𝑡
= 𝑀
𝑑𝑣 𝑝𝑚
𝑑𝑡
𝑑𝑃
𝑑𝑡
= 𝑀𝑎 𝑝𝑚
𝑑𝑃
𝑑𝑡
= 𝐹𝑒𝑘𝑠
𝑑𝑃
𝑑𝑡
= 0
20
Bila momentum total sistem P = P1 + P2 … + Pn, maka :
(11)
Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum sistem tetap
konstan.
2.3. 4 Tumbukan
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik
selama proses. Bila tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik.
Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik.
Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak
bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna.
2.3.4.1 Tumbukan elastik
Dari kekekalan momentum :
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
Dari kekekalan tenaga kinetik :
1/2 m1 v1
2 + 1/2m2 v2
2 = 1/2m1v’1
2 + 1/2 m2v2’2
Dan diperoleh : v1 - v2 = v’2 - v’1
Dari persamaan ketiga tumbukan elastis dapat dimodifikasi menjadi :
e : koefisien elastisitas,
e = 1 untuk tumbukan elastis
P = P1 + P2 … + Pn = konstan =
P0
21
0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
e = 0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna
2.3.4.2 Tumbukan tidak elastic
Tumbukan dikatakan tidak elastic jika energi kinetic system sebelum dan
sesudah tumbukan tidak sama, artinya ada sebagian energi kinetic yang hilang
berubah menjadi bentuk energi lain seperti energi panas. Jadi, energi kinetic
sebelum tumbukan lebih besar dari energi kinetic setelah tumbukan.
Dari kekekalan momentum :
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga
mekanik ini berubah / berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk).
2.3.4.2.1 Tumbukan tidak elastis sempurna.
Pada tumbukan ini setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak
bersama-sama. Dari kekekalan momentum :
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2)v’
22
Bab IV Elastisitas
2.4.1 Pengertian Elastisitas Bahan
Elastisitas adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk
aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi ketika gaya
diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke
bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan. (Wikipedia, ensiklopedia
bebas). Sebuah benda dengan tingkat tinggi elastisitas mampu untuk memiliki
banyak perubahan bentuknya, dan masih bisa kembali ke bentuk aslinya. Zat
padat dengan sedikit atau tanpa elastisitas baik menjadi cacat permanen atau
pecah ketika sebuah gaya yang diterapkan kepada mereka. Elastisitas secara
jangka panjang juga dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan proses
atau sistem untuk meregangkan atau bersikap fleksibel.
2.4.2 Tegangan
Tegangan atau stress adalah perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda
daa luas penampang benda. Dirumuskan sebagai :
Keterangan :
σ = tegangan atau stress ( N/m2)
F = gaya ( N )
A = luas penampang batang ( m2 )
2.4.3 Regangan
Regangan atau strain adalah perbandingan antara pertambahan panjang batang
dan panjang mula-mula. Dirumuskan :
𝜀 =
∆𝑙
𝑙
Keterangan :
l = panjang ( cm ; m )
∆l = pertambahan panjang ( cm ; m )
𝜎 =
𝐹
𝐴
23
2.4.4 Elastisitas dan Plastisitas
Elastisitas adalah Kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula
setelah gaya luar yang diberikan hilang. Plastisitas adalah Ketidakmampuan suatu
benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan hilang.
2.4.5 Modulus Elastic
Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur obyek
atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan
pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan
dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformasi elastis: Bahan kaku akan
memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi. Modulus elastis dirumuskan
dengan:
Dimana tegangan adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan
daerah dimana gaya diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan beberapa
parameter panjang yang disebabkan oleh deformasi ke nilai asli dari parameter
panjang. Jika stres diukur dalam pascal , kemudian karena regangan adalah
besaran tak berdimensi, maka Satuan untuk λ akan pascal juga.
Menentukan bagaimana stres dan regangan yang akan diukur, termasuk arah,
memungkinkan untuk berbagai jenis modulus elastisitas untuk didefinisikan. Tiga
yang utama adalah:
 Modulus Young ( E ) menjelaskan elastisitas tarik atau kecenderungan
suatu benda untuk berubah bentuk sepanjang sumbu ketika stress
berlawanan diaplikasikan sepanjang sumbu itu; itu didefinisikan sebagai
rasio tegangan tarik terhadap regangan tarik. Hal ini sering disebut hanya
sebagai modulus elastisitas saja. Jika ada benda yang bersifat elastis
dengan panjang tertentu kemudian ditarik dengan gaya tertentu yang
mengakibatkan pertambahan panjang benda tersebut maka berlaku
hubungan :
24
Penggambaran di atas diasumsikan luas penampangnya berbentuk
lingkaran dan besarnya tegangan (T) dan regangan dari peristiwa tersebut
dapat dicari dengan rumus :
 Tegangan (T) :
 Regangan (e) :
Nilai modulus young/elastisnya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) :
 Modulus geser atau modulus kekakuan( G atau ) menjelaskan
kecenderungan sebuah objek untuk bergeser (deformasi bentuk pada
volume konstan) ketika diberi kekuatan yang berlawanan; didefinisikan
sebagai tegangan geser terhadap regangan geser. Modulus geser modulus
adalah turunan dari viskositas.
Dimana
= tegangan geser;
𝜎 =
𝐹
𝐴
𝜀 =
∆𝑙
𝑙
E =
𝜎
𝜀
=
𝐹.∆𝑙
𝑙
25
= gaya yang bekerja
= luas di mana gaya itu bekerja dalam teknik,
= regangan geser.
Selain dari itu,
= perpindahan transvers
= panjang awal
Satuan turunan SI modulus geser adalah pascal (Pa), meskipun biasanya
dinyatakan dalam gigapascal (GPa) atau dalam ribuan pounds per square inch
(ksi). Bentuk dimensional adalah M1L−1T−2
 bulk modulus atau kompresi ( K ) menjelaskan elastisitas volumetrik, atau
kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika
diberi tegangan seragam ke segala arah; didefinisikan sebagai tegangan
volumetrik terhadap regangan volumetrik, dan merupakan kebalikan dari
kompresibilitas. Modulus bulk merupakan perpanjangan dari modulus
Young pada tiga dimensi.
Modulus kompresi dapat secara formal didefinisikan dengan
persamaan
di mana adalah tekanan, adalah volume, dan melambangkan
turunan tekanan terhadap volume. Secara ekuivalen:
di mana ρ adalah densitas dan dP/dρ melambangkan turunan tekanan
terhadap densitas. Invers modulus kompresi adalah kompresibilitas zat
tersebut.
26
Tiga modulus elastisitas lain adalah modulus axial, parameter pertama Lame, dan
modulus gelombang P. Bahan material homogen dan isotropik (sama di semua
arah) memiliki sifat keelastisitasan yang dijelaskan oleh dua modulus elastisitas,
dan satu dapat memilih yang lain.
2.4.6 Konstanta Gaya
2.4.6.1 Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya
gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak
pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat
digambarkan sebagai berikut :
di mana
F adalah gaya (dalam unit newton)
k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter)
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bab I Sistem Satuan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
Pengukuran adalah membandingkan suatu dengan satuan yang dijadikan sebagai
patokan. Dalam fisika pengukuran besaran merupakan sesuatu yang sangat vital.
Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-
pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa
yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Sesuatu yang dapat di ukur atau di
hitung, dan dinyatakan dengan angka dan satuan.
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran
yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda
kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakIkatnya adalah
sama.
Bab II Usaha dan Energi
Usaha merupakan hasil kali antara gaya yang bekerja dengan perpindahan
yang dialami oleh benda. Satuan usaha dalam SI adalah joule (J).
Energi menyatakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi yang dimiliki
oleh benda-benda yang bergerak disebut energi kinetik,sedangkan energi yang
dimiliki oleh benda karena kedudukannya disebut energi potensial.
Daya adalah laju usaha yang dilakukan atau besar usaha persatuan waktu. Satuan
daya dalam SI adalah watt (W).
Bab III Momentum dan Impuls
Momentum didefinisikan sebagai hasil perkalian antara massa dengan
kecepatannya, impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan selang waktu
kerja gayanya.
Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari
persamaan hukum kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut.
28
Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda
tersebut akan bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
lenting sempurna dan tak lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik
benda tidak ber kurang atau berubah menjadi energi lain, pada tumbukan tak
lenting energi kinetik benda sebagian berubah menjadi energi lain seperti energi
bunyi, energi panas, dll.
Bab IV Elastisitas
Beban yang diberikan akan mempengaruhi perubahan panjang, semakin
kecil beban yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin kecil dan
sebaliknya semakin besar beban yang diberikan maka pertambahan panjangnya
semakin besar.
Gaya yang diberikan sebanding dengan perubahan panjang.
Nilai konstanta pegas diperoleh dari perbandingan antara gaya dengan
pertambahan panjang
29
Daftar Rujukan
Askeland, Donald R.; Phulé, Pradeep P. (2006). The science and engineering of
materials (5th ed.). Cengage Learning. p. 198. ISBN 978-0-534-55396-8.
Beer, Ferdinand P.; Johnston, E. Russell; Dewolf, John; Mazurek, David (2009).
Mechanics of Materials. McGraw Hill. p. 56. ISBN 978-0-07-015389-9.
Chou, Pei Chi; Pagano, N.J. (1992). Elasticity: tensor, dyadic, and engineering
approaches. Dover books on engineering. Dover Publications. pp. 1–33.
ISBN 0-486-66958-0.
Foster, Bob. 2000. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Hartanto, Hendri. 2010. Rumus Jitu Fisika SMP. Jakarta Selatan : Agromedia
Pustaka.
Marten Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta :
Erlangga
Wahyono, Edi S.Si. 2008. Fisika Praktis SMA. Yogyakarta : Pustaka Widyatama
Young. 2011. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

More Related Content

What's hot

Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Abida Muttaqiena
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
Hamida ID
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Jonathan Liviera Marpaunk
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak MenggelindingEni Dahlia
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensi
jajakustija
 
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila Sebagai Paradigma PembangunanPancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Miftakhul Jannah
 
Peta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarPeta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegar
Dzikri Fauzi
 
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiFisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
www.kuTatangkoteteng.com
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"
Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"
Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"
Akmal
 
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiAplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiEveline Aisyah
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Harya Wirawan
 
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
sukani
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarBayulibels
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAchmad Alphianto
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
Feronica Romauli
 
FISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTORFISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTOR
PRAMITHA GALUH
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
Wahiid Sayy'a
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
Mardiah Ahmad
 

What's hot (20)

Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 
Kinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensiKinematika satu dimensi
Kinematika satu dimensi
 
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila Sebagai Paradigma PembangunanPancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
 
Peta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegarPeta konsep benda tegar
Peta konsep benda tegar
 
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensiFisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
Fisika Dasar I Pertemuan 2 Gerak satu dimensi
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"
Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"
Makalah Karakter Building "Pedagang kaki lima"
 
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
( 2 ) pncasila dalam arus sejarah kelompok 3
 
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang EkonomiAplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
Aplikasi Turunan di Bidang Ekonomi
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
FISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTORFISIKA - VEKTOR
FISIKA - VEKTOR
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 

Viewers also liked

Bab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumBab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumFauzan Ghifari
 
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMAPembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
Safri Hani
 
Fisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentumFisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentum
Hikmah Jannah
 
Fisika kelas X: Usaha dan Energi
Fisika kelas X: Usaha dan EnergiFisika kelas X: Usaha dan Energi
Fisika kelas X: Usaha dan Energi
1000 guru
 
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Zainal Abidin Mustofa
 
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Hari Pramono
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
Andy Muson
 
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum NewtonKumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton
555
 
pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)
pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)
pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)
M Zaqi Raihan
 
Fisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu DimensiFisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Rachmat Narendra
 
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Kelas x-q
 
Bab 5 impuls dan momentum
Bab 5 impuls dan momentumBab 5 impuls dan momentum
Bab 5 impuls dan momentum
Oddy Syaputra
 
Pengukuran, Besaran, dan Satuan
Pengukuran, Besaran, dan SatuanPengukuran, Besaran, dan Satuan
Pengukuran, Besaran, dan Satuan
Endang Hastutiningsih
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Ainun Naim
 
work sheet besaran dan satuan
work sheet besaran dan satuanwork sheet besaran dan satuan
work sheet besaran dan satuan
Oktian Fajar Nugroho
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanAgus Setiawan
 
Prediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAA
Prediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAAPrediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAA
Prediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAA
Ari_Ambawa
 
1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare
1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare
1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare
Fundacion Vivir Saludablemente
 

Viewers also liked (20)

Bab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentumBab 4 usaha dan momentum
Bab 4 usaha dan momentum
 
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMAPembahasan Soal UN Fisika SMA
Pembahasan Soal UN Fisika SMA
 
Fisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentumFisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentum
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
MOMENTUM DAN IMPLUS
MOMENTUM DAN IMPLUSMOMENTUM DAN IMPLUS
MOMENTUM DAN IMPLUS
 
Fisika kelas X: Usaha dan Energi
Fisika kelas X: Usaha dan EnergiFisika kelas X: Usaha dan Energi
Fisika kelas X: Usaha dan Energi
 
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidinSiap menghadapi ujian nasional fisika 2013   zainal abidin
Siap menghadapi ujian nasional fisika 2013 zainal abidin
 
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
Fisika Impuls Dan Momentum Kelas X SMK Semester Genap Tahun 2013 2014
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
 
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum NewtonKumpulan Soal-soal Hukum Newton
Kumpulan Soal-soal Hukum Newton
 
pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)
pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)
pengertian dan contoh Impuls dan momentum (fisika)
 
Fisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu DimensiFisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
Fisika Dasar - Gerak Satu Dimensi
 
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan Tabel Besaran Pokok dan Turunan
Tabel Besaran Pokok dan Turunan
 
Bab 5 impuls dan momentum
Bab 5 impuls dan momentumBab 5 impuls dan momentum
Bab 5 impuls dan momentum
 
Pengukuran, Besaran, dan Satuan
Pengukuran, Besaran, dan SatuanPengukuran, Besaran, dan Satuan
Pengukuran, Besaran, dan Satuan
 
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona dPembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
Pembahasan soal un fisika sma 2012 paket a81 zona d
 
work sheet besaran dan satuan
work sheet besaran dan satuanwork sheet besaran dan satuan
work sheet besaran dan satuan
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Prediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAA
Prediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAAPrediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAA
Prediksi Soal UN IPA SMP 2014 AAA
 
1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare
1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare
1er congreso mundial de tangoterapia.rosario. argentina slideshare
 

Similar to Besaran dan Satuan, Impuls dan Momentum, Usaha dan Energai dan Elastisitas

BESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUANBESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUAN
MAFIA '11
 
Besaran-dan-Satuan
Besaran-dan-SatuanBesaran-dan-Satuan
Besaran-dan-Satuan
Yan Wale
 
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newtonWicah
 
Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1Hettyk Sari
 
Persentasi fisika besaran dan satuan
Persentasi fisika besaran dan satuanPersentasi fisika besaran dan satuan
Persentasi fisika besaran dan satuanFaisal Zamar
 
besaran_satuan_dan_pengukuran.ppt
besaran_satuan_dan_pengukuran.pptbesaran_satuan_dan_pengukuran.ppt
besaran_satuan_dan_pengukuran.ppt
FransiskusAndut2
 
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
Endang Hastutiningsih
 
Fisika
FisikaFisika
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluidaBab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
ADHI SURYA
 
Bab 1 Besaran dan Satuan
Bab 1 Besaran dan SatuanBab 1 Besaran dan Satuan
Bab 1 Besaran dan SatuanMustahal SSi
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)
rana anyndya
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)rana anyndya
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanDody Swastiko
 
Modul 1 pengukuran
Modul 1 pengukuranModul 1 pengukuran
Modul 1 pengukuran
Lisna M
 
Media Pertemuan I.ppt
Media Pertemuan I.pptMedia Pertemuan I.ppt
Media Pertemuan I.ppt
Ochim Faraday
 
Laporan praktikum 5 tetapan pegas
Laporan praktikum 5 tetapan pegasLaporan praktikum 5 tetapan pegas
Laporan praktikum 5 tetapan pegas
RadenRamadhanSyaidin
 
2 fisika terapan pertemuan 1
2 fisika terapan pertemuan 12 fisika terapan pertemuan 1
2 fisika terapan pertemuan 1
SudarDemak
 
Besaran dan Ukuran
Besaran dan UkuranBesaran dan Ukuran
Besaran dan UkuranAflah Aufaa
 
materi besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.pptmateri besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.ppt
afni48
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
saepul anwari
 

Similar to Besaran dan Satuan, Impuls dan Momentum, Usaha dan Energai dan Elastisitas (20)

BESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUANBESARAN & SATUAN
BESARAN & SATUAN
 
Besaran-dan-Satuan
Besaran-dan-SatuanBesaran-dan-Satuan
Besaran-dan-Satuan
 
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
 
Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1
 
Persentasi fisika besaran dan satuan
Persentasi fisika besaran dan satuanPersentasi fisika besaran dan satuan
Persentasi fisika besaran dan satuan
 
besaran_satuan_dan_pengukuran.ppt
besaran_satuan_dan_pengukuran.pptbesaran_satuan_dan_pengukuran.ppt
besaran_satuan_dan_pengukuran.ppt
 
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
1 pendahuluan-sist-satuan-besaran-vektor (1)
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluidaBab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
Bab 1. konversi, satuan dan mekanika fluida
 
Bab 1 Besaran dan Satuan
Bab 1 Besaran dan SatuanBab 1 Besaran dan Satuan
Bab 1 Besaran dan Satuan
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)
 
Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)Besaran dan satuan (ipa)
Besaran dan satuan (ipa)
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Modul 1 pengukuran
Modul 1 pengukuranModul 1 pengukuran
Modul 1 pengukuran
 
Media Pertemuan I.ppt
Media Pertemuan I.pptMedia Pertemuan I.ppt
Media Pertemuan I.ppt
 
Laporan praktikum 5 tetapan pegas
Laporan praktikum 5 tetapan pegasLaporan praktikum 5 tetapan pegas
Laporan praktikum 5 tetapan pegas
 
2 fisika terapan pertemuan 1
2 fisika terapan pertemuan 12 fisika terapan pertemuan 1
2 fisika terapan pertemuan 1
 
Besaran dan Ukuran
Besaran dan UkuranBesaran dan Ukuran
Besaran dan Ukuran
 
materi besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.pptmateri besaran dan satuan.ppt
materi besaran dan satuan.ppt
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 

Besaran dan Satuan, Impuls dan Momentum, Usaha dan Energai dan Elastisitas

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I Besaran dan Satuan Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya panjang benda, massa benda, lamanya waktu lari mengelilingi sebuah lapangan disebut besaran. Dalam kehidupan di dunia masyarakat terdapat satuan-satuan yang tidak standar atau tidak baku, misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang dewasa lain dengan satu jengkal anak-anak. Itulah sebabnya jengkal dan depan tidak dijadikan satuan yang standar dalam pengukuran fisika. Oleh karena itu, kami menyusun makalah Besaran dan Satuan agar kita dapat mengukur sesuatu sesuai dengan ukuran yang sama antara satu orang dengan orang lainnya. Bab II Usaha dan Energi Dalam kehidupan manusia, usaha dan energi berperan vital maka perlu pendalamam untuk dapat menguasai materi usaha dan energy. Kita tahu bahwa setiap perilaku kita menghasilkan usaha dan memerlukan energy. Energy adalah hal yang paling dibutuhkan di dunia ini karena banyak sekali pemanfaatan sumber daya alam untuk dijadikan energy yang mudah dan murah. Bab III Momentum dan Impuls Implus didefinisikan sebagai besarnya perubahan momentum yang disebabkan oleh gaya yang terjadi pada waktu singkat. Definisi lain dari impuls (diperoleh dari penurunan Hukum II Newton) adalah hasil kali antara gaya singkat yang bekerja pada benda dengan waktu kontak gaya pada benda (biasanya sangat kecil). Berdasarkan definisi di atas, momentum dan implus sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, maka penting bagi kita untuk mempelajari momentum dan implus untuk mengetahui sebab akibat dari setiap kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
  • 2. 2 Bab IV Elastisitas Didalam kehidupan yang semakin canggih, kita tidak pernah terlepas dari kata fisika. Misalnya pegas, walaupun kadang kita tidak menyadari hal tersebut. Ketika mengendarai sepeda motor atau berada dalam sebuah mobil, yang bergerak di jalan atau yang permukaanya tidak rata atau dengan kata lainnya yaitu berlubang. Pegas membantu mengerem atau meredam hingga kita bisa berhenti. Gerak suatu benda tegar yang merupakan suatu abstraksi matematis guna memudahkan perhitungan karena semua benda nyata sampai suatu batas tertentu, berubah dibawah pengaruh gaya yang dikerjakan terhadapnya. Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan regangan yang bersangkutan penting peranannya dalam ilmu fisika yang disebut dengan teori elastis atau pada ilmu kekuatan bahan di bidang pemesinan. Konstanta suatu pegas dan mempelajari hubungan antara gaya pegas dan pertambahan panjang pegas. Dengan latar belakang tersebut kami menyusun makalah dengan sub bab elastisitas. 1.2 Rumusan Masalah Bab I Sistem Satuan 1. Apakah yang dimaksud dengan system satuan dan contohnya dalam system satuan SI dan British? 2. Apakah yang dimaksud dengan satuan dasar dan satuan turunan? 3. Bagaimana cara melakukan konversi satuan? Bab II Usaha dan Energi 4. Apa yang dimaksud dengan usaha dan energi? 5. Apa yang dimaksud dengan energi kinetic? 6. Apa yang dimaksud dengan energi potensial gravitasi? 7. Apa yang dimaksud dengan energi potensial elastic? 8. Bagaimana bunyi Hukum Kekekalan Energi? 9. Apa yang dimaksud dengan daya? 10. Bagaimana hubungan daya dengan kecepatan? Bab III Impuls dan Momentum 11. Apa yang dimaksud dengan impuls dan momentum?
  • 3. 3 12. Apa satuan impuls dan momentum? 13. Bagaimana bunyi hokum Kekekalan Momentum Linear? 14. Apa yang dimaksud dengan tumbukan tidak elastic? 15. Apa yang dimaksud dengan tumbukan elastic? Bab IV Elastisitas 16. Apa yang dimaksud dengan tegangan (stress)? 17. Apa yang dimaksud dengan regangan (strain)? 18. Apa yang dimaksud dengan elastisitas dan plastisitas? 19. Apa yang dimaksud dengan modulus elastic? 20. Apa yang dimaksud dengan konstanta gaya? 1.3 Tujuan Bab I Sistem Satuan 1. Menjelaskan pengertian system satuan dan contohnya dalam system satuan SI dan British. 2. Menjelaskan pengertian satuan dasar dan satuan turunan. 3. Menjelaskan cara melakukan konversi satuan. Bab II Usaha dan Energi 4. Menjelaskan pengertian usaha dan energi. 5. Menjelaskan pengertian energi kinetic. 6. Menjelaskan pengertian energi potensial gravitasi. 7. Menjelaskan pengertian energi potensial elastic. 8. Menjelaskan bunyi Hukum Kekekalan Energi. 9. Menjelaskan pengertian daya. 10. Menjelaskan hubungan daya dengan kecepatan. Bab III 11. Menjelaskan pengertian impuls dan momentum. 12. Menjelaskan satuan impuls dan momentum. 13. Menjelaskan bunyi hukum Kekekalan Momentum Linear. 14. Menjelaskan pengertian tumbukan tidak elastic. 15. Menjelaskan pengertian tumbukan elastic. Bab IV 16. Menjelaskan pengertian tegangan (stress).
  • 4. 4 17. Menjelaskan pengertian regangan (strain). 18. Menjelaskan pengertian elastisitas dan plastisitas. 19. Menjelaskan pengertian modulus elastic. 20. Menjelaskan pengertian konstanta gaya.
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN Bab I Sistem Satuan 2.1.1 Besaran dan Satuan Besaran adalah segala sesuatu yang dapat ditentukan (diukur) nilainya dengan angka dan memiliki satuan. Satuan adalah suatu besaran dapat dinyatakan dalam berbagai sistem satuan diantaranya Sistem Internasional, sistem MKS (meter kilogram sekon), Sistem CGS (centimeter gram sekon) bahkan juga ada British Sistem atau Sistem Inggris. Sistem yang berlaku ada yang bersifat umum dan lokal. Dalam Fisika sistem MKS dan CGS adalah sistem satuan yang bersifat umum, sedangkan sistem yang berlaku secara internasional yaitu Sistem Internasional (SI). British Sistem atau Sistem Inggris adalah sistem satuan yang berlaku lokal hanya untuk beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat. Tabel 1.1 Sistem satuan dasar pada sistem matriks Sistem Satuan MKS CGS 1. Panjang Meter cm 2. Massa Kg gr 3. Waktu Sec sec 4. Gaya Newton Dyne 5. Usaha N.m = joule dyne.cm = erg 6. Daya joule/sec erg/sec Tabel 1.2 Sistem satuan British Sistem Satuan British 1. Panjang foot ( kaki ) 2. Massa Slug 3. Waktu Sec 4. Gaya pound ( lb ) 5. Usaha ft.lb 6. Daya ft.lb/sec
  • 6. 6 2.1.2 Macam-macam Besaran Berdasarkan jenisnya, besaran di bagi menjadi dua, yaitu: 2.1.2.1 Besaran Pokok Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Dalam Satuan Internasional, besaran pokok ada 7 (tujuh) macam, yaitu panjang (p), massa (m), waktu (t), suhu (T), kuat arus listrik (I), kuat cahaya, dan jumlah zat (n). Satuan yang ditetapkan sebagai satuan internasional (SI) harus memenuhi tiga syarat : 1. bersifat tetap (tidak mengalami perubahan) 2. bersifat internasional (berlaku dimana-mana) 3. bersifat mudah ditiru (mudah dibuat atau diperbanyak lagi). Tabel 1.3 Matrik Besaran Pokok No. Besaran Pokok Satuan dalam SI Lambang Satuan 1. Panjang Meter M 2. Masa Kilogram Kg 3. Waktu Sekon S 4. Kuat arus Ampere A 5. Suhu Kelvin K 6. Intensitas cahaya Candela Cd 7. Jumlah zat Mole Mol 2.1.2.2 Besaran Turunan Besaran turunan adalah besaran-besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok. Tabel 1.4 Matrik Besaran Turunan No. Besaran Turunan Nama Satuan Lambang Satuan 1. Luas meter² m² 2. Volume meter³ m³ 3. Massa jenis kilogram/meter³ kg/m³
  • 7. 7 4. Kecepatan meter/sekon m/s 5. Gaya Newton N 6. Usaha Joule J 7. Daya Watt W Tabel 1.5 Matrik Awalan dalam Satuan Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol 1018 exa- E 10-1 desi- d 1015 peta- P 10-2 senti- c 1012 tera- T 10-3 mili- m 109 giga- G 10-6 mikro- Μ 106 mega- M 10-9 nano- n 103 kilo- K 10-12 piko- p 102 hekto- H 10-15 femto- f 101 deka- Da 10-18 ato- a 2.1.3 Konversi Satuan Konversi satuan adalah perubahan dari suatu sistem satuan ke sistem satuan yang lain. Konversi satuan tidak pernah merubah nilai dari suatu besaran. Tabel 1.6 Konversi Panjang Cm M Km In ft Mil 1 sentimeter 1 10-2 10-5 0,4 3,3 x 10- 2 6,2 x 10- 6 1 meter 100 1 10-3 40 3,3 6,2 x 10- 4 1 kilometer 105 103 1 4 x 104 3,3 x 103 6,2 x 10- 1 1 inchi 2,540 25,4 x 10-3 25,4 x 10-6 1 8,3 x 10-2 15,74 x 10-6 1 feet 30,48 30,48 x 10-2 30,48 x 10-5 12 1 18,9 x 10-5 1 mil 160,9 x 103 1.609 160,9 x 10-2 643,6 x 102 5.310 1
  • 8. 8 Tabel 1.7 Konversi Luas M2 Cm2 Ft2 In2 1 meter persegi 1 104 10,76 1549,9 1 sentimeter Persegi 10-4 1 10,76 x 10-4 1549,9 x 10-4 1 foot persegi 92,9 x 10-3 929 1 14,4 x 10-4 1 inchi persegi 0,6452 x 10- 3 6,542 6,94 x 10-3 1 Tabel 1.8 Konversi Volume M2 Cm2 L In2 1 meter kubik 1 106 103 6,1 x 10-6 1 sentimeter Kubik 10-6 1 10-3 6,1 x 10-12 1 liter 10-3 103 1 6,1 x 10-9 1 inchi kubik 16,39 x 10-4 1639 16,39 x 10-1 1 Tabel 1.9 Konversi Tekanan Atm Dyne/cm2 Cm Hg Pa Lb/in2 1 atmosfer 1 10,67 x 105 75,98 10,13 x 104 14,69 1 dyne/cm2 936,9 x 10-9 1 71,185 x 10-6 9.490,79 x 10-5 1.3763,06x 10-9 1 cm air raksa 13,16 x 10-3 140,42 x 10-2 1 1.333,1 193,32 x 10-3 1 Pascal = 1 N/m2 9,869 x 10-6 10,53 749,84 x 10-6 1 144,97 x 10-6 1 lb/in2 = 1 psi 68,05 x 10-3 726,1 x 102 5.170,44 x 10-3 6893 1
  • 9. 9 Tabel 1.10 Konversi Massa G Kg slug Oz Lb 1 gram 1 10-3 68,5 35,2 x 10-3 2,2 x 10-3 1 kilogram 1000 1 68,5 x 103 35,2 2,2 1 slug 14,59 x 103 14,59 1 513.568 32.098 1 ounce 28,35 28,35 x 10-3 1.941,975 1 62,37 x 10-3 1 pound 453,6 453,6 x 10-3 31.071,6 15.966,72 x 10-3 1 Tabel 1.11 Konversi Massa Jenis Slug/ft3 kg/m3 g/cm3 pound/ft3 pound/in3 1 Slug/ft3 1 5,15 x 10- 4 0,515 3,2 x 10-5 18,6 x 10-3 1 kg/m3 1,940 x 10-3 1 99,9 x 10-5 6,21 x 10-8 36,08 x 10-3 1 g/cm3 1,940 9,99 x 10-4 1 6,21 x 10-5 36,08 x 10-3 1 pound/ft3 31,08 x 10-3 160,06 x 10-7 16 x 10-3 1 578,09 x 10-3 1 pound/in3 53,71 276,60 x 10-4 27,66 171,87 x 10-5 1 Tabel 1.12 Konversi Daya Btu/h Ft.lb/s hp Kal/s Kw w 1 British termal unit per jam 1 21,6 x 10-2 39,29 x 10-5 69,97 x 10- 3 29,29 x 10-5 29,29 x 10-2 1 footpound per sekon 4,628 1 181,83 x 10-5 323,82 x 10-3 135,55 x 10-5 6,2 x 10-4 1 horsepower 2545 54972 x 10-2 1 178073,65 x 10-3 74543,05 x 10-5 6,2 x 10-1 1 kalori per sekon 14,29 308,664 x 10-3 561,4541 x 10-5 1 418,55 x 10-5 418,55 x 10-2 1 kilowatt 3413 73720,8 x 10-2 134.096 x 10-5 238.807,61 x 10-3 1 999,66 1 watt 3,413 73,72 x 10-2 134,09 x 10-5 238,807 x 10-3 99,96 x 10-5 1
  • 10. 10 Tabel 1.13 Konversi Kecepatan Ft/s Km/jam m/s ml/jam Cm/s Knot 1 foot per sekon 1 1,09 0,3 0,68 30,48 0,59 1 km per jam 0,9113 1 0,27 0,62 27,77 0,53 1 meter per sekon 3,821 3,57 1 2,23 100,004 1,97 1 mile per jam 1,467 1,6 0,44 1 44,71 0,86 1 cm per sekon 0,0328 0,035 0,0098 0,022 1 0,02 1 knot 1,688 1,84 0,05064 1,147 51,45 1 Tabel 1.14 Konversi Usaha dan Jumlah Panas Btu erg ft.lb hp.h J kal kW h 1 btu 1 10, 55 x10 9 778, 21 64,7 2 x 10-5 10,55 252 293 x10 -6 1 erg 94, 81 x 10- 12 1 73,7 8 x 10-9 61,3 6 x 10-3 10-7 23,8 9 x10-9 27, 78 x10 -15 1 foot pound 1,2 85 x 10-3 13, 55 x10 6 1 83,1 6 x 10-10 135,5 2x 10-4 323, 82 x 10-3 37, 63 x10 -8 1 hourse power- jam 154 5 26, 85 x10 12 1,98 x 106 1 16,29 x 104 641, 4 x103 45, 25 x 10-2 1 joule 948 107 73,7 372, 1 23,8 277
  • 11. 11 ,1 x 10-6 8 5 x 10-6 9 x 104 ,7 x10 -7 1 kalori 3,9 68 x 10-3 41, 86 x10 6 3,08 7 256, 81 x 10-8 418,5 x 10-4 1 1,1 62 x10 -6 1 kilowa tt-jam 341 3 36 x10 12 25,6 5 x 106 22,0 8 x 104 3,6 x105 860, 1 x103 1 Tabel 1.15 Konversi Gaya dyne N Lb Pdl gf kgf 1 dyne 1 10-5 22,48 x 10-5 72,3 x 10-6 1,02 x 10-3 10,19 x 10-7 1 newton 105 1 22,48 7,23 101,9 10,19 x 10-2 1 pound 4,448 x 103 4,448 1 321,6 x 10-3 4,532 45,32 x 10- 4 1 poundal 13830 13,83 x 10- 2 3,108 1 14,10 14,10 x 10- 3 1 gram gaya 980,7 9,807 x 10- 3 22,046 x 10-2 70,93 x 10-3 1 99,93 x 10-5 1 kilogram gaya 980,7 x 103 980,7 x 10- 2 220,46 70,91 999,33 1
  • 12. 12 Bab II Usaha dan Energi 2.2.1 Pengertian Usaha dan Energi 1. Usaha Usaha adalah besarnya gaya yang diberikan pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami perpindahan. Usaha sangat dipengaruhi oleh dorongan dan tarikan (gaya). Apabila gaya disimbolkan dengan F dan perpindahan dengan s, secara matematis usaha dituliskan dalam persamaan berikut. Dengan : W = usaha (lb.ft) F = gaya (lb) s = perpindahan (ft) Namun hal ini hanya berlaku jika gaya (F) dan sudut yang terbentuk (𝜃) adalah konstan terhadap arah gerak titik tangkapnya. Jika usaha yang dilakukan membentuk sudut 𝜃 terhadp perpindahan, maka berlaku rumus : 2. Energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk energy ke bentuk energi lain. Lambang untuk energi adalah E, satuannya adalah SI adalah joule (J). satuan energi dalam satuan british adalah lb.ft. 2.2.2 ENERGI KINETIK Energi kinetic hanya bergantung pada kecepatan/lajunya (v) dan bukan pada arah benda itu bergerak. Sehingga apabila gaya besar, perpindahannya kecil atau sebaliknya. Rumus Energi kinetic adalah : W = F.s 𝑾 = 𝑭. 𝒔. 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝑬 𝒌 = 𝟏 𝟐 𝒎. 𝒗 𝟐
  • 13. 13 Jika usaha positif, energi kinetic akhir (𝐸𝑘1) lebih besar daripada energi kinetik mula-mula (𝐸𝑘2) maka energi kinetic bertambah, dan sebaliknya. Dalam hal khusus, usaha sama dengan nol, sehingga energi kinetiknya konstan. Sehingga 𝑊 = 𝐸𝑘2 − 𝐸𝑘1. Energi kinetic biasanya dinyatakan dalam satuan Joule, erg.,atau foot-pound(lb.ft). 2.2.3 ENERGI POTENSIAL GRAVITASI Gaya gravitasi ke bawah terhadap benda karena itu konstan. Arah gaya gravitasi berlawanan dengan perpindahan keatas. Sedangkan rumus energi potensial dituliskan dengan rumus 𝐸 𝑝 = 𝑚𝑔ℎ, sehingga rumus usaha gravitasi adalah : Karena usaha total sama dengan perubahan energi kinetik, maka Atau dapat juga ditulis 1 2 𝑚𝑣2 2 + 𝑚𝑔ℎ2 = 1 2 𝑚𝑣1 2 + 𝑚𝑔ℎ1, sehingga dapat diketahui bahwa jumlah dari energi potensial dan energi kinetic disebut energi mekanik. Jika usaha positif, energi mekanik bertambah, dan sebaliknya. Dalam pembahasan di atas, perubahan ketinggian (elevansi) yang menjadi subyek pembicaraan hanya kecil, sehingga gaya gravitasi terhadap suatu benda dianggap konstan. Rumus umum untuk gaya gravitasi adalah 𝐺𝑚𝑚 𝜀 𝑟2 di mana 𝑚 𝜀 adalah massa bumi. Maka, rumus umum energi potensial gravitasi sebuah benda yang ditarik bumi adalah : 𝑬 𝒑( 𝒈𝒓𝒂𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔𝒊) = −𝑮 𝒎𝒎 𝜺 𝒓 dan rumus Energi mekanik total benda adalah 𝑬 = 𝟏 𝟐 𝒎𝒗 𝟐 − 𝑮 𝒎𝒎 𝜺 𝒓 . G, adalah tetapan gravitasi. G = 6,67 (80) x 10-11 m3 kg-1 s-2 = 6,67 (80) x 10-11 N 𝑊𝑔𝑜𝑣 = −(𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1) 𝑊′ + 𝑊𝑔𝑟𝑜𝑣 = 𝐸𝑘2 − 𝐸𝑘1, 𝑊′ − ( 𝑚𝑔ℎ2 − 𝑚𝑔ℎ1) = ( 1 2 𝑚𝑣2 2 − 1 2 𝑚𝑣1 2 )
  • 14. 14 2.2.4 ENERGI POTENSIAL ELASTIC Gaya elastic suatu benda dapat ditulis dalam rumus 𝐹 = 𝑘𝑥 ,dengan k adalah konstanta pegas. Karena dalam pegas, arah gaya berlawanan dengan arah simpangan x, dan cos 𝜃 = -1, maka dalam tiap proses dimana pegas direnggangkan dari harga 𝑥1 𝑘𝑒𝑥2, ialah 𝑊𝑒𝑙 = −( 1 2 𝑘𝑥2 2 − 1 2 𝑘𝑥1 2 ). Besaran 1 2 𝑘𝑥2 , yaitu setengah hasil kali konstanta gaya dengan kuadrat koordinat benda, disebut energy potensial elastic benda tersebut. Jadi rumus untuk energy potensial elastic adalah : Jumlah energi kinetic dan potensial benda sama dengan energi mekanik totalnya dan usaha semua gaya – gaya yang bekerja pada benda itu, dengan pengecualian gaya elastic, sama dengan perubahan energi mekanik total benda. 2.2.5 HUKUM KEKEKALAN ENERGI 1). Hukum Kekekalan Energi “ Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk energi ke bentuk energi yang lain.” Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi. Contoh perubahan bentuk energi : a) Energi listrik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi listrik menjadi energi panas terjadi pada mesin pemanas ruangan, kompor listrik, setrika listrik, heater, selimut listrik, dan solder. b) Energi mekanik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi mekanik menjadi energi panas adalah dua buah benda yang bergesekan. Misalnya, ketika kamu menggosok-gosokkan telapak tanganmu maka kamu akan merasa panas. 𝑬 𝒑(𝒆𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌) = 𝟏 𝟐 𝒌𝒙 𝟐 .
  • 15. 15 c) Energi mekanik menjadi energi bunyi. Perubahan energi mekanik menjadi energi bunyi dapat terjadi ketika kita bertepuk tangan atau ketika kita memukulkan dua buah benda keras. d) Energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan energi pada baterai dan aki merupakan contoh perubahan energi kimia menjadi energi listrik. e) Energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor. Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor terjadi pada berpijarnya bohlam lampu. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa energi cahaya biasanya disertai bentuk energi lainnya, misalnya kalor. Coba dekatkan tanganmu ke bohlam lampu yang berpijar! Lama kelamaan tanganmu akan merasa semakin panas. f) Energi cahaya menjadi energi kimia. Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dapat kita amati pada proses pemotretan hingga terbentuknya foto. Hukum Kekekalan Energi Mekanik Hukum kekekalan Enegi Mekanik berbunyi “Pada sistem yang terisolasi (hanya bekerja gaya berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja) selalu berlaku energi mekanik total sistem konstan.” 2.2.6 DAYA Daya adalah Laju Energi yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam periode waktu tertentu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk Daya adalah Joule / Sekon (J/s) = Watt (W). Satuan Watt digunakan untuk penghormatan kepada seorang ilmuan penemu mesin uap yang bernama James Watt. Satuan daya lainnya yang sering digunakan adalah Daya Kuda atau Horse Power (hp), 1 hp = 746 Watt. Daya merupakan Besaran Skalar, karena Daya hanya memiliki nilai, tidak memiliki arah. Rumus Daya : Satuan daya adalah satu Joule per sekon (1 J s-1), atau biasa disebut watt (W). karena watt terlalu kecil, maka yang sering dipakai adalah kilowatt (103 W) dan megawatt (106 W). 𝑷 = 𝑾 𝒕
  • 16. 16 2.2.7 DAYA dan KECEPATAN Jika suatu gaya dilakukan pada sebuah partikel selagi partikel itu bergerak sejauh s sepanjang lintasannya. Jika Fs adalah benar komponen gaya yang menyinggung lintasan, maka usaha yang diberikan oleh W = Fs .s dan daya rata – rata ialah : 𝑷̅ = 𝚫𝐖 𝚫𝐭 = 𝑭𝒔 𝚫𝒔 𝚫𝐭 = 𝑭 𝒔 𝒗̅, dengan 𝑷 = 𝑭 𝒔 𝒗 dimana v adalah kecepatan sesaat.
  • 17. 17 Bab III Impuls dan Momentum 2.3.1 Pengertian Impuls dan Momentum a. Impuls Impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya. I = impuls F = gaya ∆t = selang waktu b. Momentum Momentum adalah hasil kali massa benda dengan kecepatannya. Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut : P = momentum benda m = massa benda v = kecepatan benda 2.3. 2 Satuan Impuls dan Momentum a. Satuan Impuls I = satuan gaya x satuan waktu = newton x sekon = N . s = lb.s Jadi, satuan impuls dalam system british adalah lb.s b. Satuan Momentum Satuan momentum adalah : p = satuan massa x satuan kecepatan = kg x m/s = slug. ft/s Jadi, satuan momentum dalam system british adalah slug. ft/s I = F . ∆t P = m . v
  • 18. 18 2.3.3 Kekekalan Momentum Linear 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang didefinisikan sebagai perkalian antara massa partikel m dengan kecepatannya v, yaitu : (1) Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam bahasa momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah modern, hukum kedua Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas gerak) benda tiap satuan waktu sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya tersebut.” Secara matematis pernyataan ini dituliskan: (2) Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan, maka hukum II Newton dituliskan sebagai : (3) Pada kenyataannya, Hukum II Newton lebih sering dituliskan dalam bentuk persamaan (3) di atas. Pada sebuah sistem partikel yang memiliki n buah partikel, masing-masing memiliki momentum P1 , P2, … , Pn Jika dilihat secara kesuluruhan, sistem partikel tersebut mempunyai momentum : (4) Selengkapnya di tuliskan : (5) F = 𝑑𝑝 𝑑𝑡 F = 𝑑𝑝 𝑑𝑡 = 𝑑 𝑑𝑡 ( 𝑚𝑣) = 𝑚 𝑑𝑣 𝑑𝑡 = 𝑚𝑎 P = m . v P = P1 + P2 … + Pn P = m1v1 + m2v2 … + mnvn
  • 19. 19 Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah vpm, maka : (6) Jika Persamaan (6) dibagi dengan dt, maka diperoleh: (7) Dan akhirnya diperoleh: (8) M 𝑎 pm didefinisikan sebagai gaya eksternal (Feks) (9) F eks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel. Penyebutan ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan gaya internal antar partikel. Adapun jumlahan gaya internal antar partikel adalah nol, karena masing- masing saling meniadakan. 2. KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR Seandainya jumlah semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem sama dengan nol, maka: atau P = konstan (10) P = M . vpm “Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem partikel dengan kecepatan pusat massanya” 𝑑𝑃 𝑑𝑡 = 𝑑(𝑀𝑣 𝑝𝑚) 𝑑𝑡 = 𝑀 𝑑𝑣 𝑝𝑚 𝑑𝑡 𝑑𝑃 𝑑𝑡 = 𝑀𝑎 𝑝𝑚 𝑑𝑃 𝑑𝑡 = 𝐹𝑒𝑘𝑠 𝑑𝑃 𝑑𝑡 = 0
  • 20. 20 Bila momentum total sistem P = P1 + P2 … + Pn, maka : (11) Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum sistem tetap konstan. 2.3. 4 Tumbukan Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna. 2.3.4.1 Tumbukan elastik Dari kekekalan momentum : m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 Dari kekekalan tenaga kinetik : 1/2 m1 v1 2 + 1/2m2 v2 2 = 1/2m1v’1 2 + 1/2 m2v2’2 Dan diperoleh : v1 - v2 = v’2 - v’1 Dari persamaan ketiga tumbukan elastis dapat dimodifikasi menjadi : e : koefisien elastisitas, e = 1 untuk tumbukan elastis P = P1 + P2 … + Pn = konstan = P0
  • 21. 21 0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis e = 0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna 2.3.4.2 Tumbukan tidak elastic Tumbukan dikatakan tidak elastic jika energi kinetic system sebelum dan sesudah tumbukan tidak sama, artinya ada sebagian energi kinetic yang hilang berubah menjadi bentuk energi lain seperti energi panas. Jadi, energi kinetic sebelum tumbukan lebih besar dari energi kinetic setelah tumbukan. Dari kekekalan momentum : m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2 Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga mekanik ini berubah / berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk). 2.3.4.2.1 Tumbukan tidak elastis sempurna. Pada tumbukan ini setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama-sama. Dari kekekalan momentum : m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2)v’
  • 22. 22 Bab IV Elastisitas 2.4.1 Pengertian Elastisitas Bahan Elastisitas adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi ketika gaya diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan. (Wikipedia, ensiklopedia bebas). Sebuah benda dengan tingkat tinggi elastisitas mampu untuk memiliki banyak perubahan bentuknya, dan masih bisa kembali ke bentuk aslinya. Zat padat dengan sedikit atau tanpa elastisitas baik menjadi cacat permanen atau pecah ketika sebuah gaya yang diterapkan kepada mereka. Elastisitas secara jangka panjang juga dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan proses atau sistem untuk meregangkan atau bersikap fleksibel. 2.4.2 Tegangan Tegangan atau stress adalah perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda daa luas penampang benda. Dirumuskan sebagai : Keterangan : σ = tegangan atau stress ( N/m2) F = gaya ( N ) A = luas penampang batang ( m2 ) 2.4.3 Regangan Regangan atau strain adalah perbandingan antara pertambahan panjang batang dan panjang mula-mula. Dirumuskan : 𝜀 = ∆𝑙 𝑙 Keterangan : l = panjang ( cm ; m ) ∆l = pertambahan panjang ( cm ; m ) 𝜎 = 𝐹 𝐴
  • 23. 23 2.4.4 Elastisitas dan Plastisitas Elastisitas adalah Kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan hilang. Plastisitas adalah Ketidakmampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan hilang. 2.4.5 Modulus Elastic Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur obyek atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformasi elastis: Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi. Modulus elastis dirumuskan dengan: Dimana tegangan adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan daerah dimana gaya diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan beberapa parameter panjang yang disebabkan oleh deformasi ke nilai asli dari parameter panjang. Jika stres diukur dalam pascal , kemudian karena regangan adalah besaran tak berdimensi, maka Satuan untuk λ akan pascal juga. Menentukan bagaimana stres dan regangan yang akan diukur, termasuk arah, memungkinkan untuk berbagai jenis modulus elastisitas untuk didefinisikan. Tiga yang utama adalah:  Modulus Young ( E ) menjelaskan elastisitas tarik atau kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk sepanjang sumbu ketika stress berlawanan diaplikasikan sepanjang sumbu itu; itu didefinisikan sebagai rasio tegangan tarik terhadap regangan tarik. Hal ini sering disebut hanya sebagai modulus elastisitas saja. Jika ada benda yang bersifat elastis dengan panjang tertentu kemudian ditarik dengan gaya tertentu yang mengakibatkan pertambahan panjang benda tersebut maka berlaku hubungan :
  • 24. 24 Penggambaran di atas diasumsikan luas penampangnya berbentuk lingkaran dan besarnya tegangan (T) dan regangan dari peristiwa tersebut dapat dicari dengan rumus :  Tegangan (T) :  Regangan (e) : Nilai modulus young/elastisnya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) :  Modulus geser atau modulus kekakuan( G atau ) menjelaskan kecenderungan sebuah objek untuk bergeser (deformasi bentuk pada volume konstan) ketika diberi kekuatan yang berlawanan; didefinisikan sebagai tegangan geser terhadap regangan geser. Modulus geser modulus adalah turunan dari viskositas. Dimana = tegangan geser; 𝜎 = 𝐹 𝐴 𝜀 = ∆𝑙 𝑙 E = 𝜎 𝜀 = 𝐹.∆𝑙 𝑙
  • 25. 25 = gaya yang bekerja = luas di mana gaya itu bekerja dalam teknik, = regangan geser. Selain dari itu, = perpindahan transvers = panjang awal Satuan turunan SI modulus geser adalah pascal (Pa), meskipun biasanya dinyatakan dalam gigapascal (GPa) atau dalam ribuan pounds per square inch (ksi). Bentuk dimensional adalah M1L−1T−2  bulk modulus atau kompresi ( K ) menjelaskan elastisitas volumetrik, atau kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika diberi tegangan seragam ke segala arah; didefinisikan sebagai tegangan volumetrik terhadap regangan volumetrik, dan merupakan kebalikan dari kompresibilitas. Modulus bulk merupakan perpanjangan dari modulus Young pada tiga dimensi. Modulus kompresi dapat secara formal didefinisikan dengan persamaan di mana adalah tekanan, adalah volume, dan melambangkan turunan tekanan terhadap volume. Secara ekuivalen: di mana ρ adalah densitas dan dP/dρ melambangkan turunan tekanan terhadap densitas. Invers modulus kompresi adalah kompresibilitas zat tersebut.
  • 26. 26 Tiga modulus elastisitas lain adalah modulus axial, parameter pertama Lame, dan modulus gelombang P. Bahan material homogen dan isotropik (sama di semua arah) memiliki sifat keelastisitasan yang dijelaskan oleh dua modulus elastisitas, dan satu dapat memilih yang lain. 2.4.6 Konstanta Gaya 2.4.6.1 Hukum Hooke Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut : di mana F adalah gaya (dalam unit newton) k adalah konstante pegas (dalam newton per meter) x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter)
  • 27. 27 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bab I Sistem Satuan Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran adalah membandingkan suatu dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran besaran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran- pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Sesuatu yang dapat di ukur atau di hitung, dan dinyatakan dengan angka dan satuan. Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakIkatnya adalah sama. Bab II Usaha dan Energi Usaha merupakan hasil kali antara gaya yang bekerja dengan perpindahan yang dialami oleh benda. Satuan usaha dalam SI adalah joule (J). Energi menyatakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak disebut energi kinetik,sedangkan energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya disebut energi potensial. Daya adalah laju usaha yang dilakukan atau besar usaha persatuan waktu. Satuan daya dalam SI adalah watt (W). Bab III Momentum dan Impuls Momentum didefinisikan sebagai hasil perkalian antara massa dengan kecepatannya, impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan selang waktu kerja gayanya. Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari persamaan hukum kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut.
  • 28. 28 Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda tersebut akan bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lenting sempurna dan tak lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik benda tidak ber kurang atau berubah menjadi energi lain, pada tumbukan tak lenting energi kinetik benda sebagian berubah menjadi energi lain seperti energi bunyi, energi panas, dll. Bab IV Elastisitas Beban yang diberikan akan mempengaruhi perubahan panjang, semakin kecil beban yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin kecil dan sebaliknya semakin besar beban yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin besar. Gaya yang diberikan sebanding dengan perubahan panjang. Nilai konstanta pegas diperoleh dari perbandingan antara gaya dengan pertambahan panjang
  • 29. 29 Daftar Rujukan Askeland, Donald R.; Phulé, Pradeep P. (2006). The science and engineering of materials (5th ed.). Cengage Learning. p. 198. ISBN 978-0-534-55396-8. Beer, Ferdinand P.; Johnston, E. Russell; Dewolf, John; Mazurek, David (2009). Mechanics of Materials. McGraw Hill. p. 56. ISBN 978-0-07-015389-9. Chou, Pei Chi; Pagano, N.J. (1992). Elasticity: tensor, dyadic, and engineering approaches. Dover books on engineering. Dover Publications. pp. 1–33. ISBN 0-486-66958-0. Foster, Bob. 2000. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga Hartanto, Hendri. 2010. Rumus Jitu Fisika SMP. Jakarta Selatan : Agromedia Pustaka. Marten Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA. Jakarta : Erlangga. Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Erlangga Wahyono, Edi S.Si. 2008. Fisika Praktis SMA. Yogyakarta : Pustaka Widyatama Young. 2011. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.