1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai ketentuan perpajakan terbaru bagi bendaharawan/instansi pemerintah mulai tahun 2012, termasuk dasar hukum, objek pemotongan dan pemungutan pajak, serta kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
2. Bendaharawan memiliki peran sebagai pemotong dan pemungut pajak, antara lain PPh pasal 21, 22, 23, dan PPN. Ketentuan
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri pada Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011 bertema Tangani Sanitasi Amankan Air Minum, Jakarta 11-13 Oktober 2011
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri pada Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011 bertema Tangani Sanitasi Amankan Air Minum, Jakarta 11-13 Oktober 2011
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
6. DASAR HUKUM
KEWAJIBAN PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN BENDAHARA
• UU No.6 Tahun 1983 sttd UU No.28 Tahun 2007
UU • UU No.7 Tahun 1983 sttd UU No.36 Tahun 2008
UU No.8 Tahun 1983 sttd UU No.18 Tahun 2000
• PP No.80 Tahun 2007 (Peraturan Pelaksanaan KUP)
PP • PP No.80 Tahun 2008 (PPh bagi yang keluar negeri)
• PP No.71 Tahun 2008 (PPh atas Pengalihan Hak Tanah & Bang)
PP No.51 Tahun 2009 (PPh atas Jasa Konstruksi)
• PP No.19 Tahun 2009 (Deviden)
• No.244/PMK.03/2008 (Jenis Jasa Lain Pasal 23)
PERATURAN • No.250/PMK.03/2008 (Biaya Jabatan dan Pensiun)
MENKEU • No.252/PMK.03/2008 (Petunjuk pelaks. Pemot.PPh Ps 21)
• No.254/PMK.03/2008 (Penetapan Bag.Pengh.utk Peg.Harian)
• No. 85/PMK.03/2012 (Penunjukan BUMN sbg Pemungut Pajak)
PERATURAN
Per-57/PJ/2009 Pedoman Teknis PPh Psl 21/26
DIRJEN Per-32/PJ/2009 Bentuk Formulir SPT Masa PPh Ps.21/26
6
7. APBN/APBD
DIKELOLAH
INSTANSI PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
LEMBAGA NEGARA
MELALUI SUATU
KEGIATAN
BENDAHARA
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN DAN
PEMOTONGAN PAJAK PUSAT
TERMASUK PENGERTIAN BENDAHARA Permendagri 55 Tahun 2009
ADALAH PEMEGANG KAS DAN PEJABAT Permenkeu No.73 Tahun 2009
LAIN YG MENJALANKAN FUNGSI YG SAMA Tentang Bendaharawan
7
8. Objek Pemotongan & Pemungutan
yg Dilakukan Bendahara
PPh Pasal 21 : Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
kepada org pribadi sehubungan dengan pekerjaan
jabatan jasa & kegiatan
PPh Pasal 4 ayat (2) : Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu
PPh Pasal 22 : Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan
sehubungan dengan pembelian Barang
PPh Pasal 23 : Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan
berupa hadiah, bunga, deviden, sewa,
royalty dan jasa-jasa selain Objek PPh
Pasal 21
PPh Pasal 26 : Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib
Pajak
Luar Negeri
PPN dan PPnBM : Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar
sendiri sehubungan penyerahan Barang Kena Pajak
& Jasa Kena Pajak
Bea Materai : Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2 tertentu
8
9. Bendahara sebagai Pemotong Pajak
BENDAHARA/BUMN YG DITUNJUK
BENDAHARA/BUMN YG DITUNJUK
SEBAGAI PEMUNGUT/ PEMOTONG PAJAK
SEBAGAI PEMUNGUT/ PEMOTONG PAJAK
PEJABAT YG DITUNJUK
PEJABAT YG DITUNJUK
OLEH MENTERI/KETUA
OLEH MENTERI/KETUA
LEMBAGA SEBAGAI
LEMBAGA SEBAGAI
BENDAHARA/
BENDAHARA/
BENDAHARA PROYEK
BENDAHARA PROYEK
BENDAHARA/
BENDAHARA/
PEMEGANG KAS
PEMEGANG KAS
BUMN
BUMN PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
(Per 1 Juli 2012
(Per 1 Juli 2012
9
10. Kewajiban Mendaftarkan Diri
Pasal 2 ayat (1) UU KUP
Bendahara
Bendahara
yang Mengelola APBN/APBD
yang Mengelola APBN/APBD
Wajib
Wajib
Mendaftarkan Diri
Mendaftarkan Diri
.0 00
7- 407 A SI
4 56. B EK
3. 07
00 .12 N-0
D
R A S
A HA
ND
BE Untuk Mendapatkan NPWP
Untuk Mendapatkan NPWP
10
11. FUNGSI NPWP
Kep. Dirjen No. KEP-161/PJ./2001
Fungsi NPWP adalah
1. Sebagai tanda pengenal diri atau ientitas wajib pajak
2. Menjaga ketertiban dl pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi
perpajakan
3. Untuk keperluan yg berhubungan dg dokumen perpajakan, dimana semua
dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP
4. Untuk mendapatkan pelayanan dr instansi2 tertentu, ex. PIB, PEB, Kredit bank
,dll
5. Untuk keperluan pelaporan SPT Masa dan Tahunan
11
12. Penghapusan NPWP
Per. Dirjen No. PER-44/PJ./2008
Perubahan
Perubahan Proyek
Proyek
Organisasi
Organisasi Telah Selesai
Telah Selesai
Permohonan Tertulis/
Permohonan Tertulis/
Mengisi Formulir
Mengisi Formulir
KP.PDIP.4.1-00
KP.PDIP.4.1-00
KPP/KP2KP
KPP/KP2KP
NPWP Dihapuskan
NPWP Dihapuskan
Catatan : :
Catatan
Bila terjadi penggantian Pejabat Bendahara, NPWP
Bila terjadi penggantian Pejabat Bendahara, NPWP
tidak perlu diganti/ meminta NPWP baru, tetapi cukup
tidak perlu diganti/ meminta NPWP baru, tetapi cukup
dilaporkan secara tertulis kepada KPP/KP2KP
dilaporkan secara tertulis kepada KPP/KP2KP
12
13. Jatuh Tempo Pembayaran dan Pelaporan
Jenis Pembayaran Batas Pembayaran Batas Pelaporan
(selambat2nya) (selambat2nya)
PPh Pasal 21 Tanggal 10 bulan takwim 20 hari setelah masa pajak
berikutnya setelah masa pajak berakhir
berakhir
PPh Pasal 23/26 Tanggal 10 bulan takwim 20 hari setelah masa pajak
berikutnya setelah bulan saat berakhir
terutang
PPh Pasal 22, Disetor pd hr yg sama dg Hasil pemungutan dilaporkan
Bendaharawan pelaksanaan pembyrn atas peny paling lambat 14 hari setelah
brg yg dibiayai dari APBN/D masa pajak berakhir
PPN/PPnBM oleh Tanggal 7 bulan takwim 14 hari setelah masa pajak
Bendaharawan APBN/D berikutnya setelah masa pajak berakhir
berakhir
PPN, PPnBM oleh Pada hari yang sama disetor Akhir bulan berikutnya
Pejabat Penandatangan melalui KPPN
SPM
PPN, PPnBM oleh Tgl 15 bl takwim berikutnya Akhir bulan berikutnya
Pejabat Penandatangan
SPM dan BUMN
Apabila tgl jatuh tempo pembayaran atau penyetoran Dl hal j.t bertepatan hr libur,
bertepatan dengan hari libur, pembayaran/penyetoran dpt lap dilakukan pd hr kerja
dilakukan pd hr kerja berikutnya (PMK.184/PMK.03/2007) sebelum tgl jt 13
(Kep.220/PJ/2003)
14. Pengertian PPh PASAL 21/26
al
as PAJAK PENGHASILAN
SEHUBUNGAN DENGAN
21 h P
- Pekerjaan atau Jabatan
PP
- Jasa dan Kegiatan
yang dilakukan WP Orang Pribadi
PENGHASILAN BERUPA : GAJI, UPAH, HONORARIUM, TUNJANGAN,
DAN PEMBAYARAN LAIN DGN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN
WP DN WP LN
PPh PASAL 21 PPh PASAL 26
14
15. Bendahara Sebagai
Pemotong PPh Pasal 21
Ps. 21 ayat (1) dan Ps. 26 ayat (1) UU PPh
Bendahara Pemerintah
Bendahara Pemerintah
TERMASUK
Bendahara:
Bendahara:
--Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat
--Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
--Instansi atau Lembaga Pemerintah
Instansi atau Lembaga Pemerintah
--Lembaga-lembaga Negara Lainnya, dan
Lembaga-lembaga Negara Lainnya, dan
--Kedutaan Besar RI di Luar Negeri
Kedutaan Besar RI di Luar Negeri
15
16. PENERIMA & JENIS PENGHASILAN
Penghasilan Yang Diterima
PEJABAT SELAIN PEJABAT
NEGARA/PNS/ NEGARA/PNS/
ANGGOTA TNI DAN POLRI/ ANGGOTA TNI DAN POLRI/
PENSIUNAN PENSIUNAN
YANG DIBEBANKAN KEPADA
KEUANGAN NEGARA/DAERAH
Jenis Penghasilan
PENGHASILAN TERATUR PENGHASILAN TIDAK TERATUR
16
17. TIDAK TERMASUK PENGHASILAN
YANG DIPOTONG PPh PASAL 21
PENGHASILAN
PEMBAYARAN MANFAAT ATAU SANTUNAN ASURANSI DARI PERUSAHAAN
SEHUBUNGAN DGN ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN,
ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA
PENERIMAN DLM BENTUK NATURA DAN/ATAU /KENIKMATAN DLM BENTUK
APAPUN YG DIBERIKAN OLEH WAJIB PAJAK ATAU PEMERINTAH
(Contoh PPh 21 yg ditanggung Pemberi Kerja atau yg ditanggung Pemerintah)
IURAN PENSIUN YANG DIBAYARKAN KEPADA DANA PENSIUN YG
PENDIRIANNYA TLH DISAHKAN MENKEU,IURAN TUNJANGAN HARI TUA
ATAU IURAN JAMINAN HARI TUA KEPADA BADAN PENYELENGGARA
TUNJANGAN HARI TUA/JAMSOSTEK YANG DIBAYAR OLEH PEMBERI KERJA
ZAKAT YG DITERIMA OLEH ORANG PRIBADI YG BERHAK DARI BADAN/
LEMBAGA AMIL ZAKAT YG DIBENTUK ATAU DISAHKAN PEMERINTAH, ATAU
SUMBANGAN KEAGAMAAN YG SIFATNYA WAJIB BAGI PEMELUK AGAMA YG
DIAKUI DI INDONESIA YG DITERIMA OLEH ORANG PRIBADI YG BERHAK DARI
LEMBAGA KEAGAMAAN YG DIBENTUK ATAU DISAHKAN PEMERINTAH
BEASISWA YG DITERIMA WNI DLM RANGKA MENGIKUTI PENDIDIKAN DI DLM
NEGERI PADA TK PENDIDIKAN DASAR, MENENGAH & TINGGI DGN SYARAT
PEMBERI DGN PENERIMA BEASISWA TDK MEMPUNYAI HUB. ISTIMEWA
17
18. PENGHASILAN YANG DITERIMA
PEJABAT NEGARA/PNS/ANGGOTA TNI & POLRI/PENSIUNAN
Penghasilan Yang Diterima
PEJABAT ANGGOTA
PNS PENSIUNAN*)
NEGARA TNI & POLRI
YANG DIBEBANKAN KEPADA
KEUANGAN NEGARA/DAERAH
PENGHASILAN TERATUR PENGHASILAN TIDAK TERATUR
HONORARIUM, UANG SIDANG, UANG HADIR,
GAJI, GAJI KEHORMATAN, UANG PENSIUN, UANG LEMBUR, IMBALAN PRESTASI KERJA,
DAN TUNJANGAN LAINNYA DAN IMBALAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN
PPh Ps. 21 DITANGGUNG
PEMERINTAH DIPOTONG PPh Ps.21
*) TERMASUK JANDA/DUDA, DAN / ATAU ANAK-
ANAKNYA
18
19. Penghitungan PPh Pasal 21
Mulai 1 Januari 2009
PENGHASILAN TERATUR DARI APBN/APBD PENGHASILAN TIDAK TERATUR
PENGHASILAN BRUTO PENGHASILAN BRUTO
HONORARIUM DAN IMBALAN
LAIN DGN NAMA APAPUN
- GAJI KEHORMATAN - UANG PENSIUN YANG DTERIMA PEJABAT
- GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT NEGARA, PNS, ANGGOTA
- TUNJANGAN YG TERKAIT
TNI/POLRI
DIKURANGI: DIBEBANKAN KPD
- BIAYA JABATAN, 5% DARI KEUANGAN NEGARA/
PENGH. BRUTO MAKS DIKURANGI: DAERAH
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGH.
Rp 500.000,-/BLN BRUTO (UANG PENSIUN)
N
- IURAN YG TERIKAT DGN MAKS Rp 2.400.000,00/THN ATAU
A
LK
PENGH. TETAP Rp 200.000,00
U
S
IU
D
PTKP DIKURANGI
PENGHASILAN DIPOTONG PPh Ps. 21 :
NETO 15% DARI PENGH. BRUTO
(FINAL)
PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PS.17 UU PPh
PAJAK TERUTANG
KECUALI DIBAYARKAN KEPADA:
DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH • PNS GOL. II/d KE BAWAH
• PEMBANTU LETNAN SATU KE
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA BAWAH
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI 19
20. PTKP=PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
PTKP BARU
Mulai 1-1-2009
SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 15.840.000,- 1.320.000,-
UNTUK DIRI PEGAWAI YG 17.160.000,- 1.430.000,-
KAWIN/NIKAH (K/-)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 18.480.000,- 1.540.000,-
MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 19.800.000,- 1.650.000,-
MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 21.120.000,- 1.760.000,-
MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)
PTKP MAKSIMAL 3 TANGGUNGAN
•PTKP DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER,
•PTKP BAGI PEGAWAI YG BARU DATANG DAN MENETAP DI INDONESIA DLM
BAGIAN
TAHUN KALENDER YG NYA DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA
AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER YBS 20
21. BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP) Tahun 20 13
PMK-162/PMK.011/2012
PTKP BARU
Mulai 1-1-2013
SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 24.300.000,- 2.025.000,-
UNTUK DIRI PEGAWAI YG 26.325.000,- 2.193.750,-
KAWIN/NIKAH (K/-)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 28.350.000,- 2.362.500,-
MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 30.375.000,- 2.531.250,-
MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 32.400.000,- 2.700.000,-
MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)
22. PTKP UTK KARYAWATI
STATUS KAWIN
SUAMI
STATUS KAWIN STATUS TDK
STATUS KAWIN TDK MENERIMA/
KAWIN
MEMPEROLEH
PENGHASILAN
- UTK DIRI SENDIRI
- UTK DIRI SENDIRI
HANYA UTK DIRI SEBAGAI WP
HANYA UTK DIRI SEBAGAI WP
SENDIRI - STATUS KAWIN
SENDIRI - TANGGUNGAN
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
MAKS 3 ORANG
SYARAT:
SYARAT:
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
MEMPEROLEH PENGHASILAN
22
23. 9. TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)
KETENTUAN BARU (Mulai tahun pajak 2009):
NO Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp500.000.000,- 30%
23
24. Penghitungan PPh Pasal 21
Tiap Masa/Bulan
PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN
YG BERSIFAT TERATUR DALAM Contoh untuk Gaji + Tunjangan
1 BULAN (Contoh Bulan Januari) Bulan Januari
- GAJI KEHORMATAN - UANG PENSIUN
- GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT Rp3.500.000,-
- TUNJANGAN YG TERKAIT
DIKALI 12
Rp3.500.000 x 12 = Rp42.000.000,-
DIKURANGI: DIKURANGI: -(5%xRp42.000.000)+Rp600.000)
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO BIAYA PENSIUN, 5% DARI
MAKS Rp 6.000.000,-/THN PENGH.BRUTO (UANG PENSIUN) - (Rp2.100.000+Rp600.000)
ATAU Rp 500.000,-/BLN MAKS Rp 2.400.000,00/THN ATAU - Rp2.700.000
- IURAN YG TERIKAT DGN PENGH.TETAP Rp 200.000,00
PENGHASILAN NETO Rp39.300.000,-
DIKURANGI
- Rp15.840.000
PTKP
Rp23.460.000
PENGHASILAN KENA PAJAK
Rp23.460.000 X 5%=Rp1.173.000
X TARIF PS.17 UU PPh 12 12
12 24
Rp97.750 = PPh bln Januari
25. Penghitungan PPh Pasal 21
Masa Pajak Terakhir
PPh Pasal 21 PPh Pasal 21
terutang atas Yg telah dipotong PPh Pasal 21
seluruh Penghasilan pada masa-masa
Kena Pajak selama 1 sebelumnya
Masa Pajak
Tahun atau bagian dalam tahun pajak Terakhir
tahun pajak ybs
Contoh (dari jumlah penghasilan Jan s.d Novem. yg sama dan kenaikan penghasilan
terjadi pada bulan Desem.sebesar Rp1.500.000 shgg menjadi Rp5.000.000)
(Rp3.500.000 x 11 + Rp5.000.000) –
[(5%x (Rp3.500.000 x 11 +
Rp5.000.000)+Rp600.000] –
Rp15.840.000 = Rp43.500.000
– (Rp2.175.000 +Rp600.000
+Rp15.840.000)=
Rp43.500.000 – Rp18.615.000
=Rp24.885.000
Rp 1.075.250 Rp169.000
X
5% = Rp24.885.000 =
Rp1.244.250 25
26. Penghitungan PPh Pasal 21
Atas Penghasilan yg Bersifat tidak teratur
PPh Pasal 21
Terutang atas PPh Pasal 21
seluruh Penghasilan Yg terutang atas PPh Pasal 21
atas jumlah yg penghasilan
teratur x 12
Masa Pajak
teratur x 12 + jumlah
penghasilan tdk Terakhir
teratur
Contoh (ada penambahan kenaikan penghasilan yg terjadi pada bulan Desem.sebesar
Rp1.500.000 yg merupakan penghasilan yg bersifat tdk teratur yaitu THR (bukan PNS)
(Rp3.500.000 x 12 + Rp1.500.000) –
[(5%x (Rp3.500.000 x 12 +
Rp1.500.000)+Rp600.000] –
Rp15.840.000 = Rp43.500.000 –
(Rp2.175.000 +Rp600.000
+Rp15.840.000)=
Rp43.500.000 – Rp18.615.000
Rp 1.173.000* Rp169.000
=Rp24.885.000
X
5% = Rp24.885.000 =
*lihat contoh penghit.tiap
Rp1.244.250 masa (teratur) hl.20 26
27. DASAR PENGHITUNGAN
PPh Ps. 21
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
PEGAWAI TETAP
WP DALAM NEGERI
SEJAK AWAL SETELAHPERMULAAN
TAHUN TAHUN PAJAK
MULAI BEKERJA SETELAH BULAN JANUARI MULAI BEKERJA
TERMASUK PEGAWAI YG DALAM TAHUN
SEBELUMNYA BEKERJA PADA
PEMBERI KERJA LAINNYA
BERJALAN
JUMLAH PENGHASILAN YG SEBENARNYA DITERIMA/DIPEROLEH PENGHASILAN KENA PAJAK
DALAM TAHUN PAJAK/BAGIAN TAHUN TAKWIM YG DISETAHUNKAN
CONTOH :
TIDAK SI A KERJA MULAI BLN JULI
CONTOH :
SI BUSH MULAI BLN JULI DGN PENGHSL
DISETAHUNKAN DGN PENGHASILAN TIAP BLN Rp 10 JT
Rp 10 JT TIAP BLN, MAKA PENGHIT.PPh
MAKA PENGHITUNG PPh PSL 21
PSL 21 :(Rp 10 jt-[(BIAYA JAB.PERBLN
ADALAH (Rp 10 JT – [(BIAYA JAB.PERBLN
+IURAN PENSIUN PERBLN)] x 12)-PTK X
+IURAN PENS/BLN)] X 6 BLN) - PTKP
TARIF PSL 17 : 6 BLN
X TARIF PSL 17 ATAU : 6 BLN
27
28. Atas Penghasilan Yang Tidak Teratur yg
Dibayarkan Kepada Pejabat Negara, PNS,
Anggota ABRI dan Para Pensiunan
BERUPA :
HONORARIUM, UANG SIDANG, UANG LEMBUR,
IMBALAN PRESTASI KERJA, IMBALAN LAIN DGN
NAMA APAPUN
TIDAK DIBEBANKAN KPD
KEUANGAN
NEGARA/DAERAH
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP TARIF
MAKA
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI Ps. 17 UU PPh
28
29. PENGHASILAN YANG DITERIMA OLEH PENERIMA PENGHASILAN
SELAIN PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI DAN
PARA PENSIUNAN
YG DIBEBANKAN KEPADA APBN/APBD
Penghasilan teratur dan tidak teratur
UPAH HARIAN HONORARIUM, UANG SAKU,
HADIAH, PENGHARGAAN, KOMISI,
UPAH MINGGUAN
FEE, DAN PEMBAYARAN
UPAH SATUAN LAIN SBG IMBALAN SEHUBUNGAN
UANG SAKU HARIAN DGN PEKERJAAN, JASA, DAN
UPAH BORONGAN KEGIATAN
DIPOTONG PPh Psl 21/26 DARI PENGHASILAN BRUTO
29
30. Penghitungan PPh Pasal 21 Tdk termasuk
ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, Honorarium atau
MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN Komisi yg diterima
Penjaja barang &
UANG SAKU HARIAN Petugas dinas luar
DIBAYAR HARIAN
TIDAK LEBIH DARI LEBIH DARI
Rp 150.000,- Rp 150.000,-
DIKURANGI
Rp 150.000,-
TIDAK DIPOTONG DIPOTONG PPh
PPh Ps.21 TARIF 5%
PADA SAAT TELAH MELEBIHI
Rp 1.320.000 DALAM SATU BULAN KALENDER
JIKA PENGHASILAN JIKA WP
TARIF 5% KUMULATIF DLM TDK
DIKURANGI 1 BLN < Rp 6.000.000 MEMILIKI
PTKP HARIAN SEBENARNYA + PKP NPWP
JIKA PENGHASILAN MAKA
Iuran Jaminan Hari Tua/ TARIF Psl 17 KUMULATIF DLM TARIFNYA
Iuran Tunjangan Hari Tua 1 BLN > Rp 6.000.000 20% LEBIH
yg dibayarkan ke Jamsostek, TINGGI
bila diwajibkan DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21 30
YANG TELAH DIPOTONG
31. TARIF PPh PASAL 21 YANG BERSIFAT FINAL
(Berdasarkan PP No. 80 Tahun 2010)
GOLONGAN TARIF LAMA TARIF BARU
PNS Golongan I, dan Golongan II, Anggota
TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat 0% 0%
Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
PNS Golongan III, Anggota TNI dan
Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira 15% 5%
Pertama, dan Pensiunannya;
Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota
TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat
15% 15%
Perwira Menengah dan Perwira Tinggi,
dan Pensiunannya.
BERLAKU MULAI TANGGAL 1 JANUARI 2011
Aturan Pelaksanaannya: PMK 262/PMK.03/2010
31
32. Penghitungan PPh Pasal 21
ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN,
SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN
DIBAYAR BULANAN
DIKURANGI PTKP SEBULAN
PKP SEBULAN
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP PKP DISETAHUNKAN
MAKA X
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI TARIF PPh Ps.17
PPh SETAHUN
PPh SEBULAN
32
33. Jenis – Jenis Pajak Bagi
PPh 21 / 26 Bendaharawan
Pegawai Tidak Tetap
Sehari Sebulan Dibayar Keterangan
> 150.000 > 1.320.000 Bulanan
Tidak Tidak Tidak No PPh
Tidak Tidak Ya PTKP Real
Ya Tidak - Sehari :
5% x (bruto – 150.000)
- Ya - PTKP = PTKP / 360
Pegawai Tidak Tetap Tidak Mendapat Pengurangan Biaya Jabatan
PMK 252/PMK.03/2008
PMK 254/PMK.03/2008 Tenaga ahli (Dokter, Pengacara, Akuntan, Arsitek, Konsultan, Notaris,
Penilai dan Aktuari ) = 50% x Penghasilan Bruto x Tarif Pasal 17
Per-31/PJ/2009
(kumulatif satu tahun)
Per-47/PJ/2009
Per-32/PJ/2009 Honorarium untuk setiap kegiatan PNS (diatas IId) dikenakan PPh 21
15% dan bersifat Final
33
34. PENGHASILAN BRUTO
HONORARIUM, UANG SAKU, HADIAH DANPENGHARGAAN
DGN NAMA APAPUN, KOMISI, FEE, DAN PEMBAYARAN
LAIN DENGAN NAMA APAPUN
SEBAGAI
IMBALAN ATAS JASA DAN KEGIATAN
KEPADA
- SENIMAN, OLAHRAGAWAN; - DISTRIBUTOR PERUSAHAAN
- PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH,
MULTILEVEL MARKETING ATAU
PENYULUH & MODERATOR, DIRECT SELLING
- PENGARANG PENELITI, DAN PENERJEMAH; - PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI
- PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK TEKNIK,
YG TDK BERSTATUS SBG PEGAWAI;
KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA, TELEKOMUNIKASI, - PENJAJA BARANG DAGANGAN YG
ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI, EKONOMI DAN SOSIAL TDK BERSTATUS PEGAWAI;
- AGEN IKLAN;
DAN/ATAU
- PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK; - PENERIMA PENGHASILAN BUKAN
- PESERTA PERLOMBAAN, PESERTA RAPAT, KONFERENSI,
PEGAWAI LAINNYA YG MENERIMA
PERTEMUAN ATAU KUNJUNGAN KERJA, PESERTA ATAU PENGHASILAN DARI PEMOTONG
ANGGOTA PANITIA, PESERTA PENDIDIKAN, PELATIHAN PPh PASAL 21 SECARA
& MAGANG DLL; BERKESINAMBUNGAN.
- PEMBAWA PESANAN/PENEMU LANGGANAN/PERANTARA
JIKA MEMILIKI NPWP
DIKURANGI
DIPOTONG PPh Ps.21 DENGAN
JIKA WP TDK MEMILIKI
TARIF Ps. 17 DARI JUMLAH BRUTO PTKP
NPWP MAKA
(dikurangi PTKP), jika:
TARIFNYA 20% LEBIH
1.Mempunyai NPWP 34
TINGGI Tarif PPh Ps.17(kumulatif 1 tahun)
2. Tidak memperoleh Ph Lain
35. PENGHASILAN BRUTO
KOMISI, FEE, DAN PEMBAYARAN
LAIN DENGAN NAMA APAPUN
SEBAGAI
IMBALAN ATAS JASA DAN KEGIATAN
KEPADA
- TENAGA AHLI (PENGACARA, AKUNTAN, ARSITEK, DOKTER,
KONSULTAN, NOTARIS,PENILAI DAN AKTUARIS)
DIKURANGI
50 %
JIKA WP TDK MEMILIKI
NPWP MAKA DIPOTONG PPh Ps.21 DENGAN
TARIFNYA 20% LEBIH TARIF Ps. 17 (kumulatif 1 tahun)
TINGGI
35
36. KEWAJIBAN BENDAHARA
PEMOTONG PPh PASAL 21
MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP
MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR DAN MELAPOR PPh YANG TERUTANG
SETIAP BULAN KALENDER TERMASUK LAPORAN PENGHITUNGAN PPh YG NIHIL
MEMBUAT CATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN PPh PSL 21 UTK MASING2
PENERIMA PENGHASILAN, YG MENJADI DASAR PELAPORAN PPh PSL 21 DAN/ATAU
PPh PSL 26 YG TERUTANG UTK SETIAPMASA PAJAK DAN WAJIB MENYIMPAN
CATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN TSB
DALAM HAL TERJADI KELEBIHAN PENYETORAN PPh PSL 21 DAN/PPh PAL 26 YG
TERUTANG PADA SUATU BULAN,KELEBIHAN TSB DAPAT DIPERHITUNGKAN DGN
PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26 YG TERUTANG PADA BLN BERIKUTNYA
MELALUI SPT MASA PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PSL 26
MEMBUAT & MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PADA SAAT DILAKUKAN
PEMOTONGAN PAJAK
MENGAMBIL SENDIRI FORMULIR YG SUDAH DITETAPKAN DALAM PERDIRJEN PAJAK
36
37. KEWAJIBAN PENERIMA
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21
MEMBUAT SURAT PERNYATAAN YG BERISI JUMLAH TANGGUNGAN
KELUARGA PADA AWAL TAHUN KALENDER ATAU PADA SAAT MULAI
MENJADI SUBJEK PAJAK DLM NEGERI SBG DASAR PENENTU PTKP PADA
SAAT MULAI BEKERJA ATAU MULAI PENSIUN
APABILA TERJADI PERUBAHAN TANGGUNGAN KELUARGA,
PENERIMA PENGHASILAN MEMBUAT SURAT PERNYATAAN YG BERISI
JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA YG BARU DAN MENYERAHKANNYA
KE PEMOTONG PPh PSL 21 DAN/PPh PSL 26 PALING LAMA SEBELU
MULAI TAHUN KALENDER BERIKUTNYA
37
38. TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 21
TDK
DITANGGUNG
DITANGGUNG
PEMERINTAH PEMERINTAH
DGN SSP KE : TDK ADA
- BANK PERSEPSI, ATAU PENYETORAN
- KANTOR POS GIRO
BILA JATUH PD
PALING LAMBAT HARI LIBUR PENYETORAN
TGL 10 BLN BERIKUTNYA PADA HARI
KERJA BERIKUTNYA
38
39. TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 21
TDK DITANGGUNG
DITANGGUNG
PEMERINTAH
PEMERINTAH
DGN SPT MASA PPh
MELAPORKAN
PASAL 21
PENGHITUNGAN
KE KPP/KAPENPA
PPh PSL 21
DLM DAFTAR GAJI
PLG LAMBAT TGL 20
BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA KPPN
JIKA JATUH PD PD HARI KERJA
HARI LIBUR BERIKUTNYA
39
40. CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 21
Drs. Slamet Taramandi (bukan PNS), menerima honorarium sebesar
Rp 1.000.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21
Rp 1.000.000,- x 5% = Rp 50.000,-
Mengingat yg menerima bukan PNS , maka tarif yg digunakan untuk
pemotongan PPh Pasal 21 adalah tarif Pasal 17 UU PPh
Jika Drs Slamet tidak punya NPWP
Rp 1.000.000,- x 5% x 120% = Rp 60.000,-
40
41. BENDAHARAWAN SEBAGAI
PEMUNGUT PPh PASAL 22
l
sa
Pa
22 h
PP
DITJEN ANGGARAN
BENDAHARAWAN PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
BENDAHARAWAN BEA & CUKAI
YG MELAKUKAN PEMBAYARAN
ATAS PEMBELIAN BARANG
TIDAK PERLU DITUNJUK
SECARA KHUSUS
41
42. PPh PASAL 22
DIPUNGUT
BERKENAAN DENGAN PEMBAYARAN
ATAS
PENYERAHAN BARANG
OLEH
WAJIB PAJAK (REKANAN)
42
43. DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PPh PSL 22
PMK-154/PMK.03/2010)
PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG
JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp.2.000.000,- DAN
TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TERPECAH-
PECAH DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB
PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR
MINYAK, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN
BENDA BENDA POS DILAKUKAN OTOMATIS TANPA
SKB
Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan
dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS)
43
44. BATASAN JUMLAH PEMBAYARAN YANG DIKENAKAN
PPh PASAL 22
(BERDASARKAN PMK NOMOR : 154/PMK.03/2010)
KETENTUAN KETENTUAN
OBYEK PPh PASAL 22
LAMA BARU
Jumlah pembayaran tidak
merupakan pembayaran yang 1.000.000 2.000.000
terpecah-pecah;
BERLAKU MULAI TANGGAL 31 AGUSTUS 2010
44
45. SAAT PEMUNGUTAN
PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
ATAS
PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN
TARIF 1,5%
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
45
47. TATA CARA
PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN
PPh PASAL 22
DIPUNGUT PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
DISETOR PADA HARI YANG SAMA
KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO
SSP
DIISI OLEH DAN ATAS NAMA REKANAN
DITANDATANGANI OLEH BENDAHARAWAN
47
48. TATA CARA PELAPORAN
PELAPORAN
PPh PASAL 22
SPT MASA
F.1.1.32.02
KE KPP/KAPENPA
SELAMBAT-LAMBATNYA
14 HARI SETELAH
BULAN TAKWIM BERAKHIR
JIKA JATUH PADA HARI LIBUR
PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
48
49. CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 22
Drs. Slamet, Bendahara Madrasah Negeri Depok membeli komputer
Rp 11.000.000, (harga yg tertulis di kuitansi) -.
Penghitungan PPh Pasal 22
Harga yg tertulis di kuitansi adalah nilai barang termasuk PPN, maka
Rp 11.000.000,- x 100/110 x 1,5% = Rp 150.000,-
*Utk mencari harga barang tanpa PPN maka nilai tertera dikuitansi tsb
dikalikan 100/110
Apabila rekana tidak memiliki NPWP maka
PPh pasal 22 terutang :
Rp 11.000.000,- x 100/110 x 1,5% x 200% =Rp300.000,-
49
50. Contoh Formulir PPh Ps.22 Yg Harus Buat & Dilaporkan ke KPP
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
SURAT SETORAN PAJAK
LEMBAR 3
KANTOR PELAYANAN PAJAK
(SSP) Untuk dilaporkan
Oleh WP ke KPP
NPWP : 0 3 - 4 5 6 - 7 8 9 - 0 - 0 0 9 - 0 0 0
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki
NAMA WP : PT Persangingan Sangat Tidak Sehat Sekali
ALAMAT WP : Jl.H.Juhri, Jakarta
MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran Uraian Pembayaran
4 1 1 1 2 2 9 0 0 PPh Pasal 22 atas Pengadaan Alat Pengolahan Data
Masa Pajak Tahun
Jan Feb Mar Apr Me i Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2 0 0 8
Diisi tahun terutangnya pajak
Beri tanda silang pada salah satu k olom bulan untuk masa yang berkenan
Nomor Kete tapan : / / / /
Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT
Jumlah Pe mbayaran Terbilang : lima belas juta rupiah
Diisi dengan rupiah penuh
Rp 15.000.000,-
Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Pe nye tor
Tanggal …………………….. Jakarta , tgl 10-Sep-08
Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan
TTD & CAP KANTOR
Nama Jelas : …………………………………. Nama Jelas : Stefano Bambang Yudono
Ruang Validasi Kantor Pe ne rima Pe mbayaran
Diisi sesuai buk u petunjuk pengisian
F.2.0.32.01 50
51. Lembar ke-1 unt uk : Kant or P elayanan P ajak
Lembar ke-2 unt uk : P emungut Pajak
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DAFTAR BUKTI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
MASA :Se pte mber s /d Se pte mbe r TAHUN : 2008 (1)
Jumlah Obyek PPh Pas al 22
Bukti Pe mungutan
No NPWP / Alamat WP Nama Wajib Pajak PPh Pas al 22 yang dipungut
Nomor Tanggal (Rp) (Rp)
(1) (2) (2) (4) (5) (6) (7)
1 05.678.901.2.009.000 …./,… PT Persanginagn ….. 01… ….. 1.000.000.000 15.000.000
2
3
4
5
6
7
dst.
J UM LAH 15.000.000
Jakarta, 2 Oktober 2008 (2)
Pe mungut Pajak (3)
N P WP : 0 0 - 1 2 3 - 4 5 6 - 7 - 8 9 0 - 0 0 7
N ama : bendahara KPPU Jakarta
Tanda tangan, nama dan cap
TTD & CAP KANTOR
Stefano BY
NIP. .xxxxxxxxxxxx .
D.1.1.32.04
51
52. Lembar ke-1 unt uk : Kant or P elayanan Pajak
Lembar ke-2 unt uk : Pemungut P ajak
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
……………………………………….. (1)
di
………………………………………..
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
A. Identitas Pemungut Pajak :
NPWP : 0 0 - 1 2 3 - 4 5 6 - 7 - 8 9 0 - 0 0 0 (2)
N a ma : bendahara KPPU
Al amat : JL>>>>>>>
B. Pajak Penghasilan Pasal 22 yang telah dipungut untuk masa pajak September (3) tahun 2008 (4)
dan telah disetor tanggal 10-09-2008 (5) adalah sebagai berikut:
Nilai Obyek Pajak Tarif PPh yang dipungut
UR A IA N MAP/KJS
(Rp) (% ) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Badan Usaha Industri/Eksportir 411122/100 …………………………… ……… ……………………………
2. Usaha Industri Rokok 411122/402 …………………………… ……… ……………………………
3. Pembelian Barang Oleh Bendaharawan/Badan
Tertentu Yang Ditunjuk 411122/900 1.000.000.000 1,5% 15,000,000
4. Nilai Impor Bank Devisa/Ditjen Bea dan Cukai*)
a. API 411123/100 …………………………… ……… ……………………………
b. Non API 411123/100 …………………………… ……… ……………………………
5. Hasil Lelang (Ditjen Bea dan Cukai) 411122/100 …………………………… ……… ……………………………
6. Penjualan Migas Oleh Pertamina / Badan Usaha
Selain Pertamina
a. SPBU/Agen/Penyalur (Final) 411122/401 …………………………… ……………………………
b. Pihak lain (Tidak Final) 411122/401 …………………………… ……………………………
J UMLA H 15,000,000
Terbilang (6) lima belas juta rupiah
*) Coret yang tidak perlu
C. Lampiran : (7)
( X ) Daftar Surat Setoran Pajak PPh Pasal 22 (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan
Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina),
( ) Surat Setoran Pajak (SSP) dan /atau Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor (SSPCP) yang disetor oleh
Importir atau Pembeli Barang sebanyak………. lembar, (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang
Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina),
( ) Surat Setoran Pajak (SSP) dan /atau Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Has il Tembakau Buatan Dalam
Negeri (SSCP) yang disetor oleh Pemungut Pajak sebanyak………. lembar, (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir
Tertentu, Ditjen Bea dan Cukai),
( ) Surat Kuasa Khusus,
( ) Daftar Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dan /atau Bukti Pembayaran Pabean, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (BPPCP)
(Khusus untuk Badan Usaha Industri/Importir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai),
( ) Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dan /atau Bukti Pembayaran Pabean, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (BPPCP),
(Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai)
( ) Dalam hal ada penjualan retur agar dilengkapi dengan lampiran rincian penjualan dan retur penjualan,
( ) Risalah Lelang, dalam hal pelaks anaan lelang.
D. Pernyataan :
Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat.
Jakarta., 2 Oktober 20080… (8)
Pemungut Pajak / Kuasa (9)
Tanda tangan, nama dan cap
Stefano Bambang Yudonoi (10)
52
53. PEMOTONG PPh PASAL 23/26
al
as
23 h P
BENDAHARAWAN PEMERINTAH PUSAT
PP
BENDAHARAWAN PEMERINTAH DAERAH
Perkiraan
Penghasilan Netto :
PMK
244/PMK.03/2008
tentang
Jenis Jasa Lain dan
Perkiraan
Penghasilan Netto
YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN
ATAS OBJEK PPh Pasal 23
53
54. PENGHASILAN
YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN
KEGIATAN SELAIN YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21
SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN HARTA
IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN:
• JASA TEKNIK;
• JASA MANAJEMEN;
• JASA KONSULTAN HUKUM,
• JASA KONSULTAN PAJAK,
• JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21
YANG BERASAL DARI MODAL :
• DEVIDEN
• BUNGA
• ROYALTI
54
55. TIDAK DIKENAKAN
PEMOTONGAN PPh PASAL 23
WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK
ORANG PRIBADI / /
ORANG PRIBADI
BADAN
BADAN
YG DAPAT MENUNJUKKAN
YG DAPAT MENUNJUKKAN YG MELAKSANAKAN
YG MELAKSANAKAN
SKB PEMOTONGAN
SKB PEMOTONGAN PROYEK PEMERINTAH YG
PROYEK PEMERINTAH YG
PPh PASAL 23/26
PPh PASAL 23/26 DIDANAI HIBAH ATAU
DIDANAI HIBAH ATAU
PINJAMAN LN
PINJAMAN LN
55
56. TIDAK DIKENAKAN
PEMOTONGAN PPh PASAL 23
A. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KPD BANK;
A. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KPD BANK;
B. SEWA YG DIBAYARKAN ATAU TERUTANG SEHUBUNGAN DGN SEWA GUNA
B. SEWA YG DIBAYARKAN ATAU TERUTANG SEHUBUNGAN DGN SEWA GUNA
USAHA DENGAN HAK OPSI;
USAHA DENGAN HAK OPSI;
C. DEVIDEN ATAU BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PERSEROAN
C. DEVIDEN ATAU BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PERSEROAN
TERBATAS SEBAGAI WP DALAM NEGERI,KOPERASI, BUMN/D, DARI
TERBATAS SEBAGAI WP DALAM NEGERI,KOPERASI, BUMN/D, DARI
PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA YANG DIDIRIKAN DAN
PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA YANG DIDIRIKAN DAN
BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT : :1) DIVIDEN BERASAL
BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT 1) DIVIDEN BERASAL
DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN 2) BAGI PERSEROAN TERBATAS,
DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN 2) BAGI PERSEROAN TERBATAS,
BUMN/BUMDYG MENERIMA DIVIDEN, KEPEMILIKAN SAHAM PADA BADAN YG
BUMN/BUMDYG MENERIMA DIVIDEN, KEPEMILIKAN SAHAM PADA BADAN YG
MEMBERIKAN DIVIDEN PALING RENDAH 25 PERSEN DARI JML MODAL YG
MEMBERIKAN DIVIDEN PALING RENDAH 25 PERSEN DARI JML MODAL YG
DISETOR;
DISETOR;
D. BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSEROAN
D. BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSEROAN
KOMANDITER YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM-SAHAM,
KOMANDITER YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM-SAHAM,
PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI;
PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN KONGSI;
F. SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI YANG DIBAYARKAN KEPADA
F. SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI YANG DIBAYARKAN KEPADA
ANGGOTANYA;
ANGGOTANYA;
G. PENGHASILAN YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN USAHA
G. PENGHASILAN YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN USAHA
ATAS JASA KEUANGAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENYALUR PINJAMAN
ATAS JASA KEUANGAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENYALUR PINJAMAN
DAN/ATAU PEMBIAYAAN YANG DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI
DAN/ATAU PEMBIAYAAN YANG DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI
KEUANGAN.
KEUANGAN.
56
57. TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
HADIAH DAN
SEWA
PENGHARGAAN,
DAN
DEVIDEN, BUNGA
JASA LAINNYA
DAN ROYALTI
TARIF TARIF
15 % 2 %
PENGHASILAN
BRUTO
DASAR PEMOTONGAN
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI 57
58. Objek Pemotongan PPh Pasal 23
No Objek Tarif Dasar Sifat Batas waktu Batas waktu
Penghitungan penyetoran pelaporan
1. Bunga, Royalti, Hadiah 15% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
Devident 10 % (PP.19/2009) Final berikutnya berikutnya
2. Sewa dan penghasilan lain 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
sehubungan dengan penggunaan berikutnya berikutnya
harta kecuali Sewa Tanah dan/atau
Bangunan
3. Imbalan Jasa Lain
1. Jasa Penilai (appraisal) 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
berikutnya berikutnya
2. Jasa Aktuaris 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
berikutnya berikutnya
3. Jasa Akuntansi,pembukuan dan 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
atestasi laporan keuangan berikutnya berikutnya
4. Jasa Perancanag (design) 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
berikutnya berikutnya
5. Jasa pengeboran (drilling) di 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
bidang penambangan berikutnya berikutnya
migas,kecuali
yg dilakukan BUT
6. Jasa penunjang di bidang 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
penambangan Migas berikutnya berikutnya
7. Jasa penambangan dan jasa 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
penunjang di bidang berikutnya berikutnya
penambangan
*tidak termasuk PPN 58
selain migas
59. PPh Pasal 23
Objek Pemotongan PPh Pasal 23 …lanjutan
No Objek Tarif Dasar Sifat Batas Batas waktu
Penghitungan waktu pelaporan
penyetoran
8. Jasa penunjang di bidang 2% Jumlah 10 bln 20 bln
penerbangan dan bandar udara Bruto* berikutnya berikutnya
9. Jasa penebangan hutan 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
10. Jasa pengelolaan limbah 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
11. Jasa penyediaan tenaga kerja 2% Jumlah 10 bln 20 bln
(outsourcing service) Bruto* berikutnya berikutnya
12. Jasa perantara atau keagenan 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
13. Jasa di bidang perdagangan surat- 2% Jumlah 10 bln 20 bln
surat berharga, kecuali yg di lakukan Bruto* berikutnya berikutnya
Bursa Efek, KSEI dan KPEI
14. Jasa kostodian/penyimpanan/penitipan, 2% Jumlah 10 bln 20 bln
kecuali yg dilakukan KSEI Bruto* berikutnya berikutnya
15. Jasa pengisian suara (dubbing dan/atau
sulih suara
*tidak termasuk PPN 59
60. PPh Pasal 23
Objek Pemotongan PPh Pasal 23 …lanjutan
N Objek Tarif Dasar Sifat Batas waktu Batas waktu
o Penghitungan penyetoran pelaporan
16. Jasa mixing film 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
17. Jasa sehubungan dengan software 2% Jumlah 10 bln 20 bln
komputer, termasuk perawatan, Bruto* berikutnya berikutnya
pemeliharaan dan perbaikan
18. Jasa instalasi/pemasangan mesin, 2% Jumlah 10 bln 20 bln
peralatan, listrik, telepon, air, gas, Bruto* berikutnya berikutnya
AC,
dan/atau TV Kabel, selain yg
dilakukan
oleh Wajib Pajak yg ruang lingkupnya
di
bidang konstruksi dan mempunyai
izin dan/atau sertifikat sbg pengusaha
konstruksi
19. Jasa perawatan/perbaikan 2% Jumlah 10 bln 20 bln
/pemeliharaan mesin, peralatan, Bruto* berikutnya berikutnya
listrik
telepon, air, gas, AC, dan/atau TV
Kabel, alat transportasi/kendaraan
dan/atau bangunan, selain yg
dilakukan
Wajib Pajak yg ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai
sertifikat sbg pengusaha konstruksi
20. Jasa maklon 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
60
*tidak termasuk PPN
21. Jasa penyelidikan dan keamanan 2% Jumlah 10 bln 20 bln
61. Objek Pemotongan PPh Pasal 23
N Objek Tarif Dasar Sifat Batas waktu Batas waktu
o Penghitungan penyetoran pelaporan
22. Jasa penyelenggara kegiatan 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
23. Jasa pengepakan 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
24. Jasa penyediaan tempat dan/atau 2% Jumlah 10 bln 20 bln
waktu dalam media masa, media Bruto* berikutnya berikutnya
luar
ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi
25. Jasa pembasmi hama 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
26. Jasa kebersihan atau cleaning 2% Jumlah 10 bln 20 bln
service Bruto* berikutnya berikutnya
27. Jasa katering atau tata boga 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya
*tidak termasuk PPN
61
62. TATA CARA PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN
PENGHASILAN OLEH BENDAHARA
BUKTI PEMOTONGAN
F.1.1.33.06 atau 1 UNTUK REKANAN
F.1.1.33.07 2 LAMPIRAN SPT MASA PPh
3 PASAL 23/26
ARSIP BENDAHARA
62
63. TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 23
JUMLAHKAN PPh PSL 23/26 DALAM
BUKTI PEMOTONGAN
SELAMA SATU BULAN TAKWIM
DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU
KANTOR POS DAN GIRO DGN MENGGUNAKAN SSP
PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT
TERUTANGNYA PAJAK
APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR,
MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA
HARI KERJA BERIKUTNYA
63
64. TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 23
MENGISI DGN LENGKAP DAN BENAR
SPT MASA PPh PSL 23/26 (F.1.1.32.03)
RANGKAP 2
LAMPIRAN
* LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PSL 23/26
* DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23/26
* LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN
SELAMBAT-LAMBATNYA
KE KPP/ 20 HARI SETELAH
KAPENPA BULAN TAKWIM BERAKHIR
PD HARI KERJA JIKA JATUH PD
BERIKUTNYA HARI LIBUR
64
65. CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 23
Drs. Slamet, Bendahara Madrasah Negeri Depok menggunakan jasa
pemeliharaan komputer Rp 11.000.000, (harga yg tertulis di kuitansi) -.
Penghitungan PPh Pasal 23
Harga yg tertulis di kuitansi adalah nilai barang termasuk PPN, maka
Rp 11.000.000,- x 100/110 x 2% = Rp 200.000,-
*Utk mencari harga barang tanpa PPN maka nilai tertera dikuitansi tsb
dikalikan 100/110
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka PPh Pasal 23 terutang :
Rp11.000.000 x 100/110 x 2% x200%= Rp400.000,-
65
66. Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
……………………………………….. (1)
di ……………………………………..
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPh PASAL 23 DAN ATAU PASAL 26
A. Identitas Pemotong Pajak :
NPWP : - - - - - (2)
Nama : ………………………………………………………………………………………………………
S.23 Alamat : ………………………………………………………………………………………………………
B. Pajak Penghasilan Pasal 23 dan atau Pasal 26 yang telah dipotong untuk masa ………………………….. tahun …………….. (3)
dan telah disetor tanggal ………………………….. (4) adalah sebagai berikut :
1. PPh Pasal 23 yang telah dipotong :
Jumlah Perkiraan
Penghasilan Penghasilan Tarif PPh yang dipotong
PP h P
Jenis Penghasilan MAP/KJS
Bruto Neto (%) (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Dividen 411124/101 ………… 15% …………………………………………
2. Bunga *) 411124/102 ………… 15% …………………………………………
3. Bunga Simpanan yang dibayarkan
oleh Koperasi 411124/401 ………… 15% …………………………………………
4. Bunga/Diskonto Obligasi 411124/102 ………… 15% …………………………………………
5. Royalti 411124/103 ………… 15% …………………………………………
6. Hadiah dan penghargaan 411124/100 ………… 15% …………………………………………
ASA
7. Sewa dan Penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan
harta **) 411124/100 ………… ……..% 15% …………………………………………
8. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa
Konstruksi dan Jasa Konsultan
kecuali konsultan konstruksi 411124/104 ………… ……..% 15% …………………………………………
M
9. Jasa lain ex SK Dirjen Pajak No.
KEP-305/PJ./2001 : ***)
a. ……...…………………………. 411124/104 ………… ……..% 15% …………………………………………
SPT
b. ……...…………………………. 411124/104 ………… ……..% 15% …………………………………………
c. ……...…………………………. 411124/104 ………… ……..% 15% …………………………………………
10. ……………………………………… ………… ………… ……..% …….. …………………………………………
JUMLAH …………………………………………
Terbilang ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. PPh Pasal 26 yang telah dipotong :
TO H
Jumlah Perkiraan
Penghasilan Penghasilan Tarif PPh yang dipotong
Uraian MAP/KJS
Bruto Neto (%) (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Dividen 411127/101 ………… ……... …………………………………………
2. Bunga 411127/102 ………… ……… …………………………………………
C ON
3. Royalti 411127/103 ………… ……… …………………………………………
4. Sewa dan Penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan
harta 411127/100 ………… ……… …………………………………………
5. Imbalan sehubungan dengan jasa,
pekerjaan, dan kegiatan 411127/104 ………… ……… …………………………………………
6. Hadiah dan penghargaan 411127/100 ………… ……… …………………………………………
7. Pensiun dan pembayaran berkala 411127/100 ………… ……… …………………………………………
8. Penjualan harta di Indonesia 411127/100 ………… ……..% ……… …………………………………………
9. Premi asuransi / reasuransi 411127/100 ………… ……..% ……… …………………………………………
10. Penghasilan Kena Pajak BUT
setelah pajak 411127/105 ………… ……… …………………………………………
JUMLAH …………………………………………
Terbilang ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………
C. Lampiran (5) : ( ) Surat Setoran Pajak sebanyak ………………… lembar.
( ) Surat Kuasa Khusus.
( ) Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan atau Pasal 26.
( ) Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan atau Pasal 26 sebanyak ………………….. Lembar
( ) Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 23 atas Bunga Simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi sebanyak ……….
Lembar.
( ) Legalisasi fotocopy Surat Keterangan Domisili yang masih berlaku, dalam hal PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan
tarif Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).
D. Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat.
*) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
atau diskonto obligasi ………………., ……………………… 20… (6)
**) Kecuali sewa tanah dan bangunan Pemotong Pajak/Kuasa (7)
***) Apabila kurang harap dibuat lampiran tersendiri Tanda tangan, nama dan cap
66
…………………………………. (8)
F.1.1.32.03
67. Lembar ke-1 unt uk : Wajib P ajak
Lembar ke-2 unt uk : Kant or P elayanan P ajak
Lembar ke-3 unt uk : P emot ong P ajak
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
……………………………………...…………. (1)
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23
.23S NOMOR : ……………………………………… (2)
N PWP : - - - - - (3 )
PPh P
Nama Wajib Pajak ………………………………………………………………………………
:
Alamat ………………………………………………………………………………
:
Jumlah Perkiraan
No. Jenis Penghasilan Penghasilan Penghasilan Tarif PPh yang dipotong
Bruto Neto
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ON G
1. Divide n Rp.
………………………... 15 % Rp.
………………………...
2. Bunga *) Rp.
………………………... 15 % Rp.
………………………...
3. Bunga/Dis konto Obligas i Rp.
………………………... 15 % Rp.
………………………...
4. Royalti Rp.
………………………... 15 % Rp.
………………………...
5. Hadiah dan pe nghargaan Rp.
………………………... 15 % Rp.
………………………...
I PO T
6. Se wa dan Pe nghas ilan lain
s e hubungan de ngan
pe nggunaan harta **) Rp.
………………………... ………. % 15 % Rp.
………………………...
7. Jas a Te knik, Jas a Kons truks i,
Jas a Manaje me n dan Jas a
BUKT
Kons ultan ke cuali Kons ultan
Kons truks i Rp.
………………………... ………. % 15 % Rp.
………………………...
8. Jas a lain e x SK Dirje n Pajak
No. KEP-305/PJ/2001 :
a. ……………………………. Rp.
………………………... ………. % 15 % Rp.
………………………...
b. ……………………………. Rp.
………………………... ………. % 15 % Rp.
………………………...
TO H
c. ……………………………. Rp.
………………………... ………. % 15 % Rp.
………………………...
***)
JUMLAH Rp.
………………………...
Terbilang : ………………………………………………………………………………………………………………
…
CO N
Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasil an Pasal 23
…………………., ……………………. 20 ……. (4)
yang dipotong di atas merupakan
Angsuran atas Pajak Penghasilan yang
terutang untuk tahun pajak yang
Pemotong Pajak (5 )
bersangkutan. Simpanlah bukti N PWP : - - - - -
pemotongan ini baik-bai k untuk
diperhitungkan sebagai kredit pajak
dalam S urat Pemberitahuan (S PT)
………………………………………………………………………………………
N a ma :
Tahunan PPh.
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah
apabi la diisi dengan lengkap dan benar.
Tanda tangan, nama dan cap
*) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayark an oleh k operasi
**) Kecuali sewa tanah dan bangunan
***) Apabila k urang harap diisi sendiri.
F.1.1.33.06
......................................................... (6 )
67
68. Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan P ajak
.23
Lembar ke-2 untuk : P emot ong Pajak
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
h PS
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26
G PP MASA : ………………….. TAHUN …………… (1)
Jumlah Obye k PPh yang
Bukti Pe motongan
TON
No NPWP / Alamat WP Nama Wajib Pajak Pajak dipotong Ke t.
Nomor Tanggal (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. PPh Pasal 23
TI PO
1.
2.
3.
4.
BUK
dst.
JUMLAH PPh PASAL 23
B. PPh Pasal 26
TAR
1.
2.
3.
DAF
dst.
JUMLAH PPh PASAL 26
TOH
…………………., ……………………. 20 ……. (2)
Pe motong Pajak (3)
CON
N PWP : - - - - -
Nama :
………………………………………………………………………………………
Tanda tangan, nama dan cap
......................................................... (4)
NIP. ................................................. .
D.1.1.32.05
68
69. )
SP
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
SURAT SETORAN PAJAK
LEMBAR 3
(SSP)
S
KANTOR PELAYANAN PAJAK
Untuk dilaporkan
K(
oleh WP ke KPP
JA
NPWP : - - - - -
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki
PA
NAM A WP : ………………………………………………………………………………….
ALAM AT WP : ………………………………………………………………………………….
N
………………………………………………………………………………….
RA
………………………………………………………………………………….
TO
MAP/Kode Jenis Pajak Kode Jenis Setoran Uraian Pembayaran
………………………………………………………
3 T SE
………………………………………………………
………………………………………………………
1 & RA
Masa Pajak Tahun
Jan Fe b Mar Apr Me i Jun Jul Ags Se p Okt Nov De s
AR SU
Diisi Tahun terutangnya Pajak
Beri tanda silang pada salah satu k olom bulan untuk masa yang berk enaan
Nomor Ke te tapan : / / / /
MB H
Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT
LE NTO
Jumlah Pe mbayaran Terbilang : ……………………………………………………….
Diisi dengan rupiah penuh ……………………………………………………….
……………………………………………………….
………………………….
CO
Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Pe nye tor
Tanggal …………………….. ……………………. , tgl ………………….
Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan
Nama Je las : …………………………………. Nama Je las : …………………………………..
Ruang Validasi Kantor Pe ne rima Pe mbayaran
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Diisi sesuai buk u petunjuk pengisian
F.2.0.32.01
69
Editor's Notes
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
53 49 49 49 46 54 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
54 50 50 50 47 55 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
55 51 51 51 48 56 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
56 52 52 52 49 57 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
57 53 53 53 50 58 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
65 61 61 61 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
66 62 62 62 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
66 62 62 62 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
60 56 56 56 54 62 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
67 63 63 63 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
68 64 64 64 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
69 53 53 53 50 58 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
70 54 54 54 51 59 Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan
Pusat Pelatihan Manajemen Pembangunan Dan Keuangan