Dokumen tersebut membahas tentang spiritualitas Bunda Elisabeth Gruyters dalam 3 poin utama. Pertama, visi dasar untuk mencintai Tuhan dan sesama. Kedua, tujuan tarekat untuk memuliakan Tuhan melalui karya bakti kepada sesama. Ketiga, spiritualitas Bunda yang melihat realitas dunia sebagai panggilan untuk mencintai Tuhan dan sesama melalui kontemplasi dan aksi.

14. Kutahu Tuhan, Kau cinta anak-anak Tapi pernahkah Kaudengar Tangis seorang gadis remaja Tak kusangka badai melanda Kala kedua orangtuaku bercerai Badanku lelah lunglai Cahaya jiwaku gelap Semangatku lenyap, Berat rasanya membuat pilihan memilih mama atau papa keduanya sama-sama kucinta Mengapa Tuhan, kutak kuasa mencegah Kedua orangtuaku berpisah Meninggalkan luka menganga Di hati yang mendamba cinta? Kutahu Tuhan, Kau sayang anak-anak Tapi pernahkah Kaudengar Gejolak anak mahasiswa protes orangtua? Mengapa orang dewasa selalu memaksa Tak rela kami punya cita-cita Mengapa orang dewasa selalu benar Penuh konsepsi tapi kurang atensi Kadang dengan tangan besi Kualami mereka mencintai kami Jangan salahkan kami Tuhan, Bila kami kehilangan pegangan, Dalam mencari makna hidup ini Lepas kendali memilih memuja diri Atau melarikan diri memilih mimpi Hidup di alam maya, gelimang napza Bersama si janin tersayang atau terbuang Si bocah lincah, atau remaja ceria, Anak-anak cacat atau berbakat Kami ingin lagukan Senandung cinta seorang bocah Adalah cinta … Yang membiarkan kami tumbuh dan berkembang Yang membiarkan kami bebas berkreasi Menorehkan warna-warni di hidup kami Melukis mimpi dan cita-cita Dengan warna-warni kanak-kanak Yang polos, ceria dan penuh tawa Sebab dunia kami Adalah dunia yang indah Tanpa kebohongan dan kepalsuan Biarkan kami coretkan Warna-warni cinta Di kehidupan kanak-kanak kami Sebagai bekal hidup kelak Sebab adalah cinta … Yang membuat kami ada, Hidup dan terus mencinta ….    Selesai ditulis tgl 20 Juli 2000, jam 15.52. Telah didoakan oleh seluruh umat Gereja St. Antonius Kotabaru,Yogyakarta, sebagai novena hari anak nasional, tahun 2000.