SlideShare a Scribd company logo
12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 1/7
hildanurul JUST ANOTHER WORDPRESS.COM
SITE
24 MAY
PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN
MASYARAKAT PEDESAAN
Posted May 24, 2011 by hildanurul in Uncategorized. Leave a Comment
1 . Latar Belakang
Pada saat ini tingkat kesejahteraan di Indonesia masih relatif rendah, salah satu buktinya adalah
semakin meningkatnya angka kemiskinan terutama di wilayah pedesaan. Sebagian besar mayarakat
desa dikatakan miskin karena memiliki ketidakberdayaan dalam beberapa aspek.
Pada hakikatnya pemberdayaan diartikan sebagai proses belajar mengajar yang dilakukan secara
terencana untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia sehingga mampu
melakukan transformasi sosial (Prijono dan Pranarka 1996: 72 ).Secara umum, masyarakat desa
memiliki sumberdaya yang sangat terbatas. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat
pendidikan di pedesaan. Menurut Mohammad Ali (2009: 58) dalam buku “Pendidikan untuk
Pembangunan Nasional” dijelaskan bahwa “pendidikan merupakan sektor yang paling strategis
dalam pembangunan nasional”, oleh karena itu aspek yang penting untuk diperhatikan untuk
memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan karena dengan pendidikan kita
tidak hanya mempunyai bekal pengetahuan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpartisipasi
aktif dalam setiap kegiatan pembangunan masyarakat.
Dengan adanya pendidikan, masyarakat bisa berpikir kreatif dan mampu mengikuti perubahan
seperti penggunaan inovasi baru, penerapan teknologi, dan pola pikir yang brorientasi pada
pembangunan. Masyarakat yang tidak mampu berubah untuk mengikuti perkembangan zaman
akan semakin tertinggal. Dalam keadaan seperti ini, struktur ekonomi masyarakat pedesaan akan
tetap berada dalam ambang kemiskinan. Selain itu, Gregorius Sahdan (2005) mengungkapkan
mengenai sejumlah variabel yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi masalah dalam
kemiskinan, salah satu dimensinya adalah pendidikan yaitu rendahnya pendidikan merupakan salah
satu penyebab kemiskinan.
Latar belakang inilah yang perlu dibenahi dalam sistem masyarakat di pedesaan karena hal ini sudah
12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 2/7
Latar belakang inilah yang perlu dibenahi dalam sistem masyarakat di pedesaan karena hal ini sudah
menjadi suatu budaya di pedesaan sehingga memang tidak salah jika masyarakat pedesaan
dikatakan masyarakat miskin, baik miskin dalam hal materi, sumberdaya manusia, maupun akses
terhadap informasinya. Oleh karena itu, peran pendidikan dalam masyarakat pedesaan sangatlah
penting untuk dapat memberdayakan masyarakat dari masalah kemiskinan.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana perhatian masyarakat desa terhadap pendidikan?
b) Apa peran pendidikan dalam merubah mekanisme kehidupan masyarakat desa agar dapat
terberdayakan?
3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya peran pendidikan sebagai dasar dalam
upaya pembangunan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, serta meningkatkan kepedulian
dan minat masyarakat desa terhadap pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi.
4 . Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar masyarakat desa termotivasi untuk lebih
memperhatikan pendidikan untuk menata kehidupan yang lebih baik, serta diharapkan mampu
menghadapi persaingan global, seperti persaingan dalam hal pendapatan ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta persaingan lain yang bersifat global. PENDIDIKAN UNTUK
MASYARAKAT DESA
1. Gambaran Mengenai Pendidikan dalam Pembangunan Pedesaan
Pendidikan memiliki banyak fungsi khususnya dalam pembangunan, hal ini dapat dilihat dari fungsi
pendidikan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain yang
diperlukan dalam memasuki dunia kerja atau menjadi masyarakat yang produktif.[1]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn1) Selain itu,
Djojonegoro (1992) dikutip dalam Ali (2009: 124) mengungkapkan bahwa “…Pendidikan juga
dipandang sebagai usaha sosial. Pendidikan diberikan kepada mereka yang memerlukan
peningkatan kemampuan. Penyelenggaraan pendidikan ditujukan pada terjadinya perubahan dalam
kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.”
Berdasarkan fungsi pendidikan diatas sangatlah jelas bahwa pengaruh pendidikan sangat besar
terhadap perubahan masyarakat, dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah meningkatnya
kesejahteraan masyarakat khususnya dalam perekonomian.
Adapun jalur pendidikan[2]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn2), perlunya
pembangunan dalam bidang pendidikan di desa bukan hanya melalui pendidikan formal yang
merupakan pendidikan berjenjang karena mereka bukan hanya membutuhkan pendidikan formal
saja tetapi keahlian lain juga perlu dikembangkan seperti pendidikan bagaimana cara bergaul,
pendidikan spiritual keagamaan (pengajian, dakwah, dsb), pendidikan melatih kreativitas, dan lain
sebagainya.
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal[3]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn3) merupakan target
12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 3/7
utama yang perlu dikembangkan di pedesaan karena dalam pendidikan formal banyak dikaji
mengenai pengetahuan atau ilmu yang sifatnya global (bukan pengetahuan warisan leluhur) yang
akan mengantarkan masyarakat desa menuju kehidupan yang lebih baik.
Untuk mengembangkan pendidikan formal dibutuhkan sumberdaya pendidikan yang meliputi
tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana[4]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn4). Komponen-
komponen dalam sumberdaya pendidikan tersebut belum seluruhnya terpenuhi untuk kategori
pedesaan. Pada umumnya dana merupakan masalah yang paling pokok dalam melakukan usaha
tersebut. Begitu pula sarana untuk pendidikan belum memadai seperti gedung sekolah, buku
pedoman untuk belajar, serta sarana lain yang menunjang pendidikan. Semua yang dibutuhkan
tersebut memerlukan biaya, oleh karena itu cukup sulit bagi masyarakat desa untuk mengeluarkan
biaya di luar kebutuhan pokoknya (biaya makan, kesehatan, dan lain-lain). Penghasilan yang
mereka peroleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alasan lain, orang tua di desa
menganggap bahwa jika anaknya sudah mampu bekerja untuk membantu penghasilan orang tua
tidak perlu lagi sekolah tinggi untuk mendapatkan ilmu.
b. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang didapat seseorang dari lingkungan hidupnya yang
tidak bersifat formal. Pendidikan ini biasanya diperoleh dari orang tua, keluarga, dan individu
lainnya dalam masyarakat, misalnya cara orang tua mengajari anaknya untuk berjalan, berbicara,
dan sebagainya.
Pendidikan ini dibutuhkan untuk membentuk perilaku dan kepribadian anak serta menentukan
bagaimana anak berperilaku seperti kesopanan dalam berbicara dan bersikap, memiliki tanggung
jawab yang tinggi, patuh terhadap orang tua atau menjadi anak yang pembangkang.
Pendidikan informal sudah secara otomatis ada di setiap kalangan masyarakat baik di desa maupun
di kota. Sejak manusia lahir, orang tua mereka dengan senang akan mengajari hal-hal yang baik
kepada anaknya.
c. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang[5]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn5), namun peserta
didiknya memiliki usia yang relatif heterogen. Tujuan pendidikan nonformal adalah untuk
membantu mengembangkan potensi dan bakat peserta didik. Dengan adanya pendidikan nonformal
diharapkan masyarakat mampu meguasai pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki.
Aplikasi dari pendidikan nonformal adalah pendidikan anak usia dini, pendidikan untuk tuna aksara,
pendidikan keterampilan seperti kursus, pelatihan (karate, silat, sanggar tari, dan lain-lain), serta
pendidikan lain yang sejenis.
Untuk masyarakat desa pada umumnya pendidikan nonformal dilakukan dengan cara memberikan
penyuluhan mengenai inovasi baru yang menjadi suatu pengetahuan baru bagi masyarakat tersebut.
Selain itu, pendidikan untuk tuna aksara juga dapat dilakukan di desa karena masih banyak
masyarakat yang belum mengenal tulisan. Keterampilan-keterampilan lain juga dapat diberikan
kepada kaum muda untuk lebih kreatif dalam membuat suatu karya.
2. Kondisi Pedesaan
12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 4/7
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya pembangunan pedesaan. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan membutuhkan sumberdaya pendidikan. Hal yang
perlu diperhatikan terutama adalah kondisi ekonomi masyarakat desa, kondisi fisik atau tempat
sebagai sarana pendidikan, dan tersedianya tenaga kependidikan. a. Kondisi Ekonomi
Perekonomian masyarakat desa tidak sama dengan masyarakat kota yang pada umumnya memiliki
pendapatan yang lebih besar daripada pendapatan masyarakat desa. Hal ini sah saja karena
lapangan pekerjaan di kota sangat banyak dan beragam sehingga jenis pekerjaan serta tingkat
pendapatan mereka relatif heterogen dan lebih tinggi.
Sangat berbeda dengan masyarakat kota, masyarakat desa masih memiliki tingkat pendapatan yang
relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari jenis pekerjaan mereka yang mayoritasnya adalah petani dan
buruh konveksi yang penghasilannya kurang mencukupi untuk kebutuhan sekunder ataupun tersier,
bahkan mereka ada yang bermigrasi ke kota untuk mencari nafkah agar memperoleh penghasilan
yang lebih baik.
Kemiskinan bukan merupakan masalah baru di pedesaan, kondisi di atas merupakan salah satu
gambaran kemiskinan di pedesaan. IG. W. Murjana Yasa (2008: 87) mendefinisikan kemiskinan
sebagai “standar hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi dibandingkan
dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan”. IG. W.
Murjana Yasa (2008: 87) juga menyebutkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain
adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya, adanya perbedaan dalam kualitas
sumberdaya, serta adanya perbedaan akses dalam modal.
Dalam kondisi ekonomi seperti ini sulit bagi masyarakat desa yang secara umum dikategorikan
belum sejahtera dalam aspek ekonomi untuk memperoleh pendidikan yang tinggi karena dalam
prosesnya membutuhkan biaya tinggi. Oleh karena itu, kebanyakan orang tua di desa menyarankan
agar anak-anaknya lebih baik bekerja daripada melanjutkan pendidikan yang masih memerlukan
banyak waktu dan biaya yang tinggi. Keterbatasan pendapatan masyarakat desa dapat
mempengaruhi partispasi mereka dalam pendidikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel dan
gambar partisipasi sekolah menurut golongan pendapatan (tabel dan gambar dilampirkan).
Faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan adalah tingkat pendapatan yang rendah, namun
menurut Quibria M.G (1996) dikutip dalam Sumarti (2007 hal: 219) :
“Kemiskinan: adalah kondisi yang bersifat multidimensional, tidak hanya mencakup tingkat
pendapatan yang rendah, tetapi juga (a) Kurangnya kesempatan/ akses. Pendapatan yang rendah
terkait erat dengan distribusi asset fisik (lahan), sumberdaya manusia, dan asset sosial, serta
kesempatan usaha/ kerja; (b) Rendahnya kemampuan (pendidikan dan kesehatan); Rendahnya
tingkat keamanan (Jaminan terhadap resiko dan tekanan ekonomi) baik di tingkat nasional, lokal,
maupun rumahtangga (individu); (d) Pemberdayaan (kapasitas golongan miskin untuk mengakses
dan mempengaruhi kelembagaan dan proses sosial yanh membentuk alokasi sumberdaya)”. b.
Kondisi Fisik/ Tempat
Sarana pendidikan merupakan komponen sumberdaya pendidikan yang penting karena jika sarana
pendidikan kurang memadai, keberlangsungan proses pendidikan akan terganggu.
Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dapat menjadi penghambat dalam proses pendidikan
karena tanpa adanya sarana seperti gedung sekolah yang layak, buku panduan yang dipakai, dan
sebagainya akan menyulitkan pengajar dalam proses belajar mengajar. Selain itu, lokasi yang terlalu
12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 5/7
jauh dari kota dapat menyebabkan distribusi dari pemerintah kurang berjalan dengan baik sehingga
berpengaruh pada lambatnya proses pendidikan di desa.
c. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik merupakan komponen yang harus ada dalam proses belajar mengajar baik dalam
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Sebagaimana dijelaskan oleh Prijono dan
Pranarka (1996: 78) bahwa “Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah semua orang yang
bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan
memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan”. Dalam hal ini guru merupakan salah satu
unsur tenaga kependidikan. Oleh karena itu, peran guru dalam pendidikan adalah penting dalam
memfasilitasi proses belajar mengajar. Seperti yang dijelaskan oleh Prijono dan Pranarka (1996: 73)
bahwa “…guru dan dosen sebagai pelaksana pendidikan yang merupakan faktor kunci dalam
pemberdayaan”. 3. Karakteristik Mayarakat Desa
Masyarakat desa pada umumnya memiliki tradisi yang masih terikat pada budaya-budaya yang
diwariskan oleh leluhur mereka. Masih banyak kebiasaan-kebiasaan yang merupakan adat setempat
dan harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Ketersediaan sumberdaya alam yang melimpah merupakan
nikmat yang luar biasa bagi mereka, karena dari sumberdaya tersebut mereka memperoleh
pekerjaan.
Menurut Asriyanto (2009), terdapat komponen-komponen penting yang ada di pedesaan antara lain
jenis pekerjaan, lingkungan alam, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, heterogenitas dan
homogenitas penduduk, differensiasi dan stratifikasi sosial, mobilitas sosial, dan sistem interaksi sosial.
Asriyanto (2009) mengemukakan bahwa “Pertanian juga merupakan sektor yang bertumpu pada
pemanfaatan sumberdaya alam dan hampir seluruhnya berada di pedesaan”. Hal ini menunjukkan
bahwa jenis pekerjaan di desa relatif homogen yaitu bergantung pada sektor pertanian khususnya
pertanian lahan sawah. Mereka bertani di sawah dengan menanam dan memanen padi, sebagian
hasilnya di konsumsi untuk sendiri (subsisten) dan sebagian lagi dijual untuk mendapatkan
penghasilan lebih. Selain bertani di sawah, mereka juga beternak seperti ternak ikan, ayam, itik,
kambing, sapi, atau kerbau.
Sebagian besar pekerjaan di desa adalah memanfaatkan sumberdaya yang ada, menyatu dengan
alam, dan belum mengenal teknologi pada umumnya.
Lingkungan alam merupakan faktor penentu bagi pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat desa.
Masyarakat desa yang tinggal di area yang memiliki lahan sawah luas berpotensi bekerja sebagai
petani lahan sawah, begitu juga dengan masyarakat yang tinggal dekat dengan laut sebagian besar
masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
Jika dilihat dari ukuran komunitasnya, jumlah penduduk di desa tidak sepadat penduduk kota
karena sebagian besar wilayah pedesaan adalah lahan sumberdaya alam sehingga masyarakat lebih
memilih untuk memanfaatkannya untuk lahan pencarian nafkah daripada menambah komuntias.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka lahan subur sebagai sumber nafkah akan berkurang
karena dijadikan pemukiman[6]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn6). Komponen
pedesaan berikutnya adalah derajat heterogenitas dan homogenitas penduduk. Penduduk desa relatif
homogen, hal ini dapat terlihat dalam kesamaan pekerjaan[7]
12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 6/7
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn7), kesamaan
keturunan atau ras, dan kesamaan budaya. Masyarakat desa pada umumnya hanya melakukan
interaksi sosial dengan komunitasnya, artinya masyarakat desa kurang berinteraksi dengan luar
komunitasnya atau masyarakat luar.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai perlunya pendidikan untuk mampu memberdayakan masyarakat desa
dapat disimpulkan bahwa pendidikan di pedesaan masih kurang diperhatikan oleh masyarakatnya
karena mereka belum memahami pentingnya pendidikan sebagai penunjang kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya baik dari pemerintah daerah, pemerintah pusat,
maupun pihak-pihak lain yang bersangkutan (instansi pndidikan lain) untuk membantu
menyadarkan masyarakat pedesaan mengenai pentingnya pendidikan agar pendidikan dapat
menjadi suatu hal yang pokok atau penting dalam masyarakat pedesaan. SARAN
Dalam upaya pembangunan pedesaan ini, diharapkan bukan hanya pemerintah pusat, pemerintah
daerah, serta instansi pendidikan lainnya yang ikut serta dalam meningkatkan pendidikan di
pedesaan tetapi juga dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang mau secara sukarela untuk
menyumbangkan tenaga dan pikiran agar masyarakat desa berhasil diberdayakan melalui jalur
pendidikan.
[1] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref1) Mohammad
Ali. 2009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Bandung: PT IMPERIAL BHAKTI UTAMA.
Hal. 59
[2] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref2) Lihat dalam
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 hal. 4
[3] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref3) UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Loc.cit hal. 4
[4] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref4) UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Ibid, hal. 6
[5] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref5) UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Loc.cit hal. 4
[6] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref6) Terinspirasi
dari tulisan Asriyanto (2009) dalam Jurnal Pertanian Pedesaan dan Lingkungan Hidup
[7] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref7) Rata-rata
pekerjaan yang mereka geluti adalah petani
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohammad. 2009. Pendidikan untuk pembangunan nasional. Bandung: PT IMPERIAL BHAKTI
UTAMA. x hal.
Asriyanto. 2009. Membangun manusia pedesaan. Jurnal Pertanian Pedesaan dan Lingkungan Hidup
[Internet]. [dikutip 25 Desember 2010]. Dapat diunduh
dari http://sosektani.wordpress.com20090107120.htm
(http://sosektani.wordpress.com20090107120.htm/).
12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 7/7
S. Prijono Onny, Pranarka A.M.W, penyunting. 1996. Pemberdayaan: konsep, kebijakan, dan
implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. x hal.
Sahdan Gregorius. 2005. Menanggulangi kemiskinan desa. Jurnal Ekonomi Rakyat [Internet].
[dikutip 29 Desember 2010]. Dapat diunduh dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22artikel_6.htm
(http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22artikel_6.htm).
Sumarti Titik. 2007. Kemiskinan petani dan strategi nafkah ganda rumahtangga pedesaan [Internet].
[dikutip 20 Desember 2010]; Vol. 01, No. 02: 1978-4333. Dapat diunduh
dari http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi2-3.pdf
(http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi2-3.pdf).
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Republik
Indonesia.
Widianto Bambang. 2006. Bantuan tunai bersyarat. Pusat Data dan Informasi Kemiskinan
Departemen Sosial Republik Indonesia [Internet]. [dikutip 09 Januari 2011]. Dapat diunduh
dari http://kfm.depsos.go.id/mod.php?mod=userpage id=6 (http://kfm.depsos.go.id/mod.php?
mod=userpage%20id=6)
Yasa IGW Murjana. 2008. Penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat di Provinsi
Bali. INPUT Jurnal Ekonomi dan Sosial [Internet]. [dikutip 25 Desember 2010]; Vol. 2, No. 2- Agustus
2008. Dapat diunduh dari http://www.ejournal.unud.ac.id (http://www.ejournal.unud.ac.id/).
Blog at WordPress.com. The Spring Loaded Theme.
Follow
Follow “hildanurul”
Build a website with WordPress.com

More Related Content

What's hot

Masalah putus sekolah dan pengangguran
Masalah putus sekolah dan pengangguranMasalah putus sekolah dan pengangguran
Masalah putus sekolah dan pengangguran
Kewin Harahap
 
Fenomena siswa putus sekolah
Fenomena siswa putus sekolahFenomena siswa putus sekolah
Fenomena siswa putus sekolah
Talitha Lintang Pertiwi
 
Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)
Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)
Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)
muh.dahlan thalib
 
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahKekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
SitiNgaisahSPdMPd
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
suyono fis
 
Pendidikan untuk semua
Pendidikan untuk semuaPendidikan untuk semua
Pendidikan untuk semuaCeLin ZaQuisha
 
Pidato mendikbud hardiknas 2019
Pidato mendikbud hardiknas 2019Pidato mendikbud hardiknas 2019
Pidato mendikbud hardiknas 2019
gajahduduk12
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
harjunode
 
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di IndonesiaBenang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
Yogyakarta State University
 
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannyaPenyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya worodyah
 
Tas
TasTas
Tas
ikwam
 
Permasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinyaPermasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinya
Siti Sya'anah
 
Managemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas PendidikanManagemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas Pendidikan
Ilan Surf ﺕ
 
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remajaPeranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
YAGHAVI
 
Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan
Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaanMakna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan
Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan
e. hardiyanto
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for all
iwan Alit
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Septian Muna Barakati
 

What's hot (20)

Props ppm-pemberdayaan-uep
Props ppm-pemberdayaan-uepProps ppm-pemberdayaan-uep
Props ppm-pemberdayaan-uep
 
Masalah putus sekolah dan pengangguran
Masalah putus sekolah dan pengangguranMasalah putus sekolah dan pengangguran
Masalah putus sekolah dan pengangguran
 
Fenomena siswa putus sekolah
Fenomena siswa putus sekolahFenomena siswa putus sekolah
Fenomena siswa putus sekolah
 
Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)
Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)
Jurnal al ishlah (prolematika putus sekolah)
 
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahKekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
 
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiaMakalah mahalnya pendidikan di indonesia
Makalah mahalnya pendidikan di indonesia
 
Pendidikan untuk semua
Pendidikan untuk semuaPendidikan untuk semua
Pendidikan untuk semua
 
Pidato mendikbud hardiknas 2019
Pidato mendikbud hardiknas 2019Pidato mendikbud hardiknas 2019
Pidato mendikbud hardiknas 2019
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
 
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di IndonesiaBenang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
 
Makalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusiaMakalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusia
 
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannyaPenyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia dan penanggulangannya
 
Tas
TasTas
Tas
 
Permasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinyaPermasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinya
 
Managemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas PendidikanManagemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas Pendidikan
 
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remajaPeranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
Peranan profesionalisme guru membendung gejala sosial remaja
 
Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan
Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaanMakna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan
Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for all
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Peran pendidikan dalam kesetaraan
Peran pendidikan dalam kesetaraanPeran pendidikan dalam kesetaraan
Peran pendidikan dalam kesetaraan
 

Similar to Belajar dan belajar pengembangan masyarakat pedesaan dalam hubungan pendidikan luar sekolah

Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia
Glorya Sidabutar
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
Septian Muna Barakati
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
Warnet Raha
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
Operator Warnet Vast Raha
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)YENI ISNAENI SUNARDI
 
REVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIF
REVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIFREVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIF
REVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIF
Dwi Kurniasih
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
Fatmawati Khodijah
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaHilman Latief
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikan
Dwi Halimasari
 
LPJ posdaya KKN
LPJ posdaya KKNLPJ posdaya KKN
LPJ posdaya KKN
Dewa Varian Putra
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikan
fenty_febriani
 
Baldwine Honest in Tugas Issue Kritis
Baldwine Honest in Tugas Issue KritisBaldwine Honest in Tugas Issue Kritis
Baldwine Honest in Tugas Issue Kritis
Baldwine Honest
 
Kpf individu
Kpf individuKpf individu
Kpf individu
Jazid Iman
 
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
Wajoku Digital Library
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Hariyatunnisa Ahmad
 
Makalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusiaMakalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusia
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan akhir individu
Laporan akhir individuLaporan akhir individu
Laporan akhir individu
Kholilah Amriani
 
Powerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasanPowerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasan
hendrapratama
 
Makalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusiaMakalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusia
Septian Muna Barakati
 

Similar to Belajar dan belajar pengembangan masyarakat pedesaan dalam hubungan pendidikan luar sekolah (20)

Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
Pendidikan Berbasis Masyarakat (YENI ISNAENI)
 
REVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIF
REVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIFREVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIF
REVIEW BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN INOVATIF
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikan
 
LPJ posdaya KKN
LPJ posdaya KKNLPJ posdaya KKN
LPJ posdaya KKN
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikan
 
Baldwine Honest in Tugas Issue Kritis
Baldwine Honest in Tugas Issue KritisBaldwine Honest in Tugas Issue Kritis
Baldwine Honest in Tugas Issue Kritis
 
Makalah lkpp
Makalah lkppMakalah lkpp
Makalah lkpp
 
Kpf individu
Kpf individuKpf individu
Kpf individu
 
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
Makalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusiaMakalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusia
 
Laporan akhir individu
Laporan akhir individuLaporan akhir individu
Laporan akhir individu
 
Powerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasanPowerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasan
 
Makalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusiaMakalah sumber daya manusia
Makalah sumber daya manusia
 

Belajar dan belajar pengembangan masyarakat pedesaan dalam hubungan pendidikan luar sekolah

  • 1. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 1/7 hildanurul JUST ANOTHER WORDPRESS.COM SITE 24 MAY PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN Posted May 24, 2011 by hildanurul in Uncategorized. Leave a Comment 1 . Latar Belakang Pada saat ini tingkat kesejahteraan di Indonesia masih relatif rendah, salah satu buktinya adalah semakin meningkatnya angka kemiskinan terutama di wilayah pedesaan. Sebagian besar mayarakat desa dikatakan miskin karena memiliki ketidakberdayaan dalam beberapa aspek. Pada hakikatnya pemberdayaan diartikan sebagai proses belajar mengajar yang dilakukan secara terencana untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia sehingga mampu melakukan transformasi sosial (Prijono dan Pranarka 1996: 72 ).Secara umum, masyarakat desa memiliki sumberdaya yang sangat terbatas. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat pendidikan di pedesaan. Menurut Mohammad Ali (2009: 58) dalam buku “Pendidikan untuk Pembangunan Nasional” dijelaskan bahwa “pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam pembangunan nasional”, oleh karena itu aspek yang penting untuk diperhatikan untuk memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan karena dengan pendidikan kita tidak hanya mempunyai bekal pengetahuan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembangunan masyarakat. Dengan adanya pendidikan, masyarakat bisa berpikir kreatif dan mampu mengikuti perubahan seperti penggunaan inovasi baru, penerapan teknologi, dan pola pikir yang brorientasi pada pembangunan. Masyarakat yang tidak mampu berubah untuk mengikuti perkembangan zaman akan semakin tertinggal. Dalam keadaan seperti ini, struktur ekonomi masyarakat pedesaan akan tetap berada dalam ambang kemiskinan. Selain itu, Gregorius Sahdan (2005) mengungkapkan mengenai sejumlah variabel yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi masalah dalam kemiskinan, salah satu dimensinya adalah pendidikan yaitu rendahnya pendidikan merupakan salah satu penyebab kemiskinan. Latar belakang inilah yang perlu dibenahi dalam sistem masyarakat di pedesaan karena hal ini sudah
  • 2. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 2/7 Latar belakang inilah yang perlu dibenahi dalam sistem masyarakat di pedesaan karena hal ini sudah menjadi suatu budaya di pedesaan sehingga memang tidak salah jika masyarakat pedesaan dikatakan masyarakat miskin, baik miskin dalam hal materi, sumberdaya manusia, maupun akses terhadap informasinya. Oleh karena itu, peran pendidikan dalam masyarakat pedesaan sangatlah penting untuk dapat memberdayakan masyarakat dari masalah kemiskinan. 2. Rumusan Masalah a) Bagaimana perhatian masyarakat desa terhadap pendidikan? b) Apa peran pendidikan dalam merubah mekanisme kehidupan masyarakat desa agar dapat terberdayakan? 3. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya peran pendidikan sebagai dasar dalam upaya pembangunan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, serta meningkatkan kepedulian dan minat masyarakat desa terhadap pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi. 4 . Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar masyarakat desa termotivasi untuk lebih memperhatikan pendidikan untuk menata kehidupan yang lebih baik, serta diharapkan mampu menghadapi persaingan global, seperti persaingan dalam hal pendapatan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta persaingan lain yang bersifat global. PENDIDIKAN UNTUK MASYARAKAT DESA 1. Gambaran Mengenai Pendidikan dalam Pembangunan Pedesaan Pendidikan memiliki banyak fungsi khususnya dalam pembangunan, hal ini dapat dilihat dari fungsi pendidikan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan dalam memasuki dunia kerja atau menjadi masyarakat yang produktif.[1] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn1) Selain itu, Djojonegoro (1992) dikutip dalam Ali (2009: 124) mengungkapkan bahwa “…Pendidikan juga dipandang sebagai usaha sosial. Pendidikan diberikan kepada mereka yang memerlukan peningkatan kemampuan. Penyelenggaraan pendidikan ditujukan pada terjadinya perubahan dalam kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.” Berdasarkan fungsi pendidikan diatas sangatlah jelas bahwa pengaruh pendidikan sangat besar terhadap perubahan masyarakat, dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat khususnya dalam perekonomian. Adapun jalur pendidikan[2] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn2), perlunya pembangunan dalam bidang pendidikan di desa bukan hanya melalui pendidikan formal yang merupakan pendidikan berjenjang karena mereka bukan hanya membutuhkan pendidikan formal saja tetapi keahlian lain juga perlu dikembangkan seperti pendidikan bagaimana cara bergaul, pendidikan spiritual keagamaan (pengajian, dakwah, dsb), pendidikan melatih kreativitas, dan lain sebagainya. a. Pendidikan Formal Pendidikan formal[3] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn3) merupakan target
  • 3. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 3/7 utama yang perlu dikembangkan di pedesaan karena dalam pendidikan formal banyak dikaji mengenai pengetahuan atau ilmu yang sifatnya global (bukan pengetahuan warisan leluhur) yang akan mengantarkan masyarakat desa menuju kehidupan yang lebih baik. Untuk mengembangkan pendidikan formal dibutuhkan sumberdaya pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana[4] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn4). Komponen- komponen dalam sumberdaya pendidikan tersebut belum seluruhnya terpenuhi untuk kategori pedesaan. Pada umumnya dana merupakan masalah yang paling pokok dalam melakukan usaha tersebut. Begitu pula sarana untuk pendidikan belum memadai seperti gedung sekolah, buku pedoman untuk belajar, serta sarana lain yang menunjang pendidikan. Semua yang dibutuhkan tersebut memerlukan biaya, oleh karena itu cukup sulit bagi masyarakat desa untuk mengeluarkan biaya di luar kebutuhan pokoknya (biaya makan, kesehatan, dan lain-lain). Penghasilan yang mereka peroleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alasan lain, orang tua di desa menganggap bahwa jika anaknya sudah mampu bekerja untuk membantu penghasilan orang tua tidak perlu lagi sekolah tinggi untuk mendapatkan ilmu. b. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah pendidikan yang didapat seseorang dari lingkungan hidupnya yang tidak bersifat formal. Pendidikan ini biasanya diperoleh dari orang tua, keluarga, dan individu lainnya dalam masyarakat, misalnya cara orang tua mengajari anaknya untuk berjalan, berbicara, dan sebagainya. Pendidikan ini dibutuhkan untuk membentuk perilaku dan kepribadian anak serta menentukan bagaimana anak berperilaku seperti kesopanan dalam berbicara dan bersikap, memiliki tanggung jawab yang tinggi, patuh terhadap orang tua atau menjadi anak yang pembangkang. Pendidikan informal sudah secara otomatis ada di setiap kalangan masyarakat baik di desa maupun di kota. Sejak manusia lahir, orang tua mereka dengan senang akan mengajari hal-hal yang baik kepada anaknya. c. Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang[5] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn5), namun peserta didiknya memiliki usia yang relatif heterogen. Tujuan pendidikan nonformal adalah untuk membantu mengembangkan potensi dan bakat peserta didik. Dengan adanya pendidikan nonformal diharapkan masyarakat mampu meguasai pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki. Aplikasi dari pendidikan nonformal adalah pendidikan anak usia dini, pendidikan untuk tuna aksara, pendidikan keterampilan seperti kursus, pelatihan (karate, silat, sanggar tari, dan lain-lain), serta pendidikan lain yang sejenis. Untuk masyarakat desa pada umumnya pendidikan nonformal dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan mengenai inovasi baru yang menjadi suatu pengetahuan baru bagi masyarakat tersebut. Selain itu, pendidikan untuk tuna aksara juga dapat dilakukan di desa karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal tulisan. Keterampilan-keterampilan lain juga dapat diberikan kepada kaum muda untuk lebih kreatif dalam membuat suatu karya. 2. Kondisi Pedesaan
  • 4. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 4/7 Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya pembangunan pedesaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan membutuhkan sumberdaya pendidikan. Hal yang perlu diperhatikan terutama adalah kondisi ekonomi masyarakat desa, kondisi fisik atau tempat sebagai sarana pendidikan, dan tersedianya tenaga kependidikan. a. Kondisi Ekonomi Perekonomian masyarakat desa tidak sama dengan masyarakat kota yang pada umumnya memiliki pendapatan yang lebih besar daripada pendapatan masyarakat desa. Hal ini sah saja karena lapangan pekerjaan di kota sangat banyak dan beragam sehingga jenis pekerjaan serta tingkat pendapatan mereka relatif heterogen dan lebih tinggi. Sangat berbeda dengan masyarakat kota, masyarakat desa masih memiliki tingkat pendapatan yang relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari jenis pekerjaan mereka yang mayoritasnya adalah petani dan buruh konveksi yang penghasilannya kurang mencukupi untuk kebutuhan sekunder ataupun tersier, bahkan mereka ada yang bermigrasi ke kota untuk mencari nafkah agar memperoleh penghasilan yang lebih baik. Kemiskinan bukan merupakan masalah baru di pedesaan, kondisi di atas merupakan salah satu gambaran kemiskinan di pedesaan. IG. W. Murjana Yasa (2008: 87) mendefinisikan kemiskinan sebagai “standar hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan”. IG. W. Murjana Yasa (2008: 87) juga menyebutkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya, adanya perbedaan dalam kualitas sumberdaya, serta adanya perbedaan akses dalam modal. Dalam kondisi ekonomi seperti ini sulit bagi masyarakat desa yang secara umum dikategorikan belum sejahtera dalam aspek ekonomi untuk memperoleh pendidikan yang tinggi karena dalam prosesnya membutuhkan biaya tinggi. Oleh karena itu, kebanyakan orang tua di desa menyarankan agar anak-anaknya lebih baik bekerja daripada melanjutkan pendidikan yang masih memerlukan banyak waktu dan biaya yang tinggi. Keterbatasan pendapatan masyarakat desa dapat mempengaruhi partispasi mereka dalam pendidikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel dan gambar partisipasi sekolah menurut golongan pendapatan (tabel dan gambar dilampirkan). Faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan adalah tingkat pendapatan yang rendah, namun menurut Quibria M.G (1996) dikutip dalam Sumarti (2007 hal: 219) : “Kemiskinan: adalah kondisi yang bersifat multidimensional, tidak hanya mencakup tingkat pendapatan yang rendah, tetapi juga (a) Kurangnya kesempatan/ akses. Pendapatan yang rendah terkait erat dengan distribusi asset fisik (lahan), sumberdaya manusia, dan asset sosial, serta kesempatan usaha/ kerja; (b) Rendahnya kemampuan (pendidikan dan kesehatan); Rendahnya tingkat keamanan (Jaminan terhadap resiko dan tekanan ekonomi) baik di tingkat nasional, lokal, maupun rumahtangga (individu); (d) Pemberdayaan (kapasitas golongan miskin untuk mengakses dan mempengaruhi kelembagaan dan proses sosial yanh membentuk alokasi sumberdaya)”. b. Kondisi Fisik/ Tempat Sarana pendidikan merupakan komponen sumberdaya pendidikan yang penting karena jika sarana pendidikan kurang memadai, keberlangsungan proses pendidikan akan terganggu. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dapat menjadi penghambat dalam proses pendidikan karena tanpa adanya sarana seperti gedung sekolah yang layak, buku panduan yang dipakai, dan sebagainya akan menyulitkan pengajar dalam proses belajar mengajar. Selain itu, lokasi yang terlalu
  • 5. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 5/7 jauh dari kota dapat menyebabkan distribusi dari pemerintah kurang berjalan dengan baik sehingga berpengaruh pada lambatnya proses pendidikan di desa. c. Tenaga Pendidik Tenaga pendidik merupakan komponen yang harus ada dalam proses belajar mengajar baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Sebagaimana dijelaskan oleh Prijono dan Pranarka (1996: 78) bahwa “Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah semua orang yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan”. Dalam hal ini guru merupakan salah satu unsur tenaga kependidikan. Oleh karena itu, peran guru dalam pendidikan adalah penting dalam memfasilitasi proses belajar mengajar. Seperti yang dijelaskan oleh Prijono dan Pranarka (1996: 73) bahwa “…guru dan dosen sebagai pelaksana pendidikan yang merupakan faktor kunci dalam pemberdayaan”. 3. Karakteristik Mayarakat Desa Masyarakat desa pada umumnya memiliki tradisi yang masih terikat pada budaya-budaya yang diwariskan oleh leluhur mereka. Masih banyak kebiasaan-kebiasaan yang merupakan adat setempat dan harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Ketersediaan sumberdaya alam yang melimpah merupakan nikmat yang luar biasa bagi mereka, karena dari sumberdaya tersebut mereka memperoleh pekerjaan. Menurut Asriyanto (2009), terdapat komponen-komponen penting yang ada di pedesaan antara lain jenis pekerjaan, lingkungan alam, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, heterogenitas dan homogenitas penduduk, differensiasi dan stratifikasi sosial, mobilitas sosial, dan sistem interaksi sosial. Asriyanto (2009) mengemukakan bahwa “Pertanian juga merupakan sektor yang bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya alam dan hampir seluruhnya berada di pedesaan”. Hal ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan di desa relatif homogen yaitu bergantung pada sektor pertanian khususnya pertanian lahan sawah. Mereka bertani di sawah dengan menanam dan memanen padi, sebagian hasilnya di konsumsi untuk sendiri (subsisten) dan sebagian lagi dijual untuk mendapatkan penghasilan lebih. Selain bertani di sawah, mereka juga beternak seperti ternak ikan, ayam, itik, kambing, sapi, atau kerbau. Sebagian besar pekerjaan di desa adalah memanfaatkan sumberdaya yang ada, menyatu dengan alam, dan belum mengenal teknologi pada umumnya. Lingkungan alam merupakan faktor penentu bagi pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat desa. Masyarakat desa yang tinggal di area yang memiliki lahan sawah luas berpotensi bekerja sebagai petani lahan sawah, begitu juga dengan masyarakat yang tinggal dekat dengan laut sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Jika dilihat dari ukuran komunitasnya, jumlah penduduk di desa tidak sepadat penduduk kota karena sebagian besar wilayah pedesaan adalah lahan sumberdaya alam sehingga masyarakat lebih memilih untuk memanfaatkannya untuk lahan pencarian nafkah daripada menambah komuntias. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka lahan subur sebagai sumber nafkah akan berkurang karena dijadikan pemukiman[6] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn6). Komponen pedesaan berikutnya adalah derajat heterogenitas dan homogenitas penduduk. Penduduk desa relatif homogen, hal ini dapat terlihat dalam kesamaan pekerjaan[7]
  • 6. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 6/7 (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn7), kesamaan keturunan atau ras, dan kesamaan budaya. Masyarakat desa pada umumnya hanya melakukan interaksi sosial dengan komunitasnya, artinya masyarakat desa kurang berinteraksi dengan luar komunitasnya atau masyarakat luar. KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai perlunya pendidikan untuk mampu memberdayakan masyarakat desa dapat disimpulkan bahwa pendidikan di pedesaan masih kurang diperhatikan oleh masyarakatnya karena mereka belum memahami pentingnya pendidikan sebagai penunjang kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya baik dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, maupun pihak-pihak lain yang bersangkutan (instansi pndidikan lain) untuk membantu menyadarkan masyarakat pedesaan mengenai pentingnya pendidikan agar pendidikan dapat menjadi suatu hal yang pokok atau penting dalam masyarakat pedesaan. SARAN Dalam upaya pembangunan pedesaan ini, diharapkan bukan hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta instansi pendidikan lainnya yang ikut serta dalam meningkatkan pendidikan di pedesaan tetapi juga dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang mau secara sukarela untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran agar masyarakat desa berhasil diberdayakan melalui jalur pendidikan. [1] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref1) Mohammad Ali. 2009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Bandung: PT IMPERIAL BHAKTI UTAMA. Hal. 59 [2] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref2) Lihat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 hal. 4 [3] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref3) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Loc.cit hal. 4 [4] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref4) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Ibid, hal. 6 [5] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref5) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Loc.cit hal. 4 [6] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref6) Terinspirasi dari tulisan Asriyanto (2009) dalam Jurnal Pertanian Pedesaan dan Lingkungan Hidup [7] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref7) Rata-rata pekerjaan yang mereka geluti adalah petani DAFTAR PUSTAKA Ali Mohammad. 2009. Pendidikan untuk pembangunan nasional. Bandung: PT IMPERIAL BHAKTI UTAMA. x hal. Asriyanto. 2009. Membangun manusia pedesaan. Jurnal Pertanian Pedesaan dan Lingkungan Hidup [Internet]. [dikutip 25 Desember 2010]. Dapat diunduh dari http://sosektani.wordpress.com20090107120.htm (http://sosektani.wordpress.com20090107120.htm/).
  • 7. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 7/7 S. Prijono Onny, Pranarka A.M.W, penyunting. 1996. Pemberdayaan: konsep, kebijakan, dan implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. x hal. Sahdan Gregorius. 2005. Menanggulangi kemiskinan desa. Jurnal Ekonomi Rakyat [Internet]. [dikutip 29 Desember 2010]. Dapat diunduh dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22artikel_6.htm (http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22artikel_6.htm). Sumarti Titik. 2007. Kemiskinan petani dan strategi nafkah ganda rumahtangga pedesaan [Internet]. [dikutip 20 Desember 2010]; Vol. 01, No. 02: 1978-4333. Dapat diunduh dari http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi2-3.pdf (http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi2-3.pdf). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Republik Indonesia. Widianto Bambang. 2006. Bantuan tunai bersyarat. Pusat Data dan Informasi Kemiskinan Departemen Sosial Republik Indonesia [Internet]. [dikutip 09 Januari 2011]. Dapat diunduh dari http://kfm.depsos.go.id/mod.php?mod=userpage id=6 (http://kfm.depsos.go.id/mod.php? mod=userpage%20id=6) Yasa IGW Murjana. 2008. Penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat di Provinsi Bali. INPUT Jurnal Ekonomi dan Sosial [Internet]. [dikutip 25 Desember 2010]; Vol. 2, No. 2- Agustus 2008. Dapat diunduh dari http://www.ejournal.unud.ac.id (http://www.ejournal.unud.ac.id/). Blog at WordPress.com. The Spring Loaded Theme. Follow Follow “hildanurul” Build a website with WordPress.com