Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...alfian200800
Artikel ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di pulau Lanjukang dan upaya pengembangan sumber daya manusia di pulau tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain motivasi keluarga, kondisi ekonomi, dan lingkungan pulau yang terpencil yang menyulitkan akses pendidikan. Upaya yang dibahas meliputi penyediaan sarana pendidikan di pulau serta peningkatan kesadaran akan pentingnya p
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...Sansanikhs
1. Tingkat pendidikan masyarakat nelayan di wilayah pesisir Sulawesi Selatan masih rendah, sebagian besar hanya lulusan SD atau buta huruf. 2. Faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan ini antara lain kemiskinan yang dihadapi nelayan serta pandangan mereka yang kurang menghargai pendidikan. 3. Pendidikan yang tinggi diperlukan untuk membebaskan anak nelayan dari lingkaran kemiskinan.
Lemahnya pendidikan di Indonesia disebabkan oleh lemahnya sumber daya manusia dan ekonomi masyarakat. Pemerintah berupaya mengatasi masalah ini dengan memberikan bantuan dana operasional sekolah meski belum menjadi solusi. Pendidikan seharusnya tanggung jawab bersama sesuai ajaran Pancasila dan agama untuk saling tolong menolong. Biaya pendidikan yang meningkat sebaiknya diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan.
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...alfian200800
Artikel ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di pulau Lanjukang dan upaya pengembangan sumber daya manusia di pulau tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain motivasi keluarga, kondisi ekonomi, dan lingkungan pulau yang terpencil yang menyulitkan akses pendidikan. Upaya yang dibahas meliputi penyediaan sarana pendidikan di pulau serta peningkatan kesadaran akan pentingnya p
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...Sansanikhs
1. Tingkat pendidikan masyarakat nelayan di wilayah pesisir Sulawesi Selatan masih rendah, sebagian besar hanya lulusan SD atau buta huruf. 2. Faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan ini antara lain kemiskinan yang dihadapi nelayan serta pandangan mereka yang kurang menghargai pendidikan. 3. Pendidikan yang tinggi diperlukan untuk membebaskan anak nelayan dari lingkaran kemiskinan.
Lemahnya pendidikan di Indonesia disebabkan oleh lemahnya sumber daya manusia dan ekonomi masyarakat. Pemerintah berupaya mengatasi masalah ini dengan memberikan bantuan dana operasional sekolah meski belum menjadi solusi. Pendidikan seharusnya tanggung jawab bersama sesuai ajaran Pancasila dan agama untuk saling tolong menolong. Biaya pendidikan yang meningkat sebaiknya diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan.
Tinjauan sosiologi pendidikan mengenai putus sekolah dan pengangguran membahas (1) penyebab putus sekolah dan pengangguran terutama karena faktor ekonomi dan sosial, serta (2) dampak negatif putus sekolah dan pengangguran bagi pembangunan masyarakat. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia namun masih banyak kekurangan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Tulisan ini membahas tentang problematika putus sekolah dan pengangguran serta implikasinya terhadap kondisi sosial masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi putus sekolah dan pengangguran antara lain kurangnya didik sosial keagamaan, kurangnya pengertian orang tua tentang pendidikan, dan lingkungan sosial. Solusi yang diusulkan antara lain pemerataan lingkungan pendidikan, pendidikan seumur hidup,
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
Makalah ini membahas tentang mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berasal dari berbagai sumber seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, dan sumber luar negeri. Sayangnya, biaya pendidikan yang tinggi menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Dengan memahami aksara, manusia mampu mengembangkan dirinya dan masyarakat melalui pendidikan, menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Selain itu Tinggi rendahnya buta aksara akan menjadi penentu utama tinggi-rendahnya kualitas pembangunan manusia Indonesia atau human development index (HDI). Angka buta aksara menyumbang dua pertiga dalam penentuan HDI, sepertiga dalam pendidikan, dan lainnya ekonomi serta kesehatan.
Tulisan ini membahas peran penting tenaga administrasi sekolah dalam penguatan budaya sekolah untuk mendukung implementasi pendidikan karakter. Tenaga administrasi sekolah berperan memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga sekolah sehingga dapat membentuk budaya sekolah yang kondusif bagi pendidikan karakter. Pelayanan prima yang dilakukan dengan ikhlas, ramah, dan tertib menjadi teladan bagi siswa.
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia dan solusinya. Permasalahan utama adalah sistem pendidikan yang menghasilkan siswa sebagai objek belajar tanpa kritis, selain itu terdapat masalah sarana, guru, biaya dan prestasi. Solusinya adalah perbaikan sistemik dan teknis seperti peningkatan sarana, kesejahteraan guru, serta kualitas proses belajar mengajar.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah mutu pendidikan di Indonesia yang masih rendah. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain ketimpangan mutu pendidikan antar wilayah, kesiapan sumber daya manusia khususnya guru dan kepala sekolah, serta tantangan otonomi daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan untuk semua (education for all) khususnya bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia. 2. Pemerintah berupaya mewujudkan education for all dengan meningkatkan jumlah sekolah inklusi dan menyiapkan guru pendamping khusus untuk ABK. 3. Tujuannya adalah untuk memenuhi hak pendidikan yang setara bagi seluruh warga negara
Paragraf pertama membahas pengertian pendidikan dan kemajuan, di mana pendidikan adalah usaha untuk mempengaruhi manusia menuju yang lebih baik dan kemajuan terjadi karena adanya pendidikan. Paragraf berikutnya membahas peranan pendidikan terbuka dalam mempersiapkan SDM berkualitas di tengah perkembangan teknologi. Paragraf terakhir membahas tantangan pengembangan SDM di Indonesia yaitu jumlah penduduk besar, lu
Tinjauan sosiologi pendidikan mengenai putus sekolah dan pengangguran membahas (1) penyebab putus sekolah dan pengangguran terutama karena faktor ekonomi dan sosial, serta (2) dampak negatif putus sekolah dan pengangguran bagi pembangunan masyarakat. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia namun masih banyak kekurangan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Tulisan ini membahas tentang problematika putus sekolah dan pengangguran serta implikasinya terhadap kondisi sosial masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi putus sekolah dan pengangguran antara lain kurangnya didik sosial keagamaan, kurangnya pengertian orang tua tentang pendidikan, dan lingkungan sosial. Solusi yang diusulkan antara lain pemerataan lingkungan pendidikan, pendidikan seumur hidup,
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
Makalah ini membahas tentang mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berasal dari berbagai sumber seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, dan sumber luar negeri. Sayangnya, biaya pendidikan yang tinggi menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Dengan memahami aksara, manusia mampu mengembangkan dirinya dan masyarakat melalui pendidikan, menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Selain itu Tinggi rendahnya buta aksara akan menjadi penentu utama tinggi-rendahnya kualitas pembangunan manusia Indonesia atau human development index (HDI). Angka buta aksara menyumbang dua pertiga dalam penentuan HDI, sepertiga dalam pendidikan, dan lainnya ekonomi serta kesehatan.
Tulisan ini membahas peran penting tenaga administrasi sekolah dalam penguatan budaya sekolah untuk mendukung implementasi pendidikan karakter. Tenaga administrasi sekolah berperan memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga sekolah sehingga dapat membentuk budaya sekolah yang kondusif bagi pendidikan karakter. Pelayanan prima yang dilakukan dengan ikhlas, ramah, dan tertib menjadi teladan bagi siswa.
Dokumen tersebut membahas permasalahan pendidikan di Indonesia dan solusinya. Permasalahan utama adalah sistem pendidikan yang menghasilkan siswa sebagai objek belajar tanpa kritis, selain itu terdapat masalah sarana, guru, biaya dan prestasi. Solusinya adalah perbaikan sistemik dan teknis seperti peningkatan sarana, kesejahteraan guru, serta kualitas proses belajar mengajar.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah mutu pendidikan di Indonesia yang masih rendah. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain ketimpangan mutu pendidikan antar wilayah, kesiapan sumber daya manusia khususnya guru dan kepala sekolah, serta tantangan otonomi daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan untuk semua (education for all) khususnya bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia. 2. Pemerintah berupaya mewujudkan education for all dengan meningkatkan jumlah sekolah inklusi dan menyiapkan guru pendamping khusus untuk ABK. 3. Tujuannya adalah untuk memenuhi hak pendidikan yang setara bagi seluruh warga negara
Paragraf pertama membahas pengertian pendidikan dan kemajuan, di mana pendidikan adalah usaha untuk mempengaruhi manusia menuju yang lebih baik dan kemajuan terjadi karena adanya pendidikan. Paragraf berikutnya membahas peranan pendidikan terbuka dalam mempersiapkan SDM berkualitas di tengah perkembangan teknologi. Paragraf terakhir membahas tantangan pengembangan SDM di Indonesia yaitu jumlah penduduk besar, lu
Paragraf tersebut membahas tentang peranan pendidikan dalam memotong rantai kemiskinan dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin agar mereka tidak terperangkap dalam lingkaran kemiskinan secara turun-temurun. Pendidikan dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan mobilitas sosial dan mengentaskan kemiskinan secara menyeluruh yang meliputi seluruh anggota keluarga.
Paragraf tersebut membahas tentang peranan pendidikan dalam memotong rantai kemiskinan dengan memberdayakan sumber daya manusia, khususnya anak-anak dari keluarga miskin, agar tidak terperangkap dalam lingkaran kemiskinan. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan akses mereka ke lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan pembahasan mengenai pendidikan nasional di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang (1) pengertian pendidikan nasional dan tujuannya, (2) permasalahan yang dihadapi pendidikan nasional Indonesia, dan (3) sasaran pembangunan pendidikan nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang problematika pendidikan di Indonesia, yang mencakup beberapa masalah utama yaitu rendahnya pemerataan kesempatan belajar, mutu akademik yang rendah, serta rendahnya efisiensi sistem pendidikan. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor penyebab masalah pendidikan seperti kondisi geografis, demografis, sosial ekonomi, serta kebijakan pendidikan yang belum memadai.
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang penting untuk pembangunan sumber daya manusia. Sayangnya, pendidikan di Indonesia belum merata antara perkotaan dan pedesaan karena faktor sarana prasarana dan ketidaksetaraan akses."
Dokumen tersebut membincangkan peranan komuniti dalam membantu meningkatkan kualiti pendidikan di sekolah. Ia menyatakan bahawa komuniti boleh terlibat dalam aktiviti sekolah seperti Hari Potensi dan kejohanan sukan tahunan. Penglibatan komuniti dapat memberi sokongan kepada pelajar dan membantu guru. Agensi kerajaan seperti KEMAS dan JPNIN juga memainkan peranan dalam pembangunan kanak-kanak
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...Wajoku Digital Library
Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur telah ditetapkan sebagai Visi Indonesia 2045. Sebuah visi yang merangkum tujuan besar suatu negara dalam menempatkan dirinya baik dalam konteks internal maupun eksternal sebagai bagian dari peradaban dunia. Visi ini sekaligus menjadi acuan sekaligus dasar dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung perwujudannya. Pembagian urusan pendidikan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan SDM yang bermutu. Pemerintah Pusat di satu sisi mempunyai kewenangan sebagai regulator standarisasi sistem pendidikan nasional. Pemerintah Daerah di sisi lain menghendaki sistem pendidikan yang mengakomodasi kebutuhan, keunikan, dan keunggulan daerahnya. Lalu bagaimana peran keduanya dalam penyediaan pendidikan yang bermutu? Apa saja tantangan yang harus dihadapi? Studi literatur ini akan mengupas dimensi kelayakan dalam kualitas pendidikan, serta peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam menyediakan pendidikan bermutu demi mewujudkan Visi Indonesia 2045.
Dokumen tersebut membahas tentang empat masalah pokok pendidikan di Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efisiensi pendidikan, dan relevansi pendidikan. Masalah-masalah tersebut muncul karena belum terpenuhinya kesempatan belajar bagi seluruh warga negara, rendahnya kualitas hasil belajar, tidak efisiennya penggunaan sumber daya pendidikan, dan kurang relevannya pendidikan den
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Sumber daya manusia didefinisikan sebagai seluruh penduduk suatu wilayah yang memiliki karakteristik demografi dan sosial ekonomi tertentu. Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Tingkat pendidikan penduduk relatif rendah dan masih ada yang buta huruf, sementara der
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kebijakan sekolah gratis merupakan upaya pemerintah untuk menyelesaikan masalah akses pendidikan dan merealisasikan anggaran pendidikan 20% APBN, meskipun kebijakan ini juga memunculkan tantangan baru seperti mengancam sekolah swasta dan dipertanyakannya kualitas pendidikan. Kebijakan ini berkaitan dengan landasan pendidikan sosial budaya untuk mewujudkan masyarakat yang
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Secara umum dibahas bahwa kualitas sumber daya manusia penting untuk pembangunan namun kualitas sumber daya manusia Indonesia baik secara fisik maupun non fisik masih perlu ditingkatkan, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.
Similar to Belajar dan belajar pengembangan masyarakat pedesaan dalam hubungan pendidikan luar sekolah (20)
Belajar dan belajar pengembangan masyarakat pedesaan dalam hubungan pendidikan luar sekolah
1. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 1/7
hildanurul JUST ANOTHER WORDPRESS.COM
SITE
24 MAY
PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN
MASYARAKAT PEDESAAN
Posted May 24, 2011 by hildanurul in Uncategorized. Leave a Comment
1 . Latar Belakang
Pada saat ini tingkat kesejahteraan di Indonesia masih relatif rendah, salah satu buktinya adalah
semakin meningkatnya angka kemiskinan terutama di wilayah pedesaan. Sebagian besar mayarakat
desa dikatakan miskin karena memiliki ketidakberdayaan dalam beberapa aspek.
Pada hakikatnya pemberdayaan diartikan sebagai proses belajar mengajar yang dilakukan secara
terencana untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia sehingga mampu
melakukan transformasi sosial (Prijono dan Pranarka 1996: 72 ).Secara umum, masyarakat desa
memiliki sumberdaya yang sangat terbatas. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat
pendidikan di pedesaan. Menurut Mohammad Ali (2009: 58) dalam buku “Pendidikan untuk
Pembangunan Nasional” dijelaskan bahwa “pendidikan merupakan sektor yang paling strategis
dalam pembangunan nasional”, oleh karena itu aspek yang penting untuk diperhatikan untuk
memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan karena dengan pendidikan kita
tidak hanya mempunyai bekal pengetahuan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpartisipasi
aktif dalam setiap kegiatan pembangunan masyarakat.
Dengan adanya pendidikan, masyarakat bisa berpikir kreatif dan mampu mengikuti perubahan
seperti penggunaan inovasi baru, penerapan teknologi, dan pola pikir yang brorientasi pada
pembangunan. Masyarakat yang tidak mampu berubah untuk mengikuti perkembangan zaman
akan semakin tertinggal. Dalam keadaan seperti ini, struktur ekonomi masyarakat pedesaan akan
tetap berada dalam ambang kemiskinan. Selain itu, Gregorius Sahdan (2005) mengungkapkan
mengenai sejumlah variabel yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi masalah dalam
kemiskinan, salah satu dimensinya adalah pendidikan yaitu rendahnya pendidikan merupakan salah
satu penyebab kemiskinan.
Latar belakang inilah yang perlu dibenahi dalam sistem masyarakat di pedesaan karena hal ini sudah
2. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 2/7
Latar belakang inilah yang perlu dibenahi dalam sistem masyarakat di pedesaan karena hal ini sudah
menjadi suatu budaya di pedesaan sehingga memang tidak salah jika masyarakat pedesaan
dikatakan masyarakat miskin, baik miskin dalam hal materi, sumberdaya manusia, maupun akses
terhadap informasinya. Oleh karena itu, peran pendidikan dalam masyarakat pedesaan sangatlah
penting untuk dapat memberdayakan masyarakat dari masalah kemiskinan.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana perhatian masyarakat desa terhadap pendidikan?
b) Apa peran pendidikan dalam merubah mekanisme kehidupan masyarakat desa agar dapat
terberdayakan?
3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya peran pendidikan sebagai dasar dalam
upaya pembangunan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan, serta meningkatkan kepedulian
dan minat masyarakat desa terhadap pendidikan dengan jenjang yang lebih tinggi.
4 . Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar masyarakat desa termotivasi untuk lebih
memperhatikan pendidikan untuk menata kehidupan yang lebih baik, serta diharapkan mampu
menghadapi persaingan global, seperti persaingan dalam hal pendapatan ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta persaingan lain yang bersifat global. PENDIDIKAN UNTUK
MASYARAKAT DESA
1. Gambaran Mengenai Pendidikan dalam Pembangunan Pedesaan
Pendidikan memiliki banyak fungsi khususnya dalam pembangunan, hal ini dapat dilihat dari fungsi
pendidikan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain yang
diperlukan dalam memasuki dunia kerja atau menjadi masyarakat yang produktif.[1]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn1) Selain itu,
Djojonegoro (1992) dikutip dalam Ali (2009: 124) mengungkapkan bahwa “…Pendidikan juga
dipandang sebagai usaha sosial. Pendidikan diberikan kepada mereka yang memerlukan
peningkatan kemampuan. Penyelenggaraan pendidikan ditujukan pada terjadinya perubahan dalam
kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.”
Berdasarkan fungsi pendidikan diatas sangatlah jelas bahwa pengaruh pendidikan sangat besar
terhadap perubahan masyarakat, dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah meningkatnya
kesejahteraan masyarakat khususnya dalam perekonomian.
Adapun jalur pendidikan[2]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn2), perlunya
pembangunan dalam bidang pendidikan di desa bukan hanya melalui pendidikan formal yang
merupakan pendidikan berjenjang karena mereka bukan hanya membutuhkan pendidikan formal
saja tetapi keahlian lain juga perlu dikembangkan seperti pendidikan bagaimana cara bergaul,
pendidikan spiritual keagamaan (pengajian, dakwah, dsb), pendidikan melatih kreativitas, dan lain
sebagainya.
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal[3]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn3) merupakan target
3. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 3/7
utama yang perlu dikembangkan di pedesaan karena dalam pendidikan formal banyak dikaji
mengenai pengetahuan atau ilmu yang sifatnya global (bukan pengetahuan warisan leluhur) yang
akan mengantarkan masyarakat desa menuju kehidupan yang lebih baik.
Untuk mengembangkan pendidikan formal dibutuhkan sumberdaya pendidikan yang meliputi
tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana[4]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn4). Komponen-
komponen dalam sumberdaya pendidikan tersebut belum seluruhnya terpenuhi untuk kategori
pedesaan. Pada umumnya dana merupakan masalah yang paling pokok dalam melakukan usaha
tersebut. Begitu pula sarana untuk pendidikan belum memadai seperti gedung sekolah, buku
pedoman untuk belajar, serta sarana lain yang menunjang pendidikan. Semua yang dibutuhkan
tersebut memerlukan biaya, oleh karena itu cukup sulit bagi masyarakat desa untuk mengeluarkan
biaya di luar kebutuhan pokoknya (biaya makan, kesehatan, dan lain-lain). Penghasilan yang
mereka peroleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alasan lain, orang tua di desa
menganggap bahwa jika anaknya sudah mampu bekerja untuk membantu penghasilan orang tua
tidak perlu lagi sekolah tinggi untuk mendapatkan ilmu.
b. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang didapat seseorang dari lingkungan hidupnya yang
tidak bersifat formal. Pendidikan ini biasanya diperoleh dari orang tua, keluarga, dan individu
lainnya dalam masyarakat, misalnya cara orang tua mengajari anaknya untuk berjalan, berbicara,
dan sebagainya.
Pendidikan ini dibutuhkan untuk membentuk perilaku dan kepribadian anak serta menentukan
bagaimana anak berperilaku seperti kesopanan dalam berbicara dan bersikap, memiliki tanggung
jawab yang tinggi, patuh terhadap orang tua atau menjadi anak yang pembangkang.
Pendidikan informal sudah secara otomatis ada di setiap kalangan masyarakat baik di desa maupun
di kota. Sejak manusia lahir, orang tua mereka dengan senang akan mengajari hal-hal yang baik
kepada anaknya.
c. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang[5]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn5), namun peserta
didiknya memiliki usia yang relatif heterogen. Tujuan pendidikan nonformal adalah untuk
membantu mengembangkan potensi dan bakat peserta didik. Dengan adanya pendidikan nonformal
diharapkan masyarakat mampu meguasai pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki.
Aplikasi dari pendidikan nonformal adalah pendidikan anak usia dini, pendidikan untuk tuna aksara,
pendidikan keterampilan seperti kursus, pelatihan (karate, silat, sanggar tari, dan lain-lain), serta
pendidikan lain yang sejenis.
Untuk masyarakat desa pada umumnya pendidikan nonformal dilakukan dengan cara memberikan
penyuluhan mengenai inovasi baru yang menjadi suatu pengetahuan baru bagi masyarakat tersebut.
Selain itu, pendidikan untuk tuna aksara juga dapat dilakukan di desa karena masih banyak
masyarakat yang belum mengenal tulisan. Keterampilan-keterampilan lain juga dapat diberikan
kepada kaum muda untuk lebih kreatif dalam membuat suatu karya.
2. Kondisi Pedesaan
4. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 4/7
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya pembangunan pedesaan. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan membutuhkan sumberdaya pendidikan. Hal yang
perlu diperhatikan terutama adalah kondisi ekonomi masyarakat desa, kondisi fisik atau tempat
sebagai sarana pendidikan, dan tersedianya tenaga kependidikan. a. Kondisi Ekonomi
Perekonomian masyarakat desa tidak sama dengan masyarakat kota yang pada umumnya memiliki
pendapatan yang lebih besar daripada pendapatan masyarakat desa. Hal ini sah saja karena
lapangan pekerjaan di kota sangat banyak dan beragam sehingga jenis pekerjaan serta tingkat
pendapatan mereka relatif heterogen dan lebih tinggi.
Sangat berbeda dengan masyarakat kota, masyarakat desa masih memiliki tingkat pendapatan yang
relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari jenis pekerjaan mereka yang mayoritasnya adalah petani dan
buruh konveksi yang penghasilannya kurang mencukupi untuk kebutuhan sekunder ataupun tersier,
bahkan mereka ada yang bermigrasi ke kota untuk mencari nafkah agar memperoleh penghasilan
yang lebih baik.
Kemiskinan bukan merupakan masalah baru di pedesaan, kondisi di atas merupakan salah satu
gambaran kemiskinan di pedesaan. IG. W. Murjana Yasa (2008: 87) mendefinisikan kemiskinan
sebagai “standar hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi dibandingkan
dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan”. IG. W.
Murjana Yasa (2008: 87) juga menyebutkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain
adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya, adanya perbedaan dalam kualitas
sumberdaya, serta adanya perbedaan akses dalam modal.
Dalam kondisi ekonomi seperti ini sulit bagi masyarakat desa yang secara umum dikategorikan
belum sejahtera dalam aspek ekonomi untuk memperoleh pendidikan yang tinggi karena dalam
prosesnya membutuhkan biaya tinggi. Oleh karena itu, kebanyakan orang tua di desa menyarankan
agar anak-anaknya lebih baik bekerja daripada melanjutkan pendidikan yang masih memerlukan
banyak waktu dan biaya yang tinggi. Keterbatasan pendapatan masyarakat desa dapat
mempengaruhi partispasi mereka dalam pendidikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel dan
gambar partisipasi sekolah menurut golongan pendapatan (tabel dan gambar dilampirkan).
Faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan adalah tingkat pendapatan yang rendah, namun
menurut Quibria M.G (1996) dikutip dalam Sumarti (2007 hal: 219) :
“Kemiskinan: adalah kondisi yang bersifat multidimensional, tidak hanya mencakup tingkat
pendapatan yang rendah, tetapi juga (a) Kurangnya kesempatan/ akses. Pendapatan yang rendah
terkait erat dengan distribusi asset fisik (lahan), sumberdaya manusia, dan asset sosial, serta
kesempatan usaha/ kerja; (b) Rendahnya kemampuan (pendidikan dan kesehatan); Rendahnya
tingkat keamanan (Jaminan terhadap resiko dan tekanan ekonomi) baik di tingkat nasional, lokal,
maupun rumahtangga (individu); (d) Pemberdayaan (kapasitas golongan miskin untuk mengakses
dan mempengaruhi kelembagaan dan proses sosial yanh membentuk alokasi sumberdaya)”. b.
Kondisi Fisik/ Tempat
Sarana pendidikan merupakan komponen sumberdaya pendidikan yang penting karena jika sarana
pendidikan kurang memadai, keberlangsungan proses pendidikan akan terganggu.
Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dapat menjadi penghambat dalam proses pendidikan
karena tanpa adanya sarana seperti gedung sekolah yang layak, buku panduan yang dipakai, dan
sebagainya akan menyulitkan pengajar dalam proses belajar mengajar. Selain itu, lokasi yang terlalu
5. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 5/7
jauh dari kota dapat menyebabkan distribusi dari pemerintah kurang berjalan dengan baik sehingga
berpengaruh pada lambatnya proses pendidikan di desa.
c. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik merupakan komponen yang harus ada dalam proses belajar mengajar baik dalam
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Sebagaimana dijelaskan oleh Prijono dan
Pranarka (1996: 78) bahwa “Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah semua orang yang
bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan
memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan”. Dalam hal ini guru merupakan salah satu
unsur tenaga kependidikan. Oleh karena itu, peran guru dalam pendidikan adalah penting dalam
memfasilitasi proses belajar mengajar. Seperti yang dijelaskan oleh Prijono dan Pranarka (1996: 73)
bahwa “…guru dan dosen sebagai pelaksana pendidikan yang merupakan faktor kunci dalam
pemberdayaan”. 3. Karakteristik Mayarakat Desa
Masyarakat desa pada umumnya memiliki tradisi yang masih terikat pada budaya-budaya yang
diwariskan oleh leluhur mereka. Masih banyak kebiasaan-kebiasaan yang merupakan adat setempat
dan harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Ketersediaan sumberdaya alam yang melimpah merupakan
nikmat yang luar biasa bagi mereka, karena dari sumberdaya tersebut mereka memperoleh
pekerjaan.
Menurut Asriyanto (2009), terdapat komponen-komponen penting yang ada di pedesaan antara lain
jenis pekerjaan, lingkungan alam, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, heterogenitas dan
homogenitas penduduk, differensiasi dan stratifikasi sosial, mobilitas sosial, dan sistem interaksi sosial.
Asriyanto (2009) mengemukakan bahwa “Pertanian juga merupakan sektor yang bertumpu pada
pemanfaatan sumberdaya alam dan hampir seluruhnya berada di pedesaan”. Hal ini menunjukkan
bahwa jenis pekerjaan di desa relatif homogen yaitu bergantung pada sektor pertanian khususnya
pertanian lahan sawah. Mereka bertani di sawah dengan menanam dan memanen padi, sebagian
hasilnya di konsumsi untuk sendiri (subsisten) dan sebagian lagi dijual untuk mendapatkan
penghasilan lebih. Selain bertani di sawah, mereka juga beternak seperti ternak ikan, ayam, itik,
kambing, sapi, atau kerbau.
Sebagian besar pekerjaan di desa adalah memanfaatkan sumberdaya yang ada, menyatu dengan
alam, dan belum mengenal teknologi pada umumnya.
Lingkungan alam merupakan faktor penentu bagi pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat desa.
Masyarakat desa yang tinggal di area yang memiliki lahan sawah luas berpotensi bekerja sebagai
petani lahan sawah, begitu juga dengan masyarakat yang tinggal dekat dengan laut sebagian besar
masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
Jika dilihat dari ukuran komunitasnya, jumlah penduduk di desa tidak sepadat penduduk kota
karena sebagian besar wilayah pedesaan adalah lahan sumberdaya alam sehingga masyarakat lebih
memilih untuk memanfaatkannya untuk lahan pencarian nafkah daripada menambah komuntias.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka lahan subur sebagai sumber nafkah akan berkurang
karena dijadikan pemukiman[6]
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn6). Komponen
pedesaan berikutnya adalah derajat heterogenitas dan homogenitas penduduk. Penduduk desa relatif
homogen, hal ini dapat terlihat dalam kesamaan pekerjaan[7]
6. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 6/7
(/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftn7), kesamaan
keturunan atau ras, dan kesamaan budaya. Masyarakat desa pada umumnya hanya melakukan
interaksi sosial dengan komunitasnya, artinya masyarakat desa kurang berinteraksi dengan luar
komunitasnya atau masyarakat luar.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai perlunya pendidikan untuk mampu memberdayakan masyarakat desa
dapat disimpulkan bahwa pendidikan di pedesaan masih kurang diperhatikan oleh masyarakatnya
karena mereka belum memahami pentingnya pendidikan sebagai penunjang kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya baik dari pemerintah daerah, pemerintah pusat,
maupun pihak-pihak lain yang bersangkutan (instansi pndidikan lain) untuk membantu
menyadarkan masyarakat pedesaan mengenai pentingnya pendidikan agar pendidikan dapat
menjadi suatu hal yang pokok atau penting dalam masyarakat pedesaan. SARAN
Dalam upaya pembangunan pedesaan ini, diharapkan bukan hanya pemerintah pusat, pemerintah
daerah, serta instansi pendidikan lainnya yang ikut serta dalam meningkatkan pendidikan di
pedesaan tetapi juga dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang mau secara sukarela untuk
menyumbangkan tenaga dan pikiran agar masyarakat desa berhasil diberdayakan melalui jalur
pendidikan.
[1] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref1) Mohammad
Ali. 2009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Bandung: PT IMPERIAL BHAKTI UTAMA.
Hal. 59
[2] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref2) Lihat dalam
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 hal. 4
[3] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref3) UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Loc.cit hal. 4
[4] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref4) UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Ibid, hal. 6
[5] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref5) UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Loc.cit hal. 4
[6] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref6) Terinspirasi
dari tulisan Asriyanto (2009) dalam Jurnal Pertanian Pedesaan dan Lingkungan Hidup
[7] (/semester%203/BMI/BMI%20makalah%20akhir/makalah%20akhir.docx#_ftnref7) Rata-rata
pekerjaan yang mereka geluti adalah petani
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohammad. 2009. Pendidikan untuk pembangunan nasional. Bandung: PT IMPERIAL BHAKTI
UTAMA. x hal.
Asriyanto. 2009. Membangun manusia pedesaan. Jurnal Pertanian Pedesaan dan Lingkungan Hidup
[Internet]. [dikutip 25 Desember 2010]. Dapat diunduh
dari http://sosektani.wordpress.com20090107120.htm
(http://sosektani.wordpress.com20090107120.htm/).
7. 12/18/14 PERAN PENDIDIKAN DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT PEDESAAN | hildanurul
https://hildanurul.wordpress.com/2011/05/24/peran-pendidikan-dalam-mensejahterakan-masyarakat-pedesaan/ 7/7
S. Prijono Onny, Pranarka A.M.W, penyunting. 1996. Pemberdayaan: konsep, kebijakan, dan
implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. x hal.
Sahdan Gregorius. 2005. Menanggulangi kemiskinan desa. Jurnal Ekonomi Rakyat [Internet].
[dikutip 29 Desember 2010]. Dapat diunduh dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22artikel_6.htm
(http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22artikel_6.htm).
Sumarti Titik. 2007. Kemiskinan petani dan strategi nafkah ganda rumahtangga pedesaan [Internet].
[dikutip 20 Desember 2010]; Vol. 01, No. 02: 1978-4333. Dapat diunduh
dari http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi2-3.pdf
(http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/edisi2-3.pdf).
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Republik
Indonesia.
Widianto Bambang. 2006. Bantuan tunai bersyarat. Pusat Data dan Informasi Kemiskinan
Departemen Sosial Republik Indonesia [Internet]. [dikutip 09 Januari 2011]. Dapat diunduh
dari http://kfm.depsos.go.id/mod.php?mod=userpage id=6 (http://kfm.depsos.go.id/mod.php?
mod=userpage%20id=6)
Yasa IGW Murjana. 2008. Penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat di Provinsi
Bali. INPUT Jurnal Ekonomi dan Sosial [Internet]. [dikutip 25 Desember 2010]; Vol. 2, No. 2- Agustus
2008. Dapat diunduh dari http://www.ejournal.unud.ac.id (http://www.ejournal.unud.ac.id/).
Blog at WordPress.com. The Spring Loaded Theme.
Follow
Follow “hildanurul”
Build a website with WordPress.com