2. Latar belakang
Jawa Barat yang kaya raya akan keanekaragaman
budaya dan manusia yang bersumberdaya
Industri kreatif menjadikan Jawa Barat relevan
dengan perkembangan ekonomi berbasis
pengetahuan
Industri kreatif sebagai salah satu industri unggulan
dalam membangun manusia bersumberdaya yang
mampu bersaing di kancah global.
Kontribusi industri kreatif di Jawa Barat dari tahun
2001 hingga 2005 telah menyumbangkan rata-rata
8% per tahun terhadap PDRB Jawa Barat dengan
laju pertumbuhan pada tahun 2001-2005 sekitar
4,55%.
Mampu menyerap tenaga kerja sedikitnya 392.636
atau sekitar 2,54 % dari jumlah total tenaga kerja di
Jawa Barat. (BPS Jawa Barat, 2007).
3. Potensi dan kekuatan
industri kreatif di Jawa Barat
Jawa Barat mempunyai sumberdaya manusia yang
kreatif.
Terkenal atau populer sebagai trendsetter terkait dengan
berbagai industri, seperti: pusat mode/fashion, musik,
dan perintis perfilman.
Tersedianya berbagai R & D Centers.
Banyaknya jumlah pengusaha/entrepreneurs yang
bergerak di bidang usaha kecil dan menengah yang
berhubungan dengan tingkat kreativitas yang tinggi.
Sebagai pusat pendidikan, Jawa Barat dapat menarik
generasi muda dari berbagai daerah sehingga bisa
meningkatkan keanekaragaman potensi lokal (diversity
and variety of local potentials).
Tersedianya potensi lokal yang tinggi sebagai pendukung
Industri kreatif, misalnya hasil budaya Sunda, agro-
industri, industri tekstil, kerajinan tangan, dan
sebagainya.
4. Peluang pengembangan
industri kreatif di Jawa Barat
Jawa Barat sebagai daerah tujuan wisata yang berkaitan
erat dengan industri kreatif.
Kaya akan produk inovatif yang memiliki potensi ekspor.
Industri kreatif sebagai high-value-added industry memiliki
daya saing yang unik yang dapat berdaya saing di pasar
global.
Globalisasi menyebabkan cepatnya perubahan permintaan
di pasar (fast changing in market demand) dan siklus hidup
produk yang pendek (short product life cycle).
Industri kreatif dapat meningkatkan jejaring SDM (wide
network of human resources).
Otonomi daerah dapat membuat pemerintah daerah lebih
leluasa dalam menyusun kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan industri kreatif sehingga diharapkan
dapat meningkatkan ketahanan nasional.
5. Kondisi Industri Kreatif Jawa Barat
Industri Kreatif di Jawa Barat belum digali
dan dikembangkan secara optimal sesuai
potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat berinisiatif
untuk membentuk suatu Tim Inisiasi (Task
Force) yang terdiri dari berbagai pakar
untuk membantu Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dalam merumuskan strategi dan
kebijakan pengembangan Industri Kreatif
hingga menjadi kekuatan ekonomi berdaya
saing yang dapat diandalkan.
6. Tujuan dari pembentukan Task Force
Membantu Pemerintah provinsi Jawa Barat
dalam menyusun kebijakan pengembangan
Industi kreatif
Menyusun strategi dan rencana aksi sebagai
acuan dalam pengembangan Industri Kreatif
Menginisiasi pembentukan “Creative Council”
Jawa Barat yang akan mengakselerasi dan
mengawal pengembangan Industri Kreatif di
Jawa Barat.
7. LINGKUP KEGIATAN
Mengidentifikasi masalah mendasar yang
akan memberi impact pada pengembangan
Industri Kreatif.
Membuat rekomendasi kepada Pemerintah
berupa Policy Statement dan Rencana Aksi.
Mengkonsepkankan bentuk organisasi
“Creative Council” Jawa Barat
8. KELUARAN
Dokumen kebijakan industri kreatif
Dokumen konsepsi “Creative Council”
Jawa Barat yang akan mengakselerasi
dan mengawal pengembangan Industri
Kreatif di Jawa Barat.
Dokumen Strategi dan Rencana Aksi
pengembangan industri kreatif di Jawa
Barat.
9. Output
Kajian dalam pengembangan
Ekonomi Kreatif
Dokumen: Kebijakan, Strategi, dan
Rencana Aksi
Rekomendasi kepada Kepala
Bappeda tentang Kebijakan, Strategi,
dan Rencana Aksi
Konsep Kelembagaan Tim Ekonomi
Kreatif Provinsi Jawa Barat
10. Pengembangan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Ekonomi kreatif sebagai berikut:
periklanan;
arsitektur;
pasar seni dan barang antik;
kerajinan;
desain;
fashion (mode) ;
film, video, dan fotogra.fi;
permainan interaktif;
musik;
seni pertunjukan;
penerbitan dan percetakan;
layanan komputer dan piranti lunak;
radio dan televisi; dan
riset dan pengembangan.
11. Outline Naskah Akademik Pembentukan
Dewan Kreativitas dan Inovasi Jawa Barat
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Hasil yang Diharapkan
Bab II Kajian Literatur
Kajian Proses Kreatif
Kajian Teori
Kajian Kebijakan
Kajian Model-Model Dewan Kreativitas
Bab III Metodologi Penelitian
Bab IV Analisis dan Pembahasan
Kelembagaan Dewan Kreativitas dan Inovasi
Kebijakan, Strategi, dan Rencana Aksi
Bab V Hasil dan Rekomendasi
12. JADUAL KEGIATAN
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dari Bulan Januari sampai dengan
Bulan Desember 2011, dengan Jadual Kegiatan sebagai berikut:
NO URAIAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1. Kajian dalam
pengembangan
Ekonomi Kreatif
2. Dokumen: Kebijakan,
Strategi, dan
Rencana Aksi
3. Rekomendasi kepada
Kepala Bappeda
tentang Kebijakan,
Strategi, dan
4. RencanaKelembagaan
Konsep Aksi
Tim Ekonomi Kreatif
Provinsi Jawa Barat
Rapat selanjutnya: Tanggal 17 Maret 2010 pukul 15.00 s.d. 17.00
Lokakarya: Bulan Juni 2010
13. Jadwal Kegiatan
Rapat selanjutnya: Tanggal 17 Maret 2010 pukul
15.00 s.d. 17.00
Lokakarya: Komunitas dan Pelaku (Pembahasan
Naskah Akademik), Bulan Juni 2010
Pra Seminar: Intern Lingkungan SKPD (Konsep
Final DK&I/Dekrinov: Draft SK sudah ada berisi ttg
struktur organisasi DK&I), Juli
Seminar: Gubernur (Konsep Final DK&I/Dekrinov:
Draft SK sudah ada berisi ttg struktur organisasi
DK&I)