Dokumen tersebut membahas sumber daya batubara Indonesia, kebijakan pemerintah terkait, dan perkembangan produksi, konsumsi, dan ekspor batubara. Sumber daya batubara Indonesia diperkirakan mencapai 61,366 miliar ton yang tersebar di 19 provinsi, dan produksi batubara nasional telah meningkat pesat mencapai 151,594 juta ton pada tahun 2005. Pemerintah menetapkan bauran energi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan batubara sebes
Buku ini merupakan Outlook Energi Indonesia 2014 yang diterbitkan oleh Dewan Energi Nasional. Buku ini memproyeksikan kondisi pasokan dan permintaan energi di Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan data tahun 2013 dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan kebijakan pemerintah terkait energi, khususnya mengenai pengurangan penggunaan energi fosil dan peningkatan penggunaan energi baru terbarukan."
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai kondisi energi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi, dan peran masyarakat dalam pengelolaan energi. Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang besar namun pemanfaatannya masih rendah, dan masih sangat bergantung pada energi fosil walaupun cadangannya terbatas. Tantangan utama adalah memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, menjamin pasokan energi berkelanjutan, serta men
Dokumen tersebut membahas kondisi keenergian nasional Indonesia dan tantangan yang dihadapi. Sumber daya energi terdiri dari tak terbarukan seperti minyak dan gas serta terbarukan seperti air dan matahari. Indonesia memiliki cadangan minyak, gas, dan batubara yang besar namun belum mandiri dan ketahanan energi. Dokumen ini menganalisis gap antara produksi dan kebutuhan energi serta infrastruktur kelistrikan nasional yang perlu ditingkatkan.
Dokumen tersebut merupakan laporan Outlook Energi Indonesia 2014 yang dikeluarkan Dewan Energi Nasional. Laporan ini memberikan proyeksi kondisi pasokan dan permintaan energi Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan asumsi ekonomi, demografi, dan target pembangunan energi."
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Dokumen tersebut membahas analisis lingkungan bisnis PT Sumber Segara Primadaya sebagai produsen listrik tenaga uap di Indonesia. Analisis tersebut mencakup faktor-faktor politik internasional dan domestik, budaya, lingkungan alam dan sosial, teknologi proses, teknologi informasi, serta perkembangan ekonomi yang mempengaruhi bisnis perusahaan."
Biodiesel, Kebijakan dan Prospek - Peluang & Tantangan Pengembangan Bioenergi...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas prospek dan tantangan pengembangan bioenergi khususnya biodiesel di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi proyeksi peningkatan permintaan energi global dan potensi bioenergi, kebijakan pemerintah terkait target penggunaan biodiesel, kontribusi industri biodiesel dalam mengurangi impor BBM dan emisi karbon, serta langkah untuk mengatasi harga yang lebih mahal dari bahan bakar fosil dan keterbatasan bahan b
Buku ini merupakan Outlook Energi Indonesia 2014 yang diterbitkan oleh Dewan Energi Nasional. Buku ini memproyeksikan kondisi pasokan dan permintaan energi di Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan data tahun 2013 dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan kebijakan pemerintah terkait energi, khususnya mengenai pengurangan penggunaan energi fosil dan peningkatan penggunaan energi baru terbarukan."
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai kondisi energi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi, dan peran masyarakat dalam pengelolaan energi. Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang besar namun pemanfaatannya masih rendah, dan masih sangat bergantung pada energi fosil walaupun cadangannya terbatas. Tantangan utama adalah memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, menjamin pasokan energi berkelanjutan, serta men
Dokumen tersebut membahas kondisi keenergian nasional Indonesia dan tantangan yang dihadapi. Sumber daya energi terdiri dari tak terbarukan seperti minyak dan gas serta terbarukan seperti air dan matahari. Indonesia memiliki cadangan minyak, gas, dan batubara yang besar namun belum mandiri dan ketahanan energi. Dokumen ini menganalisis gap antara produksi dan kebutuhan energi serta infrastruktur kelistrikan nasional yang perlu ditingkatkan.
Dokumen tersebut merupakan laporan Outlook Energi Indonesia 2014 yang dikeluarkan Dewan Energi Nasional. Laporan ini memberikan proyeksi kondisi pasokan dan permintaan energi Indonesia hingga tahun 2050 berdasarkan asumsi ekonomi, demografi, dan target pembangunan energi."
Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Tumiran, M.Eng, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam Diskusi Publik "Penataan Izin Batubara dalam Korsup Batubara" (8/6).
Dokumen tersebut membahas analisis lingkungan bisnis PT Sumber Segara Primadaya sebagai produsen listrik tenaga uap di Indonesia. Analisis tersebut mencakup faktor-faktor politik internasional dan domestik, budaya, lingkungan alam dan sosial, teknologi proses, teknologi informasi, serta perkembangan ekonomi yang mempengaruhi bisnis perusahaan."
Biodiesel, Kebijakan dan Prospek - Peluang & Tantangan Pengembangan Bioenergi...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas prospek dan tantangan pengembangan bioenergi khususnya biodiesel di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi proyeksi peningkatan permintaan energi global dan potensi bioenergi, kebijakan pemerintah terkait target penggunaan biodiesel, kontribusi industri biodiesel dalam mengurangi impor BBM dan emisi karbon, serta langkah untuk mengatasi harga yang lebih mahal dari bahan bakar fosil dan keterbatasan bahan b
Indonesia adalah produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Cadangan batubara Indonesia diperkirakan akan habis dalam 83 tahun ke depan. Tiga daerah dengan cadangan terbesar adalah Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Ekspor batubara Indonesia mencapai 70-80% dari total produksi.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Dokumen tersebut membahas tentang cukai sebagai pungutan negara untuk barang-barang tertentu seperti yang perlu dikendalikan konsumsinya, peredarannya diawasi, atau berdampak negatif bagi masyarakat. Dokumen ini juga membahas pro dan kontra pengenaan cukai pada BBM serta target dan program pemerintah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2050.
2023 Revisi KEN Coffee Morning MKI 21 Maret.pdfssusera1ef24
1. Dokumen tersebut membahas proyeksi konsumsi energi dan bauran energi Indonesia hingga tahun 2060 berdasarkan dua skenario pertumbuhan ekonomi, yakni skenario rendah dan tinggi.
2. Pada tahun 2060, konsumsi energi final diproyeksikan mencapai 445-497 MTOE sedangkan konsumsi listrik mencapai 1,8-2,1 TWh.
3. Bauran energi diproyeksikan semakin didominasi energi terbarukan dan
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdfekosudarmanto4
Dokumen tersebut membahas strategi percepatan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, termasuk target capaian 23% porsi EBT dalam bauran energi nasional pada 2025, serta berbagai program dan inisiatif seperti Program Surya Nusantara untuk pengembangan PLTS skala besar dan rooftop."
Menghitung Harga BBM di Acara Diskusi Publik Institut Ekonomi Politik Sukarno...Ruslan Chandra
Dalam rangka membuka misteri kalkulasi harga BBM, Institut Ekonomi Politik Sukarno-Hatta (IEPSH) mengadakan Diskusi Publik di Hotel Alia, Jakarta, tanggal 5 Agustus 2015 dengan topik "Membongkar Misteri Harga BBM." Presentasi ini dibuat oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian ESDM.
Atas persetujuan Bapak Drs.Hatta Kaliwang dari IEPSH, presentasi ini dapat kami persembahkan.
Salam,
Ruslan Andy Chandra
Mari juga kita dukung link: https://www.change.org/p/jangan-biarkan-korban-berjatuhan-saat-antri-bensin-di-spbu?recruiter=29845695&utm_source=share_petition&utm_medium=copylink
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaOECD Environment
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam transisi energi bersih untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060, meliputi peningkatan potensi energi terbarukan, efisiensi energi, penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan penurunan emisi melalui pembangkit listrik bersih. Indonesia juga mendapat dukungan dana dari negara-negara maju untuk mempercepat transisi energi melalui kemitraan dekarbonisasi.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah dalam mengembangkan energi alternatif di Indonesia, meliputi peningkatan pemanfaatan gas alam, batubara, bahan bakar nabati, panas bumi, dan energi baru terbarukan lainnya serta kebijakan dan regulasi terkait.
Paparan Pendamping Ka OREM 2023 (Bofuel Web binar).pptxArie Rahmadi
This is a Key note speech delivered by the Head of OREM BRIN in the Web Binar within BRIN OREM Indonesia. The topic is regarding research strategy in Biofuel and overall energy resilience for the country of Indonesia. The speech also include the current situationof energy consumption as well as the energy supply of Indonesia. It was mentioned that the country is experiencing oil and gas deficit since 2004 and such problem persits til this day. It is therefore necessary for substituting the defisiti in oil and gas using biofuel. Gasoline will be replaced by ethanol and diesel fuel is substituted by biodiesel. In addtion, agressive exploration of oil and gas should also be promoted.
Statistik Ekonomi Nasional dan Perannya terhadap Kebijakan DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas berbagai statistik ekonomi nasional Indonesia yang meliputi produksi pangan, energi, dan sumber daya alam. Secara umum menunjukkan peningkatan produksi namun masih bergantung pada impor dan ekspor sumber daya alam mentah tanpa nilai tambah yang besar.
Dokumen tersebut membahas tentang Dewan Energi Nasional, kebijakan energi nasional Indonesia, dan target bauran energi. Dokumen ini menjelaskan peran dan struktur organisasi Dewan Energi Nasional, kondisi energi di Indonesia, tantangan ke depan, dan kebijakan energi nasional termasuk target bauran energi sampai 2050.
The contents : National Energy Grand Strategy, National General Energy Plan, Oil and Gas Reserves and Projects, Gas Infrastructures, The role of gas in National Economy, LNG Projection, Conversion of Crude to Gas as fuel in electricity powerplant
Indonesia adalah produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Cadangan batubara Indonesia diperkirakan akan habis dalam 83 tahun ke depan. Tiga daerah dengan cadangan terbesar adalah Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Ekspor batubara Indonesia mencapai 70-80% dari total produksi.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
Dokumen tersebut membahas tentang cukai sebagai pungutan negara untuk barang-barang tertentu seperti yang perlu dikendalikan konsumsinya, peredarannya diawasi, atau berdampak negatif bagi masyarakat. Dokumen ini juga membahas pro dan kontra pengenaan cukai pada BBM serta target dan program pemerintah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2050.
2023 Revisi KEN Coffee Morning MKI 21 Maret.pdfssusera1ef24
1. Dokumen tersebut membahas proyeksi konsumsi energi dan bauran energi Indonesia hingga tahun 2060 berdasarkan dua skenario pertumbuhan ekonomi, yakni skenario rendah dan tinggi.
2. Pada tahun 2060, konsumsi energi final diproyeksikan mencapai 445-497 MTOE sedangkan konsumsi listrik mencapai 1,8-2,1 TWh.
3. Bauran energi diproyeksikan semakin didominasi energi terbarukan dan
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdfekosudarmanto4
Dokumen tersebut membahas strategi percepatan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, termasuk target capaian 23% porsi EBT dalam bauran energi nasional pada 2025, serta berbagai program dan inisiatif seperti Program Surya Nusantara untuk pengembangan PLTS skala besar dan rooftop."
Menghitung Harga BBM di Acara Diskusi Publik Institut Ekonomi Politik Sukarno...Ruslan Chandra
Dalam rangka membuka misteri kalkulasi harga BBM, Institut Ekonomi Politik Sukarno-Hatta (IEPSH) mengadakan Diskusi Publik di Hotel Alia, Jakarta, tanggal 5 Agustus 2015 dengan topik "Membongkar Misteri Harga BBM." Presentasi ini dibuat oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian ESDM.
Atas persetujuan Bapak Drs.Hatta Kaliwang dari IEPSH, presentasi ini dapat kami persembahkan.
Salam,
Ruslan Andy Chandra
Mari juga kita dukung link: https://www.change.org/p/jangan-biarkan-korban-berjatuhan-saat-antri-bensin-di-spbu?recruiter=29845695&utm_source=share_petition&utm_medium=copylink
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaOECD Environment
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam transisi energi bersih untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060, meliputi peningkatan potensi energi terbarukan, efisiensi energi, penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan penurunan emisi melalui pembangkit listrik bersih. Indonesia juga mendapat dukungan dana dari negara-negara maju untuk mempercepat transisi energi melalui kemitraan dekarbonisasi.
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah dalam mengembangkan energi alternatif di Indonesia, meliputi peningkatan pemanfaatan gas alam, batubara, bahan bakar nabati, panas bumi, dan energi baru terbarukan lainnya serta kebijakan dan regulasi terkait.
Paparan Pendamping Ka OREM 2023 (Bofuel Web binar).pptxArie Rahmadi
This is a Key note speech delivered by the Head of OREM BRIN in the Web Binar within BRIN OREM Indonesia. The topic is regarding research strategy in Biofuel and overall energy resilience for the country of Indonesia. The speech also include the current situationof energy consumption as well as the energy supply of Indonesia. It was mentioned that the country is experiencing oil and gas deficit since 2004 and such problem persits til this day. It is therefore necessary for substituting the defisiti in oil and gas using biofuel. Gasoline will be replaced by ethanol and diesel fuel is substituted by biodiesel. In addtion, agressive exploration of oil and gas should also be promoted.
Statistik Ekonomi Nasional dan Perannya terhadap Kebijakan DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas berbagai statistik ekonomi nasional Indonesia yang meliputi produksi pangan, energi, dan sumber daya alam. Secara umum menunjukkan peningkatan produksi namun masih bergantung pada impor dan ekspor sumber daya alam mentah tanpa nilai tambah yang besar.
Dokumen tersebut membahas tentang Dewan Energi Nasional, kebijakan energi nasional Indonesia, dan target bauran energi. Dokumen ini menjelaskan peran dan struktur organisasi Dewan Energi Nasional, kondisi energi di Indonesia, tantangan ke depan, dan kebijakan energi nasional termasuk target bauran energi sampai 2050.
The contents : National Energy Grand Strategy, National General Energy Plan, Oil and Gas Reserves and Projects, Gas Infrastructures, The role of gas in National Economy, LNG Projection, Conversion of Crude to Gas as fuel in electricity powerplant
1. BATUBARA INDONESIA
1. PENDAHULUAN
Pada masa mendatang, produksi batubara Indonesia diperkirakan akan terus meningkat; tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri(domestik), tetapi juga untuk memenuhi
permintaan luar negeri (ekspor). Hal ini mengingat sumber daya batubara Indonesia yang masih
melimpah, di lain pihak harga BBM yang tetap tinggi, menuntut industri yang selama ini berbahan
bakar minyak untuk beralih menggunakan batubara.
Adanya rencana pembangunan PLTU baru di dalam dan luar Pulau Jawa dengan total kapasitas
10.000 MW, meningkatnya produksi semen setiaptahun, dan semakin berkembangnya industri-
industri lain seperti industri kertas (pulp) dan industri tekstil merupakan indikasi permintaan dalam
negeri akan semakin meningkat. Demikian pula halnya dengan permintaan batubara dari
negara-negara pengimpor mengakibatkan produksi akan semakin meningkat pula.
Terkait dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) melalui PP
No.5 Tahun 2006 sebagai pembaruan Kebijaksanaan Umum Bidang Energi (KUBE) tahun 1998. KEN
mempunyai tujuan utama untuk menciptakan keamanan pasokan energi nasional secara
berkelanjutan dan pemanfaatan energi secara efisien, serta terwujudnya bauran energi (energy mix)
yang optimal pada tahun 2025. Untuk itu ketergantungan terhadap satu jenis sumber energi seperti
BBM harus dikurangi dengan memanfaatkan sumber energi alternatif di antaranya batubara.
Untuk mendukung pencapaian sasaran bauran energinasional yang dicanangkan pemerintah, salah
satunya adalah melakukan kajian batubara secara nasional untuk mengetahui kondisi sumberdaya,
pengusahaan, dan pemanfaatan batubara, serta permasalahannya, yang dapat digunakan untuk
membuat langkah-langkah yang diperlukan. Dan untuk mendukung kajian tersebut perlu melakukan
terlebih dahulu membangun data base batubara nasional dari hasil pengumpulan data baik
sekunder maupun primer.
2. SUMBERDAYA
Jumlah sumber daya batubara Indonesia tahun 2005 berdasarkan perhitungan Pusat Sumber Daya
Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebesar 61,366 miliar ton. Sumber
daya batubara tersebut tersebar di 19 propinsi (Tabel 2.1).
2. 3. KEBIJAKAN
Dalam kebijakan bauran energi nasional 2025, pemakaian batubara diharapkan mencapai 33%
(Gambar 3.1), Pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang digunakan sebagai landasan di
dalam kebijakan pengusahaan batubara, yaitu :
1) Kepmen ESDM No.1128 Tahun 2004, tentang Kebijakan Batubara Nasional.
2) Perpres No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
3) Inpres No.2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara yang Dicairkan
Sebagai Bahan Bakar Lain..
Di dalam sasaran bauran energi nasional tersebut, batubara menempati urutan pertama di dalam
penggunaan energi. Hal tersebut dikarenakan oleh :
a) Sumber daya batubara cukup melimpah, yaitu 61,3 miliar ton, dengan cadangan 6,7 miliar ton
(Pusat Sumber Daya Geologi, 2005).
b) Dapat digunakan langsung dalam bentuk padat, atau dikonversi menjadi gas (gasifikasi) dan
cair (pencairan).
c) Harga batubara kompetitif dibandingkan energi lain.
d) Teknologi pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan telah berkembang pesat, yang
dikenal sebagai Teknologi Batubara Bersih (Clean Coal Technology).
Gambar 3.1
Sasaran Bauran Energi Nasional 2025
Tabel 2.1 Kualitas, Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia Tiap Propinsi, 2005
Kualitas Sumberdaya ( Juta Ton) Cadangan
Kriteria No. Provinsi
Kelas
(Kal/gr, adb)
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Jumlah (Juta Ton)
Kalori Sedang 5100 - 6100 5,47 2,78 0,00 0,00 10,34 0,00
Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 2,97 0,00 0,00 2,97 0,00 1. BANTEN
3. 5,47 5,75 0,00 0,00 13,31 0,00
Kalori Rendah <5100 0,00 0,82 0,00 0,00 0,82 0,00
2 JAWA TENGAH
0,00 0,82 0,00 0,00 0,82 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 0,08 0,00 0,00 0,08 0,00
3 JAWA TIMUR
0,00 0,08 0,00 0,00 0,08 0,00
Kalori Rendah <5100 0,00 20,92 6,70 64,14 91,76 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 325,43 6,70 26,26 351,69 0,00 4
NANGROE ACEH
DARUSALAM
0,00 346,35 13,40 90,40 443,45 0,00
Kalori Rendah <5100 0,00 0,00 0,00 19,97 19,97 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 7,00 0,00 0,00 7,00 0,00 5 SUMATERA UTARA
0,00 7,00 0,00 19,97 26,97 0,00
Kalori Rendah <5100 0,00 1.345,69 0,00 268,06 1.613,75 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 30,62 0,00 51,57 82,19 0,00
Kalori Tinggi 6100 - 7100 12,79 359,60 0,00 16,99 389,38 16,54
6 R I A U
12,79 1.735,91 0,00 336,62 2.085,32 16,54
Kalori Sedang 5100 - 6100 19,19 284,36 42,72 22,97 369,24 2,83
Kalori Tinggi 6100 - 7100 5,76 164,58 0,00 144,27 314,61 19,24
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 27,00 0,00 14,00 41,00 14,00
7 SUMATERA BARAT
24,95 475,94 42,72 181,24 724,85 36,07
Kalori Rendah <5100 0,00 51,13 0,00 0,00 51,13 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 190,84 1.200,09 36,32 90,24 1.517,49 18,00
4. Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 210,81 0,00 82,96 293,77 0,00
8 J A M B I
190,84 1.462,03 36,32 173,20 1.862,39 18,00
Lanjutan Tabel 2.1
Kualitas Sumberdaya ( Juta Ton) Cadangan
Kriteria No. Provinsi
Kelas
(Kal/gr, adb)
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Jumlah (Juta Ton)
Kalori Rendah <5100 0,00 11,34 0,00 10,58 21,92 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 0,81 0,00 5,86 6,67 3,79
Kalori Tinggi 6100 - 7100 15,15 100,62 8,11 45,49 169,37 17,33
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 0,32 0,00 0,37 0,69 0,00
9 BENGKULU
15,15 113,09 8,11 62,30 198,65 21,12
Kalori Rendah <5100 326,55 7.400,27 2.300,07 1.358,00 11.384,89 2.426,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 198,93 1.629,28 9.139,87 366,01 11.334,10 186,00
Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 31,00 433,89 14,00 478,89 67,00
10 SUMATERA SELATAN
525,48 9.060,55 11.873,83 1.738,01 23.197,88 2.679,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 14,00 0,00 0,00 14,00 0,00
Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 92,95 0,00 0,00 92,95 0,00 11 LAMPUNG
0,00 106,95 0,00 0,00 106,95 0,00
Kalori Tinggi 6100 - 7100 42,12 378,60 0,00 0,00 420,72 0,00
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 104,00 1,32 1,48 106,80 0,00 12 KALIMANTAN BARAT
42,12 482,60 1,32 1,48 527,52 0,00
Kalori Rendah <5100 0,00 483,92 0,00 0,00 483,92 0,00
5. Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 296,75 5,08 44,36 354,80 4,05
Kalori Tinggi 6100 - 7100 114,11 262,72 0,00 72,64 449,47 0,00
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 247,62 0,00 77,02 324,64 44,54
13 KALIMANTAN TENGAH
114,11 1.291,01 5,08 194,02 1.612,83 48,59
Kalori Rendah <5100 0,00 370,87 0,00 600,99 971,86 536,33
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 4.793,13 301,36 2.526,46 7.620,95 1.287,01
Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 336,19 33,12 109,64 478,95 44,36
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 17,62 0,00 12,00 29,62 0,14
14 KALIMANTAN SELATAN
0,00 5.517,81 334,48 3.249,09 9.101,38 1.867,84
Lanjutan Tabel 2.1
Kualitas Sumberdaya ( Juta Ton) Cadangan
Kriteria No. Propinsi
Kelas
(Kal/gr, adb)
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Jumlah (Juta Ton)
Kalori Rendah <5100 0,00 201,93 13,76 89,83 305,52 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 2.285,84 10.630,35 121,61 2.609,46 15.682,72 941,62
Kalori Tinggi 6100 - 7100 502,96 2.611,07 191,77 1.558,62 4.918,92 1.064,82
Kalori Sangat Tinggi > 7100 90,11 60,84 4,48 14,40 169,82 65,24
15 KALIMANTAN TIMUR
2.878,90 13.504,19 331,62 4.272,31 21.076,98 2.071,68
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 131,03 32,31 53,10 216,44 0,06
Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 13,90 0,78 0,00 14,68 0,00 16 SULAWESI SELATAN
0,00 144,93 33,09 53,10 231,12 0,06
Kalori Rendah <5100 0,00 1,98 0,00 0,00 1,98 0,00
6. 17 SULAWESI TENGAH
0,00 1,98 0,00 0,00 1,98 0,00
Kalori Rendah <5100 0,00 2,13 0,00 0,00 2,13 0,00
18 MALUKU UTARA
0,00 2,13 0,00 0,00 2,13 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 89,40 30,95 0,00 0,00 120,35 0,00
Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 5,38 0,00 0,00 5,38 0,00
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 25,53 0,00 0,00 25,53 0,00
19 P A P U A B A R A T
89,40 61,86 0,00 0,00 151,26 0,00
JUMLAH SUMBERDAYA BATUBARA TIAP PROPINSI 3.899,22 34.320,97 12.679,98 10.371,74
61.365,86 6.758,90
Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, 2006
4. PRODUKSI, KONSUMSI, DAN EKSPOR
4.1 Perkembangan Produksi
Perkembangan produksi batubara selama 13 tahun terakhir telah menunjukkan peningkatan yang
cukup pesat, dengan kenaikan produksi rata-rata 15,68% pertahun. Tampak pada tahun 1992,
produksi batubara sudah mencapai 22,951 juta ton dan selanjutnya pada tahun 2005 produksi
batubara nasional telah mencapai 151,594 juta ton.
Perusahaan pemegang PKP2B merupakan produsen batubara terbesar, yaitu sekitar 87,79 % dari
jumlah produksi batubara Indonesia, diikuti oleh pemegang KP sebesar 6,52 % dan BUMN sebesar
5,68 %.
Perkembangan produksi batubara nasional tersebut tentunya tidak terlepas dari permintaan
dalam negeri (domestik) dan luar negeri (ekspor) yang terus meningkat setiap tahunnya.
Sebagian besar produksi tersebut untuk memenuhi permintaan luar negeri, yaitu rata-rata 72,11%,
dan sisanya 27,89% untuk memenuhi permintaan dalam negeri (Gambar 4.1).
4.2 Perkembangan Konsumsi Dalam Negeri
Pemanfaatan batubara di dalam negeri meliputi penggunaan di PLTU, industri semen, industri
7. kertas, industri tekstil, industri metalurgi, dan industri lainnya (Tabel 4.1).
4.2.1 PLTU
PLTU merupakan industri yang paling banyak menggunakan batubara. Tercatat dari seluruh
konsumsi batubara dalam negeri pada tahun 2005 sebesar 35,342 juta ton, 71,11% di antaranya
digunakan oleh PLTU. Hingga saat ini, PLTU berbahan bakar batubara, baik milk PLN maupun yang
dikelola swasta, ada 9 PLTU, dengan total kapasitas saat ini sebesar 7.550 MW dan mengkonsumsi
batubara sekitar 25,1 juta ton per tahun.
Berdasarkan data dalam kurun waktu 1998-2005, Penggunaan batubara di PLTU untuk setiap
tahunnya meningkat rata-rata 13,00%. Hal tersebut sejalan dengan penambahan PLTU baru
sebagai dampak permintaan listrik yang terus meningkat rata-rata 7,67% per tahun.
Namun demikian, sejak tahun 2003 krisis energi listrik nasional sudah mulai terasa sebagai dampak
dari ketidakseimbangan antara penyediaan dan permintaan. Dalam upaya mengantisipasi
kekurangan listrik dan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian BBM secara nasional, pemerintah
merencanakan percepatan pembangunan PLTU berbahan bakar listrik 10.000 MW hingga akhir
2009.
GAMBAR 4.1
TREND PRODUKSI, PENJUALAN DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI
TAHUN 1992 - 2005
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
160,000
8. 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun
Juta Ton
Produksi
Penjualan DN
Penjualan LN
TABEL 4.1
KONSUMSI BATUBARA MENURUT JENIS INDUSTRI DI INDONESIA
TAHUN 1998 - 2005
(TON)
JENIS
INDUSTRI 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
PLTU 10,911,341 13,047,717 13,943,613 19,165,256 21,902,161 23,810,054 23,492,328 25.132.174
SEMEN 1,279,973 2,762,831 3,763,884 5,938,172 5,355,460 5,068,194 6,070,825 6.023.248
Industri
Tekstil - - - - - 274,160 381,440 1.307.610
Industri
Kertas 692,737 805,397 766,549 804,202 471,751 1,680,304 1,106,227 2,272,443
METALURGI 144,907 123,226 134,393 220,666 236,802 225,907 122,827 160.490
Briket 29,963 38,302 36,799 31,265 24,708 24,976 23,506 28,267
Lain - Lain 2,600,550 2,573,355 5,545,609 2,407,667 3,792,481 4,715,840 5,237,639 417,583
Jumlah 15,659,471 19,350,828 24,190,847 28,567,228 31,783,364 35,799,436 36,434,791
35.341.816
Sumber : - Hasil Survei Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA), 2006
- Direktorat Pembinaan dan Pengusahaan Mineral dan Batubara (DPPMB), 2006
4.2.2 Industri Semen
Selama delapan tahun terakhir ini, perkembangan pemakaian batubara pada industri semen
berfluktuasi. Antara tahun 1998-2001, pemakaian batubara rata-rata naik sangat signifikan, yaitu
9. 64,03%, namun pada tahun 2002dan 2003 sempat mengalami penurunan hingga 7,59%.
Memasuki tahun 2004, kebutuhan batubara pada industri semen mengalami perubahan yang
positif, yaitu 19,78% seiring perkembangan ekonomi yang mulai membaik di dalam negeri. Tahun
2005, tercatat sekitar 17,04% kebutuhan batubara dalam negeri digunakan oleh industri semen
atau 5,77 juta ton.
4.2.3 Industri Tekstil
Industri tekstil memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak (BBM),
oleh karena itu dengan melambungnya harga BBM, banyak yang beralih ke bahan bakar ke
batubara, walaupun harus melakukan modifikasi terhadap boileratau mengganti boiler yang
baru berbahan bakar batubara.
Pada tahun 2003 jumlah perusahaan tekstil yangmenggunakan bahan bakar batubara hanya 18
perusahaan saja, namun pada tahun 2006 sudah bertambah menjadi 224 perusahaan tersebar di
Pulau Jawa terutama di Propinsi Jawa Barat.Kebutuhan batubaranya pun meningkat sangat
signifikan, yaitu dari 274.150 ton pada tahun 2003 naik menjadi 3,07 juta ton pada tahun 2006.
4.2.4 Industri Kertas
Seperti halnya pada perusahaan tekstil, batubara dalam industri kertas digunakan sebagai bahan
bakar dimana energi panas yang dihasilkan digunakan untuk memasak air pada boilersehingga
menghasilkan uap yang diperlukan untuk memasak pulp(bubur kertas).
Perkembangan pemakaian batubara pada industri kertas selama kurun waktu 1998-2005 naik
sangat signifikan, rata-rata 42,36%. Namun untuk waktu mendatang diperkirakan
perkembangannya akan stabil pada kisaran 3,0 – 6,0 % per tahun. Pada tahun 2005, jumlah
kebutuhan batubara untuk industri ini mencapai sekitar 2,207 juta ton.
4.2.5 Industri Metalurgi dan Industri Lainnya
Perkembangan kebutuhan batubara oleh industri metalurgi berfluktuasi, namun ada trend
perkembangan yang meningkat sejalan dengan kondisi produksi perusahaan yang mengalami
turun naik. Tahun 1998 tercatat 144,907 ribu ton, meningkat hingga mencapai 236,802 ribu ton
pada tahun 2002, namun kemudian menurun hingga 112,827 ribu ton tahun 2005.
10. Di samping industri metalurgi, masih banyak industri lainnya yang menggunakan batubara sebagai
bahan bakar dalam mendukung proses produksinya, antara lain industri makanan, kimia,
pengecoran logam, karet ban, dan lainnya. Di Propinsi Banten dan Jawa Barat ada 21
perusahaan yang telah menggunakan batubara dengan total kebutuhan diperkirakan mencapai
416.708 ton untuk tahun 2005.
4.2.6 Briket Batubara
Dari data tahun 1998 – 2005, perkembangan briket batubara berfluktuatif, namun cenderung ada
peningkatan. Konsumsi terendah sebesar 23.506 ton pada tahun 2004 dan tertinggi pada
mencapai 38.302 ton tahun 1999. Pada sisi lain potensi konsumsi BBM yang dapat disubstitusi briket
batubara untuk IKM dan rumahtangga sebesar 12,32 juta ton, dan jumlah optimisnya sebesar 1,3
juta ton per tahun atau ekivalen dengan 936.000 kilo liter minyak tanah per tahun. Kondisi pasar
akan menentukan bagaimana prospek perbriketan batubara di Indonesia sebagai bahan
alternative substitusi minyak tanah khususnya, bersama-masa dengan energi alternative lainnya
seperti bahan bakar nabati (biofuel) dan LPG.
4.2.7 Upgrading Brown Coal,Gasifikasi, dan Pencairan Batubara
Terkait dengan upaya ketahanan bauran energi nasional, adalah pengembangan teknologi
batubara, dimana skala pilot plantnya dikembangkan oleh Puslitbang Teknologi Mineral dan
Batubara (tekMIRA) meliputi antara lain upgrading brown coal(UBC), gasifikasi, dan pencairan
batubara. Direncanakan tidak lama lagi akan dirintis ke arah demo plant sebelum skala
komersialisasi.
4.3 Perkembangan Ekspor
Kebutuhan batubara dunia saat ini ternyata meningkat sangat cepat, antara lain dipicu oleh
boomingharga dan semakin banyaknya pembangunan PLTU di luar negeri yang menggunakan
bahan bakar batubara, serta kran ekspor China ditutup. Hal ini yang mengantarkan Indonesia
sebagai pemasok (eksportir) terbesar pada tahun ini menyaingi Australia dan Afrika Selatan.
Ekspor batubara Indonesia pada tahun 1992 hanya sebesar 16,288 juta ton, sedangkan pada
tahun 2005 tercatat sebesar 106,767 juta ton. Ini berarti volume ekspor rata-rata naik sebesar
16,00%. Perusahaan pemegang PKP2B merupakan eksportir batubara terbesar, yaitu sekitar 95,36%
11. dari jumlah ekspor batubara Indonesia, diikuti oleh pemegang BUMN sebesar 2,52% dan KP sebesar
2,12%.
5. MASA DEPAN
Pada masa mendatang, produksi batubara Indonesia diperkirakan akan terus meningkat; tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri(domestik), tetapi juga untuk memenuhi
permintaan luar negeri (ekspor). Hal ini mengingat sumber daya batubara Indonesia yang masih
melimpah, di lain pihak harga BBM yang tetap tinggi, menuntut industri yang selama ini berbahan
bakar minyak untuk beralih menggunakan batubara.
5.1 Proyeksi Penyediaan-Permintaan (Supply-Demand)
Produksi batubara nasional terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Pada tahun
1992 tercatat sebesar 22,951 juta ton, naik menjadi 151,594 juta ton pada tahun 2005, atau naik
rata-rata 15,68 % per tahun. Jika diasumsikan proyeksi untuk tahun-tahun mendatang mengikuti
kecenderungan (trend) tersebut di atas, maka kondisi pada tahun 2025, produksi akan meningkat
menjadi sekitar 628 juta ton.
Dari sisi konsumsi, hingga saat ini segmen pasar batubara di dalam negeri meliputi PLTU, industri
semen, industri menengah hinggaindustri kecil dan rumahtangga. Dalam kurun waktu 1998-2005,
konsumsi batubara di dalam negeri berkembang 13,29%. Kondisi saat ini (2005) konsumsi batubara
tercatat 35,342 juta ton, di antaranya, 71,11% dikonsumsi PLTU, 16,84% dikonsumsi industri semen,
dan
6,43% dikonsimsi industri kertas. Dari karakteristik tersebut dan adanya rencana pemanfaatan
batubara melalui pengembangan teknologi UBC, gasifikasi, dan pencairan, maka diproyeksikan
pada tahun 2025 kebutuhan batubara dalam negeri akan mencapai sekitar 191,130 juta ton.
Sedangkan dari trend ekspor batubara yang peningkatannya sangat signifikan sekitar 16,00%
pertahun, maka pada tahun 2025 diproyeksikan akan mencapai 438 juta ton.
Kondisi tersebut tidak diharapkan, karena tidak sejalan dengan rencana pengembangan
batubara Indonesia. Untuk tahun 2025, jumlah rencana produksi sebesar 318 miliar ton untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 214 miliar ton dan untuk memenuhi permintaan luar
negeri sebesar 104 miliar ton.
12. Kunci perbedaan dari kedua proyeksi tersebut terletak pada penjualan ke luar negeri. Sehingga agar
rencana pengembangan batubara Indonesia dapat terealisasi, maka perlu membuat kebijakan
pengendalian produksi melalui pembatasan penjualan ke luar negeri dan jaminan pasokan untuk
kebutuhan dalam negeri yang tercantum di dalam kontrak harus dilaksanakan.
GAMBAR 5.1
POYEKSI PRODUKSI, PENJUALAN DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI BATUBARA INDONESIA
TAHUN 2006 - 2025
41 44
65
97
135
181
109
118
168
243
333
438
150
162
233
343
474
628
0
100
200
13. 300
400
500
600
700
2005 2006 2010 2015 2020 2025
Tahun
Milyar Ton
Penjualan DN
Penjualan LN
Produksi
GAMBAR 5.1
POYEKSI PRODUKSI, PENJUALAN DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI BATUBARA INDONESIA
TAHUN 2006 - 2025
41 44
65
97
135
181
109
118
168
243
333
438
150
162
14. 233
343
474
628
0
100
200
300
400
500
600
700
2005 2006 2010 2015 2020 2025
Tahun
Milyar Ton
Penjualan DN
Penjualan LN
Produksi
5.2 Langkah-Langkah Yang Diperlukan
Dari hasil gambaran trend suppy-demandbatubara nasional hingga tahun 2025 termasuk
didalamnya permasalahan yang mungkin muncul, maka untuk memberikan dukungan terkait
dengan pengembangan batubara dalam mencapai bauran energi pada tahun 2025 lebih besar
dari 33% (214 juta ton), diperlukan langkah-langkah strategis meliputi :
a Sumber daya
ƒ Melakukan upaya pencarian (inventarisasi) sumber daya dan cadangan batubara yang
representatif dan secara berkelanjutan.
b. Pengusahaan
15. ƒ Pendataan kontrak (jangka panjang, menengah, pendek, spot) perusahaan dengan
konsumen luar negeri. Kemudian pelaku eksportir ditata secara konprehensif dan
proporsional berdasarkan tingkat produksi dan kondisi kebutuhan di dalam negeri.
ƒ Setiap pengajuan peningkatan tingkat produksi yang diajukan oleh perusahaan perlu
disesuaikan dengan kebijakan bauran energi nasional.
c. Kebijakan/ Insentif
ƒ Menetapkan batubara sebagai komoditi strategis.
ƒ Mengubah komposisi penjualan dalam negeri dan ekspor yang saat ini 28 : 72, secara
bertahap hingga tercapai komposisi yang ideal sampai tahun 2025.
ƒ Mendorong pengusahaan batubara peringkat rendah di dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan energi melalui paket insentif, seperti penentuan tarif nilai bagi hasil (PKP2B)
untuk batubara mutu rendah.
ƒ Meningkatkan diversifikasi pemanfaatan batubara melalui program pembakaran
langsung, pengembangan briket batubara, pencairan batubara, gasifikasi, up grading
batubara, dan pengembangan Coal Bed Methane,dengan memperhatikan faktor
lingkungan.
ƒ Memberikan insentif bagi investor (penambangan dan pengolahan) yang
mengembangkan UBC, pencairan, dan gasifikasi batubara, antara lain jaminan hasil
produk dibeli oleh pihak pemerintah.
ƒ Menetapkan nilai bagi hasil bagian pemerintah dari penambangan batubara mutu
rendah dan tambang bawah tanah.
d. Insfrastruktur
ƒ Untuk menunjang kelancaran distribusi batubara dari hulu hingga hilir perlu membangun
dan mengembangkan prasarana transportasi seperti jaringan keretaapi dan pelabuhan
bongkar muat
ƒ Mengembangkan pelabuhan bongkar, saranaangkutan, dan jalur distribusi, serta stock
yardbatubara yang dekat dengan sentra industri (konsumen) di wilayah Pulau Jawa yang
16. merupakan konsumen terbesar di dalam negeri.
Dikompilasi oleh
Tim Kajian Batubara Nasional
Kelompok Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara
Pusat Litbang Teknologi Mineral dan Batubara
2006