Analisis aspek hidrologi dan lingkungan banjir Jabodetabek diawal tahun 2020. Disampaikan pada acara KOPI Delft yang diselenggarakan oleh PPI Delft pada tanggal 13 Februari 2020.
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...DasaptaErwinIrawan
Daerah penelitian berfokus pada daerah dataran pantai utara Jakarta. Secara administratif,
daerah penelitian terletak pada Jakarta Utara, sebagian Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta
Timur dengan luas 295,2 km2
. Airtanah bebas di daerah pesisir dipengaruhi oleh presipitasi air
hujan, pengaruh air laut, dan aktivitas antropogenik. Permasalahan yang umum terjadi berupa
kontaminasi air tawar oleh air asin dan penurunan kualitas airtanah akibat pengaruh aktivitas
manusia. Nitrat dan ammonium dapat digunakan sebagai indikator pencemaran airtanah bebas
oleh aktivitas manusia. Kadar nitrat dan ammonium yang tinggi pada airtanah dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi parameter fisik dan kimia airtanah bebas pada daerah penelitian,
menentukan persebaran kontaminan nitrat dan ammonium, serta mengevaluasi kualitas airtanah
bebas menggunakan metode WQI (Water Quality Index).
Daerah penelitian terdiri dari dua satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi Dataran
Pantai dan Satuan Geomorfologi Kipas Gunungapi Bogor. Geologi daerah penelitian terdiri dari
Tuf Banten, Endapan Kipas Aluvial, Endapan Pematang Pantai, dan Aluvial. Hidrogeologi
daerah penelitian terdiri dari akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir yang terdiri dari
beberapa akifer batupasir.
Penentuan karakteristik fisik dan kimia airtanah dilakukan pada 10 titik sumur yang bersumber
dari Balai Konservasi Airtanah Jakarta tahun 2018 – 2020. Seluruh sumur diasumsikan berada
pada sistem akifer bebas dengan kedalaman MAT 0,18 – 1,15 m di bawah muka tanah. Air
tanah di daerah penelitian memiliki nilai TDS berkisar antara 192 – 6.348 mg/L, DHL berkisar
antara 283 – 9520 µS/cm, dan pH berkisar antara 6,5 – 8,5. Airtanah daerah penelitian dapat
dikelompokkan menjadi air tawar, air tawar – payau, dan air payau. Komposisi kimia airtanah
di daerah penelitian memiliki tren kation dan anion Na+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ > NH4+
dan Cl- >
HCO3- > SO42- > NO3-
. Nilai nitrat di daerah penelitian berkisar antara 0 - 44 mg/L. Nilai
tersebut masih dibawah ambang batas nitrat untuk air minum, yaitu < 50 mg/L. Nilai
ammonium berkisar antara 0 – 13 mg/L. Nilai tersebut melebihi nilai ambang batas untuk air
minum, yaitu 1,5 mg/L. Fasies airtanah di daerah penelitian terdiri dari tipe Na-Cl, Na-HCO3,
dan Ca-HCO3,serta airtanah yang berubah fasies. Komposisi kimia airtanah di daerah penelitian
dipengaruhi oleh air laut, presipitasi dan evaporasi, interaksi dengan batuan berupa pertukaran
kation, serta aktivitas antropogenik. Kualitas airtanah di daerah penelitian dengan metode WQI
terdiri dari airtanah dengan kualitas baik, buruk, sangat buruk, dan tidak layak konsumsi.
Kata kunci: spasial-temporal, pesisir Jakarta, aktivitas manusia, kualitas airtanah
This slide was made for a seminar about water crisis in Balikpapan on November 24, 2014. The crisis was started by the low water level in Manggar Reservoir, the only water source for Kota Balikpapan.
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPALJoy Irman
Modul Pelatihan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) terdiri atas beberapa Sub-Modul, yaitu Pengantar Perencanaan, Proses Perencanaan, Pengumpulan Data, Studi EHRA (Environment Health Risk Assessment), Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), Tata Cara Survei, Perumusan Kebijakan dan Strategi Sanitasi, Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Perencanaan SPAL-Terpusat (SPAL-T), Tahapan Pelaksanaan, dan Konsultasi Publik & Legalisasi Rencana.
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowontoAchmad Wahid
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto, (patterns of management of the basin water resources bogowonto Serayu) atau Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 37/KPTS/M/2013 tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Serayu Bogowonto
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...DasaptaErwinIrawan
Daerah penelitian berfokus pada daerah dataran pantai utara Jakarta. Secara administratif,
daerah penelitian terletak pada Jakarta Utara, sebagian Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta
Timur dengan luas 295,2 km2
. Airtanah bebas di daerah pesisir dipengaruhi oleh presipitasi air
hujan, pengaruh air laut, dan aktivitas antropogenik. Permasalahan yang umum terjadi berupa
kontaminasi air tawar oleh air asin dan penurunan kualitas airtanah akibat pengaruh aktivitas
manusia. Nitrat dan ammonium dapat digunakan sebagai indikator pencemaran airtanah bebas
oleh aktivitas manusia. Kadar nitrat dan ammonium yang tinggi pada airtanah dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi parameter fisik dan kimia airtanah bebas pada daerah penelitian,
menentukan persebaran kontaminan nitrat dan ammonium, serta mengevaluasi kualitas airtanah
bebas menggunakan metode WQI (Water Quality Index).
Daerah penelitian terdiri dari dua satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi Dataran
Pantai dan Satuan Geomorfologi Kipas Gunungapi Bogor. Geologi daerah penelitian terdiri dari
Tuf Banten, Endapan Kipas Aluvial, Endapan Pematang Pantai, dan Aluvial. Hidrogeologi
daerah penelitian terdiri dari akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir yang terdiri dari
beberapa akifer batupasir.
Penentuan karakteristik fisik dan kimia airtanah dilakukan pada 10 titik sumur yang bersumber
dari Balai Konservasi Airtanah Jakarta tahun 2018 – 2020. Seluruh sumur diasumsikan berada
pada sistem akifer bebas dengan kedalaman MAT 0,18 – 1,15 m di bawah muka tanah. Air
tanah di daerah penelitian memiliki nilai TDS berkisar antara 192 – 6.348 mg/L, DHL berkisar
antara 283 – 9520 µS/cm, dan pH berkisar antara 6,5 – 8,5. Airtanah daerah penelitian dapat
dikelompokkan menjadi air tawar, air tawar – payau, dan air payau. Komposisi kimia airtanah
di daerah penelitian memiliki tren kation dan anion Na+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ > NH4+
dan Cl- >
HCO3- > SO42- > NO3-
. Nilai nitrat di daerah penelitian berkisar antara 0 - 44 mg/L. Nilai
tersebut masih dibawah ambang batas nitrat untuk air minum, yaitu < 50 mg/L. Nilai
ammonium berkisar antara 0 – 13 mg/L. Nilai tersebut melebihi nilai ambang batas untuk air
minum, yaitu 1,5 mg/L. Fasies airtanah di daerah penelitian terdiri dari tipe Na-Cl, Na-HCO3,
dan Ca-HCO3,serta airtanah yang berubah fasies. Komposisi kimia airtanah di daerah penelitian
dipengaruhi oleh air laut, presipitasi dan evaporasi, interaksi dengan batuan berupa pertukaran
kation, serta aktivitas antropogenik. Kualitas airtanah di daerah penelitian dengan metode WQI
terdiri dari airtanah dengan kualitas baik, buruk, sangat buruk, dan tidak layak konsumsi.
Kata kunci: spasial-temporal, pesisir Jakarta, aktivitas manusia, kualitas airtanah
This slide was made for a seminar about water crisis in Balikpapan on November 24, 2014. The crisis was started by the low water level in Manggar Reservoir, the only water source for Kota Balikpapan.
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPALJoy Irman
Modul Pelatihan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) terdiri atas beberapa Sub-Modul, yaitu Pengantar Perencanaan, Proses Perencanaan, Pengumpulan Data, Studi EHRA (Environment Health Risk Assessment), Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), Tata Cara Survei, Perumusan Kebijakan dan Strategi Sanitasi, Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Perencanaan SPAL-Terpusat (SPAL-T), Tahapan Pelaksanaan, dan Konsultasi Publik & Legalisasi Rencana.
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowontoAchmad Wahid
Pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai serayu bogowonto, (patterns of management of the basin water resources bogowonto Serayu) atau Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 37/KPTS/M/2013 tentang Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Serayu Bogowonto
Air selintas info dan data di Nusantara, ringkasan dari presentasi Yayasan Komunitas Air Indonesia dalam Lokakarya nasional; Air dan Pembangunan 21 desember 2016
Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Si...Dasapta Erwin Irawan
Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis: Muzaimatul Musyarofah, Dasapta Erwin Irawan, dan Taat Setiawan
Tujuan
Mengetahui kondisi geologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kondisi hidrogeologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kualitas airtanah Kab. Kulon Progo berdasarkan parameter fisika dan kimia.
Batasan
Batasan dalam penelitian ini hanya meliputi area kerja Kab. Kulon Progo. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data fisika pH, TDS, DHL dan data hidrokimia ion mayor meliputi kation yang diuji adalah Na+, Ca2+, Mg2+, K+ dan anion yang diuji adalah Cl- , SO42-, HCO3-, NO3-.
Abstract
Kulon Progo Regency is in the western part of the Special Province of Yogyakarta with an area of 586.3 km2, divided into 3 zones and 12 districts. The western side of the Kulon Progo region forms the Kulon Progo intrusion mountain, a large dome with a flat top and skewed wings called the "oblong dome". The central and southern parts of Kulon Progo have a faster population growth compared to the northern part. Problems regarding polluted groundwater have been reported several times by the local community, so research to test the quality of groundwater in Kulon Progo is needed. The method used in this research is multivariate analysis to test major 8 ions (four cations and four anions). There are 10 geomorphological units: the Kulon Progo Intrusive Mountains, Kulon Progo Pyroclastic Lava Flow Hills, Jonggrangan Plateau, Sentolo Homocline Ridge, Lava Flow Plain, Coluvial Plain, Alluvial Plain, Kulon Progo Beach Ridge, and Kulon Progo Beach Dunes. The stratigraphy of the study area consists of 12 (twelve) unofficial units in order of old to young, which are the Sandstone and Claystone Units, Ansdesite Unit, Volcanic Breccia Unit, Lava Unit, Limestone and Unit, Tuff and Tuff Sandstone Unit, Limestone Unit and Tuffaceous Sandstone, Tuff and Lava Units, Pebbled Silt Sand Units, River Alluvial Sand-Silt Units, River Alluvial Clay-Silt Units, and Beach Alluvial Sand Units. The research area is divided into 6 (six) aquifer units, namely Volcano Breccia Aquifer, Limestone-Sandstone Aquifer, Tuff and Lava Aquifer, Clay-Silt Aquifer, Sand-Silt Aquifer, and Sand Aquifer. There are 25 water samples that met the pH parameters based on drinking water quality standards, there are 5 samples that had TDS values above the permissible standards. The results of TDS interpolation in studies prior to 2022 show an increase in each district, especially in the southern part of Kulon Progo. In determining the quality of groundwater for irrigation by testing Na%, there are 24 samples with excellent-permissible status and 1 sample unsuitable. In the SAR test, there are 24 excellent samples and 1 good sample. In the SRC test, there are 22 good samples, 2 doubtful samples, and 1 unsuitable sample.
Keywords: Kulon Progo, groundwater, aquifer, drinking water, irrigation.
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Dewi Ang...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS),
Nama : Dewi Anggraeni,
NIM : 1310190001,
Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng,
Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Maratus ...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Desalinasi (3 SKS), Nama : Maratus Sholihah, NIM : 1310190004, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
Banjir Jabodetabek 2020
1. Aries Purwanto
PhD Researcher in Land & Water Development
IHE-Delft & Wageningen University
Delft, 13-02-2020
Aspek Hidrologi & Lingkungan
Banjir Jabodetabek
3. Thinking the floods in a system
Source: own analysis
Floods
Climate
change
Heavy & extreme
rainfall
Sea-level
rise
Land
subsidence
structural
approach
non-structural
approach Surface
run-off
topographic &
morphologic
Green
space
Settlement &
facilities
Groundwater
extraction
Environmental
degradation
Population
Urbanization
Socio-economic
development
exessive land
conversion
Law
enforcement
Retention & detention
ponds capacity
Impermeable
surface
Integrated floods
management
Public awareness &
participation
Drainage
capacity
Dredging
Flood
damage
Institutional
synergies
Financial
support
Solid & liquid
waste
Regulation
harmony
Government
revenue
People life in
flood plain
4. 1
2
3 4
Communication and feedback are keys
in breaking down the silo mentality
In a complex system, cause and effect are
often distant in time and space
6. Apa itu Banjir?
Aliran air yang relatif tinggi, dan
tidak tertampung lagi oleh alur
sungai atau saluran (SNI 03-
2415-1991)
Peristiwa atau keadaan dimana
terendamnya suatu daerah atau
daratan karena volume air yang
meningkat (UU 24/2007)
Jenis Banjir
Banjir di sungai (river floods);
(a) terjadi pada bantaran, (b)
terdapat debit yang melebihi
kapasitas
Banjir di daerah pantai (coastal
floods); penggenangan oleh air
laut akibat dinamika air laut
(pasang surut, badai)
https://www.peachtreecornersga.gov/government/public-works/
stormwater/floodplain-management
https://www.metoffice.gov.uk/learning/storms/storm-surge
7. Mengapa Banjir?
https//:9gag.com/gag/aPjPG1Q/this-is-how-floods-happen
Faktor Alam
1. Curah hujan tinggi/ekstrim
2. Topografi dan morfologi sungai
3. Sea-level rise pembendungan
air pasang
4. Land subsidence
5. Sedimentasi dan pendangkalan
6. Surface run-off, dll.
Faktor manusia
1. Perubahan peruntukan lahan
eksesif
2. Pemanfaatan floodplain tidak tepat
3. Sampah padat di sungai & saluran
4. Overlap kewenangan & peraturan
5. Pengendalian banjir belum optimal
(operasional & maintenance)
6. Minimnya pemahaman dan
partisipasi publik, dll.
9. Banjir Jakarta
2020
Hujan ekstrim tercatat
oleh Radar BMKG
Halim 377mm, Taman
Mini 335mm
Hujan ekstrim
naiknya muka air
Sungai Malaka Sari,
Cipinang Hilir, & Ujung
Menteng)
Air laut di muara
sungai Jakarta pasang
rendah.
Sebagai catatan banjir
besar di tahun 2007
lalu terjadi saat air
pasang tertinggi
(HWL).
Banjir lokal, banjir
kiriman atau
keduanya?
Source: https://rezaprama.com/banjir-jakarta-2020/
11. Driving force
Pressure
State
Impact
Response
Natural drivers (climate change, extreme rainfall, sea water level)
Human activities (socio-economic)
Increase built area
Land use change
Land subsidence
Deforestation, etc.
Floods
Environmental degradation
Sedimentation
Droughts, etc.
Economic loss
Health problems
Infrastructure damage
Fatalities, etc.
Integrated flood
management
Regulation & law
enforcement, etc.
DPSIR Banjir Jabodetabek
Source: own analysis
13. Source: Prayudyanto M. D., et al (2017) UNESCAP
Population and Population Density in Jabodetabek (2017)
Peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan
baik kelahiran alami maupun migrasi dan urbanisasi
Driving force
16. Source: Rustiadi E, et. Al (2015)
Land use change
in Jabodetabek
(1972-2012)
Pressure
17. Dr. Heri Andreas, Faculty of Earth Sciences and Technology, ITB. Note: 2025 and
2050 predictions are based on research by Dr. Heri Andreas.
Spatial distribution of projected total land subsidence over the period 2012-
2025 Source: Budiyono Y et. Al. (2015)
Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence)
Total land subsidence -25cm to -400cm; rate -0.5 cm/year up to -17 cm/year (Jakarta Coastal Defence Strategy/JCDS study)
Pressure
18. Kontribusi run-off (m3/s) dari Hulu hingga ke Hilir
Qp = 0,00278 C.I.A
Qp = debit puncak banjir (m3/s); C = koefisien limpasan;
I = intensitas hujan (mm/jam); A = luas daerah aliran (Ha)
Pressure
Pusat belanja perkantoran (0.9)
Industri/bangunan penuh (0.8)
Pemukiman (0.4-0.75)
Taman/RTH (0.3) (SNI 2415-2016)
19. Catatan Banjir Besar Jakarta
Kejadian banjir yang
terjadi sekitar 1600
tahun lalu dan upaya
raja mengatasinya
(Prasasti Tugu di
Cilincing)
Kerajaan
Tarumanegara
Banjir pertama dimasa
VOC abad-17 terjadi
pada tahun 1621.
Kejadian banjir
berikutnya tercatat
1671, 1699, 1711, dan
1714
1621-1714
Dibawah
kepemimpinan
Herman Willem
Daendels Tata air
wilayah Jakarta cukup
baik, sehingga tidak
tercatat adanya banjir
besar
1808-1811
Curah hujan 286 mm,
Ciliwung meluap,
Pintu air dekat masjid
Istiqlal skr jebol.
Gajah mada, Hayam
Wuruk, Rijswijk &
Noordwijk terendam
1872
Ditengarai penyebab
banjir akibat kawasan
Puncak Bogor
dijadikan perkebunan
teh. Ciliwung,
Cisadane, Angke dan
Bekasi meluap
1918
Banjir akibat hujan
lokal dan kiriman.
Menggenangi 1100
Ha pemukiman.
714.861 orang
mengungsi, 20 orang
hilang
1979
Curah hujan tertinggi
123 mm. Debit air
Ciliwung mencapai
743 m3. Jakarta
terendam hingga 7 m.
20 orang meninggal,
30.000 orang
mengungsi
1996
1 2 3 4
5 6 7
Source: diolah dari berbagai sumber
State
20. 168
340
100
277
377
2002 2007 2013 2015 2020
Curah hujan (mm/hari)
Source: Diolah dari Paparan Banjir Jakarta dalam Rakor Kemenko PMK, 7 Januari 2020
353
955
599
702
390
2002 2007 2013 2015 2020
RW tergenang
166
455
240
281
156
2002 2007 2013 2015 2020
Luas area tergenang (km2)
154,270
276,333
90,913
45,813
31,232
2002 2007 2013 2015 2020
Pengungsi (orang)
32
48
40
5
19
2002 2007 2013 2015 2020
Korban meninggal (jiwa)
6
10
7 7
4
2002 2007 2013 2015 2020
Waktu surut (hari)
Statistik Banjir Besar Jakarta 2002-2020
State
21. Source: Vollmer D, et. al. (2015) http://dx.doi.org/10.1016/j.scs.2015.10.004
Soil erosion potential (ton/ha/y) in Jabodetabek
State
22. Impact
Sumber foto: kumparan.com & detik.com
a. Korban jiwa dan
pengungsi
b. Kerugian ekonomi,
transaksi
perdagangan, jasa
dan keuangan
c. Kerusakan sarana
umum dan
infrastruktur fisik
d. Kerusakan rumah
dan kendaraan
e. Kerusakan
lingkungan
f. Wabah penyakit dll
23. Pembongkaran bangunan tak
berizin di kawasan puncak
Vegetasi tetap dan
agroforestry
Pengembangan eco-village Penanaman pohon
Komunitas Ciliwung bersih Pendampingan Komunitas Pengerukan telaga Pembuatan sumur2 resapan
Dam kecil pengontrol Dam retensi Dam Pengendali Gully plug (pengendali jurang)
Upaya Pengendalian Banjir Eksisting Kawasan Hulu Response
Sumber foto: Paparan BAPPEDALITBANG Bogor, 2018
24. Pembangunan waduk/situ Sumur resapan di taman dan
fasilitas publik
Sumur resapan di median dan
trotoar
Bangunan pintu air Turap sheet pile RTH/Taman Hujan Tanggul air pasang
Sistem peringatan dini Sistem pompa Penataan dan relokasi warga
bantaran sungai
Pengerukan sungai
Upaya Pengendalian Banjir Eksisting di Kawasan Hilir Response
Sumber foto: BPBD Jakarta dan sumber lainnya
Pembersihan saluran dan
drainase kota
25. Pengelolaan Banjir Terpadu
PP 38/2001 tentang Sungai
Pengelolaan
Sungai
Konservasi Sungai
Pengembangan
Sungai
Pengendalian Daya
Rusak Air
Perlindungan Sungai: (a)
Palung Sungai, (b) Sempadan
Sungai, (c) Danau Paparan
Banjir, (d) Dataran Banjir
Pencegahan Pencemaran Air
Sungai
Pemanfaatan Sungai
Pengurangan Resiko Besaran
Banjir
Pengurangan Resiko
Kerentanan Banjir
(a) Penetapan daya tampung beban
pencemaran, (b) identifikasi dan inventarisasi
sumber air limbah, (c) Penetapan persyaratan
dan tatacara pembuangan, (d) Pelarangan
pembuangan sampah ke sungai, (e)
pemantauan kualitas air sungai, (f)
pengawasan air limbah
Prasarana Pengendali Banjir: (a)
peningkatan kapasitas sungai, (b) tanggul, (c)
Pelimpah banjir dan/atau pompa, (d)
bendungan, (e) perbaikan drainase kota
Prasarana Pengendali Aliran Permukaan
Resapan air
Penampung banjir
Pengelolaan Dataran Banjir & Antisipasi
Penentuan batas dataran banjir
Penentuan zona peruntukan lahan sesuai
risiko banjir
Pengawasan & pengendalian lahan
dataran banjir
Persiapan pra banjir
Penanggulangan saat banjir
Pemulihan pasca banjir
Pengelolaan
Banjir Terpadu
UU No. 17 Tahun 2019 tentang SDA
PP 20/2006 tentang Irigasi
PP 37/2010 tentang Bendungan
PP 43/2008 tentang Air Tanah
PP 16/2005 tentang SPAM
PP 42/2008 tentang Pengelolaan SDA
PP 73/2012 tentang Rawa
RPP tentang Danau, dll
26. Source: Fitriyanto BR et. Al (2019) https://doi.org/10.1016/j.rsase.2019.04.002
6 DAS yang berkontribusi
terhadap banjir Jakarta:
Ciliwung, Angke Pesanggrahan,
Krukut, Sunter, Buaran dan
Cakung
27. Luas total DAS Ciliwung
±37.088 Ha. Terdiri dari 18 Sub-
DAS
Hilir 6.295 Ha (Prov. DKI
Jakarta); Tengah 15.706 Ha
(Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota
Depok, Kota Bekasi); Hulu
15.075 Ha (Kab. Bogor dan Kota
Bogor)
Stasiun Pengamatan: Bendung
Katulampa Bogor, Ratujaya
Depok, Pintu Air Manggarai
Jaksel.
Total panjang aliran 1.076,1 km
panjang sungai utama 124,1 km
Rencana dibangun bendungan
Ciawi dan Bendungan
Sukamahi di di Hulu DAS
Progress (±45%)
28. 28
13 ALIRAN SUNGAI DI WILAYAH DKI JAKARTA
Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
MOOKERVART
ANGKE
PESANGGRAHAN
GROGOL
KRUKUT
KALI BARU BARAT CILIWUNG
BUARAN
KALI BARU TIMUR
CIPINANG
JATI KRAMAT
SUNTER
CAKUNG
CAKUNG DRAIN
BANJIR KANAL BARAT
CENGKARENG DRAIN
PA. Katulampa
PA. Manggarai
PA. Cakung
PA. Karet
PA.
Cengkareng
Weir III
Weir I
Weir II
BANJIR KANAL TIMUR
Kementerian PUPR (BBWS
Ciliwung Cisadane)
1. Banjir Kanal Barat
2. Banjir Kanal Timur
3. 13 Sungai yang melintas 2 provinsi
Pemprov DKI Jakarta
1. Pembangunan polder (pompa,
waduk, tanggul)
2. Pembangunan situ dan waduk
3. Penanganan genangan wil DKI
Jakarta
4. Antisipasi ROB
5. Pembangunan dan Pengerukan
Saluran penghubung dan saluran
mikro
29. Restorasi waduk/situ & bangun waduk/situ baru
Pengerukan sedimentasi badan air
Forestasi/RTH/Taman Hujan perkotaan
Pembebasan lahan dan penataan dataran banjir
Optimalisasi sistem polder dan pompa
Penanganan sampah padat
Sumur resapan dangkal & dalam
Rainwater harvesting
Meningkatkan kesadaran & partisipasi public
Pengawasan penggunaan air tanah
Penegakan regulasi dan tataruang
Rumah panggung vertikal
Koordinasi Pusat dan Pemda Jabodetabekjur
Pembangunan sarana pengendali besaran banjir
yang baru sesuai kebutuhan (sodetan dll)
Sistem peringatan dini bencana banjir
Vegetasi tetap/reboisasi/
agroforestry
Dam pengendali, dam penahan,
gully plug, sumur resapan
Penegakan regulasi
Pengendalian tata ruang
Relokasi warga didaerah rawan
banjir bandang dan longsor
Pembangunan bendungan (Ciawi
dan Sukamahi)
Pengerukan sedimentasi waduk
dan telaga
Kolam retensi & bangunan lain
Penguatan komunitas lingkungan &
partisipasi publik
Restorasi waduk/situ
Pembangunan waduk/situ baru
Pengerukan sedimentasi
Forestasi/RTH perkotaan
Penanganan sampah padat
Sumur resapan dangkal & dalam
Rainwater harvesting
Meningkatkan kesadaran &
partisipasi public
Penegakan regulasi dan tataruang
32. Source: https://www.thejakartapost.com
Normalisasi
Menurut Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6
Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta:
Penjelasan Pasal 21 ayat (3) huruf a:
"Normalisasi sungai adalah upaya yang dilakukan
terhadap badan sungai sehingga kapasitas badan
sungai sesuai dengan debit air yang diinginkan
dengan masih mempertahankan pola alamiah
sungainya."
Sumber: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Foto udara aliran Sungai Ciliwung di kawasan Gedong, Pasar Rebo,
Jakarta, Kamis (7/2/2019)
Naturalisasi
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 31 Tahun
2019 tentang Pembangunan dan Revitalisasi
Prasarana SDA secara terpadu dengan konsep
naturalisasi
“Konsep Naturalisasi adalah cara mengelola
Prasarana Sumber Daya Air melalui konsep
pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan tetap
memperhatikan kapasitas tampungan, fungsi
pengendalian banjir serta konservasi”
33. The evolution of Jakarta’s flood policy over the past 400 years: The lock-in of
infrastructural solutions
source: Thanti Octavianty & Katrina Charles (2018)
34. Y. Depietri and T. McPhearson (2017)
Rumah Vertikal Ramah Banjir (Watchdoc
Documentary – Jakarta Kota Air)
https://www.youtube.com/watch?v=zFzBc7cQHQc
Sumur Resapan
https://www.youtube.com/watch?v=2MekVxDzdss
Tanggul laut pengendali Rob
https://www.youtube.com/watch?v=adhX8wQVBBk
https://www.youtube.com/watch?v=slGREMKrK60
https://www.youtube.com/watch?v=onXBHpBriE0
Pompa
https://www.youtube.com/watch?v=XSn5D5EYWa4
Taman Hujan
https://www.youtube.com/watch?v=ozxZS_rh_zM
Naturalisasi Waduk/Situ
https://www.youtube.com/watch?v=zVj39XNzSc8
https://www.youtube.com/watch?v=kyp4MFmWzig
Link informasi dan video
penanggulangan banjir
Kondisi sungai dan saluran di DKI
https://www.youtube.com/watch?v=Nhs1yFQzwJE