ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Bahasa Indonesia ( Kisah ku ) ini lidahku
1. KISAH HIDUPKU
Namaku Mohamad Nur Ma’arif, teman-temanku biasa memanggilku Arif. Aku lahir pada tanggal
30 Januari 2005 di salah satu bidan di Jombang. Masa kecilku tidak jauh berbeda dengan kehidupaku
yang sekarang, masih menjadi anak yang pendiam dan tidak terlalu banyak bicara.
Pada masa kecilku dulu, aku gemar sekali bermain masak-masakan, padahal aku laki-laki tetapi
suka bermain masak-masakan. Tidak hanya bermain masak-masakan, tetapi juga aku senang
bermain permainan tradisional, seperti bermain kelereng, gangsing, layang-layang, bentengan dan
lainnya. Ketika saya berusia 6 tahun, saya mulai memasuki bangku sekolah, tepatnya pada tingkat
Roudhotul Athfal atau taman kanak-kanak. Ketika duduk dibangku TK saya sangat pendiam sama
seperti sekarang. Apa yang paling ku ingat dari masa TK?, tentunya ketika guru mengajak bernyanyi
lagu anak-anak dan beberapa lagu nasional serta lagu daerah.
Setelah melewati masa-masa duduk dibangku TK, aku masuk Madrasah Ibtidaiyah. Waktu itu aku
masuk di MI AL-Dloruriyah, yang merupakan satu yayasan dengan RA atau TK saya dulu. Ketika aku
memasuki masa MI waktu itu, aku sudah bisa membaca dan menulis dengan lancar. Hari demi hari
berjalan, tidak terasa aku sudah naik ke kelas 5. Pada saat itu saya mengikuti ekstrakulikuler
drumband setiap hari Kamis bersama teman-teman satu kelas. Ya, ekstrakurikuler drumband
merupakan hal wajib bagi murid kelas 5, karena kelas 6 yang sedang melakukan persiapan ujian
kelulusan dan kelas 4 ke bawah dianggap masih terlalu kecil. Tiba saatnya naik ke kelas 6, setiap hari
usai sekolah, selalu ada pelajaran tambahan untuk materi Ujian Nasional serta ujian Ma’arif NU.
Lulus dari madrasah ibtidaiyah, saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah di madrasah
tsanawiyah Darul Faizin assalafiyah. Bertemu dengan teman-teman baru, saling berkenalan dan
saling mengobrol tentang masa lalu. Pada waktu itu dikelas 7, murid laki-laki dan perempuan di
pisah. Laki-laki menjadi dua kelas, begitupun dengan yang perempuan juga menjadi dua kelas. Tetapi
ketika kelas 8, murid laki-laki dan perempuan dicampur menjadi tiga kelas berbeda, waktu itu saya
masuk kelas 8C. Momen yang paling ku ingat ketika kelas 8 adalah ketika berekreasi ke taman wisata
air Hawai Malang. Disana aku dan teman-teman bisa bermain air sepuasnya, salah satunya bermain
perosotan air dengan ketinggian sekitar 20 meter. Tidak hanya itu, disana juga ada wahana ombak
buatan, sekitar empat jam sekali ombak akan naik, dan ombak paling tinggi hadir pada jam 4 sore.
Akhirnya, aku naik ke kelas 9, aku berpindah kelas dari C ke B. Karena waktu itu teman-teman ku
dari kelas 7 banyak yang berada dikelas 9B. Tidak terasa beberapa bulan lagi ujian kelulusan, tetapi
ujian harus datang. Ayahku meninggal tepat di tanggal lahir saya, cukup membuat saya diselimuti
kesedihan dan hampir patah semangat. Tetapi ibu selalu mendampingi ku dan menyemangati ku,
dan akhirnya aku kembali bersekolah dan melakukan aktivitas kembali seperti semula tanpa
kehadiran seorang ayah. Ketika tiba waktunya ujian akhir kelulusan, datanglah wabah yang bernama
Covid-19, atau orang-orang menyebutnya virus Corona. Beberapa ujian pun harus ditiadakan dan
sekolahpun dilaksanakan secara daring menggunakan media Whatsapp. Ketika masa wisuda, saya
menjadi salah satu dari tiga lulusan terbaik, aku sedikit bingung karena tidak ada ujian tetapi
mengapa ada pemilihan lulusan terbaik, darimana penilaian nya. Tetapi tidak mengapa, hal itulah
yang bisa membuat orang tuaku bangga.
Setelah lulus dari Mts, aku melanjutkan sekolah di MA Darul Faizin assalafiyah, sebelum masuk
ada tes masuk jurusan. Aku memilih jurusan IPS tetapi entah kenapa kok bisa-bisanya aku bisa
2. masuk jurusan IPA. Sekolah masih dilanjutkan secara daring, tetapi dengan media yang berbeda dari
yang sebelumnya, yaitu dengan media elektronik learning atau e-learning. WhatsApp tetap
digunakan tetapi lebih sering menggunakan e-learning. Aku sedikit kebingungan ketika
menggunakan e-learning, aku pergi kesekolah untuk bertanya bagaimana cara menggunakannya,
meskipun sebelumnya sudah diberi tahu cara penggunaannya oleh salah satu guru, kalau tidak salah
dulu yang menerangkan adalah Pak Zainal. Barulah ketika kelas 11 sekolah kembali masuk, meskipun
belum sepenuhnya normal. Sekolah diadakan secara bergantian, satu minggu kelas 10, satu minggu
kelas 11, dan satu minggu kelas 12. Dan ketika itulah aku dapat bertemu dengan teman-teman lagi,
yang kebanyakan merupakan alumni dari Mts Darul Faizin.
Sekarang aku sudah kelas 12, sekolah ditingkat Aliyah tiga tahun serasa hanya satu tahun, karena
adanya pandemi corona. Sekarang aku dan teman-teman sedang menghadapi serangkaian ujian
kelulusan, dimulai dengan ujian praktek, dan sebelum ujian praktek aku dibagi kelompok terutama
untuk ujian praktek fisika, Kimia, dan yang lainnya, tetapi ada juga ujian praktek yang dilakukan
secara mandiri salah satunya mata pelajaran bahasa Indonesia. Aku disuruh membuat cerita pendek,
aku bingung ingin menulis apa, pada akhirnya aku membuat cerita ini. Sebentar lagi aku harus
berpisah dengan teman-teman, karena sekolah sebentar lagi lulus. Dari dulu hingga sekarang banyak
sekali kenangan dan pengalaman yang menyenangkan dan sulit untuk dilupakan.
Itulah cerita kehidupan saya dari kecil hingga sekarang, ada cerita yang menyedihkan, ada juga
cerita yang menyenangkan.