Konsep pedoman-penilaian-penelitian-dan-publikasi-2013Tyo SBS
Konsep Pedoman Penilaian Etika Penelitian dan Publikasi
Disusun oleh
Majelis Profesor Riset
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(MPR–LIPI)
Katalog Dalam Terbitan
Kode Etika Peneliti/penyusun Majelis Profesor Riset
Lembaga lmu Pengetahuan Indonesia (MPR-LIPI)
Cetakan Kedua- Jakarta, LIPI Press, 2013
iv+44 hlm.; 14.8 X 21 cm – (etika peneliti)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Konsep pedoman-penilaian-penelitian-dan-publikasi-2013Tyo SBS
Konsep Pedoman Penilaian Etika Penelitian dan Publikasi
Disusun oleh
Majelis Profesor Riset
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(MPR–LIPI)
Katalog Dalam Terbitan
Kode Etika Peneliti/penyusun Majelis Profesor Riset
Lembaga lmu Pengetahuan Indonesia (MPR-LIPI)
Cetakan Kedua- Jakarta, LIPI Press, 2013
iv+44 hlm.; 14.8 X 21 cm – (etika peneliti)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
BAHAN TAYANG ETIKA PENULISAN-dadan.ppsx
1. 1
Oleh: DADAN HERMAWAN, M.Pd.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT P2TK PENDIDIKAN DASAR
2. Kompetensi Standar
Learning
outcome
I
Peserta
mampu
terwujud
Menjelaskan pentingnya
kode etik dan etika penulisan
KTI
Menjelaskan jenis dan
tingkatan plagiarisme
Mampu mengaplikasikan etika penulisan
karya tulis ilmiah
Mendiskusikan pencegahan
dan penanggulangan
plagiarisme
Februari 2015 P2TK SD Kemendikbud 2
Karya Tulis
Ilmiah Asli
Mempraktikkan etika
penulisan KTI
3. Mengapa guru perlu mengetahui
etika dan kode etik
•Kode etik penulis :
Orisinil, menjaga kebenaran, cermat,teliti,
tanggung jawab akademis, bermanfaat,
mengikuti gaya selingkung, menerima saran,
Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan
orang lain, dan tidak melakukan pelanggaran
ilmiah
3
Etika penulis : norma atau kaidah yang
harus diperhatikan oleh penulis karya ilmiah
(pengutipan dan perujukan, perizinan )
Etika penulisan : Memelihara kejujuran,
Menunjukkan sikap rendah hati, bertanggung
jawab atas informasi dan analisis, bersikap
terbuka, cermat dan obyektif.
4. MUTU SEKOLAH
tidak melakukan
pelanggaran
ilmiah
Karya Orisinil
Menjaga kebenaran
dan manfaat tidak
menyesatkan
Menulis secara
cermat teliti
dan tepat
Menjunjung tinggi
hak, pendapat
atau temuan
orang lain
Menerima
saran-saran
Mengikuti gaya
selingkung yang
ditetapkan
Memberi
manfaat
Bertanggungj
awab secara
akademis
Kode Etik
Penulis
5. Ingin mendapatkan pengakuan dari publik
Tidak menemukan sumber/rujukan aslinya
Ingin naik pangkat secara instant
Tidak dapat menulis karya ilmiah dengan baik
Dikejar date line dalam menulis karya ilmiah
Tidak tahu cara sitasi yang benar
Fenomena
Plagiarisme
7. Tingkat Plagiarisme
Tingkat 5 Tingkat 4 Tingkat 3 Tingkat 2 Tingkat 1
Mengambil secara tidak
benar paragraf atau
halaman dengan pengakuan
Mengambil secara tidak benar paragraf
atau halaman tanpa pengakuan
Mengambil bagian penting (hingga 20%)
Mengambil Sebagian tulisan (antara 20%-50%)
Mengambil Sebagai besar tulisan (>50%),
9. 9
Plagiarisme :
1. Menggunakan tulisan orang lain secara mentah
2. Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan notasi
yang cukup tentang sumbernya
Bukan Plagiarisme :
Menggunakan informasi berupa fakta umum.
Menuliskan dengan mengubah kalimat/parafrase)
opini orang lain.
Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan
memberikan tanda batas jelas dan sumbernya.
Klasifikasi Plagiarisme
9
10. 10
• Menggunakan, menganalisis, membahas, mengkritik atau
merujuk hasil karya intelektual orang lain boleh
melakukan selama kaidah penggunaannnya tetap
“beradab”.
• Merangkum hasil karya orang lain atau melakukan
parafarse pada bagian khusus dalam teks dengan cara
penguraian menggunakan kata-kata sendiri, dan
nyatakanah sumber gagasan dan masukkan sumber-
sumber yang digunakan dalam daftar rujukan.
• Menggunakan kata-kata asli penulis juga diperkenankan
dengan cara member tanda kutip pada kalimat-kalimat
yang digunakan, selain menyebut sumber gagasannya.
Cara Menghindari Plagirisme
10
11. Pencegahan Plagiarisme
• Pencegahan plagiat melalui tindakan
preventif yang dilakukan oleh kepala dinas
pendidikan kabupaten/kota/provinsi yang
bertujuan agar tidak terjadi plagiat
dilingkungan dinas pendidikan
kabupaten/kota/provinsi. Selain itu perlu
upaya dalam mengatasi kecenderungan
plagiarism dalam penelitian
11
12. CARA MENGATASI PLAGIAT
Tingkatkan kejujuran dan tanggung jawab
Yakin bahwa data yang diambil sahih dan cermat
Buat catatan penelitian
Arsipkan sumber-sumber acuan yang asli
mahir membuat parafrase untuk mengungkapkan
rangkuman
Ingat bahwa plagiarisme berimplikasi moral
Ingin
terhindar
plagiat
Tingkatkan kecermatan dan kesaksamaan memilah dan
menentukan pustaka acuan
Percaya diri rencana penelitiannya bukan sontekan
Hargai sumbangan data/informasi dari peneliti lain
Hargai hak kepengarangan dan hak atas kekayaan intelektual
Pahamii benar maksud tulisan orang lain
13. 11
Tindakan penanggulangan plagiat berupa tindakan represif yang
dilakukan oleh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi
dengan memberikan sanksi kepada plgiator dilingkungan
dinasnya yang bertujuan mengembalikan kridibilitas dinas
pendidikan kabupaten/kota/provinsi yang dipimpinnya.
Tindakan pencegahan juga berupa pemberian sanksi. Undang
Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 sanksi terhadap orang
yang menggunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh
gelar akademik, profesi, vokasi dipidanakan penjara paling lama
2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta.
Penangulanagan Plagiarisme
13