Analisis kritis jurnal ini membahas konsep dan sejarah perkembangan aliran perenialisme, tokoh-tokohnya, serta implementasinya dalam pendidikan Islam, sekaligus menyoroti pentingnya bahasa ibu dalam proses pembelajaran dan perannya dalam perkembangan awal bahasa seseorang yang diperoleh dari lingkungan keluarga, terutama dari ibu.
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
Istilah profetik mempunyai makna kenabian, profetik menurut Kuntowijoyo adalah suatu tujuan yang ingin di capai untuk menjadi manusia kebebasan dan dekat dengan robnya. Terdapat 3 poin utama dari pembahasan teori profetik menurut Kuntowijoyo, terdiri dari nilai humanisasi, liberasi dan transendensi.
Analisis kritis jurnal ini membahas peran filsafat pendidikan dalam pembentukan moralitas siswa, mengkaji hubungan antara bahasa dan filsafat dalam konteks filsafat bahasa, serta menyoroti pentingnya pendidikan karakter yang melibatkan peran aktif orang tua dan guru. Artikel ini juga menekankan kompleksitas bahasa sebagai sistem simbol yang memengaruhi persepsi kita tentang realitas, serta pentingnya analisis kritis terhadap bahasa dalam memahami konsep-konsep filosofis.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. RPS Manajemen Tanaman | 2
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Mata Kuliah/Kode : MANAJEMEN TANAMAN (MKK 1623) Semester : VI / Genap
Program Studi : Agroteknologi Dosen Pengampu : 1. Nur Ilmi, SP., M.Si.
2. Suherman, SP., MP.
Deskripsi Mata Kuliah:
Mata kuliah membahas pengertian dan lingkup manajemen tanaman, sistem produksi tanaman, perencanaan usaha budidaya pertanian,
manajemen evaluasi dan kesesuaian lahan, pemilihan bahan tanam, pola tanam dan pola bertanam, pengelolaan lahan, pengolahan tanah,
nutrisi, irigasi, dan peningkatan produksi serta manajemen pemasaran.
Standar kompetensi:
1. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor penting dalam pemilihan tanaman dan pola tanam, penggunaan sumber daya alam secara
bijaksana seperti tanah dan air.
2. Untuk memahami pengetahuan dasar tentang sistem penanaman dan benih.
3. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta kesadaran tentang pengelolaan tanah, strukturnya, sifat fisik, kimia, dan
biologis serta kesuburan tanah.
4. Untuk memperkuat pengetahuan tentang pengelolaan serangga, penyakit, dan gulma yang efektif dalam tanaman melalui Pengelolaan
Hama Terpadu serta penanganan bahan kimia secara aman.
5. Untuk mengetahui dan memahami pengelolaan produksi dari peningkatan teknologi dan peluang pasar untuk meningkatkan
pendapatan, membuat rencana yang tepat dan mengadopsi produksi, serta membuat keputusan yang menguntungkan dengan
mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan mengantisipasi risiko termasuk fluktuasi pasar.
6.
Kompetensi Dasar, indikator capaian, pokok bahasan dan sub pokok bahasan
Minggu
ke-
Kompetensi Dasar Indikator Capaian Pokok Bahasan Sub-Pokok Bahasan
1 Mengetahui dan memahami Faktor-
faktor penting dalam pemilihan
tanaman dan pola tanam
1. Mampu mengetahui dan
memahami faktor-faktor
penting dalam
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
2. Mengetahui secara umum
pengelolaan sumber daya
alam secara bijaksana
a. Pendahuluan
b. Pertumbuhan
dan
perkembang
an tanaman
c. Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
d. Penanaman dan tantangan Produksi
Sayuran yang Berorientasi Pasar
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi
f. Tantangan pemenuhan kebutuhan dan
pertanian urban
3. RPS Manajemen Tanaman | 3
seperti tanah dan air dan
pengaruhnya terhadap
produksi
2 Mengetahui dan memahami
penggunaan sumber daya tanah dan
ketersediaan hara tanah
1. Mampu mengetahui dan
memahami nutrisi esensial
pada tanaman
2. Mampu mengetahui dan
memahami karakteristik
tanah dan keseuaian
tanaman
3. Mampu mengetahui dan
memahami kebutuhan
tanaman terhadap syarat
tumbuh
4. Mampu mengetahui dan
memahami siklus nutrisi
dan perlambatan
pertumbuhan hasil, serta
mampu memahami aplikasi
nutrisi yang berlebihan.
5. Mampu mengetahui dan
memahami pengaruh
kondisi iklim dan
pengelolaan tanah
6. Mampu mengetahui dan
memahami penurunan
kesuburan tanah serta
manajemen nutrisi terpadu
Manajemen
nutrisi tanah
a. Gizi tanaman dan pupuk tanah (hara
makro dan mikro)
b. Karaktersitik tanah dan kesesuaian
lahan
c. Beberapa masalah dalam penggunaan
nutrien tanaman dan pupuk tanah dan
aplikasinya
d. Masalah kesuburan tanah dan
pengaruh ikim terhadap produksi
e. Manajemen nutrisi terpadu
3 Mengetahui dan memahami
penggunaan sumber daya air dan
ketersediaan air tanah, serta
pengaruh air terhadap produksi
1. Dapat mengetahui dan
memahami sistem
pengelolaan irigasi efisien.
2. Mengetahui dan
memahami dampak
kehilangan air dan kontrol
air.
3. Mengetahui pengelolaan
Pengelolaan
Irigasi Tanaman
a. Profil,
tekstur, dan
struktur
tanah
b. Kedalaman
air tanah
a. Masuknya Air ke Tanah
b. Kadar Air Tanah
c. Manajemen Irigasi Tanaman
d. Kedalaman tanah
e. Evapotranspirasi
f. Sistem irigasi
4. RPS Manajemen Tanaman | 4
sistem irigasi dan sistem
drainase bawah permukaan
yang baik.
c. Sistem irigasi
4 Memahami prinsip-prinsip pertanian
organik sejalan dengan prinsip-
prinsip pertanian biodinamik dan
permakultur.
1. Mampu mengetahui dan
memahami Prinsip-prinsip
pertanian organik sejalan
dengan prinsip-prinsip
pertanian biodinamik dan
permakultur.
2. Mengetahui dan
memahami Persyaratan
sertifikasi pertanian
biodinamik mencakup
banyak standar organik
Manajemen
Pertanian
Organik
a. Pengembangan pertanian organik
b. Sumber penggunaan sumberdaya
dalam pertanian organik
c. Produksi buah organik
5 Memahami pemilihan benih dan
seleksi kultivar
1. Mengetahui pentingnya
benih berkualitas lebih baik
yang memiliki karakter
genetik yang sesuai
dengan lingkungan di mana
ia ditanam
2. Mengetahui kultivar yang
cocok untuk kondisi
lapangan terbuka biasanya
cocok untuk budidaya
rumah kaca.
Manajemen
Pembibitan
1. Alat dan alat
2. Tanaman cocok
3. Persyaratan manajemen pertanaman
4. Manajemen pertanaman modern
5. Peningkatan dan pengelolaan sayuran
dan tanaman
6 Mengetahui dan memahami tentang
hama tanaman,dan penyakit,
Pengelolaan Hama Terpadu, dan
penanganan bahan kimia
1. Untuk meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman tentang hama
tanaman,dan penyakit
2. Untuk memperkuat
pengetahuan tentang
pengelolaan serangga dan
penyakit yang efektif dalam
tanaman melalui
Pengelolaan Hama
Terpadu.
Pengelolaan
Hama dan
penyakit terpadu
1. Metode pengendalian serangga
termasuk Pengelolaan Hama Terpadu
(PHT)
2. Manajemen penyakit terintegrasi
3. Penggunaan bahan kimia secara aman
5. RPS Manajemen Tanaman | 5
3. Untuk meningkatkan
pemahaman tentang
penanganan bahan kimia
secara aman.
7 Mengetahui dan memahami
pengelolaan gulma terpadu, dan
penanganan bahan kimia untuk
pengendalian gulma
Mengetahui dan memahami
pengelolaan gulma terpadu,
dan penanganan bahan kimia
untuk pengendalian gulma
Pengelolaan
gulma
1. Penanganan dan pengelolaan gulma
terpadu
2. Penggunaan bahan kimia secara aman
8 Evaluasi Tengah Semester
9-10 Mengetahui dan memahami peran
faktor-faktor agronomi berdasarkan
syarat tumbuh tanaman
Mengetahui dan memahami
peran faktor-faktor agronomi
berdasarkan syarat tumbuh
tanaman
Kesesuaian
lahan
a. Faktor-faktor agronomi
b. Kesesuaian lahan budidaya dan syarat
tumbuh tanaman
11-12 Mengetahui dan memahami bentuk-
bentuk pola tanam dalam
mengoptimalkan produktivitas
Mengetahui dan memahami
bentuk-bentuk pola tanam
dalam mengoptimalkan
produktivitas
Sistem
Pertanaman
(pola tanam)
a. Pola tanam
b. Mono kultur dan tumpangsari
a. Sistem Pertanian Pekarangan
b. Sistem Pertanian Lahan Kering
c. Sistem Pertanian Pasang Surut
13-14 Mengetahui dan memahami upaya
peningkatan produksi dan
produktivitas lahan pertanian
Mengetaui dan memahami
cara meningkatkan produksi,
produktivitas, dan pendapatan
dalam pengelolaan lahan
pertanian
Usaha produksi
tanaman dan
produktivitas
lahan
a. Nilai Cropping Index (Indeks
Penanaman)
b. Area time equivalent ratio
c. Land Equivalent Ratio
d. Competitive ratio
e. Income Equivalent Ratio
15 Evaluasi Akhir Semester
Problem Based Learning
1. Tujuan pembelajaran:
Mengembangkan kemampuan (skills) mahasiswa dalam menulis, bekerjasama dalam tim serta mengembangkan kemampuan analitis
dan kritis mahasiswa. Menilai intra dan interpersonal skills dalam bekerja kelompok, serta kemampuan penulisan laporan ilmiah
berdasarkan tinjauan literatur untuk mencapai kompetensi.
2. Tujuan instruksional umum:
a. Mengantarkan mahasiswa untuk belajar dan mengenal bahan tanam, faktor tumbuh tanaman, faktor lingkungan tumbuh.
b. Memahami pola-pola dalam usaha budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman
6. RPS Manajemen Tanaman | 6
c. Mahasiswa dapat lebih jelas mengetahui cara menghitung usaha produksi dan produktivitas lahan.
3. Referensi:
a. Simson, S. P., & Straus, M. C. (2010). Management of Horticultural Crops. Oxford Book Company.
b. Shekara, P. C., et al. (2016). Farmer’s Handbook on Basic Agriculture. Desai Fruits & Vegetables Pvt. Ltd.
c. Joint, F. A. O. (2008). Management of agroforestry systems for enhancing resource use efficiency and crop productivity (No. IAEA-
TECDOC--1606). Joint FAO/IAEA Division of Nuclear Techniques in Food and Agriculture.
d. Gill, S., Smith-Fiola, D., Rane, K., Ristvey, A., Schuster, C., Latimer, J., ... & Brust, G. (2011). Total crop management for
greenhouse production with an emphasis on integrated pest management and nutrient management. University of Maryland,
Virginia Tech, North Carolina State University.
e. Connor, D. J., Loomis, R. S., & Cassman, K. G. (2011). Crop ecology: productivity and management in agricultural systems.
Cambridge University Press.
8. 23/04/2020
2
Bentuk sistem pertanian
• Sistem pertanian sawah
• Sistem pertanian ladang
• Sistem pertanian pekarangan
• Sistem pertanian lahan kering
• Sistem pertanian pasang surut
Upaya peningkatan produktivitas
• Tanam bergilir (squential cropping)
• Tanam tumpangsari (intercropping)
• Tanam campuran (mixed cropping)
• Row intercropping
• Strip intercropping
• Selay intercropping
Penggunaan input SD & SLT
•Kebutuhan air
•Unsur hara
•Sinar matahari
•Kedalaman akar
•Varietas/famili
Berbeda
Sama
9. 23/04/2020
3
Pengukuran produksi sebagai
keberhasilan manajemen tanam
• Cropping Index atau Indeks Penanaman
• Land Equivalent Ratio atau Rasio Setara Tanah
• Income Equivalent Ratio
Pertumbuhan & perkembangan
tanaman
10. 23/04/2020
4
Faktor eksternal
• Nutrisi
• Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi
dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan
kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan
nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air.
• Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida
diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan
langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat
diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
11. 23/04/2020
5
• Cahaya matahari
• Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup.
• Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari
untuk fotosintesis.
• Namun keberadaan cahaya ternyata dapat
menghambat pertumbuhan tumbuhan karena
cahaya dapat merusak hormon auksin yang
terdapat pada ujung batang.
• Air dan kelembaban
• Air dan kelembaban merupakan faktor penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan.
• Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa
air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
• Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-
reaksi kimia di dalam tubuh.
• Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang
dapat diserap oleh tanaman mengurangi
penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi
sekali terhadap pemanjangan sel.
• Kelembaban juga penting untuk
mempertahankan stabilitas bentuk sel.
12. 23/04/2020
6
• Suhu
• Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
• Suhu mempengaruhi terhadap semua proses
dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti
penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh
suhu.
• Tanah
• Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
• Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan
optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai
dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara.
• Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan
lain, misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan
derajat keasaman atau pH.
Faktor internal
• Gen
• Gen merupakan substansi pembawa sifat yang
diturunkan dari induk ke generasi selanjutnya.
• Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup
dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh,
warna bunga, dan rasa buah.
• Gen juga menentukan kemampuan metabolisme
sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut.
• Tanaman yang memiliki gen tumbuh yang baik akan
tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan
periodenya.
13. 23/04/2020
7
• Hormon
• Hormon merupakan zat yang berperan dalam
mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh.
• Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan
pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai
proses dalam tubuh.
• Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman ada beragam
jenisnya
Auksin Gibereli
Etile Sitokinin
Asam absisat Kaolin
Asam traumalin
Pertanian Urban
• Aktivitas budidaya, pengelolaan, pemasaran,
dan pendistribusian bahan pangan, produk
kehutanan dan hortikultura yang terjadi dalam
dan sekitar perkotaan.
• Bertujuan sebagai sarana untuk
meningkatkan ketersediaan bahan pangan
dan atau pendapatan, atau juga sebagai suatu
aktivitas yang menimbulkan kesenangan dan
relaksasi bagi pelakunya.
15. 23/04/2020
MANAJEMEN
NUTRISI
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HASIL TANAMAN
Tanaman
Iklim
Media
tumbuh
Tanaman
Nutrisi
(hara)
Air
Terdapat 2 kunci utama untuk memulihkan
dan menjaga kesuburan tanah, yaitu menjaga
Ketersediaan Bahan Organik Tanah dan
aplikasi teknik Pemupukan Berimbang (4T).
16. 23/04/2020
Setiap jenis tanah memiliki tingkat kandungan hara yang berbeda - beda bagi
tanaman.
Pupuk kimia merupakan alternatif yang diberikan apabila tanah dari lahan
budidaya terlihat tidak sehat lagi dengan kesuburan rendah, tidak gembur, dan
tanaman tidak tumbuh dengan baik meskipun sudah diberikan bahan organik.
Dalam pemberian pupuk kimia perlu diterapkan praktik 4T (4 Tepat) agar
penggunaannya tidak berlebihan dan merusak tanah - air - lingkungan, efisien
serta diserap optimal oleh tanaman.
Tepat
Sumber
Tepat Dosis Tepat Waktu Tepat Lokasi
KONSEP PEMUPUKAN BERIMBANG
Dalam upaya menjaga tanah agar tidak sakit maka penggunaan pupuk
kimia perlu dikurangi secara signifikan serta aplikasinya perlu dipantau
secara berkala.
Pupuk organik juga terus dilaplikasikan secara berimbang untuk
mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan meningkatkan
kesuburan tanah dari lahan budidaya, dan menambah kandungan bahan
organik sebagai pakan bakteri, jamur dan cacing yang hidup dalam tanah.
17. 23/04/2020
KARAKTERISTIK TANAH
Hubungan tanah dan tanaman,
Batasan tanah dari sudut ekologi tanaman
Komponen penyusun tanah dan perannya bagi
pertumbuhan dan produksi tanaman
Profil tanah dan pengaruhnya terhadap vegetasi
Faktor yang mempengaruhi sifat tanah
Sifat fisika, kimia, biologi, hidrologi dan morfologi
tanah
18. 23/04/2020
APLIKASI PEMUPUKAN
Setiap pupuk dengan kandungan haranya mempunyai sifat dan
karakteristik yang berbeda-beda sehingga terdapat dampak antagonis
antara pupuk satu dan lainnya jika diaplikasikan secara bersamaan.
Dampak antagonis ini akan menyebabkan salah pupuk tidak dapat
diserap oleh tanaman secara maksimal atau hilang bahkan ada yang
berakibat buruk bagi tanaman seperti keracunan.
Ammonium atau Urea tidak boleh dicampur KCl atau TSP dalam satu aplikasi.
Campuran Urea dan TSP bisa menaikkan pH sehingga bisa mematikan
mikroorganisme di tanah yang memproduksi enzim urease.
Sedangkan Urea dan KCl yang dicampur akan membentuk gumpalan-gumpalan
yang menyulitkan penyebaran pupuk sehingga tidak merata.
Pupuk Urea harus diaplikasikan sekitar 4 minggu sebelum aplikasi pupuk alkalis
seperti super dolomit maupun TSP.
Interval pemupukan tidak diperlukan jika pemberian Urea dan pupuk alkalis tidak
diaplikasikan pada tempat dan waktu yang bersamaan.
19. 23/04/2020
KCl dan TSP bisa dicampurkan dan diberikan bersama-sama.
Pupuk Cu tidak boleh diaplikasikan segera setelah aplikasi Urea dan Rock
Phosphate (RP).
Urea dan RP cenderung akan menurunkan/mengurangi penyerapan Cu oleh
tanaman.
Selang waktu aplikasi antara kedua pupuk ini adalah maksimal 4 minggu.
Pupuk potassium MOP dan ZK tidak bisa diaplikasikan secara bersamaan
dengan pupuk magnesium seperti kieserite dan super dolomit karena
adanya pengaruh antagonis antara Kalium (K) dan Magnesium (Mg) serta
antara Kalium (K) dan Kalsium (Ca) (kalsium dalam bentuk kapur
pertanian/kaptan).
Unsur hara K jika dicampur dengan unsur hara Ca menyebabkan unsur Ca
menjadi tertekan. Unsur Ca tidak dapat diserap secara sempurna oleh
tanaman.
20. 23/04/2020
MASALAH KESUBURAN TANAH
ASPEK KRITIS
Mempertahankan kesuburan tanah (lapisan atas yang banyak nutrien berguba untuk
akar tanaman) mengalami kesulitan
Tropical humid: perombakan organik cepat. Terjadi erosi kompos/humus pemiskinan
hara pada tanah
Kondisi ekulibrium mineral akibat usaha pertanian
a) Eksploitasi berlebihan
b) Limbah/residu pertanian tidak didaur ulang dalam tanah dan terjadi residu erosi
c) cepat/lambat mengurangi kesuburan tanah (tempores atu permanen)
Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran
(strip cropping)
Penanaman tanaman secaraberjalur sejajar garis kontur (contour strip
cropping)
Penutupan lahan yang memiliki lereng curang dengan tanaman keras
(buffering)
Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari
tiupan angin.
Upaya pengelolaan tanaman untuk menjaga kesuburan tanah
25. 23/04/2020
3
Konstanta kadar air tanah
• Manajemen irigasi adalah suatu bentuk
pengelolaan eksploitasi dan distribusi air irigasi
terutama di daerah yang kering atau yang memiliki
periode musim kelangkaan air dengan tujuan
meningkatkan produksi tanaman pertanian.
Irigasi Permukaan
(surface irrigation)
Irigasi Curah
(sprinkler irrigation)
Irigasi Mikro atau
Irigasi Tetes
Irigasi Bawah Permukaan
(Sub-surface irrigation)
26. 23/04/2020
4
Irigasi Permukaan
(surface irrigation)
• Irigasi permukaan merupakan penerapan irigasi dengan cara
mendistribusikan air ke lahan pertanian dengan
memanfaatkan gravitasi atau membiarkan air mengalir
dengan sendirinya di lahan.
• Pemberian air bisa dilakukan dengan mengalirkan di antara
bedengan supaya lebih efektif. Pemberian air biasanya juga
dilakukan dengan menggenangi lahan dengan air sampai
ketinggian tertentu.
• Irigasi permukaan cocok digunakan pada tanah yang
bertekstur halus sampai sedang. Untuk tanah bertekstur
kasar akan sulit menerapkan sistem ini karena sebagian
besar air akan hilang pada saluran dan yang berupa
penggenangan cocok diterapkan pada daerah dengan
topografi relatif datar agar pemberian air dapat merata
pada areal pertanaman.
Irigasi Curah
(sprinkler irrigation)
• Irigasi curah merupakan cara irigasi dengan menyemprotkan
air ke udara dan kemudian air jatuh ke permukaan tanah
seperti air hujan.
• Tujuan dari cara ini adalah agar air dapat diberikan secara
merata dan efisien pada areal pertanaman, dengan jumlah
dan kecepatan penyiraman kurang atau sama dengan laju
infiltrasi.
• Sistim irigasi curah cocok pada daerah di mana kecepatan
angin tidak terlalu besar, yang menyebabkan sebagian air
yang diberikan hilang melalui evaporasi. Dengan demikian
efisiensi penggunaan air irigasi yang lebih tinggi dapat
dicapai. Jumlah air irigasi yang diaplikasikan pada sistem
irigasi curah akan bervariasi sesuai dengan tekstur tanah
dan kedalaman akar tanaman.
27. 23/04/2020
5
Irigasi Mikro atau
Irigasi Tetes
• Irigasi tetes merupakan cara pemberian air pada tanaman
secara langsung, baik pada permukaan tanah maupun di
dalam tanah melalui tetesan secara sinambung dan
perlahan pada tanah di dekat tumbuhan.
• Alat pengeluaran air pada sistem irigasi tetes disebut emiter
atau penetes. Setelah keluar dari penetes (emiter), air
menyebar ke dalam profil tanah secara horizontal maupun
vertikal akibat gaya kapilaritas dan gravitasi.
• Irigasi tetes cocok untuk tanah yang tidak terlalu kering.
Luas daerah yang diairi tergantung pada besarnya debit
keluaran dan interval, struktur dan tekstur tanah,
kelembaban tanah, serta permeabilitas tanah. Cara ini
bertujuan untuk memanfaatkan air dalam jumlah terbatas
dalam budidaya tanaman sayur di lahan kering.
Irigasi Bawah Permukaan
(Sub-surface irrigation)
• Sistim irigasi bawah permukaan merupakan salah satu
bentuk dari irigasi mikro, namun jaringan atau alat
irigasinya diletakkan di bawah permukaan tanah.
• Sistim irigasi bawah permukaan lebih sesuai diterapkan
pada daerah dengan tekstur tanah sedang sampai
kasar, agar tidak sering terjadi penyumbatan pada
lubang-lubang tempat keluarnya air.
• Selain itu, kadar garam tanah yang rendah juga
dibutuhkan untuk jenis irigasi ini, Dengan demikian
target pengairan untuk mengairi langsung pada sasaran
akar tanaman dapat dicapai dengan efektif.
30. 23/04/2020
No. Parameter Kriteria Baku Lahan Budidaya Tanaman Pangan
S1 S2 S3 N1 N2
1. Keadaan Lapangan …. (s)
a. Lereng (%) 0-8% 8-15 15-25 >25 --
b. Batu (%) 0 0-1 1-2 2-3 >3
c. Elevasi m/dpl < 200 200-300 >300 -- --
2. Ketrersediaan Air ……. (w)
a. Curah hujan (mm) 1500-2500 >2500 1000-1500 <1000 ---
b. Penurunan air tanah
bulan kering (Ch < 75
mm/bln).
1,5 mtr 1,5-2,0 mt 2,0-2,5 mt > 3mt ---
3. Kondisi Perakaran … ( r)
a. Drainase/porositas (%) > 45 30-45 15-30 <15 ---
b. Tektur tanah
(%) pasir (pada top soil)
>40 30-40 20-30 10-20 <10
c. Kedalam solum tanah > 85 cm 65-85 cm 55-65 cm 45-55 cm < 45 cm
31. 23/04/2020
No. Parameter Kriteria Baku Lahan Budidaya Tanaman Pangan
S1 S2 S3 N1 N2
4. Unsur hara
a. Hara terkait …… (f) >15 12,5--15 10-12,5 7,5-10 < 7,5
1. KTK (me/100 gr) > 5,6 5,0--5,6 4,6--5,0 3,0--4,6 < 3,0
2. pH (H20) > 0,10 0,08--0,10 0,06--0,08 0,04-0,06 < 0,04
b. Hara tersedia (n) > 0,20 0,15--0,20 0,10--0,15 0,05-0,10 < 0,05
1. N total (%)
2. P total (%)
3. K total (%)
>10 8,0 -- 10,0 6,0--8,00 4,0-6,0 < 4,0
5. Kadar racun
% garam (salinitas)..(g) 0 % 0 -- 0,1% 0,1 -- 0,2% >0,21% --
6. Rezim iklim ……. (t)
a. Temperatur (oC) 25-26 26-29 29-30 >30 --
b. Kelembaban (%) >80 70--80 60--70 <60 --
c. Penyinaran (%) 60-70 50--60 40-50 < 40 --
1 Kelas S1 sangat sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai pembatas berat, terhadap
bentuk-bentuk pengolahan yang diberikan, atau hanya memiliki pembatas ringan
terhadap produktivitas, dan tidak memerlukan input (masukan) yang biasa diberikan.
2 Kelas S-2 cukup sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas agak berat, untuk
bisa dipertahankan pada tingkat pengelolaan yang harus diterapkan, dan dapat
ditingkatkan dengan masukan yang diperlukan.
3 Kelas S-3 Sesuai marginal (marginaly suitable), lahan mempunyai pembatas berat, untuk bisa
dipertahankan pada tingkat pengelolaan yang harus diterapkan, dan dapat
ditingkatkan dengan masukan lebih dari yang diperlukan.
4 Kelas N-1 tidak sesuai saat ini (currenty not suitable), lahan mempunyai pembatas lebih berat,
tetapi masih memungkinkan untuk dapat diatasi, dengan menerapan teknologi yang
lebih khusus.
5 Kelas N-2 tidak sesuai premanen (permanenly not suitable), lahan memiliki pembatas
premanen, hingga tidak memungkinkan penggunaanya secara berkelanjutan.
32. 23/04/2020
KRITERIA PERSYARATAN JENIS BUDIDAYA
1 Zea mays
(Jagung)
Lereng 0-15%, Batu (0-0,5%), Elevasi 0-1000 mt dpl; Ch > 2500 mm/thn,
penurunan air tanah Ch <75 mm/thn 1,5 mtr, drainase > 45%, Tektur tanah
top soil % pasir > 30%, Kedalaman solum tanah >65 cm, KTK >5; pH (H2O) >5;
Hara tersedia >10%; Kadar garam (0); temperatur <300C; Kelembaban >70%;
Penyinaran >70%
2 Daucus carota
(Wortel)
Lereng 0-15%, Batu (0%), Elevasi > 400 mt dpl; Ch > 2500 mm/thn,
penurunan air tanah Ch <75 mm/thn 1,5 mtr, drainase > 45%, Tektur tanah
top soil % pasir > 30%, Kedalaman solum tanah >100 cm, KTK >5; pH (H2O)
>4,0; Hara tersedia >10%; Kadar garam (0); temperatur <250C; Kelembaban
>80%; Penyinaran >70%
3 Paseolus sp
(Kacang Tanah)
Lereng 0-15%, Batu (0%), Elevasi 0-300 mt dpl; Ch < 2000 mm/thn,
penurunan air tanah Ch <75 mm/thn 1,5 mtr, drainase > 45%, Tektur tanah
top soil % pasir > 30%, Kedalaman solum tanah >60 cm, KTK >5; pH (H2O)
>4,5; Hara tersedia >10%; Kadar garam (0); temperatur >270C; Kelembaban
>70%; Penyinaran >80%
33. 23/04/2020
4 Zingiber 0ficinale
(Jahe)
Lereng 0-8%, Batu (0-0,5%), Elevasi 0-1000 mt dpl; Ch > 2000 mm/thn,
penurunan air tanah Ch <75 mm/thn 2 mtr, drainase > 50%, Tektur tanah
top soil % pasir > 40%, Kedalaman solum tanah >60 cm, KTK >5; pH (H2O) >5;
Hara tersedia >10%; Kadar garam (0); temperatur <300C; Kelembaban >80%;
Penyinaran >90%
5 Manihot esculenta
(Singkong)
Lereng 0-15%, Batu (0%), Elevasi < 200 mt dpl; Ch > 2000 mm/thn,
penurunan air tanah Ch <75 mm/thn 1,5 mtr, drainase > 45%, Tektur tanah
top soil % pasir > 20%, Kedalaman solum tanah >60 cm, KTK >5; pH (H2O)
>5,0; Hara tersedia >10%; Kadar garam (0); temperatur <280C; Kelembaban
>70%; Penyinaran >90%
6 Bracica olivera
(Kubis)
Lereng 0-15%, Batu (0%), Elevasi >500 mt dpl; Ch < 3000 mm/thn,
penurunan air tanah Ch <75 mm/thn 3 mtr, drainase > 60 %, Tektur tanah
top soil % pasir > 40%, Kedalaman solum tanah >60 cm, KTK >5; pH (H2O) >
6; Hara tersedia >10%; Kadar garam (0); temperatur >240C; Kelembaban
>78%; Penyinaran >90%
KRITERIA PERSYARATAN JENIS BUDIDAYA
34. 23/04/2020
1
• Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam
pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk di
dalamnya masa pengolahan tanah.
• Pola tanam merupakan bagian ataun sub sistem dari
sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya
tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem
pertanian.
• Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan
memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk
menghindari resiko kegagalan.
• Persyaratan penting sebagai syarat tumbuh antara
kedua tanaman atau lebih terhadap lahan hendaklah
mendekati kesamaan.
• Pola tanam di daerah tropis, biasanya disusun
selama 1 tahun dengan memperhatikan curah
hujan, terutama pada daerah/lahan yang
sepenuhnya tergantung dari hujan.
• Pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu
disesuaikann dengan keadaan air yang tersedia
ataupun curah hujan.
• Pola tanam terbagi dua yaitu Pola tanam
Monokultur dan Pola tanam Polikultur.
35. 23/04/2020
2
MONOKULTUR
• Pertanian monokultur adalah pertanian dengan
menanam tanaman sejenis, misalnya lahan
ditanami hanya padi atau jagung saja.
• Tujuan menanam secara monokultur adalah
meningkatkan hasil pertanian.
• Penanaman monokultur menyebabkan
terbentuknya lingkungan pertanian yang tidak
stabil.
• tanaman pertanian mudah terserang hama dan
penyakit.
• Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidaya relatif
mudah karena tanaman yang ditanam maupun
yang dipelihara hanya satu jenis.
POLIKULTUR
• Polikultur berasal dari kata poli yang artinya banyak
dan kultur artinya budidaya.
• Polikultur adalah pola pertanian dengan banyak
jenis tanaman pada satu bidang lahan yang
tersusun dan terencana dengan menerapkan aspek
lingkungan yang lebih baik.
• Mengurangi serangan OPT karena tanaman yang
satu dapat mengurangi serangan OPT yang lainnya.
• Menambah kesuburan tanah.
• Siklus hidup H/P dapat terputus karena sistem ini
dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus
siklus OPT.
• Memperoleh hasil panen yang beragam.
36. 23/04/2020
3
Monokultur
Polikultur
Tumpang Sari (Intercropping)
• Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu
tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama
periode tanaman pada satu tempat yang sama.
• Beberapa keuntungan dari sistem Tumpang Sari
adalah; pemanfaatna lahan kosong di sela-sela
tanaman pokok, peningkatan produksi total
persatuan luas karena lebih efektif dalam
penggunaan cahaya, air serta unsur hara,
disamping dapat mengurangi resiko kegagalan
panen dan menekan pertumbuhan gulma.
37. 23/04/2020
4
Tumpang Gilir (Multiple Cropping)
• Dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk
mendapat keuntungan maksimum.
1) Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat
tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan
dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering
diolah dapat dihindari
2) Hasil panenan secara beruntun dapat memperlancar
penggunaan modal dan meningkatkan produktifitas
lahan
3) Dapat mencegah serangan H/P yang meluas
4) Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman sangat
membantu mencegah terjadinya erosi
5) Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
Tanaman Sisipan (Relay Cropping)
• Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau
beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam
waktu tanaman yang bersamaan atau waktu yang
berbeda).
• Umumnya tipe ini dikembangkan untuk
mengintensifikasi lahan.
• Kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk
pangan semakin tergali.
• Penentuan tanaman sisipan perlu agar waktu dan nilai
ekonominya dapat membantu dalam usaha
meningkatkan pendapatan.
38. 23/04/2020
5
Tanaman Campuran (Mixed
Cropping)
• Merupakan penanaman terdiri dari beberapa
tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam
maupun larikanya.
• Semua tercampur jadi satu; lahan efisien, tetapi
riskan terhadap ancaman H/P.
• Contoh; jagung, kedelai, ubi kayu, dll
39. 23/04/2020
6
Tanaman Bergiliran (Sequential
Planting)
• Merupakan penanaman dua jenis tanaman atau
lebih yang dilakukan secara bergiliran.
• Setelah tanaman yang satu dipanen kemudian baru
ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan
tersebut.
40. 23/04/2020
1
1. Tanaman Campuran (Multriple cropping)
Sistem pertanian (usaha tani) yang mengusahakan
2 atau lebih tanaman budidaya di atas lahan yang
sama dalam waktu yang bersamaan.
3. Tanaman Jalur (Strip intercropping)
Tanaman tumpangsari yang diatur secara jelas
dalam bentuk jalur-jalur, walaupun tidak beraturan.
2. Tanaman Baris (Row intercropping)
Tanaman tumpangsari yang diatur secara jelas
dalam bentuk baris-barisan.
41. 23/04/2020
2
1. Cropping Intensity Index (CII)
L. Jt.1 X Up1 + L.Jt.2 X Up2 + ……. + L.Jt.n X Upn
CII = X 100
Lt X 12
dimana, CII = Cropping Intensity Indexs; L.Jt = luas tanah untuk
budidaya jenis (1) ; Up1 = Umur tanaman-1 (dst); angka 100
(kostanta) dan angka 12 = jumlah bulan dalam setahun
No. Lokasi
Besaran Nilai CII Berdasarkan Teknik
Budidaya
Pola-A Pola-B Pola-C
1 Terbanggi (Lampung) 66,67 66,67 66,67
2 Sindikalang (Sumut) 75,00 91,67 91,57
3 Sie Payuh (Kalbar) 83,33 83,33 100,00
4 Bagil (Bali) 100,00 100,00 91,67
5 Dompu (NTB) 91,67 91,67 91,67
6 Benuang (Kalsel) 83,33 83,33 83,33
7 Ranomete (Sulsel) 100,00 100,00 100,00
8 Kalasan (DIY) 83,33 83,33 83,33
9 Bojong (Jateng) 66,67 41,66 83,33
10 Kuala Mudik (Riau) 91,67 91,67 91,67
BESARAN NILAI CII
Sumber : Waryono, 1995
42. 23/04/2020
3
2. Land Equivalent Ratio (LER)
n
LER = ∑ X i Yi
i=1
dimana :
Xi = hasil/produk dari pertanian
campuran
Yi = hasil/produk yang diupayakan
secara monokultur
Jenis Budidaya Tanpa Penyiangan Penyiangan
Manual
Produksi Jagung (ton/ha)
Jagung 2,6 4,1
Jagung + Kacang Merah 3,1 3,3
Produksi Kacang Merah
Kacang Merah 1,2 1,3
Kacang Merah + Jagung 0,6 0,7
Jenis Budidaya Tanpa Penyiangan Penyiangan
Manual
Total Pendapatan
Jagung 400 630
Kacang Merah 708 777
Jagung + Kacang Merah 462 500
LER 1,7 *) 1,3
3,1 0,6
LER = + = 1,7 *)
2,6 1,2
43. 23/04/2020
4
3. Indexs Productivitas (IP)
n
P = ∑ ai Xi bi
i=1
dimana; P = Indeks Produktivitas
ai = berat tanaman ke-i
bi = tetapan/konstanta tanaman ke-i
44. 23/04/2020
5
Uraian Satuan Padi Jagung K.
Merah
P
Indek
Produksi X Ton/ha 3,0 2,5 1,0 --
Harga (a) $/ton 160 133 667 --
Kalori (a1) 104 cal/ton 368 188 356 --
Biaya Produksi
Harga (b) $/ton 361 228 224 --
Kalori (b1) 104 cal/ha 165 133 165 --
Indeks Moneter
a1X-b $/ha 119*) 104,5 443 666,5
Cal Indexs 104 cal/ha 939**) 337 191 1.467
*) (3 x 160) – (361) = 119
**) (3 x 368) – (165) = 939
TANAMAN
PANGAN
SEMUSIM
Padi
padian
Rempah
rempah
Daun
Buah
Bunga
Umbi
Bumbu
dapur
Ubi-ubian
Kacang
Lain-lain
Palawija
Tn.
Semusim
Buah
Sayur
Mayur
Biji-Bijian
Umbi-umbian
Padi, Jagung, Gandum
Singkong, Talas, U.jalar
Kedele, K.tanah, K. hijau
Waluh merah, Labu
Pepaya, Pisang, Nanas
Bayam, Sawi, Kangkung
Buncis, Tomat, Terong
Kol bunga, Paprika
Kentang, Wortel, Lobak
Bawang, Cabe, Salredri
Lada, Tumbar, Cengkeh
Jahe, Kunyit, Serai
C. TANAMAN
CAMPURAN
INDONESIA
45. 23/04/2020
6
TANAMAN
CAMPURAN
Buah
buahan
Lain
lain
Legum
Duren, Nangka, Cempedak, Rambutan,
Jambu air, J. monyet, J. Batu, J. bol,
Jeruk mipis, Blimbing manis, Belimbing
waluh, Ceremai, Apokat, Mangga, Bacang,
Kemang, Kweni, Kedondong, Gandaria,
Sirsak, Buah nona, Sirkaya, Duwet, Delima,
Kesemek, Lobi-lobi, Rukem, Manggis, Buni,
Duku, Lengkeng, Sawo, Salak, dll.
Lamtoro, Petai, Gamal, Turi, Dadap, Kelor,
Kaliandra, Kemlandingan, Jenjing, dll.
Kelapa, Kemiri, Pala, Kopi, The, Cokelat,
Sukun, Cengkeh, Panili, Tebu, Tembakau,
Kapas, Karet, Kapuk, Kelapa, Klapa sawit,
Tangkil, Kayu manis, dll.