Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan perhitungan struktur tangga beton, meliputi perencanaan dimensi tangga, pembebanan, dan analisis struktur menggunakan program SAP2000. Perhitungan tulangan pelat tangga dan bordes dilakukan untuk memenuhi momen hasil analisis struktur.
Dokumen tersebut membahas perhitungan penulangan kolom beton bertulang. Terdapat persyaratan penulangan kolom seperti lindungan beton minimal, rasio luas tulangan terhadap luas penampang, jumlah dan jarak tulangan memanjang serta sengkang ikat. Diberikan contoh perhitungan penentuan penampang dan penulangan kolom untuk menahan beban tekan 1500 kN dan momen 80 kNm.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Tugas ini memberikan contoh penyelesaian struktur balok sederhana menggunakan program SAP2000 versi 14. Langkah-langkahnya meliputi pembuatan model struktur balok, pendefinisian material dan profil balok, aplikasi beban mati dan hidup serta kombinasi beban, analisis struktur, dan desain penulangan balok.
This document provides details on the structural design of a building, including load assumptions, member dimensions, and seismic load calculations according to SNI 1726:2012. It summarizes the seismic load calculations for two orthogonal directions and evaluates the structure's capacity through pushover analysis. Plastic hinges form at various displacement steps. The document concludes with a redesign of the structure according to SRPMK seismic provisions.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan perhitungan struktur tangga beton, meliputi perencanaan dimensi tangga, pembebanan, dan analisis struktur menggunakan program SAP2000. Perhitungan tulangan pelat tangga dan bordes dilakukan untuk memenuhi momen hasil analisis struktur.
Dokumen tersebut membahas perhitungan penulangan kolom beton bertulang. Terdapat persyaratan penulangan kolom seperti lindungan beton minimal, rasio luas tulangan terhadap luas penampang, jumlah dan jarak tulangan memanjang serta sengkang ikat. Diberikan contoh perhitungan penentuan penampang dan penulangan kolom untuk menahan beban tekan 1500 kN dan momen 80 kNm.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Tugas ini memberikan contoh penyelesaian struktur balok sederhana menggunakan program SAP2000 versi 14. Langkah-langkahnya meliputi pembuatan model struktur balok, pendefinisian material dan profil balok, aplikasi beban mati dan hidup serta kombinasi beban, analisis struktur, dan desain penulangan balok.
This document provides details on the structural design of a building, including load assumptions, member dimensions, and seismic load calculations according to SNI 1726:2012. It summarizes the seismic load calculations for two orthogonal directions and evaluates the structure's capacity through pushover analysis. Plastic hinges form at various displacement steps. The document concludes with a redesign of the structure according to SRPMK seismic provisions.
Ringkasan dokumen tersebut adalah rencana proyek pembangunan gedung bioskop dengan menghitung beban hidup lantai dan atap, kategori risiko bangunan, tebal plat lantai, kelas situs, koefisien respon gempa, perhitungan beban tiap lantai, rencana tata letak struktur, perhitungan massa total struktur, perhitungan periode fundamental struktur, koefisien respon seismik, gaya geser dasar seismik, dan respon spektr
Perancangan struktur kuda kuda baja tipe gableAfret Nobel
Perancangan struktur kuda kuda baja tipe gable adalah laporan mengenai perencanaan struktur bangunan gudang dengan struktur baja gable sebagai struktur utama.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan jalan raya. Mencakup kriteria jalan, analisis lalu lintas, perhitungan lintas ekuivalen, indeks tabel perkerasan, penetapan tebal perkerasan lentur dan kaku, serta metode perkerasan kaku menurut Pd T-14-2003.
Dokumen ini memberikan pedoman perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung. Terdiri dari persyaratan material baja dan alat sambung, analisis beban dan struktur, serta perhitungan kuat lentur, geser, tekan, dan tarik untuk berbagai komponen struktur seperti pelat badan, pengaku, dan kolom.
Dokumen tersebut menjelaskan metode koefisien momen untuk menganalisis pelat lantai dua arah berdasarkan Tabel PBI-1971. Metode ini menentukan nilai momen lentur pelat dengan mempertimbangkan kondisi tumpuan tepi pelat dan perbandingan panjang dan lebarnya. Terdapat 9 kondisi tumpuan yang berbeda dalam menghitung koefisien momen.
1. Cerucuk bambu digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah lembek dan mengurangi penurunan bangunan. Namun belum ada pedoman perhitungan yang jelas.
2. Penelitian menunjukkan bahwa jarak dan jumlah cerucuk yang lebih dekat dapat meningkatkan daya dukung tanah. Pemadatan tanah di sekitar cerucuk juga meningkatkan kuat geser tanah.
3. Teori menjelaskan bahwa penambahan volume
The document is a structural design project for the concrete foundation of a mosque floor plan. It includes the preliminary design, load calculations, structural analysis, and design of reinforced concrete beams. Key details include:
- Floor plan dimensions and material properties
- Dead and live load calculations
- Maximum bending moments and shear forces for different beam spans
- Design of beams for the span with the highest bending moment, checking capacity, ductility, and reinforcement spacing
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
Dokumen ini berisi perhitungan struktur slab lantai jembatan di Yogyakarta. Termasuk perhitungan berat sendiri, beban tambahan, beban truk, beban angin, dan pengaruh temperatur untuk mendapatkan momen pada slab. Kemudian dilakukan pemilihan tulangan lentur positif dan negatif berdasarkan momen tersebut dengan mempertimbangkan mutu beton dan baja serta tebal slab.
Tutorial AutoCAD Land Desktop 2005 memberikan panduan langkah-langkah pembuatan peta topografi (existing) mulai dari persiapan data survey, pengaturan parameter, input data titik, pembuatan surface DTM, pembuatan kontur, hingga editing kontur. Langkah-langkah tersebut meliputi setting skala dan unit, import data titik, membangun surface dari titik dan garis batas, membuat kontur berinterval, serta memperbarui surface berdasarkan kontur yang diedit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah rencana proyek pembangunan gedung bioskop dengan menghitung beban hidup lantai dan atap, kategori risiko bangunan, tebal plat lantai, kelas situs, koefisien respon gempa, perhitungan beban tiap lantai, rencana tata letak struktur, perhitungan massa total struktur, perhitungan periode fundamental struktur, koefisien respon seismik, gaya geser dasar seismik, dan respon spektr
Perancangan struktur kuda kuda baja tipe gableAfret Nobel
Perancangan struktur kuda kuda baja tipe gable adalah laporan mengenai perencanaan struktur bangunan gudang dengan struktur baja gable sebagai struktur utama.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan jalan raya. Mencakup kriteria jalan, analisis lalu lintas, perhitungan lintas ekuivalen, indeks tabel perkerasan, penetapan tebal perkerasan lentur dan kaku, serta metode perkerasan kaku menurut Pd T-14-2003.
Dokumen ini memberikan pedoman perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung. Terdiri dari persyaratan material baja dan alat sambung, analisis beban dan struktur, serta perhitungan kuat lentur, geser, tekan, dan tarik untuk berbagai komponen struktur seperti pelat badan, pengaku, dan kolom.
Dokumen tersebut menjelaskan metode koefisien momen untuk menganalisis pelat lantai dua arah berdasarkan Tabel PBI-1971. Metode ini menentukan nilai momen lentur pelat dengan mempertimbangkan kondisi tumpuan tepi pelat dan perbandingan panjang dan lebarnya. Terdapat 9 kondisi tumpuan yang berbeda dalam menghitung koefisien momen.
1. Cerucuk bambu digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah lembek dan mengurangi penurunan bangunan. Namun belum ada pedoman perhitungan yang jelas.
2. Penelitian menunjukkan bahwa jarak dan jumlah cerucuk yang lebih dekat dapat meningkatkan daya dukung tanah. Pemadatan tanah di sekitar cerucuk juga meningkatkan kuat geser tanah.
3. Teori menjelaskan bahwa penambahan volume
The document is a structural design project for the concrete foundation of a mosque floor plan. It includes the preliminary design, load calculations, structural analysis, and design of reinforced concrete beams. Key details include:
- Floor plan dimensions and material properties
- Dead and live load calculations
- Maximum bending moments and shear forces for different beam spans
- Design of beams for the span with the highest bending moment, checking capacity, ductility, and reinforcement spacing
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
Dokumen ini berisi perhitungan struktur slab lantai jembatan di Yogyakarta. Termasuk perhitungan berat sendiri, beban tambahan, beban truk, beban angin, dan pengaruh temperatur untuk mendapatkan momen pada slab. Kemudian dilakukan pemilihan tulangan lentur positif dan negatif berdasarkan momen tersebut dengan mempertimbangkan mutu beton dan baja serta tebal slab.
Tutorial AutoCAD Land Desktop 2005 memberikan panduan langkah-langkah pembuatan peta topografi (existing) mulai dari persiapan data survey, pengaturan parameter, input data titik, pembuatan surface DTM, pembuatan kontur, hingga editing kontur. Langkah-langkah tersebut meliputi setting skala dan unit, import data titik, membangun surface dari titik dan garis batas, membuat kontur berinterval, serta memperbarui surface berdasarkan kontur yang diedit.
Query digunakan untuk mengatur data dari beberapa tabel sehingga hanya data tertentu yang ditampilkan. Dokumen ini menjelaskan cara membuat query dengan Wizard atau Design, menyimpan, menjalankan, mengatur, dan menambah parameter pada query di Microsoft Access.
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vMatriks Oscar H
Tutorial analisis struktur frame 2D dengan SAP 2000 v.14 meliputi dua tahap yaitu tahap analisis untuk menentukan gaya dan tahap desain untuk menentukan parameter desain beton bertulang sesuai peraturan yang berlaku.
Autodesk Land Desktop dapat digunakan untuk pengolahan data survei ukur tanah, membuat desain gambar dan perhitungan volume galian serta timbunan. Software ini mampu mengolah data ukur menjadi profil memanjang, tampang melintang, kontur tanah dan perhitungan volume dengan mudah.
Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah untuk belajar menggunakan Autocad Civil 3D, mulai dari pengaturan awal, import data titik koordinat, pembuatan kontur, desain geometrik jalan, pembuatan corridor model, sampai perhitungan volume pekerjaan.
Dokumen tersebut memberikan contoh perhitungan struktur gedung beraturan menggunakan program ETABS. Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah pemodelan struktur gedung tersebut di ETABS mulai dari pembuatan model, input data material dan dimensi, pembuatan denah balok kolom dan pelat, hingga penentuan jenis perletakan/restraint.
Tulisan ini menjelaskan proses pembuatan lubang, radius, dan penentuan material pada braket yang sebelumnya telah dirancang di Solidworks. Terdiri dari pembuatan point sebagai titik referensi lubang, pembuatan lubang menggunakan hole wizard, pemberian radius menggunakan fillet, dan penentuan material AISI 1020 Steel.
Dokumen tersebut berisi penjelasan tentang cara membuat tabel, grafik, dan diagram di Microsoft PowerPoint 2007. Termasuk cara menambahkan dan menyisipkan tabel, mengisi data grafik, serta menambahkan shape pada diagram dengan mengkopi kolom. Juga dijelaskan beberapa jenis grafik dan diagram yang dapat dibuat.
Dokumen tersebut berisi tentang materi pelajaran mengenai menambah tabel, grafik, dan diagram pada Microsoft PowerPoint 2007 untuk siswa kelas IX SMP Negeri 18 Semarang. Dokumen tersebut memberikan penjelasan langkah-langkah membuat tabel, grafik, dan diagram beserta contoh-contohnya dan diakhiri dengan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa.
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
1. III - 55
C. Analisa Statika Menggunakan Aplikasi SAP2000
Analisa gaya dalam pada perencanaan gedung sekolah bertingkat ini
menggunakan aplikasi SAP2000. Berikut tahap-tahap perhitungan dengan
menggunakan SAP2000 :
1. Buka aplikasi SAP 2000, pilih menu File pilih New Model untuk mengakses
form New Model. Pada form New Model pilih satuan Kgf, m, C dan pilih
Grid Only, maka akan muncul form Quick Grid Lines.
Gambar 3.9 Kotak dialog new model
Pada form Quick Grid Lines :
a. Ketik 7 pada kolom X direction pada sub form Number of Grid Lines.
b. Ketik 4 pada kolom Y direction pada sub form Number of Grid Lines.
c. Ketik 3 pada kolom Z direction pada sub form Number of Grid Lines.
d. Ketik 3 pada kolom X direction pada sub form Grid Spacing.
e. Ketik 3 pada kolom Y direction pada sub form Grid Spacing.
f. Ketik 4 pada kolom Z direction pada sub form Grid Spacing.
2. III - 56
Gambar 3.10 Kotak dialog quick grid lines
Setelah kotak dialog Quick Grid Lines diisi, kemudian klik OK. Maka, akan
muncul Grid Line.
Gambar 3.11 Portal struktur
2. Untuk merubah panjang Grid Line dapat dilakukan dengan mengklik dua kali
Grid Point pada grid line, maka akan muncul form Define Grid System Data,
masukkan panjang grid line sesuai data yang ada.
3. III - 57
a. Mengubah Ordinate pada X Grid Data
Pada Ordinate ketik 4 untuk Grid ID C, 8 untuk Grid ID D, 12 untuk Grid
ID E, 16 untuk Grid ID F, 17 untuk Grid ID G, 20 untuk Grid ID H. Untuk
menggambarkan balok anak yang ada di Grid ID (B dan G), pada kolom
Line Type ubah Primary menjdi Secondary agar tidak menjadi as primer
pada tampilan.
b. Mengubah Ordinate pada Y Grid Data
Pada Ordinate ketik 5,5 untuk Grid ID 3, 8,5 untuk Grid ID 4.
c. Mengubah Ordinate pada Z Grid Data
Pada Ordinate ketik 7,75 untuk Grid ID Z3.
d. Lalu, klik OK
Gambar 3.12 Kotak dialog define grid system data
4. III - 58
Gambar 3.13 Bentuk Permodelan struktur
3. Pilih menu , lalu pilih Materials untuk mengakses form Define
Materials yang berfungsi untuk mendefinisikan properti material struktur. Pada
form Define Materials klik , maka akan muncul
form Material Property Data. Pada form Material Property Data :
a. Ketik BETON pada Material Name and Display Color.
b. Pilih Concrete pada Material Type.
c. Ketik 2200 (kg/m3) pada kolom Weight per Unit Volume dan pastikan Units
dalam Kgf, m, C.
d. Mengubah Kgf, m, C menjadi N, mm, C untuk membaca satuan MPa. Lalu,
ketik 21019 (MPa) pada kolom Modulus of Elasticity, E (E = 4700√ 𝑓′ 𝑐 ).
e. Ketik 0,2 pada kolom Poisson’s Ratio, U.
f. Ketik 20 (MPa) pada kolom Specified Concrete Compressive Strength, f’c
dan pastikan Units dalam N, mm, C.
g. Lalu, klik .
5. III - 59
Gambar 3.14 Kotak dialog material property data
Setelah itu klik OK pada form Define Materials . Jika ingin merubah properti
material, klik menu Define > Materials maka akan muncul form Define
Materials. Pada form Define Materials, pilih materials yang ingin diubah
kemudian klik Modify/Show Material.
4. Klik menu Define > Section Properties > Frame Sections, maka akan muncul
Frame Properties yang berfungsi untuk mendenifisikan data-data penampang
yang akan digunakan. Pada form Frame Properties klik
, maka akan muncul form Add Frame Section
Property. Pada kolom form Frame Section Property Type pilih Concrete dan
klik Rectangular untuk mendefinisikan penampang persegi. Pada form
Rectangular Section :
a. Ketik Kolom 40 x 40 pada kolom Section Name.
b. Pilih Beton pada kolom material.
c. Ketik 0,40 pada kolom Deth (t3) dan 0,40 pada kolom Width (t2) untuk
mendefinisikan tebal selimut beton.
d. Klik Concrete Reinforcement.
e. Pilih Column (P-M2-M3 Design) pada kolom Design Type.
6. III - 60
f. Ketik 0,04 pada kolom Clear Cover for Confinement Bars.
g. Klik OK
Gambar 3.15 Langkah untuk mendefinisikan rangka portal
Gambar 3.16 Kotak dialog add frame section property
7. III - 61
Gambar 3.17 Kotak dialog section kolom
5. Klik menu Define > Section Properties > Frame Sections, maka akan muncul
Frame Properties yang berfungsi untuk mendenifisikan data-data penampang
yang akan digunakan. Pada form Frame Properties klik Add New Property,
maka akan muncul form Add Frame Section Property. Pada kolom form Frame
Section Property Type pilih Concrete dan klik Rectangular untuk
mendefinisikan penampang persegi. Pada form Rectangular Section :
a. Ketik Balok Induk 30 x 45 pada kolom Section Name.
b. Pilih Beton pada kolom material.
c. Ketik 0,45 pada kolom Deth (t3) dan 0,30 pada kolom Width (t2).
d. Klik Concrete Reinforcement.
e. Pilih Beam (M3 Design Only) pada kolom Design Type.
f. Ketik 0,04 pada kolom Top dan Bottom untuk mendefinisikan tebal selimut
beton.
g. Klik OK
Untuk pendimensian balok anak 25 x 30 sama dengan balok induk 25 X 30.
8. III - 62
Gambar 3.18 Kotak dialog section balok
Gambar 3.19 Kotak dialog frame section
6. Klik Define > Section Properties > Area Sections untuk mengakses form Are
Sections. Pada kolom Select Section Type to Add pilih
dan klik , maka akan muncul form Shell Section Data.
Pada form Section Data :
a. Ketik Pelat pada kolom Section Name.
b. Pilih Shell – Thin pada kolom Type.
c. Pilih Beton pada kolom Material Name.
d. Ketik 0,12 (m) pada kolom Membrane dan Bending.
e. Klik OK
9. III - 63
Gambar 3.20 Kotak dialog section data pelat
7. Untuk merubah posisi sudut pandang tampilan dapat dilakukan dengan
mengklik untuk melihat tampilan 3 dimensi, untuk menampilkan bidang
datar XY, untuk menampilkan bidang XZ dan untuk menampilkan
bidang YZ.
8. Untuk menggeser tampilan dari satu grid ke grid pada bidang yang sama bisa
dilakukan dengan mengklik .
9. Klik untuk menampilkan bidang datar (daerah struktur) dan pilih lantai 1
dengan mengklik .
10. Klik draw frame/cable element untuk menggambarkan elemen struktur
balok dan kolom, setelah itu akan muncul kotak dialog Properties of Object.
Lalu, untuk menggambarkan balok atau kolom dapat dipilih pada Section yang
berada pada kotak dialog Properties of Object.
10. III - 64
Gambar 3.21 Kotak dialog properties of object untuk balok induk
Gambar 3.22 Kotak dialog properties of object untuk balok anak
11. Klik untuk menampilkan bidang vertikal XZ dan pilih Grid 1 dengan
mengklik .
12. Klik untuk menggambarkan elemen kolom, maka akan muncul kotak
dialog Properties of Object dan pilih kolom 40 x 40 pada Section.
Gambar 3.23 Kotak dialog properties of object untuk kolom
13. Klik untuk menampilkan bidang datar dan pilih lantai dasar, kemudian pilih
titik-titik tumpuan kolom dengan cara di blok atau diklik satu persatu.
11. III - 65
Gambar 3.24 Blok denah lantai dasar
14. Lalu, gambarkan tumpuan dengan cara memilih menu Assign > Joint >
Restraints untuk mengakses form Joint Restraints. Joint Restraints berfungsi
untuk mendefinisikan tumpuan. Pada form Joint Restraints :
a. Klik pada Fast Restraints untuk mendefinisikan tumpuan jepit.
b. Klik OK
Gambar 3.25 Kotak dialog joint restraints
12. III - 66
Gambar 3.26 Denah lantai dasar yang telah diberi tumpuan
15. Untuk menggambarkan pelat lantai, lakukan perintah berikut :
a. Klik Draw Poly Area untuk menggambarkan pelat.
b. Klik Set Display Options (Ctrl+E), maka akan muncul form Display
Options For Active Window. Kemudian, klik Fill Objects pada kolom
General untuk memunculkan warna pada pelat.
Gambar 3.27 Penggambaran pelat lantai 1
16. Pilih semua pelat, klik Assign > Area > Automatic Area Mesh, maka akan
muncul kotak dialog Assign Automatic Area Mesh. Pada kotak dialog tersebut.
a. klik Mesh Area Into this Number of Objects (Quads and Triangles Only).
13. III - 67
b. Ketik 5 pada kolom Along Edge from point 1 to 2.
c. Ketik 10 pada kolom Along Edge from point 1 to 2.
d. Klik OK.
Maksud dari input tersebut adalah tiap pelat akan dibagi menjadi 5 x 10 pias.
Pelat yang dibagi menjadi elemen elemen kecil tersebut bertujuan untuk
menghaluskan dan membuat model pelat menjadi lebih detail atau lebih kecil.
Gambar 3.28 Kotak dialog assign automatic area mesh
Gambar 3.29 Pembagian pias pada pelat dengan metode automesh
14. III - 68
17. Pilih menu Define > Load Patterns untuk mengakses form Define Load
Patterns yang berfungsi untuk mendefinisikan pola pembebanan yang bekerja
pada struktur (beban mati, beban hidup). Pada form Define Load Patterns :
a. Ketik Beban Mati pada kolom Load Pattern Name.
b. Pilih Dead pada kolom Type.
c. Ketik 1 pada kolom Self Weight Multiplier.
d. Klik Modify Load Pattern.
e. Ketik Beban Mati Tambahan pada kolom Load Pattern Name.
f. Pilih Super Dead pada kolom Type.
g. Ketik 0 pada kolom Self Weight Multiplier.
h. Klik Add New Load Pattern.
i. Ketik Beban Hidup pada kolom Load Pattern Name.
j. Pilih Live pada kolom Type.
k. Ketik 0 pada kolom Self Weight Multiplier.
l. Klik Add New Load Pattern.
m. Klik OK
Gambar 3.30 Kotak dialog define load patterns
18. Selanjutnya memasukkan beban ke struktur. Pembebanan dan besar beban
yang bekerja pada struktur, yaitu :
Table 3.5 Pembebanan struktur
Pembebanan Tipe Nilai Satuan
Spesi DL 21 Kg /m2
Keramik DL 24 Kg /m2
Plafond DL 18 Kg /m2
ME DL 25 Kg/m2
Beban hidup lantai dak LL 100 Kg/m2
15. III - 69
Catatan : Berat sendiri struktur secara otomatis dihitung komputer berdasarkan
dimensi elemen struktur dan berat volume material.
19. Klik/pilih semua pelat lantai 1, lalu klik menu Assign > Area Loads > Uniform
(Shell) untuk mengakses form Area Uniform Loads. Pada form Area Uniform
Loads :
a. Pilih beban mati tambahan pada kolom Load Pattern Name.
b. Pilih satuan Kgf, m, C pada kolom Units.
c. Ketik 104,2 (beban spesi 2 cm + beban keramik 0,8 cm + beban plafond +
beban ME) pada kolom Load.
d. Pilih GLOBAL pada kolom Coord System.
e. Pilih Gravity pada kolom Direction.
f. Klik OK
Gambar 3.31 Kotak dialog area uniform loads
Gambar 3.32 Penggambaran pembebanan pada pelat
16. III - 70
20. Klik pelat yang digunakan untuk lantai dak, lalu klik menu Assign > Area
Loads > Uniform (Shell) untuk mengakses form Area Uniform Loads. Pada
form Area Uniform Loads :
a. Pilih beban mati tambahan pada kolom Load Pattern Name.
b. Pilih satuan Kgf, m, C pada kolom Units.
c. Ketik 43 (beban plafond + beban ME) pada kolom Load.
d. Pilih GLOBAL pada kolom Coord System.
e. Pilih Gravity pada kolom Direction.
f. Klik OK.
21. Klik pelat yang digunakan untuk lantai dak, lalu klik menu Assign > Area
Loads > Uniform (Shell) untuk mengakses form Area Uniform Loads. Pada
form Area Uniform Loads :
a. Pilih beban hidup pada kolom Load Pattern Name.
b. Pilih satuan KN, m, C pada kolom Units dan ketik 100 (kg/m2) pada kolom
Load.
c. Pilih GLOBAL pada kolom Coord Sys.
d. Pilih Gravity pada kolom Direction.
e. Klik OK.
22. Klik frame/garis atau balok yang akan diberi beban dinding , lalu klik Assign
> Frame Loads > Distributed, maka akan muncul form Frame Distributed
Loads. Pada form Frame Distributed Loads :
a. Pilih beban mati tambahan pada form Load Pattern Name.
b. Pilih GLOBAL pada kolom Coord System.
c. Pilih Gravity pada kolom Direction.
d. Pilih satuan Kgf, m, C pada kolom Units.
e. Ketik 937,5 Kg/m (berat dinding x tinggi dinding) pada form Uniform Load.
f. Klik OK.
17. III - 71
Gambar 3.33 Kotak dialog frame distributed loads
Gambar 3.34 Penggambaran pembebanan dinding
23. Klik menu Define > Mass Source untuk mengakses form Define Mass Source.
Pada form Define Mass Source :
a. Pilih From Element and Additional Masses and Loads pada kolom Mass
Definition.
b. Pilih beban mati pada kolom Load.
c. Ketik 1 pada kolom Multiplier.
d. Klik Add.
e. Pilih beban mati tambahan pada kolom Load.
f. Ketik 1 pada kolom Multiplier.
18. III - 72
g. Klik Add.
h. Pilih beban hidup pada kolom Load.
i. Ketik 0,3 pada kolom Multiplier.
j. Klik Add.
k. Klik OK.
24. Klik menu Define > Load Combinations untuk mengakses form Define Load
Combinations.
a. 1,4 DL
b. 1,2 DL + 1,6 LL
Untuk mendefinisikan kombinasi pembebanan, pada form Define Load
Combinations :
a. Klik Add New Combo
b. Ketik COMB1 pada kolom Load Combination Name.
c. Pilih beban mati pada kolom Load Case Name.
d. Ketik 1,4 pada kolom Scale Factor.
e. Klik Add.
f. Pilih beban mati tambahan pada kolom Load Case Name.
g. Ketik 1,4 pada kolom Scale Factor.
h. Klik Add.
i. Klik OK.
j. Klik Add New Combo
k. Ketik COMB2 pada kolom Load Combination Name.
l. Pilih beban mati pada kolom Load Case Name.
m. Ketik 1,2 pada kolom Scale Factor.
n. Klik Add.
o. Pilih beban mati tambahan pada kolom Load Case Name.
p. Ketik 1,2 pada kolom Scale Factor.
q. Klik Add.
r. Pilih beban hidup pada kolom Load Case Name.
s. Ketik 1,6 pada kolom Scale Factor.
t. Klik Add.
u. Klik OK.
19. III - 73
Gambar 3.35 Kotak dialog define load combinations
Gambar 3.36 Kotak dialog load combination data
25. Klik menu Analyze > Set Analysis Options > pilih portal 3D (space frame)
untuk memunculkan gaya-gaya yang bekerja pada setiap sumbu. Pastikan
bahwa analisis dilakukan dalam derajat kebebasan ruang (UX, UY, UZ, RX,
RY, RZ).
20. III - 74
Gambar 3.37 Kotak dialog analysis options
26. Klik menu Analyze > Run Analysis > Run Now untuk melakukan analisis
struktur.
Gambar 3.38 Persiapan analisis struktur
21. III - 75
Gambar 3.39 Analysis monitor
Gambar 3.40 Hasil analysis SAP 2000
27. Klik Show Forces/Stresses, pilih Frames/Cables. Maka akan muncul form
Member Force Diagram for Frames. Pada form tersebut:
a. Pilih kombinasi pembebanan yang diinginkan pada kolom Case/Combo
Name.
b. Klik Axial Force untuk melihat diagram gaya tekan.
c. Klik Shear (2-2) untuk melihat diagram gaya geser.
d. Klik Moment (3-3) untuk melihat diagram moment.
e. Klik Ok.
22. III - 76
Gambar 3.41 Momen kombinasi 2
Gambar 3.42 Gaya aksial kombinasi 2
23. III - 77
Untuk melihat lebih detail maka, klik kanan mouse pada elemen struktur yang
diiinginkan.
Gambar 3.43 Diagram balok induk batang 39
28. Untuk menampilkan nilai analisis dalam bentuk tabel, pilih menu Display >
Show Tables. Maka akan muncul form Choose Tables for Display. Pada form
tersebut:
a. Pilih Analysis Results.
b. Klik Select Load Cases, pilih kombinasi 1 sampai kombinasi 2.
c. Klik OK.
Catatan : untuk setiap kombinasi pembebanan mulai dari kombinasi 1
sampai kombinasi 2 dapat dilihat pada lampiran.