SlideShare a Scribd company logo
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Timah
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Sn (stannum) dengan nomor ataom 50. Unsur ini merupakan logam
miskin keperakan, dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah
teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak
paduan , dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah
karat. Timah diperoleh terutama dari cassiterite (SnO2) yang terbentuk
sebagai oksida yang kemudian dilebur untuk membentuk Sn murni.
Proses peleburan Untuk memisahkan timah dari pengotor –
pengotornya maka bijih timah harus dilebur dan ditambahkan senyawa –
senyawa lain seperti antrasite, dan kapur. Peleburan dilakukan didalam
burning chamber (tanur) hingga suhu 1300 °C - 1500 °C selama 8-12
jam sehingga dapat memisahkan timah dengan pengotor - pengotornya
seperti :
 Pb
 As
 Sb
 Cu
 Fe
 Ni
7
Proses peleburan timah menggunakan reduktor gas CO, gas ini diperoleh
dari hasil pembakaran C (fixed carbon) dalam antrasit dengan reaksi sebagai
berikut:
C(s) + O2(g) CO2(g) .................................(1)
CO2(g) + C(s) 2CO(g) ...............................(2)
2C(s) + O2(g) 2CO(g) .........................(3)
Pada temperatur operasi 1400°C gas CO lebih stabil daripada gas
CO2 sehingga reaksi berjalan ke kanan dan diperoleh gas CO.
Reaksi reduksi bijih timah menjadi timah bebas adalah sebagai berikut:
SnO2(s) + CO(g) SnO(s) + CO2(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . .(4)
SnO(s) + CO (g) Sn(l) + CO2(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(5)
Dari reaksi tersebut, masih terdapat SnO2 yang tidak tereduksi oleh
C(s) yang lalu akan bereaksi dengan Sn(l) dan silika (SiO2) untuk
menghasilkan terak (slag) stannous silicate.
Reaksi yang terjadi adalah:
SnO2(s) + Sn(l) + 2 SiO2(l) 2 SnOSiO2(sl) . . . . . . . . . . . . . . (6)
Untuk menghasilkan Sn(l), terak ini dapat direduksi oleh C(s), reaksinya
adalah sebagai berikut:
2SnOSiO2(sl) + 2 C(s ) 2Sn(l) + 2 SiO2(sl) + 2 CO2(g) . . . . (7)
8
Pada temperatur 1150°C – 1250°C oksida - oksida pengotor yang terdapat
di dalam bijih timah sebagian tereduksi menjadi FeO. Reaksi sebagai
berikut:
3FeO(s) + CO2(g) Fe3O4(s) + CO(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(8)
Fe3O4(s) + CO(g) 3FeO(s) + CO2(g) . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .(9)
Lalu adanya penambahan fluks akan mendesak FeO dan SnO dari dalam
slag karena fluks/batu kapur akan terdekomposisi menjadi CaO dan CO2,
dengan reaksi:
CaCO3 + CO2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10)
Yang dimulai pada temperatur 600°C dan akan sempurna pada temperatur
900- mendesak FeO dan SnO dari slag 1
dengan reaksi sebagai berikut :
SnO.SiO2 (slag) + CaO (s) SnO (slag) + CaO.SiO2 (slag) . . . . (11)
SnO (slag) + CO (g) Sn (l) + CO2 (g) . . . . .. . . .. . . .. . . . . . . . .(12)
2FeO.SiO2 (slag) + CaO (s) FeO (slag) + CaO.SiO2 (slag) . .(13)
FeO (slag) + CO (g) Fe (l) + CO2 (g) . . . . . . . . .. . . .. . . . . (14)
Tapping adalah proses mengeluarkan timah cair dan slag dalam tanur,
setelah dilakukan tapping maka akan dipisahkan antara slag dan logam
timah cair, sehingga logam timah cair yang dipisahkan dapat dicetak.
9
Proses pencetakan dilakukan setelah mengeluarkan logam timah cair dari
dalam tanur, pencetakan dilakukan dengan menggunakan cetakan yang
sudah ada. Produk akhir disebut ingot.
Refining (pemurnian)
Pyrorefining adalah metode pemurnian dengan menggunakan
temperature tertentu guna mendapatkan produk yang memiliki
impurities/pengotor seminimal mungkin. Pada industri pemurnian timah,
produk yang didapat dari pyrorefining berkisar antara 99,85 – 99,95 %.
Proses ini dilakukan dengan menambahkan zat aditif yang akan berfungsi
sebagai pengikat impurities di dalam timah cair. Tahapan proses ini
meliputi:
a. Pengurangan kadar As, dilakukan dengan cara menambahkan alumunium
sehingga akan terbentuk senyawa AsAl yang mengapung di permukaan
timah cair, karena ditiupkan udara ke dalam timah cair (proses polling).
b. Pengurangan kadar Cu dan Ni, dilakukan dengan menambahkan sulfur
ke dalam timah cair sehingga akan terbentuk endapan CuS dan NiS.
Analisa akhir juga tetap dilakukan untuk pengecekan, jika ternyata
terdapat kandungan impurities yang melebihi atau di ambang batas
standar yang ditetapkan maka dilakukan refining ulang sesuai dengan
kandungan impurities yang ingin dikurangi.
c. Pengurangan kadar Fe, dilakukan dengan cara mengubah temperatur ketel
menjadi 300 - 400°C sehingga akan terbentuk endapan FeSn di dasar
10
ketel. Selain itu ditambahkan serbuk gergaji yang akan berfungsi
sebagai buffer interface untuk memisahkan endapan FeSn dengan Sn
cair.
Aplikasi Timah, Timah mudah berikatan dengan Fe, dan banyak
digunakan sebagai pelapis untuk melindungi logam lain dari korosi, Fe yang
sudah dilapisi oleh Sn banyak digunakan untuk melapisi makanan.
Kegunaan lain:
o Paduan logam ini dengan logam lain menghasilkan perunggu, die
casting alloy, Phospor bronze, soft solder, etc.
o Membentuk garam stannous chloride, yang berfungsi sebagai reduktor,
dapat memberikan sifat konduktor apabila garam timah ini dilapisi pada
kaca. Pelapisan ini digunakan pada panel lampu dalam produksi frost-
free windshieslds. Digunakan sebagai solder untuk penyambungan
pipa/sirkuit elektrik.
Gambar 2.1 Timah
11
2.2 Sifat dan Bentuk Timah
2.2.1 Sifat Timah
a. Timah termasuk golongan IV A dan mempunyai bilangan
oksidasi +2 dan +4.
Tabel 2.1 Tabel Unsur – unsur Periodik
b. Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-
abu metalik.
c. Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi
disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah yang
menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah
tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat
diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses
oksidasi dipercepat dengan meningkatnya kandungan oksigen
dalam larutan.
d. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan
terbentuk SnO2.
e. Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah
alfa biasa disebut timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2
12
C dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan
timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu
tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
f. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut
organic seperti asam asetat asam oksalat dan asam sitrat.
Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.
g. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah
(II) cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari
pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
h. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn
(IV) A klorida.
i. Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.
2.2.2 Bentuk Timah
Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal.
Jika dipanaskan timah abu-abu (timah alfa) dengan struktur kubus
berubah pada 13.2°C menjadi timah putih (timah beta) yang
memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan pada suhu
13.2°C, ia pelan pelan berubah dari putih menjadi abu-abu.
Perubahan ini disebabkan ketidakmurnian ( impurities ) seperti
alumunium dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan
antimony atau bismut. Jika dipanaskan dalam udara, timah
13
membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk stannate salts
dengan oksida.
2.3 Keberadaan Timah Di Alam
Timah merupakan Unsur ke-49 yang paling banyak terdapat dikerak
bumi dimana unsur timah ini memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan
seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, 14 ppm untuk timbal. Dimana unsur timah
ini yang dalam bentuk senyawa cassiterite banyak ditemukan dalam deposit
alluvial /alluvium yaitu tanah atau sadimentyang tidak berkonsolidasi
membentuk bongkahan batu dimana dapat mengendap di dasar laut, sungai,
ataupun danau. Alluvium terdiri dari bermacam- macam mineral seperti
pasir, tanah liat, dan batuan batuan kecil. Hampir 80% produksi timah
diperoleh dari alluvial/ alluvium atau istilahnya deposit sekunder.
Diperkirakan untuk mendapatkan cassiterite maka sekitar 7 sampai 8 ton biji
timah/alluvial harus ditambang disebabkan cassiterite sangat rendah.
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya bumi akan tetapi
diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral
cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah
SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji
timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah
kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral
kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite
(PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-
14
antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan
dengan mineral logam yang lain seperti perak. Timah merupakan unsur ke-
49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah memiliki
kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm,
dan 14 ppm untuk timbal.
Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu
tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu
dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium
terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan
kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau
istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg
Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang
disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah.
Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu
daerah geografi dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk
china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak
sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe.
2.4 Proses Pengolahan Timah
Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau
mineral timah ( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya
melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan
mineral ( peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ),
persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan
15
proses pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk
paduan timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80%
timah, 11 % antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal.
Timah putih ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa
dalam industri kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan
makanan.
Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu
meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari
dalam laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah
itu dilakukan pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap
dengan pompa. Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20
– 30 % timah.
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan
timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan
darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi>60%.
Adapun proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses,
yaitu :
1. Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke
dalam ore bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu
melakukan pencucian 15 ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih
dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan
umpan.
16
2. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu
dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat
screen,mesh, setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar
bijih setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah
mengamatinya dengan mikroskop dan menghitung jumlah butir
dimana butir timah dan pengotornya memiliki karakteristik yang
berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan timah
pada bijih.
3. Pemisahan berdasarkan berat jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig
Harz.bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj
mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang diinginkan sudah
tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti
mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa , zircon,
rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam
trapezium Jig Yuba.
4. Pengolahan tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral
bernilai yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan.
Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal. Namun saat ini proses
tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien karena
kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
17
5. Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip
kerjanya adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah –
tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari
pembakaran dengan menggunakan solar.
6. Klasifikasi
Bijih-bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses-proses
pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni:
 klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening
 klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High
Tension separator.
 klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic
separator.
 Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat
seperti shaking table , air table dan multi gravity separator (untuk
pengolahan terak/tailing).
7. Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value
yang terbilang tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif )
akan diambil dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal
pada Amang Plant. Mula – mula bijih diayak dengan vibrator listrik
berkecepatan tinggi dan disaring/screening sehingga akan terpisah
antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar yang
18
merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air
table sehingga menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses
smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan.
Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension
separator –pemisahan berdasarkan sifat konduktor – nonkonduktornya
atau sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite
dan Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon dan
Xenotime. Lalu masing - masing dipisahkan kembali berdasarkan
kemagnetitanya dengan magnetic separation sehingga dihasilkan
secara terpisah, thorium dan zircon.
8. Proses pre-smelting
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses
pre-smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya
proses peleburan, misalnya preparasi material, pengontrolan dan
penimbangan sehingga untuk proses pengolahan timah akan efisien.
9. Proses Peleburan ( Smelting )
Ada dua tahap dalam proses peleburan :
a) Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.
b) Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan
hardhead dan slag II.
Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur
guna menghindari kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat
beberapa buah tanur dalam peleburan. Udara panas yang dihembuskan
19
ke dalam furnace atau tanur berasal dari udara luar / atmosfer yang
dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke dalam
regenerator yang mengubahnya menjadi panas.
Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses
charging yakni bahan baku –bijih timah atau slagI dimasukkan
kedalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses
reduksi dengan suhu 1100 – 1500 °C. unsure – unsure pengotor akan
teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti As2O3 yang larut dalam
timah cair.
Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam timah murni
namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu
bersamaan dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka
hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses tapping. Sn
yang berhasil dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk
dilakukan pendinginan /penurunan temperatur hingga 400C sebelum
dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan hardhead dimasukkan ke dalm
flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya.
10. Proses Refining ( Pemurnian )
a. Pyrorefining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas
diatas titik lebur sehingga material yang akan direfining cair,
ditambahkan mineral lain yang dapat mengikat pengotor atau
impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah akan
20
terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang
amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan
terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn.
b. Eutectic Refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer
dengan bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga
dapat diperoleh kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian
ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau Pb yang terdapat pada
timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun prinsipnya
adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada
saat eutectic temperature lead pada solid solution berkisar 2,6%
dan akan menurun bersamaan dengan kenaikan temperatur,
dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya adalah
dengan mempertahankan temperatur yang mendekati titik
solidifikasi timah.
11. Pencetakan
Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis.
Peralatan pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan
kapasitas 50 ton, pompa cetak and cetakan logam. Proses ini memakan
waktu 4 jam /50 ton, dimana temperatur timah cair adalah 2700C.
Sedangkan proses pencetakan otomatis menggunakan casting
machine, pompa cetak, dan melting kettle berkapasitas 50 ton dengan
21
proses yang memakan waktu hingga 1 jam/60 ton. Langkah – langkah
pencetakan:
a. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.
b. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas
cetakan pertama pada serinya, aliran timah diatur dengan
mengatur klep pada piapa penyalur.
c. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan
berikutnyadan permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan
dari drossnya dan segera dipasang capa pada permukaan timah
cair.
d. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju
pendinginan akan merata sehingga ingot yang dihasilkan
mempunyai kulitas yang bagus atau sesuai standar.
e. Ingot timah ynag telah dingin disusun dan ditimbang.
2.5 Kegunaan Timah
Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak
dipergunakan untuk solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar
kimia (13%), kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan
berbagai macam aplikasi lain (11%).
Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah
ditemukan. Masalah lingkungan, keselamatan dan kesehatan mempengaruhi
kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang dilakukan di Internatioanal Tin
22
Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri, banyak pasar baru
untuk timah sedang dikembangkan.
Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang.
Permintaan sangat kuat untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada
plastik dan lapisan tanpa belerang yang digunakan industri teknik
tembagaperunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya). Contoh
aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan
pembuatan bentuk-bentuk timah tempa.

More Related Content

What's hot

Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2
Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2
Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2
taektarakai1
 
Unsur periode tiga
Unsur periode tigaUnsur periode tiga
Unsur periode tiga
huda mifta
 
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
Muhamad Imam Khairy
 
Material Teknik - Tembaga
Material Teknik - TembagaMaterial Teknik - Tembaga
Material Teknik - Tembaga
Zhafran Anas
 
Logam Transisi Periode IV
Logam Transisi Periode IVLogam Transisi Periode IV
Logam Transisi Periode IV
Yogyakarta State University
 
Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
Nur Latifah
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
minggit
 
KIMIA - Pembuatan Besi
KIMIA - Pembuatan BesiKIMIA - Pembuatan Besi
KIMIA - Pembuatan Besi
Annisa Nuzulia
 
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Aluminium kelompok  7 fi tree a violetAluminium kelompok  7 fi tree a violet
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Fi Tree A Violet
 
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamPembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Sadi Yu
 
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
Ramadhina Diffa
 
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 JakartaKimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Dede Julian
 
aluminium dan fosfor
aluminium dan fosforaluminium dan fosfor
aluminium dan fosforIsmail Rahman
 
Manfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golonganManfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golongan
Daniele Tegar Abadi
 
Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)
Rania Fardyani
 
Unsur transisi
Unsur transisiUnsur transisi
Unsur transisi
reyreynatha10
 
Ppt anorganik
Ppt anorganikPpt anorganik
Ppt anorganik
Limah_Strs
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempat
Hayatun Nufus
 

What's hot (19)

Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2
Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2
Magnesium diproduksi melalui elektrolisis lelehan mg cl2
 
Unsur periode tiga
Unsur periode tigaUnsur periode tiga
Unsur periode tiga
 
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
 
Material Teknik - Tembaga
Material Teknik - TembagaMaterial Teknik - Tembaga
Material Teknik - Tembaga
 
Logam Transisi Periode IV
Logam Transisi Periode IVLogam Transisi Periode IV
Logam Transisi Periode IV
 
Presentasi aluminum
Presentasi aluminumPresentasi aluminum
Presentasi aluminum
 
Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
 
KIMIA - Pembuatan Besi
KIMIA - Pembuatan BesiKIMIA - Pembuatan Besi
KIMIA - Pembuatan Besi
 
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Aluminium kelompok  7 fi tree a violetAluminium kelompok  7 fi tree a violet
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
 
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logamPembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
Pembuatan dan manfaat unsur senyawa non logam
 
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
PPT Unsur Periode 3 (XII MIPA 3)
 
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 JakartaKimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
Kimia unsur by Dede Juliansyah @SMAN 63 Jakarta
 
aluminium dan fosfor
aluminium dan fosforaluminium dan fosfor
aluminium dan fosfor
 
Manfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golonganManfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golongan
 
Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)Presentation of Ag (Silver)
Presentation of Ag (Silver)
 
Unsur transisi
Unsur transisiUnsur transisi
Unsur transisi
 
Ppt anorganik
Ppt anorganikPpt anorganik
Ppt anorganik
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempat
 

Similar to Bab ii

BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.pptBAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
RENIMARZELA1
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Liahandayaniskt
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
dhegchademinnie
 
power point kimia unsur
power point kimia unsurpower point kimia unsur
power point kimia unsur
ajengkartikarianti
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Liahandayaniskt
 
kimia unsur
kimia unsurkimia unsur
kimia unsur
ajengkartikarianti
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
DevitaAirin
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Tys Chusmah
 
Unsur transisi
Unsur transisiUnsur transisi
Unsur transisi
elly2011
 
Unsur Unsur Transisi
Unsur Unsur TransisiUnsur Unsur Transisi
Unsur Unsur Transisi
Makati Wandansari
 
Golongan iva
Golongan ivaGolongan iva
Golongan iva
Dewa Tagoer
 
Unsur periode 3
Unsur periode 3Unsur periode 3
Unsur periode 3
KeyzaYudianto
 
Presentasi Pengolahan Timah
Presentasi Pengolahan TimahPresentasi Pengolahan Timah
Presentasi Pengolahan Timah
ayu_mustika17
 
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPATKIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Nesha Mutiara
 
Logam golongan 11 (logam mata uang)
Logam golongan 11 (logam mata uang)Logam golongan 11 (logam mata uang)
Logam golongan 11 (logam mata uang)
Student Association Chemistry Education
 
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptxTEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
AlisaSalsabila1
 
Nikel topan sandi
Nikel   topan sandiNikel   topan sandi
Nikel topan sandi
universitas haluoleo
 

Similar to Bab ii (20)

BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.pptBAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
power point kimia unsur
power point kimia unsurpower point kimia unsur
power point kimia unsur
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
kimia unsur
kimia unsurkimia unsur
kimia unsur
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Unsur transisi
Unsur transisiUnsur transisi
Unsur transisi
 
Unsur Unsur Transisi
Unsur Unsur TransisiUnsur Unsur Transisi
Unsur Unsur Transisi
 
Golongan iva
Golongan ivaGolongan iva
Golongan iva
 
Unsur periode 3
Unsur periode 3Unsur periode 3
Unsur periode 3
 
Presentasi Pengolahan Timah
Presentasi Pengolahan TimahPresentasi Pengolahan Timah
Presentasi Pengolahan Timah
 
Pengolahan batu-cu1
Pengolahan batu-cu1Pengolahan batu-cu1
Pengolahan batu-cu1
 
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPATKIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KIMIA UNSUR : LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT
 
Ppt gol iva
Ppt gol ivaPpt gol iva
Ppt gol iva
 
Logam golongan 11 (logam mata uang)
Logam golongan 11 (logam mata uang)Logam golongan 11 (logam mata uang)
Logam golongan 11 (logam mata uang)
 
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptxTEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
TEMBAGA_dan_PADUANNYA_ilmu_logam_present.pptx
 
Nikel topan sandi
Nikel   topan sandiNikel   topan sandi
Nikel topan sandi
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 

Bab ii

  • 1. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Timah Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Sn (stannum) dengan nomor ataom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak paduan , dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari cassiterite (SnO2) yang terbentuk sebagai oksida yang kemudian dilebur untuk membentuk Sn murni. Proses peleburan Untuk memisahkan timah dari pengotor – pengotornya maka bijih timah harus dilebur dan ditambahkan senyawa – senyawa lain seperti antrasite, dan kapur. Peleburan dilakukan didalam burning chamber (tanur) hingga suhu 1300 °C - 1500 °C selama 8-12 jam sehingga dapat memisahkan timah dengan pengotor - pengotornya seperti :  Pb  As  Sb  Cu  Fe  Ni
  • 2. 7 Proses peleburan timah menggunakan reduktor gas CO, gas ini diperoleh dari hasil pembakaran C (fixed carbon) dalam antrasit dengan reaksi sebagai berikut: C(s) + O2(g) CO2(g) .................................(1) CO2(g) + C(s) 2CO(g) ...............................(2) 2C(s) + O2(g) 2CO(g) .........................(3) Pada temperatur operasi 1400°C gas CO lebih stabil daripada gas CO2 sehingga reaksi berjalan ke kanan dan diperoleh gas CO. Reaksi reduksi bijih timah menjadi timah bebas adalah sebagai berikut: SnO2(s) + CO(g) SnO(s) + CO2(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . .(4) SnO(s) + CO (g) Sn(l) + CO2(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(5) Dari reaksi tersebut, masih terdapat SnO2 yang tidak tereduksi oleh C(s) yang lalu akan bereaksi dengan Sn(l) dan silika (SiO2) untuk menghasilkan terak (slag) stannous silicate. Reaksi yang terjadi adalah: SnO2(s) + Sn(l) + 2 SiO2(l) 2 SnOSiO2(sl) . . . . . . . . . . . . . . (6) Untuk menghasilkan Sn(l), terak ini dapat direduksi oleh C(s), reaksinya adalah sebagai berikut: 2SnOSiO2(sl) + 2 C(s ) 2Sn(l) + 2 SiO2(sl) + 2 CO2(g) . . . . (7)
  • 3. 8 Pada temperatur 1150°C – 1250°C oksida - oksida pengotor yang terdapat di dalam bijih timah sebagian tereduksi menjadi FeO. Reaksi sebagai berikut: 3FeO(s) + CO2(g) Fe3O4(s) + CO(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(8) Fe3O4(s) + CO(g) 3FeO(s) + CO2(g) . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .(9) Lalu adanya penambahan fluks akan mendesak FeO dan SnO dari dalam slag karena fluks/batu kapur akan terdekomposisi menjadi CaO dan CO2, dengan reaksi: CaCO3 + CO2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10) Yang dimulai pada temperatur 600°C dan akan sempurna pada temperatur 900- mendesak FeO dan SnO dari slag 1 dengan reaksi sebagai berikut : SnO.SiO2 (slag) + CaO (s) SnO (slag) + CaO.SiO2 (slag) . . . . (11) SnO (slag) + CO (g) Sn (l) + CO2 (g) . . . . .. . . .. . . .. . . . . . . . .(12) 2FeO.SiO2 (slag) + CaO (s) FeO (slag) + CaO.SiO2 (slag) . .(13) FeO (slag) + CO (g) Fe (l) + CO2 (g) . . . . . . . . .. . . .. . . . . (14) Tapping adalah proses mengeluarkan timah cair dan slag dalam tanur, setelah dilakukan tapping maka akan dipisahkan antara slag dan logam timah cair, sehingga logam timah cair yang dipisahkan dapat dicetak.
  • 4. 9 Proses pencetakan dilakukan setelah mengeluarkan logam timah cair dari dalam tanur, pencetakan dilakukan dengan menggunakan cetakan yang sudah ada. Produk akhir disebut ingot. Refining (pemurnian) Pyrorefining adalah metode pemurnian dengan menggunakan temperature tertentu guna mendapatkan produk yang memiliki impurities/pengotor seminimal mungkin. Pada industri pemurnian timah, produk yang didapat dari pyrorefining berkisar antara 99,85 – 99,95 %. Proses ini dilakukan dengan menambahkan zat aditif yang akan berfungsi sebagai pengikat impurities di dalam timah cair. Tahapan proses ini meliputi: a. Pengurangan kadar As, dilakukan dengan cara menambahkan alumunium sehingga akan terbentuk senyawa AsAl yang mengapung di permukaan timah cair, karena ditiupkan udara ke dalam timah cair (proses polling). b. Pengurangan kadar Cu dan Ni, dilakukan dengan menambahkan sulfur ke dalam timah cair sehingga akan terbentuk endapan CuS dan NiS. Analisa akhir juga tetap dilakukan untuk pengecekan, jika ternyata terdapat kandungan impurities yang melebihi atau di ambang batas standar yang ditetapkan maka dilakukan refining ulang sesuai dengan kandungan impurities yang ingin dikurangi. c. Pengurangan kadar Fe, dilakukan dengan cara mengubah temperatur ketel menjadi 300 - 400°C sehingga akan terbentuk endapan FeSn di dasar
  • 5. 10 ketel. Selain itu ditambahkan serbuk gergaji yang akan berfungsi sebagai buffer interface untuk memisahkan endapan FeSn dengan Sn cair. Aplikasi Timah, Timah mudah berikatan dengan Fe, dan banyak digunakan sebagai pelapis untuk melindungi logam lain dari korosi, Fe yang sudah dilapisi oleh Sn banyak digunakan untuk melapisi makanan. Kegunaan lain: o Paduan logam ini dengan logam lain menghasilkan perunggu, die casting alloy, Phospor bronze, soft solder, etc. o Membentuk garam stannous chloride, yang berfungsi sebagai reduktor, dapat memberikan sifat konduktor apabila garam timah ini dilapisi pada kaca. Pelapisan ini digunakan pada panel lampu dalam produksi frost- free windshieslds. Digunakan sebagai solder untuk penyambungan pipa/sirkuit elektrik. Gambar 2.1 Timah
  • 6. 11 2.2 Sifat dan Bentuk Timah 2.2.1 Sifat Timah a. Timah termasuk golongan IV A dan mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4. Tabel 2.1 Tabel Unsur – unsur Periodik b. Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu- abu metalik. c. Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya kandungan oksigen dalam larutan. d. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2. e. Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2
  • 7. 12 C dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor. f. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH. g. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah (II) cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat panas. h. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn (IV) A klorida. i. Hidrida timah yang stabil hanya SnH4. 2.2.2 Bentuk Timah Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan timah abu-abu (timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2°C menjadi timah putih (timah beta) yang memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan pada suhu 13.2°C, ia pelan pelan berubah dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan ketidakmurnian ( impurities ) seperti alumunium dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan antimony atau bismut. Jika dipanaskan dalam udara, timah
  • 8. 13 membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk stannate salts dengan oksida. 2.3 Keberadaan Timah Di Alam Timah merupakan Unsur ke-49 yang paling banyak terdapat dikerak bumi dimana unsur timah ini memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, 14 ppm untuk timbal. Dimana unsur timah ini yang dalam bentuk senyawa cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial /alluvium yaitu tanah atau sadimentyang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat mengendap di dasar laut, sungai, ataupun danau. Alluvium terdiri dari bermacam- macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batuan batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/ alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan cassiterite maka sekitar 7 sampai 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan cassiterite sangat rendah. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya bumi akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-
  • 9. 14 antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak. Timah merupakan unsur ke- 49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah. Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe. 2.4 Proses Pengolahan Timah Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah ( kasiterit SnO2 ). Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan mineral ( peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading ), persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan
  • 10. 15 proses pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah, 11 % antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah putih ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam industri kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan makanan. Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 % timah. Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi>60%. Adapun proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu : 1. Washing atau Pencucian Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.
  • 11. 16 2. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih. 3. Pemisahan berdasarkan berat jenis Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa , zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba. 4. Pengolahan tailing Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
  • 12. 17 5. Proses Pengeringan Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar. 6. Klasifikasi Bijih-bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses-proses pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni:  klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening  klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension separator.  klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.  Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti shaking table , air table dan multi gravity separator (untuk pengolahan terak/tailing). 7. Pemisahan Mineral Ikutan Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif ) akan diambil dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula – mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar yang
  • 13. 18 merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air table sehingga menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension separator –pemisahan berdasarkan sifat konduktor – nonkonduktornya atau sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon dan Xenotime. Lalu masing - masing dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitanya dengan magnetic separation sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon. 8. Proses pre-smelting Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya preparasi material, pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses pengolahan timah akan efisien. 9. Proses Peleburan ( Smelting ) Ada dua tahap dalam proses peleburan : a) Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak. b) Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan slag II. Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur guna menghindari kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat beberapa buah tanur dalam peleburan. Udara panas yang dihembuskan
  • 14. 19 ke dalam furnace atau tanur berasal dari udara luar / atmosfer yang dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke dalam regenerator yang mengubahnya menjadi panas. Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging yakni bahan baku –bijih timah atau slagI dimasukkan kedalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan suhu 1100 – 1500 °C. unsure – unsure pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam timah murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu bersamaan dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses tapping. Sn yang berhasil dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan pendinginan /penurunan temperatur hingga 400C sebelum dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan hardhead dimasukkan ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya. 10. Proses Refining ( Pemurnian ) a. Pyrorefining Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah akan
  • 15. 20 terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn. b. Eutectic Refining Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic temperature lead pada solid solution berkisar 2,6% dan akan menurun bersamaan dengan kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi timah. 11. Pencetakan Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa cetak and cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4 jam /50 ton, dimana temperatur timah cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan otomatis menggunakan casting machine, pompa cetak, dan melting kettle berkapasitas 50 ton dengan
  • 16. 21 proses yang memakan waktu hingga 1 jam/60 ton. Langkah – langkah pencetakan: a. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan. b. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan pertama pada serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada piapa penyalur. c. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan berikutnyadan permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya dan segera dipasang capa pada permukaan timah cair. d. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju pendinginan akan merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai kulitas yang bagus atau sesuai standar. e. Ingot timah ynag telah dingin disusun dan ditimbang. 2.5 Kegunaan Timah Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%). Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah ditemukan. Masalah lingkungan, keselamatan dan kesehatan mempengaruhi kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang dilakukan di Internatioanal Tin
  • 17. 22 Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri, banyak pasar baru untuk timah sedang dikembangkan. Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang. Permintaan sangat kuat untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada plastik dan lapisan tanpa belerang yang digunakan industri teknik tembagaperunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya). Contoh aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan pembuatan bentuk-bentuk timah tempa.