Teks tersebut membahas biografi Albert Bandura dan teori kognitif sosialnya. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan bahwa Albert Bandura adalah psikolog behavioris yang memperkenalkan teori kognitif sosial yang menyatakan bahwa pembelajaran dapat terjadi melalui pengamatan dan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk mengontrol lingkungan dan hidup mereka. Teori ini berfokus pada pembelajaran sosial, pen
1. PEMBAHASAN
a. Biografi Albert Bandura
Albert Bandura yang merupakan salah satu tokoh aliran behavioristik terlahir
di Mandure, kota kecil di dataran rendah sebelah utara Alberta, pada tanggal 4
Desember 1925. Ayahnya berasal dari Polandia sedangkan Ibunya berasal dari
Ukraina. Bandura adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Dia merupakan anak
laki-laki satu-satunya dalam keluarganya
Oleh keluarganya terutama kakak-kakak perempuannya, Bandura dididik
menjadi pribadi yang kuat dan mandiri yang tidak selalu menggantungkan diri pada
orang lain. Ia mengembangkan dirinya di sekolah kecil yang ada dikota tersebut
dimana di Sekolah menengah atas tempatnya menuntut ilmu hanya memiliki dua guru
sebagai tenaga pengajar. Selain itu sarana dan prasaranya yang ada di sekolah juga
tidak memadai. Situasi ini tidak menyurutkan semangatnya bersekolah justru
menjadikannya semangat untuk menuntut ilmu. Dan dibuktikannya dengan hasil yang
memuaskan.
Setelah lulus SMA, Bandura menghabiskan musim panasnya untuk bekerja di
tempat pembuatan jalan di Yukon. Ditempat inilah, Bandura mendapatkan berbagai
macam pengalaman yang berharga. Yang mana pengalaman ini membawanya melihat
berbagai karakter pekerja kasar. Ada dari mereka adalah para pengutang yang
melarikan diri karena tak mampu membayar utang, laki-laki yang sudah bercerai
namun masih harus memberikan uang tunjangan untuk mantan istri dan lain
sebagainya. Melihat berbagai fenomena psikopatologi tersebut, Bandura mulai
berminat belajar psikologi klinis.
Awalnya Bandura tidak berminat untuk menjadi seorang psikolog. Bandura
berniat untuk mendaftarkan kuliah di jurusan teknik. Namun setelah mendaftar di
1
2. jurusan teknik, Bandura mencoba masuk ke ruang kuliah psikologi dikampusnya itu
dan merasa nyaman dengan psikologi. Beberapa hari kemudian dia memutuskan
mengubah lamaran kuliahnya dari jurusan teknik menjadi psikologi. Sampai
akhirnya dia kuliah psikologi di University of British Columbia.
Setelah menempuh kuliah selama tiga tahun, ia lulus S1. Bandura melanjutkan
pendidikannya dan pilihannya jatuh pada program pasca sarjana psikologi klinis di
University of Iowa yang memiliki dasar teoritis yang kuat . Pada tahun 1951, dia
sudah menyandang gelar Ph.D di usianya yang ke-27. Kemudian dia menghabiskan
satu tahun berikutnya di Wichita Guidance Center untuk menyelesaikan hubungan
kerja pasca-doctoralnya. Pada tahun1953, dia bergabung dengan fakultas psikologi di
Stanford University, tempatnya berkarya semasa hidupnya.
Mayoritas tulisan Bandura dalam ranah psikologi klinis terutama membahas
psikoterapi dan tes Rorschach. Tahun 1959, buku yang ditulis Bandura bersama
Walters yang berjudul Adolescent Aggression terbit.Setelah sebelumnya mereka
berkolaborasi dalam menerbitkan sebuah makalah yang membahas perilaku criminal
agresif. Karya Bandura yang lain meliputi Social Learning Theory (1977), Social
Foundation of Though and Action (1986), dan Self Efficacy:The Excercise of Control
(1997).
Bandura telah mengetuai berbagai perkumpulan ilmiah bergensi diantaranya
pada tahun 1974, Bandura dipercaya menjadi presiden APA (American Psychological
Association), lalu tahun1980 dia terpilih menjadi presiden WPA (Western
Psychological Association), dan menjadi presiden kehormatan Canadian
Psychological Association tahun1999. Selain itu, Bandura juga banyak mendapat
gelar kehormatan, yang diantaranya terpilih dia menjadi Rekanan Kehormatan
American Academy of Arts and Science sejak 1980 dan Gunggenheim Fellowship
pada tahun 1972.
2
3. b. Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial berdiri di atas sejumlah asumsi dasar,yaitu:
1. Karakteristik menakjubkan dari manusia adalah keplatisannya yaitu fleksibilitas
untuk mempelajari beragam perilaku di situasi yang berbeda-beda Bandura setuju
dengan Skinner yang mnyatakan bahwa manusia belajar dari pengalaman langsung,
namun Bandura lebih menekankan pada proses belajar dengan mengobservasi
oranglain .
2. Melalui model penyebab resiprok triadic (triadic reciprocal causation) yang
terdiri atas perilaku, lingkungan,dan faktor – faktor kepribadian, manusia memiliki
kapasitas untuk mengatur hidup mereka. Dua dorongan yang penting dalam model
triadic adalah pertemuan yang kebetulan dan kejadian yang tidak disengaja
3. Teori kognitif social menggunakan perspektif keagenan artinya manusia memiliki
kapasitas untuk melatih pengontrolan atas alam dan kualitas hidup mereka sendiri.
4. Manusia mengatur hubungan mereka melalui faktor – faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal terdiri dari lingkungan fisik dan social seseorang sedangkan Faktor
internal terdiri dari observasi diri, proses menilai dan reaksi diri.
5. Ketika manusia menemukan dirinya dalam situasi yang ambigu secara moral
mereka selalu berupaya mengatur perilaku melalui tindakan moral atau agensi moral.
Yang mana meliputi mendefinisikan ulang suatu perilaku, merendahkan konsekuensi
dari perilaku mereka, menyalahkan koraban dari perilaku mereka dan mengalihkan
kewajiban atas perilaku dan tindakan mereka.
c. Pembelajaran
Asumsi dasar teori kognitif social Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan
sanggup mempelajari beragam kemampuan sikap maupun berperilaku dan banyak
pembelajaran tersebut berasal dari pengalaman tak terduga (vicarious experience).
3
4. Bandura (1986) menyatakan bahwa “ apabila pengetahuan dapat diperoleh hanya
melalui akibat dari tindakan seseorang, proses kognitif dan perkembangan social akan
sangat terbelakang dan juga akan menjadi sangat melelahkan/.
1. Pembelajaran dengan mengamati (observational learning)
Menurut teori kognitif sosial adalah manusia belajar dengan mengamati
perilaku orang lain. Belajar melalui pengamatan atau observasi orang lain jauh lebih
efisien dibandingkan belajar dengan pengalaman langsung. Penguatan bukan syarat
utama walaupun penguatan menfalitasi pembelajaran karena pembelajaran yang
utama adalah dengan mengamati model – model.Misalnya Anak – anak mengamati
karakter – karakter ditelevisi dan mengulangi apa yang didengar serta dilihat.
Pemodelan (Modelling)
Pemodelan melibatkan proses – proses kognitif jadi tidak hanya meniru,lebih
dari sekadar menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain. Modeling melibatkan
penambahan atau pengurangan dari perilaku yang teramati. Macam modeling yaitu :
a. Modeling tingkah laku baru : Melalui modeling orang dapat memperoleh tingkah
laku baru. Stimuli berbentuk tingkahlaku model ditransformasi menjadi gambaran
mental, dan yang lebih penting lagi ditransformasi menjadi simbol verbal yang dapat
diingat kembali suatu saat nanti. Keterampilan kognitif yang bersifat simbolik ini,
membuat orang dapat mentransform apa yang dipelajarinya atau menggabung-gabung
apa yang diamatinya dalam berbagai situasi menjadi pola tingkah laku baru.
b. Modeling mengubah tingkahlaku lama : Disamping dampak mempelajari
tingkahlaku baru, modeling mempunyai dua macam dampak terhadap tingkahlaku
lama. Pertama, tingkahlaku model yang diterima secara sosial dapat memperkuat
respon yang sudah dimiliki pengamat. Kedua, tingkahlaku model yang tidak diterima
secara sosial dapat memperkuat atau memperlemah pengamat untuk melakukan
4
5. tingkah laku yang diterima secara sosial, tergantung apakah tingkah laku model itu
diganjar atau dihukum.
c. Modeling Simbolik : Dewasa ini sebagian besar modeling tingkah laku berbentuk
simbolik.
d. Modeling Kondisioning : Modeling dapat digabung dengan kondisioning klasik
menjadi kondisioning klasik vikarius (vicarious classical conditioning). Modeling
semacam ini banyak dipakai untuk mempelajari respon emosional.
Proses – proses yang mengatur pembelajaran dengan mengamati
a. Perhatian : Sebelum mampu menjadikan orang lain model,kita harus
memerhatikan orang tersebut.dimana perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi
pengamat dengan modelnya, sifat model yang atraktif dan maknayang diambil dari
tingkahlaku yang diamati oleh pengamat
b. Representasi : Agar pengamatan dapat membaawa kita kepada pola – pola respon
yang baru,pola – pola tersebut harus dipresentasikan secara simbolis di dalam
memori. Baik dalam bentuk verbal maupun gambaran atau imajinasi. Beberapa
observasi disimpan dalam bentuk gambaran yang mana dapat dimunculkan tanpa
adanya model secara fisik. Proses ini sangat penting pada bayi sewaktu kemampuan
verbal mereka masih belum berkembang. Sedangkan dengan pengkodean secara
verbal kita dapat mengevaluasi perilaku kita dan menentukan mana perilaku yang
ingin kita coba dan kita buang
c. Produksi perilaku : Untuk mengubah representasi kognitif menjadi tindakan yang
tepat,kita harus menanyakan pada diri sendiri beberapa pertanyaan tentang perilaku
yang dijadikan model. Lalu kita mulai mencoba melalukan perilaku tersebut, selama
melakukan perilaku kita akan memonitor diri kita dan setelahnya kita akan
mengevaluasi performa kita
5
6. d. Motivasi : Pembelajaran dapat mengamati paling efektif ketika subjek yang belajar
termotivasikan untuk melakukan perilaku yang dimodelkan. Motivasi inilah yang
nantinya akan memfasilitasi performa seseorang. Meski observasi mengajarkan pada
kita bagaimana melakukan sesuatu namun tanpa motivasi yang kuat buakn tidak
mungkin kita tidak melakukan perilaku tersebut
2. Pembelajaran dengan bertindak ( Enactive Learning )
Bandura yakin bahwa perilaku yang kompleks dapat dipelajari ketika manusia
memikirkan dan mengevaluasi konsekuensi – konsekuensi dari perilaku tersebut.
Konsekuensi – konsekuensi sebuah respon sekurang – kurangnya memiliki tiga
fungsi.
a. Konsekuensi –konsekuensi respon menginformasikan efek tindakan. Konsekuensi
ini dapat disimpan dan digunakan sebagai pedoma tingkah laku kita dimasa yang
akan datang
b. Sanggup merepresentasikan secara simbolis keluaran – keluaran perilaku dimasa
depan dan bertindak berdasarkan hal itu.dengan kata lain, manusia dapat meramalkan
apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang dengan memahami konsekuensi dari
suatu perilaku
c. Konsekuensi respon memperkuat perilaku.Bandura yakin bahwa pembelajaran
jauh lebih efisien ketika pembelajar secara kognitif terlibat di dalam situasi
pembelajaran dan memahami perilaku mana yang dapat menghasilkan respon –
respon yang tepat. Keberhasilan akan menjadi penguat yang memungkinkan
seseorang mengulang perilakunya sebaliknya kegagalan akan membuat orang
cenderung menghentikan perilakunya
d. Penyebab Resiprok Triadik
Teori kognitif social meyakini fungsi psikologis bekerja dalam bentuk
penyebab resiprok triadic.Sisitem ini menyatakan bahwa tindakan manusia adalah
6
7. hasil dari interaksi timbale- balik secara terus menerus tiga variabel yaitu
lingkungan,perilaku,dan pribadi.Ketiga factor yang resiprok ini tidak perlu sama kuat
atau memiliki kontribusi setara tergantung pribadi dan situasinya. Orang menentukan
tingkahlakunya dengan mengontrol lingkungan namun orang tersebut juga dikontrol
oleh kekuatan lingkungan.
e. Keagenan Manusia ( Human Agency )
Teori kognitif social mengambil sudut pandang keagenan terhadap kepribadian
artinya manusia memiliki kapasitas untuk melatih kendali atas hidupnya (2002b).
Agen manusia merupakan proses aktif dalam mengeksploitasi, memanipulasi dan
mempengaruhi lingkungannya guna mencapai hasil yang diinginkan
Ciri – Ciri utama Keagenan
Bandura mendiskusikan empat sifat inti keagenan manusia : Intensionalitas,
Prediksi, Reaksi diri, dan Refleksi diri.
a. Intensionalitas : Mengacu kepada tindakan – tindakan yang dilakukan dengan
intensitas tertentu yang mencakup perencanaan dan tindakan.
b. Prediksi : Manusia juga memiliki kemampuan memprediksi saat menetapkan
tujuan,mengantisipasi hasil tindakan,dan memilih perilkau mana yang dapat
menghasilkan keluaran yang diinginkan serta menghindari yang tidak
diinginkan.Prediksi akan mampu membebaskan manusia dari batasan – batasan
lingkungannya.
c. Reaksi diri : Manusia bertindak lebih daripada sekedar berencana dan
merenungkan perilaku ke depan karena dia juga sanggup memberikan reaksi diri
dalam proses motivasi dan regulasi tindakan – tindakannya itu.Manusia tidak hanya
membuat pilihan – pilihan tetapi juga memonitor kemajuan pemenuhannya.Bandura
(2001) menyadari bahwa sekedar menetapkan tujuan tidak cukup untuk mencapai
konsekuensi yang diinginkan .Tujuan haruslah spesifik,sesuai kemampuan manusia
7
8. untuk mencapainya,dan mencerminkan pemenuhan potensial yang tidak terlalu jauh
di masa depan.
d. Refleksi diri : Manusia adalah penguji fungsi dirinya sendiri,yang dapat
memikirkan dan mengevaluasi sendiri motivasi,nilai,makna,dan tujuan
hidupnya,bahkan sanggup memikirkan ketepatan pemikirannya sendiri.Mekanisme
refleksi diri manusia yang paling krusial adalah kepercayaan diri yaitu keyakinan
bahwa mereka sanggup melakukan tindakan – tindakan yang akan menghasilkan efek
yang diinginkan.
Self Efficacy
Bandura mendefinisikan self efficacy sebagai “keyakinan manusia pada
kemampuan mereka untuk melatuh sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi
diri mereka dan kejadian – kejadian dilingkungannya”.Bandura yakin kalau self
efficacy adalah fondasi keagenan manusia yang berhubungan dengan keyakinan
bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang diharapkan “ Manusia
yang percaya dapat melakukan sesuatu,memiliki potensi untuk mengubah kejadian –
kejadian dilingkungannya,lebih suka bertindak,dan lebih dekat pada kesuksesan dari
pada yang rendah self efficacy-nya. Efikasi ini berbeda dengan aspirasi (cita-cita),
karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai),
sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri.
Tinggi rendahnya self efficacy berkombinasi dengan lingkungan yang
responsive dan tidak responsive untuk menghasilkan empat variabel yang paling bias
diprediksi ( Bandura,1997)
a. Bila self efficacy tinggi dan lingkungan responsive,hasil yang paling bisa
diperkirakan adalah kesuksesan.
8
9. b. Bila self efficacy rendah dan lingkungan responsive,manusia dapat menjadi
depresi saat mereka mengamati orang lain berhasil menyelesaikan tugas – tugas yang
menurut mereka sulit.
c. Bila self efficacy tinggi bertemu dengan situasi lingkungan yang tidak
responsive,manusia biasanya akan berusaha keras mengubah lingkungan.
d. Bila self efficacy rendah berkombinasi dengan lingkungan yang tidak responsive
manusia akan merasakan apati,mudah menyerah,dan merasa tidak berdaya.
Sumber Efikasi Diri
Efikasi diri atau keyakinan kebiasaan diri itu dapat diperoleh, diubah, meningkat atau
menurun, melalui salah satu atau kombinasi empat sumber, yakni :
a. pengalaman menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment)
merupakan prestasi yang dicapai pada waktu lampau. Sebagai sumber,
performansi masa lalu menjadi pengubah efikasi diri yang dinilai paling kuat
pengaruhnya. Prestasi (masa lalu) yang bagus meningkatkan ekspektasi efikasi,
sedang kegagalan cenderung akan menurunkan efikasi diri.
b. pengalaman vikarius (vicarious experience)
Jika Efikasi didapat melalui model sosial. Efikasi akan meningkat ketika
mengamati keberhasilan orang lain, begitu pula sebaliknya efikasi akan menurun jika
kita mengamati kegagalan orang yang dirasa kemampuannya setara dengan kita
persuasi sosial (social persuation)
c. Persuasi Sosial
Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat atau diperlemah melalui persuasi
sosial. Dampak dari sumber ini sedikit terbatas, namun, pada kondisi yang tepat
persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa
9
10. percaya kepada pemberi persuasi,Ucapan maupun pendapat dari sumber yang
dipercaya akan lebih efektif dibandingkan hal serupa dari sumber yang tidak
dipercaya dan sifat realistik dari apa yang dipersuasikan.Persuasi social akan menjadi
sangat efektif jika dikolaborasikan dengan performa yang sukses
d. pembangkitan emosi (emotionall physiological states)
Keadaan emosi akan dapat mempengaruhi efikasi. Emosi yang kuat, takut, cemas,
stress dapat mengurangi efikasi diri. Namun bisa terjadi, peningkatan emosi (yang
tidak berlebihan) dapat meningkatkan efikasi diri.
Penurunan kecemasan dapat meningkatkan performa seseorang. Informasi
stimulus berkaitan dengan beberapa variable yaitu:
a. Tingkat Stimulus, biasanya semakin tinggi stimulus yang diberikan maka semakin
rendah tingkat efikasi
b. Realisme yang dipersepsikan dari stimulus tersebut
c. Sebagai variable tambahan adalah sifat dasar tugas. Stimulus emosional dapat
memfasilitasi kesuksesan tugas yang mudah dan sederhana namun juga dapat
mengganggu performa tugas yang kompleks
Efikasi Diri sebagai Prediktor Tingkahlaku
Menurut Bandura, sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal antara
lingkungan, tingkahlaku dan pribadi. Efikasi diri merupakan variabel pribadi yang
penting, yang kalau digabung dengan tujuan-tujuan spesifik dan pemahaman
mengenai prestasi akan menjadi penentu tingkahlaku mendatang yang penting.
Berbeda dengan konsep diri (Rogers) yang bersifat kesatuan umum, efikasi diri
bersifat fragmental. Setiap individu mempunyai efikasi diri yang berbeda-beda pada
situasi yang berbeda, tergantung kepada :
1. Kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda itu.
10
11. 2. Kehadiran oranglain, khususnya saingan dalam situasi itu.
3. Keadaan fisiologis dan emosional.
Agen Proxy
Kebanyakan orang akan mengalami rasa putusasa jika hanya bergantung
kepada kemampuan personal dalam mengelola kehidupannya. Manusia umumnya
tidak mempunya efikasi diri dalam memperbaiki suatu benda tetapi melalui agen
proxy, mereka akan menggapai tujuan mereka dengan bergantung pada orang lain
untuk memperbaiki benda tersebut. Bandura (2001) mengatakan “ Tidak ada irang
yang mempunyai waktu, energy dan sumberdaya untuk menguasai semua aspek
kehidupan sehari-hari. Untuk dapat berfungsi dengan sukses, seharusnya melibatkan
kombinasi ketergantungan pada agen proxy dalam beberapa area fungsi”
Efikasi Kolektif (collective efficacy)
Keyakinan masyarakat bahwa usaha mereka secara bersama-sama dapat
menghasilkan perubahan sosial tertentu, disebut efikasi kolektif. Ini bukan “jiwa
kelompok” tetapi lebih sebagai efikasi pribadi dari banyak orang yang bekerja
bersama. Bandura berpendapat, orang berusaha mengontrol kehidupan dirinya bukan
hanya melalui efikasi diri individual, tetapi juga melalui efikasi kolektif. Efikasi diri
dan efikasi kolektif bersama-sama saling melengkapi untuk mengubah gaya hidup
manusia.
Bandura menyebutkan beberapa faktor yang dapat melemahkan efikasi kolektif
yaitu:
a. Manusia hidup dalam dunia yang bersifat transnasional yang artinya apa yang
terjadi di suatu area di dunia ini dapat mempengaruhi seluruh dunia misalnya
menipisnya lapisan ozon.
11
12. b. Teknologi dimasa sekarang yang tidak dipercayai bahwa mereka dapat
mengontrolnya.
c. Mesin-mesin social yang kompleks dengan tingkatan birokrasi yang menghambat
perubahan social
d. Jangkauan dan besaran dari permasalahan manusia yang luar biasa dapat
memperlemah efikasi kolektif
f. Regulasi Diri
Manusia mempunyai kemampuan berfikir dan dengan kemampuan itu mereka
memanipulasi lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan
manusia. Balikannya dalam bentuk determinis resiprokal berarti orang dapat
mengatur sebagian dari tingkah lakunya sendiri. Menurut Bandura akan terjadi
strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi diri. Strategi reaktif dipakai untuk
mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai strategi proaktif menentukan
tujuan baru yang lebih tinggi. Orang memotivasi dan membimbing tingkah lakunya
sendiri melalui strategi proaktif, menciptakan ketidakseimbangan, agar dapat
memobilisasi kemampuan dan usahanya berdasarkan antisipasi apa saja yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ada tiga proses yang dapat dipakai untuk
melakukan pengaturan diri : memanipulasi faktor eksternal, memonitor dan
mengevaluasi tingkahlaku internal. Tingkahlaku manusia adalah hasil pengaruh
resiprokal faktor eksternal dan faktor internal itu.
Faktor Eksternal dalam Regulasi Diri
Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan dua cara yaitu:
a. Faktor eksternal memberi standar untuk mengevaluasi tingkahlaku. Faktor
lingkungan berinteraksi dengan pengaruh-pengaruh pribadi, membentuk standar
evaluasi diri seseorang. Melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan yang
12
13. lebih luas anak kemudian mengembangkan standar yang dapat dipakai untuk menilai
prestasi diri.
b. Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam bentuk penguatan
(reinforcement). Hadiah intrinsik tidak selalu memberi kepuasan, orang
membutuhkan intensif yang berasal dari lingkungan eksternal.
Faktor Internal dalam Regulasi Diri
Faktor eksternal berinteraksi dengan faktor internal dalam pengaturan diri
sendiri. Bandura mengemukakan tiga bentuk pengaruh internal :
a. Observasi diri (self observation) : dilakukan berdasarkan faktor kualitas
penampilan, kuantitas penampilan, orisinalitas tingkahlaku diri dan seterusnya. Apa
yang diobservasi seseorang tergantung kepada minat dan konsep dirinya.
b. Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental process) : adalah melihat
kesesuaian tingkahlaku dengan standar pribadi, membandingkan tingkah laku dengan
norma standar atau dengan tingkah laku orang lain, menilai berdasarkan pentingnya
suatu aktivitas dan memberi atribusi performansi.
c. Reaksi-diri-afekrif (self response) : akhirnya berdasarkan pengamatan dan
judgement itu, orang mengevaluasi diri sendiri positif atau negatif dan kemudian
menghadiahi atau menghukum diri sendiri. Bisa terjadi tidak muncul reaksi afektif,
karena fungsi kognitif membuat keseimbangan yang mempengaruhi evaluasi positif
atau negatif menjadi kurang bermakna secara individual.
13
15. DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian. Malang ; UMM Press
Indrawati . Teori Kepribadian Albert Bandura , [ONLINE]
(http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31246/Teori+Kepribadia
n+Albert+Bandura+New.ppt, diakses tanggal 15 Januari 2013)
Feist, Gregory Jess. 2008. Theories of Personality. Jakarta ; Pustaka Pelajar
Feist, J & Feist, G.J. 2010. Teori Kepribadian, Edisi Tujuh, Buku Dua. Jakarta ;
Salemba Humanika
Prima P Sumantri. 2011. Teori Belajar Sosial Albert Bandura, [ONLINE]
(http://primapsumantri.blogspot.com/2011/10/teori-belajar-sosial-albert-
bandura.html, diakses tanggal 15 Januari 2013)
Yulianti, Ratna Panca. 2012. Biografi Bandura, [ONLINE]
( http://pancabelajarngeblog.blogspot.com/2012/03/biografi-bandura.html, diakses
tanggal 16 Januari 2013)
15