Penentuan biji pacar air (gardenia balsam) dengan perlakuan klinostat, space,...Fajar Adinugraha
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan biji pacar air dengan perlakuan klinostat, ruang angkasa, dan kontrol melalui observasi pertumbuhan
2. Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman dari biji perlakuan A28 memiliki tinggi dan jumlah daun tertinggi
3. Tanaman dari biji ruang angkasa mengalami kegagalan pertumbuhan lebih besar dibandingkan tanaman kontrol
1. Aklimatisasi plantlet pisang yang dipindahkan dari lingkungan in vitro ke lingkungan normal memerlukan modifikasi kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya.
2. Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam aklimatisasi antara lain menjaga kelembaban dan suhu agar tidak terlalu tinggi atau rendah, serta menghindari serangan organisme pengganggu.
Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu. Kendala perbanyakan stek katuk, lamanya muncul akar dan tunas, oleh karena itu untuk memacu pertumbuhan akar dan tunas perlu diberi zat pengatur tumbuh
Dokumen tersebut membahas tentang perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif. Secara generatif meliputi penyiapan biji, seleksi biji, dan perlakuan biji untuk mengatasi dormansi. Sedangkan perbanyakan vegetatif mencakup teknik-teknik seperti cangkok, stek, okulasi, dan kultur jaringan dengan tujuan memperbanyak tanaman secara cepat dan seragam.
Penentuan biji pacar air (gardenia balsam) dengan perlakuan klinostat, space,...Fajar Adinugraha
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan biji pacar air dengan perlakuan klinostat, ruang angkasa, dan kontrol melalui observasi pertumbuhan
2. Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman dari biji perlakuan A28 memiliki tinggi dan jumlah daun tertinggi
3. Tanaman dari biji ruang angkasa mengalami kegagalan pertumbuhan lebih besar dibandingkan tanaman kontrol
1. Aklimatisasi plantlet pisang yang dipindahkan dari lingkungan in vitro ke lingkungan normal memerlukan modifikasi kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya.
2. Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam aklimatisasi antara lain menjaga kelembaban dan suhu agar tidak terlalu tinggi atau rendah, serta menghindari serangan organisme pengganggu.
Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu. Kendala perbanyakan stek katuk, lamanya muncul akar dan tunas, oleh karena itu untuk memacu pertumbuhan akar dan tunas perlu diberi zat pengatur tumbuh
Dokumen tersebut membahas tentang perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif. Secara generatif meliputi penyiapan biji, seleksi biji, dan perlakuan biji untuk mengatasi dormansi. Sedangkan perbanyakan vegetatif mencakup teknik-teknik seperti cangkok, stek, okulasi, dan kultur jaringan dengan tujuan memperbanyak tanaman secara cepat dan seragam.
Teks tersebut membahas tentang nutrisi tumbuhan, teknik evaluasi media tanam, hama dan penyakit pada anggrek, serta remediasi media tanam yang terkontaminasi. Secara khusus, teks ini menjelaskan gejala kekurangan unsur hara pada tumbuhan, teknik evaluasi media tanam melalui analisis gejala dan kimiawi, serta berbagai metode untuk meremediasi media tanam yang tercemar melalui pendekatan fisik, kimiawi, bi
INDUKSI KALUS TIGA KULTIVAR LILI (Lilium sp) DARI PETAL BUNGA PADA BEBERAPA M...Repository Ipb
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan media dan stadia perkembangan kuncup bunga lili yang tepat untuk induksi kalus.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media MS + 0,3 mg/l TDZ + 30 g/l sukrosa dan stadia perkembangan kuncup bunga D2 memberikan respon terbaik untuk induksi kalus pada ketiga kultivar lili.
3. Kultivar Frutty Pink lebih responsif
Dokumen tersebut membahas tentang perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui tiga metode yaitu stek, grafting, dan budding. Metode-metode ini digunakan untuk memperbanyak tanaman secara cepat dengan memanfaatkan bagian-bagian tertentu tanaman seperti batang, daun, akar, atau umbi."
Teknik kultur jaringan pada tanaman anggrek dapat digunakan untuk melestarikan anggrek secara cepat dan efisien. Teknik ini memungkinkan pembibitan anggrek dalam jumlah besar dalam waktu singkat serta menghasilkan bibit yang seragam. Upaya konservasi anggrek juga dilakukan melalui kegiatan pelestarian di taman-taman anggrek serta perhimpunan-perhimpunan penggemar anggrek.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
Laporan ini membahas tentang praktikum okulasi yang dilakukan pada tanaman kakao. Tanaman kakao digunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Mata tunas dari batang atas ditempelkan pada batang bawah dengan membuat jendela pada kulit batang. Hasil okulasi akan dinilai selama tiga minggu ke depan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kultur jaringan pada tanaman, yang merupakan cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dalam kondisi aseptik. Kultur jaringan memiliki empat tahap yaitu inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi. Kultur jaringan memungkinkan produksi bibit tanaman dalam jumlah besar tanpa membutuhkan lahan yang luas.
Praktikum ini bertujuan mengetahui cara perbanyakan krisan secara in vitro dan pengaruh air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman. Eksplan krisan diinokulasikan ke media MS yang ditambah air kelapa. Hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi bibit krisan.
Materi perkembangbiakan vegetatif tumbuhan merupakan salah satu materi yang ada dalam kurikulum 2013 kelas 9 semester 1. Di dalam presentasi disajikan beberapa contoh tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif sesuai dengan muatan materi yang tertuang dalam silabus. dalam materi juga disajikan tujuan pembelajaran serta tugas bagi siswa untuk pembelajaran berikutnya.
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI.pptxElfisRidi
Penelitian ini mengkaji pengaruh intensitas cahaya terhadap laju pertumbuhan tanaman cabai rawit. Tanaman diletakkan di ruangan dengan cahaya terang, redup, dan gelap. Hasilnya menunjukkan tanaman di ruangan gelap tumbuh paling cepat karena tidak terganggu hormon auksin. Intensitas cahaya berpengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan cabai rawit.
Laporan ini membahas pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kedelai hitam dalam 3 kalimat. Laporan menjelaskan metode penelitian dengan memberi perlakuan cahaya dan tanpa cahaya pada biji kedelai, dan mengamati perbedaan pertumbuhannya selama 10 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kedelai yang mendapat cahaya tumbuh lebih baik dari segi tinggi batang, jumlah daun, dan panjang akar.
Paper ini membahas tentang teknik kultur jaringan anggrek yang dilakukan secara aseptik di dalam botol dengan media khusus untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dalam jumlah besar dan waktu singkat. Teknik ini melibatkan isolasi bagian tanaman, pertumbuhannya di media nutrisi, dan aklimatisasi ke lingkungan baru.
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kedelai hitam.
2. Biji kedelai ditanam di tempat yang terkena cahaya dan gelap, kemudian diamati perkembangannya selama 10 hari.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa kedelai yang terkena cahaya tumbuh lebih lambat namun lebih kuat, sedangkan yang gelap tumbuh lebih cepat namun lema
Makalah ini membahas tentang teknik kultur jaringan tunas pada tanaman kentang. Teknik ini meliputi beberapa tahap yaitu pemilihan tanaman induk, inisiasi kultur, sterilisasi, multiplikasi, dan pemanjangan tunas serta induksi akar. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti tunas dan menumbuhkannya di media steril.
Laporan biologi perkecambahan kacang hijau dengan faktor cahayaChristianTarigan3
Karya tulis ilmiah ini membahas pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau melalui eksperimen yang menggunakan dua kelompok tanaman, yaitu yang diletakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari langsung, serta yang diletakkan di tempat tertutup tanpa cahaya matahari. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hij
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun dan mata tunas, lalu tumbuhkan dalam media buatan yang kaya nutrisi untuk memperbanyaknya menjadi tanaman baru. Teknik ini memiliki keunggulan seperti mampu memperbanyak bibit dalam jumlah besar dan waktu singkat serta mewariskan sifat induk, meski juga memiliki kerugian seperti
Teks tersebut membahas tentang nutrisi tumbuhan, teknik evaluasi media tanam, hama dan penyakit pada anggrek, serta remediasi media tanam yang terkontaminasi. Secara khusus, teks ini menjelaskan gejala kekurangan unsur hara pada tumbuhan, teknik evaluasi media tanam melalui analisis gejala dan kimiawi, serta berbagai metode untuk meremediasi media tanam yang tercemar melalui pendekatan fisik, kimiawi, bi
INDUKSI KALUS TIGA KULTIVAR LILI (Lilium sp) DARI PETAL BUNGA PADA BEBERAPA M...Repository Ipb
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan media dan stadia perkembangan kuncup bunga lili yang tepat untuk induksi kalus.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media MS + 0,3 mg/l TDZ + 30 g/l sukrosa dan stadia perkembangan kuncup bunga D2 memberikan respon terbaik untuk induksi kalus pada ketiga kultivar lili.
3. Kultivar Frutty Pink lebih responsif
Dokumen tersebut membahas tentang perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui tiga metode yaitu stek, grafting, dan budding. Metode-metode ini digunakan untuk memperbanyak tanaman secara cepat dengan memanfaatkan bagian-bagian tertentu tanaman seperti batang, daun, akar, atau umbi."
Teknik kultur jaringan pada tanaman anggrek dapat digunakan untuk melestarikan anggrek secara cepat dan efisien. Teknik ini memungkinkan pembibitan anggrek dalam jumlah besar dalam waktu singkat serta menghasilkan bibit yang seragam. Upaya konservasi anggrek juga dilakukan melalui kegiatan pelestarian di taman-taman anggrek serta perhimpunan-perhimpunan penggemar anggrek.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
Laporan ini membahas tentang praktikum okulasi yang dilakukan pada tanaman kakao. Tanaman kakao digunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Mata tunas dari batang atas ditempelkan pada batang bawah dengan membuat jendela pada kulit batang. Hasil okulasi akan dinilai selama tiga minggu ke depan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kultur jaringan pada tanaman, yang merupakan cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dalam kondisi aseptik. Kultur jaringan memiliki empat tahap yaitu inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi. Kultur jaringan memungkinkan produksi bibit tanaman dalam jumlah besar tanpa membutuhkan lahan yang luas.
Praktikum ini bertujuan mengetahui cara perbanyakan krisan secara in vitro dan pengaruh air kelapa terhadap pertumbuhan tanaman. Eksplan krisan diinokulasikan ke media MS yang ditambah air kelapa. Hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi bibit krisan.
Materi perkembangbiakan vegetatif tumbuhan merupakan salah satu materi yang ada dalam kurikulum 2013 kelas 9 semester 1. Di dalam presentasi disajikan beberapa contoh tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif sesuai dengan muatan materi yang tertuang dalam silabus. dalam materi juga disajikan tujuan pembelajaran serta tugas bagi siswa untuk pembelajaran berikutnya.
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI.pptxElfisRidi
Penelitian ini mengkaji pengaruh intensitas cahaya terhadap laju pertumbuhan tanaman cabai rawit. Tanaman diletakkan di ruangan dengan cahaya terang, redup, dan gelap. Hasilnya menunjukkan tanaman di ruangan gelap tumbuh paling cepat karena tidak terganggu hormon auksin. Intensitas cahaya berpengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan cabai rawit.
Laporan ini membahas pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kedelai hitam dalam 3 kalimat. Laporan menjelaskan metode penelitian dengan memberi perlakuan cahaya dan tanpa cahaya pada biji kedelai, dan mengamati perbedaan pertumbuhannya selama 10 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kedelai yang mendapat cahaya tumbuh lebih baik dari segi tinggi batang, jumlah daun, dan panjang akar.
Paper ini membahas tentang teknik kultur jaringan anggrek yang dilakukan secara aseptik di dalam botol dengan media khusus untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dalam jumlah besar dan waktu singkat. Teknik ini melibatkan isolasi bagian tanaman, pertumbuhannya di media nutrisi, dan aklimatisasi ke lingkungan baru.
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kedelai hitam.
2. Biji kedelai ditanam di tempat yang terkena cahaya dan gelap, kemudian diamati perkembangannya selama 10 hari.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa kedelai yang terkena cahaya tumbuh lebih lambat namun lebih kuat, sedangkan yang gelap tumbuh lebih cepat namun lema
Makalah ini membahas tentang teknik kultur jaringan tunas pada tanaman kentang. Teknik ini meliputi beberapa tahap yaitu pemilihan tanaman induk, inisiasi kultur, sterilisasi, multiplikasi, dan pemanjangan tunas serta induksi akar. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti tunas dan menumbuhkannya di media steril.
Laporan biologi perkecambahan kacang hijau dengan faktor cahayaChristianTarigan3
Karya tulis ilmiah ini membahas pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau melalui eksperimen yang menggunakan dua kelompok tanaman, yaitu yang diletakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari langsung, serta yang diletakkan di tempat tertutup tanpa cahaya matahari. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hij
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun dan mata tunas, lalu tumbuhkan dalam media buatan yang kaya nutrisi untuk memperbanyaknya menjadi tanaman baru. Teknik ini memiliki keunggulan seperti mampu memperbanyak bibit dalam jumlah besar dan waktu singkat serta mewariskan sifat induk, meski juga memiliki kerugian seperti
Dokumen tersebut membahas tentang kultur jaringan tanaman, mulai dari sejarahnya, pengertian, prinsip, jenis, metode, tahapan, permasalahan, kelebihan dan kekurangan, serta manfaatnya. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara aseptik dengan mengisolasi bagian tanaman dan menumbuhkannya dalam media buatan yang kaya nutrisi.
Dokumen tersebut membahas tentang kultur jaringan pada tanaman. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun dan mata tunas kemudian tumbuhkan pada media buatan. Dokumen juga menjelaskan sejarah, tahapan, manfaat, dan kelemahan dari teknik kultur jaringan pada tanaman.
Kultur jaringan merupakan teknik untuk mengisolasi bagian tanaman dan menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga dapat memperbanyak diri. Laboratorium kultur jaringan memiliki peralatan pendukung seperti laminar air flow, autoclave, oven, dan hotplate yang berfungsi untuk mensterilkan ruangan, media dan alat-alat. Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan laboratorium dan alat-alatnya serta cara kerja peralatan pendukung.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisan (Chrysanthemum sp.) di Indonesia dikenal dengan nama krisan atau
seruni. Krisan termasuk famili Compositae yang merupakan keluarga
Dicotyledonae terbesar di mana satu persepuluh bunga di dunia termasuk ke
dalamnya (Perry dan Greenwood dalam Lisan, 2005). Bunga krisan di Indonesia
termasuk bunga potong yang cukup tinggi nilai ekonomisnya sebab memiliki
warna, bentuk dan ukuran yang beragam serta daya simpan yang lama. Selain
berfungsi sebagai bunga potong, krisan dapat pula digunakan sebagai krisan pot.
Krisan pot dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan rangkaian bunga
potong.
Tanaman krisan umumnya diperbanyak dengan stek pucuk yang berasal dari
tanaman induk. Karena itu pertumbuhan tanaman induk harus diusahakan berada
pada fase vegetatif dan dalam kondisi sehat. Perbanyakan krisan melalui setek
pucuk mempunyai kelemahan yaitu penyediaan bibit yang terbatas dan tejadinya
penurunan kualitas bibit. Hal ini ditandai dengan menurunnya bobot segar dan
diameter batang yang mengecil (De Reuter dalam Lisan, 2005).
Warna-warni krisan yang elok memang cocok untuk hiasan berbagai acara.
Kesukaan orang terhadap bunga plastik mulai bergeser, dan lebih memilih bunga
segar sebagai hiasan. Biasanya, permintaan bunga krisan mencapai puncak
bertepatan dengan berlangsungnya hari-hari besar, upacara adat, serta hari raya
keagamaan. Selain itu, krisan juga kerap dibutuhkan untuk acara-acara lain, meski
diakui volumenya tidak cukup besar, seperti hiasan untuk ruang seminar,
peluncuran produk, pembukaan gedung maupun lainnya. Sehingga menyebabkan
meningkatkan permintaan konsumen terhadap bunga krisan.
Pemakaian bibit yang bermutu tinggi dan tersedia dalam jumlah banyak
merupakan langkah yang tepat untuk memenuhi permintaan konsumen. Oleh
sebab itu salah satu cara yang harus ditempuh adalah penggunaan metode kultur
jaringan. Perbanyakan bibit melalui kultur jaringan bertujuan untuk mendapatkan
2. 2
bibit dalam jumlah besar dan seragam, bebas hama penyakit, waktu relatif singkat
dan tidak tergantung musim (Sriyanti dan Wijayani, dalam Lisan, 2005).
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-
bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat
pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian
tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang
dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara
generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu
yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit
lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. Tahapan yang
dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah
pembuatan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.
Melalui teknik subkultur, sel atau jaringan tanaman yang diisolasi dari bagian
tanaman, seperti protoplasma, sel atau sekelompok sel, yang selanjutnya disebut
eksplan distimulasi untuk membentuk tanaman secara utuh menggunakan media
dan lingkungan tumbuh yang sesuai (Gunawan, 1988).
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan ialah
lingkungan tumbuh. Lingkungan tumbuh tersebut meliputi temperatur atau suhu,
ukuran wadah kultur, dan penyinaran (panjang penyinaran, intensitas penyinaran,
dan kualitas sinar). Temperatur memegang peranan yang penting terutama pada
kultur jaringan untuk tujuan pembentukan umbi mikro. Pada kultur-kultur yang
lain, umumnya temperatur berkisar antara 25-280C. Pada penyimpanan plasma
nutfah dalam bentuk pucuk temperatur ruang kultur dapat mencapai hingga 40C.
3. 3
Ukuran wadah yang digunakan mempengaruhi jumlah regenerasi yang terbentuk,
terutama pada tipe regenerasi melalui pucuk adventif dan pucuk aksilar. Jumlah
regenerasi lebih banyak pada wadah kultur yang berukuran lebih besar dalam
periode kultur yang sama.
Sedangkan panjang atau lama penyinaran umumnya dianjurkan mengikuti
kebutuhan cahaya tanaman di lapangan. Panjang penyinaran dapa berlangsung
sekitar 10-24 jam, biasanya diberikan 16 jam. Nyala dan padamnya lampu dapat
diukur dengan menggunakan timer. Kualitas cahaya yang digunakan dapat
mempengaruhi kemampuan regenerasi. Penelitian kualitas cahaya menunjukkan
bahwa pada kultur tembakau, cahaya biru merangsang pertumbuhan pucuk,
sedangkan cahaya merah merangsang pertumbuhan akar. Namun, yang paling
umum digunakan pada ruang kultur ialah cahaya putih.
Penyinaran kultur biasanya diberikan dengan menggunakan lampu TL (neon)
atau Fluorescent dengan intensitas berkisar antar 600-1.000 lux. Intensitas yang
tinggi dapat menghambat pembentukkan pucuk dalam kalus. Pedoman yang
digunakan biasanya menggunakan dua buah lampu TL 20 watt dan dipasang pada
ketinggian 40 cm di atas kultur untuk rak yang berukuran lebar 40-50 cm dan
panjang 100 cm. Intensitas cahaya yang rendah dapat mempertinggi
embriogenesis dan organogenesis, serta dapat mendorong pertumbuhan dan
pembentukan tunas dan kalus. Sebaliknya pada intensitas yang tinggi proses
tersebut akan terhambat, karena pembentukan kalus maksimum sering terjadi di
tempat yang gelap (Gunawan, 1995).
Namun biasanya penyinaran lampu TL dalam laboratorium tidaklah merata
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tunas yang dihasilkan. Oleh karena
itu untuk mengetahui apakah intensitas lampu yang terdapat di laboratorium
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, maka penulis mengadakan studi
dengan melakukan percobaan tentang pengaruh faktor cahaya terhadap
pertumbuhan hasil subkultur tanaman krisan (Chrysanthemum sp.). Sehingga
penulis berinisiatif untuk mengambil judul penelitian:
“Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tinggi tunas tanaman
krisan (Chrysanthemum sp.) hasil subkultur kelima belas”.
4. 4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pokok-pokok yang terdapat dalam latar belakang masalah di atas,
maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahnya sebagai berikut.
1. Tanaman krisan banyak diminati konsumen, sehingga perlu diadakan
perbanyakan bibit yang cepat dan berkualitas.
2. Perbanyakan krisan secara konvensional umumnya melalui stek pucuk
mempunyai kelemahan yaitu penyediaan bibit yang terbatas dan terjadinya
penurunan kualitas bibit.
3. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah penggunaan metode kultur
jaringan karena kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan
perbanyakan konvensional.
4. keberhasilan kultur jaringan ditentukan pula oleh faktor lingkungan tumbuh
yang harus sesuai.
5. Salah satu faktor lingkungan tumbuh ialah cahaya, yang merupakan faktor luar
terpenting dalam mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tanaman krisan.
C. Pembatasan Masalah
Kegiatan praktek kerja lapangan dibatasi pada penelitian mengenai:
1. Teknik kultur jaringan tanaman krisan (Chrysanthemum sp.).
2. Pengaruh faktor lingkungan tumbuh terhadap pertumbuhan subkultur tanaman
krisan (Chrysanthemum sp.) di Laboratorium Pusat Pengembangan Benih
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Kehutanan Lebak Bulus.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tinggi tunas tanaman krisan
(Chrysanthemum sp.) hasil subkultur kelima belas?”
5. 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap
pertumbuhan tinggi tunas tanaman krisan (Chrysanthemum sp.) pada hasil
subkultur kelimabelas.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penelitian ini, beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai teknik kultur jaringan tanaman krisan, dan bagaimana pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan tinggi tunas tanaman krisan (Chrysanthemum
sp.) hasil subkultur kelima belas.
2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis
maupun sebagai referensi untuk kajian studi berikutnya.
3. Bagi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi study atau kajian ilmiah.