SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syari’ah, yang 
berhubungan dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan ataupun 
perbuatan. Pembelajaran fiqih adalah sebuah proses belajar untuk membekali 
siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam 
secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli atau naqli.1 
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama 
Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut 
pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai 
dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai 
dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan 
minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam 
meminjam. 
Bidang studi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah dapat diberi pengertian 
sebagai bidang studi dalam kelompok pendidikan agama Islam yang 
memberikan pengetahuan tentang ajaran Islam dalam segi hukum Syara’ dan 
membimbing anak didik ke arah timbulnya keyakinan dan kebenaran hukum-hukum 
tersebut serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya. 
Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) bidang studi 
Fiqh dicantumkan tujuan kurikuler sebagai berikut: “Murid mengetahui, 
1 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), 21 
1
2 
memahami, menghayati hukum-hukum Islam serta melaksanakannya dalam 
kehidupan sehari-hari.” Dengan rumusan tujuan kurikuler tersebut diketahui 
bahwa setelah menyelesaikan seluruh program-program bidang studi Fiqh, 
murid Madrasah Ibtidaiyah diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman, 
penghayatan, serta keterampilan melaksanakan hukum-hukum Islam. Sudah 
tentu bahan yang harus dikuasai oleh murid Madrasah Ibtidaiyah tidak 
mencakup seluruh materi Fiqh atau hukum Islam, tetapi disesuaikan dengan 
kebutuhannya. 
Pembelajaran Fiqih yang ada di madrasah saat ini tidak terlepas dari 
kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Peraturan 
Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI sebagaiman dimaksud 
adalah kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan dilaksanakan di 
masing-masing satuan pendidikan. Sehingga kurikulum ini sangat beragam. 
Pengembangan Kurikulum PERMENAG yang beragam ini tetap mengacu 
pada Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, 
lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai 
tingkat kelulusan minimal, sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran 
fiqih. 
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk 
membekali siswa agar dapat: 
1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam baik yang 
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman 
hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
3 
2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar 
dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran 
islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri 
manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun 
hubungan dengan lingkungannya. 
Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut agar murid menjadi muslim 
yang baik, bidang studi Fiqih memberikan sumbangan dalam pengenalan 
tentang hukum Islam, keterampilan melaksanakannya, dan penanaman 
kebiasaan dan kesetiaan melaksanakan hukum-hukum tersebut dalam 
kehidupan sehari-hari agar murid menjadi warga Negara Indonesia yang baik. 
Bidang studi Fiqih memberikan sumbangan dalam melatih kedisiplinan dan 
ketaatan melaksanakan peraturan. Kebiasaan disiplin dan taat melaksanakan 
hukum-hukum Islam yang diperoleh dalam bidang studi Fiqh sangat 
membantu dalam membentuk pribadi warga Negara yang baik. 
Adanya anggapan bahwa fiqih hanyalah pelajaran yang dihafal dan 
tidak termasuk pelajaran yang menentukan saat akhir sekolah. Inilah yang 
membuat peserta didik statis dan kurang berprestasi. Berdasarkan hasil 
ulangan harian diketahui bahwasannya MI Al-Hidayah Sidoarjo menghadapi 
permasalahan dalam pembelajaran Fiqih. Dalam pembelajaran Fiqih sering 
kali didapatkan siswa masih sukar menerima dan mempelajari mata pelajaran 
Fiqih. Permasalahan ini didapatkan dari hasil ulangan harian siswa pada 
kompetensi dasar menjelaskan ketentuan zakat. Dari hasil ulangan harian
4 
siswa diperoleh data rata-rata nilai yang diperoleh dari 28 siswa adalah 80-100 
dengan kriteria nilai baik ada 5 siswa = 18%. 79-55 dengan kriteria nilai 
cukup ada 3 siswa = 11%. 0-54 dengan kriteria nilai kurang ada 20 siswa = 
71%. Data ini membuktikan bahwa pembelajaran Fiqih di kelas IV kurang 
berhasil karena hasil belajar siswa masih sangat rendah dan dibawah KKM. 
Sedangkan KKM yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah untuk mata 
pelajaran Fiqih adalah 75.2 
Beberapa wali murid mengeluh dengan hal ini. Keluhan diterima 
langsung oleh guru kelas dan sebagian keluhan lain diterima kepala sekolah. 
Guru dan kepala sekolah beberapa kali melakukan rapat khusus untuk 
membahas masalah ini. Tetapi setelah diadakan remidi dan pengayaan 
nilainya tetap saja rendah.3 
Mata pelajaran fiqih cenderung menghafal daripada mempraktekkan 
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini masih sangat bergantung oleh 
seorang guru. Pengalaman pembelajaran tersebut menumbuhkan pemikiran 
baru bagaimana hal yang kurang baik itu dapat diubah untuk diperbaiki 
kemudian muncul suatu gagasan untuk berkolaborasi mencari solusi. 
2 Sumber : Dokumen penilaian ulangan harian kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo 
3 Sumber : Data hasil remidi
5 
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, model pembelajaran yang 
digunakan guru merupakan salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat 
mempengaruhi belajar siswa. Apa yang diperoleh siswa dari guru agama 
seringkali tidak mencerminkan perkembangan pendekatan dengan yang 
mereka alami dalam kehidupan masyarakat. 
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa 
pasif dalam proses belajar mengajar, dapat mempengaruhi hasil belajarnya 
sehingga tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran tersebut. Oleh karena itu 
guru harus terampil dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan 
karakteristik siswa. 
Berdasarkan masalah yang didapatkan, tampaknya pembelajaran Fiqih kelas 
IV MI Al-Hiadayah Sidoarjo terjadi karena kurang terampilnya guru 
menggunakan Model pembelajaran. Guru hanya berceramah di depan kelas. 
Guru kurang memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri 
konsep-konsep matematika, siswa hanya menyalin apa yang dikerjakan oleh 
guru. Selain itu siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide 
dan mengkonstruksi sendiri dalam menjawab soal latihan yang diberikan oleh 
guru. 
B. Rumusan Masalah
6 
Permasalahan yang terjadi di kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo dalam 
pelajaran Fiqih adalah hasil belajar siswa yang masih kurang. Merujuk pada 
latar belakang tersebut, masalah yang ditemukan dalam penelitian adalah: 
1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam zakat 
pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo sebelum diberi tindakan? 
2. Bagaimana penerapan model Think Pair Share dalam menjelaskan 
macam-macam zakat pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo? 
3. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam 
zakat melalui model Think Pair Share? 
C. Tindakan Yang di Pilih 
Masalah yang telah dikemukakan di atas, guru MI Al-Hidayah 
Sidoarjo perlu melakukan perbaikan dalam proses pengajaran. Salah satunya 
dengan menerapkan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan 
siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal melalui penelitian 
tindakan kelas. Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam 
mengajarkan matematika adalah model Think Pair Share (TPS), karena model 
pembelajaran ini dapat mendorong keaktifan siswa agar dapat meningkatkan 
hasil belajarnya. 
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah jenis 
pembelajaran kooperatif yang di rancang untuk memengaruhi pola interaksi 
siswa. Prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share (TPS) dapat 
memberikan siswa lebih banyak waktu berfikir untuk merespon dan saling 
membantu. Dengan demikian Think Pair Share berpotensi untuk
7 
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. 
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian 
tindakan kelas yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Menjelaskan 
Macam-Macam Zakat Mata Pelajaran Fiqih Melalui Model Think Pair 
Share Pada Siswa Kelas IV MI AL-Hidayah Sidoarjo”. 
D. Tujuan Penelitian 
1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam 
zakat pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo sebelum diberi 
tindakan. 
2. Untuk mengetahui penerapan model Think Pair Share dalam menjelaskan 
macam-macam zakat pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. 
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan 
ketentuan zakat melalui model Think Pair Share. 
E. Lingkup Penelitian 
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan 
menjelaskan ketentuan zakat mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV MI Al- 
Hidayah Sidoarjo. Subjek penelitiannya hanya ditujukan untuk siswa kelas IV 
dengan jumlah siswa 40 anak, 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. 
Tindakan penelitian ini menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. 
F. Manfaat Penelitian 
Bagi siswa:
8 
1. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa tentang FPB dan KPK. 
2. Memudahkan siswa dalam memahami pelajaran tentang FPB dan KPK. 
3. Tercipta suasana yang menarik dan menyenangkan dalam proses belajar 
mengajar. 
4. Menigkatkan keaktifan siswa melalui model pembelajaran Think Pair 
Share. 
Bagi guru: 
1. Meningkatkan pengetahuan penerapan model pembelajaran dalam proses 
belajar mengajar. 
2. Sebagai alternatif untuk terampil dalam melakukan proses pembelajaran. 
3. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang 
disesuaikan dengan tujuan, materi dan kondisi siswa. 
4. Mengaplikasikan pembelajaran PAIKEM yang telah dipelajari selama 
berada di bangku kuliah. 
Bagi sekolah: 
1. Memberikan peluang bagi siswa-siswi untuk mengembangkan potensinya. 
2. Upaya peningkatan dalam mencapai standar proses pembelajaran. 
3. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan proses pembelajaran.
9 
BAB II 
KAJIAN TEORI 
A. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) 
Model pembelajaran Think Pair Share merupakan jenis pembelajaran 
kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interktif siswa. Think 
Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana 
pola diskusi kelas. Pembelajaran TPS membimbing siswa untuk memiliki 
tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau 
pasangannya. Prosedur tersebut telah disusun dan dibentuk sedemikian rupa 
sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk 
dapat berpikir dan merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi 
siswa. 
Karakteristik model TPS, peserta didik dibimbing secara mandiri, 
berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Model
10 
ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan KBM juga 
mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi peserta didik. Beberapa 
akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik dapat 
berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi 
informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan 
pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan. 
Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga langkah yaitu Think 
(berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi). 
 Langkah 1 : Think (Berpikir) 
Guru menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Siswa 
menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri menemukan 
10 
jawaban. 
 Langkah 2 : Pairing (Berpasangan) 
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang 
telah mereka peroleh. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 
4-5 menit untuk berpasangan. 
 Langkah 3 : Sharing (Berbagi) 
Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan 
kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling 
ruangan dari pasangan ke pasangan sampai sekitar sebagian pasangan 
mendapat kesempatan untuk melaporkan hasilnya. Langkah ini dapat 
dilakukan hal – hal sebagai berikut : 
1. Semua peserta didik menulis jawabannya di papan tulis pada saat 
yang sama. 
2. Para peserta didik memberikan jawaban dengan cepat dan peserta 
didik lain menanggapi dengan cepat.
11 
3. Semua peserta didik memberikan jawabannya dengan cara berdiri 
kemudian duduk kembali. Dan setiap peserta didik yang 
memberikan jawaban yang sama dengan peserta didik yang 
menulis di papan tulis ikut duduk. Proses ini dilanjutkan sampai 
semua peserta didik duduk. 
4. Setiap peserta didik berbagi jawaban dengan peserta didik dengan 
kelompok yang lain.4 
Think Pair Share memiliki keistimewaan, yaitu siswa selain bisa 
mengembangkan kemampuan individunya sendiri, juga bisa mengembangkan 
kemampuan berkelompoknya serta keterampilan atau kecakapan sosial. 
Keterampilan sosial dalam proses pembelajaran tipe TPS antara lain: 
1. Keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi meliputi dua aspek, yaitu: 
 Aspek bertanya 
Keterampilan sosial siswa dalam hal bertanya kepada teman dalam 
satu kelompoknya ketika ada materi yang kurang dimengerti serta 
bertanya pada diskusi kelas. 
 Aspek menyampaikan ide atau pendapat 
Keterampilan siswa menyampaikan pendapat saat diskusi kelompok 
serta berpendapat (memberikan tanggapan atau sanggahan) saat 
kelompok lain presentasi. 
2. Keterampilan sosial aspek bekerjasama 
4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: Kencana Prenada 
Group, 2010) hal 81-82
12 
Keterampilan sosial siswa pada aspek yang bekerjasama meliputi 
keterampilan sosial siswa dalam hal bekerjasama dengan teman dalam 
satu kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. 
3. Keterampilan sosial aspek menjadi pendengar yang baik 
Keterampilan sosial siswa pada aspek menjadi pendengar yang baik yaitu 
keterampilan dalam hal mendengarkan guru, teman dari kelompok lain 
saat sedang presentasi maupun saat teman dari kelompok lain 
berpendapat. 
1) Tujuan Model Think Pair Share 
Beberapa tujuan menggunakan TPS sebagai berikut : 
1. Membantu menstrukturkan diskusi. 
2. Meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya 
informasi yang dapat diingat siswa. 
3. Siswa dapat meningkatkan kecakapan sosial hidup mereka. 
2) Kelebihan Model Think Pair Share 
Kelebihan model pembelajaran Think Pair Share antara lain sebagai 
berikut: 
1. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan 
pertanyaan-pertnyaan mengenai materi yang diajarkan karena, serta 
memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
13 
2. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat 
dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan 
dalam memecahkan masalah. 
3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan 
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 
2 orang. 
4. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil 
diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. 
5. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam 
proses pembelajaran. 
6. Proses kegiatan belajar mengajar tidak bergantung pada guru. 
Dengan demikian, peserta didik dirangsang untuk lebih aktif 
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan kemampuan 
berpikir sendiri, menemukan informasi dari beberapa sumber, dan 
dapat saling dan bertukar informasi antar peserta didik. 
3) Kelemahan Model Think Pair Share 
Kelemahan dari model Think Pair Share antara lain: 
1. Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saat pembentukan 
kelompok, karena ada satu murid tidak mempunyai pasangan. 
2. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah. 
3. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
14 
4. Menggantungkan pada pasangan. 
5. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan 
muridnya rendah. 
6. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas. 
7. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu 
pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat 
perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah 
waktu yang terbuang. 
8. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas. 
4) Manfaat Model Think Pair Share 
Manfaat dari Model Think Pair Share antara lain: 
1. Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk 
mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain 
ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak 
peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab 
setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin 
mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan 
kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik. 
2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk 
berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat 
berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati 
reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi. 
5) Model Think Pair Share sebagai Pembelajaran Kooperatif 
(Cooperative Learning) 
Belajar kooperatif bukanlah hal baru. Dalam belajar kooperatif siswa 
dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk bekerja sama dalam
15 
menguasai materi yang diberikan oleh guru. Dalam belajar kooperatif 
siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas 
kelompok untuk mencapai tujuan bersama dan setiap anggota 
kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan 
kelompoknya. 
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. 
Pembelajaran ini muncul dari konsep siswa akan lebih mudah 
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika merasa saling 
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam 
kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. 
Tujuan pokok dari belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar 
siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara 
individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu tim 
maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan antara para siswa 
dari berbagai latar belakang dan kemampuan, mengembangkan 
keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. 
Manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi 
kesenjangan pendidik khususnya dalam wujud input pada level 
individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan 
solidaritas sosial dikalnagan siswa. Dengan belajar kooperatif 
diharapkan kelak akan muncul geberasi baru yang memiliki prestasi 
akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas yang tinggi. 
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk 
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
16 
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta 
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar 
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang. 
Menurut Johnson dan Sutton terdapat lima unsur penting dalam 
pembelajaran kooperatif yaitu: 
1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa. Dalam 
belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja 
sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. 
Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari 
kelompok yang juga mempunyai andil terhadpa suksesnya 
kelompok. 
2. Interaksi antar siswa yang semakin meningkat. Hal ini akan 
terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk 
sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan 
akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang 
dlam kelompok memengaruhi suksesnya kelompok. Interaksi 
yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah saling tukar 
menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari. 
3. Tanggung jawab individual. Belajar kelompok dapat berupa 
tanggung jawab siswa dalam hal membantu siswa yang 
membutuhkan bantuan dan siswa tidak adapat hanya sekedar 
membonceng pada hasil kerja teman. 
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar 
kooperatif selain dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi
17 
dengan siswa lain dalam kelompoknya, siswa sebagai anggota 
kelompok juga harus juga harus menyampaikan ide dalam 
kelompok. 
5. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung 
tanpa proses kelompok. Proses kelompok ini terjadi jika anggota 
kelompok mendiskusikan bagaimana mereka membuat hubungan 
kerja yang baik. 
Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin adalah sebagai 
berikut: 
1. Penghargaan kelompok yang akan diberikan jika kelompok 
mencapai kriteria yang ditentukan. 
2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya 
kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota 
kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk 
membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok 
telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain. 
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa 
telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar 
secara bersama-sama dalam menyelesaikan masalah.5 
B. Kemampuan Menjelaskan 
1) Pengertian Kemampuan 
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang mempunyai arti dapat 
atau bisa. Ada beberapa istilah tentang kemampuan diantaranya adalah 
5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif ..... hal 56-61
18 
kesanggupan, sanggup, dapat melakukan sesuatu, dan memecahkan 
masalah. Ditinjau dari segi bahasa Indonesia kemampuan merupakan 
kesanggupan seseorang berinteraksi di suatu masyarakat dalam berbahasa 
antara lain mencakup sopan santun, memahami giliran bercakap-cakap. 
Kemampuan didefinisikan sebagai kecakapan sseorang untuk 
mempergunakan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai.6 
Kemampuan didefinisikan sebagai perwujudan pengetahuan, 
keterampilan, dan nilai dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam 
pembelajaran, kemapuan siswa dapat diwujudkan dengan nilai yang 
diperoleh siswa untuk mengukur tingkat kognitifnya. 
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kompetensi mendasar 
yang perlu dimiliki siswa yang mempelajari lingkup materi tertentu dalam 
satu mata pelajaran pada jenjang tertentu. 
2) Pengertian Menjelaskan 
Secara etimologis kata “menjelaskan” bermakna membuat sesuatu 
menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian 
informasi secara sitematis sehingga yang menerima penjelasan 
mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu 
dengan yang lainnya.7 
Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diinformasikan 
secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan 
6 Lihat: http://www.scribd.com/doc/57852571/3/Hakekat-Kemampuan-dalam-Pembelajaran 
7 Udin S Winata Putra, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hal. 
7.60.
19 
memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan 
indoktrinasi.8 
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu 
benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hokum-hukum 
yang berlaku.9 
Pada kenyataannya kebanyakan siswa belum terbiasa belajar secara 
mandiri dan mampu memahami yang dipelajarinya secara lebih baik. 
Disamping itu tidak sedikit para siswa dihadapkan pada keterbatasan 
sumber belajar, terutama buku-buku yang dimilikinya. Dengan demikian 
kemampuan menjelaskan berbagai konsep dan topik secara tepat sehingga 
dapat dipahami oleh siswa.10 
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan 
pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada 
tahun 1956.Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa 
domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke 
dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan 
penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan 
untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah 
pembelajaran. 
8 JJ. Hasibuan, Dip. Ed, dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. 
Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 70. 
9 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 80. 
10 Ibid., hlm. 156.
20 
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: 
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) 
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan 
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut 
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah 
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai 
dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi yang 
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual yaitu a) 
mengingat, b) memahami, c) menerapkan, d) menganalisis, e) 
mengevaluasi, f) mengkreasi. 
b. Affective Domain (Ranah Afektif) 
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap 
dan nilai. Ciri-ciri ranah afektif akan tampak pada peserta didik dalam 
berbagai tingkah laku, seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran 
pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran 
agama di sekolah, dsb. Ranah Afektif ini ada lima tingkatan dari yang 
paling sederhana ke yang kompleks yaitu a) reciving, b) responding, 
c) valuing, d) organizing, e) caractirazation by value. 
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) 
Psikomotor berhubungan dengan kata ”motor”,” sensory-moto” 
r atau perceptual-motor.” Jadi ranah psikomotor berhubungan 
erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerak tubuh atau bagian-bagiannya. 
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan 
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang 
menerima pengalaman belajar tertentu. Terdapat 5 tingkatan yaitu a)
21 
persepsi, b) kesiapan, c) gerakan terbimbing, d) gerakan mekanisme, 
e) respons yang kompleks, f) penyesuaian dan keaslian.11 
Kemampuan menjelaskan merupakan kemampuan yang termasuk 
dalam ranah kognitif. Dengan menjelaskan macam-macam zakat, siswa 
diharapkan mampu mencapai indikator yang sudah ditentukan guru dan 
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
C. Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah 
1) Pengertian Fiqih 
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu 
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama 
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan 
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih 
muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana 
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, 
khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. 
Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam 
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan 
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai 
perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia 
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, 
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.12 
11 Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) 
12 Permenag No. 2 tahun 2008
22 
2) Tujuan Fiqih 
Dalam rangka pencapaian tujuan pemberian bekal kemampuan dasar 
yang diperlukan untuk memasuki kehidupan di masyarakat, bidang studi 
Fiqih memberikan kemampuan minimal yang diperlukan dalam 
melaksanakan hukum Islam, sesuai dengan tingkat perkembangan dan 
usianya. Dalam bidang studi Fiqih terdapat tujuan instruksional umum, 
yaitu: 
1. Murid dapat melafalkan dua kalimat syahadat dan artinya. 
2. Murid mengetahui alat dan cara bersuci dari kotoran dan najis, adab 
buang air, istinja’ dan berwudhu’. 
3. Murid mengetahui tata cara melaksanakan shalat dan dapat 
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
4. Murid mengetahui cara-cara melaksanakan puasa dan dapat 
mengamalkannya. 
5. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang zakat, 
shadaqah, infaq dan waqaf. 
6. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang ibadah haji. 
7. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang hukum 
makanan dan minuman. 
8. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang binatang yang 
halal dan yang haram serta cara penyembelihan. 
9. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang jual-beli.13 
3) Ruang Lingkup Fiqih 
Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah meliputi: 
1. Fiqh ibadah : yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang 
cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara 
thaharah, shalat, puasa, zakat, ibadah haji. 
13 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 19
23 
2. Fiqh Muamalah : yang menyangkut pengenalan dan pemahaman 
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan 
haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam 
meminjam.14 
4) Materi Fiqih tentang Macam-Macam Zakat 
Zakat menurut bahasa berarti suci, bersih, bertambah serta tumbuh 
berkembang. Oleh karena itu, orang yang berzakat berarti membersihkan 
dirinya dari sifat bakhil dan membersihkan harta dari hak orang lain. 
Dengan membayar zakat akan menambah keberkahan harta dan usahanya 
akan tumbuh berkembang. 
Zakat menurut istilah berarti mengeluarkan sebagian harta yang 
dimiliki untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya setelah 
memenuhi nisab atau syarat tertentu. Zakat akan menyucikan dan 
membersihkan harta kita dari hak orang lain maupun dari sesuatu yang 
haram. Demikian pula jiwa kita yang menjadi bersih dan suci dengan 
berzakat. 
Zakat yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat Islam 
dikelompokkkan menjadi 2 yaitu: 
1. Zakat Fitrah yaitu zakat yang diwajibkan kepada umat Islam yang 
memiliki kelebihan di akhir bulan Ramadhan. 
2. Zakat Mall (harta) yaitu zakat yang berkaitan dengan harta benda yang 
dimiliki dan telah mencapai syarat tertentu. 
Harta benda yang wajib dizakati meliputi: 
a. Zakat Nuquud yaitu zakat kekayaan seperti emas, perak. 
b. Zakat Tijarah yaitu zakat perdagangan 
14 Departemen Pendidikan Agama Islam, Permenag, (Jakarta, 2008)
24 
c. Zakat Al-An’am yaitu zakat binatang ternak seperti sapi, kambing, 
unta. 
d. Zakat Ziraah yaitu zakat pertanian dan perkebunan. 15 
15 Ainul Yaqin Makky Abdullah, Fikih, (Sidoarjo : Media Ilmu, 2009), hal 1-4
25 
BAB III 
PROSEDUR PENELITIAN 
A. Metode Penelitian 
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan jenis 
penelitian kualitatif. Ada tiga pengertian yang dapat dijelaskan dari istilah 
Penelitian Tindakan Kelas yaitu 
 Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek 
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk 
memperoleh data dan informasi dengan tujuan dan bermanfaat dalam 
meningkatkan mutu bagi hal yang diamati. 
 Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan 
dengan tujuan tertentu, dalam penelitian tersebut berbentuk 
rangkaiansiklus kegiatan untuk siswa-siswi. 
 Kelas dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas tetapi dalam pengertian 
pembelajaran yang lebih spesifik yakni sekelompok siswa-siswi yang 
dalam waktu yang samadari guru yang sama pula. 
Dari menggabungkan tiga istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa 
penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat 
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
26 
memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan 
secara bersama di kelas secara profesional.16 
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut 
pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan 
cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat 
penelitian (McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa 
dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh 
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 
2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif 
memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.17 
B. Setting Penelitian 
28 
Penelitian ini dilakukan di MI Al-Hidayah Sidoarjo. Waktu penelitian 
ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014. Subjek 
penelitiannya hanya ditujukan kepada siswa siswi kelas IV MI Al-Hidayah 
Sidoarjo dengan jumlah siswa 40 anak, 18 siswa laki-laki dan 22 siswa 
perempuan. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukakan atas dasar sekolah 
dekat dari rumah peneliti sehingga mudah dijangkau. Masalah yang 
ditemukan oleh peneliti yaitu model yang dipakai guru meggunakan ceramah 
dan hasil belajar siswa-siswi tentang menjelaskan ketentuan zakat rata-rata 
masih belum maksimal. Sehingga hal ini dapat menghambat hasil belajar 
16 Modul Penelitian Tindakan Kelas paket 3 hal 9-10 
17 Lihat : http://diaryapipah.blogspot.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html (29 Juni 
2013)
siswa dalam meningkatkan kemampuan menjelaskan ketentuan zakat mata 
pelajaran Fiqih. 
Identifikasi masalah 
Identifikasi masalah 
refleksi (reflecting) 
observasi (observing) 
tindakan (acting) 
perencanaan (planning) 
27 
Siklus I 
Siklus II 
C. Variabel yang diselidiki 
Variabel yang diteliti meliputi: 
a. Variabel input yaitu siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo dengan 
kompetensi dasar menjelaskan ketentuan zakat. 
b. Variabel proses yaitu penyelenggaraan proses belajar mengajar 
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. 
c. Variabel out put yaitu penelitian ini digunakan untuk meningkatkan 
kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam zakat. 
D. Rencana Tindakan 
Dalam pelaksanaannya, PTK ini menggunakan model PTK Kurt 
Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah 
pokok yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi 
(observing), refleksi (reflecting).
28 
dst 
gambar 1.1 Model PTK Kurt Lewin 
Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus 
PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah 
mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait 
dan berkelanjutan. Siklus kedua dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang 
kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga dilaksanakan karena 
siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu muga siklus-siklus berikutnya. 
Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan sebagai berikut: 
1. Perencanaan (Planning) 
Menyusun perencanaan sebelum melakukan PTK. Kegiatan yang 
harus dilakukan adalah: 
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 
b. Mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di 
kelas. 
c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data 
mengenai proses dan hasil tindakan. 
2. Tindakan (acting) 
Pada tahap ini melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada 
RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, 
dan kegiatan penutup. 
3. Observasi (observing) 
Pada tahap ini melakukan pengamatan. Kegiatan yang dilakukan 
adalah: 
a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran. 
b. Memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam 
kelompok.
29 
c. Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi 
pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK. 
4. Refleksi (reflecting) 
Tahap ini melakukan refleksi. Kegiatan yang dilakukan adalah: 
a. Mencatat hasil observasi. 
b. Mengevaluasi hasil observasi. 
c. Menganalisis hasil pembelajaran. 
d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan 
rancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK dapat dicapai.18 
E. Data dan Cara Pengumpulannya 
Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana 
cara penulis mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 
beberapa metode dalam mengumpulkan data, diantaranya adalah sebagai 
berikut: 
1) Observasi 
Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data 
dalam sutau penelitian yang merupakan hasil perbuatan secara aktif dan 
penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang 
diinginkan atau studi yang sistematis tentang keadaan sosial dan gejala-gejala 
psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. 
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan 
pembelajaran yang dilakukan guru melalui model Think Pair Share. 
Dalam pelaksanaannya digunakan alat bantu checklist atau skala 
penilaian.19 
18 Modul Penelitian Tindakan Kelas paket 5 hal 12-13 
19 Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proporsional (Jakarta: Bumi Aksara 
Jakarta, 1995) hal 63
30 
Lembar Pengamatan Aktifitas Guru 
Nama Sekolah : 
Mata Pelajaran : Fiqih 
Kelas / Semester : IV / 1 
Hari / Tanggal : 
Hasil Checklist Aktivitas Guru 
No Kegiatan Skor 
1 2 3 4 
1 Membuka pelajaran 
a.Menarik perhatian 
b.Guru memberikan motivasi 
c.Guru menyampaikan tujuan 
2 Penguasaan materi ajar 
a. Kelancaran 
menyampaikan materi 
b. Kecakupan 
materi terhadap kompetensi. 
c. Keluasan 
materi ajar. 
3 Model pembelajaran yang digunakan 
a.Guru memberikan pertanyaan kepada peserta 
didik untuk berpikir. 
b.Guru menginstruksikan kepada peserta didik 
untuk berdiskusi berpasangan.
31 
c.Guru menginstruksikan kepada peserta didik 
untuk berkelompok dan melakukan sharing 
tentang apa yang sudah dipikirkan dengan 
membagikan lembar kerja. 
d.Guru bersama siswa melakukan sharing sesuai 
hasil kerja kelompoknya. 
4 Performance 
a.Guru menjelaskan dengan suara lantang dan jelas. 
b.Guru melakukan interaksi kepada semua siswa. 
c.Guru sangat berekspresi ketika menerangkan. 
5 Penerapan Media 
a.Media yang digunakan menarik 
b.Media memperjelas materi 
c.Kesesuaian Media dengan karakter peserta didik. 
6 Bertanya 
a. Pertanyaan jelas dan konkrit. 
b.Pertanyaan memberikan waktu berfikir. 
c. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi. 
7 Reinforment(memberi penguatan) 
a.Guru memperjelas materi yang belum dipahami 
siswa 
b.Guru memberikan penguatan verbal. 
c.Guru memberikan penguatan non verbal. 
8 Menutup pembelajaran 
a.Guru memberi reward / penghargaan pada siswa. 
b.Guru menarik kesimpulan. 
c.Guru memberi dorongan psikologis. 
d.Guru melakukan evaluasi. 
Skor perolehan 
Persentase = x 100 =
32 
Skor maksimal 
Tabel 3.1 
Keterangan : 
1 : jika ada satu dari empat butir 
2 : jika ada dua dari empat butir 
3 : jika ada tiga dari empat butir 
4 : jika lengkap empat butir 
Skor perolehan 
5: Prosentase = x 100 
Skor Maksimal 
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa 
Nama Sekolah : 
Mata Pelajaran : Fiqih 
Kelas / Semester : IV / 1 
Hari / Tanggal : 
Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model Think 
Pair Share 
No Indikator / Aspek Yang Diamati Pengamat Skor 
Skor
33 
Penilaian 
1 2 3 
1. Siswa berpikir sesuai pertanyaan yang 
diberikan guru. 
2. Siswa berdiskusi berpasangan sesuai dengan 
jawaban 
3. Siswa bekerjasama dengan satu kelompok 
untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru. 
4. Siswa menyampaikan ide atau pendapat saat 
berdiskusi atau sharing. 
5. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya. 
6. Siswa bertanya pada saat berdiskusi. 
7. Siswa antusias menjawab pertanyaan dengan 
cepat ketika sharing. 
8. Siswa menanggapi jawaban dengan cepat 
ketika sharing. 
9. Siswa menjawab pertanyaan dengan angkat 
tangan kemudian berdiri dan duduk lagi. 
10. Siswa mendengarkan dengan baik ketika 
kelompok lain atau temannya menyampaikan 
pendapat. 
Skor perolehan 
Persentase = x 100 = 
Skor Maksimal 
Tabel 3.2 
Keterangan: 
Pengisian Lembar Observasi Guru dengan memberi tanda Checklist (√)
34 
1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang. 
2 : jika aktivitas siswa cukup. 
3 : jika aktivitas siswa sangat baik. 
Skor perolehan 
4 : Persentase = x 100 
Skor Maksimal 
2) Wawancara 
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti 
untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap 
dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan 
pada si peneliti.20 
Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data kemampuan 
siswa dalam menjelaskan ketentuan zakat. Wawancara ini dilakukan 
sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Berikut instrumen 
wawancara: 
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas IV pada kompetensi dasar 
menjelaskan ketentuan zakat? 
2. Berapa persen siswa yang belum menguasai materi tersebut? 
3. Bagaimana keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran? 
4. Apakah siswa yang belum mengerti selalu bertanya kepada 
teman atau guru? 
5. Apa yang melatar belakangi nilai siswa rata-rata di bawah KKM 
pada kompetensi dasar menjelaskan ketentuan zakat? 
20 Mardalis, Metode Penelitian ...... hal 64
35 
3) Dokumentasi 
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau 
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai 
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh 
melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.21 
Adapun yang dimaksud disini adalah pengambilan data dengan cara 
mencatat, mencetak dan merekam semua hal yang berhubungan dengan 
siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. 
4) Tes hasil belajar 
Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan 
siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi 
pembelajaran.22 Jenis tes yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan 
kelas (PTK) ini adalah tes individual. 
Peneliti menentukan ketuntasan belajar siswa jika siswa telah 
memperoleh nilai diatas KKM yaitu > 70. Analisis dihitung dengan 
menggunakan statistik sederhana, yaitu : 
a. Nilai Tes Formatif 
Untuk memperoleh nilai tes formatif dirumuskan dengan : 
Nilai = Skor yang diperoleh x 100 % 
Skor Maximum 
b. Data Ketuntasan Siswa 
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, peneliti 
menggunakan rumus : 
21 Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 143. 
22 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009) 
hal 99.
36 
T = Σ siswa yang tuntas x 100 % 
Σ siswa 
Tes yang diberikan kepada siswa MI Al-Hidayah Sidoarjo adalah tes 
tertulis yaitu soal-soal dengan kompetensi dasar menjelaskan macam-macam 
zakat. Sedangkan analisis ketuntasan belajar, dikategorikan secara 
perseorangan dan secara klasikal. Pembelajaran ini dianggap berhasil jika 
siswa mampu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan ketentuan 
zakat dan telah mencapai skor minimal 75. Adapun kriteria ketuntasan 
belajar siswa secara perorangan adalah sebagai berikut: 
Kriteria tingkat ketuntasan/kelulusan belajar siswa 
Lulus ≥ 75 Sangat Baik 89 - 100 
Baik 79 - 88 
Cukup 68 - 78 
Tidak lulus ≤ 75 Kurang 50 - 75 
Sangat kurang 0 - 45 
Tabel 3.3 
F. Indikator Kinerja 
Indikator berasal dari kata dasar bahasa inggris to indicate, artinya 
menunjukkan. Dengan demikian maka indikator berarti alat penunjuk atau 
“sesuatu yang menunjukkan kualitas sesuatu”. 
Berdasarkan judul “Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Macam- 
Macam Zakat Mata Pelajaran Fiqih Melalui Model Think Pair Share (TPS) 
Pada Siswa Kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo “, Penelitian Tindakan Kelas 
(PTK) ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa pada
37 
kompetensi dasar menjelaskan macam-macam zakat hingga mencapai 
presentase 100 %. 
G. Tim Peneliti dan Tugasnya 
Dalam pelaksanaan PTK ini, peneliti bekerja sama dengan Ibu 
Ma’rufah, S. Pd. I selaku guru mata pelajaran Fiqih sekaligus wali kelas pada 
siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. Dan juga siswa siswi kelas IV MI Al- 
Hidayah Sidoarjo sebagai subjek yang diteliti. 
Guru dan peneliti merupakan kesatuan tim yang bertugas untuk 
mengarahkan proses kegiatan pembelajaran agar berjalan efektif dan juga 
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa untuk 
turut aktif dalam kegiatan dengan nilai yang memuaskan. Sehingga akan 
diketahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi macam-macam zakat 
melalui metode Think Pair Share. 
Peneliti disini bertugas untuk melakukan penelitian terhadap kinerja guru 
dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan siswa. Selain itu peneliti 
mempunyai tugas menyediakan perangkat pembelajaran (RPP). RPP yang 
sudah dibuat dipraktikkan. Kemudian peneliti bersama guru malakukan 
evaluasi terhadap kemampuan mengidentifikasi siswa. Sehingga peneliti dan 
guru mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. 
DAFTAR PUSTAKA 
Ainul Yaqin Makky Abdullah. 2009. Fikih. Sidoarjo : Media Ilmu.
38 
Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 
Data hasil remidi. 
Departemen Pendidikan Agama Islam. 2008. Permenag. Jakarta. 
Dokumen penilaian ulangan harian kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. 
Hasibuan, Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda 
Karya. 
http://diaryapipah.blogspot.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html (29 
Juni 2013). 
http://www.scribd.com/doc/57852571/3/Hakekat-Kemampuan-dalam-Pembelajaran. 
Mardalis 1995. Metode Penelitian suatu Pendekatan Proporsional. Jakarta: Bumi 
Aksara. 
Modul Penelitian Tindakan Kelas paket 3 hal 9-10. 
Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 
Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja 
Rosdakarya. 
Nasution. 2003. Metodologi Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. 
Permenag No. 2 tahun 2008. 
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media 
Group.
39 
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Kencana 
Prenada Group. 
Winata Putra, Udin S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas 
Terbuka.

More Related Content

What's hot

Kod etika profesion keguruan
Kod etika profesion keguruanKod etika profesion keguruan
Kod etika profesion keguruanIzzat Najmi
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Tjoetnyak Izzatie
 
Interview SPP
Interview SPPInterview SPP
Interview SPP
Rainne Lee
 
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru PemulaEsensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Hariyatunnisa Ahmad
 
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan KomaraLaporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
TatsuyaSendok
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
Wira Sudewa
 
Isu global sdm pendidikan
Isu global sdm pendidikanIsu global sdm pendidikan
Isu global sdm pendidikan
nur habibullah norman kardi
 
Kode
KodeKode
Apakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_ini
Apakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_iniApakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_ini
Apakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_ini
Rainne Lee
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikro
muhammadsucahyo
 
Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)
Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)
Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)
Joyce Tan
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralWan Nor Faezah
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistWIDIYAH02ASTUTIK
 
Peranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etika
Peranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etikaPeranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etika
Peranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etika
yusnithamerang
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
MJM Networks
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
Syaza Mohd Sabri
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAWan Nor Faezah
 

What's hot (20)

Ppt moral elm 3033 e
Ppt moral elm 3033 ePpt moral elm 3033 e
Ppt moral elm 3033 e
 
Kod etika profesion keguruan
Kod etika profesion keguruanKod etika profesion keguruan
Kod etika profesion keguruan
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
 
Interview SPP
Interview SPPInterview SPP
Interview SPP
 
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru PemulaEsensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
 
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan KomaraLaporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Isu global sdm pendidikan
Isu global sdm pendidikanIsu global sdm pendidikan
Isu global sdm pendidikan
 
Kode
KodeKode
Kode
 
Apakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_ini
Apakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_iniApakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_ini
Apakah nama jawatan_yang_anda_temuduga_ini
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikro
 
Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)
Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)
Hdps1303 pengenalan kpd perkembangan kanak kanak v-aug19 (mrep)
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moral
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadist
 
Peranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etika
Peranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etikaPeranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etika
Peranan guru pendidikan moral dalam menjayakan kod etika
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
 
Tajuk 3 done
Tajuk 3 doneTajuk 3 done
Tajuk 3 done
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
 
Tesis bab 1
Tesis bab 1Tesis bab 1
Tesis bab 1
 

Similar to isi

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaMar Tunis
 
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Tjoetnyak Izzatie
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
PPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptx
PPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptxPPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptx
PPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptx
CARyuuFarid
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
Melly PMI
 
Pelaksanaan pendidikan moral di sekolah
Pelaksanaan pendidikan moral di sekolahPelaksanaan pendidikan moral di sekolah
Pelaksanaan pendidikan moral di sekolahSyuhaibah Sue
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
MyData19
 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
Lim Salawat
 
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkkPPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkkWaQhyoe Arryee
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
Terry Brengost
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Bab 1
Bab  1Bab  1
Pkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia utPkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia ut
Operator Warnet Vast Raha
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMAguestf6b63af
 
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai iiOperator Warnet Vast Raha
 
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai iiOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to isi (20)

Bab i ptk
Bab i ptkBab i ptk
Bab i ptk
 
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
 
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
PPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptx
PPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptxPPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptx
PPT Sempro Farid - UIN Jambi.pptx
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Pelaksanaan pendidikan moral di sekolah
Pelaksanaan pendidikan moral di sekolahPelaksanaan pendidikan moral di sekolah
Pelaksanaan pendidikan moral di sekolah
 
Artikel baru
Artikel baruArtikel baru
Artikel baru
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
 
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkkPPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
PPT PKN Pentingnya Pembelajaran PKn dkk
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Bab 1
Bab  1Bab  1
Bab 1
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Pkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia utPkp wd rosmia ut
Pkp wd rosmia ut
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
 
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
 
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
4. makalah pengembangan sistem evaluasi pai ii
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 

isi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syari’ah, yang berhubungan dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan ataupun perbuatan. Pembelajaran fiqih adalah sebuah proses belajar untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli atau naqli.1 Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Bidang studi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah dapat diberi pengertian sebagai bidang studi dalam kelompok pendidikan agama Islam yang memberikan pengetahuan tentang ajaran Islam dalam segi hukum Syara’ dan membimbing anak didik ke arah timbulnya keyakinan dan kebenaran hukum-hukum tersebut serta membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya. Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) bidang studi Fiqh dicantumkan tujuan kurikuler sebagai berikut: “Murid mengetahui, 1 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), 21 1
  • 2. 2 memahami, menghayati hukum-hukum Islam serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.” Dengan rumusan tujuan kurikuler tersebut diketahui bahwa setelah menyelesaikan seluruh program-program bidang studi Fiqh, murid Madrasah Ibtidaiyah diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman, penghayatan, serta keterampilan melaksanakan hukum-hukum Islam. Sudah tentu bahan yang harus dikuasai oleh murid Madrasah Ibtidaiyah tidak mencakup seluruh materi Fiqh atau hukum Islam, tetapi disesuaikan dengan kebutuhannya. Pembelajaran Fiqih yang ada di madrasah saat ini tidak terlepas dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Peraturan Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI sebagaiman dimaksud adalah kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sehingga kurikulum ini sangat beragam. Pengembangan Kurikulum PERMENAG yang beragam ini tetap mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai tingkat kelulusan minimal, sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran fiqih. Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali siswa agar dapat: 1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
  • 3. 3 2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut agar murid menjadi muslim yang baik, bidang studi Fiqih memberikan sumbangan dalam pengenalan tentang hukum Islam, keterampilan melaksanakannya, dan penanaman kebiasaan dan kesetiaan melaksanakan hukum-hukum tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar murid menjadi warga Negara Indonesia yang baik. Bidang studi Fiqih memberikan sumbangan dalam melatih kedisiplinan dan ketaatan melaksanakan peraturan. Kebiasaan disiplin dan taat melaksanakan hukum-hukum Islam yang diperoleh dalam bidang studi Fiqh sangat membantu dalam membentuk pribadi warga Negara yang baik. Adanya anggapan bahwa fiqih hanyalah pelajaran yang dihafal dan tidak termasuk pelajaran yang menentukan saat akhir sekolah. Inilah yang membuat peserta didik statis dan kurang berprestasi. Berdasarkan hasil ulangan harian diketahui bahwasannya MI Al-Hidayah Sidoarjo menghadapi permasalahan dalam pembelajaran Fiqih. Dalam pembelajaran Fiqih sering kali didapatkan siswa masih sukar menerima dan mempelajari mata pelajaran Fiqih. Permasalahan ini didapatkan dari hasil ulangan harian siswa pada kompetensi dasar menjelaskan ketentuan zakat. Dari hasil ulangan harian
  • 4. 4 siswa diperoleh data rata-rata nilai yang diperoleh dari 28 siswa adalah 80-100 dengan kriteria nilai baik ada 5 siswa = 18%. 79-55 dengan kriteria nilai cukup ada 3 siswa = 11%. 0-54 dengan kriteria nilai kurang ada 20 siswa = 71%. Data ini membuktikan bahwa pembelajaran Fiqih di kelas IV kurang berhasil karena hasil belajar siswa masih sangat rendah dan dibawah KKM. Sedangkan KKM yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah untuk mata pelajaran Fiqih adalah 75.2 Beberapa wali murid mengeluh dengan hal ini. Keluhan diterima langsung oleh guru kelas dan sebagian keluhan lain diterima kepala sekolah. Guru dan kepala sekolah beberapa kali melakukan rapat khusus untuk membahas masalah ini. Tetapi setelah diadakan remidi dan pengayaan nilainya tetap saja rendah.3 Mata pelajaran fiqih cenderung menghafal daripada mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini masih sangat bergantung oleh seorang guru. Pengalaman pembelajaran tersebut menumbuhkan pemikiran baru bagaimana hal yang kurang baik itu dapat diubah untuk diperbaiki kemudian muncul suatu gagasan untuk berkolaborasi mencari solusi. 2 Sumber : Dokumen penilaian ulangan harian kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo 3 Sumber : Data hasil remidi
  • 5. 5 Dalam proses belajar mengajar di sekolah, model pembelajaran yang digunakan guru merupakan salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Apa yang diperoleh siswa dari guru agama seringkali tidak mencerminkan perkembangan pendekatan dengan yang mereka alami dalam kehidupan masyarakat. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar, dapat mempengaruhi hasil belajarnya sehingga tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran tersebut. Oleh karena itu guru harus terampil dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Berdasarkan masalah yang didapatkan, tampaknya pembelajaran Fiqih kelas IV MI Al-Hiadayah Sidoarjo terjadi karena kurang terampilnya guru menggunakan Model pembelajaran. Guru hanya berceramah di depan kelas. Guru kurang memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri konsep-konsep matematika, siswa hanya menyalin apa yang dikerjakan oleh guru. Selain itu siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide dan mengkonstruksi sendiri dalam menjawab soal latihan yang diberikan oleh guru. B. Rumusan Masalah
  • 6. 6 Permasalahan yang terjadi di kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo dalam pelajaran Fiqih adalah hasil belajar siswa yang masih kurang. Merujuk pada latar belakang tersebut, masalah yang ditemukan dalam penelitian adalah: 1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam zakat pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo sebelum diberi tindakan? 2. Bagaimana penerapan model Think Pair Share dalam menjelaskan macam-macam zakat pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam zakat melalui model Think Pair Share? C. Tindakan Yang di Pilih Masalah yang telah dikemukakan di atas, guru MI Al-Hidayah Sidoarjo perlu melakukan perbaikan dalam proses pengajaran. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal melalui penelitian tindakan kelas. Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengajarkan matematika adalah model Think Pair Share (TPS), karena model pembelajaran ini dapat mendorong keaktifan siswa agar dapat meningkatkan hasil belajarnya. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberikan siswa lebih banyak waktu berfikir untuk merespon dan saling membantu. Dengan demikian Think Pair Share berpotensi untuk
  • 7. 7 meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Macam-Macam Zakat Mata Pelajaran Fiqih Melalui Model Think Pair Share Pada Siswa Kelas IV MI AL-Hidayah Sidoarjo”. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam zakat pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo sebelum diberi tindakan. 2. Untuk mengetahui penerapan model Think Pair Share dalam menjelaskan macam-macam zakat pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan ketentuan zakat melalui model Think Pair Share. E. Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menjelaskan ketentuan zakat mata pelajaran fiqih pada siswa kelas IV MI Al- Hidayah Sidoarjo. Subjek penelitiannya hanya ditujukan untuk siswa kelas IV dengan jumlah siswa 40 anak, 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Tindakan penelitian ini menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. F. Manfaat Penelitian Bagi siswa:
  • 8. 8 1. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa tentang FPB dan KPK. 2. Memudahkan siswa dalam memahami pelajaran tentang FPB dan KPK. 3. Tercipta suasana yang menarik dan menyenangkan dalam proses belajar mengajar. 4. Menigkatkan keaktifan siswa melalui model pembelajaran Think Pair Share. Bagi guru: 1. Meningkatkan pengetahuan penerapan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 2. Sebagai alternatif untuk terampil dalam melakukan proses pembelajaran. 3. Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi dan kondisi siswa. 4. Mengaplikasikan pembelajaran PAIKEM yang telah dipelajari selama berada di bangku kuliah. Bagi sekolah: 1. Memberikan peluang bagi siswa-siswi untuk mengembangkan potensinya. 2. Upaya peningkatan dalam mencapai standar proses pembelajaran. 3. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan proses pembelajaran.
  • 9. 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Model pembelajaran Think Pair Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interktif siswa. Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Pembelajaran TPS membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Prosedur tersebut telah disusun dan dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk dapat berpikir dan merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi siswa. Karakteristik model TPS, peserta didik dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Model
  • 10. 10 ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan KBM juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi peserta didik. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan. Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga langkah yaitu Think (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi).  Langkah 1 : Think (Berpikir) Guru menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri menemukan 10 jawaban.  Langkah 2 : Pairing (Berpasangan) Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4-5 menit untuk berpasangan.  Langkah 3 : Sharing (Berbagi) Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan hasilnya. Langkah ini dapat dilakukan hal – hal sebagai berikut : 1. Semua peserta didik menulis jawabannya di papan tulis pada saat yang sama. 2. Para peserta didik memberikan jawaban dengan cepat dan peserta didik lain menanggapi dengan cepat.
  • 11. 11 3. Semua peserta didik memberikan jawabannya dengan cara berdiri kemudian duduk kembali. Dan setiap peserta didik yang memberikan jawaban yang sama dengan peserta didik yang menulis di papan tulis ikut duduk. Proses ini dilanjutkan sampai semua peserta didik duduk. 4. Setiap peserta didik berbagi jawaban dengan peserta didik dengan kelompok yang lain.4 Think Pair Share memiliki keistimewaan, yaitu siswa selain bisa mengembangkan kemampuan individunya sendiri, juga bisa mengembangkan kemampuan berkelompoknya serta keterampilan atau kecakapan sosial. Keterampilan sosial dalam proses pembelajaran tipe TPS antara lain: 1. Keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi meliputi dua aspek, yaitu:  Aspek bertanya Keterampilan sosial siswa dalam hal bertanya kepada teman dalam satu kelompoknya ketika ada materi yang kurang dimengerti serta bertanya pada diskusi kelas.  Aspek menyampaikan ide atau pendapat Keterampilan siswa menyampaikan pendapat saat diskusi kelompok serta berpendapat (memberikan tanggapan atau sanggahan) saat kelompok lain presentasi. 2. Keterampilan sosial aspek bekerjasama 4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010) hal 81-82
  • 12. 12 Keterampilan sosial siswa pada aspek yang bekerjasama meliputi keterampilan sosial siswa dalam hal bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. 3. Keterampilan sosial aspek menjadi pendengar yang baik Keterampilan sosial siswa pada aspek menjadi pendengar yang baik yaitu keterampilan dalam hal mendengarkan guru, teman dari kelompok lain saat sedang presentasi maupun saat teman dari kelompok lain berpendapat. 1) Tujuan Model Think Pair Share Beberapa tujuan menggunakan TPS sebagai berikut : 1. Membantu menstrukturkan diskusi. 2. Meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat siswa. 3. Siswa dapat meningkatkan kecakapan sosial hidup mereka. 2) Kelebihan Model Think Pair Share Kelebihan model pembelajaran Think Pair Share antara lain sebagai berikut: 1. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertnyaan mengenai materi yang diajarkan karena, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
  • 13. 13 2. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. 3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. 4. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. 5. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran. 6. Proses kegiatan belajar mengajar tidak bergantung pada guru. Dengan demikian, peserta didik dirangsang untuk lebih aktif sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari beberapa sumber, dan dapat saling dan bertukar informasi antar peserta didik. 3) Kelemahan Model Think Pair Share Kelemahan dari model Think Pair Share antara lain: 1. Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu murid tidak mempunyai pasangan. 2. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah. 3. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
  • 14. 14 4. Menggantungkan pada pasangan. 5. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan muridnya rendah. 6. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktifitas. 7. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga, untuk itu guru harus membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang. 8. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas. 4) Manfaat Model Think Pair Share Manfaat dari Model Think Pair Share antara lain: 1. Para peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik. 2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi. 5) Model Think Pair Share sebagai Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Belajar kooperatif bukanlah hal baru. Dalam belajar kooperatif siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk bekerja sama dalam
  • 15. 15 menguasai materi yang diberikan oleh guru. Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama dan setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika merasa saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Tujuan pokok dari belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu tim maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan antara para siswa dari berbagai latar belakang dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. Manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidik khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalnagan siswa. Dengan belajar kooperatif diharapkan kelak akan muncul geberasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas yang tinggi. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
  • 16. 16 sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang. Menurut Johnson dan Sutton terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadpa suksesnya kelompok. 2. Interaksi antar siswa yang semakin meningkat. Hal ini akan terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dlam kelompok memengaruhi suksesnya kelompok. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah saling tukar menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari. 3. Tanggung jawab individual. Belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan siswa tidak adapat hanya sekedar membonceng pada hasil kerja teman. 4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif selain dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi
  • 17. 17 dengan siswa lain dalam kelompoknya, siswa sebagai anggota kelompok juga harus juga harus menyampaikan ide dalam kelompok. 5. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok ini terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka membuat hubungan kerja yang baik. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin adalah sebagai berikut: 1. Penghargaan kelompok yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan. 2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain. 3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar secara bersama-sama dalam menyelesaikan masalah.5 B. Kemampuan Menjelaskan 1) Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang mempunyai arti dapat atau bisa. Ada beberapa istilah tentang kemampuan diantaranya adalah 5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif ..... hal 56-61
  • 18. 18 kesanggupan, sanggup, dapat melakukan sesuatu, dan memecahkan masalah. Ditinjau dari segi bahasa Indonesia kemampuan merupakan kesanggupan seseorang berinteraksi di suatu masyarakat dalam berbahasa antara lain mencakup sopan santun, memahami giliran bercakap-cakap. Kemampuan didefinisikan sebagai kecakapan sseorang untuk mempergunakan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai.6 Kemampuan didefinisikan sebagai perwujudan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam pembelajaran, kemapuan siswa dapat diwujudkan dengan nilai yang diperoleh siswa untuk mengukur tingkat kognitifnya. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kompetensi mendasar yang perlu dimiliki siswa yang mempelajari lingkup materi tertentu dalam satu mata pelajaran pada jenjang tertentu. 2) Pengertian Menjelaskan Secara etimologis kata “menjelaskan” bermakna membuat sesuatu menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian informasi secara sitematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lainnya.7 Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diinformasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan 6 Lihat: http://www.scribd.com/doc/57852571/3/Hakekat-Kemampuan-dalam-Pembelajaran 7 Udin S Winata Putra, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), hal. 7.60.
  • 19. 19 memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi.8 Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hokum-hukum yang berlaku.9 Pada kenyataannya kebanyakan siswa belum terbiasa belajar secara mandiri dan mampu memahami yang dipelajarinya secara lebih baik. Disamping itu tidak sedikit para siswa dihadapkan pada keterbatasan sumber belajar, terutama buku-buku yang dimilikinya. Dengan demikian kemampuan menjelaskan berbagai konsep dan topik secara tepat sehingga dapat dipahami oleh siswa.10 Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956.Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. 8 JJ. Hasibuan, Dip. Ed, dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 70. 9 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 80. 10 Ibid., hlm. 156.
  • 20. 20 Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual yaitu a) mengingat, b) memahami, c) menerapkan, d) menganalisis, e) mengevaluasi, f) mengkreasi. b. Affective Domain (Ranah Afektif) Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri ranah afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran agama di sekolah, dsb. Ranah Afektif ini ada lima tingkatan dari yang paling sederhana ke yang kompleks yaitu a) reciving, b) responding, c) valuing, d) organizing, e) caractirazation by value. c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) Psikomotor berhubungan dengan kata ”motor”,” sensory-moto” r atau perceptual-motor.” Jadi ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan gerak tubuh atau bagian-bagiannya. Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Terdapat 5 tingkatan yaitu a)
  • 21. 21 persepsi, b) kesiapan, c) gerakan terbimbing, d) gerakan mekanisme, e) respons yang kompleks, f) penyesuaian dan keaslian.11 Kemampuan menjelaskan merupakan kemampuan yang termasuk dalam ranah kognitif. Dengan menjelaskan macam-macam zakat, siswa diharapkan mampu mencapai indikator yang sudah ditentukan guru dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah 1) Pengertian Fiqih Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.12 11 Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) 12 Permenag No. 2 tahun 2008
  • 22. 22 2) Tujuan Fiqih Dalam rangka pencapaian tujuan pemberian bekal kemampuan dasar yang diperlukan untuk memasuki kehidupan di masyarakat, bidang studi Fiqih memberikan kemampuan minimal yang diperlukan dalam melaksanakan hukum Islam, sesuai dengan tingkat perkembangan dan usianya. Dalam bidang studi Fiqih terdapat tujuan instruksional umum, yaitu: 1. Murid dapat melafalkan dua kalimat syahadat dan artinya. 2. Murid mengetahui alat dan cara bersuci dari kotoran dan najis, adab buang air, istinja’ dan berwudhu’. 3. Murid mengetahui tata cara melaksanakan shalat dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Murid mengetahui cara-cara melaksanakan puasa dan dapat mengamalkannya. 5. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang zakat, shadaqah, infaq dan waqaf. 6. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang ibadah haji. 7. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang hukum makanan dan minuman. 8. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang binatang yang halal dan yang haram serta cara penyembelihan. 9. Murid mengetahui pokok-pokok Syari’at Islam tentang jual-beli.13 3) Ruang Lingkup Fiqih Ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah meliputi: 1. Fiqh ibadah : yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara thaharah, shalat, puasa, zakat, ibadah haji. 13 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 19
  • 23. 23 2. Fiqh Muamalah : yang menyangkut pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.14 4) Materi Fiqih tentang Macam-Macam Zakat Zakat menurut bahasa berarti suci, bersih, bertambah serta tumbuh berkembang. Oleh karena itu, orang yang berzakat berarti membersihkan dirinya dari sifat bakhil dan membersihkan harta dari hak orang lain. Dengan membayar zakat akan menambah keberkahan harta dan usahanya akan tumbuh berkembang. Zakat menurut istilah berarti mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya setelah memenuhi nisab atau syarat tertentu. Zakat akan menyucikan dan membersihkan harta kita dari hak orang lain maupun dari sesuatu yang haram. Demikian pula jiwa kita yang menjadi bersih dan suci dengan berzakat. Zakat yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat Islam dikelompokkkan menjadi 2 yaitu: 1. Zakat Fitrah yaitu zakat yang diwajibkan kepada umat Islam yang memiliki kelebihan di akhir bulan Ramadhan. 2. Zakat Mall (harta) yaitu zakat yang berkaitan dengan harta benda yang dimiliki dan telah mencapai syarat tertentu. Harta benda yang wajib dizakati meliputi: a. Zakat Nuquud yaitu zakat kekayaan seperti emas, perak. b. Zakat Tijarah yaitu zakat perdagangan 14 Departemen Pendidikan Agama Islam, Permenag, (Jakarta, 2008)
  • 24. 24 c. Zakat Al-An’am yaitu zakat binatang ternak seperti sapi, kambing, unta. d. Zakat Ziraah yaitu zakat pertanian dan perkebunan. 15 15 Ainul Yaqin Makky Abdullah, Fikih, (Sidoarjo : Media Ilmu, 2009), hal 1-4
  • 25. 25 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan jenis penelitian kualitatif. Ada tiga pengertian yang dapat dijelaskan dari istilah Penelitian Tindakan Kelas yaitu  Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi dengan tujuan dan bermanfaat dalam meningkatkan mutu bagi hal yang diamati.  Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian tersebut berbentuk rangkaiansiklus kegiatan untuk siswa-siswi.  Kelas dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas tetapi dalam pengertian pembelajaran yang lebih spesifik yakni sekelompok siswa-siswi yang dalam waktu yang samadari guru yang sama pula. Dari menggabungkan tiga istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
  • 26. 26 memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan secara bersama di kelas secara profesional.16 Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.17 B. Setting Penelitian 28 Penelitian ini dilakukan di MI Al-Hidayah Sidoarjo. Waktu penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014. Subjek penelitiannya hanya ditujukan kepada siswa siswi kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo dengan jumlah siswa 40 anak, 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukakan atas dasar sekolah dekat dari rumah peneliti sehingga mudah dijangkau. Masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu model yang dipakai guru meggunakan ceramah dan hasil belajar siswa-siswi tentang menjelaskan ketentuan zakat rata-rata masih belum maksimal. Sehingga hal ini dapat menghambat hasil belajar 16 Modul Penelitian Tindakan Kelas paket 3 hal 9-10 17 Lihat : http://diaryapipah.blogspot.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html (29 Juni 2013)
  • 27. siswa dalam meningkatkan kemampuan menjelaskan ketentuan zakat mata pelajaran Fiqih. Identifikasi masalah Identifikasi masalah refleksi (reflecting) observasi (observing) tindakan (acting) perencanaan (planning) 27 Siklus I Siklus II C. Variabel yang diselidiki Variabel yang diteliti meliputi: a. Variabel input yaitu siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo dengan kompetensi dasar menjelaskan ketentuan zakat. b. Variabel proses yaitu penyelenggaraan proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. c. Variabel out put yaitu penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan macam-macam zakat. D. Rencana Tindakan Dalam pelaksanaannya, PTK ini menggunakan model PTK Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting).
  • 28. 28 dst gambar 1.1 Model PTK Kurt Lewin Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu muga siklus-siklus berikutnya. Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Menyusun perencanaan sebelum melakukan PTK. Kegiatan yang harus dilakukan adalah: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas. c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. 2. Tindakan (acting) Pada tahap ini melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 3. Observasi (observing) Pada tahap ini melakukan pengamatan. Kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran. b. Memantau kegiatan diskusi/kerja sama antar siswa-siswi dalam kelompok.
  • 29. 29 c. Mengamati pemahaman tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK. 4. Refleksi (reflecting) Tahap ini melakukan refleksi. Kegiatan yang dilakukan adalah: a. Mencatat hasil observasi. b. Mengevaluasi hasil observasi. c. Menganalisis hasil pembelajaran. d. Mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK dapat dicapai.18 E. Data dan Cara Pengumpulannya Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara penulis mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Observasi Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data dalam sutau penelitian yang merupakan hasil perbuatan secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau studi yang sistematis tentang keadaan sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru melalui model Think Pair Share. Dalam pelaksanaannya digunakan alat bantu checklist atau skala penilaian.19 18 Modul Penelitian Tindakan Kelas paket 5 hal 12-13 19 Mardalis, Metode Penelitian suatu Pendekatan Proporsional (Jakarta: Bumi Aksara Jakarta, 1995) hal 63
  • 30. 30 Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Fiqih Kelas / Semester : IV / 1 Hari / Tanggal : Hasil Checklist Aktivitas Guru No Kegiatan Skor 1 2 3 4 1 Membuka pelajaran a.Menarik perhatian b.Guru memberikan motivasi c.Guru menyampaikan tujuan 2 Penguasaan materi ajar a. Kelancaran menyampaikan materi b. Kecakupan materi terhadap kompetensi. c. Keluasan materi ajar. 3 Model pembelajaran yang digunakan a.Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk berpikir. b.Guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk berdiskusi berpasangan.
  • 31. 31 c.Guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk berkelompok dan melakukan sharing tentang apa yang sudah dipikirkan dengan membagikan lembar kerja. d.Guru bersama siswa melakukan sharing sesuai hasil kerja kelompoknya. 4 Performance a.Guru menjelaskan dengan suara lantang dan jelas. b.Guru melakukan interaksi kepada semua siswa. c.Guru sangat berekspresi ketika menerangkan. 5 Penerapan Media a.Media yang digunakan menarik b.Media memperjelas materi c.Kesesuaian Media dengan karakter peserta didik. 6 Bertanya a. Pertanyaan jelas dan konkrit. b.Pertanyaan memberikan waktu berfikir. c. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi. 7 Reinforment(memberi penguatan) a.Guru memperjelas materi yang belum dipahami siswa b.Guru memberikan penguatan verbal. c.Guru memberikan penguatan non verbal. 8 Menutup pembelajaran a.Guru memberi reward / penghargaan pada siswa. b.Guru menarik kesimpulan. c.Guru memberi dorongan psikologis. d.Guru melakukan evaluasi. Skor perolehan Persentase = x 100 =
  • 32. 32 Skor maksimal Tabel 3.1 Keterangan : 1 : jika ada satu dari empat butir 2 : jika ada dua dari empat butir 3 : jika ada tiga dari empat butir 4 : jika lengkap empat butir Skor perolehan 5: Prosentase = x 100 Skor Maksimal Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Fiqih Kelas / Semester : IV / 1 Hari / Tanggal : Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model Think Pair Share No Indikator / Aspek Yang Diamati Pengamat Skor Skor
  • 33. 33 Penilaian 1 2 3 1. Siswa berpikir sesuai pertanyaan yang diberikan guru. 2. Siswa berdiskusi berpasangan sesuai dengan jawaban 3. Siswa bekerjasama dengan satu kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru. 4. Siswa menyampaikan ide atau pendapat saat berdiskusi atau sharing. 5. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya. 6. Siswa bertanya pada saat berdiskusi. 7. Siswa antusias menjawab pertanyaan dengan cepat ketika sharing. 8. Siswa menanggapi jawaban dengan cepat ketika sharing. 9. Siswa menjawab pertanyaan dengan angkat tangan kemudian berdiri dan duduk lagi. 10. Siswa mendengarkan dengan baik ketika kelompok lain atau temannya menyampaikan pendapat. Skor perolehan Persentase = x 100 = Skor Maksimal Tabel 3.2 Keterangan: Pengisian Lembar Observasi Guru dengan memberi tanda Checklist (√)
  • 34. 34 1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang. 2 : jika aktivitas siswa cukup. 3 : jika aktivitas siswa sangat baik. Skor perolehan 4 : Persentase = x 100 Skor Maksimal 2) Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti.20 Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menjelaskan ketentuan zakat. Wawancara ini dilakukan sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Berikut instrumen wawancara: 1. Bagaimana kemampuan siswa kelas IV pada kompetensi dasar menjelaskan ketentuan zakat? 2. Berapa persen siswa yang belum menguasai materi tersebut? 3. Bagaimana keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran? 4. Apakah siswa yang belum mengerti selalu bertanya kepada teman atau guru? 5. Apa yang melatar belakangi nilai siswa rata-rata di bawah KKM pada kompetensi dasar menjelaskan ketentuan zakat? 20 Mardalis, Metode Penelitian ...... hal 64
  • 35. 35 3) Dokumentasi Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.21 Adapun yang dimaksud disini adalah pengambilan data dengan cara mencatat, mencetak dan merekam semua hal yang berhubungan dengan siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. 4) Tes hasil belajar Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.22 Jenis tes yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah tes individual. Peneliti menentukan ketuntasan belajar siswa jika siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yaitu > 70. Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu : a. Nilai Tes Formatif Untuk memperoleh nilai tes formatif dirumuskan dengan : Nilai = Skor yang diperoleh x 100 % Skor Maximum b. Data Ketuntasan Siswa Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, peneliti menggunakan rumus : 21 Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 143. 22 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009) hal 99.
  • 36. 36 T = Σ siswa yang tuntas x 100 % Σ siswa Tes yang diberikan kepada siswa MI Al-Hidayah Sidoarjo adalah tes tertulis yaitu soal-soal dengan kompetensi dasar menjelaskan macam-macam zakat. Sedangkan analisis ketuntasan belajar, dikategorikan secara perseorangan dan secara klasikal. Pembelajaran ini dianggap berhasil jika siswa mampu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan ketentuan zakat dan telah mencapai skor minimal 75. Adapun kriteria ketuntasan belajar siswa secara perorangan adalah sebagai berikut: Kriteria tingkat ketuntasan/kelulusan belajar siswa Lulus ≥ 75 Sangat Baik 89 - 100 Baik 79 - 88 Cukup 68 - 78 Tidak lulus ≤ 75 Kurang 50 - 75 Sangat kurang 0 - 45 Tabel 3.3 F. Indikator Kinerja Indikator berasal dari kata dasar bahasa inggris to indicate, artinya menunjukkan. Dengan demikian maka indikator berarti alat penunjuk atau “sesuatu yang menunjukkan kualitas sesuatu”. Berdasarkan judul “Peningkatan Kemampuan Menjelaskan Macam- Macam Zakat Mata Pelajaran Fiqih Melalui Model Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo “, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa pada
  • 37. 37 kompetensi dasar menjelaskan macam-macam zakat hingga mencapai presentase 100 %. G. Tim Peneliti dan Tugasnya Dalam pelaksanaan PTK ini, peneliti bekerja sama dengan Ibu Ma’rufah, S. Pd. I selaku guru mata pelajaran Fiqih sekaligus wali kelas pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. Dan juga siswa siswi kelas IV MI Al- Hidayah Sidoarjo sebagai subjek yang diteliti. Guru dan peneliti merupakan kesatuan tim yang bertugas untuk mengarahkan proses kegiatan pembelajaran agar berjalan efektif dan juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa untuk turut aktif dalam kegiatan dengan nilai yang memuaskan. Sehingga akan diketahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi macam-macam zakat melalui metode Think Pair Share. Peneliti disini bertugas untuk melakukan penelitian terhadap kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan siswa. Selain itu peneliti mempunyai tugas menyediakan perangkat pembelajaran (RPP). RPP yang sudah dibuat dipraktikkan. Kemudian peneliti bersama guru malakukan evaluasi terhadap kemampuan mengidentifikasi siswa. Sehingga peneliti dan guru mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Ainul Yaqin Makky Abdullah. 2009. Fikih. Sidoarjo : Media Ilmu.
  • 38. 38 Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Data hasil remidi. Departemen Pendidikan Agama Islam. 2008. Permenag. Jakarta. Dokumen penilaian ulangan harian kelas IV MI Al-Hidayah Sidoarjo. Hasibuan, Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. http://diaryapipah.blogspot.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html (29 Juni 2013). http://www.scribd.com/doc/57852571/3/Hakekat-Kemampuan-dalam-Pembelajaran. Mardalis 1995. Metode Penelitian suatu Pendekatan Proporsional. Jakarta: Bumi Aksara. Modul Penelitian Tindakan Kelas paket 3 hal 9-10. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution. 2003. Metodologi Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Permenag No. 2 tahun 2008. Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • 39. 39 Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif. Jakarta: Kencana Prenada Group. Winata Putra, Udin S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.