SlideShare a Scribd company logo
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Isalam adalah
membentuk karakter siswa yang beriman dan berakhlaq yang mampu
mengamalkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan jangka
panjangnya adalah membentuk karakter siswa yang mampu meneladani ajaran
Islam dan mengamalkan di lingkungan masing-masing. Proses pembelajaran di
sekolah harapannya mampu ditransformasikan dalam kehidupan masing-masing
siswa, karena dalam perkembangannya kita dihadapkan pada suatu masa dimana
kita dan siswa berhadapan langsung dengan perubahan prilaku siswa dalam
mengamalkan ajaran agama Islam.
Yang menjadi tantangan besar bagi guru adalah bagimana siswa mampu
menerjemahkan ajaran Islam dalam kehidupan, misalkan bagiamana seorang
siswa mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan fasih sesuai dengan kaidah
ilmu Tajwid. Kendala yang dihadapi biasanya antara lain, kecenderungan siswa
sudah tidak mau lagi belajar membaca Al Qur’an selepas dia lulus SD/MI, ketika
proses pembelajaran di SMP siswa akan dihadapkan pada materi-materi yang
berhubungan dengan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits, pada fase ini guru
mengalamii kesulitan dalam memberikan pembelajaran, itu akan nampak ketika
siswa tidak bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan bahkan juga ada yang tidak
bisa membaca sama sekali. QS. At-Tin menjadi salah satu kompetensi dasar
2
dalam pembejaran Pendidikan Agama Islam kelas IX, dimana salah satu bentuk
penilaiannya melalui membaca, dan tingkat keberhasilan pembelajaran dikatakan
berhasil ketika hasil penilaian sesuai dengan indikatornya yaitu mampu
membaca QS. At-Tin dengan baik dan fasih.
Dalam perkembangannya prilaku siswa yang kurang lagi memperdulikan
pelajaran membaca Al Qur’an karena dipengarui oleh dua factor yang dominan
yaitu antara lain : Factor internal (1) kurang mampunya siswa dalam memmbaca
Al Qur’an, (2) tidak adanya doronngan dalam diri siswa untuk belajar membaca
Al Qur’an, (3) tidak ada dorongan dari keluarga untuk belajar membaca Al
Qur’an, (4) tidak adanya figure dalam diri siswa yan patut dicontoh misalkan
dalam keluarga tidak ada satupun yang dapat membaca A Qur’an. Factor
eksternal (1) siswa bergaul dengan teman atau yang lainnya yang sama-sama
kurang bisa membaca Al Qur’an, (2) lingkungan tidak mendukung misalkan tidak
ada budaya membaca Al Qur’an, (3) derasnya arus informasi yang mejadikan
tontonan menjadi tuntunan sedang tuntunan hanya dijadikan tontonan, (4)
hilangya budaya mengaji pada guru ngaji di musholla, (5) orang tua lebih
mendorong anak untuk belajar hal-hal yang bersifat duniawi misalkan kursus,
prifat hanya untuk pelajaran eksak saja
Berbagai cara penulis lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran Al
Qur’an, namun kendala baik ketika dalam proses pembelajaran maupun dalam
penilaian unjuk kerja siswa, masalah yang dihadapi adalah karena siswa tidak bisa
membaca dengan baik. Disini kemuadian penulis berusaha untuk merubah skema
pembelajaran agar lebih menarik, bukan berarti pambelajaran yang dilaksanakan
3
setiap pertemuan tidak menarik tetapi penulis berusaha untuk lebih menarik dari
pada pembelajaran sebelumnya, salah satunya dengan melibatkan siswa itu sendiri
sebagai mentor atau tutor pada siswa yang lain. Dan hasilnya cukup berhasil
dibanding menggunakan metode yang umum dipakai, dan kecenderungan siswa
ternyata lebih terbuka dengan temannya sendiri dari pada berhadapan langsung
dengan guru pembimbing. Siswa yang ditujuk sebagai mentor bukanlah siswa
sembarangan, tetapi siswa yang memiliki kelebihan dibidangnya serta
ketuntasannya melebihi rata-rata temannya. Salah satu kelas yang kemudian
penulis angkat dalam penelitian ini adalah kelas IX A. pada kelas ini juga
mengalami masalah yang sama yaitu kesulitan memahami bacaan Al Qur’an
melalui membaca. Ketuntasan dalam pembelajaran kurang dari 80 %, sehingga
pada KD ini tidak tuntas, sehingga indicator mampu membaca dengan baik dan
fasih harus diulang. Penulis ingin mengetahui kendala apa yang menyebabkan KD
ini tidak tuntas dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Dari Kontek
Penelitian tersebut, maka penulis mengambil judul : “Peningkatan Kemampuan
Membaca QS. At-Tin Melalui Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri
20 Kendari”
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada kontek penelitian di atas, permasalahan yang muncul dapat
difokuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode tutor sebaya terhadap KD QS. At-Tin pada
siswa Kelas IX A SMP Negeri 20 kendari?
4
2. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa kelas IX A SMP Negeri 20 kendari
pada KD QS. At-Tin dengan diterapkannya metode tutor sebaya ?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan
penelitian ini antara lain :
1. Memperoleh diskripsi obyektif tentang penerapan metode tutor sebaya
terhadap KD QS. At-Tin pada siswa Kelas IX A SMP Negeri 20 kendari
2. Memperoleh diskripsi obyektif tentang hasil yang diperoleh siswa kelas IX A
SMP Negeri 20 kendari pada KD QS. At-Tin dengan diterapkannya metode
tutor sebaya.
D. Manfaat Penelitian
 Bagi Siswa :
a. Proses pembelajaran lebih aktif, karena siswa ikut berperan dalam proses
pembelajaran
b. Siswa lebih termotifasi untuk lebih giat belajar, karena reword yang
diberikan guru yaitu menjadi tutor bagi temannya.
c. Lebih focus pada materi pembelajaran, yaitu membaca
d. Siswa lebih percaya diri karena diberikan peran dalam penyelnggaran
pembelajaran
 Bagi Guru :
5
a. Proses pembelajaran lebih menarik minat siswa karena guru fariatif dalam
penggunaan metode
b. Guru dapat lebih focus dalam mengamati perkembangan belajar siswa
c. Tidak lagi dominan sebagi sumber belajar, sebaliknya guru menempatkan
dirinya sebagi fasilitator
d. Dapat menghemat energy untuk proses pembelajaran berikutnya
6
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca
1. Pengertian Membaca
Pengertian membaca sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan.
Yang dimaksud membaca yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal
serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya melalui
aktifitas membaca. Jadi membaca merupakan hal yang pokok. Membaca
merupakan suatu perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, dari
ketidakfahaman menjadi suatu kefahaman. Untuk dapat disebut dapat membaca
maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang.
Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin
berlangsung berhasi-hari , berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-
tahun. Belajar membaca merupakan suatu proses yanbg tidak dapat dilihat
dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami
belajar membaca. Jadi yang dimaksud dengan meambaca bukan tingkah laku
yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri indivdu dalam
penguasaan memperoleh hubungan-hubungan baru.
8
2. Pengertian Hasil Membaca
Hasil membaca adalah meningkatnya perolehan pemahaman yang lebih
banyak dari sebelunya yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa hasil
membaca merupakan prestasi yang telah dicapai oleh seseorang setelah
melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.
3. Pedoman Cara Belajar membaca
Untuk memperoleh prestasi/hasl belajar yang baik dilakukan dengan baik
dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman
sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh
seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini
disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan,
kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh Karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi factor
yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk
dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan
belajar yang baik.
B. Metode Tutor Sebaya
Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa
“pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar
siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama”. Sisi lain yang menjadikan AL
9
QUR’AN dianggap siswa pelajaran yang agak sulit adalah bahasa yang digunakan
oleh guru dan kemampuan dasar mereka dalam Pendidikan Agma Islam. Dalam
hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa
guru. Siswa juga lebih enak dan tidak canggung dalam bertanya tentang hal yang
tidak/belum dipahaminya pada teman sendiri. Itulah sebabnya pembelajaran tutor
sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran AL QUR’AN di kelas IX A materi
QS. At-Tin
Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa “Metode
belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh
karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi
pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada
teman-temannya.”
Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa
“Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat
belajar dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil
(1997:3.34) juga berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan
keterampilankarena dia bergaul dengan teman lainnya.” Pada standar kompetensi
membaca dengan benar dan fashih pada kelas IX A SMP Negeri 20 Kendari
peserta didik dibawa pada model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok-
kelompok belajar / kelompok bimbingan. Setiap kelompok terdiri atas 3 sampai
dengan 5 peserta didik dengan 1 (satu) orang pembimbing / mentor.
Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
10
1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara
mandiri.
2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen.
Siswa-siswa pandai
3. disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, atau
disebut“mentor”.
Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi /
kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai
tutor sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun
di luar kelas
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan
sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber
utama.
6. Untuk memotivasi siswa yang bertindak selaku mentor, maka saat ulangan
praktik mereka para mentor tidak ikut ulangan, tapi hanya
memantau/mengamati. Nilai mereka para mentor diambil dari nilai teman
yang dibimbingnya. Contoh jika ada 4 siswa yang dibimbing, lalu keempatnya
mendapat nilai di atas KKM, maka mentor mendapat nilai sesuai dengan nilai
tertinggi dari 4 siswa yang dibimbingnya. Namun jika ada 1 siswa/temannya
yang mendapat nilai di bawah KKM, maka mentor tersebut mendapat nilai
sama dengan temannya yang nilai terendah tadi (di bawah KKM).
11
Dengan demikian siswa yang bertindak sebagai mentor akan berusah
semaksimal mungkin membimbing temannya agar bisa / menguasai materi yang
diberikan oleh guru. Sebab jika tidak ia akan mendapat nilai terendah / di bawah
KKM, jika ada teman yang dibimbingnya mendapatkan nilai terendah.
Agar model pembelajaran tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan
yang diharapkan, Miler (dalam Aria Djalil 1997:2.48) menuliskan saran
penggunaan tutor sebaya sebagai berikut :
1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya : agar pelajaran
matematika dapat mudah dipahami.
3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai.
4. Gunakan cara yang praktis.
5. Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru.
6. Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan dilakukan tutor.
7. Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor.
8. Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor
sebaya.
9. Jagalah agar siswa yang menjadi tutor tidak sombong.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan,
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian
tindakan sosial eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan
perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah,
(2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung
pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat Kontekstual Model
Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok antara pelaku peneliti dan peneliti dari
luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan
antara proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana
guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk
ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-
praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara
13
penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran
pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang
berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada
suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus
ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah
cukup.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SMP Negeri 20 kendari Tahun pelajaran 2015/2016
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
februari semester ganjil 2015/2016
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IX A mata pelajaran
Pendidikan Agam Islam pada KD. QS. At-Tin
14
B. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang
hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya
langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto,
Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan
adalah adanya partisipasi siswa sebagai sumber belajar (Tutor) bagi siswa
yang lain. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam
prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling
mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu
benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani
serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik interviw maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis interviw yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat
terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
15
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
16
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran kontekstual model
pengajaran berbasis masalah.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan
seterusnya, dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan
akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
17
C. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai
(Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal.
Di samping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian
mana standar kompetensi yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang
dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang
dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru
dan siswa dalam proses belajar mengajar.
D. Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga
dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan
data kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.
1. Merekapitulasi hasil tes
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-
masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang
18
terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas
secara individual jika mendapatkan nilai minimal 73, sedangkan secara
klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara
individu mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama
dengan 70 %.
3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hubungan Pembelajaran melalui metode Tutor sebaya dengan
Ketuntasan Membaca
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara
klasikal jika siswa yang mendapat nilai 70 sama dengan 85%, sedangkan seorang
siswa dinyatakan tidak tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan
tertentu jika mendapat nilai minimal 70 kurang dari 85 %
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan model pembelajaran Kontektual Ceramah dan
unjuk kerja, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada minggu pertama Agustus 2015 di Kelas IX A
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
20
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes I dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian
pada siklus I adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
77,94
18
64,29 %
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran model tutor sebaya diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 76,47 dan ketuntasan belajar mencapai 64,29%
atau ada 18 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 hanya
sebesar 64,29 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya .
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
21
3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan.
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
4) Guru dapat mengefektifkan siswa yang tuntas (memeiliki
kemampuan lebih) untuk menjadi tutor bagi teman-temannya yang
lain.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran ke-2, soal tes ke-2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
22
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada minggu kedua Agustus 2015 di Kelas IX A dengan
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus
II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalah tes II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
80,17
23
82,15
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 80,17 dan ketuntasan belajar mencapai 82,15 % atau ada 23
siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap
akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
23
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru
dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya .
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut.
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
4) Ternyata siswa yang tidak tuntas dapat lebih terbuka kepada teman
sebayanya.
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus II antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau
bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
24
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
Guru lebih banyak menambah peran siswa dalam setiap menyelesaikan
pekerjaan yang berhubungan dengan latihan /driil pada siswa yang tidak
tuntas dalam
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar
meningkat dari siklus I, II) yaitu masing-masing 64,29 % , 82,15 %.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan model pengajaran tutor sebaya
dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
25
3. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran PAI pada pokok bahasan QS. at-Tin dengan model
pengajaran tutor sebaya yang paling dominan adalah,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan
menerapkan pengajaran konstekstual model pengajaran berbasis masalah
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya
aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep,
menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus,
hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (64,29%), siklus II
(82,15 %).
2. Model pengajaran tutor sebaya dapat menjadikan siswa merasa dirinya
mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan,
ide dan pertanyaan.
3. Penerapan pembelajaran model tutor sebaya mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar PAI lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model pengajaran tutor sebaya memerlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
27
topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan tutor sebaya dalam proses
belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SMP Negeri 20 Kendari tahun pelajaran 2015/2016
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta:
Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.
Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak.
Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press.
Univesitas Negeri Surabaya.
29
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI, Universitas Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa
Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
30
Lampiran 1
Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
No. Urut
Siswa
Skor
Keterangan
T TT
1 68 
2 78 
3 80 
4 80 
5 70 
6 60 
7 70 
8 76 
9 68 
10 74 
11 90 
12 80 
13 50 
14 70 
15 68 
16 80 
17 70 
18 50 
19 70 
20 65 
21 68 
22 70 
23 68 
24 85 
25 65 
26 87 
27 85 
28 88 
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 18
Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 10
Skor Maksimal Ideal : 2033
Skor Tercapai : 1403
Rata-rata Skor Tercapai : 77,94
Prosentase Ketuntasan : 64,29
31
Lampiran 2
Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
No. Urut
Siswa
Skor
Keterangan
T TT
1 100 
2 78 
3 80 
4 80 
5 70 
6 72 
7 70 
8 76 
9 70 
10 74 
11 90 
12 80 
13 50 
14 70 
15 78 
16 80 
17 70 
18 50 
19 70 
20 100 
21 78 
22 70 
23 68 
24 85 
25 68 
26 87 
27 100 
28 88 
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 23
Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 5
Skor Maksimal Ideal : 2152
Skor Tercapai : 1844
Rata-rata Skor Tercapai : 80,17
Prosentase Ketuntasan : 82,15
32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 20 Kendari
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas /Semester : IX/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat at-Tin
Kompetensi Dasar : 1.2. Menyebutkan arti QS at-Tin
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat membaca arti mufradad surat at-Tin, mengartikan surat at-Tin, dan
dapat menjelaskan kandungan ayat surat at-Tin.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Materi Pembelajaran
 Arti mufradad surat at-Tin
 Arti surat at-Tin
 Kandungan ayat surat at-Tin
Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Demonstrasi
 Tanya jawab
 CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
 Apresepsi
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan
menempatkan dalam setiap kelompok.
Kegiatan Inti
1). Eksplorasi
 Guru mendemonstrasikan bacaan surat QS at-Tin.
2). Elaborasi
 Siswa membaca arti mufradad.
 Siswa berlatih mengartikan ayat demi ayat berdasarkan arti mufradadnya dalam
kelompok masing-masing dengan bimbingan .
33
 menyampaikan kesulitan yang dialami kepada guru, guru bertindak sebagai
fasilitator.
3) Konfirmasi
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan )
Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD
ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
Sumber Belajar
 Buku PAI Kelas IX , Penerbit Umum
 LKS MGMP PAI SMP / MTS
 Mushaf Al-Quran
 VCD pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen / Soal
 Mengartikan masing-
masing kata dalam QS. at-
Tin dengan benar.
 Mengartikan masing-
masing ayat dalam QS. at-
Tin dengan benar.
 Mengartikan keseluruhan
ayat dalam QS. at-Tin
dengan benar.
Tes tertulis Tes uraian
Tes isian
 Lafaz ‫سينين‬ ‫وطور‬ artinya ....
 Lafaz ‫لقد‬‫خلقنا‬ artinya ....
 Lafaz ‫أحسن‬‫تقويم‬ artinya ....
 Tulislah arti surat at-Tin ayat 4!
 Tulislah arti surat at-Tin ayat 4!
34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 20 Kendari
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas /Semester : IX/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat at-Tin
Kompetensi Dasar : 1.3. Menjelaskan makna QS. at-Tin.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat Menjelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin dengan
benar.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Materi Pembelajaran
 makna QS. at-Tin.
Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Demonstrasi
 Tanya jawab
 CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
 Apresepsi
 Guru memotivasi siswa mengenai makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin
dengan benar.
 Guru memilih beberapa siswa yang mempunyai kemampuan makna Al Qur'an di
atas rata-rata untuk menjadi .
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan
menempatkan dalam setiap kelompok.
Kegiatan Inti
1). Eksplorasi
 Guru Menjelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin.
2). Elaborasi
 Siswa membaca dan mengkaji buku-buku tafsir untuk memahami makna QS. at-
Tin.
 Menjelaskan pesan-pesan pokok dari QS. at-Tin.
3) Konfirmasi
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
35
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD
ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
Sumber Belajar
 Buku PAI Kelas IX , Penerbit Umum
 LKS MGMP PAI SMP / MTS
 Mushaf Al-Quran
 VCD pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen / Soal
 Menjelaskan makna setiap
ayat yang ada dalam QS.
at-Tin dengan benar.
 Menjelaskan pesan-pesan
pokok dari QS. at-Tin.
Tes tertulis Tes uraian
Tes isian
 jelaskan makna setiap ayat yang
ada dalam QS. at-Tin dengan benar.
 jelaskan pesan-pesan pokok dari
QS. at-Tin.
Bentuk Instrumen
 Lembar penilaian diri /skala sikap
Instrumen Soal
Pernyataan
Selalu Sering Jarang
Tidak
Pernah
Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3
1 Saya melaksanakan perintah orang tua kalau
diberi hadiah
2 Ketika ulangan saya berusaha agar mendapat nilai
bagus walaupun harus menyontek
3 Ketika teman-teman merokok saya ikut-ikutan
4 Saya tidak usah berusaha karena kaya dan miskin
sudah menjadi takdir Allah SWT
5 Saya telat membayar uang sekolah karena saya
menerapkan sikap sabar
36
IDENTITAS PENELITI
Nama : Alimuddin, S. Ag
NIP : 19711231 201001 1 026
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pangkat/Golongan : Penata Tk 1 / IIId
Jabatan : Guru Mata Pelajaran
Mata Pelajaran yang diampu : Pendidikan Agama Islam
Sekolah Asal : SMP Negeri 20 Kendari
37
JADWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Rencana Kegiatan
Agustus 2015
1 2 3 4
1
Persiapan
- Menyususn Konsep √
- Menyususn Jadwal √
- Menyiapkan sarana √
- Menyusun instrumen √
2
Pelaksanaan
- Menyiapkan Kelas √
- Menyiapkan Sarana √
- Melakukan siklus I √
- Melakukan siklus II √
3
Penyusunan Laporan
- Menyusun konsep √
- Seminar √
- Perbaikan Laporan √
- Pengiriman hasil √
38
DAFTAR HADIR SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 20 KENDARI
NO NAMA
SIKLUS
1 2
1.
Akri yaris
2.
Aria
3.
Adam riski
4.
Asmira
5.
Adlin salam
6.
Dimas adrianto
7.
Fahril
8.
Gusrin
9.
Ian syafaat
10.
Iras putra setiawan
11.
Jimlin
12.
Jeni
13.
Ketris
14.
Laode veri afrizal
15.
Oris
16.
Puspa
17.
Putri
18.
Rodiman
19.
Resti
20.
Siti rahma
21.
Novita
22.
Sulfa
23.
velnicha
24.
Wiwin sri kusmayanti
25,
Yovi julianti
26,
27,
28,
39

More Related Content

What's hot

Best 1
Best 1Best 1
Best 1
Narendra
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
SDN 1 JUGLANGAN
 
Contoh kajian tindakan pendidikan islam
Contoh kajian tindakan  pendidikan islam Contoh kajian tindakan  pendidikan islam
Contoh kajian tindakan pendidikan islam Ady Osman
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
Ali Akbar TA
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Narendra
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
Abdi Gunawan
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasRendy Pangestu
 
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118
sumarwoto_pan1
 
Lampiran 2 deskripsi diri
Lampiran 2 deskripsi diriLampiran 2 deskripsi diri
Lampiran 2 deskripsi diri
Kiswanto .
 
Contoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasiContoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasi
ilma yuni
 
Laporan hasil observasi pembelajaran
Laporan hasil observasi pembelajaranLaporan hasil observasi pembelajaran
Laporan hasil observasi pembelajaran
Dedy Hadi
 
Seminar refleksi
Seminar refleksiSeminar refleksi
Seminar refleksi
Kamizatul Liyana
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumJati Jakmania
 
Macam macama metode dalam pembelajaran
Macam macama metode dalam pembelajaranMacam macama metode dalam pembelajaran
Macam macama metode dalam pembelajaranmaisya sarah
 
Bahasa Indonesia tentang metode pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang metode pembelajaranBahasa Indonesia tentang metode pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang metode pembelajaranodhias
 
Refleksi seminar
Refleksi seminarRefleksi seminar
Refleksi seminar
Ristavia Anggriani
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Linda Rosita
 
Panduan penulisan refleksi kerja kursus
Panduan penulisan refleksi kerja kursusPanduan penulisan refleksi kerja kursus
Panduan penulisan refleksi kerja kursusNaniey Mahmud
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Ady Setiawan
 
Kajian tindakan kpd3026
Kajian tindakan kpd3026Kajian tindakan kpd3026
Kajian tindakan kpd3026Adibah Huda
 

What's hot (20)

Best 1
Best 1Best 1
Best 1
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
 
Contoh kajian tindakan pendidikan islam
Contoh kajian tindakan  pendidikan islam Contoh kajian tindakan  pendidikan islam
Contoh kajian tindakan pendidikan islam
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
 
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelasTugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
Tugas 5 proposal penelitian tindakan kelas
 
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118
 
Lampiran 2 deskripsi diri
Lampiran 2 deskripsi diriLampiran 2 deskripsi diri
Lampiran 2 deskripsi diri
 
Contoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasiContoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasi
 
Laporan hasil observasi pembelajaran
Laporan hasil observasi pembelajaranLaporan hasil observasi pembelajaran
Laporan hasil observasi pembelajaran
 
Seminar refleksi
Seminar refleksiSeminar refleksi
Seminar refleksi
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
 
Macam macama metode dalam pembelajaran
Macam macama metode dalam pembelajaranMacam macama metode dalam pembelajaran
Macam macama metode dalam pembelajaran
 
Bahasa Indonesia tentang metode pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang metode pembelajaranBahasa Indonesia tentang metode pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang metode pembelajaran
 
Refleksi seminar
Refleksi seminarRefleksi seminar
Refleksi seminar
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick untuk meningkatkan...
 
Panduan penulisan refleksi kerja kursus
Panduan penulisan refleksi kerja kursusPanduan penulisan refleksi kerja kursus
Panduan penulisan refleksi kerja kursus
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
 
Kajian tindakan kpd3026
Kajian tindakan kpd3026Kajian tindakan kpd3026
Kajian tindakan kpd3026
 

Viewers also liked

PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
ayu ariyanti
 
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
vilda roswinda
 
Kesulitan belajar dan memperhatikan
Kesulitan belajar dan memperhatikanKesulitan belajar dan memperhatikan
Kesulitan belajar dan memperhatikanMira Permatasari
 
Untitled presentation
Untitled presentationUntitled presentation
Untitled presentation
spark1982
 
Masalah Belajar
Masalah BelajarMasalah Belajar
Masalah Belajar
Ria Defti Nurharinda
 
Calculos mecanicos estructuras
Calculos mecanicos estructurasCalculos mecanicos estructuras
Calculos mecanicos estructuras
Cesar Gutierrez
 
CoE - Mentor Accreditation Program - session #2
CoE -  Mentor Accreditation Program - session #2CoE -  Mentor Accreditation Program - session #2
CoE - Mentor Accreditation Program - session #2
Rama Chakaki
 
Mercadão Social · Equipe Brasil
Mercadão Social · Equipe BrasilMercadão Social · Equipe Brasil
Mercadão Social · Equipe Brasil
Mercadão Social
 
8. 妒忌的哥哥
8. 妒忌的哥哥8. 妒忌的哥哥
8. 妒忌的哥哥
Jean Liu
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
Aprilia Mantayani
 
Informe de RSC de Abengoa Solar
Informe de RSC de Abengoa SolarInforme de RSC de Abengoa Solar
Informe de RSC de Abengoa Solar
Abengoa
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Lukman Izyan
 
Pelvzla y al mg rf sk uah final
Pelvzla y al  mg rf sk uah finalPelvzla y al  mg rf sk uah final
Pelvzla y al mg rf sk uah final
Menfis Alvarez
 
Gra power alfa
Gra power alfaGra power alfa
Gra power alfa
graciela rosales
 

Viewers also liked (14)

PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
 
Kesulitan belajar dan memperhatikan
Kesulitan belajar dan memperhatikanKesulitan belajar dan memperhatikan
Kesulitan belajar dan memperhatikan
 
Untitled presentation
Untitled presentationUntitled presentation
Untitled presentation
 
Masalah Belajar
Masalah BelajarMasalah Belajar
Masalah Belajar
 
Calculos mecanicos estructuras
Calculos mecanicos estructurasCalculos mecanicos estructuras
Calculos mecanicos estructuras
 
CoE - Mentor Accreditation Program - session #2
CoE -  Mentor Accreditation Program - session #2CoE -  Mentor Accreditation Program - session #2
CoE - Mentor Accreditation Program - session #2
 
Mercadão Social · Equipe Brasil
Mercadão Social · Equipe BrasilMercadão Social · Equipe Brasil
Mercadão Social · Equipe Brasil
 
8. 妒忌的哥哥
8. 妒忌的哥哥8. 妒忌的哥哥
8. 妒忌的哥哥
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Informe de RSC de Abengoa Solar
Informe de RSC de Abengoa SolarInforme de RSC de Abengoa Solar
Informe de RSC de Abengoa Solar
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
 
Pelvzla y al mg rf sk uah final
Pelvzla y al  mg rf sk uah finalPelvzla y al  mg rf sk uah final
Pelvzla y al mg rf sk uah final
 
Gra power alfa
Gra power alfaGra power alfa
Gra power alfa
 

Similar to Bab 1

Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptkohasmart
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi iiWarsito Sito
 
1
11
Metopen.docx
Metopen.docxMetopen.docx
Metopen.docx
GADISALFIRAHMI1
 
PTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdf
PTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdfPTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdf
PTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdf
Firdaus283641
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
Ilham Muhit
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
Terry Brengost
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
fahmi rhazak
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
FLORENCIACAROLINEAUR
 
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Tjoetnyak Izzatie
 
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok  3.docxFIX LK. 1.2 kelompok  3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
Noprianti5
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdfptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
wahyuraman1
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
Melly PMI
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma

Similar to Bab 1 (20)

Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi ii
 
1
11
1
 
Metopen.docx
Metopen.docxMetopen.docx
Metopen.docx
 
PTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdf
PTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdfPTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdf
PTK Peerteaching (Tutor Sebaya).pdf
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...	Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Materi Membiasakan Akhlak...
 
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok  3.docxFIX LK. 1.2 kelompok  3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdfptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
ptk_30-10-2023_653f4ac1aace1.pdf
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 

Recently uploaded

HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdfHOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL
 
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
amallia7
 
Model Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seniModel Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seni
AgusNugraha46
 
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptxBahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
ADELINKALENGKONGAN1
 
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolahtugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
Akhyar33
 
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptxPPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
kangSantri23
 

Recently uploaded (6)

HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdfHOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdf
 
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan  sistem yakni berupa pendefin...
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
 
Model Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seniModel Seni terpadu model model model seni
Model Seni terpadu model model model seni
 
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptxBahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
Bahan Presentasi Bahasa Indonesia Di SD.pptx
 
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolahtugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
tugas1-Modul 1.4 Budaya Positif di Sekolah
 
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptxPPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
PPT KEWARGANEGARAAN bsimillahirrah .pptx
 

Bab 1

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Isalam adalah membentuk karakter siswa yang beriman dan berakhlaq yang mampu mengamalkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan jangka panjangnya adalah membentuk karakter siswa yang mampu meneladani ajaran Islam dan mengamalkan di lingkungan masing-masing. Proses pembelajaran di sekolah harapannya mampu ditransformasikan dalam kehidupan masing-masing siswa, karena dalam perkembangannya kita dihadapkan pada suatu masa dimana kita dan siswa berhadapan langsung dengan perubahan prilaku siswa dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Yang menjadi tantangan besar bagi guru adalah bagimana siswa mampu menerjemahkan ajaran Islam dalam kehidupan, misalkan bagiamana seorang siswa mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan fasih sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid. Kendala yang dihadapi biasanya antara lain, kecenderungan siswa sudah tidak mau lagi belajar membaca Al Qur’an selepas dia lulus SD/MI, ketika proses pembelajaran di SMP siswa akan dihadapkan pada materi-materi yang berhubungan dengan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits, pada fase ini guru mengalamii kesulitan dalam memberikan pembelajaran, itu akan nampak ketika siswa tidak bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan bahkan juga ada yang tidak bisa membaca sama sekali. QS. At-Tin menjadi salah satu kompetensi dasar
  • 2. 2 dalam pembejaran Pendidikan Agama Islam kelas IX, dimana salah satu bentuk penilaiannya melalui membaca, dan tingkat keberhasilan pembelajaran dikatakan berhasil ketika hasil penilaian sesuai dengan indikatornya yaitu mampu membaca QS. At-Tin dengan baik dan fasih. Dalam perkembangannya prilaku siswa yang kurang lagi memperdulikan pelajaran membaca Al Qur’an karena dipengarui oleh dua factor yang dominan yaitu antara lain : Factor internal (1) kurang mampunya siswa dalam memmbaca Al Qur’an, (2) tidak adanya doronngan dalam diri siswa untuk belajar membaca Al Qur’an, (3) tidak ada dorongan dari keluarga untuk belajar membaca Al Qur’an, (4) tidak adanya figure dalam diri siswa yan patut dicontoh misalkan dalam keluarga tidak ada satupun yang dapat membaca A Qur’an. Factor eksternal (1) siswa bergaul dengan teman atau yang lainnya yang sama-sama kurang bisa membaca Al Qur’an, (2) lingkungan tidak mendukung misalkan tidak ada budaya membaca Al Qur’an, (3) derasnya arus informasi yang mejadikan tontonan menjadi tuntunan sedang tuntunan hanya dijadikan tontonan, (4) hilangya budaya mengaji pada guru ngaji di musholla, (5) orang tua lebih mendorong anak untuk belajar hal-hal yang bersifat duniawi misalkan kursus, prifat hanya untuk pelajaran eksak saja Berbagai cara penulis lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran Al Qur’an, namun kendala baik ketika dalam proses pembelajaran maupun dalam penilaian unjuk kerja siswa, masalah yang dihadapi adalah karena siswa tidak bisa membaca dengan baik. Disini kemuadian penulis berusaha untuk merubah skema pembelajaran agar lebih menarik, bukan berarti pambelajaran yang dilaksanakan
  • 3. 3 setiap pertemuan tidak menarik tetapi penulis berusaha untuk lebih menarik dari pada pembelajaran sebelumnya, salah satunya dengan melibatkan siswa itu sendiri sebagai mentor atau tutor pada siswa yang lain. Dan hasilnya cukup berhasil dibanding menggunakan metode yang umum dipakai, dan kecenderungan siswa ternyata lebih terbuka dengan temannya sendiri dari pada berhadapan langsung dengan guru pembimbing. Siswa yang ditujuk sebagai mentor bukanlah siswa sembarangan, tetapi siswa yang memiliki kelebihan dibidangnya serta ketuntasannya melebihi rata-rata temannya. Salah satu kelas yang kemudian penulis angkat dalam penelitian ini adalah kelas IX A. pada kelas ini juga mengalami masalah yang sama yaitu kesulitan memahami bacaan Al Qur’an melalui membaca. Ketuntasan dalam pembelajaran kurang dari 80 %, sehingga pada KD ini tidak tuntas, sehingga indicator mampu membaca dengan baik dan fasih harus diulang. Penulis ingin mengetahui kendala apa yang menyebabkan KD ini tidak tuntas dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Dari Kontek Penelitian tersebut, maka penulis mengambil judul : “Peningkatan Kemampuan Membaca QS. At-Tin Melalui Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 20 Kendari” B. Rumusan Masalah Merujuk pada kontek penelitian di atas, permasalahan yang muncul dapat difokuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode tutor sebaya terhadap KD QS. At-Tin pada siswa Kelas IX A SMP Negeri 20 kendari?
  • 4. 4 2. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa kelas IX A SMP Negeri 20 kendari pada KD QS. At-Tin dengan diterapkannya metode tutor sebaya ?. C. Tujuan Penelitian Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini antara lain : 1. Memperoleh diskripsi obyektif tentang penerapan metode tutor sebaya terhadap KD QS. At-Tin pada siswa Kelas IX A SMP Negeri 20 kendari 2. Memperoleh diskripsi obyektif tentang hasil yang diperoleh siswa kelas IX A SMP Negeri 20 kendari pada KD QS. At-Tin dengan diterapkannya metode tutor sebaya. D. Manfaat Penelitian  Bagi Siswa : a. Proses pembelajaran lebih aktif, karena siswa ikut berperan dalam proses pembelajaran b. Siswa lebih termotifasi untuk lebih giat belajar, karena reword yang diberikan guru yaitu menjadi tutor bagi temannya. c. Lebih focus pada materi pembelajaran, yaitu membaca d. Siswa lebih percaya diri karena diberikan peran dalam penyelnggaran pembelajaran  Bagi Guru :
  • 5. 5 a. Proses pembelajaran lebih menarik minat siswa karena guru fariatif dalam penggunaan metode b. Guru dapat lebih focus dalam mengamati perkembangan belajar siswa c. Tidak lagi dominan sebagi sumber belajar, sebaliknya guru menempatkan dirinya sebagi fasilitator d. Dapat menghemat energy untuk proses pembelajaran berikutnya
  • 6. 6
  • 7. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca 1. Pengertian Membaca Pengertian membaca sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud membaca yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya melalui aktifitas membaca. Jadi membaca merupakan hal yang pokok. Membaca merupakan suatu perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, dari ketidakfahaman menjadi suatu kefahaman. Untuk dapat disebut dapat membaca maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhasi-hari , berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun- tahun. Belajar membaca merupakan suatu proses yanbg tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar membaca. Jadi yang dimaksud dengan meambaca bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri indivdu dalam penguasaan memperoleh hubungan-hubungan baru.
  • 8. 8 2. Pengertian Hasil Membaca Hasil membaca adalah meningkatnya perolehan pemahaman yang lebih banyak dari sebelunya yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa hasil membaca merupakan prestasi yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu. 3. Pedoman Cara Belajar membaca Untuk memperoleh prestasi/hasl belajar yang baik dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran. Oleh Karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi factor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik. B. Metode Tutor Sebaya Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa “pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama”. Sisi lain yang menjadikan AL
  • 9. 9 QUR’AN dianggap siswa pelajaran yang agak sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru dan kemampuan dasar mereka dalam Pendidikan Agma Islam. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Siswa juga lebih enak dan tidak canggung dalam bertanya tentang hal yang tidak/belum dipahaminya pada teman sendiri. Itulah sebabnya pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran AL QUR’AN di kelas IX A materi QS. At-Tin Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa “Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.” Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa “Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilankarena dia bergaul dengan teman lainnya.” Pada standar kompetensi membaca dengan benar dan fashih pada kelas IX A SMP Negeri 20 Kendari peserta didik dibawa pada model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok- kelompok belajar / kelompok bimbingan. Setiap kelompok terdiri atas 3 sampai dengan 5 peserta didik dengan 1 (satu) orang pembimbing / mentor. Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  • 10. 10 1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. 2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa-siswa pandai 3. disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, atau disebut“mentor”. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi / kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. 4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas 5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. 6. Untuk memotivasi siswa yang bertindak selaku mentor, maka saat ulangan praktik mereka para mentor tidak ikut ulangan, tapi hanya memantau/mengamati. Nilai mereka para mentor diambil dari nilai teman yang dibimbingnya. Contoh jika ada 4 siswa yang dibimbing, lalu keempatnya mendapat nilai di atas KKM, maka mentor mendapat nilai sesuai dengan nilai tertinggi dari 4 siswa yang dibimbingnya. Namun jika ada 1 siswa/temannya yang mendapat nilai di bawah KKM, maka mentor tersebut mendapat nilai sama dengan temannya yang nilai terendah tadi (di bawah KKM).
  • 11. 11 Dengan demikian siswa yang bertindak sebagai mentor akan berusah semaksimal mungkin membimbing temannya agar bisa / menguasai materi yang diberikan oleh guru. Sebab jika tidak ia akan mendapat nilai terendah / di bawah KKM, jika ada teman yang dibimbingnya mendapatkan nilai terendah. Agar model pembelajaran tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, Miler (dalam Aria Djalil 1997:2.48) menuliskan saran penggunaan tutor sebaya sebagai berikut : 1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai. 2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya : agar pelajaran matematika dapat mudah dipahami. 3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai. 4. Gunakan cara yang praktis. 5. Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru. 6. Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan dilakukan tutor. 7. Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor. 8. Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor sebaya. 9. Jagalah agar siswa yang menjadi tutor tidak sombong.
  • 12. 12 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat Kontekstual Model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik- praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara
  • 13. 13 penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 20 kendari Tahun pelajaran 2015/2016 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari semester ganjil 2015/2016 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IX A mata pelajaran Pendidikan Agam Islam pada KD. QS. At-Tin
  • 14. 14 B. Rancangan Penelitian Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi siswa sebagai sumber belajar (Tutor) bagi siswa yang lain. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. 2. Kegiatan penelitian, baik interviw maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. 3. Jenis interviw yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga. 4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
  • 15. 15 5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002:82-83). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
  • 16. 16 Gambar 3.1 Alur PTK Penjelasan alur di atas adalah: 1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
  • 17. 17 C. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Di samping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana standar kompetensi yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. D. Analisis Data Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut. 1. Merekapitulasi hasil tes 2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing- masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang
  • 18. 18 terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 73, sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 70 %. 3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
  • 19. 19 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hubungan Pembelajaran melalui metode Tutor sebaya dengan Ketuntasan Membaca Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara klasikal jika siswa yang mendapat nilai 70 sama dengan 85%, sedangkan seorang siswa dinyatakan tidak tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu jika mendapat nilai minimal 70 kurang dari 85 % 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model pembelajaran Kontektual Ceramah dan unjuk kerja, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada minggu pertama Agustus 2015 di Kelas IX A jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
  • 20. 20 Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 77,94 18 64,29 % Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,47 dan ketuntasan belajar mencapai 64,29% atau ada 18 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 hanya sebesar 64,29 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya . c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
  • 21. 21 3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. 4) Guru dapat mengefektifkan siswa yang tuntas (memeiliki kemampuan lebih) untuk menjadi tutor bagi teman-temannya yang lain. 2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran ke-2, soal tes ke-2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
  • 22. 22 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada minggu kedua Agustus 2015 di Kelas IX A dengan jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 80,17 23 82,15 Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 80,17 dan ketuntasan belajar mencapai 82,15 % atau ada 23 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
  • 23. 23 berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya . c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut. 1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu 4) Ternyata siswa yang tidak tuntas dapat lebih terbuka kepada teman sebayanya. d. Revisi Rancangan Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: 1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. 3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.
  • 24. 24 4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Guru lebih banyak menambah peran siswa dalam setiap menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan latihan /driil pada siswa yang tidak tuntas dalam B. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II) yaitu masing-masing 64,29 % , 82,15 %. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan model pengajaran tutor sebaya dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
  • 25. 25 3. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PAI pada pokok bahasan QS. at-Tin dengan model pengajaran tutor sebaya yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pengajaran konstekstual model pengajaran berbasis masalah dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
  • 26. 26 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (64,29%), siklus II (82,15 %). 2. Model pengajaran tutor sebaya dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan. 3. Penerapan pembelajaran model tutor sebaya mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar PAI lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model pengajaran tutor sebaya memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
  • 27. 27 topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan tutor sebaya dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 20 Kendari tahun pelajaran 2015/2016 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
  • 28. 28 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional. Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta. Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri Surabaya.
  • 29. 29 Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU- PPAI, Universitas Terbuka. Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • 30. 30 Lampiran 1 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I No. Urut Siswa Skor Keterangan T TT 1 68  2 78  3 80  4 80  5 70  6 60  7 70  8 76  9 68  10 74  11 90  12 80  13 50  14 70  15 68  16 80  17 70  18 50  19 70  20 65  21 68  22 70  23 68  24 85  25 65  26 87  27 85  28 88  Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak tuntas Jumlah Siswa yang tuntas : 18 Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 10 Skor Maksimal Ideal : 2033 Skor Tercapai : 1403 Rata-rata Skor Tercapai : 77,94 Prosentase Ketuntasan : 64,29
  • 31. 31 Lampiran 2 Nilai Tes Formatif Pada Siklus II No. Urut Siswa Skor Keterangan T TT 1 100  2 78  3 80  4 80  5 70  6 72  7 70  8 76  9 70  10 74  11 90  12 80  13 50  14 70  15 78  16 80  17 70  18 50  19 70  20 100  21 78  22 70  23 68  24 85  25 68  26 87  27 100  28 88  Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak tuntas Jumlah Siswa yang tuntas : 23 Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 5 Skor Maksimal Ideal : 2152 Skor Tercapai : 1844 Rata-rata Skor Tercapai : 80,17 Prosentase Ketuntasan : 82,15
  • 32. 32 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 20 Kendari Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas /Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat at-Tin Kompetensi Dasar : 1.2. Menyebutkan arti QS at-Tin Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan) Tujuan Pembelajaran  Siswa dapat membaca arti mufradad surat at-Tin, mengartikan surat at-Tin, dan dapat menjelaskan kandungan ayat surat at-Tin. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Materi Pembelajaran  Arti mufradad surat at-Tin  Arti surat at-Tin  Kandungan ayat surat at-Tin Metode Pembelajaran  Ceramah  Demonstrasi  Tanya jawab  CTL Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan  Apresepsi  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan menempatkan dalam setiap kelompok. Kegiatan Inti 1). Eksplorasi  Guru mendemonstrasikan bacaan surat QS at-Tin. 2). Elaborasi  Siswa membaca arti mufradad.  Siswa berlatih mengartikan ayat demi ayat berdasarkan arti mufradadnya dalam kelompok masing-masing dengan bimbingan .
  • 33. 33  menyampaikan kesulitan yang dialami kepada guru, guru bertindak sebagai fasilitator. 3) Konfirmasi  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan ) Kegiatan Penutup  Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ? Sumber Belajar  Buku PAI Kelas IX , Penerbit Umum  LKS MGMP PAI SMP / MTS  Mushaf Al-Quran  VCD pembelajaran Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen / Soal  Mengartikan masing- masing kata dalam QS. at- Tin dengan benar.  Mengartikan masing- masing ayat dalam QS. at- Tin dengan benar.  Mengartikan keseluruhan ayat dalam QS. at-Tin dengan benar. Tes tertulis Tes uraian Tes isian  Lafaz ‫سينين‬ ‫وطور‬ artinya ....  Lafaz ‫لقد‬‫خلقنا‬ artinya ....  Lafaz ‫أحسن‬‫تقويم‬ artinya ....  Tulislah arti surat at-Tin ayat 4!  Tulislah arti surat at-Tin ayat 4!
  • 34. 34 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 20 Kendari Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas /Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat at-Tin Kompetensi Dasar : 1.3. Menjelaskan makna QS. at-Tin. Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan) Tujuan Pembelajaran  Siswa dapat Menjelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Materi Pembelajaran  makna QS. at-Tin. Metode Pembelajaran  Ceramah  Demonstrasi  Tanya jawab  CTL Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan  Apresepsi  Guru memotivasi siswa mengenai makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin dengan benar.  Guru memilih beberapa siswa yang mempunyai kemampuan makna Al Qur'an di atas rata-rata untuk menjadi .  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan menempatkan dalam setiap kelompok. Kegiatan Inti 1). Eksplorasi  Guru Menjelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin. 2). Elaborasi  Siswa membaca dan mengkaji buku-buku tafsir untuk memahami makna QS. at- Tin.  Menjelaskan pesan-pesan pokok dari QS. at-Tin. 3) Konfirmasi  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
  • 35. 35  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup  Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ? Sumber Belajar  Buku PAI Kelas IX , Penerbit Umum  LKS MGMP PAI SMP / MTS  Mushaf Al-Quran  VCD pembelajaran Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen / Soal  Menjelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin dengan benar.  Menjelaskan pesan-pesan pokok dari QS. at-Tin. Tes tertulis Tes uraian Tes isian  jelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin dengan benar.  jelaskan pesan-pesan pokok dari QS. at-Tin. Bentuk Instrumen  Lembar penilaian diri /skala sikap Instrumen Soal Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 1 Saya melaksanakan perintah orang tua kalau diberi hadiah 2 Ketika ulangan saya berusaha agar mendapat nilai bagus walaupun harus menyontek 3 Ketika teman-teman merokok saya ikut-ikutan 4 Saya tidak usah berusaha karena kaya dan miskin sudah menjadi takdir Allah SWT 5 Saya telat membayar uang sekolah karena saya menerapkan sikap sabar
  • 36. 36 IDENTITAS PENELITI Nama : Alimuddin, S. Ag NIP : 19711231 201001 1 026 Jenis Kelamin : Laki-Laki Pangkat/Golongan : Penata Tk 1 / IIId Jabatan : Guru Mata Pelajaran Mata Pelajaran yang diampu : Pendidikan Agama Islam Sekolah Asal : SMP Negeri 20 Kendari
  • 37. 37 JADWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN No Rencana Kegiatan Agustus 2015 1 2 3 4 1 Persiapan - Menyususn Konsep √ - Menyususn Jadwal √ - Menyiapkan sarana √ - Menyusun instrumen √ 2 Pelaksanaan - Menyiapkan Kelas √ - Menyiapkan Sarana √ - Melakukan siklus I √ - Melakukan siklus II √ 3 Penyusunan Laporan - Menyusun konsep √ - Seminar √ - Perbaikan Laporan √ - Pengiriman hasil √
  • 38. 38 DAFTAR HADIR SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 20 KENDARI NO NAMA SIKLUS 1 2 1. Akri yaris 2. Aria 3. Adam riski 4. Asmira 5. Adlin salam 6. Dimas adrianto 7. Fahril 8. Gusrin 9. Ian syafaat 10. Iras putra setiawan 11. Jimlin 12. Jeni 13. Ketris 14. Laode veri afrizal 15. Oris 16. Puspa 17. Putri 18. Rodiman 19. Resti 20. Siti rahma 21. Novita 22. Sulfa 23. velnicha 24. Wiwin sri kusmayanti 25, Yovi julianti 26, 27, 28,
  • 39. 39