Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan kemampuan membaca QS. At-Tin melalui metode tutor sebaya pada siswa kelas IX A di SMP Negeri 20 Kendari. Metode ini diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar membaca Alquran siswa yang berada di bawah standar minimum. Tulisan ini juga membahas latar belakang masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian tersebut.
1) Deskripsi diri adalah pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan (DYS) dalam pelaksanaan dan pengembangan tridarma perguruan tinggi.
2) Pernyataan deskripsi diri harus berisi hal-hal yang secara nyata dilakukan oleh dosen (das Sein) bukan hal yang seharusnya (das Sollen).
3) Merupakan hasil refleksi atas pengalaman pribadi seorang dosen.
4) Menggambarkan inovasi dan kreativitas yang dilakukan seorang dosen dalam menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.
Deskripsi diri serdos 2014 agung_budi_prasetyoagd3sign
Deskripsi Diri 2014; Usaha Kreatif; https://ugm.academia.edu/AgungBudi/Database-Material; https://ugm.academia.edu/AgungBudi/Pengantar-Teknologi-Multimedia-Material; Kedisiplinan; Keteladanan; Keterbukaan Terhadap Kritik; Publikasi Karya Ilmiah; https://www.academia.edu/6627656/Strategi_Pengembangan_Sistem_Informasi_Akademik; _di_Lingkungan_Fakultas_Teknologi_Industri_Universitas_Islam_Sultan_Agung_Semarang; Nilai Inovatif; Serdos DIKTI 2014; Konsistensi; Target Kerja; Kegiatan PKM; Dukungan Masyarakat; Implementasi Kegiatan dari Usulan; Dukungan institusi; Kendali Diri; Keteguhan pada Prinsip; Peran pada Kegiatan Mahasiswa; Interaksi dengan Mahasiswa
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
1) Deskripsi diri adalah pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan (DYS) dalam pelaksanaan dan pengembangan tridarma perguruan tinggi.
2) Pernyataan deskripsi diri harus berisi hal-hal yang secara nyata dilakukan oleh dosen (das Sein) bukan hal yang seharusnya (das Sollen).
3) Merupakan hasil refleksi atas pengalaman pribadi seorang dosen.
4) Menggambarkan inovasi dan kreativitas yang dilakukan seorang dosen dalam menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.
Deskripsi diri serdos 2014 agung_budi_prasetyoagd3sign
Deskripsi Diri 2014; Usaha Kreatif; https://ugm.academia.edu/AgungBudi/Database-Material; https://ugm.academia.edu/AgungBudi/Pengantar-Teknologi-Multimedia-Material; Kedisiplinan; Keteladanan; Keterbukaan Terhadap Kritik; Publikasi Karya Ilmiah; https://www.academia.edu/6627656/Strategi_Pengembangan_Sistem_Informasi_Akademik; _di_Lingkungan_Fakultas_Teknologi_Industri_Universitas_Islam_Sultan_Agung_Semarang; Nilai Inovatif; Serdos DIKTI 2014; Konsistensi; Target Kerja; Kegiatan PKM; Dukungan Masyarakat; Implementasi Kegiatan dari Usulan; Dukungan institusi; Kendali Diri; Keteguhan pada Prinsip; Peran pada Kegiatan Mahasiswa; Interaksi dengan Mahasiswa
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM pada mata pelajran Bahasa Indonesia pokok bahsan pidato persuasif. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Juglangan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo sebanyak 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Hasil penelitian yang didapat adalah peningkatan motivasi siswa dari Siklus I dan Siklus II melalui pengamatan aktivitas siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dipresentasikan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes Siklus I sebesar 64,52 % dan Siklus II sebesar 87,10 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Tugas Psikologi Pendidikan. yaitu observasi pembelajaran.
Mengobservasi suatu sekolah untuk melihat bagaimana pembelajaran yang diatur oleh guru untuk anak murid
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM pada mata pelajran Bahasa Indonesia pokok bahsan pidato persuasif. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Juglangan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo sebanyak 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Hasil penelitian yang didapat adalah peningkatan motivasi siswa dari Siklus I dan Siklus II melalui pengamatan aktivitas siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dipresentasikan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes Siklus I sebesar 64,52 % dan Siklus II sebesar 87,10 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Tugas Psikologi Pendidikan. yaitu observasi pembelajaran.
Mengobservasi suatu sekolah untuk melihat bagaimana pembelajaran yang diatur oleh guru untuk anak murid
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakLukman Izyan
Terkadang sering kita temui adanya stigma negatif terhadap seorang anak terkait potensi akademis. Seringkali penilaian tanpa didasari alasan yang tepat. Sedangkan pada kenyataannya, seringkali kemampuan akademik seorang anak dipengaruhi oleh gannguan belajar yang tengah/telah dihadapi olehnya. Sehingga pendeteksian dini gangguan belajar pada anak sangatlah penting.
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
ABSTRAK
Guru berperan penting dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik agar memiliki kualitas belajar yang tinggi. Dalam pelaksanaanya kemampuan yang dimiliki peserta didik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Akan tetapi, proses belajar mengajar yang terjadi antar siswa dan guru di sekolah tidak selalu berjalan dengan lancar. Terkadang siswa mengalami kesulitan konsentrasi belajar dalam menerima pesan yang disampaikan. Peran guru di sekolah yang menjadi panutan serta orangtua kedua bagi siswa harus bisa memahami dan mengatur bagaimana pola mengajar yang asik dan nyaman agar siswa mudah untuk bergaul, bersikap toleransi dan menciptakan suasana kelas yang positif. Mengenai hal tersebut, penting bagi guru untuk memahami konsep belajar yang baik sesuai dengan pengalaman nyata dan penyelesaian masalah pembelajaran dilingkungan kegiatan pendidikan.
Kata kunci : guru, siswa, permasalahan, penyelesaian.
Kelompok 3 (tiga)
Nama Kelompok :
1. Florencia C.A.S.S. (218000144)
2. Nabila F.G.P. (218000091)
3. Alvina Y.E. (218000111)
4. Indah N.W. (218000036)
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
PENGAMPU MATA KULIAH: Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdfHOTOGEL
HOTOGEL merupakan situs bandar togel online resmi terpercaya yang mampu menyediakan bergam jenis pasaran togel terlengkap serta toto togel hadiah terbesar di Indonesia saat ini.
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...amallia7
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefinisian dari kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Isalam adalah
membentuk karakter siswa yang beriman dan berakhlaq yang mampu
mengamalkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan jangka
panjangnya adalah membentuk karakter siswa yang mampu meneladani ajaran
Islam dan mengamalkan di lingkungan masing-masing. Proses pembelajaran di
sekolah harapannya mampu ditransformasikan dalam kehidupan masing-masing
siswa, karena dalam perkembangannya kita dihadapkan pada suatu masa dimana
kita dan siswa berhadapan langsung dengan perubahan prilaku siswa dalam
mengamalkan ajaran agama Islam.
Yang menjadi tantangan besar bagi guru adalah bagimana siswa mampu
menerjemahkan ajaran Islam dalam kehidupan, misalkan bagiamana seorang
siswa mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan fasih sesuai dengan kaidah
ilmu Tajwid. Kendala yang dihadapi biasanya antara lain, kecenderungan siswa
sudah tidak mau lagi belajar membaca Al Qur’an selepas dia lulus SD/MI, ketika
proses pembelajaran di SMP siswa akan dihadapkan pada materi-materi yang
berhubungan dengan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits, pada fase ini guru
mengalamii kesulitan dalam memberikan pembelajaran, itu akan nampak ketika
siswa tidak bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan bahkan juga ada yang tidak
bisa membaca sama sekali. QS. At-Tin menjadi salah satu kompetensi dasar
2. 2
dalam pembejaran Pendidikan Agama Islam kelas IX, dimana salah satu bentuk
penilaiannya melalui membaca, dan tingkat keberhasilan pembelajaran dikatakan
berhasil ketika hasil penilaian sesuai dengan indikatornya yaitu mampu
membaca QS. At-Tin dengan baik dan fasih.
Dalam perkembangannya prilaku siswa yang kurang lagi memperdulikan
pelajaran membaca Al Qur’an karena dipengarui oleh dua factor yang dominan
yaitu antara lain : Factor internal (1) kurang mampunya siswa dalam memmbaca
Al Qur’an, (2) tidak adanya doronngan dalam diri siswa untuk belajar membaca
Al Qur’an, (3) tidak ada dorongan dari keluarga untuk belajar membaca Al
Qur’an, (4) tidak adanya figure dalam diri siswa yan patut dicontoh misalkan
dalam keluarga tidak ada satupun yang dapat membaca A Qur’an. Factor
eksternal (1) siswa bergaul dengan teman atau yang lainnya yang sama-sama
kurang bisa membaca Al Qur’an, (2) lingkungan tidak mendukung misalkan tidak
ada budaya membaca Al Qur’an, (3) derasnya arus informasi yang mejadikan
tontonan menjadi tuntunan sedang tuntunan hanya dijadikan tontonan, (4)
hilangya budaya mengaji pada guru ngaji di musholla, (5) orang tua lebih
mendorong anak untuk belajar hal-hal yang bersifat duniawi misalkan kursus,
prifat hanya untuk pelajaran eksak saja
Berbagai cara penulis lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran Al
Qur’an, namun kendala baik ketika dalam proses pembelajaran maupun dalam
penilaian unjuk kerja siswa, masalah yang dihadapi adalah karena siswa tidak bisa
membaca dengan baik. Disini kemuadian penulis berusaha untuk merubah skema
pembelajaran agar lebih menarik, bukan berarti pambelajaran yang dilaksanakan
3. 3
setiap pertemuan tidak menarik tetapi penulis berusaha untuk lebih menarik dari
pada pembelajaran sebelumnya, salah satunya dengan melibatkan siswa itu sendiri
sebagai mentor atau tutor pada siswa yang lain. Dan hasilnya cukup berhasil
dibanding menggunakan metode yang umum dipakai, dan kecenderungan siswa
ternyata lebih terbuka dengan temannya sendiri dari pada berhadapan langsung
dengan guru pembimbing. Siswa yang ditujuk sebagai mentor bukanlah siswa
sembarangan, tetapi siswa yang memiliki kelebihan dibidangnya serta
ketuntasannya melebihi rata-rata temannya. Salah satu kelas yang kemudian
penulis angkat dalam penelitian ini adalah kelas IX A. pada kelas ini juga
mengalami masalah yang sama yaitu kesulitan memahami bacaan Al Qur’an
melalui membaca. Ketuntasan dalam pembelajaran kurang dari 80 %, sehingga
pada KD ini tidak tuntas, sehingga indicator mampu membaca dengan baik dan
fasih harus diulang. Penulis ingin mengetahui kendala apa yang menyebabkan KD
ini tidak tuntas dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Dari Kontek
Penelitian tersebut, maka penulis mengambil judul : “Peningkatan Kemampuan
Membaca QS. At-Tin Melalui Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri
20 Kendari”
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada kontek penelitian di atas, permasalahan yang muncul dapat
difokuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode tutor sebaya terhadap KD QS. At-Tin pada
siswa Kelas IX A SMP Negeri 20 kendari?
4. 4
2. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa kelas IX A SMP Negeri 20 kendari
pada KD QS. At-Tin dengan diterapkannya metode tutor sebaya ?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan
penelitian ini antara lain :
1. Memperoleh diskripsi obyektif tentang penerapan metode tutor sebaya
terhadap KD QS. At-Tin pada siswa Kelas IX A SMP Negeri 20 kendari
2. Memperoleh diskripsi obyektif tentang hasil yang diperoleh siswa kelas IX A
SMP Negeri 20 kendari pada KD QS. At-Tin dengan diterapkannya metode
tutor sebaya.
D. Manfaat Penelitian
Bagi Siswa :
a. Proses pembelajaran lebih aktif, karena siswa ikut berperan dalam proses
pembelajaran
b. Siswa lebih termotifasi untuk lebih giat belajar, karena reword yang
diberikan guru yaitu menjadi tutor bagi temannya.
c. Lebih focus pada materi pembelajaran, yaitu membaca
d. Siswa lebih percaya diri karena diberikan peran dalam penyelnggaran
pembelajaran
Bagi Guru :
5. 5
a. Proses pembelajaran lebih menarik minat siswa karena guru fariatif dalam
penggunaan metode
b. Guru dapat lebih focus dalam mengamati perkembangan belajar siswa
c. Tidak lagi dominan sebagi sumber belajar, sebaliknya guru menempatkan
dirinya sebagi fasilitator
d. Dapat menghemat energy untuk proses pembelajaran berikutnya
7. 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca
1. Pengertian Membaca
Pengertian membaca sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan.
Yang dimaksud membaca yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal
serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya melalui
aktifitas membaca. Jadi membaca merupakan hal yang pokok. Membaca
merupakan suatu perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, dari
ketidakfahaman menjadi suatu kefahaman. Untuk dapat disebut dapat membaca
maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang.
Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin
berlangsung berhasi-hari , berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-
tahun. Belajar membaca merupakan suatu proses yanbg tidak dapat dilihat
dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami
belajar membaca. Jadi yang dimaksud dengan meambaca bukan tingkah laku
yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri indivdu dalam
penguasaan memperoleh hubungan-hubungan baru.
8. 8
2. Pengertian Hasil Membaca
Hasil membaca adalah meningkatnya perolehan pemahaman yang lebih
banyak dari sebelunya yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa hasil
membaca merupakan prestasi yang telah dicapai oleh seseorang setelah
melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.
3. Pedoman Cara Belajar membaca
Untuk memperoleh prestasi/hasl belajar yang baik dilakukan dengan baik
dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman
sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh
seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini
disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan,
kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh Karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus
dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi factor
yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk
dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan
belajar yang baik.
B. Metode Tutor Sebaya
Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa
“pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar
siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama”. Sisi lain yang menjadikan AL
9. 9
QUR’AN dianggap siswa pelajaran yang agak sulit adalah bahasa yang digunakan
oleh guru dan kemampuan dasar mereka dalam Pendidikan Agma Islam. Dalam
hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa
guru. Siswa juga lebih enak dan tidak canggung dalam bertanya tentang hal yang
tidak/belum dipahaminya pada teman sendiri. Itulah sebabnya pembelajaran tutor
sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran AL QUR’AN di kelas IX A materi
QS. At-Tin
Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa “Metode
belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh
karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi
pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada
teman-temannya.”
Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa
“Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat
belajar dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil
(1997:3.34) juga berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan
keterampilankarena dia bergaul dengan teman lainnya.” Pada standar kompetensi
membaca dengan benar dan fashih pada kelas IX A SMP Negeri 20 Kendari
peserta didik dibawa pada model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok-
kelompok belajar / kelompok bimbingan. Setiap kelompok terdiri atas 3 sampai
dengan 5 peserta didik dengan 1 (satu) orang pembimbing / mentor.
Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
10. 10
1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara
mandiri.
2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen.
Siswa-siswa pandai
3. disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, atau
disebut“mentor”.
Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi /
kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai
tutor sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun
di luar kelas
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan
sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber
utama.
6. Untuk memotivasi siswa yang bertindak selaku mentor, maka saat ulangan
praktik mereka para mentor tidak ikut ulangan, tapi hanya
memantau/mengamati. Nilai mereka para mentor diambil dari nilai teman
yang dibimbingnya. Contoh jika ada 4 siswa yang dibimbing, lalu keempatnya
mendapat nilai di atas KKM, maka mentor mendapat nilai sesuai dengan nilai
tertinggi dari 4 siswa yang dibimbingnya. Namun jika ada 1 siswa/temannya
yang mendapat nilai di bawah KKM, maka mentor tersebut mendapat nilai
sama dengan temannya yang nilai terendah tadi (di bawah KKM).
11. 11
Dengan demikian siswa yang bertindak sebagai mentor akan berusah
semaksimal mungkin membimbing temannya agar bisa / menguasai materi yang
diberikan oleh guru. Sebab jika tidak ia akan mendapat nilai terendah / di bawah
KKM, jika ada teman yang dibimbingnya mendapatkan nilai terendah.
Agar model pembelajaran tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan
yang diharapkan, Miler (dalam Aria Djalil 1997:2.48) menuliskan saran
penggunaan tutor sebaya sebagai berikut :
1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya : agar pelajaran
matematika dapat mudah dipahami.
3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai.
4. Gunakan cara yang praktis.
5. Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru.
6. Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan dilakukan tutor.
7. Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor.
8. Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor
sebaya.
9. Jagalah agar siswa yang menjadi tutor tidak sombong.
12. 12
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan,
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian
tindakan sosial eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan
perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah,
(2000) (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung
pada: (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat Kontekstual Model
Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok antara pelaku peneliti dan peneliti dari
luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan
antara proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana
guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk
ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-
praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara
13. 13
penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran
pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang
berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada
suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus
ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah
cukup.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SMP Negeri 20 kendari Tahun pelajaran 2015/2016
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
februari semester ganjil 2015/2016
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IX A mata pelajaran
Pendidikan Agam Islam pada KD. QS. At-Tin
14. 14
B. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang
hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya
langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto,
Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan
adalah adanya partisipasi siswa sebagai sumber belajar (Tutor) bagi siswa
yang lain. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam
prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling
mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu
benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani
serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik interviw maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis interviw yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat
terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
15. 15
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
16. 16
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran kontekstual model
pengajaran berbasis masalah.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan
seterusnya, dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan
akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
17. 17
C. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai
(Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal.
Di samping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian
mana standar kompetensi yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang
dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang
dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru
dan siswa dalam proses belajar mengajar.
D. Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga
dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan
data kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.
1. Merekapitulasi hasil tes
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-
masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang
18. 18
terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas
secara individual jika mendapatkan nilai minimal 73, sedangkan secara
klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara
individu mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama
dengan 70 %.
3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
19. 19
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hubungan Pembelajaran melalui metode Tutor sebaya dengan
Ketuntasan Membaca
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara
klasikal jika siswa yang mendapat nilai 70 sama dengan 85%, sedangkan seorang
siswa dinyatakan tidak tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan
tertentu jika mendapat nilai minimal 70 kurang dari 85 %
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan model pembelajaran Kontektual Ceramah dan
unjuk kerja, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada minggu pertama Agustus 2015 di Kelas IX A
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
20. 20
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes I dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian
pada siklus I adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
77,94
18
64,29 %
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran model tutor sebaya diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 76,47 dan ketuntasan belajar mencapai 64,29%
atau ada 18 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 70 hanya
sebesar 64,29 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya .
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
21. 21
3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan.
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
4) Guru dapat mengefektifkan siswa yang tuntas (memeiliki
kemampuan lebih) untuk menjadi tutor bagi teman-temannya yang
lain.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran ke-2, soal tes ke-2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
22. 22
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada minggu kedua Agustus 2015 di Kelas IX A dengan
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus
II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalah tes II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
80,17
23
82,15
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 80,17 dan ketuntasan belajar mencapai 82,15 % atau ada 23
siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap
akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
23. 23
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru
dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya .
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut.
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
4) Ternyata siswa yang tidak tuntas dapat lebih terbuka kepada teman
sebayanya.
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus II antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau
bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
24. 24
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
Guru lebih banyak menambah peran siswa dalam setiap menyelesaikan
pekerjaan yang berhubungan dengan latihan /driil pada siswa yang tidak
tuntas dalam
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar
meningkat dari siklus I, II) yaitu masing-masing 64,29 % , 82,15 %.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan model pengajaran tutor sebaya
dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
25. 25
3. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran PAI pada pokok bahasan QS. at-Tin dengan model
pengajaran tutor sebaya yang paling dominan adalah,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan
menerapkan pengajaran konstekstual model pengajaran berbasis masalah
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya
aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep,
menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
26. 26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus,
hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (64,29%), siklus II
(82,15 %).
2. Model pengajaran tutor sebaya dapat menjadikan siswa merasa dirinya
mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan,
ide dan pertanyaan.
3. Penerapan pembelajaran model tutor sebaya mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar PAI lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model pengajaran tutor sebaya memerlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
27. 27
topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan tutor sebaya dalam proses
belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SMP Negeri 20 Kendari tahun pelajaran 2015/2016
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
28. 28
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta:
Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.
Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak.
Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press.
Univesitas Negeri Surabaya.
29. 29
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
PPAI, Universitas Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa
Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
32. 32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 20 Kendari
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas /Semester : IX/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat at-Tin
Kompetensi Dasar : 1.2. Menyebutkan arti QS at-Tin
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membaca arti mufradad surat at-Tin, mengartikan surat at-Tin, dan
dapat menjelaskan kandungan ayat surat at-Tin.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Materi Pembelajaran
Arti mufradad surat at-Tin
Arti surat at-Tin
Kandungan ayat surat at-Tin
Metode Pembelajaran
Ceramah
Demonstrasi
Tanya jawab
CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Apresepsi
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan
menempatkan dalam setiap kelompok.
Kegiatan Inti
1). Eksplorasi
Guru mendemonstrasikan bacaan surat QS at-Tin.
2). Elaborasi
Siswa membaca arti mufradad.
Siswa berlatih mengartikan ayat demi ayat berdasarkan arti mufradadnya dalam
kelompok masing-masing dengan bimbingan .
33. 33
menyampaikan kesulitan yang dialami kepada guru, guru bertindak sebagai
fasilitator.
3) Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan )
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD
ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
Sumber Belajar
Buku PAI Kelas IX , Penerbit Umum
LKS MGMP PAI SMP / MTS
Mushaf Al-Quran
VCD pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen / Soal
Mengartikan masing-
masing kata dalam QS. at-
Tin dengan benar.
Mengartikan masing-
masing ayat dalam QS. at-
Tin dengan benar.
Mengartikan keseluruhan
ayat dalam QS. at-Tin
dengan benar.
Tes tertulis Tes uraian
Tes isian
Lafaz سينين وطور artinya ....
Lafaz لقدخلقنا artinya ....
Lafaz أحسنتقويم artinya ....
Tulislah arti surat at-Tin ayat 4!
Tulislah arti surat at-Tin ayat 4!
34. 34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 20 Kendari
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas /Semester : IX/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur’an surat at-Tin
Kompetensi Dasar : 1.3. Menjelaskan makna QS. at-Tin.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat Menjelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin dengan
benar.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Materi Pembelajaran
makna QS. at-Tin.
Metode Pembelajaran
Ceramah
Demonstrasi
Tanya jawab
CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Apresepsi
Guru memotivasi siswa mengenai makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin
dengan benar.
Guru memilih beberapa siswa yang mempunyai kemampuan makna Al Qur'an di
atas rata-rata untuk menjadi .
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan
menempatkan dalam setiap kelompok.
Kegiatan Inti
1). Eksplorasi
Guru Menjelaskan makna setiap ayat yang ada dalam QS. at-Tin.
2). Elaborasi
Siswa membaca dan mengkaji buku-buku tafsir untuk memahami makna QS. at-
Tin.
Menjelaskan pesan-pesan pokok dari QS. at-Tin.
3) Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
35. 35
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD
ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
Sumber Belajar
Buku PAI Kelas IX , Penerbit Umum
LKS MGMP PAI SMP / MTS
Mushaf Al-Quran
VCD pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen / Soal
Menjelaskan makna setiap
ayat yang ada dalam QS.
at-Tin dengan benar.
Menjelaskan pesan-pesan
pokok dari QS. at-Tin.
Tes tertulis Tes uraian
Tes isian
jelaskan makna setiap ayat yang
ada dalam QS. at-Tin dengan benar.
jelaskan pesan-pesan pokok dari
QS. at-Tin.
Bentuk Instrumen
Lembar penilaian diri /skala sikap
Instrumen Soal
Pernyataan
Selalu Sering Jarang
Tidak
Pernah
Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3
1 Saya melaksanakan perintah orang tua kalau
diberi hadiah
2 Ketika ulangan saya berusaha agar mendapat nilai
bagus walaupun harus menyontek
3 Ketika teman-teman merokok saya ikut-ikutan
4 Saya tidak usah berusaha karena kaya dan miskin
sudah menjadi takdir Allah SWT
5 Saya telat membayar uang sekolah karena saya
menerapkan sikap sabar
36. 36
IDENTITAS PENELITI
Nama : Alimuddin, S. Ag
NIP : 19711231 201001 1 026
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pangkat/Golongan : Penata Tk 1 / IIId
Jabatan : Guru Mata Pelajaran
Mata Pelajaran yang diampu : Pendidikan Agama Islam
Sekolah Asal : SMP Negeri 20 Kendari
37. 37
JADWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Rencana Kegiatan
Agustus 2015
1 2 3 4
1
Persiapan
- Menyususn Konsep √
- Menyususn Jadwal √
- Menyiapkan sarana √
- Menyusun instrumen √
2
Pelaksanaan
- Menyiapkan Kelas √
- Menyiapkan Sarana √
- Melakukan siklus I √
- Melakukan siklus II √
3
Penyusunan Laporan
- Menyusun konsep √
- Seminar √
- Perbaikan Laporan √
- Pengiriman hasil √
38. 38
DAFTAR HADIR SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 20 KENDARI
NO NAMA
SIKLUS
1 2
1.
Akri yaris
2.
Aria
3.
Adam riski
4.
Asmira
5.
Adlin salam
6.
Dimas adrianto
7.
Fahril
8.
Gusrin
9.
Ian syafaat
10.
Iras putra setiawan
11.
Jimlin
12.
Jeni
13.
Ketris
14.
Laode veri afrizal
15.
Oris
16.
Puspa
17.
Putri
18.
Rodiman
19.
Resti
20.
Siti rahma
21.
Novita
22.
Sulfa
23.
velnicha
24.
Wiwin sri kusmayanti
25,
Yovi julianti
26,
27,
28,