SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Polemik mengenai moral sangat erat kaitannya dengan generasi
penerus dan modernisasi, karena dampak negatif yang dibawa oleh
modernisasi melalui signal kemajuan teknologi mayoritas meracuni kaum
muda. Problema seperti ini banyak menimbulkan penelitian akademik atau
non-akademik untuk menemukan solusi penanganan masalah yang
ditimbulkan, karena permasalahan yang muncul dominan bersifat dinamis dan
tergantung pada kondisi psikis atau spiritual korban.
Realita mengenai kemajuan zaman yang ditandai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah fenomena yang tidak
dapat dihidari karena memang memberikan dampak yang cukup signifikan
terhadap budaya dan moral secara positif atau negatif. Lebih ironi lagi karena
modernisasi juga berdampak pada anak-anak, dibuktikan dengan tidak sedikit
fakta dari dampak modernisasi yang menyebabkan anak tidak lagi patuh dan
hormat kepada orang tuanya, baik dari segi perilaku maupun perkataan,
disebabkan minimnya kontrol terhadap pengaruh televisi, handphone, internet,
dan sebagainya.
Sebagai contoh fenomena sosial yang terjadi, tidak sedikit anak yang
berani mengacuhkan perintah orang tuanya untuk belajar demi memuaskan
kemauannya untuk bermain playstation, game online, atau jenis permainan
2
lainnya yang umumnya saat ini tidak jauh dari aroma teknologi. Jika
memandang dari tolak ukur etika, seorang anak baik melalui komunikasi
verbal atau tidak, bentuk penolakan terhadap perintah orang tua telah termasuk
dalam pelanggaran terhadap tatanan normatif baik agama, adat, budaya, dan
sebagainya.
Menurunnya perasaan hormat dari seorang anak kepada orang tuanya,
menjadi suatu fenomena ironis, serta tidak seharusnya terjadi karena menjadi
lambang keruntuhan budaya timur. Padahal dunia telah mengenal bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang memiliki budaya beradab atau bermoral serta
santun kepada orang tua atau orang lain yang lebih tua, hingga ditetapkan
kata-kata halus dalam bahasa tertentu oleh suku-suku tertentu di negara ini
dalam menggambarkan perasaan hormat tersebut.
Syahrin Harahap menyampaikan bahwa manusia pada saat ini hidup
dalam suatu masyarakat yang semakin pluralistis, kemudian dihadapkan
kepada transformasi yaitu masyarakat yang luar biasa karena perubahan yang
terjadi disebabkan oleh hantaman gelombang modernisasi, menjadikan
masyarakat yang sering menimbulkan tindakan subjektif, serta banyak orang
yang terbiasa bersikap hipokrit (munafik), sehingga pembahasan mengenai
etika menjadi penting karena permasalahan tersebut.1
Kenyataan bahwa hidup yang sudah diombang-ambingkan oleh
budaya-budaya impor, tentu membutuhkan suatu konsep mutlak yang dapat
membawa kepada kehidupan yang nyaman serta penuh keridhaan dari Allah
1
Abdul Karim Batubara, Etika Berkomunikasi Anak Kepada Orang Tua dalam
Perspektif Islam, http://sumut.kemenag.co.id
3
swt. Hal ini dapat diwujudkan dengan memperbaiki pola kehidupan dalam
keluarga,2
karena dari satuan unit terkecil (keluarga) inilah, kehidupan yang
lain yang lebih luas ditentukan. Hal ini disebabkan karena keluarga
merupakan jiwa dan tulang punggung kesejahteraan lahir batin yang dinikmati
suatu bangsa, atau suatu masyarakat. Begitu juga sebaliknya, kebodohan dan
kelatarbelakangan sebuah bangsa atau masyarakat adalah cerminan dari
keluarga yang hidup pada masyarakat atau bangsa tersebut.
Untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis diperlukan peran
dari segenap komponen, baik orang tua maupun anak, karena semuanya
mempunyai peran masing-masing dalam menggapai tujuan tersebut. Secara
umum, pendidikan anak dipegang oleh peran orang tua, dan secara khusus
karakter seorang anak tumbuh dari kesadaran dari dirinya sendiri berdasarkan
dari hasil pendidikan orang tuanya. Dalam proses tersebut keberhasilan dalam
berkomunikasi menjadi hal penting dalam pelaksanaan proses tersebut.
Salah satu faktor keberhasilan dalam berkomunikasi adalah etika
komunikasi, karena berkaitan dengan faktor psikis dari komunikator atau
komunikan. Dalam konteks komunikasi keluarga dengan budaya timur,
2
Istilah keluarga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti,
Pertama, ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah. Kedua, orang seisi rumah yang
menjadi tanggungan; batih. Ketiga, jika digandengkan dengan kata “kaum”, berarti sanak saudara;
kaum kerabat. Keempat, satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam suatu masyarakat.
Dalam kajian Sosiologi, keluarga (family) dipahami sebagai kesatuan kemasyarakatan (sosial)
berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah. Keluarga dalam pengertian seperti ini
terbagi menjadi dua, yaitu keluarga batih (inti) dan keluarga parsial. Keluarga batih (nuclear
family, basic family, primary family, elementary family, conjugal family) merupakan kerabat
terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Sedangkan keluarga parsial adalah
keluarga yang hanya terdiri dari suami dan istri tanpa anak. Lihat Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Jakarta:
Pusat Bahasa, 2005, h. 536. Lihat juga, Hassan Sadily, dkk., Ensiklopedi Indonesia, Jakarta:
Ichtiar Baru – van Hoeve, t.t, h. 1729.
4
seorang anak seharusnya mempunyai etika dalam berkomunikasi dengan
orang tuanya. Sehingga seorang anak harus menjunjung tinggi nilai akhlak
dalam berkomunikasi kepada orang tua atau orang yang lebih tua.
Mengenai etika komunikasi seorang anak terhadap orang tua, dalam
pedoman ajaran Islam melalui al-Qur'an, Allah menyebutkan bagaimana etika
komunikasi anak kepada orang tuanya dalam al-Qur'an surah al-Isra [17] ayat
23 sebagai berikut:



Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.”3
Pada ayat tersebut, Allah menyampaikan mengenai keharusan seorang
anak untuk memelihara orang tuanya sebaik-baiknya, kemudian memberikan
larangan untuk mengatakan hal yang menyakiti hati orang tuanya, serta
diharuskan untuk menggunakan kata-kata yang mulia. Hal ini dapat dipahami
bahwa al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai etika seorang anak dalam
berkomunikasi dengan orang tuanya.
3
QS Al-Isra [17] : 23.
5
Pembahasan al-Qur'an mengenai etika komunikasi anak terhadap
orang tua ini, menjadi alasan untuk mengadakan penelitian dengan studi
komparasi, yaitu tafsir antarbudaya penafsir yang memiliki latar belakang
berbeda adalah suatu hal menarik untuk dikaji dalam lingkup interpretasi ayat
yang membahas permasalahan etika komunikasi. Hal ini berdasarkan kepada
potret budaya bangsa yang beragam, tentu akan menjadikan keindahan
tersendiri dalam sebuah kajian akademik, sehingga dua antropologi budaya
yang berbeda antara masing-masing penafsir melalui tafsir al-Misbah dan
tafsir al-Azhar, menjadi integritas nasional4
yang kemudian penulis angkat
menjadi landasan pemilihan sebagai sumber utama dalam penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian yang mampu
mengupas maksud dari al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 mengenai etika
komunikasi anak terhadap orang tua. Sehingga dapat menjadi sebuah teori
normatif yang dapat diaplikasikan secara pribadi, khususnya kepada orang tua
dan anak, sebagai upaya pembentukan karakter, dan upaya perlawanan
terhadap demoralisasi (kemerosotan akhlak) akibat modernisasi yang melanda
generasi awal atau anak-anak melalui ilmu pengetahuan.
Melalui dasar pemikiran tersebut, peneliti mencoba mengangkat
penelitian dengan tema etika komunikasi dalam perspektif Al-Qur’an dengan
memperbandingkan dua tafsir kontemporer untuk dijadikan bahan acuan,
dengan judul penelitian: ETIKA KOMUNIKASI ANAK DAN ORANG TUA
4
Wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara. Lihat
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi offline, mengacu kepada KBBI Daring (Edisi III)
www.ebsoft.web.id
6
DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Studi Komparasi Al-Qur’an Surah al-
Isra’ [17] ayat 23 dalam Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Misbah).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagaimana etika komunikasi anak terhadap orang tua dalam perspektif Al-
Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 menurut tafsir al-Azhar dan tafsir al-Misbah?
2. Bagaimana hasil komparasi penafsiran Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23
antara tafsir al-Azhar dan tafsir al-Misbah?
C. Tujuan Penelitian
Seperti permasalahan yang telah diidentifikasi, maka tujuan
diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan etika komunikasi anak terhadap orang tua dalam
perspektif Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 menurut tafsir al-Misbah dan
tafsir al-Azhar.
2. Mendeskripsikan hasil komparasi penafsiran Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat
23 antara tafsir al-Azhar tafsir dan al-Misbah.
D. Batasan Masalah
Keinginan agar pembahasan dan penguraian di dalam penelitian ini
tidak meluas dan menjauhi dari maksud dan tujuan dari diadakannya
penelitian ini, maka peneliti membatasi lingkup pembahasan hanya berada
pada pembahasan mengenai etika komunikasi menurut al-Qur’an dengan
7
mencari hasil temuan dari interpretasi surah al-Isra’ ayat 23 menurut tafsir al-
Misbah dan al-Azhar yang kemudian akan dicari persamaan dan perbedaan
dari penafsiran terhadap ayat tersebut.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya permasalahan
tentang kajian komunikasi di dalam Islam.
2. Sebagai bentuk tambahan pengetahuan dalam pemahaman terhadap etika
komunikasi kepada orang tua yang berusia lanjut sesuai dengan ajaran
Islam yang tertuang di dalam Al-Qur'an.
3. Dalam hal kepentingan ilmiah, diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang berguna bagi ilmu pengetahuan intelektual di bidang etika
komunikasi Qur’ani.
4. Sebagai bahan bacaan dan juga sumbangan pemikiran (hasil ijtihad) dalam
memperkaya khazanah literatur komunikasi dalam Islam bagi kepustakaan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya.
F. Signifikansi Penelitian
Signifikansi Penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kajian terhadap bentuk etika komunikasi dalam Islam yang tercantum di
dalam Al-Qur’an.
2. Kajian Ilmiah dalam ilmu dakwah, etika atau akhlak, serta ilmu
komunikasi untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
8
G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan penelitian ini nantinya akan disusun
dalam beberapa bab yang diawali dengan bab pendahuluan yang memuat
mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, kegunaan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua menguraikan mengenai tinjauan umum terhadap penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya, serta mengenai etika komunikasi dalam
Al-Qur’an secara teoritis, mengenai definisi etika, definisi komunikasi,
definisi Al-Qur’an, untuk memberikan keterangan terkait penelitian yang akan
dilakukan menurut pandangan para ahli. Bab kedua juga memuat mengenai
tinjauan umum tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar yang menjadi sumber
utama penelitian beserta biografi dari kedua penyusun tafsir tersebut, agar
dapat melihat latar belakang dari kedua penafsir yang akan diperbandingkan
pendapat keduanya di dalam penelitian.
Bab ketiga membahas mengenai metode penelitian yang digunakan
menyesuaikan dengan teori-teori penelitan menurut para ahli, yaitu uraian
mengenai jenis dan pendekatan penelitian, paradigma, teknik pengumpulan
data, sumber data yang digunakan, serta pengolahan dan analisis data.
Bab keempat menguraikan hasil analisa yang dilakukan terkait
rumusan masalah, yaitu uraian mengenai deskripsi etika komunikasi anak
terhadap orang tua dalam perspektif Al-Qur’an surah al-Isra’ ayat 23 menurut
tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar, dan deskripsi dari hasil komparasi
9
penafsiran Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 antara tafsir al-Azhar tafsir dan al-
Misbah.
Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan secara
keseluruhan dalam hasil penelitian yang dilakukan, diambil dari jawaban hasil
perumusan masalah penelitian, serta memuat rekomendasi dari penulis terkait
dengan hasil keseluruhan dari penelitian yang telah dilakukan untuk penelitian
selanjutnya di masa mendatang.

More Related Content

Similar to Bab i

tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamInggrid Cliquers
 
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...RyanAdityaPutra1
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalcindrya
 
03. bab i
03. bab i03. bab i
03. bab imandina
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiwisty yulia
 
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampungpengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampungichaaquinalda
 
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfUTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfHendroGunawan8
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanOkta-Shi Sama
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
 
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...risyanti ALENTA
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiAlia Nur Afni
 
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...adni fitria
 
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docxPEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docxKRITHIKAAPYUVARAJAHM
 
Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...
Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...
Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...RadenAyuMergyanti
 
Pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasi
Pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasiPengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasi
Pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasiLinda Rosita
 
Filsafat, etika dan kearifan lokal
Filsafat, etika dan kearifan lokalFilsafat, etika dan kearifan lokal
Filsafat, etika dan kearifan lokalgajahasriraya
 
Septia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanSeptia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanseptiaherda
 

Similar to Bab i (20)

tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islam
 
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonal
 
03. bab i
03. bab i03. bab i
03. bab i
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekerti
 
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampungpengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
 
Soalan tma 1
Soalan tma 1Soalan tma 1
Soalan tma 1
 
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdfUTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
UTS_PENDIDIKAN AGAMA_HENDRO GUNAWAN_200401072103_IT-301.pdf
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...Makalah pkn  MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
Makalah pkn MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HUKUM PENGANGKATAN ANAK MENUR...
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar ii
 
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
Peran keluarga untuk menanamkan nilai nilai agama dalam menanggulangi pergaul...
 
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docxPEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
 
Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...
Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...
Miskomunikasi antara pasangan yang memiliki perbedaan Agama dan latar belakan...
 
Ceramah 3
Ceramah 3Ceramah 3
Ceramah 3
 
Pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasi
Pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasiPengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasi
Pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasi
 
Lanpen 3 fix
Lanpen 3 fixLanpen 3 fix
Lanpen 3 fix
 
Filsafat, etika dan kearifan lokal
Filsafat, etika dan kearifan lokalFilsafat, etika dan kearifan lokal
Filsafat, etika dan kearifan lokal
 
Septia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikanSeptia karakter pendidikan
Septia karakter pendidikan
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Polemik mengenai moral sangat erat kaitannya dengan generasi penerus dan modernisasi, karena dampak negatif yang dibawa oleh modernisasi melalui signal kemajuan teknologi mayoritas meracuni kaum muda. Problema seperti ini banyak menimbulkan penelitian akademik atau non-akademik untuk menemukan solusi penanganan masalah yang ditimbulkan, karena permasalahan yang muncul dominan bersifat dinamis dan tergantung pada kondisi psikis atau spiritual korban. Realita mengenai kemajuan zaman yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah fenomena yang tidak dapat dihidari karena memang memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap budaya dan moral secara positif atau negatif. Lebih ironi lagi karena modernisasi juga berdampak pada anak-anak, dibuktikan dengan tidak sedikit fakta dari dampak modernisasi yang menyebabkan anak tidak lagi patuh dan hormat kepada orang tuanya, baik dari segi perilaku maupun perkataan, disebabkan minimnya kontrol terhadap pengaruh televisi, handphone, internet, dan sebagainya. Sebagai contoh fenomena sosial yang terjadi, tidak sedikit anak yang berani mengacuhkan perintah orang tuanya untuk belajar demi memuaskan kemauannya untuk bermain playstation, game online, atau jenis permainan
  • 2. 2 lainnya yang umumnya saat ini tidak jauh dari aroma teknologi. Jika memandang dari tolak ukur etika, seorang anak baik melalui komunikasi verbal atau tidak, bentuk penolakan terhadap perintah orang tua telah termasuk dalam pelanggaran terhadap tatanan normatif baik agama, adat, budaya, dan sebagainya. Menurunnya perasaan hormat dari seorang anak kepada orang tuanya, menjadi suatu fenomena ironis, serta tidak seharusnya terjadi karena menjadi lambang keruntuhan budaya timur. Padahal dunia telah mengenal bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki budaya beradab atau bermoral serta santun kepada orang tua atau orang lain yang lebih tua, hingga ditetapkan kata-kata halus dalam bahasa tertentu oleh suku-suku tertentu di negara ini dalam menggambarkan perasaan hormat tersebut. Syahrin Harahap menyampaikan bahwa manusia pada saat ini hidup dalam suatu masyarakat yang semakin pluralistis, kemudian dihadapkan kepada transformasi yaitu masyarakat yang luar biasa karena perubahan yang terjadi disebabkan oleh hantaman gelombang modernisasi, menjadikan masyarakat yang sering menimbulkan tindakan subjektif, serta banyak orang yang terbiasa bersikap hipokrit (munafik), sehingga pembahasan mengenai etika menjadi penting karena permasalahan tersebut.1 Kenyataan bahwa hidup yang sudah diombang-ambingkan oleh budaya-budaya impor, tentu membutuhkan suatu konsep mutlak yang dapat membawa kepada kehidupan yang nyaman serta penuh keridhaan dari Allah 1 Abdul Karim Batubara, Etika Berkomunikasi Anak Kepada Orang Tua dalam Perspektif Islam, http://sumut.kemenag.co.id
  • 3. 3 swt. Hal ini dapat diwujudkan dengan memperbaiki pola kehidupan dalam keluarga,2 karena dari satuan unit terkecil (keluarga) inilah, kehidupan yang lain yang lebih luas ditentukan. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan jiwa dan tulang punggung kesejahteraan lahir batin yang dinikmati suatu bangsa, atau suatu masyarakat. Begitu juga sebaliknya, kebodohan dan kelatarbelakangan sebuah bangsa atau masyarakat adalah cerminan dari keluarga yang hidup pada masyarakat atau bangsa tersebut. Untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis diperlukan peran dari segenap komponen, baik orang tua maupun anak, karena semuanya mempunyai peran masing-masing dalam menggapai tujuan tersebut. Secara umum, pendidikan anak dipegang oleh peran orang tua, dan secara khusus karakter seorang anak tumbuh dari kesadaran dari dirinya sendiri berdasarkan dari hasil pendidikan orang tuanya. Dalam proses tersebut keberhasilan dalam berkomunikasi menjadi hal penting dalam pelaksanaan proses tersebut. Salah satu faktor keberhasilan dalam berkomunikasi adalah etika komunikasi, karena berkaitan dengan faktor psikis dari komunikator atau komunikan. Dalam konteks komunikasi keluarga dengan budaya timur, 2 Istilah keluarga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, Pertama, ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah. Kedua, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan; batih. Ketiga, jika digandengkan dengan kata “kaum”, berarti sanak saudara; kaum kerabat. Keempat, satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam suatu masyarakat. Dalam kajian Sosiologi, keluarga (family) dipahami sebagai kesatuan kemasyarakatan (sosial) berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah. Keluarga dalam pengertian seperti ini terbagi menjadi dua, yaitu keluarga batih (inti) dan keluarga parsial. Keluarga batih (nuclear family, basic family, primary family, elementary family, conjugal family) merupakan kerabat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Sedangkan keluarga parsial adalah keluarga yang hanya terdiri dari suami dan istri tanpa anak. Lihat Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Jakarta: Pusat Bahasa, 2005, h. 536. Lihat juga, Hassan Sadily, dkk., Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru – van Hoeve, t.t, h. 1729.
  • 4. 4 seorang anak seharusnya mempunyai etika dalam berkomunikasi dengan orang tuanya. Sehingga seorang anak harus menjunjung tinggi nilai akhlak dalam berkomunikasi kepada orang tua atau orang yang lebih tua. Mengenai etika komunikasi seorang anak terhadap orang tua, dalam pedoman ajaran Islam melalui al-Qur'an, Allah menyebutkan bagaimana etika komunikasi anak kepada orang tuanya dalam al-Qur'an surah al-Isra [17] ayat 23 sebagai berikut:    Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.”3 Pada ayat tersebut, Allah menyampaikan mengenai keharusan seorang anak untuk memelihara orang tuanya sebaik-baiknya, kemudian memberikan larangan untuk mengatakan hal yang menyakiti hati orang tuanya, serta diharuskan untuk menggunakan kata-kata yang mulia. Hal ini dapat dipahami bahwa al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai etika seorang anak dalam berkomunikasi dengan orang tuanya. 3 QS Al-Isra [17] : 23.
  • 5. 5 Pembahasan al-Qur'an mengenai etika komunikasi anak terhadap orang tua ini, menjadi alasan untuk mengadakan penelitian dengan studi komparasi, yaitu tafsir antarbudaya penafsir yang memiliki latar belakang berbeda adalah suatu hal menarik untuk dikaji dalam lingkup interpretasi ayat yang membahas permasalahan etika komunikasi. Hal ini berdasarkan kepada potret budaya bangsa yang beragam, tentu akan menjadikan keindahan tersendiri dalam sebuah kajian akademik, sehingga dua antropologi budaya yang berbeda antara masing-masing penafsir melalui tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar, menjadi integritas nasional4 yang kemudian penulis angkat menjadi landasan pemilihan sebagai sumber utama dalam penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian yang mampu mengupas maksud dari al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 mengenai etika komunikasi anak terhadap orang tua. Sehingga dapat menjadi sebuah teori normatif yang dapat diaplikasikan secara pribadi, khususnya kepada orang tua dan anak, sebagai upaya pembentukan karakter, dan upaya perlawanan terhadap demoralisasi (kemerosotan akhlak) akibat modernisasi yang melanda generasi awal atau anak-anak melalui ilmu pengetahuan. Melalui dasar pemikiran tersebut, peneliti mencoba mengangkat penelitian dengan tema etika komunikasi dalam perspektif Al-Qur’an dengan memperbandingkan dua tafsir kontemporer untuk dijadikan bahan acuan, dengan judul penelitian: ETIKA KOMUNIKASI ANAK DAN ORANG TUA 4 Wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia versi offline, mengacu kepada KBBI Daring (Edisi III) www.ebsoft.web.id
  • 6. 6 DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (Studi Komparasi Al-Qur’an Surah al- Isra’ [17] ayat 23 dalam Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Misbah). B. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagaimana etika komunikasi anak terhadap orang tua dalam perspektif Al- Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 menurut tafsir al-Azhar dan tafsir al-Misbah? 2. Bagaimana hasil komparasi penafsiran Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 antara tafsir al-Azhar dan tafsir al-Misbah? C. Tujuan Penelitian Seperti permasalahan yang telah diidentifikasi, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan etika komunikasi anak terhadap orang tua dalam perspektif Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 menurut tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar. 2. Mendeskripsikan hasil komparasi penafsiran Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 antara tafsir al-Azhar tafsir dan al-Misbah. D. Batasan Masalah Keinginan agar pembahasan dan penguraian di dalam penelitian ini tidak meluas dan menjauhi dari maksud dan tujuan dari diadakannya penelitian ini, maka peneliti membatasi lingkup pembahasan hanya berada pada pembahasan mengenai etika komunikasi menurut al-Qur’an dengan
  • 7. 7 mencari hasil temuan dari interpretasi surah al-Isra’ ayat 23 menurut tafsir al- Misbah dan al-Azhar yang kemudian akan dicari persamaan dan perbedaan dari penafsiran terhadap ayat tersebut. E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya permasalahan tentang kajian komunikasi di dalam Islam. 2. Sebagai bentuk tambahan pengetahuan dalam pemahaman terhadap etika komunikasi kepada orang tua yang berusia lanjut sesuai dengan ajaran Islam yang tertuang di dalam Al-Qur'an. 3. Dalam hal kepentingan ilmiah, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi ilmu pengetahuan intelektual di bidang etika komunikasi Qur’ani. 4. Sebagai bahan bacaan dan juga sumbangan pemikiran (hasil ijtihad) dalam memperkaya khazanah literatur komunikasi dalam Islam bagi kepustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya. F. Signifikansi Penelitian Signifikansi Penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kajian terhadap bentuk etika komunikasi dalam Islam yang tercantum di dalam Al-Qur’an. 2. Kajian Ilmiah dalam ilmu dakwah, etika atau akhlak, serta ilmu komunikasi untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  • 8. 8 G. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan penelitian ini nantinya akan disusun dalam beberapa bab yang diawali dengan bab pendahuluan yang memuat mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, kegunaan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua menguraikan mengenai tinjauan umum terhadap penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, serta mengenai etika komunikasi dalam Al-Qur’an secara teoritis, mengenai definisi etika, definisi komunikasi, definisi Al-Qur’an, untuk memberikan keterangan terkait penelitian yang akan dilakukan menurut pandangan para ahli. Bab kedua juga memuat mengenai tinjauan umum tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar yang menjadi sumber utama penelitian beserta biografi dari kedua penyusun tafsir tersebut, agar dapat melihat latar belakang dari kedua penafsir yang akan diperbandingkan pendapat keduanya di dalam penelitian. Bab ketiga membahas mengenai metode penelitian yang digunakan menyesuaikan dengan teori-teori penelitan menurut para ahli, yaitu uraian mengenai jenis dan pendekatan penelitian, paradigma, teknik pengumpulan data, sumber data yang digunakan, serta pengolahan dan analisis data. Bab keempat menguraikan hasil analisa yang dilakukan terkait rumusan masalah, yaitu uraian mengenai deskripsi etika komunikasi anak terhadap orang tua dalam perspektif Al-Qur’an surah al-Isra’ ayat 23 menurut tafsir al-Misbah dan tafsir al-Azhar, dan deskripsi dari hasil komparasi
  • 9. 9 penafsiran Al-Qur'an surah al-Isra’ ayat 23 antara tafsir al-Azhar tafsir dan al- Misbah. Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan secara keseluruhan dalam hasil penelitian yang dilakukan, diambil dari jawaban hasil perumusan masalah penelitian, serta memuat rekomendasi dari penulis terkait dengan hasil keseluruhan dari penelitian yang telah dilakukan untuk penelitian selanjutnya di masa mendatang.