Materi STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II Grace Katuuk
Dokumen tersebut membahas tentang konsep desain arsitektur yang mencakup tahapan survey lokasi, menentukan pendekatan desain, analisis fisik dan non-fisik, konsep zoning, transformasi desain, dan tahap desain gambar konstruksi.
"[Ringkasan]"
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan kondotel di Kota Surabaya. Kondotel merupakan bangunan yang berfungsi sebagai hunian (kondominium) dan penginapan (hotel) secara bersamaan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang permasalahan yang mendorong dibangunnya kondotel di Surabaya seperti tingginya permintaan hunian dan investasi, serta tujuan perancangan kondotel yang memiliki daya tarik bagi m
Dokumen tersebut membahas tentang lima azas perancangan arsitektur yaitu azas estetika, rasional, fungsional, simbolik, dan psikologi. Azas-azas tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran perancang dalam menentukan gagasan rancangannya. Contoh bangunan yang menerapkan azas-azas tersebut adalah Istana Alhambra untuk azas estetika, masjid dan gereja untuk azas rasional, rumah sakit dan bank
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar tahun 2005-2015 dengan mempertimbangkan peraturan dan undang-undang terkait penataan ruang serta mengatur ketentuan umum mengenai definisi istilah-istilah yang digunakan dalam dokumen.
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiayziffyrappe
Dokumen tersebut membahas perancangan rumah tinggal profesi dokter gigi dengan konsep hijau. Terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan batasan proyek. Identifikasi masalah meliputi karakteristik rumah dokter gigi dan kebutuhan penghuninya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar dan proses perancangan rumah hijau yang ramah lingkungan dan efisien energi.
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganinfosanitasi
Peraturan Menteri ini menetapkan pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada berbagai jenis bangunan gedung dan lingkungannya agar dapat diakses dan digunakan oleh semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia. Pedoman ini mencakup aspek perencanaan, konstruksi, dan pemanfaatan bangunan gedung secara inklusif.
Materi STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR II Grace Katuuk
Dokumen tersebut membahas tentang konsep desain arsitektur yang mencakup tahapan survey lokasi, menentukan pendekatan desain, analisis fisik dan non-fisik, konsep zoning, transformasi desain, dan tahap desain gambar konstruksi.
"[Ringkasan]"
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan kondotel di Kota Surabaya. Kondotel merupakan bangunan yang berfungsi sebagai hunian (kondominium) dan penginapan (hotel) secara bersamaan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang permasalahan yang mendorong dibangunnya kondotel di Surabaya seperti tingginya permintaan hunian dan investasi, serta tujuan perancangan kondotel yang memiliki daya tarik bagi m
Dokumen tersebut membahas tentang lima azas perancangan arsitektur yaitu azas estetika, rasional, fungsional, simbolik, dan psikologi. Azas-azas tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran perancang dalam menentukan gagasan rancangannya. Contoh bangunan yang menerapkan azas-azas tersebut adalah Istana Alhambra untuk azas estetika, masjid dan gereja untuk azas rasional, rumah sakit dan bank
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar tahun 2005-2015 dengan mempertimbangkan peraturan dan undang-undang terkait penataan ruang serta mengatur ketentuan umum mengenai definisi istilah-istilah yang digunakan dalam dokumen.
Konsep perancangan-rumah-tinggal-profesi-dokter-gigiayziffyrappe
Dokumen tersebut membahas perancangan rumah tinggal profesi dokter gigi dengan konsep hijau. Terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan batasan proyek. Identifikasi masalah meliputi karakteristik rumah dokter gigi dan kebutuhan penghuninya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar dan proses perancangan rumah hijau yang ramah lingkungan dan efisien energi.
Pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkunganinfosanitasi
Peraturan Menteri ini menetapkan pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada berbagai jenis bangunan gedung dan lingkungannya agar dapat diakses dan digunakan oleh semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia. Pedoman ini mencakup aspek perencanaan, konstruksi, dan pemanfaatan bangunan gedung secara inklusif.
Dokumen tersebut membahas beberapa sistem struktur bangunan tinggi, yaitu:
1. Sistem tabung yang menggunakan struktur mirip tabung untuk menahan beban lateral.
2. Sistem gantung yang menggunakan kabel untuk menahan beban ke atas inti di bagian atas.
3. Sistem inti kaku yang menggunakan inti untuk memikul seluruh beban bangunan.
4. Sistem boks swasembada yang terdiri dari kapsul-kapsul
Buku ini memberikan panduan dasar tentang perencanaan dan desain bangunan. Berisi penjelasan singkat mengenai unsur-unsur bangunan, standar desain, dan aturan-aturan teknis bangunan. Buku ini disusun berkolaborasi dengan berbagai ahli dan lembaga terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian inti bangunan sebagai tempat sistem transportasi vertikal dan distribusi energi. Juga membahas bentuk, bahan, sistem struktur, dan utilitas yang ada di dalam inti bangunan.
Area Kemang Selatan 1 terdiri dari pemukiman, komersial, dan sekolah. Topografi wilayah ini menurun dari Jalan Kemang Raya ke arah Hero dengan perbedaan ketinggian sekitar 10 meter. Terdapat kali yang berbatasan dengan pemukiman dan sekolah. Sebuah lahan kosong berpotensi memiliki pemandangan ke arah kios-kios bunga.
Dokumen tersebut membahas mengenai struktur gedung bertingkat dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangannya, seperti kekuatan, kestabilan, dan ekonomis. Disebutkan pula bahwa bentuk struktur yang teratur dan simetris lebih tahan gempa daripada yang tidak beraturan. Dilatasi perlu disediakan untuk memisahkan bagian-bagian bangunan agar dapat mengurangi risiko keretakan akibat gempa.
Pranata pemangunan adalah sistem yang mengatur pelaksanaan kegiatan pembangunan yang melibatkan berbagai aktor seperti pemilik, perencana, pengawas, dan pelaksana untuk mencapai tujuan pembangunan secara terpadu dan berkelanjutan. Perencanaan penting mempertimbangkan dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Dokumen tersebut membahas empat contoh kasus bangunan yang melanggar peraturan tentang izin mendirikan bangunan di Kota Bandung. Dua di antaranya dibangun lebih tinggi dari izin, sedangkan dua lainnya bahkan tidak memiliki izin sama sekali. Pelanggaran tersebut dapat dikenai sanksi seperti peringatan, pembatasan, bahkan pembongkaran.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan tapak yang meliputi analisis fisik dan nonfisik lahan untuk merancang tapak. Pengkajian perencanaan tapak terdiri atas dua komponen yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia. Tahapan analisis tapak mencakup analisis topografi, lingkungan, aksesibilitas, dan drainase lahan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NADPenataan Ruang
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2009 menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029 untuk mengatur pemanfaatan ruang di Kota Banda Aceh guna mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan pasca bencana tsunami 2004 serta menyesuaikan perubahan peraturan penataan ruang. Qanun ini mengatur ketentuan-ketentuan umum terkait pengertian istilah
Dokumen ini berisi tentang rencana detail atap bangunan dan macam-macam komponennya seperti kuda-kuda, balok, dan ikatan angin. Juga dijelaskan tahapan penggambaran rencana atap mulai dari menggambar garis bantu, metebalkan garis, hingga penambahan keterangan gambar. Ukuran komponen atap disesuaikan dengan panjang bentangan atapnya.
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang pekerjaan utilitas pada bangunan gedung yang mencakup tiga bidang utama, yaitu mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Pekerjaan mekanikal meliputi elevator, eskalator, dan instalasi pengatur suhu ruang. Pekerjaan elektrikal membahas instalasi listrik dan sistem penangkal petir. Pekerjaan plumbing mencakup instalasi air bersih, limbah, dan sistem pembuangan. Dokumen ini memberikan
Dokumen tersebut membahas beberapa sistem struktur bangunan tinggi, yaitu:
1. Sistem tabung yang menggunakan struktur mirip tabung untuk menahan beban lateral.
2. Sistem gantung yang menggunakan kabel untuk menahan beban ke atas inti di bagian atas.
3. Sistem inti kaku yang menggunakan inti untuk memikul seluruh beban bangunan.
4. Sistem boks swasembada yang terdiri dari kapsul-kapsul
Buku ini memberikan panduan dasar tentang perencanaan dan desain bangunan. Berisi penjelasan singkat mengenai unsur-unsur bangunan, standar desain, dan aturan-aturan teknis bangunan. Buku ini disusun berkolaborasi dengan berbagai ahli dan lembaga terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian inti bangunan sebagai tempat sistem transportasi vertikal dan distribusi energi. Juga membahas bentuk, bahan, sistem struktur, dan utilitas yang ada di dalam inti bangunan.
Area Kemang Selatan 1 terdiri dari pemukiman, komersial, dan sekolah. Topografi wilayah ini menurun dari Jalan Kemang Raya ke arah Hero dengan perbedaan ketinggian sekitar 10 meter. Terdapat kali yang berbatasan dengan pemukiman dan sekolah. Sebuah lahan kosong berpotensi memiliki pemandangan ke arah kios-kios bunga.
Dokumen tersebut membahas mengenai struktur gedung bertingkat dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangannya, seperti kekuatan, kestabilan, dan ekonomis. Disebutkan pula bahwa bentuk struktur yang teratur dan simetris lebih tahan gempa daripada yang tidak beraturan. Dilatasi perlu disediakan untuk memisahkan bagian-bagian bangunan agar dapat mengurangi risiko keretakan akibat gempa.
Pranata pemangunan adalah sistem yang mengatur pelaksanaan kegiatan pembangunan yang melibatkan berbagai aktor seperti pemilik, perencana, pengawas, dan pelaksana untuk mencapai tujuan pembangunan secara terpadu dan berkelanjutan. Perencanaan penting mempertimbangkan dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Dokumen tersebut membahas empat contoh kasus bangunan yang melanggar peraturan tentang izin mendirikan bangunan di Kota Bandung. Dua di antaranya dibangun lebih tinggi dari izin, sedangkan dua lainnya bahkan tidak memiliki izin sama sekali. Pelanggaran tersebut dapat dikenai sanksi seperti peringatan, pembatasan, bahkan pembongkaran.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan tapak yang meliputi analisis fisik dan nonfisik lahan untuk merancang tapak. Pengkajian perencanaan tapak terdiri atas dua komponen yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia. Tahapan analisis tapak mencakup analisis topografi, lingkungan, aksesibilitas, dan drainase lahan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NADPenataan Ruang
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2009 menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029 untuk mengatur pemanfaatan ruang di Kota Banda Aceh guna mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan pasca bencana tsunami 2004 serta menyesuaikan perubahan peraturan penataan ruang. Qanun ini mengatur ketentuan-ketentuan umum terkait pengertian istilah
Dokumen ini berisi tentang rencana detail atap bangunan dan macam-macam komponennya seperti kuda-kuda, balok, dan ikatan angin. Juga dijelaskan tahapan penggambaran rencana atap mulai dari menggambar garis bantu, metebalkan garis, hingga penambahan keterangan gambar. Ukuran komponen atap disesuaikan dengan panjang bentangan atapnya.
Modul TKP M1KB3 - INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR BANGUNANPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang pekerjaan utilitas pada bangunan gedung yang mencakup tiga bidang utama, yaitu mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Pekerjaan mekanikal meliputi elevator, eskalator, dan instalasi pengatur suhu ruang. Pekerjaan elektrikal membahas instalasi listrik dan sistem penangkal petir. Pekerjaan plumbing mencakup instalasi air bersih, limbah, dan sistem pembuangan. Dokumen ini memberikan
PP No. 68 Tahun 2010 Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan RuangPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Bentuk peran masyarakat meliputi memberikan masukan, kerja sama, pemantauan, dan pelaporan. Tata cara pelaksanaannya melalui forum, laporan tertulis, dan pemantauan pelaksanaan rencana tata ruang sesuai ketentuan. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi, sosial
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
Dokumen tersebut membahas permasalahan tata ruang dalam pembangunan yang meliputi meningkatnya kebutuhan tanah, alih fungsi lahan, konflik antar-sektor dan wilayah, penggunaan ruang tidak sesuai peruntukan, serta belum berfungsinya penataan ruang secara optimal."
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan peraturan daerah, meliputi pengertian peraturan daerah, asas-asas yang harus dimiliki peraturan daerah, dan proses penyusunan rancangan peraturan daerah.
Legal drafting adalah proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang meliputi tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan. Proses ini bertujuan mencapai kepastian hukum, keadilan, dan kegunaan dalam rangka mewujudkan negara hukum. Unsur-unsur negara hukum meliputi sistem pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat dan tunduknya pemerintah dan warga negara pada
Dokumen tersebut membahas tentang hukum tata ruang di Indonesia. Hukum tata ruang diperlukan untuk mengatur penggunaan ruang secara terpadu dan berkelanjutan guna menjamin keseimbangan antara ruang dan kebutuhan manusia saat ini dan masa depan. Dokumen tersebut juga menjelaskan peraturan yang mengatur tata ruang serta permasalahan yang dihadapi dalam penerapan tata ruang di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia dan hubungannya dengan penataan ruang. Tujuan pembangunan perumahan dan permukiman adalah menyelenggarakannya secara tertib dan terorganisasi serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembangunan perumahan dan permukiman perlu memperhatikan penataan ruang dan pengelolaan tanah untuk mencapai tujuan p
Undang-undang ini mengatur tentang penataan ruang di Indonesia. Penataan ruang bertujuan untuk mengatur pemanfaatan ruang secara terpadu dan berkelanjutan guna mewujudkan pembangunan nasional sesuai dengan Pancasila serta melindungi dan memanfaatkan sumber daya alam. Penataan ruang mencakup perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang di daratan, laut, dan udara berdasarkan fungsi kawasan dan aspek administrat
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini mengatur tentang izin mendirikan bangunan di Kabupaten Banyumas. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang digunakan, ketentuan umum izin mendirikan bangunan, dan dasar hukum yang mendasari peraturan daerah ini.
19493400 Uu Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan PublikSuprijanto Rijadi
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mengatur tentang maksud, tujuan, asas, dan ruang lingkup pelayanan publik di Indonesia. Tujuannya adalah memberikan kerangka hukum yang jelas tentang hak, tanggung jawab, dan perlindungan masyarakat dalam menerima pelayanan publik yang berkualitas.
Berdasarkan dokumen tersebut, proposal penelitian ini membahas tentang pembentukan peraturan daerah yang demokratis oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan asas perundang-undangan demokratis dalam pembentukan perda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta memberikan rekomendasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif dengan mengan
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalPenataan Ruang
Undang-undang ini mengatur tentang sistem perencanaan pembangunan nasional di Indonesia. Sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dan menjamin tercapainya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar berbagai aspek pembangunan. Undang-undang ini mengatur tahapan perencanaan pembangunan nasional yang meliputi penyusunan, penetapan, pengendalian pelaksanaan, dan evalu
Similar to Bab 2. KAJIAN TEORI HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN (20)
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
1. BAB 2. KAJIAN TEORI, LANDASAN HUKUM,
DAN PENJABARAN PASAL-PASAL
2.1. PENGERTIAN HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Apa yang dimaksud dengan Hukum Pranata Pembangunan?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum merupakan “peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah;” atau
“undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat.”
Sedangkan pranata adalah “sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-
istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna
memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat; institusi;”
Dan pembangunan adalah “proses, cara, perbuatan membangun; (infrastruktur)
pembangunan prasarana.”
Dapat disimpulkan bahwa Hukum Pranata Pembangunan merupakan peraturan resmi yang
mengikat dan mengatur suatu sistem dan organisasi dalam proses pembangunan prasarana
infrastruktur untuk mewujudkan kesejahteraan hidup.
2.2. STRUKTUR HUKUM PRANATA DI INDONESIA
1. Legislatif (MPR-DPR), pembuat produk hukum.
2. Eksekutif (Presiden-pemerintahan), pelaksana perUU yg dibantu oleh Kepolisian
(POLRI) selaku institusi yang berwenang melakukan penyidikan; JAKSA yang
melakukan penuntutan.
3. Yudikatif (MA-MK) sebagai lembaga penegak keadilan.
4. Mahkamah Agung (MA) beserta Pengadilan Tinggi (PT) & Pengadilan Negeri (PN)
se-Indonesia mengadili perkara yang kasuistik.
5. Mahkamah Konstitusi (MK) mengadili perkara peraturan PerUU.
6. Lawyer, pihak yang mewakili klien untuk berperkara di pengadilan, dsb.
2.3.UNSUR-UNSUR HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Hukum Pranata Pembangunan memiliki 4 unsur, yaitu:
2. 1. Manusia
Unsur pokok dari pembangunan yang paling utama adalah manusia. Karena
manusia merupakan sumber daya paling utama dalam menentukan pengembangan
pembangunan.
2. SDA
Sumber daya alam merupakan faktor penting dalam pembangunan yang mana
sebagai sumber utama dalam pembuatan bahan material untuk proses
pembangunan.
3. Modal
Modal faktor penting untuk mengembangkan aspek pembangunan dalam suatu
daerah. Apabila semakin banyak modal yang tersedia semakin pesat pembangunan
suatu daerah.
4. Teknologi
Teknologi saat ini menjadi faktor utama dalam proses pembangunan. Dengan
teknologi dapat mempermudah, mempercepat proses pembangunan.
2.4.LANDASAN HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Dasar Hukum Pranata Pembangunan ditetapkan dalam
I. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman. Dalam UU ini terdapat
10 bab yang terdiri dari 42 pasal yang mengatur tentang:
BAB 1. Ketentuan Umum (2 pasal), berisi tentang:
Fungsi dari rumah
Fungsi dari Perumahan
Apa itu Pemukiman baik juga fungsinya
Satuan lingkungan pemukiman
Prasarana lingkungan
Sarana lingkungan
Utilitas umum
Kawasan siap bangun
Lingkungan siap bangun
Kaveling tanah matang
Konsolidasi tanah permukiman
3. BAB 2. Asas dan Tujuan (2 pasal), berisi tentang:
Penataan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat,
adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri
sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup.
Tujuan penataan perumahaan dan pemukiman:
Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar
manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
rakyat.
Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk
yang rasional.
menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
bidang-bidang lain.
BAB 3. Perumahan (13 pasal), berisi tentang:
Hak untuk menempati /memiliki rumah tinggal yang layak;
Kewajiban dan tanggung jawab untuk pembangunan perumahan
dan pemukiman;
Pembangunan dilakukan oleh pemilik hak tanah saja;
Pembangunan yang dilakukan oleh bukan pemilik tanah harus dapat
persetuan dari pemilik tanah / perjanjian;
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh yang ingin membangun rumah
/ perumahan;
Pengalihan status dan hak atas rumah yang dikuasai Negara;
Pemerintah mengendalikan harga sewa rumah;
Sengketa yang berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan rumah
diselesaikan melalui badan peradilan;
Pemilikan rumah dapat beralih dan dialihkan dengan cara
pewarisan;
dll.
4. BAB 4. Pemukiman (11 pasal), berisi tentang:
Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui
pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana;
Tujuan pembangunan permukiman;
Pelaksanaan ketentuandilaksanakan sesuai dengan Rencana Tata
Ruang wilayah;
Program pembangunan daerah dan program pembangunan sektor
mengenai prasarana, sarana lingkungan, dan utilitas umum;
Penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun dilakukan oleh
badan usaha milik Negara;
Kerjasama antara pengelola kawasan siap bangun dengan BUMN;
Di wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap bangun
Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan, bantuan dan
kemudahan;
Ketentuan yang wajib dipenuhi oleh badan usaha dibidang
pembangunan perumahan;
Tahap - tahap yang dilakukan dalam pembangunan lingkungan siap
bangun;
Kegiatan - kegiatan untuk meningkatkan kualitas permukiman;
dll.
BAB 5. Peran Serta Masyarakat (1 pasal), berisi tentang:
Hak dan kesempatan yang sama untuk turut serta dalam
pembangunan perumahan / permukiman;
Keikutsertaan dapat dilakukan perorangan / bersama.
BAB 6. Pembinaan (6 pasal), berisi tentang:
Bentuk pembinanaan pemerintah dalam pembangunan;
Pembinaan dilakukan pemerintah di bidang perumahan dan
pemukiman;
Pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan
berdasarkan Rencana Tata Ruang wilayah perkotaan dan Rencana
Tata Ruang wilayah;
dll.
5. BAB 7. Ketentuan Pidana (2 pasal), berisi tentang:
Hukuman yang diberikan pada yang melanggar peraturan dalam
pasal 7 baik disengaja ataupun karena kelalaian;
dan hukumannya dapat berupa sanksi pidana atau denda.
BAB 8. Ketentuan Lain-lain (2 pasal), berisi tentang:
Penerapan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
tidak menghilangkan kewajibannya untuk tetap memenuhi
ketentuan Undang-undang ini;
Jika kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak
dipenuhi oleh suatu badan usaha di bidang pembangunan
perumahan dan permukiman, maka izin usaha badan tersebut
dicabut.
BAB 9. Ketentuan Peralihan (1 pasal), berisi:
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, semua peraturan
pelaksanaan di bidang perumahan dan permukiman yang telah ada
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini
atau belum diganti atau diubah berdasarkan Undang-undang ini.
BAB 10. Ketentuan Penutup (2 pasal), berisi tentang:
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 6 tahun
1962 tentang Pokok-pokok perumahan (Lembaran Negara Tahun
1962 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2476)
menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1964 nomor 3,
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan
penerapannya diatur dengan Peraturan Pemerintah selambat-
lambatnya 2 (dua) tahun sejak Undang-undang ini diundangkan.
II. UU No. 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang Umum, dimana dalam UU ini terdapat
8 bab yang terdiri dari 32 pasal yang mengatur tentang:
BAB 1. Ketentuan Umum (1 pasal), berisi tentang:
Yang dimaksud dengan ruang
Pengertian Tata Ruang
Penataan ruang
Rencana Tata Ruang
6. Yang dimaksud wilayah
Yang dimaksud kawasan
Kawasan lindung
Kawasan budi daya
Kawasan pedesaan
Kawasan perkotaan
Kawasan tertentu
BAB 2. Asas dan Tujuan (2 pasal), berisi tentang:
Penataan ruang berasaskan Pemanfaatan Ruang bagi semua
kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan
berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan. Juga
berdasarkan keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan
hukum.
Tujuan penataan ruang:
terselenggaranya Pemanfaatan Ruang berwawasan lingkungan
yang berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
terselenggaranya pengaturan Pemanfaatan Ruang kawasan lindung
dan kawasan budi daya;
tercapainya Pemanfaatan Ruang yang berkualitas.
BAB 3. Hak dan Kewajiban (3 pasal), berisi tentang:
Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk
pertambahan nilai
ruang sebagai akibat penataan ruang.
Setiap orang berhak dan berkewajiban untuk berperan serta dalam
menyusun dan memelihata ruang;
Setiap orang berkewajiban menaati Tata Ruang yang ditetapkan.
BAB 4. Perencanaan, Pemanfatan, dan Pengendalian (12 pasal), berisi:
Bagian Pertama: Umum (6 pasal)
o Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan, aspek
administratif, aspek kegiatan kawasan pedesaan, wilayah
Nasional, dll.
o Cangkupan wilayah penataan ruang.
7. o Penataan ruang kawasan perdesaan, penataan ruang kawasan
perkotaan, dan penataan ruang kawasan tertentu.
o Penyelenggaraan penataan ruang kawasan pedesaan, penataan
ruang kawasan perkotaan, dan penataan ruang kawasan
tertentu.
o dll.
Bagian Kedua: Perencanaan (2 pasal)
o Perencanaan Tata Ruang dilakukan melalui proses dan
prosedur penyusunan
o serta penetapan Rencana Tata Ruang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
o Rencana Tata Ruang ditinjau kembali dan atau disempurnakan
sesuai dengan jenis perencanaannya secara berkala.
o Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara peninjauan kembali
dan atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
o Pertimbangan melakukan perencanaan Tata Ruang.
o Perencanaan Tata Ruang mencakup perencanaan struktur dan
pola Pemanfaatan Ruang, yang meliputi tata guna air, tata
guna udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.
o Perencanaan Tata Ruang yang berkaitan dengan fungsi
pertahanan keamanan sebagai subsistem perencanaan Tata
Ruang, tata cara penyusunannya diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketiga: Pemanfaatan (2 pasal)
o Pemanfaatan Ruang dilakukan melalui pelaksanaan program
Pemanfaatan Ruang beserta pembiayaannya, yang didasarkan
atas Rencana Tata Ruang.
o Pemanfaatan Ruang diselenggarakan secara bertahap sesuai
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Rencana Tata
Ruang.
o Pengembangan Pemanfaatan Ruang.
8. o Ketentuan mengenai pengelolaan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Keempat (2 pasal):
o Pengendalian Pemanfaatan Ruang diselenggarakan melalui
kegiatan pengawasan dan penertiban tentang Pemanfaatan
Ruang.
o Pengawasan terhadap Pemanfaatan Ruang diselenggarakan
dalam bentuk pelaporan, pemantauan, dan evaluasi.
o Penerbitan terhadap Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai
dengan Rencana Tata Ruang diselenggarakan dalam bentuk
pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB 5. Rencana Tata Ruang (5 pasal), berisi tentang:
Pembedaan rencana tata ruang.
Rencana Tata Ruang wilayah Nasional merupakan strategi dan
arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Negara.
Isi rencana tata ruang wilayah.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang wilayah Nasional adalah 25
tahun.
Rencana Tata Ruang wilayah Nasional ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I.
Isi Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Dae rah Tingkat I.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I adalah 15 tahun.
Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I ditetapkan
dengan peraturan daerah.
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah
Tingkat II.
Isi Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah
Tingkat II.
9. Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah
Tingkat II menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
pembangunan.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya
Daerah Tingkat II adalah 10 tahun.
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah
Tingkat II ditetapkan dengan peraturan daerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan kawasan, pedoman, tata
cara, dan lain-lain yang diperlukan bagi penyusunan rencana tata
ruang kawasan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB 6. Wewenang dan Pembinaan (6 pasal), berisi tentang:
Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Pemerintah.
Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan Penataan Ruang.
Pelaksanaan ketentuan dilakukan dengan tetap menghormati hak
yang dimiliki orang.
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata
Ruang wilayah Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II yang
ditetapkan berdasarkan undang-undang ini dinyatakan batal oleh
Kepala Daerah yang bersangkutan.
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menyelenggarakan penataan
ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I.
Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
menyelenggarakan penataan ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya
Daerah Tingkat II.
Presiden menunjuk seorang Menteri yang bertugas
mengkoordinasikan penataan ruang.
Tugas koordinasi termasuk pengendalian perubahan fungsi ruang
suatu kawasan dan pemanfaatannya yang berskala besar dan
berdampak penting.
Perubahan fungsi ruang suatu kawasan dan pemanfaatannya
ditetapkan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
10. Penetapan mengenai perubahan fungsi ruang menjadi dasar dalam
peninjauan kembali Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I dan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/ Kotamadya
Daerah Tingkat II.
BAB 7. Ketentuan Peralihan (1 pasal), berisi:
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini semua peraturan
perundangundangan yang berkaitan dengan penataan ruang yang telah
ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum berdasarkan
Undang-undang ini.
BAB 8. Ketentuan Penutup (2 pasal), berisi:
Dengan berlakunya Undang-undang ini, maka Ordonansi
Pembentukan Kota (Stadvormingsordonantie Staatblad Tahun 1948
Nomor 168, keputusan letnan Gubernur jenderal tanggal 23 Juli
1948 no. 13) dinyatakan tidak berlaku.
Undang-undang ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
2.5.HUBUNGAN HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN
Ada lima tahapan untuk memahami proses kebijakan publik itu agar dapat berjalan sesuai
dengan tujuannya, adalah
1) Tahap agenda permasalahan
2) Tahap formulasi kebijakan
3) Tahap adopsi
4) Tahap implementasi, dan
5) Tahap evaluasi.
Kenyataan yang terjadi antara kebijakan yang dikeluarkan dengan hasil yang akan
diharapkan terdapat penyimpangan, terdapat penyalahgunaan, dan terdapat inkonsistensi.
2.6.PENGAPLIKASIAN HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Apa pentingnya Hukum Pranata Pembangunan dan mengapa harus ada yang namanya
Hukum Pranata Pembangunan. Dalam membangun suatu bangunan diperlukan adanya
11. hukum yang berlaku. Pentingnya kita mempelajari hukum pranata pembangunan ini juga
dapat membuat kita lebih memahami peraturan - peraturan serta hal - hal apa saja yang
harus dilakukan dalam membangun suatu bangunan. Kita tidak hanya merancang dan
mendirikan namun juga memperhatikan hukum yang telah berlaku agar suatu daerah
tersebut dapat tertata rapih.
Sebagai calon arsitek, dalam membengun suatu bangunan baik itu rumah, sekolah, maupun
bangunan tinggi tentunya kita memerlukan ijin dari pemerintah setempat. Izin yang
dimaksud tak lain dan tak bukan ialah IMB (Izin Mendirikan Bangunan). IMB merupakan
perizinan yang diberikan oleh kepala daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun
baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan
persayaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.
IMB juga merupakan salah satu produk hukum untuk mewujudkan tatanan tertentu
sehingga tercipta ketertiban, keamanan, keselamatan, kenyamanan, sekaligus kepastian
hukum. Kewajiban setiap orang atau badan yang akan mendirikan bangunan untuk
memiliki Izin Mendirikan Bangunan diatur pada Pasal 5 ayat 1 Perda 7 Tahun 2009.
IMB akan melegalkan suatu bangunan yang direncanakan sesuai dengan Tata Ruang yang
telah ditentukan. Selain itu, adanya IMB menunjukkan bahwa rencana konstruksi
bangunan tersebut juga dapat dipertanggungjawabkan dengan maksud untuk kepentingan
bersama. Pada umumnya proses IMB ialah 25 hari dari tanggal diajukannya IMB. Jangka
waktu tersebut dapat berbeda - beda tergantung kebijakan daerah setempat serta
kelengkapan.
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUH Perdata terdapat tiga sumber yaitu :
1) Perikatan yang timbul dari persetujuan
2) Perikatan yang timbul dari undang – undang
3) Perikatan terjadi bukan perjanjian
Perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara orang yang satu dengan orang yang
lain karena perbuatan,peristiwa atau keadaan.Oleh karena itu dibentuk undang-undang
oleh masyarakat yang diakui dan diberi akibat hukum. Dan dalam pengertiannya perikatan
dapat terjadi jika sudah melalui perjanjian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
menimbulkan suatu hak dan kewajiban.
12. Salah satu bentuk dari hukum perikatan adalah kontrak kerja. (Agar pihak pemberi tugas
dan pelaksana tugas tidak ada yang merasa dirugikan dan puas akan pekerjaan tsb.sehingga
masing-masing pihak dapat menyadari,memahami dan melaksanakan kewajibannya serta
mengetahui apa-apa saja yang menjadi haknya dan apabila salah satu pihak merasa
dirugikan karena terdapat hal –hal yang tidak dilaksanakan pihak lainnya,yang sudah
tercantum dalam kontrak kerja, maka pihak tersebut dapat memberikan sanksi kepada
pihak lainnya yang telah disepakati bersama, dapat pula menuntutnya ke pengadilan.)
1. Pemberi Tugas (Owner)
Pihak pihak yang menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh pihak lain
sehubungan dengan kepentingannya atas hasil pekerjaan tersebut, atau wakilnya
yang ditunjuk dalam Pekerjaan.
2. Manajemen Konstruksi (Construction Management)
Bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas dalam memimpin,
mengkoordinir,dan mengawasi pelaksaan pekerjaan di lapangan pada batas-batas
yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif. Dalam menjalankan
tugasnya MK dibantu oleh beberapa orang yang masing-masing mempunyai
keahlian dalam disiplin ilmu yang diperlukan proyek.
3. Konsultan Perencana Arsitektur (Architectural Consultant)
Badan/Organisasi yang berada langsung di bawah owner, karena memegang
peranan penting untuk perencanaan awal/konsep desain dari segi arsitektur dan
estetika ruangan. Tugasnya yaitu:
Membuat gambar/desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan spesifikasi
teknis, fasilitas dan penempatannya.
Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan proyek ini.
Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara administrasi
untuk pelaksanaan proyek.
Membuat perencanaan dan gambar-gambar ulang atau revisi bilamana diperlukan.
Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya apabila
sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Konsultan Perencana Struktur (Structural Consultant)
Badan/Organisasi yang bertugas merencanakan dan merancang struktur yang
sesuai dengan keinginan pemilik proyek melalui kontraktor utama, baik struktur
atas maupun struktur bawah dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
13. kondisi tanah, fungsi bangunan, bentuk bangunan (segi arsitektur), kondisi lahan,
serta kondisi alamnya. Tugas & wewenangnya:
Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail serta
rincian volume pekerjaan.
Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa konstruksi.
5. Konsultan Perencana Mekanik & Elektrik (Mechanical / Electrical
Consultant)
Badan/Organisasi yang ahli dalam bidang Mechanical dan Electrical.
Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai
perlengkapan utilitas seperti misalnya AC, perlengkapan penerangan, plumbing,
generator, pemadam kebakaran, telepon, dan sound system sesuai dengan keadaan
dan fungsi bangunan.
Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen pelaksanaan dan
melakukan pengawasan berkala dan melaporkannya pada kontraktor utama.