SlideShare a Scribd company logo
PERANCANGAN PABRIK
(COOKIES CHOCO CHIP)
Di Susun Oleh :
1. Alfriyan Damar (H1915002)
2. Muhammad Harun A (H1915012)
3. Puji Nur Haji (H1915017)
4. Yulianto Pamungkas (H1915023)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI
PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
BAB 2
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
2. 1. Uraian Proses Secara Umum
Dalam pembuatan cookies choco chips melalui tahapan persiapan
bahan, pencampuran bahan baku dan bahan-bahan tambahan, pencetakan
adonan, pemanggangan, pendinginan cookies, sortasi, dan pengemasan.
Adapun uraian proses tersebut secara umum adalah sebagai berikut:
2.1.1 Persiapan Bahan
Persiapan bahan meliputi penimbangan dan pengecekkan
bahan baku dan bahan-bahan tambahan yang akan digunakan. Bahan
baku yang digunakan yaitu tepung terigu dan bahan-bahah tambahan
yang digunakan meliputi: susu bubuk, tepung kuning telur, baking
powder, garam halus dan maizena.
2.1.2 Pencampuran Bahan Baku dan Bahan-bahan Tambahan
Terdapat tiga metode pencampuran yaitu single-stage, multiple-
stage dan continous. Pada metode single-stage, semua bahan
dicampur menjadi satu dan dimixer bersamaan. Pada multiple-stage,
mungkin terdiri dari dua tahap atau lebih. Pertama yang dicampur
adalah lemak dan gula, kemudian bahan-bahan cair, selanjutnya
bahan-bahan lainnya. Pada metode continous biasanya dipilih karena
keefektifannya, memaksimalkan output dan meminimalkan input
karena proses yang berlanjut. Pencampuran adonan cookies biasanya
diawali pencampuran antara gula dan shortening (disebut creaming
method) kemudian bahan-bahan lain seperti tepung dan bahan
pengembang dimasukkan (Bennion, 1980).
2.1.3 Pencetakan Adonan
Proses pencetakan bertujuan untuk mencetak adonan yang
telah tercampur merata sehingga didapatkan bentuk cookies bulat
pipih.
2.1.4 Pemanggangan
Pemanggangan berfungsi untuk mengubah karakteristik
sensorik produk sehingga dapat lebih diterima oleh konsumen.
Pemanggangan juga menyebabkan bahan pangan lebih awet
karena proses tersebut menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim,
serta menurunkan aktivitas air (Muchtadi, 2013). Selama
pemanggangan, lemak mencair, gula larut, bahan pengembang
melanjutkan aktifitasnya, struktur terbentuk, cairan dipindahkan dan
terjadi crust pada permukaan dan pembentukan warna. Suhu oven
untuk proses pemanggangan tergantung pada jenis, bentuk dan ukuran
dari produk yang dibuat dan dijaga sifat-sifat dari bahan-bahan
penyusunnya. Pada umumnya suhu pemanggangan biskuit antara lain
218-2320
C dalam waktu 15-20 menit (Fellows,1992). Semakin sedikit
kandungan gula dan lemak, suhu pemanggangan dapat lebih tinggi.
Oven sebaiknya tidak terlalu panas ketika bahan dimasukkan sebab
bagian luar akan terlalu cepat matang. Hal ini dapat menghambat
pengembangan dan permukaan cookies menjadi retak-retak.
2.1.5 Pendinginan Cookies
Proses pendinginan ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu
cookies yang keluar dari oven dan mencegah terjadinya penyerapan
uap air dari lingkungan sekitar mesin sehingga nantinya tidak
terjadi pengembunan di dalam kemasan. Pengembunan yang
dicegah melalui proses pendinginan diharapkan akan dapat
memperpanjang umur simpan cookies. Selain itu, pendinginan
bertujuan mengeraskan kembali tekstur gula dan lemak yang
memuai pada saat proses pengovenan (Yulianingsih, 2007).
2.1.6 Sortasi
Proses sortasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
cookies sesuai standar yang layak untuk dipasarkan.
2.1.7 Pengemasan
Menurut Coles et al. (2003), fungsi pengemas yaitu untuk
melindungi produk dari segala kerusakan dan pembusukan oleh
aktivitas mikroba, melindungi nilai nutrisi, dan melindungi kesehatan
konsumen. Dari proses yang ada secara umum, proses pembuatan
cookies choco chip ditunjukkan pada Gambar 2.1
Susu bubuk, baking
powder, garam halus dan
maizena.
Cookies Choco Chip
SORTASI
Pengemasan
Pendinginan
Pemanggangan
Cookies chocco chip
PencampuranChoco Chip
Tepung
terigu
Adonan 1
Pencampuran
Pencetakan
Cookies choco chips setengah jadi
Adonan 2
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Cookies choco chip
2.2. Seleksi Bahan Baku
Seleksi bahan baku merupakan faktor penting yang harus diperhatikan
karena untuk mengetahui standar yang akan digunakan dalam produksi
cookies choco chips. Bahan baku yang digunakan dalam produksi cookies
choco chip yaitu tepung terigu. Adapun spesifikasi tepung terigu yang akan
digunakan untuk produksi cookies choco chips dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tepung terigu merupakan bahan baku dalam proses pembuatan cookies
choco chips. Berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu tepung terigu protein rendah, tepung terigu protein
sedang, dan tepung terigu protein tinggi. Perbandingan ketiga jenis tepung
terigu tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Bahan Baku Tepung Terigu
Tepung
Terigu
Tepung Terigu
Protein Rendah
Tepung Terigu
Protein Sedang
Tepung
Terigu
Protein
Tinggi
Komposisi Berasal dari
penggilingan
soft wheat atau
gandum lunak
Berasal dari
penggilingan campuran
soft wheat atau gandum
lunak dan hard wheat
atau gandum keras
Berasal dari
penggilingan
hard wheat
atau gandum
keras
Protein Maks. 11% 11-12,5% Min 13%
Gluten Maks. 25,5% Min. 26% Min 30%
Sifat Sifat elastisitas
rendah
Sifat elastisitas
sedang
Sifat
elastisitas
tinggi dan
tida
Contoh
produk
Kunci biru Segitiga biru Cakra
kembar
Pemanfaatan Kue kering,
cake dan biscuit
Terigu untuk
aneka makanan
Aneka roti
dan mie
Harga Rp 9.000,00 Rp 9.600,00 Rp
(per Kg) 10.000,00
Sumber : bogasari.com
Berdasarkan Tabel 2.2 di atas maka pada pembuatan cookies choco
chip dipilih jenis tepung terigu yang memiliki protein rendah (soft wheat).
Tepung terigu protein rendah dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut:
2.2.1 Dari segi komposisi, tepung terigu protein rendah memiliki daya serap air
yang rendah sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar diuleni, tidak
elastis, lengket serta daya pengembangannya rendah sehingga cocok untuk
pembuatan kue kering seperti cookies. Kebanyakan biskuit memiliki
kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, sedangkan kandungan
protein yang relatif rendah. Cookies merupakan jenis kue kering yang
dibuat dari adonan keras, berbentuk pipih, bila dipatahkan penampang
potongannya bertekstur padat, dapat berkadar lemak tinggi atau rendah.
2.2.2 Dari segi ekonomi, tepung terigu protein rendah memiliki harga paling
murah bila dibandingkan dengan tepung terigu jenis lainnya. Pemilihan
tepung terigu protein rendah dalam proses pembuatan cookies choco chip
adalah karena protein dalam tepung terigu mampu membentuk gluten saat
diberi air yang akan berpengaruh besar terhadap elastisitas produk yang
dihasilkan. Sifat elastis gluten pada adonan menyebabkan kue tidak mudah
rusak ketika dicetak (Fatkurahman, 2012). Kadar protein yang rendah akan
memberikan hasil akhir produk cookies dengan kerenyahan yang baik.
Tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan cookies choco chip
dipasok dari PT Bogasari Flour dengan merek Kunci Biru.
2.3. Macam-macam Proses
Proses pembuatan cookies choco chip meliputi persiapan bahan,
pencampuran bahan-bahan penunjang (pencampuran 1), pencampuran
bahan baku dengan bahan-bahan penunjang dan air (pencampuran 2),
pencetakan adonan, pemanggangan, pendinginan, sortasi, dan pengemasan.
Dari keseluruhan proses pembuatan cookies, terdapat perbedaan dalam
proses pemanggangan (baking). Menurut Fellows (2000), proses
pemanggangan dapat dilakukan dengan menggunakan 2 tipe oven, yaitu
direct heating ovens dan indirect heating ovens.
Pada tipe direct heating ovens, udara disirkulasikan secara konveksi
alam atau kipas. Suhu pada oven dikontrol secara otomatis, berdasarkan
penyesuaian laju aliran udara dan bahan bakar untuk kompor. Gas dibakar
di pita pembakar yang terletak di atas dan di bawah konveyor dalam
continuous ovens, dan di dasar cabinet dalam batch ovens. Fitur
keselamatan digabungkan untuk memadamkan pembakar secara otomatis
jika kondisi kue yang abnormal muncul, dan panel pelepas tekanan dipasang
kebagian atas oven untuk melindungi personil jika ledakan gas terjadi.
Keuntungan dari oven pemanasan secara langsung meliputi: (a) waktu
pemanggangan singkat, (b) efisiensi termal tinggi, (c) kontrol yang baik atas
kondisi kue (menggunakan kecepatan kipas dan tingkat konsumsi bahan
bakar), (d) startup cepat, karena hanya diperlukan untuk memanaskan udara
dalam oven. Namun, perawatan diperlukan untuk mencegah kontaminasi
oleh produk yang tidak diinginkan dari proses pembakaran, dan pembakar
gas memerlukan servis yang rutin untuk mempertahankan efisiensi
pembakaran. Microwave dan oven dielektrik adalah contoh lain dari direct
heating ovens (Fellows, 2000).
Pada tipe indirect heating ovens, tabung uap langsung dipanaskan
oleh pembakaran bahan bakar atau dipasok dengan uap dari boiler jarak
jauh. Tabung uap kemudian memanaskan udara di dalam ruang
pembakaran. Udara panas biasanya diresirkulasi melalui ruang pembakaran
dan melalui penukar panas yang terpisah. Sebagai alternatif, gas
pembakaran melewati tepi tabung radiator di ruang pembakaran atau bahan
bakar yang dibakar antara dinding ganda dan pembakaran produk dari atas
oven. Oven listrik yang dipanaskan oleh induksi pelat pemanas radiator atau
bar. Pada batch ovens dinding dan dasar yang dipanaskan, sedangkan pada
continuous ovens, pemanas yang terletak di atas, disamping dan dibawah
ban berjalan. Kebanyakan oven memiliki tebal ubin keramik 25 mm yang
dipasang kepusat untuk mendistribusikan panas. Sistem udara panas
konveksi paksa memiliki start up pendek dan respon cepat untuk
mengontrol suhu dari pada oven berseri-seri, karena hanya udara yang
dipanaskan. Pemanas konvensional, pemanasan konveksi paksa, pemanasan
inframerah dan metode pemanasan telah dikombinasikan oleh Malkkiet al.
(1984) dalam Fellows (2000)
2.4 Seleksi Proses
Berdasarkan kedua tipe oven yang telah dijelaskan di atas, maka
pada pembuatan cookies choco chip ini menggunakan tipe direct heating
ovens. Ada beberapa jenis tipe oven yang termasuk dalam tipe direct
heating ovens, diantaranya yaitu oven jenis batch dan continuous. Adapun
uraian singkat berdasarkan aspek teknis dan ekonomi dari kedua jenis
oven tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.2 Perbandingan Kondisi Operasi pada Proses Pemanggangan
Uraian
Jenis Oven
Batch Continuous
Aspek teknis
1. Operasi
 Suhu 160-170°C 170°C
 Power 45 kW 0,75-5 kW
2. Proses
 Keseragaman bentuk produk Rendah Tinggi
3. Aspek Ekonomi
 Biaya peralatan Rendah Tinggi
 Energi Besar 30% lebih hemat
 Kapasitas Kecil Besar
 Efisiensi Rendah Tinggi
 Biaya tenaga kerja Tinggi Rendah
Sumber: Fellows (2000)
Berdasarkan uraian jenis oven di atas, maka dipilih jenis oven
proses continuous, karena pada jenis proses tersebut mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan proses batch, yaitu keseragaman bentuk produk
yang didapatkan lebih tinggi, energi yang digunakan 30% lebih hemat,
kapasitas lebih besar, efisiensi tinggi, dan biaya tenaga kerja lebih rendah
karena menggunakan tenaga kerja yang lebih sedikit.
2.5. Uraian Proses Terpilih
2.5.1. Pencampuran
` Pada proses pembuatan cookies choco chip, dilakukan tiga kali
proses pencampuran. Pencampuran pertama dilakukan untuk
mencampur bahan-bahan penunjang antara lain margarin, gula tepung/
gula halus, telur, garam, susu bubuk skim, dan lesitin hingga menjadi
adonan I. kemudian dilanjutkan dengan proses pencampuran ke dua
yang bertujuan untuk mencampur adonan I dengan tepung terigu
hingga menghasilkan adonan 2, kemudian dilanjutkan dengan proses
pencampuran ke tiga yang bertujuan untuk mencampur adonan 2
dengan choco chip.
Kapasitas alat pencampur 1 sebesar 882,576 kg/jam. Total
bahan-bahan yang dicampur sebanyak 15.886 kg, sehingga dalam 1
jam proses alat mampu mencampur bahan sebanyak 882,576 kg.
Sedangkan kapasitas alat pencampur 2 adalah 1.619,567 kg/jam.
Total bahan yang dicampur sebanyak 29.066,935 kg sehingga dalam
1 jam proses, alat mampu mencampur sebanyak 1.619,567 kg.
Sedangkan kapasitas alat pencampur 3 adalah 1.869,567 kg/jam.
Total bahan yang dicampur sebanyak 33.454,89 kg
2.5.1 Pencetakan
Proses pencetakan cookies dilakukan dengan cara
memasukkan adonan kedalam inlet yang kemudian akan dicetak
oleh alat pencetak dalam bentuk bulat pipih dan diberi taburan
choco chips coklat. Diameter alat pencetak cookies yang digunakan
adalah 4,5 cm.
2.5.2 .Pemanggangan
Setelah proses pencetakan, adonan dipanggang dengan cara
dilewatkan dalam oven yang dilengkapi dengan belt conveyor pada
suhu 170 0
C. Selama pemanggangan panas disirkulasikan secara
konveksi dari pita pembakar yang terletak di bagian bawah dan
atas oven, sehingga cookies dapat matang secara merata (Fellows,
2000). Dalam hal ini, proses pemanggangan dilakukan sampai
didapatkan cookies dengan kadar air sebesar 4,5% dengan persen
pelebaran diameter cookies setelah dipanggang sebesar 25%
(Dogan, 2006). Kapasitas alat pemanggang cookies yang
digunakan sebesar 1.250 kg/jam
2.5.3. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan belt
conveyor. Suhu yang digunakan sebesar 50
C (Fellows, 2000).
Kapasitas alat pendingin cookies yang digunakan sebesar 1.200
kg/jam dengan lama proses dalam sehari adalah 12 jam. Dalam
sehari, cookies yang didinginkan sebanyak 13.601,52 kg per-hari,
sehingga dalam 1 jam proses, alat mampu mendinginkan cookies
sebanyak 1133,41 kg.
2.5.4. Sortasi
Standar cookies lolos sortasi yang ditetapkan oleh PT. Amanah
Food Indonesia adalah cookies yang mempunyai diameter 4,5 cm
dengan berat 4 g per kepingnya.
2.5.5 Pengemasan
Pengemasan dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu pengemas
primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer berupa plastik jenis
polypropilene (PP) bersifat kuat, ringan, mengkilap, bertekstur keras
namun fleksibel, dan licin. Pengemas berukuran panjang 16 cm,
lebar 6 cm dan tinggi 5,5 cm. Dengan isi berdiameter 4,5 cm berisi 3
buah. Kemasan primer yang digunakan sudah dilengkapi dengan
label keterangan nama produk, berat produk, logo halal Majelis
Ulama Indonesia (MUI), sertifikasi Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), komposisi, tanggal kadaluarsa dan nama
perusahaan.
` Sedangkan untuk kemasan sekunder berbahan karton
kemudian disegel dengan panjang 30 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 3
cm serta isi 12 kemasan primer. Cookies yang dipasarkan berjumlah
12 keping per kemasan dan 24 kemasan per karton. Untuk kemasan
primer pertama-tama digunakan tray plastik jenis polyvinyl chloride
(PVC) dengan ketebalan 0,15-0,25 mm yang berbentuk persegi
panjang dengan cekungan sebagai tempat untuk cookies yang
berfungsi untuk melindungi cookies dari kerusakan fisik (pecah atau
remuk) akibat guncangan. Kemudian cookies di dalam tray plastik
dikemas dalam kemasan plastik jenis polypropylene (PP) dengan
ketebalan 0,08 mm. Menurut Nurminah (2002), adanya pengemasan
dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
kerusakan-kerusakan.
17.2 E. coli APM/g Maks. 10
17.3 Bacillus cereus Koloni/g Maks. 1 x 104
17.4 Kapang Koloni/g Maks. 1 x 104
Sumber : SNI 3751: 2009

More Related Content

What's hot

Kemasan logam kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasan
Kemasan logam   kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasanKemasan logam   kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasan
Kemasan logam kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasan
Universitas Lampung
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
jenis plastik no 1 - 4
jenis plastik no 1 - 4jenis plastik no 1 - 4
jenis plastik no 1 - 4Yunita Fahni
 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Ernalia Rosita
 
proses petrokimia
 proses petrokimia proses petrokimia
proses petrokimia
Febrian Hsc
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
Ratnawati Sigamma
 
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan AlkanaSifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
Adifa Putri Ramandani
 
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Agus Supriyanto
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Septia Sri Eka Putri
 
Pembuatan serbuk sari buah apel
Pembuatan serbuk sari buah apel Pembuatan serbuk sari buah apel
Pembuatan serbuk sari buah apel
Zelika Gita Sari
 
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
BetaHakim
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
Mesut Ozil
 
Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas AlamMinyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas AlamErrrrda
 
Cookies Bekatul dan Beras Menir
Cookies Bekatul dan Beras MenirCookies Bekatul dan Beras Menir
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Tidar University
 
Serealia
SerealiaSerealia
Serealia
Agnescia Sera
 
Continuous Tunnel Dryer
Continuous Tunnel DryerContinuous Tunnel Dryer
Continuous Tunnel Dryer
Carrie Meiriza Virriysha Putri
 
Neraca panas materi
Neraca panas materiNeraca panas materi
Neraca panas materi
WWTF_Production
 

What's hot (20)

Kemasan logam kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasan
Kemasan logam   kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasanKemasan logam   kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasan
Kemasan logam kelompok 5 - maulydia rizki iqbal - pengemasan
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
 
jenis plastik no 1 - 4
jenis plastik no 1 - 4jenis plastik no 1 - 4
jenis plastik no 1 - 4
 
5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan
 
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
Laporan Praktikum Roti Tawar dan Roti Manis
 
proses petrokimia
 proses petrokimia proses petrokimia
proses petrokimia
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan AlkanaSifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
Sifat, Reaksi, dan Pembuatan Alkana
 
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
Perancangan Pabrik Sorbitol Kapasitas 130000 ton/tahun dengan Hidrogenasi Kat...
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
 
Pembuatan serbuk sari buah apel
Pembuatan serbuk sari buah apel Pembuatan serbuk sari buah apel
Pembuatan serbuk sari buah apel
 
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
318692765 perhitungan-neraca-massa-raw-mill
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
 
Minyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas AlamMinyak Bumi dan Gas Alam
Minyak Bumi dan Gas Alam
 
Cookies Bekatul dan Beras Menir
Cookies Bekatul dan Beras MenirCookies Bekatul dan Beras Menir
Cookies Bekatul dan Beras Menir
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
 
Serealia
SerealiaSerealia
Serealia
 
Continuous Tunnel Dryer
Continuous Tunnel DryerContinuous Tunnel Dryer
Continuous Tunnel Dryer
 
Resep Masakan Oriental
Resep Masakan OrientalResep Masakan Oriental
Resep Masakan Oriental
 
Neraca panas materi
Neraca panas materiNeraca panas materi
Neraca panas materi
 

Similar to Bab 2

A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
RiniDwi7
 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie Basah
Ernalia Rosita
 
Teknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatTeknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada Donat
Nuruliswati
 
Krem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdf
Krem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdfKrem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdf
Krem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdf
selfizaliyanti71
 
Penggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptxPenggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptx
asridwiyanti1
 
ipa terapan kel 5.pptx
ipa terapan kel 5.pptxipa terapan kel 5.pptx
ipa terapan kel 5.pptx
Jasmine703070
 
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdfAPLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
sukmiyatiagustin
 
Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)
Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)
Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)
Riyadi Haykal
 
Melakukan Proses Produksi Roti dr map.ppt
Melakukan Proses Produksi Roti dr map.pptMelakukan Proses Produksi Roti dr map.ppt
Melakukan Proses Produksi Roti dr map.ppt
Melimarlina3
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Rahma Sagistiva Sari
 
Arindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahooArindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahooSusanti Susanti
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
Syartiwidya Syariful
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
Syartiwidya Syariful
 
makalah pembuatan bioetanol dari jerami padi
makalah pembuatan bioetanol dari jerami padimakalah pembuatan bioetanol dari jerami padi
makalah pembuatan bioetanol dari jerami padi
Ananda Magfirah
 
Modul 3-3-tenusu
Modul 3-3-tenusuModul 3-3-tenusu
Modul 3-3-tenusu
Adawiyah Hassan
 
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptxPresentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
XevySharpshooter
 
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptBAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
raju902247
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuLosta Masta
 

Similar to Bab 2 (20)

A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
 
Laporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie BasahLaporan Praktikum Mie Basah
Laporan Praktikum Mie Basah
 
Teknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatTeknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada Donat
 
Krem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdf
Krem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdfKrem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdf
Krem dan Coklat Kertas Presentasi Restoran Burger_20240516_140056_0000.pdf
 
Penggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptxPenggunaan Suhu 2.pptx
Penggunaan Suhu 2.pptx
 
ipa terapan kel 5.pptx
ipa terapan kel 5.pptxipa terapan kel 5.pptx
ipa terapan kel 5.pptx
 
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdfAPLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
APLIKASI-FERMENTASI-DAN-ILMU-BIOKIMIA-DI-BIDANG-TEKNOLOGI-PANGAN-2020.pdf
 
Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)
Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)
Kunjungan studi lapangan indofood (riyadi muhaikal 1102407)
 
Melakukan Proses Produksi Roti dr map.ppt
Melakukan Proses Produksi Roti dr map.pptMelakukan Proses Produksi Roti dr map.ppt
Melakukan Proses Produksi Roti dr map.ppt
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Roti Manis dan Roti Tawar - UNPAS
 
Arindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahooArindyah kusumartanti karindyah@yahoo
Arindyah kusumartanti karindyah@yahoo
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
 
makalah pembuatan bioetanol dari jerami padi
makalah pembuatan bioetanol dari jerami padimakalah pembuatan bioetanol dari jerami padi
makalah pembuatan bioetanol dari jerami padi
 
Modul 3-3-tenusu
Modul 3-3-tenusuModul 3-3-tenusu
Modul 3-3-tenusu
 
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptxPresentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
 
PPT KEL 17 BIOETANOL.pptx
PPT KEL 17 BIOETANOL.pptxPPT KEL 17 BIOETANOL.pptx
PPT KEL 17 BIOETANOL.pptx
 
Kp komp 1
Kp komp 1Kp komp 1
Kp komp 1
 
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptBAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahu
 

Recently uploaded

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 

Recently uploaded (17)

Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 

Bab 2

  • 1. PERANCANGAN PABRIK (COOKIES CHOCO CHIP) Di Susun Oleh : 1. Alfriyan Damar (H1915002) 2. Muhammad Harun A (H1915012) 3. Puji Nur Haji (H1915017) 4. Yulianto Pamungkas (H1915023) PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
  • 2. BAB 2 SELEKSI DAN URAIAN PROSES 2. 1. Uraian Proses Secara Umum Dalam pembuatan cookies choco chips melalui tahapan persiapan bahan, pencampuran bahan baku dan bahan-bahan tambahan, pencetakan adonan, pemanggangan, pendinginan cookies, sortasi, dan pengemasan. Adapun uraian proses tersebut secara umum adalah sebagai berikut: 2.1.1 Persiapan Bahan Persiapan bahan meliputi penimbangan dan pengecekkan bahan baku dan bahan-bahan tambahan yang akan digunakan. Bahan baku yang digunakan yaitu tepung terigu dan bahan-bahah tambahan yang digunakan meliputi: susu bubuk, tepung kuning telur, baking powder, garam halus dan maizena. 2.1.2 Pencampuran Bahan Baku dan Bahan-bahan Tambahan Terdapat tiga metode pencampuran yaitu single-stage, multiple- stage dan continous. Pada metode single-stage, semua bahan dicampur menjadi satu dan dimixer bersamaan. Pada multiple-stage, mungkin terdiri dari dua tahap atau lebih. Pertama yang dicampur adalah lemak dan gula, kemudian bahan-bahan cair, selanjutnya bahan-bahan lainnya. Pada metode continous biasanya dipilih karena keefektifannya, memaksimalkan output dan meminimalkan input karena proses yang berlanjut. Pencampuran adonan cookies biasanya diawali pencampuran antara gula dan shortening (disebut creaming method) kemudian bahan-bahan lain seperti tepung dan bahan pengembang dimasukkan (Bennion, 1980).
  • 3. 2.1.3 Pencetakan Adonan Proses pencetakan bertujuan untuk mencetak adonan yang telah tercampur merata sehingga didapatkan bentuk cookies bulat pipih. 2.1.4 Pemanggangan Pemanggangan berfungsi untuk mengubah karakteristik sensorik produk sehingga dapat lebih diterima oleh konsumen. Pemanggangan juga menyebabkan bahan pangan lebih awet karena proses tersebut menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim, serta menurunkan aktivitas air (Muchtadi, 2013). Selama pemanggangan, lemak mencair, gula larut, bahan pengembang melanjutkan aktifitasnya, struktur terbentuk, cairan dipindahkan dan terjadi crust pada permukaan dan pembentukan warna. Suhu oven untuk proses pemanggangan tergantung pada jenis, bentuk dan ukuran dari produk yang dibuat dan dijaga sifat-sifat dari bahan-bahan penyusunnya. Pada umumnya suhu pemanggangan biskuit antara lain 218-2320 C dalam waktu 15-20 menit (Fellows,1992). Semakin sedikit kandungan gula dan lemak, suhu pemanggangan dapat lebih tinggi. Oven sebaiknya tidak terlalu panas ketika bahan dimasukkan sebab bagian luar akan terlalu cepat matang. Hal ini dapat menghambat pengembangan dan permukaan cookies menjadi retak-retak. 2.1.5 Pendinginan Cookies Proses pendinginan ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu cookies yang keluar dari oven dan mencegah terjadinya penyerapan uap air dari lingkungan sekitar mesin sehingga nantinya tidak terjadi pengembunan di dalam kemasan. Pengembunan yang dicegah melalui proses pendinginan diharapkan akan dapat memperpanjang umur simpan cookies. Selain itu, pendinginan bertujuan mengeraskan kembali tekstur gula dan lemak yang memuai pada saat proses pengovenan (Yulianingsih, 2007).
  • 4. 2.1.6 Sortasi Proses sortasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan cookies sesuai standar yang layak untuk dipasarkan. 2.1.7 Pengemasan Menurut Coles et al. (2003), fungsi pengemas yaitu untuk melindungi produk dari segala kerusakan dan pembusukan oleh aktivitas mikroba, melindungi nilai nutrisi, dan melindungi kesehatan konsumen. Dari proses yang ada secara umum, proses pembuatan cookies choco chip ditunjukkan pada Gambar 2.1 Susu bubuk, baking powder, garam halus dan maizena. Cookies Choco Chip SORTASI Pengemasan Pendinginan Pemanggangan Cookies chocco chip PencampuranChoco Chip Tepung terigu Adonan 1 Pencampuran Pencetakan Cookies choco chips setengah jadi Adonan 2
  • 5. Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Cookies choco chip 2.2. Seleksi Bahan Baku Seleksi bahan baku merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena untuk mengetahui standar yang akan digunakan dalam produksi cookies choco chips. Bahan baku yang digunakan dalam produksi cookies choco chip yaitu tepung terigu. Adapun spesifikasi tepung terigu yang akan digunakan untuk produksi cookies choco chips dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tepung terigu merupakan bahan baku dalam proses pembuatan cookies choco chips. Berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tepung terigu protein rendah, tepung terigu protein sedang, dan tepung terigu protein tinggi. Perbandingan ketiga jenis tepung terigu tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbandingan Bahan Baku Tepung Terigu Tepung Terigu Tepung Terigu Protein Rendah Tepung Terigu Protein Sedang Tepung Terigu Protein Tinggi Komposisi Berasal dari penggilingan soft wheat atau gandum lunak Berasal dari penggilingan campuran soft wheat atau gandum lunak dan hard wheat atau gandum keras Berasal dari penggilingan hard wheat atau gandum keras Protein Maks. 11% 11-12,5% Min 13% Gluten Maks. 25,5% Min. 26% Min 30% Sifat Sifat elastisitas rendah Sifat elastisitas sedang Sifat elastisitas tinggi dan tida Contoh produk Kunci biru Segitiga biru Cakra kembar Pemanfaatan Kue kering, cake dan biscuit Terigu untuk aneka makanan Aneka roti dan mie Harga Rp 9.000,00 Rp 9.600,00 Rp
  • 6. (per Kg) 10.000,00 Sumber : bogasari.com Berdasarkan Tabel 2.2 di atas maka pada pembuatan cookies choco chip dipilih jenis tepung terigu yang memiliki protein rendah (soft wheat). Tepung terigu protein rendah dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut: 2.2.1 Dari segi komposisi, tepung terigu protein rendah memiliki daya serap air yang rendah sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar diuleni, tidak elastis, lengket serta daya pengembangannya rendah sehingga cocok untuk pembuatan kue kering seperti cookies. Kebanyakan biskuit memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, sedangkan kandungan protein yang relatif rendah. Cookies merupakan jenis kue kering yang dibuat dari adonan keras, berbentuk pipih, bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur padat, dapat berkadar lemak tinggi atau rendah. 2.2.2 Dari segi ekonomi, tepung terigu protein rendah memiliki harga paling murah bila dibandingkan dengan tepung terigu jenis lainnya. Pemilihan tepung terigu protein rendah dalam proses pembuatan cookies choco chip adalah karena protein dalam tepung terigu mampu membentuk gluten saat diberi air yang akan berpengaruh besar terhadap elastisitas produk yang dihasilkan. Sifat elastis gluten pada adonan menyebabkan kue tidak mudah rusak ketika dicetak (Fatkurahman, 2012). Kadar protein yang rendah akan memberikan hasil akhir produk cookies dengan kerenyahan yang baik. Tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan cookies choco chip dipasok dari PT Bogasari Flour dengan merek Kunci Biru. 2.3. Macam-macam Proses Proses pembuatan cookies choco chip meliputi persiapan bahan, pencampuran bahan-bahan penunjang (pencampuran 1), pencampuran bahan baku dengan bahan-bahan penunjang dan air (pencampuran 2), pencetakan adonan, pemanggangan, pendinginan, sortasi, dan pengemasan. Dari keseluruhan proses pembuatan cookies, terdapat perbedaan dalam proses pemanggangan (baking). Menurut Fellows (2000), proses
  • 7. pemanggangan dapat dilakukan dengan menggunakan 2 tipe oven, yaitu direct heating ovens dan indirect heating ovens. Pada tipe direct heating ovens, udara disirkulasikan secara konveksi alam atau kipas. Suhu pada oven dikontrol secara otomatis, berdasarkan penyesuaian laju aliran udara dan bahan bakar untuk kompor. Gas dibakar di pita pembakar yang terletak di atas dan di bawah konveyor dalam continuous ovens, dan di dasar cabinet dalam batch ovens. Fitur keselamatan digabungkan untuk memadamkan pembakar secara otomatis jika kondisi kue yang abnormal muncul, dan panel pelepas tekanan dipasang kebagian atas oven untuk melindungi personil jika ledakan gas terjadi. Keuntungan dari oven pemanasan secara langsung meliputi: (a) waktu pemanggangan singkat, (b) efisiensi termal tinggi, (c) kontrol yang baik atas kondisi kue (menggunakan kecepatan kipas dan tingkat konsumsi bahan bakar), (d) startup cepat, karena hanya diperlukan untuk memanaskan udara dalam oven. Namun, perawatan diperlukan untuk mencegah kontaminasi oleh produk yang tidak diinginkan dari proses pembakaran, dan pembakar gas memerlukan servis yang rutin untuk mempertahankan efisiensi pembakaran. Microwave dan oven dielektrik adalah contoh lain dari direct heating ovens (Fellows, 2000). Pada tipe indirect heating ovens, tabung uap langsung dipanaskan oleh pembakaran bahan bakar atau dipasok dengan uap dari boiler jarak jauh. Tabung uap kemudian memanaskan udara di dalam ruang pembakaran. Udara panas biasanya diresirkulasi melalui ruang pembakaran dan melalui penukar panas yang terpisah. Sebagai alternatif, gas pembakaran melewati tepi tabung radiator di ruang pembakaran atau bahan bakar yang dibakar antara dinding ganda dan pembakaran produk dari atas oven. Oven listrik yang dipanaskan oleh induksi pelat pemanas radiator atau bar. Pada batch ovens dinding dan dasar yang dipanaskan, sedangkan pada continuous ovens, pemanas yang terletak di atas, disamping dan dibawah ban berjalan. Kebanyakan oven memiliki tebal ubin keramik 25 mm yang dipasang kepusat untuk mendistribusikan panas. Sistem udara panas
  • 8. konveksi paksa memiliki start up pendek dan respon cepat untuk mengontrol suhu dari pada oven berseri-seri, karena hanya udara yang dipanaskan. Pemanas konvensional, pemanasan konveksi paksa, pemanasan inframerah dan metode pemanasan telah dikombinasikan oleh Malkkiet al. (1984) dalam Fellows (2000) 2.4 Seleksi Proses Berdasarkan kedua tipe oven yang telah dijelaskan di atas, maka pada pembuatan cookies choco chip ini menggunakan tipe direct heating ovens. Ada beberapa jenis tipe oven yang termasuk dalam tipe direct heating ovens, diantaranya yaitu oven jenis batch dan continuous. Adapun uraian singkat berdasarkan aspek teknis dan ekonomi dari kedua jenis oven tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.2 Perbandingan Kondisi Operasi pada Proses Pemanggangan Uraian Jenis Oven Batch Continuous Aspek teknis 1. Operasi  Suhu 160-170°C 170°C  Power 45 kW 0,75-5 kW 2. Proses  Keseragaman bentuk produk Rendah Tinggi 3. Aspek Ekonomi  Biaya peralatan Rendah Tinggi  Energi Besar 30% lebih hemat  Kapasitas Kecil Besar  Efisiensi Rendah Tinggi  Biaya tenaga kerja Tinggi Rendah Sumber: Fellows (2000) Berdasarkan uraian jenis oven di atas, maka dipilih jenis oven proses continuous, karena pada jenis proses tersebut mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan proses batch, yaitu keseragaman bentuk produk yang didapatkan lebih tinggi, energi yang digunakan 30% lebih hemat, kapasitas lebih besar, efisiensi tinggi, dan biaya tenaga kerja lebih rendah karena menggunakan tenaga kerja yang lebih sedikit. 2.5. Uraian Proses Terpilih
  • 9. 2.5.1. Pencampuran ` Pada proses pembuatan cookies choco chip, dilakukan tiga kali proses pencampuran. Pencampuran pertama dilakukan untuk mencampur bahan-bahan penunjang antara lain margarin, gula tepung/ gula halus, telur, garam, susu bubuk skim, dan lesitin hingga menjadi adonan I. kemudian dilanjutkan dengan proses pencampuran ke dua yang bertujuan untuk mencampur adonan I dengan tepung terigu hingga menghasilkan adonan 2, kemudian dilanjutkan dengan proses pencampuran ke tiga yang bertujuan untuk mencampur adonan 2 dengan choco chip. Kapasitas alat pencampur 1 sebesar 882,576 kg/jam. Total bahan-bahan yang dicampur sebanyak 15.886 kg, sehingga dalam 1 jam proses alat mampu mencampur bahan sebanyak 882,576 kg. Sedangkan kapasitas alat pencampur 2 adalah 1.619,567 kg/jam. Total bahan yang dicampur sebanyak 29.066,935 kg sehingga dalam 1 jam proses, alat mampu mencampur sebanyak 1.619,567 kg. Sedangkan kapasitas alat pencampur 3 adalah 1.869,567 kg/jam. Total bahan yang dicampur sebanyak 33.454,89 kg 2.5.1 Pencetakan Proses pencetakan cookies dilakukan dengan cara memasukkan adonan kedalam inlet yang kemudian akan dicetak oleh alat pencetak dalam bentuk bulat pipih dan diberi taburan choco chips coklat. Diameter alat pencetak cookies yang digunakan adalah 4,5 cm. 2.5.2 .Pemanggangan Setelah proses pencetakan, adonan dipanggang dengan cara dilewatkan dalam oven yang dilengkapi dengan belt conveyor pada suhu 170 0 C. Selama pemanggangan panas disirkulasikan secara konveksi dari pita pembakar yang terletak di bagian bawah dan atas oven, sehingga cookies dapat matang secara merata (Fellows, 2000). Dalam hal ini, proses pemanggangan dilakukan sampai
  • 10. didapatkan cookies dengan kadar air sebesar 4,5% dengan persen pelebaran diameter cookies setelah dipanggang sebesar 25% (Dogan, 2006). Kapasitas alat pemanggang cookies yang digunakan sebesar 1.250 kg/jam 2.5.3. Pendinginan Proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan belt conveyor. Suhu yang digunakan sebesar 50 C (Fellows, 2000). Kapasitas alat pendingin cookies yang digunakan sebesar 1.200 kg/jam dengan lama proses dalam sehari adalah 12 jam. Dalam sehari, cookies yang didinginkan sebanyak 13.601,52 kg per-hari, sehingga dalam 1 jam proses, alat mampu mendinginkan cookies sebanyak 1133,41 kg. 2.5.4. Sortasi Standar cookies lolos sortasi yang ditetapkan oleh PT. Amanah Food Indonesia adalah cookies yang mempunyai diameter 4,5 cm dengan berat 4 g per kepingnya. 2.5.5 Pengemasan Pengemasan dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu pengemas primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer berupa plastik jenis polypropilene (PP) bersifat kuat, ringan, mengkilap, bertekstur keras namun fleksibel, dan licin. Pengemas berukuran panjang 16 cm, lebar 6 cm dan tinggi 5,5 cm. Dengan isi berdiameter 4,5 cm berisi 3 buah. Kemasan primer yang digunakan sudah dilengkapi dengan label keterangan nama produk, berat produk, logo halal Majelis Ulama Indonesia (MUI), sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), komposisi, tanggal kadaluarsa dan nama perusahaan. ` Sedangkan untuk kemasan sekunder berbahan karton kemudian disegel dengan panjang 30 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 3 cm serta isi 12 kemasan primer. Cookies yang dipasarkan berjumlah 12 keping per kemasan dan 24 kemasan per karton. Untuk kemasan
  • 11. primer pertama-tama digunakan tray plastik jenis polyvinyl chloride (PVC) dengan ketebalan 0,15-0,25 mm yang berbentuk persegi panjang dengan cekungan sebagai tempat untuk cookies yang berfungsi untuk melindungi cookies dari kerusakan fisik (pecah atau remuk) akibat guncangan. Kemudian cookies di dalam tray plastik dikemas dalam kemasan plastik jenis polypropylene (PP) dengan ketebalan 0,08 mm. Menurut Nurminah (2002), adanya pengemasan dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan. 17.2 E. coli APM/g Maks. 10 17.3 Bacillus cereus Koloni/g Maks. 1 x 104 17.4 Kapang Koloni/g Maks. 1 x 104 Sumber : SNI 3751: 2009