SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kajian Alquran sebagai sumber dari segala sumber ilmu telah dilakukan
semenjak zaman sahabat. Namun, secara embrioritas pada zaman Nabi pun telah
dilakukan bentuk suatu kajian Alquran secara mendalam. Hal itu dibuktikan cukup
banyak adanya hadis-hadis yang menjelaskan tentang makna suatu ayat. Melirik pada
zaman kontemporer ini, Alquran tidak hanya sebagai sumber ilmu Islam saja yang
mana pada zaman klasik pembahasan Alquran hanya dinisbatkan kepada kajian
agama seperti fikih, akidah, tasawuf dan disiplin ilmu agama lainya. Semenjak
begesernya era, Alquran mulai dihidupkan dengan kajian-kajian yang bersifat
sosialis, humanis dan saintis. Jika ditelusuri lebih dalam, yang dinamakan dengan
saintis tidak hanya bergelut dengan apa yang dinamakan biologi, fisika, dan kimia.
Hal tersebut hanya segelintir ilmu yang ada di dalam Alquran.
Dengan hadirnya Alquran sebagai sumber ilmu, manusia bisa menjadi suatu
makhluk yang terlepas dari ketidaktahuan akan berkembangnya suatu zaman. Hal itu
tergantung bagaimana manusia memposisikan Alquran sebagai sumber ilmu. Cukup
banyak manusia yang seenaknya saja mengartikan makna Alquran tanpa tahu apa
maksud ayat Alquran tersebut. Apakah ayat tersebut relevan dengan masalah yang
hadir. Atau hanya mengambil dalil dalam Alquran sebagai legitimasi atas ideologi
yang dianutnya. Hal itu yang sangat disayangkan dimana Alquran dapat digunakan
1
2
untuk menambah kecerdasan dan pengetahuan manusia tetapi disalahgunakan hingga
menuju pengdistorsian makna. Akibatnya, bukan kecerdasan dan pengetahuan
manusia yang bertambah akan tetapi pertumpahan darah, korban, dan kematian yang
terus bertambah. Hal ini sungguh jauh dari apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW yang memposisikan Alquran sebagai sumber ajaran ilmu yang tinggi
dibandingkan dengan sumber ilmu lainnya.
Kembali pada pembahasan diatas yang mengatakan bahwasannya Alquran di
era kontemporer ini mulai menyentuh kajian-kajian yang bersifat saintis. Bukan
sebagai legitimasi atas apa yang telah ilmuan sains lakukan. Akan tetapi lebih
mengarah kepada pembuktian dalil-dalil Alquran menggunakan kerasionalan ilmu
sains. Jika sains disinggung dalam kajian filsafat, maka akan ditemukan sebegitu
detail dan runtutnya yang dinamakan sains itu. Mulai dari eksperimen, hipotesa
hingga sampai pada titik dimana percobaan tersebut menghasilkan kesimpulan.
Cukup banyak penemuan yang telah ilmuan sains lakukan yang sebenarnya
hal tersebut telah dituliskan dalam Alquran sejak 1400 tahun silam. Akan tetapi hal
tersebut tidak banyak diketahui oleh sarjana-sarjana Alquran di masa itu. Katakanlah
pada zaman dinasti Umayyah. Apakah keilmuan yang ditekankan? Mayoritas yang
menjadi tujuannya yakni melakukan ekspansi ke berbagai daerah. Dinasti Abbasiyah?
Yang katanya dituliskan dalam sejarah sebagai zaman keemasan atau golden egg era.
Nyatanya mayoritas yang bertahan hingga zaman kontemporer ini hanyalah masalah
agama, fikih, akidah dan tasawuf. Hal tersebut seyogyanya menjadi PR bagi sarjana
3
muslim khususnya Alquran agar dapat menempatkan Alquran sebagai sumber ilmu
dari segala ilmu yang terus relevan sesuai dengan berkembangnya zaman.
Alquran dan sains, memang di zaman kontemporer ini mulai nampak
perkembangannya. Mulai dari menelusuri surat per surat, ayat per ayat, bahkan
sampai kata per kata hanya untuk bertafakkur bagaimana Alquran yang telah ada
semenjak 1400 tahun yang lalu sudah memikirkan hal-hal yang berbau saintis yang
bahkan baru ditemukan pada abad 21 ini. Mayoritas sarjana muslim berasumsi
bahwasannya seluruh ilmu sains yang ada pada era kontemporer ini sebenarnya telah
ditulis dalam Alquran sejak dulu. Secara logika memang benar dan hal tersebut
didukung oleh ayat dalam Alquran yang berbunyi:
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjukbagi mereka yang bertaqwa.1
Esensinya memang Alquran tidak ada keraguan yang berarti Alquran tersebut
benar adanya, apapun yang tertulis didalam Alquran baik secara implisit maupun
eksplisit pasti akan terjadi. Kemudian dilanjutkan oleh kata hudan yang berarti
petunjuk. Selama hidup di dunia, manusia pasti membutuhkan petunjuk walaupun itu
dalam dunia sains. Seluruh eksperimen yang telah dilakukan oleh manusia pasti telah
1Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah/Pentafsir Alquran, 1984), 8
4
tertulis rapi dalam Alquran. Hanya saja mayoritas sarjana muslim masih belum
menemukannya.
Oleh karena itu alquran merupakan mukzijat yang luar biasa bagi rosul dan
manusia.Dalam hal ini alquran juga berbicara tentang sains yang meliputi ilmu
geologi yang membahas tentang bumi dan asal muasal terbentuknya,bumi pun di bagi
menjadi berberapa bagian seperti laut, daratan dan gunung.dalam alquran juga
sudahdulu berbicara tentang Fenomena alam. dalam alQuran yang digambarkan oleh
Allah kepada manusia, sehinga manusia mampu melihat dengan mata kepalanya
sendiri dan memahami seluruh filosofis ciptaan-Nya, Alquran dalam hal ini
meyebutkan dengan ungkapan sederhana, QS. Fushillat (41) : 53
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup
bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu.2
Interpretasi alquran bagi umat islam merupakan tugas yang tidak kenal henti.
Tafsir adalah ikhtiar memahami pesan allah. Manusia hanya bisa sampai pada drajat
pemahaman yang relatif, dan tidak sampai pada posisi yang absolute. Pesan tuhan
pun tidak di pahami sama dari waktu ke waktu,melainkan ia senantiasadipahami
2Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah/Pentafsir Alquran, 1984), 53
5
selaras dengan realitas serta kondisi sosial yang berjalan seiring dengan
perkembangan zaman. Dengan kata lain, wahyu tuhan di pahami dengan sangat
variatif, sesuai dengan kebutuhan umat sebagai konsumenya.3
Dalam islam,kategori pertama di mashurkan sebagai firman yang di wahyukan
kepada para rosulnya adapaun katagori kedua “tertulis” dalam alam semesta ciptaan-
Nya yang di sebut sebagai sunahtullah (natular laws). Akan tetapi , apabila di baca
keseluruhan teks alquran akan sulit membedakan keduahnya, karena banyak ayat
alquran yang berpaling kea lam, dengan menjelaskan proses kejadian beserta segala
isi dunia ini.4
Sejarah alam semesta merupakan satu bagian integral yang penting dari ilmu
pengetahuaan dalam islam. Ilmu yang meyelidiki lahirnya aspek lahiriyah dunia fisik
dengan tujuan yang sama, akan tetapi, ketika manusia melihat lebih dalam sembari
memperhatikan apa yang ada di bawah lapisan gunung dan yang membentuk bumi,
maka ia akan menemukan dan mengetahui bahwa gunung teryata menembus lapisan
pertama bumi yang ketebalanya mencapai 50 km dan semuanya terdiri dari batu yang
di sebut lithosfer (kulit bumi). Jelaslah apa yang di gambar oleh alquran merupakan
ciptaan tuhan sehingga manusia dapat menemukan tanda-tanda kebesaran dan
kekuasaan tuhan-Nya.Di antaranya adalah fenomena gunung yang bisa bergerak atau
berjalan yang telah di gambarkan oleh allah dalam alquran, di antara firman-Nya
adalah QS. An-naml (27) ayat : 88
3M. Nur Kholis Setiawan, Alquran Kitab Satra Terbesar, (Yogyakarta, eLSAQ Press, 2005), 1.
4Wajihuddin Alantaqqi, Misi etis Alquran, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press 200), 11.
6
Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai
jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.5
Ayat tersebut memberikan dorongan yang amat kuat untuk membongkar serta
mengali pesan allah yang dengan sendirihnya manusia dapat menemukan kebenaran
hakiki yang tersembuyi di balik pesan gunung bejalan yang telah di gambarkan oleh
alquran.
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak
bergerak.Namun dalam Al Qur'an disebutkan gunung itu bergerak. Ketika ayat itu
turun, banyak manusia (kaum kafir Qureis, Yahudi dan sebagian umat Islam) yang
berkerut keningnya.Mengapa tidak Bagaimana mungkin gunung-gunung yang jelas
berdiri kokoh itu dikatakan berjalan ,Apalagi berjalan laksana awan! Jangankan orang
yang sezaman dengan Rasulullah, bahkan di zaman sekarang pun masih banyak
orang-orang yang tidak mengetahui fakta ini.
Tidak mustahil bila banyak kaum kafir mencemooh Rasulullah. Menurut
pandangan mereka apa yang tertera dalam Alquran itu tidak logis dan bertentangan
dengan apa yang mereka amati dengan mata telanjang.
5Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan
Penterjemah/Pentafsir Alquran, 1984),88
7
Akan tetapi, kaum Muslimin yang benar-benar mengimani Allah dan
Rasulullah serta meyakini Alquran sebagai aksioma kehidupan dan sumber kebenaran
tetap mempercayainya, sekalipun pengetahuan belum bisa menjangkau pernyataan
Alquran yang sangat ilmiah tersebut.Mereka menyadari bahwa kebenaran ilmu yang
mereka pegang terlalu naif bila dibandingkan dengan kebenaran
ilmu Allah Yang Maha Mengetahui.
Dalam kitab tafsir di jelaskan tentang pergerakan gunung yang mana gunung
itu geraknya untuk saat ini dan untuk hari akir, karena perbedaan penafsiran tentang
ayat ini maka menarik untuk di kaji kebenaranya. Ada sebagian besar mufasir yang
mengatakan bahwa gunung itu bergerak saat hari kiamat pada saat semuah orang di
padang masyar dan itu terjadi pada tiupan yang ke dua dan ada mufasir yang
mengatakan gunung bergerak itu saat ini juga kenapa kok tidak kelihatan geraknya
karena kita sendiri berada dam satu batera dengan gunung seadaihnya tidak pasti kita
bisa melihat. Pada dasarnya sain itu bisa benar setelah di lakukan uji coba berkali-kali
sampai tau kebenaranya beda dengan alquran yang sudah pasti mutlaq kebenaranya
dari allah.
Jika diperhatikan dengan seksama, nyatalah ayat tersebut secara implisit
mengandung keterangan ilmiah tentang sebuah persoalan yang amat penting dalam
sejarah ilmu pengetahuan modern.Sebuah revolusi ilmiah yang turut menentukan
perkembangan sains dan teknologi masa sekarang, semacam revolusi ideologi ilmu
pengetahuan.
8
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat
mereka berada.Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih
rapat.Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan
Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada
permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke
arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun
1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya.Sebagaimana pernah dikemukakan oleh
Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda.Salah satu daratan atau benua
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan
India.Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara
dan Asia, kecuali India.Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan
Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak
pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per
tahun.Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah
daratan dan lautan di Bumi.
9
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang
dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana
berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km,
terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan.Terdapat enam lempengan
utama, dan beberapa lempengan kecil.Menurut teori yang disebut lempeng tektonik,
lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan
dasar lautan bersamanya.Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5
cm per tahun.Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan
menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan.Setiap tahun, misalnya,
Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner,
Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts,
1985,s.30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut
Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya
perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental
drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic
Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13.
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur'an bahwa fakta
ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, dan telah dinyatakan
dalam Al Qur'an lebih dari 14 abad silam. Kreasi inilah yang menarik manusia untuk
10
berkreasi dan mengkaji lebih dalam mengapa allah menghias alam semesta ini dengan
indah. Mungkin sikap yang lebih penting untuk manusia adalah tidak hanya
mengakui bahwa teryata banyak sekali ayat alquran yang memiliki keselarasan
dengan fakta yang terjadi di alam semesta ini.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti urgensi gunung,
mengenali makna,serta serta pelajaran yang terkandung di dalam ayat-ayat alquran
yang berkaitan dengan term gunung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja persoalan yang terkadung dalam Alquran dan sain ?
2. Bagaimana kajian saint terhadap kandungan Alquran ?
3. Apakah pandangan sain terhadap ayat-ayat Alquran sesuai dengan
pandangan muafssir ?
4. Bagaimana pembuktian pergerakan gunung dalam studi sains?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, Agar lebih fokus dan
pembahasannya tidak melebar, maka dirumuskanlah rumusan masalah sebagai
berikut;
1. Bagaimana pergerakan gunung dalam pandangan mufasir mengenai surat An-
naml ayat 88?
11
2. Bagaimana pergerakan gunung jika ditinjau dari sudut pandang sains?
D. Tujuan Penelitian
1. Menganalisa bagaimana Allah SWT menjelaskan dalam Alquran tentang
pergerakan gunung.
2. Membuktikan maksud surat an-Naml yang menjelaskan dalam Alquran tentang
pergerakan gunung dengan penjelasan sains.
E. Kegunaan Penelitian
Dalam sebuah penelitian, sudah seyogyanya penelitian tersebut memberikan
sumbangsih yang berguna untuk penelitian yang selanjutnya. Adapun kegunaan
penelitian ini dapat berupa kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Sumbangan wacana ilmiah kepada dunia pendidikan, khusunya
pendidikan Islam dalam rangka memperkaya khazanah keilmuan manajemen
bisnis dalam perspektif Alquran.
2. Kegunaan Praktis
Motivasi dan sumbangan gagasan kepada peneliti selanjutnya yang akan
meneliti penelitian yang serupa berhubungan dengan bergeraknya gunung dalam surat
an-Naml ayat 88.
12
F. Kerangka Teoritik
Secara bahasa kata ‘ilmy merupakan bentuk masdar dari kata – ‫م‬َ‫عل‬َ –
‫لم‬َ ‫ع‬
َ‫ع‬َ‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫ل‬َ‫ر‬‫ف‬َ‫ر‬‫أ‬َََ‫و‬ََ‫ف‬ََ‫ت‬َ‫ر‬ََ‫ف‬‫ى‬‫ا‬َ‫ف‬ََ‫ت‬‫ف‬ََ‫ر‬‫ج‬َ
‫ر‬َ‫م‬‫ف‬َ‫ت‬َ‫ل‬ََ‫ا‬‫ل‬‫ر‬َ‫ع‬‫ل‬َ‫ر‬‫ف‬ََ‫ال‬‫ت‬َ‫ت‬َ‫ف‬َ‫ف‬َ‫س‬‫ف‬ََ‫ر‬َ‫ر‬‫ال‬َ‫ت‬ََ‫ف‬َ‫ي‬ََ
‫ف‬َ‫ر‬َ‫ر‬َ‫م‬‫ا‬‫ف‬ََ‫ا‬‫ف‬ََََ‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫ل‬َ‫ع‬‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬ََ‫ت‬َََ‫ف‬‫ى‬
َ‫س‬َ‫ف‬ََ‫ت‬ََ
َ‫م‬‫ف‬َ‫ن‬َ‫ا‬8
َ‫و‬‫ا‬
‫ف‬َ‫ا‬ََ‫ر‬‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫ل‬‫ف‬َ
‫ف‬َ‫ل‬
Tafsir yang menetapkan istilah-istilah ilmu pengetahuan dalam penuturan
Alquran. Tafsir‘ilmy berusaha menggali dimensi ilmu yang dikandung Alquran dan
berusaha mengungkap berbagai pendapat keilmuan yang bersifat falsafi.
‫ما‬َ ‫عل‬ yang berarti mengetahui atau memahami ( )‫درى‬/‫أدرك‬/‫عرف‬
(mengetahui/memahami)6. Kata ‘ilmy ini merupakan bentuk nisbah yang mendapat
tambahan ‫ي‬ diakhir kata sehingga menjadi َ‫ي‬ َ ‫علم‬ yang bermakna berhubungan
dengansuatu ilmu (‫لعلم‬ ‫با‬ ‫أو‬ ‫ما‬ ‫بعلم‬ ‫ق‬‫ي‬َ‫.7)متعل‬ Jadi, jika dirangkai dengan kata tafsir
menjadi ‫ر‬َ‫فس‬‫ي‬َ‫ت‬‫ل‬‫ا‬
َ‫العلم‬ yang berarti tafsir ilmiah. Lebih kompleks mengenai terminologi tafsir ilmi,
M.
Husain Al-Dhahabi memaparkan tafsir ilmi adalah:
Hampir sejalan dengan pemaparan al-Zahabi, al-Rumi memberikan gambaran
mengenai tafsir ilmi yakni suatu penafsiran ayat-ayat kauniyah (kosmos) yang
terdapat dalam Alquran dengan menggunakan informasi ilmu-ilmu modern tanpa
melakukan pembenaran dan penolakan.9 Dengan berdasarkan dua terminologi diatas,
maka dapat dikatakan bahwa tafsir ilmi merupakan suatu ijtihad seorang mufassir
6Louis Ma’luf al-Yassu’i dan Bernand Toffel al-Yassu’i, al-Munji@d al-Wasit} fi al-‘Arabiyyah al-
Mu’ashirah, (Beirut: Dar al-Masyriq, 2003), 526
7Ibid., 527
8Husayn Al-Dzahabi, Tafsir wa al-Mufassiru>n Juz 2 (Maktabah Wahbah:Al-Qahirah, 2000), 349
9M. Abduh Almanar, "Tafsir Ilmi: Sebuah Tafsir Pendekatan Sains", dalam Mimbar Ilmiah, Tahun 17
No. 1, (Jakarta: Universitas Islam Jakarta, 2007), 29
13
dalam mengungkapkan hubungan ayat-ayat kauniyah dalam Alquran dengan
penemuan sains modern, yang bertujuan untuk mendapatkan secara ril bentuk
kemukjizatan Alquran.
Ulama mengaitkan tafsir ilmi bukan hanya terbatas pada ayat-ayat kauniyah
yang terdapat dalam Alquran saja, melainkan ada juga asebagian ulama yang
mengartikan tafsir ilmi sebagai sebuah penafsiran terhadap ayat-ayat kauniyah yang
sesuai dengan tuntutan dasar-dasar bahasa, ilmu pengetahuan dan hasil penelitian
alam.10 Dalam pengaplikasiannya, tafsir ilmi menghubungkan dengan ilmu
pengetahuan. Adapaun dalam Alquran Allah memerintahkan kepada hambanya untuk
mencari dan menggali intisari dalam Alquran yang biasanya mengenai pengetahuan
tanda-tanda Allah pada alam semesta. Hal inilah yang menjadi dorongan mufassir
untuk menulis tafsirnya.
Dalam sejarah kemunculannya, sebenarnya secara embrioritas tafsir ilmi telah
hadir ketika zaman Nabi dan sahabat. Walaupun demikian, secara kompleks hadirnya
model tafsir ini ketika pada zaman dinasti abbasiyah dimana ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat pada zaman itu. Ketika dipetakan terdapat dua faktor
yang melatar belakangi munculnya model tafsir ilmi. Yang Pertama, Faktor internal
yang terdapat dalam teks Alquran sendiri,dimana sebagian ayat-ayatnya sangat
menganjurkan manusia untuk selalu melakukan penelitian dan pengamatan terhadap
ayat-ayat kauniyah atau ayat-ayat kosmologi, bahkan adapula ayat Alquran yang
10Sayyid Agil Husin al-Munawwar, Alquran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002), 72
14
disinyalir memberikan isyarat untuk membangun teori-teori ilmiah dan sains modern,
karena seperti dikatakan Muhammad Syahrur, wahyu Alquran tidak mungkin
bertentangan dengan akal dan realitas.11
Kedua, faktor eksternal yakni adanya perkembangan dunia ilmu pengetahuan
dan sains modren,dengan ditemukannya teori-teori ilmu pengetahuan, para ilmuwan
muslim (pendukung tafsir ilmi) berusaha untuk melakukan kompromi antara Alquran
dan sains serta mencari justifikasi teologis terhadap sebuah teori ilmiah. Mereka juga
membuktikan kebenaran Alquran secara ilmiah-empiris, tidak hanya secara teologis-
normatif.12
Ketika model tafsir ilmi digunakan dalam bentuk penafsiran, didapatkan
bahwa ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam tafsir ilmi. Adapun prinsip-
prinsip yang dimaksudkan sebagai berikut:13
1. Ilmu Allah bersifat universal dan mutlak kebenarannya, sedangkan ilmu manusia
terbatas dan relatif kebenarannya
2. Terdapat ayat-ayat Alquran yang Qat'} i al-dala>lah (makna ayat pasti)
sebagaimana ada realitas ilmu pengetahuan yang pasti juga. Sebaliknya terdsapat
ayat-ayat Alquran yang z}anni al-dala>lah (makna ayat dugaan) sebagaimana
terdapat juga teori-teori ilmiah yang tidak pasti (dugaan)
11Muhammad Syahrur, Al-Kita>b Wa Al-Qur’a>n Qira>’ah Mu’assirah, (Damaskus: Ahali li al-Nashr wa
al-Tawzi,1992), 194
12Muhammad Syahrur, Al-Kita>b Wa Al-Qur’a>n.., 194
13M.Abduh Almanar, "Tafsir Ilmi., 29-30
15
3. Tidak mungkin terjadi pertentangan antara yang pasti dari Alquran dengan yang
pasti dari ilmu ekperimentasi. Jika ada gejala pertentangan maka dapat dipastikan
ada kesalahan dalam menentukan salah satunya.
4. Ketika Allah menampakkan tanda-tanda kekuasaannya di ufuk dan dalam diri
manusia yang membenarkan ayat-ayat Alquran, maka pemahamannya menjadi
jelas, kesesuaiannya menjadi sempurna, penafsirannya menjadi tetap dan indikasi
lafa-lafal Alquran itu menjadi terbatas dengan apa yang telah ditemukan pada
realitas alam dan inilah sisi kemukjizatannya.
5. Sesungguhnya ayat Alquran itu diturunkan dengan menggunakan lafal-lafal yang
mencakup segala konsep yang benar dalam berbagai topiknya yang senantiasa
muncul dalam setiap generasi
6. Jika terjadi pertentangan antara makna nash yang qat}'i al-dalalah teori ilmiah,
maka teori ini harus ditolak karena wahyu berasal dari Allah yang ilmunya
mencakup segala sesuatu, jika terjadi kesesuaian antara keduanya, maka nash
merupakan pedoman atas kebenaran teori tersebut. Akan tetapi, jika nash itu
z}anni al-dala>lah sedangkan hakikat alam itu pasti, maka itu ditakwilkan.
G. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai gunung telah banyak dibahas oleh ilmuan-ilmuan sains
dengan berbagai sudut pandang. Tetapi ketika membahas pembuktian Alquran yang
dibuktikan dengan ilmu sains hanya ditemukan sedikit. Hal ini menunjukkan masih
banyak ruang untuk membahas masalah ini. Berikut dipaparkan beberapa penelitian
sebelumnya yang memiliki masalah serupa, diantaranya yaitu:
16
1. Skripsi dari UIN sunan kalijaga yogyakarta. yang berjudul “gunung dalam Alquran” ,
oleh Samsul Arifin tahun 2015, di Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, skripsi ini
membahas tentang gunung menurut alquran dan hanya focus terhadap pengertian dan
terbentuknya gunung. Sudah dapat dibedakan bahwa penelitian diatas itu lebih
membahas kepadagunung menurut alquran dan pengertian dan terbentuknya gunung.
sedangkan penelitian kali ini lebih fokus kepada geraknya gunung menurut alquran
dan pembuktian sains.
2. Skripsi dari UIN sunan ampel Surabaya. Yang berjudul “penciptaan bumi dan langit
damam masa 6 hari” oleh zainul mustofa tahun 2003. Di uin sunan ampel Surabaya
skripsi ini lebi membahas tentang penciptaan bumi dan langit yang tidak sekali jadi
melainkan dengan tahapan. Sedangkan penelitihan ini lebih focus pada geraknya
gunung.
Berdasarkan penelitian diatas, dapat ditegaskan bahwa skripsi yang akan dibahas
tidak ada kesamaan yang mendasar dengan penelitian diatas.
H. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Kajian penelitian ini berdasarkan atas kajian pustaka atau literatur.Oleh
karena itu penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka (library research),
yaitu penelitian yang berusaha menghimpun data dari khazanah literatur dan
menjadikan dunia teks sebagai objek utama analisisnya. Penelitian ini mencoba
untuk mengupas tentang geraknya gunung dalam surat an-Naml ayat 88.
17
2. Sumber data
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Data
diambil dari kepustakaan baik berupa buku, dokumen, maupun artikel14,
sehingga teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui pengumpulan sumber-
sumber primer maupun sekunder. Seperti halnya Metode dokumentasi yang
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.15
Data penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dinyatakan dalam
bentuk kata atau kalimat dan berdasarkan pada dunia empiris.16Ada dua jenis
data yaitu data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah
1. Tafsir Al-Mara>ghy
2. Tafsir Al-Azhar
3. Hamid bahari, ensklopedia gunung berapi sedunia
4. Bambang Pranggono, Percikan Sains Dalam Alquran,
Sedangkan sumber sekundernya adalah dan buku-buku yang ada
hubuganya dengan gunung, biologi, fisiologi, dan buku-buku lain yang relevan
dengan tema yang dikaji.
14Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi,Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana, 2011), 141
15Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1993), 47.
16Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif:Analisis Data, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),
65
18
Kemudian dibutuhkan langkah-langkah yang sistematis sebagai panduan
dalam pembahasan. Adapun langkah yang akan peneliti lakukan dalam
pembahasan meliputi berikut ini:
a. Mengumpulkan tafsir-tafsir yang membahas tentang penafsiran surat an-
Naml ayat 88.
b. Menganalisa secara analitis dan dikaitkan dengan ilmu sains tentang
geraknya gunung
c. Membaca dengan cermat dan teliti terhadap sumber data primer dan
sekunder yang berbicara dan mendukung geraknya gunung.
3. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan metodedeskriptif-
analisis yang berarti dilakukan dengan cara menyajikan deskripsi sebagaimana
adanya, kemudian dianalisa lebih mendalam.17Usaha pemberian deskripsi atas
fakta tidak sekedar diuraikan, tetapi lebih dari itu, yakni fakta dipilih-pilih
menurut klasifikasinya, diberi intepretasi, dan refleksi.18
Pendekatan bisa diartikan sebagai cara atau metode analisis yang
didasarkan pada teori tertentu. Karena objek kajian penelitian ini adalah Alquran
surat an-Naml ayat 88 maka pendekatan yang relevan adalah pendekatan tafsir
tahlili atau analitis dengan bertolak dari analisis bahasa (linguistic) dan analisis
17John W.Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif,Kuantitatifdan Mixed, terj. Achmad
Fawaid, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 274
18Ibid.,274
19
konsep. Tafsir analitis terbagi dua: Pertama,bi al-matsur atau riwayat, dengan
cara mengemukakan berbagai riwayat dan pendapat para ulama. Selain itu juga
menggunakan ayat-ayat lain yang berkaitan denga ayat tersebut. Namun sangat
jelas terasa riwayat mendominasi penafsiran sehingga dari uraian yang demikia
panjang pendapat mufassir haya ditemukan beberapa baris saja. Jadi dalam tafsir
riwayat ini tetap ada analisi tapi sebatas adanya riwayat. Karena dalam tafisr
riwayat, riwayat itulah yang menjadi subjek penafsiran.19 Kedua, bi al ra’yi atau
pemikiran, dengan cara memberikan interpretasi terhadap ayat-ayat Alquran
dengan pemikiran subjektifitas mufasir. Jadi para mufasir relatif memperoleh
kebebasan, sehingga mereka agak lebih otonom berkreasi dalam memberikan
interpretasi selama masih dalam batas-batas yang diizinkan oleh syara’ dan
kaidah-kaidah yang mu’tabar. Itulah salah satu sebab yang membuat tafsir dalam
bentuk al-ra’yi dengan metode analitis dapat melahirkan corak penafsiran yang
beragam sekali.20Peneliti lebih cenderung untuk menggunakan cara kedua. yaitu
berusaha menafsirkan ayat dengan menggunakan ra’yi. Dengan demikian peneliti
bisa secara otonom dalam menafsirkan ayat asalkan masih dalam kaidah-kaidah
yang telah ditetapkan.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan, skripsi ini dibagi menjadi empat bab
sebagai berikut:
19Nashrudin Baidan, Metodologi Penafsiran Alquran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 45-46.
20Ibid.,50.
20
Bab pertama akan menjelaskan Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang,
Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Kegunaan Penelitian, Landasan Teori, Kajian Pustaka, Metode Penelitian,
Sistematika Pembahasan, dan Outline.
Bab ke dua akan menjelaskan tentang tinjauan umum tentang bergeraknya gunung.
yang meliputi tentang pengertian gunung, dan fungsi gunung.
Bab ke tiga akan menjelaskan tentang bergeraknya gunung dalam surat an-Naml ayat
88 yang meliputi ayat dan terjemah surat an-Naml ayat 88, tafsir mufrodat,
munasabah kata, analisa bahasa, penafsiran surat an-Naml ayat 88, serta pembuktian
alquran begeraknya gunung dengan pendekatan sains.
Bab ke empat akan menjelaskan penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.

More Related Content

What's hot

Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)Barang Antik
 
Ilmu dalam agama islam
Ilmu dalam agama islamIlmu dalam agama islam
Ilmu dalam agama islam
Helmyy Kkuerniakediri
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanBun Faris
 
Pembahasan makalah agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu
Pembahasan makalah  agama islam tentang kedudukan akal dan wahyuPembahasan makalah  agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu
Pembahasan makalah agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu
Puji Winarni
 
Konsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam IslamKonsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam Islamtaufiqakbar
 
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatIntegrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
EeLly Lunjani
 
Ppt bab 3
Ppt bab 3Ppt bab 3
Ppt bab 3
HikmatunNazila
 
Konsep ilmu dalam islam
Konsep ilmu dalam islamKonsep ilmu dalam islam
Konsep ilmu dalam islamEdi Awaludin
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu Pengetahuan
DUNIS RESTU
 
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)desliana_korea
 
Maqasid ilmu kalam
Maqasid ilmu kalamMaqasid ilmu kalam
Maqasid ilmu kalam
Islamic Studies
 
Aqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbiAqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbiHendun Budiyani
 
Bangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalamBangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalamAnwar Ma'rufi
 
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUANAA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUANAs Nuurien Najma
 
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
MANUSIA DAN ALAM SEMESTAMANUSIA DAN ALAM SEMESTA
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islamSejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Ika Rahma
 
implementasi metafisika dlm kehidupan manusia
implementasi metafisika dlm kehidupan manusiaimplementasi metafisika dlm kehidupan manusia
implementasi metafisika dlm kehidupan manusiaLela Warni
 
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-QarimIntelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
All Regats
 

What's hot (20)

Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
Islam dan ilmu pengetahuan (by ilham)
 
Ilmu dalam agama islam
Ilmu dalam agama islamIlmu dalam agama islam
Ilmu dalam agama islam
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Pembahasan makalah agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu
Pembahasan makalah  agama islam tentang kedudukan akal dan wahyuPembahasan makalah  agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu
Pembahasan makalah agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu
 
Konsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam IslamKonsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam Islam
 
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif FilsafatIntegrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Islam Perspektif Filsafat
 
Ppt bab 3
Ppt bab 3Ppt bab 3
Ppt bab 3
 
Konsep ilmu dalam islam
Konsep ilmu dalam islamKonsep ilmu dalam islam
Konsep ilmu dalam islam
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu Pengetahuan
 
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)
 
Maqasid ilmu kalam
Maqasid ilmu kalamMaqasid ilmu kalam
Maqasid ilmu kalam
 
Aqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbiAqidah agama.islam-1 a-pbi
Aqidah agama.islam-1 a-pbi
 
Bangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalamBangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalam
 
makalah teologi islam
makalah teologi islammakalah teologi islam
makalah teologi islam
 
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUANAA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
AA301 – ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
 
Menyibak Tabir Teori Evolusi
Menyibak Tabir Teori EvolusiMenyibak Tabir Teori Evolusi
Menyibak Tabir Teori Evolusi
 
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
MANUSIA DAN ALAM SEMESTAMANUSIA DAN ALAM SEMESTA
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
 
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islamSejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
Sejarah pemikiran dan konsep keimanan serta koreksi islam
 
implementasi metafisika dlm kehidupan manusia
implementasi metafisika dlm kehidupan manusiaimplementasi metafisika dlm kehidupan manusia
implementasi metafisika dlm kehidupan manusia
 
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-QarimIntelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
Intelektual Ulama Dalam Al-Quran al-Qarim
 

Similar to Bab 1 dikonversi

Al quran mendahului ilmu pengetahuan
Al quran mendahului ilmu pengetahuanAl quran mendahului ilmu pengetahuan
Al quran mendahului ilmu pengetahuanRizal Fuadi Muhammad
 
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur anMakalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Reny Isro'is Wulandari
 
Penelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’an
Penelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’anPenelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’an
Penelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’an
Hamzah
 
Qur'an Hadist Kel.1-1.pptx
Qur'an Hadist Kel.1-1.pptxQur'an Hadist Kel.1-1.pptx
Qur'an Hadist Kel.1-1.pptx
YesicaFortuna
 
Manusia di luar bumi menurut Al Quran
Manusia di luar bumi menurut Al QuranManusia di luar bumi menurut Al Quran
Manusia di luar bumi menurut Al Quran
BETA-UFO Indonesia
 
Alamiah dasar point
Alamiah dasar pointAlamiah dasar point
Alamiah dasar point
deapertiwi1
 
sumber ajaran dan sains
sumber ajaran dan sainssumber ajaran dan sains
sumber ajaran dan sainsmkazree
 
Konsep alam semesta dalam pandangan islam
Konsep alam semesta dalam pandangan islamKonsep alam semesta dalam pandangan islam
Konsep alam semesta dalam pandangan islamMahrusAli JadinamaKu
 
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genapMakalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genapRisna Nilam Lutfia
 
8. iman kepada kitab kitab allah sm t2
8. iman kepada kitab kitab allah sm t28. iman kepada kitab kitab allah sm t2
8. iman kepada kitab kitab allah sm t2
adulcharli
 
Jejak Bangsa2 Terdahulu
Jejak Bangsa2 TerdahuluJejak Bangsa2 Terdahulu
Klp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptxKlp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptx
EgiKy
 
PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MI
PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MIPEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MI
PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MI
Nur Komalasari
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
RiyamaraAulia
 
Icsb223
Icsb223Icsb223
Konsep Tanzil: Arkoun dan Zarqani
Konsep Tanzil: Arkoun dan ZarqaniKonsep Tanzil: Arkoun dan Zarqani
Konsep Tanzil: Arkoun dan ZarqaniAnwar Ma'rufi
 

Similar to Bab 1 dikonversi (20)

Al quran mendahului ilmu pengetahuan
Al quran mendahului ilmu pengetahuanAl quran mendahului ilmu pengetahuan
Al quran mendahului ilmu pengetahuan
 
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur anMakalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
 
Penelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’an
Penelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’anPenelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’an
Penelitian ilmiah - dibalik rahasia Al-Qur’an
 
Qur'an Hadist Kel.1-1.pptx
Qur'an Hadist Kel.1-1.pptxQur'an Hadist Kel.1-1.pptx
Qur'an Hadist Kel.1-1.pptx
 
Manusia di luar bumi menurut Al Quran
Manusia di luar bumi menurut Al QuranManusia di luar bumi menurut Al Quran
Manusia di luar bumi menurut Al Quran
 
Alamiah dasar point
Alamiah dasar pointAlamiah dasar point
Alamiah dasar point
 
sumber ajaran dan sains
sumber ajaran dan sainssumber ajaran dan sains
sumber ajaran dan sains
 
Konsep alam semesta dalam pandangan islam
Konsep alam semesta dalam pandangan islamKonsep alam semesta dalam pandangan islam
Konsep alam semesta dalam pandangan islam
 
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genapMakalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
Makalah bahasa indonesia tugas uas semester genap
 
Pemikiran M arkoun
Pemikiran M arkounPemikiran M arkoun
Pemikiran M arkoun
 
8. iman kepada kitab kitab allah sm t2
8. iman kepada kitab kitab allah sm t28. iman kepada kitab kitab allah sm t2
8. iman kepada kitab kitab allah sm t2
 
Jejak Bangsa2 Terdahulu
Jejak Bangsa2 TerdahuluJejak Bangsa2 Terdahulu
Jejak Bangsa2 Terdahulu
 
Asal usul manusia
Asal usul manusiaAsal usul manusia
Asal usul manusia
 
Pengertian ulumul qur
Pengertian ulumul  qurPengertian ulumul  qur
Pengertian ulumul qur
 
Ulumul qur’an 3
Ulumul qur’an 3Ulumul qur’an 3
Ulumul qur’an 3
 
Klp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptxKlp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptx
 
PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MI
PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MIPEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MI
PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI MI
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
 
Icsb223
Icsb223Icsb223
Icsb223
 
Konsep Tanzil: Arkoun dan Zarqani
Konsep Tanzil: Arkoun dan ZarqaniKonsep Tanzil: Arkoun dan Zarqani
Konsep Tanzil: Arkoun dan Zarqani
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 

Bab 1 dikonversi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian Alquran sebagai sumber dari segala sumber ilmu telah dilakukan semenjak zaman sahabat. Namun, secara embrioritas pada zaman Nabi pun telah dilakukan bentuk suatu kajian Alquran secara mendalam. Hal itu dibuktikan cukup banyak adanya hadis-hadis yang menjelaskan tentang makna suatu ayat. Melirik pada zaman kontemporer ini, Alquran tidak hanya sebagai sumber ilmu Islam saja yang mana pada zaman klasik pembahasan Alquran hanya dinisbatkan kepada kajian agama seperti fikih, akidah, tasawuf dan disiplin ilmu agama lainya. Semenjak begesernya era, Alquran mulai dihidupkan dengan kajian-kajian yang bersifat sosialis, humanis dan saintis. Jika ditelusuri lebih dalam, yang dinamakan dengan saintis tidak hanya bergelut dengan apa yang dinamakan biologi, fisika, dan kimia. Hal tersebut hanya segelintir ilmu yang ada di dalam Alquran. Dengan hadirnya Alquran sebagai sumber ilmu, manusia bisa menjadi suatu makhluk yang terlepas dari ketidaktahuan akan berkembangnya suatu zaman. Hal itu tergantung bagaimana manusia memposisikan Alquran sebagai sumber ilmu. Cukup banyak manusia yang seenaknya saja mengartikan makna Alquran tanpa tahu apa maksud ayat Alquran tersebut. Apakah ayat tersebut relevan dengan masalah yang hadir. Atau hanya mengambil dalil dalam Alquran sebagai legitimasi atas ideologi yang dianutnya. Hal itu yang sangat disayangkan dimana Alquran dapat digunakan 1
  • 2. 2 untuk menambah kecerdasan dan pengetahuan manusia tetapi disalahgunakan hingga menuju pengdistorsian makna. Akibatnya, bukan kecerdasan dan pengetahuan manusia yang bertambah akan tetapi pertumpahan darah, korban, dan kematian yang terus bertambah. Hal ini sungguh jauh dari apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang memposisikan Alquran sebagai sumber ajaran ilmu yang tinggi dibandingkan dengan sumber ilmu lainnya. Kembali pada pembahasan diatas yang mengatakan bahwasannya Alquran di era kontemporer ini mulai menyentuh kajian-kajian yang bersifat saintis. Bukan sebagai legitimasi atas apa yang telah ilmuan sains lakukan. Akan tetapi lebih mengarah kepada pembuktian dalil-dalil Alquran menggunakan kerasionalan ilmu sains. Jika sains disinggung dalam kajian filsafat, maka akan ditemukan sebegitu detail dan runtutnya yang dinamakan sains itu. Mulai dari eksperimen, hipotesa hingga sampai pada titik dimana percobaan tersebut menghasilkan kesimpulan. Cukup banyak penemuan yang telah ilmuan sains lakukan yang sebenarnya hal tersebut telah dituliskan dalam Alquran sejak 1400 tahun silam. Akan tetapi hal tersebut tidak banyak diketahui oleh sarjana-sarjana Alquran di masa itu. Katakanlah pada zaman dinasti Umayyah. Apakah keilmuan yang ditekankan? Mayoritas yang menjadi tujuannya yakni melakukan ekspansi ke berbagai daerah. Dinasti Abbasiyah? Yang katanya dituliskan dalam sejarah sebagai zaman keemasan atau golden egg era. Nyatanya mayoritas yang bertahan hingga zaman kontemporer ini hanyalah masalah agama, fikih, akidah dan tasawuf. Hal tersebut seyogyanya menjadi PR bagi sarjana
  • 3. 3 muslim khususnya Alquran agar dapat menempatkan Alquran sebagai sumber ilmu dari segala ilmu yang terus relevan sesuai dengan berkembangnya zaman. Alquran dan sains, memang di zaman kontemporer ini mulai nampak perkembangannya. Mulai dari menelusuri surat per surat, ayat per ayat, bahkan sampai kata per kata hanya untuk bertafakkur bagaimana Alquran yang telah ada semenjak 1400 tahun yang lalu sudah memikirkan hal-hal yang berbau saintis yang bahkan baru ditemukan pada abad 21 ini. Mayoritas sarjana muslim berasumsi bahwasannya seluruh ilmu sains yang ada pada era kontemporer ini sebenarnya telah ditulis dalam Alquran sejak dulu. Secara logika memang benar dan hal tersebut didukung oleh ayat dalam Alquran yang berbunyi: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjukbagi mereka yang bertaqwa.1 Esensinya memang Alquran tidak ada keraguan yang berarti Alquran tersebut benar adanya, apapun yang tertulis didalam Alquran baik secara implisit maupun eksplisit pasti akan terjadi. Kemudian dilanjutkan oleh kata hudan yang berarti petunjuk. Selama hidup di dunia, manusia pasti membutuhkan petunjuk walaupun itu dalam dunia sains. Seluruh eksperimen yang telah dilakukan oleh manusia pasti telah 1Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/Pentafsir Alquran, 1984), 8
  • 4. 4 tertulis rapi dalam Alquran. Hanya saja mayoritas sarjana muslim masih belum menemukannya. Oleh karena itu alquran merupakan mukzijat yang luar biasa bagi rosul dan manusia.Dalam hal ini alquran juga berbicara tentang sains yang meliputi ilmu geologi yang membahas tentang bumi dan asal muasal terbentuknya,bumi pun di bagi menjadi berberapa bagian seperti laut, daratan dan gunung.dalam alquran juga sudahdulu berbicara tentang Fenomena alam. dalam alQuran yang digambarkan oleh Allah kepada manusia, sehinga manusia mampu melihat dengan mata kepalanya sendiri dan memahami seluruh filosofis ciptaan-Nya, Alquran dalam hal ini meyebutkan dengan ungkapan sederhana, QS. Fushillat (41) : 53 Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu.2 Interpretasi alquran bagi umat islam merupakan tugas yang tidak kenal henti. Tafsir adalah ikhtiar memahami pesan allah. Manusia hanya bisa sampai pada drajat pemahaman yang relatif, dan tidak sampai pada posisi yang absolute. Pesan tuhan pun tidak di pahami sama dari waktu ke waktu,melainkan ia senantiasadipahami 2Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/Pentafsir Alquran, 1984), 53
  • 5. 5 selaras dengan realitas serta kondisi sosial yang berjalan seiring dengan perkembangan zaman. Dengan kata lain, wahyu tuhan di pahami dengan sangat variatif, sesuai dengan kebutuhan umat sebagai konsumenya.3 Dalam islam,kategori pertama di mashurkan sebagai firman yang di wahyukan kepada para rosulnya adapaun katagori kedua “tertulis” dalam alam semesta ciptaan- Nya yang di sebut sebagai sunahtullah (natular laws). Akan tetapi , apabila di baca keseluruhan teks alquran akan sulit membedakan keduahnya, karena banyak ayat alquran yang berpaling kea lam, dengan menjelaskan proses kejadian beserta segala isi dunia ini.4 Sejarah alam semesta merupakan satu bagian integral yang penting dari ilmu pengetahuaan dalam islam. Ilmu yang meyelidiki lahirnya aspek lahiriyah dunia fisik dengan tujuan yang sama, akan tetapi, ketika manusia melihat lebih dalam sembari memperhatikan apa yang ada di bawah lapisan gunung dan yang membentuk bumi, maka ia akan menemukan dan mengetahui bahwa gunung teryata menembus lapisan pertama bumi yang ketebalanya mencapai 50 km dan semuanya terdiri dari batu yang di sebut lithosfer (kulit bumi). Jelaslah apa yang di gambar oleh alquran merupakan ciptaan tuhan sehingga manusia dapat menemukan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan tuhan-Nya.Di antaranya adalah fenomena gunung yang bisa bergerak atau berjalan yang telah di gambarkan oleh allah dalam alquran, di antara firman-Nya adalah QS. An-naml (27) ayat : 88 3M. Nur Kholis Setiawan, Alquran Kitab Satra Terbesar, (Yogyakarta, eLSAQ Press, 2005), 1. 4Wajihuddin Alantaqqi, Misi etis Alquran, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press 200), 11.
  • 6. 6 Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.5 Ayat tersebut memberikan dorongan yang amat kuat untuk membongkar serta mengali pesan allah yang dengan sendirihnya manusia dapat menemukan kebenaran hakiki yang tersembuyi di balik pesan gunung bejalan yang telah di gambarkan oleh alquran. 14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak.Namun dalam Al Qur'an disebutkan gunung itu bergerak. Ketika ayat itu turun, banyak manusia (kaum kafir Qureis, Yahudi dan sebagian umat Islam) yang berkerut keningnya.Mengapa tidak Bagaimana mungkin gunung-gunung yang jelas berdiri kokoh itu dikatakan berjalan ,Apalagi berjalan laksana awan! Jangankan orang yang sezaman dengan Rasulullah, bahkan di zaman sekarang pun masih banyak orang-orang yang tidak mengetahui fakta ini. Tidak mustahil bila banyak kaum kafir mencemooh Rasulullah. Menurut pandangan mereka apa yang tertera dalam Alquran itu tidak logis dan bertentangan dengan apa yang mereka amati dengan mata telanjang. 5Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/Pentafsir Alquran, 1984),88
  • 7. 7 Akan tetapi, kaum Muslimin yang benar-benar mengimani Allah dan Rasulullah serta meyakini Alquran sebagai aksioma kehidupan dan sumber kebenaran tetap mempercayainya, sekalipun pengetahuan belum bisa menjangkau pernyataan Alquran yang sangat ilmiah tersebut.Mereka menyadari bahwa kebenaran ilmu yang mereka pegang terlalu naif bila dibandingkan dengan kebenaran ilmu Allah Yang Maha Mengetahui. Dalam kitab tafsir di jelaskan tentang pergerakan gunung yang mana gunung itu geraknya untuk saat ini dan untuk hari akir, karena perbedaan penafsiran tentang ayat ini maka menarik untuk di kaji kebenaranya. Ada sebagian besar mufasir yang mengatakan bahwa gunung itu bergerak saat hari kiamat pada saat semuah orang di padang masyar dan itu terjadi pada tiupan yang ke dua dan ada mufasir yang mengatakan gunung bergerak itu saat ini juga kenapa kok tidak kelihatan geraknya karena kita sendiri berada dam satu batera dengan gunung seadaihnya tidak pasti kita bisa melihat. Pada dasarnya sain itu bisa benar setelah di lakukan uji coba berkali-kali sampai tau kebenaranya beda dengan alquran yang sudah pasti mutlaq kebenaranya dari allah. Jika diperhatikan dengan seksama, nyatalah ayat tersebut secara implisit mengandung keterangan ilmiah tentang sebuah persoalan yang amat penting dalam sejarah ilmu pengetahuan modern.Sebuah revolusi ilmiah yang turut menentukan perkembangan sains dan teknologi masa sekarang, semacam revolusi ideologi ilmu pengetahuan.
  • 8. 8 Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada.Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya.Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan. Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda.Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India.Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India.Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil. Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun.Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
  • 9. 9 Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut: Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan.Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil.Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya.Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun.Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan.Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985,s.30) Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13. Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur'an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, dan telah dinyatakan dalam Al Qur'an lebih dari 14 abad silam. Kreasi inilah yang menarik manusia untuk
  • 10. 10 berkreasi dan mengkaji lebih dalam mengapa allah menghias alam semesta ini dengan indah. Mungkin sikap yang lebih penting untuk manusia adalah tidak hanya mengakui bahwa teryata banyak sekali ayat alquran yang memiliki keselarasan dengan fakta yang terjadi di alam semesta ini. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti urgensi gunung, mengenali makna,serta serta pelajaran yang terkandung di dalam ayat-ayat alquran yang berkaitan dengan term gunung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: 1. Apa saja persoalan yang terkadung dalam Alquran dan sain ? 2. Bagaimana kajian saint terhadap kandungan Alquran ? 3. Apakah pandangan sain terhadap ayat-ayat Alquran sesuai dengan pandangan muafssir ? 4. Bagaimana pembuktian pergerakan gunung dalam studi sains? C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, Agar lebih fokus dan pembahasannya tidak melebar, maka dirumuskanlah rumusan masalah sebagai berikut; 1. Bagaimana pergerakan gunung dalam pandangan mufasir mengenai surat An- naml ayat 88?
  • 11. 11 2. Bagaimana pergerakan gunung jika ditinjau dari sudut pandang sains? D. Tujuan Penelitian 1. Menganalisa bagaimana Allah SWT menjelaskan dalam Alquran tentang pergerakan gunung. 2. Membuktikan maksud surat an-Naml yang menjelaskan dalam Alquran tentang pergerakan gunung dengan penjelasan sains. E. Kegunaan Penelitian Dalam sebuah penelitian, sudah seyogyanya penelitian tersebut memberikan sumbangsih yang berguna untuk penelitian yang selanjutnya. Adapun kegunaan penelitian ini dapat berupa kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan Teoritis Sumbangan wacana ilmiah kepada dunia pendidikan, khusunya pendidikan Islam dalam rangka memperkaya khazanah keilmuan manajemen bisnis dalam perspektif Alquran. 2. Kegunaan Praktis Motivasi dan sumbangan gagasan kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti penelitian yang serupa berhubungan dengan bergeraknya gunung dalam surat an-Naml ayat 88.
  • 12. 12 F. Kerangka Teoritik Secara bahasa kata ‘ilmy merupakan bentuk masdar dari kata – ‫م‬َ‫عل‬َ – ‫لم‬َ ‫ع‬ َ‫ع‬َ‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫ل‬َ‫ر‬‫ف‬َ‫ر‬‫أ‬َََ‫و‬ََ‫ف‬ََ‫ت‬َ‫ر‬ََ‫ف‬‫ى‬‫ا‬َ‫ف‬ََ‫ت‬‫ف‬ََ‫ر‬‫ج‬َ ‫ر‬َ‫م‬‫ف‬َ‫ت‬َ‫ل‬ََ‫ا‬‫ل‬‫ر‬َ‫ع‬‫ل‬َ‫ر‬‫ف‬ََ‫ال‬‫ت‬َ‫ت‬َ‫ف‬َ‫ف‬َ‫س‬‫ف‬ََ‫ر‬َ‫ر‬‫ال‬َ‫ت‬ََ‫ف‬َ‫ي‬ََ ‫ف‬َ‫ر‬َ‫ر‬َ‫م‬‫ا‬‫ف‬ََ‫ا‬‫ف‬ََََ‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫ل‬َ‫ع‬‫ف‬َ‫ل‬َ‫م‬ََ‫ت‬َََ‫ف‬‫ى‬ َ‫س‬َ‫ف‬ََ‫ت‬ََ َ‫م‬‫ف‬َ‫ن‬َ‫ا‬8 َ‫و‬‫ا‬ ‫ف‬َ‫ا‬ََ‫ر‬‫ا‬َ‫ا‬‫ا‬‫ل‬‫ف‬َ ‫ف‬َ‫ل‬ Tafsir yang menetapkan istilah-istilah ilmu pengetahuan dalam penuturan Alquran. Tafsir‘ilmy berusaha menggali dimensi ilmu yang dikandung Alquran dan berusaha mengungkap berbagai pendapat keilmuan yang bersifat falsafi. ‫ما‬َ ‫عل‬ yang berarti mengetahui atau memahami ( )‫درى‬/‫أدرك‬/‫عرف‬ (mengetahui/memahami)6. Kata ‘ilmy ini merupakan bentuk nisbah yang mendapat tambahan ‫ي‬ diakhir kata sehingga menjadi َ‫ي‬ َ ‫علم‬ yang bermakna berhubungan dengansuatu ilmu (‫لعلم‬ ‫با‬ ‫أو‬ ‫ما‬ ‫بعلم‬ ‫ق‬‫ي‬َ‫.7)متعل‬ Jadi, jika dirangkai dengan kata tafsir menjadi ‫ر‬َ‫فس‬‫ي‬َ‫ت‬‫ل‬‫ا‬ َ‫العلم‬ yang berarti tafsir ilmiah. Lebih kompleks mengenai terminologi tafsir ilmi, M. Husain Al-Dhahabi memaparkan tafsir ilmi adalah: Hampir sejalan dengan pemaparan al-Zahabi, al-Rumi memberikan gambaran mengenai tafsir ilmi yakni suatu penafsiran ayat-ayat kauniyah (kosmos) yang terdapat dalam Alquran dengan menggunakan informasi ilmu-ilmu modern tanpa melakukan pembenaran dan penolakan.9 Dengan berdasarkan dua terminologi diatas, maka dapat dikatakan bahwa tafsir ilmi merupakan suatu ijtihad seorang mufassir 6Louis Ma’luf al-Yassu’i dan Bernand Toffel al-Yassu’i, al-Munji@d al-Wasit} fi al-‘Arabiyyah al- Mu’ashirah, (Beirut: Dar al-Masyriq, 2003), 526 7Ibid., 527 8Husayn Al-Dzahabi, Tafsir wa al-Mufassiru>n Juz 2 (Maktabah Wahbah:Al-Qahirah, 2000), 349 9M. Abduh Almanar, "Tafsir Ilmi: Sebuah Tafsir Pendekatan Sains", dalam Mimbar Ilmiah, Tahun 17 No. 1, (Jakarta: Universitas Islam Jakarta, 2007), 29
  • 13. 13 dalam mengungkapkan hubungan ayat-ayat kauniyah dalam Alquran dengan penemuan sains modern, yang bertujuan untuk mendapatkan secara ril bentuk kemukjizatan Alquran. Ulama mengaitkan tafsir ilmi bukan hanya terbatas pada ayat-ayat kauniyah yang terdapat dalam Alquran saja, melainkan ada juga asebagian ulama yang mengartikan tafsir ilmi sebagai sebuah penafsiran terhadap ayat-ayat kauniyah yang sesuai dengan tuntutan dasar-dasar bahasa, ilmu pengetahuan dan hasil penelitian alam.10 Dalam pengaplikasiannya, tafsir ilmi menghubungkan dengan ilmu pengetahuan. Adapaun dalam Alquran Allah memerintahkan kepada hambanya untuk mencari dan menggali intisari dalam Alquran yang biasanya mengenai pengetahuan tanda-tanda Allah pada alam semesta. Hal inilah yang menjadi dorongan mufassir untuk menulis tafsirnya. Dalam sejarah kemunculannya, sebenarnya secara embrioritas tafsir ilmi telah hadir ketika zaman Nabi dan sahabat. Walaupun demikian, secara kompleks hadirnya model tafsir ini ketika pada zaman dinasti abbasiyah dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat pada zaman itu. Ketika dipetakan terdapat dua faktor yang melatar belakangi munculnya model tafsir ilmi. Yang Pertama, Faktor internal yang terdapat dalam teks Alquran sendiri,dimana sebagian ayat-ayatnya sangat menganjurkan manusia untuk selalu melakukan penelitian dan pengamatan terhadap ayat-ayat kauniyah atau ayat-ayat kosmologi, bahkan adapula ayat Alquran yang 10Sayyid Agil Husin al-Munawwar, Alquran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 72
  • 14. 14 disinyalir memberikan isyarat untuk membangun teori-teori ilmiah dan sains modern, karena seperti dikatakan Muhammad Syahrur, wahyu Alquran tidak mungkin bertentangan dengan akal dan realitas.11 Kedua, faktor eksternal yakni adanya perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan sains modren,dengan ditemukannya teori-teori ilmu pengetahuan, para ilmuwan muslim (pendukung tafsir ilmi) berusaha untuk melakukan kompromi antara Alquran dan sains serta mencari justifikasi teologis terhadap sebuah teori ilmiah. Mereka juga membuktikan kebenaran Alquran secara ilmiah-empiris, tidak hanya secara teologis- normatif.12 Ketika model tafsir ilmi digunakan dalam bentuk penafsiran, didapatkan bahwa ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam tafsir ilmi. Adapun prinsip- prinsip yang dimaksudkan sebagai berikut:13 1. Ilmu Allah bersifat universal dan mutlak kebenarannya, sedangkan ilmu manusia terbatas dan relatif kebenarannya 2. Terdapat ayat-ayat Alquran yang Qat'} i al-dala>lah (makna ayat pasti) sebagaimana ada realitas ilmu pengetahuan yang pasti juga. Sebaliknya terdsapat ayat-ayat Alquran yang z}anni al-dala>lah (makna ayat dugaan) sebagaimana terdapat juga teori-teori ilmiah yang tidak pasti (dugaan) 11Muhammad Syahrur, Al-Kita>b Wa Al-Qur’a>n Qira>’ah Mu’assirah, (Damaskus: Ahali li al-Nashr wa al-Tawzi,1992), 194 12Muhammad Syahrur, Al-Kita>b Wa Al-Qur’a>n.., 194 13M.Abduh Almanar, "Tafsir Ilmi., 29-30
  • 15. 15 3. Tidak mungkin terjadi pertentangan antara yang pasti dari Alquran dengan yang pasti dari ilmu ekperimentasi. Jika ada gejala pertentangan maka dapat dipastikan ada kesalahan dalam menentukan salah satunya. 4. Ketika Allah menampakkan tanda-tanda kekuasaannya di ufuk dan dalam diri manusia yang membenarkan ayat-ayat Alquran, maka pemahamannya menjadi jelas, kesesuaiannya menjadi sempurna, penafsirannya menjadi tetap dan indikasi lafa-lafal Alquran itu menjadi terbatas dengan apa yang telah ditemukan pada realitas alam dan inilah sisi kemukjizatannya. 5. Sesungguhnya ayat Alquran itu diturunkan dengan menggunakan lafal-lafal yang mencakup segala konsep yang benar dalam berbagai topiknya yang senantiasa muncul dalam setiap generasi 6. Jika terjadi pertentangan antara makna nash yang qat}'i al-dalalah teori ilmiah, maka teori ini harus ditolak karena wahyu berasal dari Allah yang ilmunya mencakup segala sesuatu, jika terjadi kesesuaian antara keduanya, maka nash merupakan pedoman atas kebenaran teori tersebut. Akan tetapi, jika nash itu z}anni al-dala>lah sedangkan hakikat alam itu pasti, maka itu ditakwilkan. G. Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai gunung telah banyak dibahas oleh ilmuan-ilmuan sains dengan berbagai sudut pandang. Tetapi ketika membahas pembuktian Alquran yang dibuktikan dengan ilmu sains hanya ditemukan sedikit. Hal ini menunjukkan masih banyak ruang untuk membahas masalah ini. Berikut dipaparkan beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki masalah serupa, diantaranya yaitu:
  • 16. 16 1. Skripsi dari UIN sunan kalijaga yogyakarta. yang berjudul “gunung dalam Alquran” , oleh Samsul Arifin tahun 2015, di Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, skripsi ini membahas tentang gunung menurut alquran dan hanya focus terhadap pengertian dan terbentuknya gunung. Sudah dapat dibedakan bahwa penelitian diatas itu lebih membahas kepadagunung menurut alquran dan pengertian dan terbentuknya gunung. sedangkan penelitian kali ini lebih fokus kepada geraknya gunung menurut alquran dan pembuktian sains. 2. Skripsi dari UIN sunan ampel Surabaya. Yang berjudul “penciptaan bumi dan langit damam masa 6 hari” oleh zainul mustofa tahun 2003. Di uin sunan ampel Surabaya skripsi ini lebi membahas tentang penciptaan bumi dan langit yang tidak sekali jadi melainkan dengan tahapan. Sedangkan penelitihan ini lebih focus pada geraknya gunung. Berdasarkan penelitian diatas, dapat ditegaskan bahwa skripsi yang akan dibahas tidak ada kesamaan yang mendasar dengan penelitian diatas. H. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Penelitian Kajian penelitian ini berdasarkan atas kajian pustaka atau literatur.Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka (library research), yaitu penelitian yang berusaha menghimpun data dari khazanah literatur dan menjadikan dunia teks sebagai objek utama analisisnya. Penelitian ini mencoba untuk mengupas tentang geraknya gunung dalam surat an-Naml ayat 88.
  • 17. 17 2. Sumber data Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Data diambil dari kepustakaan baik berupa buku, dokumen, maupun artikel14, sehingga teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui pengumpulan sumber- sumber primer maupun sekunder. Seperti halnya Metode dokumentasi yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.15 Data penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat dan berdasarkan pada dunia empiris.16Ada dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah 1. Tafsir Al-Mara>ghy 2. Tafsir Al-Azhar 3. Hamid bahari, ensklopedia gunung berapi sedunia 4. Bambang Pranggono, Percikan Sains Dalam Alquran, Sedangkan sumber sekundernya adalah dan buku-buku yang ada hubuganya dengan gunung, biologi, fisiologi, dan buku-buku lain yang relevan dengan tema yang dikaji. 14Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi,Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2011), 141 15Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), 47. 16Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif:Analisis Data, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), 65
  • 18. 18 Kemudian dibutuhkan langkah-langkah yang sistematis sebagai panduan dalam pembahasan. Adapun langkah yang akan peneliti lakukan dalam pembahasan meliputi berikut ini: a. Mengumpulkan tafsir-tafsir yang membahas tentang penafsiran surat an- Naml ayat 88. b. Menganalisa secara analitis dan dikaitkan dengan ilmu sains tentang geraknya gunung c. Membaca dengan cermat dan teliti terhadap sumber data primer dan sekunder yang berbicara dan mendukung geraknya gunung. 3. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan metodedeskriptif- analisis yang berarti dilakukan dengan cara menyajikan deskripsi sebagaimana adanya, kemudian dianalisa lebih mendalam.17Usaha pemberian deskripsi atas fakta tidak sekedar diuraikan, tetapi lebih dari itu, yakni fakta dipilih-pilih menurut klasifikasinya, diberi intepretasi, dan refleksi.18 Pendekatan bisa diartikan sebagai cara atau metode analisis yang didasarkan pada teori tertentu. Karena objek kajian penelitian ini adalah Alquran surat an-Naml ayat 88 maka pendekatan yang relevan adalah pendekatan tafsir tahlili atau analitis dengan bertolak dari analisis bahasa (linguistic) dan analisis 17John W.Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif,Kuantitatifdan Mixed, terj. Achmad Fawaid, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 274 18Ibid.,274
  • 19. 19 konsep. Tafsir analitis terbagi dua: Pertama,bi al-matsur atau riwayat, dengan cara mengemukakan berbagai riwayat dan pendapat para ulama. Selain itu juga menggunakan ayat-ayat lain yang berkaitan denga ayat tersebut. Namun sangat jelas terasa riwayat mendominasi penafsiran sehingga dari uraian yang demikia panjang pendapat mufassir haya ditemukan beberapa baris saja. Jadi dalam tafsir riwayat ini tetap ada analisi tapi sebatas adanya riwayat. Karena dalam tafisr riwayat, riwayat itulah yang menjadi subjek penafsiran.19 Kedua, bi al ra’yi atau pemikiran, dengan cara memberikan interpretasi terhadap ayat-ayat Alquran dengan pemikiran subjektifitas mufasir. Jadi para mufasir relatif memperoleh kebebasan, sehingga mereka agak lebih otonom berkreasi dalam memberikan interpretasi selama masih dalam batas-batas yang diizinkan oleh syara’ dan kaidah-kaidah yang mu’tabar. Itulah salah satu sebab yang membuat tafsir dalam bentuk al-ra’yi dengan metode analitis dapat melahirkan corak penafsiran yang beragam sekali.20Peneliti lebih cenderung untuk menggunakan cara kedua. yaitu berusaha menafsirkan ayat dengan menggunakan ra’yi. Dengan demikian peneliti bisa secara otonom dalam menafsirkan ayat asalkan masih dalam kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. I. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan, skripsi ini dibagi menjadi empat bab sebagai berikut: 19Nashrudin Baidan, Metodologi Penafsiran Alquran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 45-46. 20Ibid.,50.
  • 20. 20 Bab pertama akan menjelaskan Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Landasan Teori, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan, dan Outline. Bab ke dua akan menjelaskan tentang tinjauan umum tentang bergeraknya gunung. yang meliputi tentang pengertian gunung, dan fungsi gunung. Bab ke tiga akan menjelaskan tentang bergeraknya gunung dalam surat an-Naml ayat 88 yang meliputi ayat dan terjemah surat an-Naml ayat 88, tafsir mufrodat, munasabah kata, analisa bahasa, penafsiran surat an-Naml ayat 88, serta pembuktian alquran begeraknya gunung dengan pendekatan sains. Bab ke empat akan menjelaskan penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.