Dokumen ini membahas tentang ragam ayat pasif dalam bahasa Melayu. Ayat pasif adalah ayat yang mengutamakan objek asal sebagai unsur yang diterangkan. Ada tiga jenis ayat pasif yaitu dengan imbuhan kata kerja pasif, menggunakan kata ganti nama diri, dan menggunakan kata "kena" sebelum kata kerja.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai ayat majmuk pancangan, termasuk definisi, jenis, dan unsur-unsurnya. Ayat majmuk pancangan terdiri dari satu ayat induk dan satu atau lebih ayat kecil yang melengkapi ayat induk tersebut. Terdapat tiga jenis ayat majmuk pancangan yaitu ayat relatif, komplemen, dan keterangan.
Dokumen ini membahas tentang ragam ayat pasif dalam bahasa Melayu. Ayat pasif adalah ayat yang mengutamakan objek asal sebagai unsur yang diterangkan. Ada tiga jenis ayat pasif yaitu dengan imbuhan kata kerja pasif, menggunakan kata ganti nama diri, dan menggunakan kata "kena" sebelum kata kerja.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai ayat majmuk pancangan, termasuk definisi, jenis, dan unsur-unsurnya. Ayat majmuk pancangan terdiri dari satu ayat induk dan satu atau lebih ayat kecil yang melengkapi ayat induk tersebut. Terdapat tiga jenis ayat majmuk pancangan yaitu ayat relatif, komplemen, dan keterangan.
Homonim, homofon dan homograf merujuk kepada perkataan yang sama bunyi atau ejaan tetapi berbeza makna. Contoh homonim termasuk 'haus' dan 'buku', manakala homofon seperti 'bang' dan 'bank'. Homograf pula mempunyai ejaan yang sama tetapi berbeza sebutan seperti 'bela' dan 'rendang'.
Kata dan bentuk katanya dalam bahasa Melayu membentuk melalui proses pemajmukan, penggandaan, pengimbuhan, dan pengakroniman. Proses-proses ini mencipta kata baru dengan menggabungkan, mengulang, atau menambah awalan dan akhiran kepada kata dasar.
Kata pascakata berfungsi sebagai penekan dan pembenda. Kata penekan memberi penegasan kepada kata yang bergabung dengannya sementara kata pembenda menjadikan kata bukan nama menjadi kata nama. Kedua-dua jenis kata pascakata ini memberi maksud tambahan kepada ayat.
Dokumen membahas tentang imbuhan apitan ke-...-an yang dapat digabungkan dengan kata dasar, kata nama, kata kerja, kata adjektif, frasa kerja, dan frasa adjektif untuk membentuk kata benda abstrak atau kata nama tempat. Imbuhan ini dapat bergabung tanpa perubahan huruf pada kata dasar. Guru membantu murid memahami konsep ini dengan menugaskan latihan di buku.
Terdapat kekeliruan dalam penggunaan istilah kata akar, kata dasar, kata tunggal dan kata terbitan. Dokumen ini membincangkan maksud masing-masing istilah tersebut dan jenis-jenis kata terbitan seperti awalan, akhiran, apitan dan sisipan.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk kata. Kata terbentuk dari gabungan morfem, yaitu unit terkecil yang membawa makna. Terdapat dua jenis morfem, yaitu morfem bebas yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan morfem terikat yang membutuhkan morfem lain untuk membentuk kata. Kata merupakan satuan terkecil yang membawa makna lengkap dalam bahasa.
Morfologi adalah bidang tatabahasa yang mengkaji struktur dan bentuk kata. Ia terbahagi kepada dua aspek utama iaitu morfem dan kata. Morfem adalah unit terkecil yang mempunyai makna manakala kata pula adalah bentuk bahasa yang bebas dan boleh berdiri sendiri. Terdapat dua jenis morfem iaitu morfem bebas dan morfem terikat yang berbeza dari segi jumlah, jenis makna, kedudukan dan peranan
Dokumen tersebut membandingkan ayat aktif dan ayat pasif dalam tiga kalimat. Ayat aktif menekankan subjek asal sebagai judul dan menggunakan kata kerja aktif, manakala ayat pasif menekankan objek asal sebagai judul dan menggunakan kata kerja pasif. Dokumen ini juga membincangkan proses membuat perbandingan antara ayat tunggal dan majmuk serta menelusuri perkaitan unsur-unsur bahasa seperti kata hub
Ayat majmuk terbentuk dari penggabungan dua atau lebih ayat tunggal yang menceritakan subjek yang sama. Contoh ayat majmuk adalah "Abu rajin tetapi adiknya malas", "Murid-murid berlari dan menyanyi", yang terdiri dari dua ayat tunggal yang digabungkan.
Homonim, homofon dan homograf merujuk kepada perkataan yang sama bunyi atau ejaan tetapi berbeza makna. Contoh homonim termasuk 'haus' dan 'buku', manakala homofon seperti 'bang' dan 'bank'. Homograf pula mempunyai ejaan yang sama tetapi berbeza sebutan seperti 'bela' dan 'rendang'.
Kata dan bentuk katanya dalam bahasa Melayu membentuk melalui proses pemajmukan, penggandaan, pengimbuhan, dan pengakroniman. Proses-proses ini mencipta kata baru dengan menggabungkan, mengulang, atau menambah awalan dan akhiran kepada kata dasar.
Kata pascakata berfungsi sebagai penekan dan pembenda. Kata penekan memberi penegasan kepada kata yang bergabung dengannya sementara kata pembenda menjadikan kata bukan nama menjadi kata nama. Kedua-dua jenis kata pascakata ini memberi maksud tambahan kepada ayat.
Dokumen membahas tentang imbuhan apitan ke-...-an yang dapat digabungkan dengan kata dasar, kata nama, kata kerja, kata adjektif, frasa kerja, dan frasa adjektif untuk membentuk kata benda abstrak atau kata nama tempat. Imbuhan ini dapat bergabung tanpa perubahan huruf pada kata dasar. Guru membantu murid memahami konsep ini dengan menugaskan latihan di buku.
Terdapat kekeliruan dalam penggunaan istilah kata akar, kata dasar, kata tunggal dan kata terbitan. Dokumen ini membincangkan maksud masing-masing istilah tersebut dan jenis-jenis kata terbitan seperti awalan, akhiran, apitan dan sisipan.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk kata. Kata terbentuk dari gabungan morfem, yaitu unit terkecil yang membawa makna. Terdapat dua jenis morfem, yaitu morfem bebas yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan morfem terikat yang membutuhkan morfem lain untuk membentuk kata. Kata merupakan satuan terkecil yang membawa makna lengkap dalam bahasa.
Morfologi adalah bidang tatabahasa yang mengkaji struktur dan bentuk kata. Ia terbahagi kepada dua aspek utama iaitu morfem dan kata. Morfem adalah unit terkecil yang mempunyai makna manakala kata pula adalah bentuk bahasa yang bebas dan boleh berdiri sendiri. Terdapat dua jenis morfem iaitu morfem bebas dan morfem terikat yang berbeza dari segi jumlah, jenis makna, kedudukan dan peranan
Dokumen tersebut membandingkan ayat aktif dan ayat pasif dalam tiga kalimat. Ayat aktif menekankan subjek asal sebagai judul dan menggunakan kata kerja aktif, manakala ayat pasif menekankan objek asal sebagai judul dan menggunakan kata kerja pasif. Dokumen ini juga membincangkan proses membuat perbandingan antara ayat tunggal dan majmuk serta menelusuri perkaitan unsur-unsur bahasa seperti kata hub
Ayat majmuk terbentuk dari penggabungan dua atau lebih ayat tunggal yang menceritakan subjek yang sama. Contoh ayat majmuk adalah "Abu rajin tetapi adiknya malas", "Murid-murid berlari dan menyanyi", yang terdiri dari dua ayat tunggal yang digabungkan.
Dokumen tersebut membahas tentang frasa sendi nama, yang terdiri dari kata sendi nama dan frasa nama. Kata sendi nama berfungsi sebagai pelengkap frasa nama dan dapat berupa kata arah. Frasa sendi nama dapat berfungsi sebagai predikat, keterangan untuk frasa kerja, frasa adjektif, dan frasa nama.
Bahasa melayu penggal 2: Frasa adjektif dan frasa sendi namaFairuz Alwi
Dokumen ini membahas tentang frasa adjektif dan frasa sendi nama. Frasa adjektif terdiri dari satu atau lebih kata adjektif yang berfungsi sebagai prediket atau keterangan prediket. Ada tiga aspek pembentukan frasa adjektif: kata, kata penguat, dan kata bantu. Frasa sendi nama terdiri dari satu sendi nama dan satu frasa nama, berfungsi sebagai prediket atau keterangan dalam frasa lain.
The document describes Adam and Imran each feeding rabbits. It also mentions Adam opening the rabbit cage door and Imran taking a drink container, while Pak Long cleans the rabbit cage. However, parts of the text are incomplete, containing only underscores in place of words.
Dokumen tersebut membahas tentang kata majmuk, yaitu kata yang terdiri dari dua kata dasar atau lebih yang membentuk satu makna. Ada beberapa jenis kata majmuk seperti kata majmuk bebas, kiasan, istilah khusus, dan yang telah mantap. Kata majmuk dapat menerima imbuhan awalan, akhiran, atau apitan, dimana ejaannya dapat terpisah atau tercantum.
Ayat dapat dibahagikan menjadi dua jenis, yaitu ayat tunggal dan ayat majmuk. Ayat majmuk terdiri dari lebih dari satu klausa dan dapat berupa ayat majmuk gabungan, ayat majmuk pancangan, atau ayat majmuk campuran. Ayat majmuk pancangan terdiri dari satu klausa utama dan satu atau lebih klausa kecil, dan dapat berupa ayat pancangan relatif, komplemen, atau keterangan.
Ayat inti merupakan ayat dasar yang membentuk ayat-ayat lain. Ayat inti terdiri daripada subjek dan predikat sederhana tanpa tambahan unsur dan merupakan ayat penyata atau tunggal. Proses pengguguran dapat menghilangkan unsur-unsur tertentu dalam ayat seperti subjek dan predikat.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis ayat majmuk yang terdiri dari ayat gabungan, ayat pancangan relatif, komplemen dan keterangan. Ayat majmuk merupakan ayat yang terbentuk dari penggabungan dua ayat tunggal atau lebih dengan menggunakan kata hubung. Terdapat contoh soalan dan jawaban tentang menyambungkan ayat tunggal menjadi majmuk dan sebaliknya.
Kalimat terdiri dari beberapa unsur seperti frase, klausa, dan kalimat. Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Klausa terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap dan intonasi akhir. Terdapat beberapa jenis kalimat seperti tunggal, majemuk, inti, luas, dan transformasi.
Kalimat terdiri dari beberapa unsur seperti frase, klausa, dan kalimat. Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Klausa terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap dan intonasi akhir. Terdapat beberapa jenis kalimat seperti tunggal, majemuk, inti, luas, dan transformasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sintaksis sebagai cabang linguistik yang mempelajari struktur kalimat internal. Terdapat penjelasan mengenai frasa, klausa, dan kalimat sebagai objek kajian sintaksis. Juga dijelaskan beberapa jenis frasa seperti frasa verbal, nominal, adjektival, dan lainnya beserta contoh-contohnya.
analisis kesalahan berbahasa pada tataran.pptxummigrafika
Dokumen ini membahas tentang analisis kesalahan bahasa pada tataran frasa verbal dan jenis-jenisnya. Frasa verbal terdiri dari verba inti dan kata-kata penambah arti. Ada dua jenis frasa verbal yaitu endosentrik atributif yang terdiri dari verba inti dan pewatas depan atau belakang, dan endosentrik koordinatif yang menggabungkan dua verba dengan kata penghubung.
Dokumen tersebut membahas tentang sintaksis sebagai cabang linguistik yang mempelajari struktur kalimat internal. Terdapat penjelasan mengenai frasa, klausa, dan kalimat sebagai objek kajian sintaksis. Juga dijelaskan berbagai jenis frasa seperti frasa verbal, adjektival, nominal, dan lain-lain beserta contohnya. Kemudian dibahas pula tentang klausa dan kalimat serta fungsi-fungsi sintaksis dalam
Dokumen tersebut membahas tentang macam-macam frasa dan klausa berdasarkan beberapa kriteria seperti jenis kata, unsur pembentuk, dan kelengkapan elemen internalnya. Frasa dibedakan menjadi frasa nominal, verbal, ajektiva, preposisional, sedangkan klausa dibedakan menjadi klausa lengkap, tak lengkap, positif, negatif, verbal, nonverbal, mandiri, dan tergabung.
1. Wanita muda terjebak oleh perkataan manis pemuda yang ternyata berkhianat.
2. Kalimat nonbaku adalah "Kita nanti hanya makan angin saja".
3. Iklan lowongan kerja tahun 1997 sebagian besar untuk lulusan S1 dan D3 serta pekerjaan penjualan, akuntansi, dan keuangan.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
1. 3.0 MENGKLASIFIKASIKAN AYAT MAJMUK YANG TERDAPAT DALAM BAHASA
MELAYU
Secara definisi, ayat majmuk merujuk kepada ayat yang dibina dengan mencantumkan dua
ayat tunggal atau lebih dan percantuman ayat-ayat itu disusun mengikut cara tertentu sehingga
terbentuknya ayat baharu. Selain itu, ayat yang menjadi konsistuen ayat lain dipanggil klausa
dan istilah klausa ini digunakan untuk membezakan ‘ayat’ di dalam ayat daripada ‘ayat’ sebagai
ayat bebas. Contoh-contoh di bawah menunjukkan ayat majmuk yang terbentuk hasil
percantuman dua ayat tunggal:
1. Selena sedang membaca majalah dan Yasmin sedang menonton televisyen.
a) Selena sedang membaca majalah.
b) Yasmin sedang menonton televisyen.
2. Amanda menangis kerana terjatuh.
a) Amanda menangis.
b) Amanda lapar
3. Daniel berani tetapi adiknya penakut.
a) Daniel berani
b) Adiknya penakut
4. Guru sekolah saya bertanggungjawab dan rajin
a) Guru sekolah saya bertanggungjawab
b) Guru sekolah saya rajin
5. Pemuda yang berbaju biru itu abang saya
a) Pemuda itu abang saya.
b) Pemuda yang berbaju biru itu abang saya.
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahawa terdapat berbagai-bagai jenis ayat
majumuk. Ayat majmuk dapat dikelomokkan ke dalam tiga jenis iaitu:
2. 3.1 AYAT MAJMUK GABUNGAN
Menurut Tatabahasa Dewan (2011: 498), ayat majmuk gabungan merujuk kepada ayat yang
terdiri daripada satu dengan cara menggabungkan atau mencantumkan ayat-ayat tersebut
dengan kata hubung. Dalam konteks ini, kata hubung terdiri daripada dan, atau, tetapi dan
sebagainya. Secara ringkasnya,ayat majmuk gabungan ialah ayat yang terdiri daripada dua
atau lebih ayat yang digabungkan menjadi satu. Contohnya:
a) Sarah pendek tetapi adiknya tinggi.
b) Kanak-kanak itu berlari dan bernyanyi.
c) Awak hendak makan atau minum?
Berdasarkan contoh-contoh ayat di atas, jelaslah bahawa ayat-ayat yang disambungkan itu
setara sifatnya, Hal ini membawa maksud bahawa ayat-ayat itu sama taraf dan boleh berdiri
sendiri. Di samping itu, hubungan antara satu ayat denga yang lain wujud kerana ayat-ayat
tersebut disusun berturut-turut. Secara ringkasnya, ayat majmuk gabungan adalah
gabungan dua ayat tunggal yang lengkap klausanya dan menggunakan kata hubung yang
tertentu. Penggunaan kata hubung yang menjunjung makna yang tepat harus digunakan
untuk melengkapkan makna ayat majmuk gabungan sehingga menjadi ayat gramatis.
Ayat
Majmuk
Pancangan
GabunganCampuran
3. Ayat majmuk gabungan boleh dikelompokkan kepada tiga jenis iaitu:
3.1.1 Ayat Majmuk Gabungan Berurutan
Ayat majmuk jenis ini adalah ayat majmuk yang disusun secara berurutan yakni satu demi
satu. Klausa-klausa itu digabungkan dengan menggunakan kata hubung dan, lalu, lagi,
serta, sambil, malahan, akhirnya kemudian dan tambahan pula. Berikut adalah contoh-
contohnya:
a) Kanak-kanak itu makan sambil berdiri. (sambil)
b) Latifah membeli sebuah novel dan majalah di kedai buku itu. (dan)
c) Sharifah naik geram sendiri lalu memicit kakinya. (lalu)
d) Usaha mengesan pesawat yang terhempas itu, akhirnya menemui jalan buntu,
(akhirnya)
e) Amirul baik orangnya, malahan jarang-jarang sekali ia menimbulkan masalah.
(malahan)
f) Pengetahuan Geena di dalam bidang itu sangat cetek, tambahan pula dia tidak memiliki
pengkhususan dalam bidang itu. (tambahan pula)
Ayat
majmuk
gabungan
gabungan
berurutan
gabungan
berpasangan
gabungan
bertentangan
4. 3.1.2 Ayat Majmuk Gabungan Bertentangan
Ayat majmuk jenis ini mempunyai dua klausa yang dipertentangkan oleh kata hubung tetapi,
sebaliknya, melainkan dan padahal. Ringkasnya, ayat majmuk jenis ini memberi pertentangan
fakta dalam ayat-ayat yang digabungkan itu. Antara contoh-contoh adalah seperti berikut:
a) Kumar minat belajar tetapi abangnya tidak berminat sama sekali. (tetapi)
b) Tina gemar berbelanja boros padahal gajinya hanya cukup-cukup makan sahaja.
(padahal)
c) Musim kemarau panas, sebaliknya musim huja dingin. (sebaliknya)
3.1.3 Ayat Majmuk Gabungan Berpasangan
Ayat majmuk jenis ini menggabungkan dua ayat atau lebih menggunakan kata hubung
berpasangan seperti lebih baik…daripada, apakah…ataupun, adakah…atau(pun), sama
ada…atau dan sebagainya. Antara contohnya ialah:
a) Lebih baik hidup berputih mata, daripada mati berputih tulang. (lebih
baik..daripada)
b) Sama ada mereka akan datang malam ini atau pagi esok. (sama ada…atau)
c) Adakah Perdana Menteri akan hadir di majlis itu atau dia menghantar wakilnya
sahaja? (adakah..atau)
d) Lebih baik mereka pergi dengan bas daripada memandu kereta sendiri.
3.2 AYAT MAJMUK PANCANGAN
Ayat majmuk jenis ini terdapat satu ayat utama atau ayat induk dan satu atau beberapa ayat
kecil lain yang dipancangkan di dalam ayat induk dan dijadikan sebahagian ayat induk itu. Oleh
itu, ayat majmuk pancangan boleh dikelompokkan ke dalam tiga jenis iaitu:
5. 3.2.1 Ayat Relatif
Ayat relatif merujuk kepada ayat yang ditandai dengan penggunaan perkataan yang. Secara
mudahnya, ayat relatif mengandungi klausa induk dan menerima klausa relatif untuk
menerangkan frasa nama yang menjadi subjek atau prediket dalam klausa induk tersebut.
Antara contoh ayat relatif ialah:
a) Kereta yang terlibat dalam kemalangan itu terbakar.
b) Budak yang hilang itu masih belum dijumpai.
c) Saya membeli kasut yang bertumit tiggi itu.
d) Budak yang tinggi itu kawan saya.
Klausa Relatif Subjek
Dalam konteks ini, klausa jenis ini dipancangkan ke dalam subjek klausa induk. Antara
contohnya:
a) Penderitaan yang menimpa Ali sekeluarga diterima juga dengan kesyukuran.
Klausa induk: penderitaan diterima juga dengan kesyukuran.
Ayat
Majmuk
Pancangan
Ayat
Relatif
Ayat
Keterangan
Ayat
Komplemen
6. Klausa relatif yang menjadi subjek: (penderitaan yang menimpa Ali)
Berdasarkan contoh ayat di atas, kata ganti nama hubung relatif yang menggantikan
kata nama penderitaan. Penderitaan merujuk kepada kata nama dalam frasa subjek.
Klausa Relatif Predikat
Klausa relatif juga boleh menerangkan kata nama dalam predikat. Antara contohnya:
a) Kereta-kereta itu adalah kereta lama yang hilang lima tahun dulu.
Klausa induk: Kereta-kereta itu adalah kereta lama
Klausa relatif yang menjadi predikat: (kereta lama) yang hilang lima tahun dulu.
3.2.2 Ayat Komplemen
Ayat kompleman bermaksud ayat utama yang dipancangkan dengan ayat kecil yang seterusnya
menjadi kompleman kepada ayat utama. Komplemen juga bermaksud pelengkap. Di samping
itu, klausa komplemen adalah klausa kecil yang berfungsi sebagai pelengkap dalam klausa
induk. Ayat majmuk jenis ini ditandai oleh penggunaan kata hubung komplemen bahawa dan
untuk. Antara contohnya:
a) Ketua Pengarah Kesihatan mengumumkan bahawa kematian akibat denggi semakin
meningkat.
*Bahagian yang bertulisan condong di atas adalah komplemen iaitu yang berfungsi sebagai
objek tepat kepada kata kerja transitif seperti mengumumkan selain menjadi pelengkap
kepada ayat induk atau ayat utama. Di samping itu, terdapat beberapa kata kerja transitif
lain yang perlu diikuti oleh ayat komplemen yang berfungsi sebagai objek supaya maksud
ayat tersebut lengkap. Antaranya ialah: menyatakan, menyebut, menafikan, mengakui dan
melaporkan
Ayat komplemen boleh dibahagikan kepada tiga jenis iaitu:
7. Jenis-jenis ayat komplemen
a) Ayat Komplemen Frasa Nama
Seperti diketahui, frasa nama boleh menduduki empat tempat dalam ayat iaitu
sebagai subjek, predikat, objek tepat dan objek sipi. Namun begitu, dalam konteks
ini, ayat komponen frasa nama hanya boleh menduduki dua tempat sahaja iaitu
sebagai ayat komplemen frasa nama subjek dan ayat komplemen frasa nama objek
tepat. Antara contohnya ialah:
i) Ayat komplemen frasa nama subjek
Bahawa pelaksanaan program itu berjalan dengan lancar.
Bahawa setiap pekerja akan menerima bonus hujung tahun ini.
Agak sukar untuk Datin Emilia memenangi pertandingan fesyen itu.
(ayat songsang)
Tentulah tidak wajar untuk mereka mendirikan bangunan di kawasan
larangan itu. (ayat songsang)
ii) Ayat komplemen frasa nama objek tepatAyat komplemen boleh wujud hanya
sebagai objek tepat sahaja manakala objek dalam ayat boleh wujud sebagai
objek tepat kata kerja transitif atau sebagai objek sipi. Contoh-contohnya:
Wanita tua itu yakin bahawa anaknya tidak bersalah dalam kes
penculikan itu.
Ayat Komplemen
Ayat
Komplemen
Frasa Nama
Ayat
Komplemen
Fras Adjektif
Ayat
Komplemen
Frasa Kerja
8. Berita itu menyebut bahawa semua penumpang bas terselamat.
Amin mengakui bahawa dia tidak ke sekolah pagi tadi.
Cindy menafikan bahawa barang-barangnya telah hilang.
b) Ayat Komplemen Frasa Kerja
Frasa kerja yang terdapat di dalam ayat ini terdiri daripada kata kerja tak transitif dan
tidak boleh dipasifkan. Selain itu, ayat komplemen juga berfungsi sebagai pelengkap
untuk kata kerja tak transitif. Jika diimbas sekali lalu, ayat-ayat ini kelihatan seolah-
olah ayat komplemen frasa nama objek tetapi tidak demikian kerana ayat-ayat ini
tidak boleh mengalami proses pasif. Contoh-contohnya:
Puan Maimun berpendapat bahawa anaknya patut diberi peluang untuk
melanjutkan pelajaran di England.
Hakimi bersetuju bahawa projek itu boleh diteruskan.
Penceramah itu berfahaman bahawa ekonomi negara akan terus bertambah.
Amirah berasa bahawa hidupnya tidak lama setelah disahkan menghidap
barah rahim.
Bapa Siva beranggapan bahawa anaknya telah selamat dalam banjir.
a) Ayat Komplemen Frasa Adjektif
Ayat jenis ini berfungsi untuk melengkapkan kata adjektif. Selain itu, frasa ini juga boleh
menjadi predikat sesuatu ayat. Ayat komplemen juga boleh terdiri daripada ayat
komplemen adjektif iaitu ayat kecil yang dipancangkan ke dalam ayat induk. Namun
begitu, jumlah ayat jenis dalam bahasa Melayu sangat terhad. Antara contohnya ialah:
Hanis amat percaya bahawa adiknya telah lulus dalam ujian itu.
Rupa paras gadis itu sangat cantik seperti rupa seorang bidadari.
Saya sangat yakin bahawa dia akan berjaya.
Pekerja itu sedar bahawa mereka harus bekerja bersungguh-sungguh.
Menara itu tinggi seperti binaan pencakar langit di Kuala Lumpur.
9. 3.2.3 Ayat Keterangan
Ayat ini majmuk keterangan merujuk kepada ayat yang mengandungi klausa dan berfungsi
sebagai keterangan yang dipancangkan ke dalam predikat terutama dalam kata kerja dan kata
adjektif. Secara ringkasnya, ayat keterangan ialah satu ayat induk dan satu ayat kecil dan lebih
berfungsi sebagai keterangan kepada predikat. Ayat majmuk keterangan boleh dibahagikan
kepada 9 jenis iaitu:
a) Keterangan Musabab
Ayat jenis ini merujuk kepada unsur yang menerangkan sebab berlakunya sesuatu
perbuatan atau kejadian. Di samping itu, ayat ini juga mempunyai klausa keterangan
musabab yang dipancangkan ke dalam klausa induk. Kebiasaannya, keterangan
musabab ditandai dengan kata hubung keterangan musabab seperti kerana, lantaran,
sebab dan oleh sebab. Antara contohnya ialah:
Amni tidak ke sekolah pada hari ini kerana tidak sihat.
Oleh sebab Ali tidak belajar bersungguh-sungguh, dia gagal dalam
peperiksaan.
Amisya berjaya dalam pertandingan itu lantaran usaha yang berterusan.
Abu tidak dibenarkan masuk ke dalam rumah sebab pulang lewat malam.
Ayat
Keterangan
keterangan
musabab
keterangan
akibat
keterangan
waktu
keterangan
tujuan
keterangan
pertentangan
keterangan
harapan
keterangan
syarat
keterangan
cara
keterangan
tujuan
10. b) Keterangan Akibat
Ayat jenis ini menerangkan kesan atau hasil sesuatu perbuatan dan mempunyai klausa
keterangan akibat yang menjadi pelengkap kepada keadaan. Hingga dan sehingga
adalah kata hubung yang digunakan untuk keterangan jenis ini. Antara contohnya ialah:
Masalah itu kian berlarutan sehingga tiada jalan penyelesaian.
Irdina bersorak terlalu kuat hingga serak suaranya.
c) Keterangan Syarat
Kebiasaannya, ayat majmuk jenis ini mempunyai klausa keterangan syarat yang
dipancangkan ke dalam klausa induk. Ringkasnya, keterangan syarat ialah unsur yang
menerangkan tuntutan yang mesti dipenuhi. Kata hubung keterangan syarat adalah
seperti sekiranya, andai kata, jikalau, jika dan kalau. Antara contohnya ialah:
Saya akan mengikuti lawatan itu kalau mempunyai wang yang cukup.
Sekiranya saya lulus peperiksaan ini, saya akan berpuasa lima hari.
Jika mempunyai kelapangan, saya akan melawat kamu esok.
d) Keterangan Waktu
ayat majmuk jenis ini mengandungi klausa keterangan waktu yang menerangkan masa
sesuatu keadaan atau perbuatan. Kata hubung keterangan waktu adalah seperti sejak,
setelah, semenjak, sewaktu, tatkala, ketika dan sementara. Antara contoh ayat ialah:
Sementara menunggu nasi masak, ibu menggoreng ikan dahulu.
Semenjak peristiwa hitam itu, Aminah menjadi seorang yang pendiam.
Suatu ketika dahulu, saya pernah di kawasan perumahan ini.
Guru disiplin segera tiba setelah mendapat maklumat mengenai kejadian buli
tersebut.
e) Keterangan Pertentangan
Ayat majmuk jenis ini ialah unsur yang menerangkan sesuatu kejadian atau perbuatan
yang berlawanan. Dalam konteks ini, ayat majmuk keterangan pertentangan mempunyai
klausa keterangan yang dipancangkan ke dalam klausa induk. Kata hubung adalah
seperti meskipun, walaupun, kendatipun, meskipun, sekalipun, walau bagaimanapun,
namun, biarpun dan sedangkan. Contoh-contoh ayat ialah:
Sekalipun usianya telah lanjut, namun dia masih bersemanhat untuk
menyambung pengajian ke peringkat tertinggi.
Meskipun hari beransur gelap, pemuda itu masih tidak mahu pulang ke rumah.
11. Sungguhpun tidak mendapat keputusan cemerlang dalam peperiksaan
percubaan, Aiman tidak putus asa untuk berusaha dengan gigih.
Iqbal masih belum mendapat pekerjaan walaupun telah berusaha bersungguh-
sungguh.
f) Keterangan Harapan
Keterangan harapan mempunyai klausa keterangan harapan yang dipancangkan ke
dalan klausa induk. Ringkasnya, klausa keterangan ialah unsur yang menerangkan
sesuatu kejadian atau perbuatan yang dihajati. Kata hubung keterangan adalah seperti
agar, semoga, supaya,kalau-kalau dan moga-moga. Contoh-contoh ayat ialah:
Supaya suasana menjadi harmoni dan aman damai mereka bersetuju dengan
cadangan ketua kampung itu.
Kita haruslah berusaha bersungguh-sungguh agar masa depan terjamin.
Siva bekerja dengan gigih supaya dapat membaiki taraf hidunya.
g) Keterangan Cara