Teks tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Secara ringkas, teks ini menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan prosesnya. Teks ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi seperti faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis. Tujuan utama program kesehatan reproduksi
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi menurut beberapa lembaga kesehatan dan menjelaskan tujuan, sasaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta pendekatan yang ditempuh untuk mencapai kesehatan reproduksi yang optimal. Dokumen tersebut juga membahas hak reproduksi, pilar utama, dan situasi kesehatan reproduksi di Indonesia yang meliputi kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kesehatan reproduksi yang mencakup pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat secara fisik, mental, dan sosial yang berkaitan dengan sistem dan proses reproduksi, mulai dari masa anak hingga lanjut usia. Ruang lingkupnya meliputi kesehatan ibu dan bayi, pencegahan pen
Teks tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi. Secara ringkas, teks ini menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan prosesnya. Teks ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi seperti faktor sosial, budaya, psikologis, dan biologis. Tujuan utama program kesehatan reproduksi
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi menurut beberapa lembaga kesehatan dan menjelaskan tujuan, sasaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta pendekatan yang ditempuh untuk mencapai kesehatan reproduksi yang optimal. Dokumen tersebut juga membahas hak reproduksi, pilar utama, dan situasi kesehatan reproduksi di Indonesia yang meliputi kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kesehatan reproduksi yang mencakup pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat secara fisik, mental, dan sosial yang berkaitan dengan sistem dan proses reproduksi, mulai dari masa anak hingga lanjut usia. Ruang lingkupnya meliputi kesehatan ibu dan bayi, pencegahan pen
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk pengertian kesehatan reproduksi, tujuan kesehatan reproduksi remaja, perubahan fisik selama pubertas, dan masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja beserta penanganannya."
Organ reproduksi perempuan dan laki-laki memainkan peran penting dalam proses reproduksi. Organ reproduksi perempuan terdiri atas ovarium, tuba Fallopii, fimbrae, uterus, serviks, vagina, klitoris dan labia, sedangkan organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, prostate, uretra dan penis.
Paradigma kebidanan adalah kerangka berfikir bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang meliputi pandangan tentang wanita, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Komponen paradigma kebidanan antara lain melihat wanita sebagai mahluk sosial budaya yang memiliki hak atas kesehatan dan kebutuhan dasar yang beragam.
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikahWarnet Raha
Makalah ini membahas upaya promosi kesehatan yang dilakukan bidan terhadap kelompok pranikah, ibu hamil, dan ibu bersalin. Promosi kesehatan pranikah bertujuan meningkatkan kesehatan calon ibu melalui pemeriksaan kesehatan, konseling tentang sistem reproduksi, dan persiapan menghadapi perkawinan dan kehamilan. Upaya ini dilakukan bidan melalui penyuluhan kelompok remaja dan calon pengant
Dokumen tersebut membahas tentang masalah kesehatan reproduksi remaja dalam pelayanan kebidanan, penyebab masalah tersebut, dan strategi pemecahannya. Masalah utama yang dihadapi remaja antara lain pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi, hubungan seks pra-nikah, dan pengguguran kandungan secara tidak aman. Penyebabnya meliputi informasi yang salah, enggan menggunakan alat kontrasepsi, dan pengaruh lingkungan
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk definisi remaja dan kesehatan reproduksi menurut WHO, perubahan fisik dan psikososial yang terjadi pada remaja, determinan perkembangan remaja, perilaku seksual remaja dan risikonya terhadap kesehatan reproduksi seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual, serta strategi meningkatkan kesehatan remaja melalui pendidikan seks dan program
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara kanak-kanak dan dewasa dengan batasan usia 10-21 tahun. Kesehatan reproduksi remaja mencakup kondisi fisik, mental, dan sosial yang sehat terkait sistem dan fungsi reproduksi. Faktor sosial, budaya, dan lingkungan berpengaruh besar terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi wanita dan hak-hak reproduksi. Termasuk didalamnya adalah definisi kesehatan reproduksi menurut WHO dan Depkes RI, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, tujuan dan sasaran program kesehatan reproduksi, serta pentingnya menjamin hak-hak reproduksi setiap individu.
Tiga tujuan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi adalah memberikan pengetahuan tentang perkembangan fisik, emosi, dan sosial remaja, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta mencegah kehamilan muda dan penyakit menular seksual. Dokumen ini juga membahas hak kesehatan reproduksi perempuan dengan disabilitas dan strategi layanan kesehatan yang inklusif.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk pengertian kesehatan reproduksi, tujuan kesehatan reproduksi remaja, perubahan fisik selama pubertas, dan masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja beserta penanganannya."
Organ reproduksi perempuan dan laki-laki memainkan peran penting dalam proses reproduksi. Organ reproduksi perempuan terdiri atas ovarium, tuba Fallopii, fimbrae, uterus, serviks, vagina, klitoris dan labia, sedangkan organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, prostate, uretra dan penis.
Paradigma kebidanan adalah kerangka berfikir bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang meliputi pandangan tentang wanita, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Komponen paradigma kebidanan antara lain melihat wanita sebagai mahluk sosial budaya yang memiliki hak atas kesehatan dan kebutuhan dasar yang beragam.
Akalah promosi kesehatan upaya promosi kesehatan pranikahWarnet Raha
Makalah ini membahas upaya promosi kesehatan yang dilakukan bidan terhadap kelompok pranikah, ibu hamil, dan ibu bersalin. Promosi kesehatan pranikah bertujuan meningkatkan kesehatan calon ibu melalui pemeriksaan kesehatan, konseling tentang sistem reproduksi, dan persiapan menghadapi perkawinan dan kehamilan. Upaya ini dilakukan bidan melalui penyuluhan kelompok remaja dan calon pengant
Dokumen tersebut membahas tentang masalah kesehatan reproduksi remaja dalam pelayanan kebidanan, penyebab masalah tersebut, dan strategi pemecahannya. Masalah utama yang dihadapi remaja antara lain pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi, hubungan seks pra-nikah, dan pengguguran kandungan secara tidak aman. Penyebabnya meliputi informasi yang salah, enggan menggunakan alat kontrasepsi, dan pengaruh lingkungan
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan reproduksi remaja, termasuk definisi remaja dan kesehatan reproduksi menurut WHO, perubahan fisik dan psikososial yang terjadi pada remaja, determinan perkembangan remaja, perilaku seksual remaja dan risikonya terhadap kesehatan reproduksi seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual, serta strategi meningkatkan kesehatan remaja melalui pendidikan seks dan program
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara kanak-kanak dan dewasa dengan batasan usia 10-21 tahun. Kesehatan reproduksi remaja mencakup kondisi fisik, mental, dan sosial yang sehat terkait sistem dan fungsi reproduksi. Faktor sosial, budaya, dan lingkungan berpengaruh besar terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi wanita dan hak-hak reproduksi. Termasuk didalamnya adalah definisi kesehatan reproduksi menurut WHO dan Depkes RI, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, tujuan dan sasaran program kesehatan reproduksi, serta pentingnya menjamin hak-hak reproduksi setiap individu.
Tiga tujuan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi adalah memberikan pengetahuan tentang perkembangan fisik, emosi, dan sosial remaja, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta mencegah kehamilan muda dan penyakit menular seksual. Dokumen ini juga membahas hak kesehatan reproduksi perempuan dengan disabilitas dan strategi layanan kesehatan yang inklusif.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat
3. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil dilakukan pada :
a. remaja
b. calon pengantin; dan/atau
c. pasangan usia subur.
4. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil :
a. pemeriksaan fisik
b. pemeriksaan penunjang
c. pemberian imunisasi
d. suplementasi gizi
e. konsultasi kesehatan
f. pelayanan kesehatan lainnya.
5. Pemeriksaan fisik
1. pemeriksaan tanda vital
2. pemeriksaan status gizi
Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk:
a. menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK);
b. pemeriksaan status anemia.
6. Pemeriksaan penunjang
merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis,
terdiri atas:
a. pemeriksaan darah rutin
b. pemeriksaan darah yang dianjurkan
c. pemeriksaan penyakit menular seksual
d. pemeriksaan urin rutin
e. pemeriksaan penunjang lainnya.
7. Konseling Pranikah
Konseling pranikah adalah
pelatihan berbasis pengetahuan
dan keterampilan yang
menyediakan informasi mengenai
pernikahan yang dapat bermanfaat
untuk mempertahankan dan
meningkatkan hubungan pasangan
yang akan menikah. Konseling
pranikah juga dikenal dengan nama
program persiapan pernikahan,
pendidikan pranikah, konseling
edukatif pranikah dan terapi
pranikah.
Secara umum, konseling pranikah
bertujuan agar individu
mempersiapkan dan
mengembangkan seluruh potensi
dan kekuatan yang dimilikinya
dalam memasuki jenjang
pernikahan, menyesuaikan diri
dengan lingkungan keluarga dan
masyarakat, serta mengatasi
hambatan dan kesulitan
menghadapi jenjang pernikahan.
8. Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi,mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan,mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi
dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah
infeksi pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan stunting sebagai
akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes dan penyakit
kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan Human
Immunodeficience Virus dari ibu kejanin
9. Konseling Pranikah
Konsultasi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam kegiatan pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil adalah berupa pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi melalui ceramah
tanya jawab, kelompok diskusi terarah, dan diskusi interaktif dengan menggunakan sarana
dan media komunikasi, informasi, dan edukasi.
Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk remaja meliputi :
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. tumbuh kembang Anak Usia Sekolah dan Remaj
c. kesehatan reproduksi;
d. imunisasi;
e. kesehatan jiwa dan NAPZA;
f. gizi;
g. penyakit menular termasuk HIV dan AIDS;
h. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS);dan i. kesehatan intelegensia.
10. Materi pemberian komunikasi, informasi,
dan edukasi untuk calon pengantin dan
pasangan usia subur (prakonsepsi)
a. informasi pranikah meliputi: kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus
hidup, hak reproduksi, persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan
pranikah meliputi persiapan fisik, persiapan gizi, status imunisasi Tetanus
Toxoid, dan menjaga kesehatan organ reproduksi.
b. informasi tentang keadilan dan kesetaraan gender dalam pernikahan
termasuk peran laki-laki dalam kesehatan.
11. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
konseling pranikah
Ekonomi : Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan tetapi biayanya terkait resepsi
pernikahannya. Karena persoalan ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani
memutuskan untuk menikah
Pasangan belum bekerja :Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu pasangan yang
belum bekerja tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum mempunyai pekerjaan seringkali
menjadi persoalan ketika ingin melangsungkan pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa
menghidupi keluarga selama pernikahan.
Hamil di luar nikah : Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar
nikah (kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-laki tersbut tidak bertanggung
jawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan persoalan-persoalan lain yang mengikutinya.
Terlambat menikah
Status palsu :Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku
perjaka ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan dengan perempuan lain. Persoalan
ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan pologami dan pernikahan siri.
Minim pendidikan seks :Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ
reproduksi diri sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui
alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya.
12. Asas-Asas Konseling Pranikah
Asas kabahagiaan dunia akhirat
Asas sakinah mawaddah warahmah :Keluarga bahagia dan kekal merupakan
tujuan dari sebuah perkawinan. Untuk mencapai itu semua landasan cinta dan
kasih sayang dari orang-orang yang membentuk didalamnya menjadi sangat
penting. Karenanya proses bimbingan konseling pranikah juga harus tetap
berpegang teguh pada asas ini.
Asas komunikasi dan musyawarah: Komunikasi menjadi hal yang sangat
penting dalam kehidupan keluarga. Banyaknya masalah yang muncul sering
kali karena komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga tidak harmonis
Asas sabar dan tawakal
13. Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami
konselor jika melakukan konseling pranikah yaitu
sebagai berikut
Riwayat Perkenalan
Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pranikah, mulai dari
perkenalan (seberapa lama perkenalan berlangsung), bagaimana mereka
mengetahui satu sama lain. Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai,
tujuan, dan harapan terhadap hubungan pranikah.
Perbandingan Latar Belakang Pasangan
Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam penyesuaian pernikahan dari pada
latar belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan latar belakang
pendidikan, budaya keluarga, status sosial ekonominya, dan perbedaan agama,
serta adat istiadat keluarganya.
14. Sikap Keluarga Keduanya
Sikap keluarga terhadap rencana pernikahan, termasuk bagaimana sikap mertua dan sanak keluarga
terhadap keluarga nantinya. Sikap keluarga penting untuk mempersiapkan pasangan dalam menyikapi
masing-masing keluarga calon pasangannya.
Perencanaan Terhadap Pernikahan
Meliputi rumah yang akan ditempati, sistem keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang
dipersiapkan menjelang pernikahan.
Faktor Psikologis dan Kepribadian
Faktor psikologis dan kepribadian yang perlu diasesmen adalah sikap mereka terhadap peran seks dan
bagaimana yang hendak dijalankan dikeluarga nanti, bagaimana peran mereka terhadap dirinya (self
image, body-image), dan usaha apa yang akan dilakukan untuk keperluan keluarga nanti.
Sifat Prokreatif
Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya jika memiliki anak. Bagaimana
rencana mengasuh anaknya kelak.
Kesehatan dan Kondisi fisik
Kesesuaian usia untuk mengukur kematangan emosionalnya secara usia kronologis, kesehatan secara fisik
dan mental, serta faktor-faktor genetik.
15. Prosedur konseling pranikah
Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling pranikah yang sesuai
dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan Gross adalah
sebagai berikut:
Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor.
Tahap keterlibatan (the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada
tahap ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun secara
verbal, merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya.
Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh
pasangan. Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya,
apa yang telah terjadi dan sebagainya.
Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian
masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan
untuk memahami masalahnya dan konselor dapat melatih anggota keluarga
berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti (pelan, sederhana, detail dan
jelas) dalam kehidupan mereka.
16. Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan
memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor
mendesain langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau
menerapkan pengubahan ketidak berfungsinya perkawinan.
Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku
yang normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-
esteem dan membuat keluarga lebih kohesif.
Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan konseling
setelah tujuannya tercapai