Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai thalassemia yang meliputi: (1) penjelasan definisi dan jenis-jenis thalassemia, (2) etiologi yang disebabkan faktor genetik, (3) patofisiologi yang terkait gangguan struktural pembentukan hemoglobin, dan (4) tujuan penelitian untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan thalassemia.
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan sel darah merah mudah rusak akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein hemoglobin. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, intermedia, dan mayor yang ditandai dengan gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda serta dapat ditangani dengan transfusi darah, obat chelating, dan splenektomi.
1. Sindrom nefrotik ditandai dengan proteinuria berlebih, edema, dan hipoalbuminemia yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran glomerulus.
2. Merupakan sindrom yang ditandai dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema yang dapat terjadi karena faktor yang menyebabkan permeabilitas glomerulus meningkat.
3. Mencakup etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan sindrom nefrot
Dokumen tersebut membahas tentang skep leukemia dan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukemia. Secara
umum dibahas mengenai pengertian, etiologi, jenis, gejala, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk pasien
leukemia seperti mencegah infeksi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengatasi nyeri, serta meningkatkan
toleransi aktivitas.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai thalassemia yang meliputi: (1) penjelasan definisi dan jenis-jenis thalassemia, (2) etiologi yang disebabkan faktor genetik, (3) patofisiologi yang terkait gangguan struktural pembentukan hemoglobin, dan (4) tujuan penelitian untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan thalassemia.
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan sel darah merah mudah rusak akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein hemoglobin. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, intermedia, dan mayor yang ditandai dengan gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda serta dapat ditangani dengan transfusi darah, obat chelating, dan splenektomi.
1. Sindrom nefrotik ditandai dengan proteinuria berlebih, edema, dan hipoalbuminemia yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran glomerulus.
2. Merupakan sindrom yang ditandai dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema yang dapat terjadi karena faktor yang menyebabkan permeabilitas glomerulus meningkat.
3. Mencakup etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan sindrom nefrot
Dokumen tersebut membahas tentang skep leukemia dan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukemia. Secara
umum dibahas mengenai pengertian, etiologi, jenis, gejala, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk pasien
leukemia seperti mencegah infeksi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengatasi nyeri, serta meningkatkan
toleransi aktivitas.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
1. Talasemia adalah penyakit keturunan yang membabitkan sel darah merah akibat gangguan sintesis globin hemoglobin.
2. Ia mempunyai dua klasifikasi utama iaitu talasemia minor dan talasemia major, dengan talasemia major memerlukan rawatan seperti pemindahan darah.
3. Manifestasi klinikalnya termasuk anemia, hepatosplenomegaly, dan kegagalan pertumbuhan.
Thalasemia adalah penyakit anemia keturunan yang disebabkan oleh kekurangan produksi hemoglobin. Ia boleh menyebabkan gejala seperti lesu, pucat dan gangguan fungsi organ. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, major dan intermedia, bergantung pada tahap keparahan. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengetahui status pembawa gen melalui ujian darah sebelum perkahwinan.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia atau kanker darah, yang merupakan penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih. Terdapat beberapa jenis leukemia berdasarkan tipe sel darah yang diserang dan kecepatan perkembangannya, serta gejala, diagnosis, dan pengobatan untuk leukemia. Faktor lingkungan seperti merokok dan radiasi dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein PurpuraRenata Prameswari
(1) Imunopatogenesis leukositoklastik vaskulitis pada Henoch-Schonlein Purpura melibatkan proses kompleks yang melibatkan interaksi antara infeksi, kompleks imun, sitokin, dan sel darah putih;
(2) Gambaran klinis dan histopatologis meliputi purpura palpabel dan vaskulitis neutrofilik pembuluh darah kecil;
(3) Penatalaksanaan berfokus pada pengobatan suportif dan pencegahan komplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia, termasuk definisi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Leukemia adalah tidak terkendalinya proliferasi sel darah punca di sumsum tulang yang menyebabkan gangguan produksi sel darah normal. Ada beberapa jenis leukemia seperti akut myeloid leukemia, kronik myeloid leukemia, akut limfositik leukemia, dan kronik limfositik leukemia. Penatalaksanaannya meliputi kemoterapi, transfusi darah, dan transplant
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan thalasemia yang mencakup pengkajian pasien, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain meliputi gejala klinis thalasemia pada anak, penilaian status kesehatan dan pertumbuhan anak, serta risiko komplikasi seperti infeksi dan gangguan sirkulasi. Dokumen ini juga menjelaskan tindakan-tindakan
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Tetralogi of Fallot, penyakit jantung bawaan yang ditandai dengan 4 kelainan anatomi jantung dan gangguan sirkulasi darah paru. Dokumen juga menjelaskan konsep, etiologi, manifestasi klinis, diagnostik, dan asuhan keperawatan untuk penyakit ini.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Tetralogi of Fallot, yaitu kelainan jantung bawaan yang ditandai dengan 4 abnormalitas, yakni defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep penyakit, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien leukemia yang mencakup definisi leukemia, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan pendidikan kesehatan untuk pencegahan leukemia. Dokumen ini juga menjelaskan pengkajian keperawatan, masalah keperawatan, prioritas keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk menangani masalah-masalah yang muncul pada pas
1. Talasemia adalah penyakit keturunan yang membabitkan sel darah merah akibat gangguan sintesis globin hemoglobin.
2. Ia mempunyai dua klasifikasi utama iaitu talasemia minor dan talasemia major, dengan talasemia major memerlukan rawatan seperti pemindahan darah.
3. Manifestasi klinikalnya termasuk anemia, hepatosplenomegaly, dan kegagalan pertumbuhan.
Thalasemia adalah penyakit anemia keturunan yang disebabkan oleh kekurangan produksi hemoglobin. Ia boleh menyebabkan gejala seperti lesu, pucat dan gangguan fungsi organ. Terdapat beberapa jenis thalasemia seperti minor, major dan intermedia, bergantung pada tahap keparahan. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengetahui status pembawa gen melalui ujian darah sebelum perkahwinan.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia atau kanker darah, yang merupakan penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih. Terdapat beberapa jenis leukemia berdasarkan tipe sel darah yang diserang dan kecepatan perkembangannya, serta gejala, diagnosis, dan pengobatan untuk leukemia. Faktor lingkungan seperti merokok dan radiasi dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein PurpuraRenata Prameswari
(1) Imunopatogenesis leukositoklastik vaskulitis pada Henoch-Schonlein Purpura melibatkan proses kompleks yang melibatkan interaksi antara infeksi, kompleks imun, sitokin, dan sel darah putih;
(2) Gambaran klinis dan histopatologis meliputi purpura palpabel dan vaskulitis neutrofilik pembuluh darah kecil;
(3) Penatalaksanaan berfokus pada pengobatan suportif dan pencegahan komplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia, termasuk definisi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Leukemia adalah tidak terkendalinya proliferasi sel darah punca di sumsum tulang yang menyebabkan gangguan produksi sel darah normal. Ada beberapa jenis leukemia seperti akut myeloid leukemia, kronik myeloid leukemia, akut limfositik leukemia, dan kronik limfositik leukemia. Penatalaksanaannya meliputi kemoterapi, transfusi darah, dan transplant
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan thalasemia yang mencakup pengkajian pasien, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain meliputi gejala klinis thalasemia pada anak, penilaian status kesehatan dan pertumbuhan anak, serta risiko komplikasi seperti infeksi dan gangguan sirkulasi. Dokumen ini juga menjelaskan tindakan-tindakan
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Tetralogi of Fallot, penyakit jantung bawaan yang ditandai dengan 4 kelainan anatomi jantung dan gangguan sirkulasi darah paru. Dokumen juga menjelaskan konsep, etiologi, manifestasi klinis, diagnostik, dan asuhan keperawatan untuk penyakit ini.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Tetralogi of Fallot, yaitu kelainan jantung bawaan yang ditandai dengan 4 abnormalitas, yakni defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep penyakit, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan untuk penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien leukemia yang mencakup definisi leukemia, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan pendidikan kesehatan untuk pencegahan leukemia. Dokumen ini juga menjelaskan pengkajian keperawatan, masalah keperawatan, prioritas keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk menangani masalah-masalah yang muncul pada pas
Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan asuhan keperawatan anak dengan anemia. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi anemia dan penyebab-penyebabnya seperti perdarahan berlebihan, defisiensi zat besi, kerusakan sel darah merah, dan berhentinya produksi sel darah. Dokumen juga menyebutkan gejala umum anemia seperti pucat dan lemah serta tindakan penatalaksanaan seperti transfusi darah,
Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan asuhan keperawatan anak dengan anemia. Terdapat beberapa jenis anemia seperti anemia pasca perdarahan, defisiensi, hemolitik, dan aplastik yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, kekurangan zat besi dan vitamin, penghancuran sel darah merah berlebihan, serta berhentinya produksi sel darah oleh sumsum tulang. Gejala umum anemia adalah pucat
1. Pasien bernama An. R berusia 3,5 tahun dirawat di ruang Afiyah 3 Bed 3 dengan diagnosa Demam Berdarah Dengue Syok Syndrom (DSS) berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium.
2. Perawatan yang diberikan mencakup monitoring tanda vital, status hidrasi, dan status gizi; kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dan cairan; serta edukasi kepada keluarga tentang tanda bahaya dan peraw
Dokumen tersebut merangkum tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) untuk anemia, yang mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk anemia. Anemia adalah kondisi penurunan sel darah merah, hemoglobin, dan hematokrit di bawah nilai normal yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan zat besi, vitamin, dan perdarahan.
Dokumen tersebut merangkum tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) pada pasien anemia. Anemia adalah kondisi penurunan kadar hemoglobin dan sel darah merah di bawah nilai normal yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan zat besi, vitamin, dan perdarahan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan pada
Dokumen tersebut merangkum tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) pada pasien anemia. Anemia adalah kondisi penurunan kadar hemoglobin dan sel darah merah di bawah nilai normal yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan zat besi, vitamin, dan perdarahan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan pada
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit genetik yang diturunkan secara keturunan. Penyakit genetik dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu yang terkait kromosom tubuh, kromosom seks, dan jumlah kromosom. Contoh penyakit genetik yang diturunkan meliputi albinisme, diabetes, gangguan mental, anemia sel sabit, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas beberapa kelainan pada sistem peredaran darah manusia seperti anemia, leukimia, hipertensi, hemofilia, sklerosis, dan varises beserta gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatannya.
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
3. A. Definisi
Latar Belakang Thalasemia berasal dari
kata Yunani, yaitu talassa yang berarti
laut. Yang dimaksud dengan laut tersebut
ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini
pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut
Tengah. Penyakit ini pertama sekali
ditemukan oleh seorang dokter di Detroit
USA yang bernama Thomas
Talasemia adalah suatu penyakit
kongenital herediter yang diturunkan
secara autosomal, berdasarkan kelainan
hemoglobin, yaitu : satu atau lebih rantai
polipeptida hemglobin kurang atau tidak
berbentuk, dengan akibat terjadi anemia
hemolitik (Pedoman Diagnosis dan Terapi :
RSUD Dr. Soetomo Surabaya,1994).
4. Lanjutan ....!
Talasemia merupakan sindrom kelainan
yag diwariskan dan masuk dalam kelompok
hemoglobinopati, yakni kelainan yang
disebabkan gangguan sintesis Hb akibat
mutasi didalam ataudekat gen globin.(Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi V.Aru W.
Sudoyo.dkk.2009)
Jadi Thalasemia adalah penyakit kelainan
darah yang diwariskan oleh orangtua kepada
anak. Thalasemia mempengaruhi kemampuan
dalam menghasilkan hemoglobin yang
berakibat pada penyakit anemia.
5. B. Etiologi
Adapun etiologi dari thalasemia
adalah faktor genetik (herediter).
Thalasemia merupakan penyakit
anemia hemolitik dimana terjadi
kerusakan sel darah merah didalam
pembuluh darah sehingga umur
eritrosit menjadi pendek(kurang dari
100 hari). Penyebab kerusakan
tersebut karena hemoglobin yang
tidak normal (hemoglobinopatia)
6. C. Manifestasi Klinis
a) Kelesuan
b) Bibir,lidah,tangan,kaki berwarna
pucat mulanya tidak jelas, biasanya
menjadi lebih berat dalam tahun
pertama kehidupan dan pada kasus
yang berat terjadi dalambeberapa
minggu setelah lahir.
c) Sesak nafas
d) Hilang selera makan dan bengkak
dibagian abdomen
e) Keadaan kulit pucat kekuning-
kuningan
7. D. Insiden
Maladewa memiliki insiden tertinggi
Thalasemia di dunia dengan pembawa tingkat
18% dari populasi. Estimasi prevalensi adalah 16%
pada orang dari Siprus, 1% di Thailand, dan 3-8%
pada populasi dari Bangladesh, Cina, India,
Malaysia dan Pakistan.
Ada juga prevalensi pada keturunannya orang
dari Amerika Latin dan Negara -negara
Mediterania (misalnya Yunani,Italia, Portugal,
Spanyol, dan lain-lain). Sebuah prevalensi sangat
rendah telah dilaporkan dari orang-orang di
Eropa Utara (0,1%) dan Afrika (0,9%), dengan
mereka di Afrika Utara memiliki prevalensi
tertinggi. Mesir kuno menderita Thalasemia
dengan sebanyak 40% dari mumi predynastic dan
dinasti dipelajari dengan cacat genetik.
8. E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada
Klien Dengan Thalasemia
a) Fraktur patologis
b) Hepatosplenomegali
c) Gangguan Tumbuh Kembang
d) Disfungsi organ
e) Gagal jantung
f) Hemosiderosis
g) Hemokromatosis
h) Infeksi.
11. H.Penatalaksanaan
1. Transfusi sel darah merah (SDM) sampai
kadar Hb sekitar 11 g/dl. Pemberian sel
darah merah sebaiknya 10 – 20 ml/kg
berat badan.
2. Pemberian chelating agents (Desferal)
secara intravena atau subkutan.
3. Tindakan splenektomi perlu
dipertimbangkan terutama bila ada
tanda – tanda hipersplenisme atau
kebutuhan transfusi meningkat atau
karena sangat besarnya limpa.
4. Transplantasi sumsum tulang biasa
dilakukan pada thalasemia beta mayor.
13. A. Pengkajian
1. Identitas
• Identitas klien
• Identitas penanggung jawab
2. Keluhan utama
Pada penderita thalasemia gejala klinisnya jelas, gejala telah terlihat
sejak anak berumur kurang dari 1 tahun, biasanya anak akan dibawa ke RS
setelah usia 4 tahun.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran pernapasan atas atau
infeksi lainnya. Ini dikarenakan rendahnya Hb yang berfungsi sebagai alat
transport.
4. Riwayat kesehatan lalu
Sering didapatkan data adanya kecenderungan gangguan terhadap
tumbang sejak masih bayi. Pertumbuhan fisik anak, adalah kecil untuk
umurnya dan adanya keterlambatan dalam kematangan seksual, seperti
tidak ada pertumbuhan ramput pupis dan ketiak, kecerdasan anak juga
mengalami penurunan.
14. 5. Pemeriksaan fisik
• KU = lemah dan kurang bergairah, tidak selincah anak lain yang seusia.
• Kepala dan bentuk muka. Anak yang belum mendapatkan pengobatan mempunyai bentuk
khas, yaitu kepala membesar dan muka mongoloid (hidung pesek tanpa pangkal hidung),
jarak mata lebar, tulang dahi terlihat lebar.
• Mata dan konjungtiva pucat dan kekuningan
• Mulut dan bibir terlihat kehitaman
• Dada, Pada inspeksi terlihat dada kiri menonjol karena adanya pembesaran jantung dan
disebabkan oleh anemia kronik.
• Perut, Terlihat pucat, dipalpasi ada pembesaran limpa dan hati (hepatospek nomegali)
• Pertumbuhan fisiknya lebih kecil daripada normal sesuai usia, BB di bawah normal
• Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas tidak tercapai dengan
baik. Misal tidak tumbuh rambut ketiak, pubis ataupun kumis bahkan mungkin anak tidak
dapat mencapai tapa odolense karena adanya anemia kronik.
• Kulit, Warna kulit pucat kekuningan, jika anak telah sering mendapat transfusi warna kulit
akan menjadi kelabu seperti besi. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan zat besi dalam
jaringan kulit (hemosiderosis).
15.
16. B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai O2 dan kebutuhan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan
mencerna makanan/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah normal.
4. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
sirkulasi dan neurologis.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak
adekuat, penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit.
6. Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan interpretasi informasi dan tidak mengenal
sumber informasi.
17. C. Perencanaan
I. Prioritas masalah
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman O2 ke sel.
II. Tujuan
Pasien mampu mempertahankan perfusi jaringan
adekuat
III. Kriteria hasil
Nadi perifer teraba,kulit hangat,tidak terjadi sianosis
18. IV. Intervensi dan rasional
TUJUAN :
• Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam , pasien
mampu mempertahankan perfusi jaringan adekuat ditandai Dengan Kriteria
hasil :
• Tidak terjadi palpitasi
• Kulit tidak pucat
• Membran mukosa lembab
• Keluaran urine adekuat
• Tidak terjadi mual/muntah dan distensil abdomen
• Tidak terjadi perubahan tekanan darah
• Orientasi klien baik.
INTERVENSI :
• Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membran
mukosa, dasar kuku.
• Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi pada pasien
dengan hipotensi).
19. • Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi.
• Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan
memori, bingung.
• Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan tubuh
hangat sesuai indikasi.
• Kolaborasi pemeriksaan laboratorium, Hb, Hmt, AGD, dll.
• Kolaborasi dalam pemberian transfusi.
• Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi.
RASIONAL :
• Indikator umum status sirkulasi dan keadekuatan sirkulasi
• Untuk mengetahui ststus kesadaran pasien
• Untuk mensuplai kebutuhan organ tubuh
Lanjutan ....!
20. V. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan
akhir dari proses keperawatan, dimana perawat
menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan
diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu
dapat di atasi. Disamping itu, perawat juga
memberikan umpan balik atau pengkajian ulang,
seandainya tujuan yang ditetapkan belum
tercapai, maka dalam hal ini proses peawatan
dapat di modifikasi.