Satuan acara pembelajaran ini membahas tentang manajemen nyeri pada pasien penyakit disentri. Penyuluhan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang pengertian nyeri, faktor yang mempengaruhi nyeri, cara mengkaji nyeri, dan cara mengatasi nyeri. Penyuluhan dilakukan secara ceramah, diskusi dan demonstrasi selama 30 menit. Hasilnya, diharapkan pasien dan keluarga d
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada masalah nyeri, meliputi pengertian manajemen nyeri non-farmakologi seperti relaksasi, distraksi, imajinasi terbimbing, hipnosis, dan massage serta pengkajian nyeri yang meliputi karakteristik, lokasi, keparahan, dan durasi nyeri."
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi nyeri akut yang berkaitan dengan cedera spesifik dan berlangsung kurang dari enam bulan, serta nyeri kronis yang berlangsung lebih lama dan sulit diobati. Intensitas nyeri dipengaruhi oleh faktor seperti pengalaman masa lalu, ansietas, budaya, usia, dan e
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny. H yang mengalami gangguan rasa nyaman akibat nyeri. Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medik serta keperawatan pada kasus nyeri."
Satuan acara pembelajaran ini membahas tentang manajemen nyeri pada pasien penyakit disentri. Penyuluhan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang pengertian nyeri, faktor yang mempengaruhi nyeri, cara mengkaji nyeri, dan cara mengatasi nyeri. Penyuluhan dilakukan secara ceramah, diskusi dan demonstrasi selama 30 menit. Hasilnya, diharapkan pasien dan keluarga d
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada masalah nyeri, meliputi pengertian manajemen nyeri non-farmakologi seperti relaksasi, distraksi, imajinasi terbimbing, hipnosis, dan massage serta pengkajian nyeri yang meliputi karakteristik, lokasi, keparahan, dan durasi nyeri."
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi nyeri akut yang berkaitan dengan cedera spesifik dan berlangsung kurang dari enam bulan, serta nyeri kronis yang berlangsung lebih lama dan sulit diobati. Intensitas nyeri dipengaruhi oleh faktor seperti pengalaman masa lalu, ansietas, budaya, usia, dan e
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny. H yang mengalami gangguan rasa nyaman akibat nyeri. Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medik serta keperawatan pada kasus nyeri."
Dokumen tersebut membahas tentang panduan manajemen nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Panduan ini disusun untuk menstandarisasi asesmen dan penanganan nyeri guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya penanganan nyeri. Dokumen ini juga membahas tentang definisi nyeri, ruang lingkup pelayanan, tatalaksana yang meliputi asesmen nyeri, dan pemeriksaan fisik pasien.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan metode untuk mengurangi nyeri kronis dengan cara mengatur posisi tubuh pasien agar rileks, menginstruksikan pasien untuk bernafas dalam dan perlahan sambil memusatkan perhatian pada bagian tubuh yang dirasakan, dan mengulang teknik ini apabila nyeri kembali. Teknik ini bertujuan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien dengan indikasi mengalami nyeri k
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang definisi nyeri, klasifikasi nyeri berdasarkan patofisiologi, dan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan nyeri seperti penilaian nyeri, pemilihan obat analgetik sesuai dengan tingkat keparahan nyeri, serta pertimbangan dalam pemberian obat analgesik.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktik keperawatan (PRAKERIN) yang membahas kasus perawatan anak bernama An. M yang menderita disentri di Puskesmas Cimareme. Ringkasannya adalah sebagai berikut:
An. M berusia 15 bulan masuk puskesmas dengan keluhan nyeri perut dan diare lendir selama 2 hari. Didiagnosis menderita disentri dan gangguan rasa nyaman nyeri. Tindakan yang diberikan adalah member
Udin berusia 7 tahun menemukan pistol ayahnya dan secara tidak sengaja menembak kakinya, menyebabkan luka tembak berbentuk bulat di kaki kanannya yang mengalirkan darah dan nyeri. Udin kemudian dibawa ke rumah sakit.
1. Dokumen tersebut membahas konsep dasar pengkajian keperawatan pada pasien karsinoma mammae. Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Hasil pengkajian digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan dan perencanaan tindakan.
Manajemen nyeri membahas definisi nyeri, respon stres metabolik terhadap nyeri, perjalanan nyeri, dan penanganan nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis.
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)Uwes Chaeruman
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan paliatif bagi pasien dengan HIV/AIDS. Terdapat penjelasan mengenai 10 dimensi kualitas hidup yang diinginkan pasien paliatif, pengkajian keperawatan yang meliputi pengkajian fisik, psikososial dan spiritual, masalah-masalah keperawatan yang sering timbul, rencana asuhan, implementasi perawatan, serta evaluasi keperawatan.
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang perawatan paliatif pada sistem integumen yang membahas pengertian, tujuan, lingkup kegiatan, aspek medikolegal, prinsip-prinsip, dan layanan perawatan paliatif."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini mengamati praktik komunikasi terapeutik dan sosial perawat di rumah sakit.
2. Teknik komunikasi terapeutik yang paling sering digunakan adalah diam, sedangkan yang paling jarang adalah refleksi.
3. Komunikasi terapeutik terbanyak dilakukan pada shift pagi.
Dokumen tersebut membahas tentang panduan manajemen nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Panduan ini disusun untuk menstandarisasi asesmen dan penanganan nyeri guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya penanganan nyeri. Dokumen ini juga membahas tentang definisi nyeri, ruang lingkup pelayanan, tatalaksana yang meliputi asesmen nyeri, dan pemeriksaan fisik pasien.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan metode untuk mengurangi nyeri kronis dengan cara mengatur posisi tubuh pasien agar rileks, menginstruksikan pasien untuk bernafas dalam dan perlahan sambil memusatkan perhatian pada bagian tubuh yang dirasakan, dan mengulang teknik ini apabila nyeri kembali. Teknik ini bertujuan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien dengan indikasi mengalami nyeri k
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang definisi nyeri, klasifikasi nyeri berdasarkan patofisiologi, dan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan nyeri seperti penilaian nyeri, pemilihan obat analgetik sesuai dengan tingkat keparahan nyeri, serta pertimbangan dalam pemberian obat analgesik.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktik keperawatan (PRAKERIN) yang membahas kasus perawatan anak bernama An. M yang menderita disentri di Puskesmas Cimareme. Ringkasannya adalah sebagai berikut:
An. M berusia 15 bulan masuk puskesmas dengan keluhan nyeri perut dan diare lendir selama 2 hari. Didiagnosis menderita disentri dan gangguan rasa nyaman nyeri. Tindakan yang diberikan adalah member
Udin berusia 7 tahun menemukan pistol ayahnya dan secara tidak sengaja menembak kakinya, menyebabkan luka tembak berbentuk bulat di kaki kanannya yang mengalirkan darah dan nyeri. Udin kemudian dibawa ke rumah sakit.
1. Dokumen tersebut membahas konsep dasar pengkajian keperawatan pada pasien karsinoma mammae. Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Hasil pengkajian digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan dan perencanaan tindakan.
Manajemen nyeri membahas definisi nyeri, respon stres metabolik terhadap nyeri, perjalanan nyeri, dan penanganan nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis.
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)Uwes Chaeruman
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan paliatif bagi pasien dengan HIV/AIDS. Terdapat penjelasan mengenai 10 dimensi kualitas hidup yang diinginkan pasien paliatif, pengkajian keperawatan yang meliputi pengkajian fisik, psikososial dan spiritual, masalah-masalah keperawatan yang sering timbul, rencana asuhan, implementasi perawatan, serta evaluasi keperawatan.
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang perawatan paliatif pada sistem integumen yang membahas pengertian, tujuan, lingkup kegiatan, aspek medikolegal, prinsip-prinsip, dan layanan perawatan paliatif."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini mengamati praktik komunikasi terapeutik dan sosial perawat di rumah sakit.
2. Teknik komunikasi terapeutik yang paling sering digunakan adalah diam, sedangkan yang paling jarang adalah refleksi.
3. Komunikasi terapeutik terbanyak dilakukan pada shift pagi.
1. Nyeri didefinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan hanya dapat dirasakan oleh individu yang mengalaminya. 2. Nyeri diklasifikasi menjadi nyeri akut dan kronis, dimana nyeri akut berlangsung kurang dari 6 bulan sedangkan nyeri kronis lebih. 3. Manifestasi klinis nyeri meliputi gangguan tidur, posisi dan gerakan menghindari nyeri, serta perub
Panduan Manajemen Nyeri RSUD Sleman memberikan pedoman lengkap tentang definisi, ruang lingkup, tata laksana, dan dokumentasi manajemen nyeri, termasuk asesmen awal dan ulang serta pengelolaan nyeri sesuai skor. Panduan ini diimplementasikan melalui prosedur operasional standar dan dokumen terkait seperti lembar asesmen nyeri di rekam medis. Tim Manajemen Nyeri berperan mengawal sosialisasi dan evaluasi implementasi
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang bersifat subjektif dan hanya dapat dirasakan oleh orang yang mengalaminya. Makalah ini membahas konsep dasar nyeri, jenis, pengukuran, dan penanganan nyeri.
Makalah ini membahas konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien kronis. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian, jenis, faktor yang mempengaruhi, dan pengukuran intensitas nyeri serta asuhan keperawatan untuk menangani nyeri pada pasien kronis."
Satuan acara pembelajaran ini membahas manajemen nyeri dengan tujuan memberikan penyuluhan kepada pasien untuk mengetahui cara mengatasi nyeri. Penyuluhan akan dilakukan selama 15 menit pada hari Jumat, 24 Januari 2014 di Rumah Sakit Kabupaten Muna. Materi penyuluhan mencakup pengertian nyeri, macam-macam nyeri, skala intensitas nyeri, dan manajemen nyeri. Kegiatan akan meliputi pembukaan,
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2ramlinurhali
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis, meliputi pengertian penyakit kronis, dampaknya, fase-fase kehilangan, reaksi keluarga dan klien, serta contoh komunikasi terapeutik dengan menyampaikan kabar buruk kepada pasien.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
Asmariana
1. SATUAN ACARA PENYULUHAN
“MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST
OPERASI“
OLEH :
ASMARIANA
11.11.900
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
RAHA
2. 2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Manajemen Nyeri
Sub Topik : Manajemen Nyeri pada Luka Post Operasi
Sasaran : Keluarga dan Pasien Post Operasi
Tempat : Ruang Bedah Umum Kemuning Lt. 4 RSHS
Hari / Tanggal : Sabtu / 22 Maret 2014
Waktu : Pukul 09.30 – 10.00 Wita (1 x 15 menit)
A. Latar Belakang Masalah
Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan
kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersama banyak
proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau
pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang
dibanding suatu penyakit manapun.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang
mengalami nyeri dibanding tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya dan
perawat mempunyai kesempatan untuk menghilangkan nyeri dan efeknya yang
membahayakan. Peran pemberi perawat primer adalah untuk mengidentifikasi dan
mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan
nyeri.
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang
dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca
pembedahan guna mengontrol atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa
nyeri yang di rasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dan paling
tidak harus mendapat perhatian dari petugas perawat atau petugas kesehatan
lainnya untuk mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada
pasien pasca pembedahan dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari
nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan
3. teknik distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian
guna mengurangi resiko nyeri pada pasien.
Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena luka post operasi yang
masih basah atau matur dan belum lepas dari 2 x 24 jam sebagai ukuran pantauan
untuk mengkaji status nyeri. Nyeri juga ditimbulkan karena gerak atau mobilisasi
dini pada pasien post operasi. Untuk mencegah atau mengontrol nyeri perlu
perhatian atau monitoring dan evaluasi serta kaji status nyeri pasien. Pada
dasarnya pelayanan kesehatan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter,
perawat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan lainnya diperlukan agar terapi
yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan optimal oleh penderita atau
pasien itu sendiri. Manajemen nyeri bertujuan untuk membantu pasien dalam
mengontrol nyeri ataupun memanajemen nyeri secara optimal, mengurangi resiko
lanjut dari efek samping nyeri tersebut, yang pada akhirnya pasien mampu
mengontrol ataupun nyeri yang dirasa tersebut hilang.
Ruang rawat inap khusus bedah memiliki peranan penting untuk
menangani masalah nyeri pada pasien terutama pasien post operasi. Ruang
Bougenville BRSU Tabanan sebagai salah satu ruang rawat inap bedah juga
memiliki tanggung jawab dalam pemulihan kondisi pasien post operasi. Keluhan
nyeri yang sering muncul pada pasien post operasi menandakan kurangnya
pengetahuan pasien ataupun keluarga untuk menanggulangi atau kiat-kiat untuk
mangatasi atau mengontrol nyeri. Hal ini perlu diperhatikan agar nyeri pasien
sedini mungkin dapat di kontrol atau di atasi untuk penyembuhan yang seoptimal
mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami tentang manajemen
nyeri pada luka post operasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
4. Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian nyeri.
b. Menyebutkan penyebab timbulnya nyeri.
c. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
d. Menyebutkan cara mengkaji persepsi nyeri.
e. Menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri pada luka post
operasi.
C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab
D. Media
Flip chart dan leaflet.
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Nyeri
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
3. Mengkaji Persepsi Nyeri
4. Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi
(Materi Terlampir)
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari nyeri?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri!
3. Sebutkan cara mengkaji persepsi nyeri!
4. Sebutkan cara-cara mengatasi nyeri pada luka post operasi!
5. G. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Hari/Tgl/Jam
Tahap Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan
Kegiatan Pasien dan
keluarga
Sabtu, 19 Juni
2010
Pukul 09.30 –
10.00 Wita
1. Pembukaan
(5 menit)
Mengucapkan salam.
Menyebutkan nama dan
asal.
Menjelaskan tujuan.
Mengkaji tingkat
pengetahuan Pasien dan
keluarga tentang nyeri.
Pasien dan keluarga
membalas salam.
Pasien dan keluarga
menerima kehadiran
mahasiswa dengan baik.
Pasien dan keluarga
memahami tujuan dengan
baik.
Pasien dan keluarga
berpartisipasi dalam
diskusi awal.
2. Inti
(20 menit)
Menjelaskan tentang
pengertian, faktor-faktor
yang mempengaruhi nyeri,
cara mengkaji persepsi
nyeri, cara-cara mengatasi
nyeri pada luka post
operasi.
Memberi kesempatan pada
pasien dan keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
Pasien dan keluarga
mendengarkan dan
memperhatikan dengan
baik.
Pasien dan keluarga
mengajukan pertanyaan.
3. Penutup
(5 menit)
Mengevaluasi tujuan
penyuluhan kesehatan.
Mengucapkan terima kasih
atas perhatian yang
diberikan dan memberi
salam penutup.
Pasien dan keluarga
mampu
menjawab/menjelaskan
kembali.
Pasien dan keluarga
membalas salam.
6. MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Nyeri
1. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006).
2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional (Alimul, 2006).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
1. Usia
Usia merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi nyeri
khususnya anak-anak dan lansia. Pada kognitif tidak mampu mengingat
penjelasan tentang nyeri atau mengasosiasikan nyeri sebagai pengalaman
yang dapat terjadi di berbagai situasi. Nyeri bukan merupakan bagian dari
proses penuaan yang tidak dapat dihindari, karena lansia telah hidup lebih
lama mereka kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi patologis
yang menyertai nyeri. Kemampuan klien lansia untuk menginterpretasikan
nyeri dapat mengalami komplikasi dengan keadaan berbagai penyakit
disertai gejala samar-samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang
sama.
2. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
berespon terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjaadi subjek
penelitian yang melibatkan pria dan wanita. Akan tetapi toleransi terhadap
nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang
unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin.
3. Kebudayaan
7. Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Ada perbedaan makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri
dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman
tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat dalam
merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami
nyeri.
4. Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Individu akan
mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut
memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan dan tantangan. Misalnya
seorang wanita yang bersalin akan mempersepsikan nyeri berbeda dengan
seorang wanita yang mengalami nyeri akibat cedera karena pukulan
pasangannya.
5. Perhatian
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
sedangkan upaya pengalihan atau distraksi dihubungkan dengan respon
nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep yang
perawat terapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri seperti
relaksasi, teknik imajinasi terbimbing dan massage. Dengan memfokuskan
perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka perawaat
menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer.
6. Ansietas
Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan perasaaan ansietas. Individu yang sehat secara emosional
biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat daripada
individu yang memiliki status emosional yang kurang stabil. Klien yang
mengalami cedera atau menderita penyakit kritis, sering kali mengalami
kesulitan mengontrol lingkungan dan perawatan diri dapat menimbulkan
tingkat ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak kunjung hilang sering kali
menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian.
8. 7. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.
Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahkan
dapat terasa lebh berat. Nyeri seringkali lebih berkurang setelah individu
mengalami suatu periode tiddur yang lelap dibanding pada akhir hari yang
melelahkan
8. Pengalaman Sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut
akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.
Apabila seorang klien tidak pernah mengalami nyeri maka persepsi
pertama nyeri dapat mengganggu koping terhadap nyeri.
9. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat merasa
kesepian. Apabila klien mengalami nyeri di keadaan perawatan kesehatan,
seperti di rumah sakit klien merasa tidak berdaya dengan rasa sepi itu. Hal
yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan kontrol terhadap
lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan, baik
sebagian maupun keseluruhan/total.
10. Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran
orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.
Individuu dari kelompok sosial budaya yang berbeda memiliki harapan
yang berbeda tentang orang tempat mereka menumpahkan keluhan tentang
nyeri.
C. Mengkaji Persepsi Nyeri
Alat – alat pengkajian nyeri dapat digunakan untuk mengkaji persepsi
nyeri seseorang. Agar alat – alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat, alat
tersebut harus memenuhi kriteria berikut :
9. 1. Mudah dimengerti dan digunakan
2. Memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien
3. Mudah dinilai
4. Sensitif terhadap perubahan kecil terhadap intensitas nyeri
Deskripsi verbal tentang nyeri
Individu merupakan penilai terbaik dari nyerinya yang dialaminya dan
karenannya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya.
Informasi yang diperlukan harus menggambarkan nyeri individual dalam
beberapa cara antara lain :
1. Intensitas nyeri
Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala
verbal ( misalnya tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat
hebat ; atau 0-10 : 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat )
2. Karakteristik nyeri, termasuk letak (untuk area dimana nyeri pada
berbagai organ), durasi (menit,jam,hari,bulan), irama (terus menerus,
hilang timbul,periode bertambah dan berkurangnya intensitas atau
keberadaan dari nyeri), dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, seperti
terbakar, sakit, nyeri seperti digencet)
3. Faktor-faktor yang meredakan nyeri (misalnya gerakan, kurang
bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas) dan apa
yang dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyerinya.
4. Efek nyeri terhadap aktifitas kehidupan sehari- hari (misalnya tidur,
nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik,
bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai). Nyeri akut sering berkaitan
dengan ansietas dan nyeri kronis dengan depresi.
5. Kekhawatiran individu tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai
masalah yang luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh
terhadap peran dan perubahan citra diri.
6. Skala analogi visual (VAS). Skala analogi visual sangat berguna
dalam mengkaji intensitas nyeri. Skala tersebut adalah berbentuk
garis horizontal sepanjang 10 cm, dan ujungnya mengindikasikan
10. nyeri yang berat. Pasien diminta untuk menunjuk titik pada garis
yang menunjukan letak nyeri terjadi disepanjang rentang tersebut.
Ujung kiri biasanya menandakan ‘tidak ada’ atau ‘tidak nyeri’
sedangkan ujung kanan biasa menandakan ‘berat’ atau ‘nyeri yang
paling buruk’ untuk menilai hasil,sebuah penggaris diletakkan
disepanjang garisdan jarak yang dibuat pasien pada garis dari ‘tidak
ada nyeri’ diukur dan ditulis dalam centimeter.
D. Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri
a. Ketidakpercayaan
Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat
mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal,
mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri
pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji rasa
nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyeri.
b. Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan
mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien
bahwa nyeri yang dialami bersifat individual dan hanya pasien yang
tahu secara pasti tentang nyerinya.
c. Ketakutan
Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan pasien
dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana
mereka menangani nyeri.
d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya,
kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang
cukup.
e. Kebosanan
11. Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri
dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa
teknik pengalih perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat
secara perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik,
membayangkan hal-hal yang menyenangkan, dan sebagainya.
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti:
a. Teknik latihan pengalihan
Menonton TV
Berbincang-bincang dengan orang lain
Mendengarkan musik
b. Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas
Mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara
perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung,
serta mengulangi hal yang sama sambil berkonsentrasi hingga
didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks.
c. Stimulasi kulit
Menggosok secara halus pada daerah nyeri
Menggosok punggung
Menggunakan air hangat dan dingin
Memijat dengan air mengalir
3. Pemberian analgetik, yang dilakukan mengganggu atau memblok
transmisi stimulasi agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgetiknya adalah narkotika
dan bukan narkotika. Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan
tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti
respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling banyak dikenal di
masyarakat adalah Aspirin, Asetaminofen, dan bahan antiinflamasi non
steroid. Golongan Aspirin (Asetysalicylic acid) digunakan untuk
12. memblok rangsangan pada sentral dan perifer, kemungkinan menghambat
sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan
efek puncak obat sekitar 1-2 hours. Aspirin juga menghambat agregasi
trombosit dan antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat
meningkatkan waktu perdarahan dan protombin jika diberikan dalam
dosis yang besar. Golongan Asetaminofen sama dengan Aspirin, tetapi
tidak menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis Non Steroid
Anti Inflammatory Drugs (NSAID), juga dapat menghambat
prostaglandin dan dosis yang rendah dapat berfungsi sebagai analgetik.
Kelompok obat ini meliputi Ibuprofen, Mefenamic acid, Fenoprofen,
Naprofen, Zomepirac dan lainnya.
4. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan menghambat atau mengubah
stimulasi nyeri yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode
stimulus listrik meliputi:
Transcutaneus electrical stimulator (TENS) digunakan untuk
mengontrol stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan
menempatkan beberapa electrode di luar.
Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat
stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan di
bawah kulit dengan transistor timah penerima yang dimasukkan ke
dalam kulit pada daerah epidural dan kolumna vertebrae.
Stimulator kolumna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat
penerima transistor dicangkok melalui kantong kulit intra klavikula
atau abdomen, yaitu electrode ditanam melalui pembedahan pada
dorsum sumsum tulang belakang.
5. Terapi Relaksasi yang bias diterapkan
Terapi atau tekhnik nafas dalam guna mengurangi atau
mengontrol rasa nyeri yang di rasa datang tiba-tiba.
Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan focus bukan
pada rasa nyeri, melainkan pada fokus yang lain seperti
13. berbincang-bincang, menonton televise, mendengarkan musik,
atau hal lain sehingga dapat mengalihkan perhatian dari nyeri.
Tekhnik pemijitan atau pengurutan secara halus pada bagian yang
dirasa nyeri, dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar
area luka yang di rasa nyeri dengan sentuhan lembut.