SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
TUGAS : KGD
DOSEN : Ns. Fitri Ningsih, S.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISSTEM
MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI”

Disusun Oleh :
Kelompok II
LA GOLO
SAMNIA
ANDRIADIN SURADI
HASRAT
SUHERMAN
WA ODE JALIA
LA SARI
RAHMAN RAHIM
ELIAS
ZAINAL

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
2013

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
BAB I

: PENDAHULUAN

A. Latar belakang …………………………………………….............
B. Rumusan Masalah……………………………………....................
C. Tujuan …………………………………………............................
D. Manfaat………………………………………………...................
BAB II : PEMBAHASAN
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian ………………………………………………......
B. Etiologi..............................……………………………….....
C. Patofisiologi……………………………………………… ...
D. Manifestasi Klinis……………………………………….......
E. Komplikasi ............................................................................
F. Penyimpangan KDM……………………………….............
G. Pemeriksaan Penunjang..........................................................
H. Terapi .....................................................................................
2. KONSEP ASKEP
A. Pengkajian ……………………………………..………........
B. Diagnosa………………………………………………….....
C. Perencanaan……………………………………………........
D. Implementasi ..........................................................................
E. Evaluasi ..................................................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………........
B. Saran……………………………………………….…….........
DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah „‟ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun
askep

ini

membahas

mengenai

ASKEP PADA

KLIEN

DENGAN

GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI”.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini.
Penyusun

menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat

banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan
penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta
saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi
generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan
banyak terima kasih.

Raha,

Oktober 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka
mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain:
sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami
dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan
gampang dislokasi lagi.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang
disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma,
tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun
askep ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep pada Klien
dengan Dislokasi”.
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan
askep ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan
mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik
penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang
digunakan.

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. KONSEP PENYAKIT
1.

Pengertian

 Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak
lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi)
(Brunner&Suddarth)
 Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya,
dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
 Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah
tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku Ajar Ilmu
Bedah, hal 1138).
 Berdasakan defenisi para ahli diatas, maka dapat kami tarik kesimpulan
bahwa dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi).
2. Anatomi dan Fisiologi

Anterior

Posterior

a. Histologi Tulang
Secara histologinya, pertumbuhan tulang di bagi dalam 2 jenis
(Arif Musstaqin, 2008) yaitu

5
1) Tulang imatur, terbentuk pada perkembangan emrional dan tidak terlihat
lagi pada usia satu tahun. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen.
2) Tulang matur, ada 2 jenis yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular.
b. Komponen Penyusun Tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas tiga jenis sel :
1) Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan
proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu
proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan
osteoid, osteoblas menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang
memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke
dalam matriks tulang. Sebagai fosfatase dari alkali akan memasuki aliran
darah sehingga kadar fosfatase alkali dalam darah dapat menjadi indicator
yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah
tulang.
2) Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
3) Osteoklas adalah sel besar yang berinti banyak yang memungkinkan
mineral dan matriks tulang diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan
osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan proteolitik yang
memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang
sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah (Arif
Mustaqqin, 2008).
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberikan
perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung dan paru.
Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga
struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh

6
bergerak, matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium dan flor.
Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat dalam tulang, sumsum tulang
merah yang terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah
dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis. Kontraksi otot
menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas
untuk mempertahankan temperatur tubuh (Brunner & suddarth, 2002).
c. Fungsi Utama Tulang
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai
fungsi utama yaitu :
1) Membentuk rangka badan
2) Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
3) Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alatalat dalam (seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru-paru).
4) Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium, dan
garam.
5) Ruang ditengah tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai fungsi
tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoletik untuk memproduksi sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Arif Mustaqqin, 2008).

Patofisiologi dari fraktur dapat dilihat pada diagram berikut :

7
fraktur
Rudapaksa atau trauma
berat

Penyakit
(Osteoporosis)

Luka terbuka
Terputusnya kontinuitas jaringan
Nyeri saat pergerakan
Enggan untuk bergerak

Adanya Hubungan
dengan dunia luar

Kerusakan mobilitas Fisik
Mobilisasi sekret terganggu

Organisme merugikan
mudah masuk

Resiko infeksi

Kerusakan pertukaran gas
Tirah baring yang
cukup lama

Penekanan yang
terlalu lama

Cedera vaskuler,
pembentukan trombus
Sirkulasi darah terganggu

Retensi faeces

Oedema

Disfungsi
Neurovaskuler

dalam colon

Nyeri dihantarkan
melalui Serabut Adelta dan
Sumsum tulang
belakang
Serabut saraf aferen
Spinal melalui sinap
pada dorsal root dan
sinap pada dorsal horn
Spinal assenden
(STT/SRT)
Thalamus

Pemenuhan nutrisi dan O2
ke jaringan menurun

Perubahan aliran darah

Perubahan membran
Alveolar (kapiler)

Bising usus menurun

Merangsang nociceptor
sekitar untuk
mengeluarka histamin,
bradikinin,
prostaglandin

Kortek Serebri

Cairan faeces direabsorpsi
oleh colon
Ischemia

faeces kering

Timbul Nyeri
Merangsang RAS di
Hipothalamus

REM Menururn

Terjaga
edema paru

Kerusakan

Konstipasi
Nekrosis jaringan
↓

Dekubitus
Ancaman integritas
Stressor

Cemas

8
3. Klasifikasi Dislokasi
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami
stress

berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena

mengalami pengerasan)
4. Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi,
diantaranya
a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
b. Trauma akibat kecelakaan
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi di sekitar sendi
5. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan
congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan
stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi
dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur
sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan
timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan
panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi
kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan
cara dibidai.

9
6. Manifestasi Klinis
 Nyeri
 Perubahan kontur sendi
 Perubahan panjang ekstremitas
 Kehilangan mobilitas normal
 Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
 Deformitas
 Kekakuan

7. Komplikasi
 Dini
1). Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat
mengkerutkan otot
mati
2).Cedera

deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang

rasa
pembuluh

pada
darah

:

otot
Arteri

aksilla

tesebut
dapat

rusak

3). Fraktur disloksi
 Komplikasi lanjut
1. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40
tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis
membatasi abduksi.
2. Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau
kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
3. Kelemahan otot
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto X-ray
Untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur
2. Foto rontgen
Menentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi
3. Pemeriksaan radiologi
Tampak tulang lepas dari sendi

10
4. Pemeriksaan laboratorium
9. Penatalaksanaan :
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat.
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 34X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
5. Memberikan

kenyamanan

dan

melindungi

sendi

selama

masa

penyembuhan

11
BAB III
KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
 Identitas Klien meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan alamat.
 Identitas penanggung jawab
Nama, umur. jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, hub. dengan klien, dan alamat

b.Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
-

Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat
penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit.

Keluhan utama : Nyeri
Riwayat keluhan utama
P

: nyeri

Q

: seperti tertekan benda berat

R

: pada sendi

S

: 7 (0-10)

T

: pada saat beraktivitas

Riwayat kesehatan dahulu
-

Kaji apakah klien pernah menderita riwayat

penyakit

yang sama

sebelumnya.
-

Riwayat pemakaian obat-obatan

a. Pengkajian primer
1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi

12
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal
Distress pernapasan
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Pingsan
berkeringat banyak
Reaksi emosi yang kuat
Pusing, mata berkunang – kunang
Triase : Hijau

b. Pengkajian Sekunder
a. Pemeriksaan Fisik
a. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang
mengalami dislokasi
b. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami
dislokasi
c. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
d. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi
b. pengkajian psikososial
Kaji bagaimana

pola interaksi klien terhadap orang – orang

disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter,
maupun dengan perawat.
c. pemeriksaan penunjang

13
pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan kimia darah, hitung sel
darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, hitung trombosit,
urinalisasi,dan penentuan gula darh, BUM dan elektrolit
Klasifikasi Data
 Data subjektif
Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas
Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat
Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi
Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi
Klien mengatakan sangat lemas
Klien bertanya-tanya tentang keadaannya
Klien mengatakan susah bergerak
Klien mengatakan cemas
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya
 Data objektif
Klien nampak lemas
Wajah nampak meringis
Keterbatasan mobilitas
Skala nyeri 3 (0-5)
Klien nampak cemas
Analisa Data
Symptom

Etiologi

DS :

Adanya trauma
Klien

mengatakan

nyeri

Problem
Nyeri

apabila

beraktivitas
Klien

mengatakan

nyeri seperti ditekan

Pergeseran frakmen tulang
Terputusnya kontinuitas
tulang
Nyeri

benda berat
Klien

mengatakan

14
adanya nyeri pada
sendi
DO :
Wajah
meringis

Nampak

Skala nyeri 3 (0-5)
Pembengkakan local

DS :

Adanya trauma

Gangguan mobilitas
fisik

Klien

mengatakan

sangat lemas
Klien

mengatakan

Pergeseran frakmen tulang

susah bergerak
Klien

mengatakan

terjadi kekauan pada
sendi

Terputusnya kontinuitas
tulang

DO :
Klien nampak lemas

Nyeri

Keterbatasan
mobilitas
Kerusakan mobilitas fisik
DS :

Kurang terpaparnya

Ansietas

informasi
Klien bertanya-tanya
tentang penyakitnya
DO :

Kurang pengetahuan
Klien nampak cemas
Ansietas

15
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas
- Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat
- Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi
DO : - Wajah nampak meringis
- Skala nyeri 3 (0-5)
- Pembengkakan local
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cidera jaringan sekitar sendi,
ditandai dengan:
DS : - Klien mengatakan sangat lemas
- Klien mengatakan susah bergerak
- Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi
DO : - Klien nampak lemas
- Keterbatasan mobilitas
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan:
DS : - Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
DO : - Klien nampak cemas

3. RENCANA KEPERAWATAN
No

Rencana Keperawatan
Tujuan

1.

Intervensi

Rasional

 Kaji lokasi dan skala nyeri

 Untuk menentukan rencana

Tupan:
Setelah
tindakan

diberiakn
keperawatan

16
selama 7 hari nyeri
teratasi.

yang tepat
 Observasi TTV



Tupen:
diberikan

 Ajarkan tekhnik distraksi

keperawatan

dan relaksasi



dengan



Berika

obat

analgesic

 Membantu

sesuai indikasi

kriteria hasil:
Klien

mengalihkan

terfokus pada nyeri.

berangsur-angsur
membaik

Untuk

perhatian agar pasien tidak

selama 3 hari nyeri



mengetahui

perkembangan pasien

Setelah
tindakan

Untuk

mengurangi

nyeri.

mengatakan

nyerinya berkurang
 Ekspresi wajah tenang
2.

Tupan:
diberiakn  Kaji kembali kemampuan  Mengidentifikasi masalah

Setelah
tindakan

keperawatan

dan

keadaan

secara

selama 5 hari kerusakan
mobilitas fisik teratasi.

utama terjadinya gangguan

fungsional pada kerusakan
yang terjadi.

 Monitor fungsi motorik dan  Menentukan

Tupen:

sensorik setiap hari

Setelah

diberikan

tindakan

keperawatan 

selama 2 hari kerusakan
mobilitas

fisik

berangsur-angsur
membaik

dengan

Pasien
melakukan
kembali

Lakukan

latihan

kemampuan

mobilisasi
ROM 

secara pasif.

Mencegah

terjadinya

kontraktur.

 Ganti posisi tiap 2 jam  Penekanan
sekali

terus-menerus

menimbulkan dekubitus.

 Observasi keadaan kulit

kriteria hasil:


mobilitas fisik.



Mencegah

secara

dini

dekubitus.

dapat

aktivitas  Berikan perawatan kulit  Meningkatkan sirkulasi dan
elastisitas
kulit
dan
dengan cermat seperti



Dapat
mempertahankan

massage

dan

memberi

menurunkan dekubitus.

pelembab ganti linen atau

17
gerakan sendi secara
maksimal

pakaian yang basah.
 Koordinasikan

aktivitas

dengan ahli physioterapi.



Kolaborasi

penanganan

physiotherapy.

3.

Tupan:
Setelah
tindakan

diberikan



Observasi

tingkat



kecemasan keluarga

keperawatan

Tupen:

tindakan

Beri

kesempatan

keluarga





Membuat keluarga lebih
memahami

tentang

Beri penjelasan tentang
penyakit

teratasi

rencana

tentang

kondisi klien

penyakit klien

keperawatan

berangsur-angsur

pada
untuk

mendiskusikan

diberikan

selama 1 hari ansietas

keluarga

klien

pada



Menambah pengetahuan
keluarga, sehingga
mengurangi ansietas

kriteria:
- Klien

untuk

tindakan selanjutnya


Setelah

dasar

menentukan

selama 5 hari ansietas
teratasi

Sebagai

memahami

penyakitnya

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Dislokasi disebabkan oleh
1. Tidak diketahui
2. Faktor predisposisi
a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
b. Trauma akibat kecelakaan.
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi disekitar sendi.
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena
kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya
membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan KawanKawan, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.

Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care,
edisiketiga, Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati,
SKp. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000.
Satriaperwira. Wordpress. com/dislokasi

20

More Related Content

What's hot

Biologi - Jenis tulang
Biologi - Jenis tulangBiologi - Jenis tulang
Biologi - Jenis tulangAnisa Fitri
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaAan Khoirudin
 
Rpp sistem gerak manusia 3 jp
Rpp sistem gerak manusia 3 jpRpp sistem gerak manusia 3 jp
Rpp sistem gerak manusia 3 jpyoga hariss
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIASISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIAAmanina Syahida
 
Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2Dirga Januar
 
Modul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk Hidup
Modul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk HidupModul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk Hidup
Modul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk HidupUNESA
 
Soal ipa kelas 8
Soal ipa kelas 8Soal ipa kelas 8
Soal ipa kelas 8raizin
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiauqik
 

What's hot (20)

Lks sistem gerak manusia
Lks sistem gerak manusiaLks sistem gerak manusia
Lks sistem gerak manusia
 
Biologi - Jenis tulang
Biologi - Jenis tulangBiologi - Jenis tulang
Biologi - Jenis tulang
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Rpp sistem gerak manusia 3 jp
Rpp sistem gerak manusia 3 jpRpp sistem gerak manusia 3 jp
Rpp sistem gerak manusia 3 jp
 
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIASISTEM GERAK PADA MANUSIA
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
 
Sistem Gerak
Sistem Gerak Sistem Gerak
Sistem Gerak
 
Sistem gerak manusia
Sistem gerak manusiaSistem gerak manusia
Sistem gerak manusia
 
27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Soal
SoalSoal
Soal
 
Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2Pengantar Anatomi Veterinary 2
Pengantar Anatomi Veterinary 2
 
CONTOH Makalah UAP WAHYU BUDI P
CONTOH Makalah UAP WAHYU BUDI PCONTOH Makalah UAP WAHYU BUDI P
CONTOH Makalah UAP WAHYU BUDI P
 
Lks
LksLks
Lks
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Rangka Manusia
Rangka ManusiaRangka Manusia
Rangka Manusia
 
Ict kelompok 1 iv e
Ict kelompok 1  iv eIct kelompok 1  iv e
Ict kelompok 1 iv e
 
Modul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk Hidup
Modul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk HidupModul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk Hidup
Modul Pembelajaran: Sistem Gerak Makhluk Hidup
 
Soal ipa kelas 8
Soal ipa kelas 8Soal ipa kelas 8
Soal ipa kelas 8
 
Tulang sapi
Tulang sapiTulang sapi
Tulang sapi
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 

Similar to Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA

Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"elfanidamayanti1
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptPendidikanAnestesi
 
Anatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.pptAnatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.ppttitin639524
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletaltarmizitaher
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletaltarmizitaher
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxDekaMuliya1
 
Sistem gerak-pada-manusia
Sistem gerak-pada-manusiaSistem gerak-pada-manusia
Sistem gerak-pada-manusiaKhamdani HS
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSupriadi_usm
 
Organisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaOrganisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaSulistia Rini
 
Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy Jayanti
 
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptxBAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptxfeby199910
 
Bahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada ManusiaBahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada ManusiaArinta Winsi
 
Biologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem MuskuloskeletalBiologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem MuskuloskeletalRamadhani Sardiman
 

Similar to Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA (20)

Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
Laporan Hasil DKK Kelompok 3 B7M3 "Molekuler Osteoblast dan Osteoclast"
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
Sistem muskuloskeletal(direk) AKBID PARAMATA RAHA
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
 
Muskuloskletal
MuskuloskletalMuskuloskletal
Muskuloskletal
 
Anatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.pptAnatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.ppt
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
 
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal3. fisiologi sistem muskulo skeletal
3. fisiologi sistem muskulo skeletal
 
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletalKul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
Kul anatomi fisiologi-muskuloskeletal
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
 
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptxBab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
Bab 3 Sistem Gerak Manusia.pptx
 
Sistem gerak-pada-manusia
Sistem gerak-pada-manusiaSistem gerak-pada-manusia
Sistem gerak-pada-manusia
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
Organisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangkaOrganisasi sistem rangka
Organisasi sistem rangka
 
Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)Windy dwi jayanti (1113016100048)
Windy dwi jayanti (1113016100048)
 
Rpp otot k13 PPL FISIKA UNNES 2015
Rpp otot k13 PPL FISIKA UNNES 2015 Rpp otot k13 PPL FISIKA UNNES 2015
Rpp otot k13 PPL FISIKA UNNES 2015
 
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptxBAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA.pptx
 
Bahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada ManusiaBahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
Bahan Ajar Sistem Gerak pada Manusia
 
SISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIASISTEM GERAK MANUSIA
SISTEM GERAK MANUSIA
 
Biologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem MuskuloskeletalBiologi - Sistem Muskuloskeletal
Biologi - Sistem Muskuloskeletal
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. TUGAS : KGD DOSEN : Ns. Fitri Ningsih, S.Kep ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISSTEM MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI” Disusun Oleh : Kelompok II LA GOLO SAMNIA ANDRIADIN SURADI HASRAT SUHERMAN WA ODE JALIA LA SARI RAHMAN RAHIM ELIAS ZAINAL PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN 2013 1
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang ……………………………………………............. B. Rumusan Masalah…………………………………….................... C. Tujuan …………………………………………............................ D. Manfaat………………………………………………................... BAB II : PEMBAHASAN 1. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian ………………………………………………...... B. Etiologi..............................………………………………..... C. Patofisiologi……………………………………………… ... D. Manifestasi Klinis………………………………………....... E. Komplikasi ............................................................................ F. Penyimpangan KDM………………………………............. G. Pemeriksaan Penunjang.......................................................... H. Terapi ..................................................................................... 2. KONSEP ASKEP A. Pengkajian ……………………………………..………........ B. Diagnosa…………………………………………………..... C. Perencanaan……………………………………………........ D. Implementasi .......................................................................... E. Evaluasi .................................................................................. BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………........ B. Saran……………………………………………….……......... DAFTAR PUSTAKA 2
  • 3. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL “DISLOKASI”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, Oktober 2013 Penyusun BAB I PENDAHULUAN 3
  • 4. A. Latar Belakang Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai “Askep pada Klien dengan Dislokasi”. C. Metode Penulisan Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini, penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan. BAB II PEMBAHASAN 4
  • 5. A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian  Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth)  Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)  Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).  Berdasakan defenisi para ahli diatas, maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). 2. Anatomi dan Fisiologi Anterior Posterior a. Histologi Tulang Secara histologinya, pertumbuhan tulang di bagi dalam 2 jenis (Arif Musstaqin, 2008) yaitu 5
  • 6. 1) Tulang imatur, terbentuk pada perkembangan emrional dan tidak terlihat lagi pada usia satu tahun. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen. 2) Tulang matur, ada 2 jenis yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular. b. Komponen Penyusun Tulang Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas tiga jenis sel : 1) Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagai fosfatase dari alkali akan memasuki aliran darah sehingga kadar fosfatase alkali dalam darah dapat menjadi indicator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang. 2) Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. 3) Osteoklas adalah sel besar yang berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel ini menghasilkan proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah (Arif Mustaqqin, 2008). Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh 6
  • 7. bergerak, matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium dan flor. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat dalam tulang, sumsum tulang merah yang terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis. Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan temperatur tubuh (Brunner & suddarth, 2002). c. Fungsi Utama Tulang Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai fungsi utama yaitu : 1) Membentuk rangka badan 2) Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot 3) Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alatalat dalam (seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru-paru). 4) Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium, dan garam. 5) Ruang ditengah tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai fungsi tambahan lain, yaitu sebagai jaringan hemopoletik untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Arif Mustaqqin, 2008). Patofisiologi dari fraktur dapat dilihat pada diagram berikut : 7
  • 8. fraktur Rudapaksa atau trauma berat Penyakit (Osteoporosis) Luka terbuka Terputusnya kontinuitas jaringan Nyeri saat pergerakan Enggan untuk bergerak Adanya Hubungan dengan dunia luar Kerusakan mobilitas Fisik Mobilisasi sekret terganggu Organisme merugikan mudah masuk Resiko infeksi Kerusakan pertukaran gas Tirah baring yang cukup lama Penekanan yang terlalu lama Cedera vaskuler, pembentukan trombus Sirkulasi darah terganggu Retensi faeces Oedema Disfungsi Neurovaskuler dalam colon Nyeri dihantarkan melalui Serabut Adelta dan Sumsum tulang belakang Serabut saraf aferen Spinal melalui sinap pada dorsal root dan sinap pada dorsal horn Spinal assenden (STT/SRT) Thalamus Pemenuhan nutrisi dan O2 ke jaringan menurun Perubahan aliran darah Perubahan membran Alveolar (kapiler) Bising usus menurun Merangsang nociceptor sekitar untuk mengeluarka histamin, bradikinin, prostaglandin Kortek Serebri Cairan faeces direabsorpsi oleh colon Ischemia faeces kering Timbul Nyeri Merangsang RAS di Hipothalamus REM Menururn Terjaga edema paru Kerusakan Konstipasi Nekrosis jaringan ↓ Dekubitus Ancaman integritas Stressor Cemas 8
  • 9. 3. Klasifikasi Dislokasi 1. Dislokasi congenital Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. 2. Dislokasi patologik Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. 3. Dislokasi traumatic Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan) 4. Etiologi Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir b. Trauma akibat kecelakaan c. Trauma akibat pembedahan ortopedi d. Terjadi infeksi di sekitar sendi 5. Patofisiologi Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai. 9
  • 10. 6. Manifestasi Klinis  Nyeri  Perubahan kontur sendi  Perubahan panjang ekstremitas  Kehilangan mobilitas normal  Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi  Deformitas  Kekakuan 7. Komplikasi  Dini 1). Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot mati 2).Cedera deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang rasa pembuluh pada darah : otot Arteri aksilla tesebut dapat rusak 3). Fraktur disloksi  Komplikasi lanjut 1. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi. 2. Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid 3. Kelemahan otot 8. Pemeriksaan Diagnostik 1. Foto X-ray Untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur 2. Foto rontgen Menentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi 3. Pemeriksaan radiologi Tampak tulang lepas dari sendi 10
  • 11. 4. Pemeriksaan laboratorium 9. Penatalaksanaan : 1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat. 2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi. 3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil. 4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 34X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi 5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan 11
  • 12. BAB III KONSEP ASKEP 1. PENGKAJIAN a. Biodata  Identitas Klien meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Nama, umur. jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, hub. dengan klien, dan alamat b.Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : Nyeri Riwayat keluhan utama P : nyeri Q : seperti tertekan benda berat R : pada sendi S : 7 (0-10) T : pada saat beraktivitas Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Riwayat pemakaian obat-obatan a. Pengkajian primer 1) Airway Jalan napas bersih Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi 12
  • 13. Tidak ada jejas badan daerah dada 2) Breathing Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal Distress pernapasan Kelemahan otot pernapasan Kesulitan bernapas : sianosis 3) Circulation Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia Sakit kepala Pingsan berkeringat banyak Reaksi emosi yang kuat Pusing, mata berkunang – kunang Triase : Hijau b. Pengkajian Sekunder a. Pemeriksaan Fisik a. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi b. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi c. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi d. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi b. pengkajian psikososial Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat. c. pemeriksaan penunjang 13
  • 14. pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan kimia darah, hitung sel darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, hitung trombosit, urinalisasi,dan penentuan gula darh, BUM dan elektrolit Klasifikasi Data  Data subjektif Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi Klien mengatakan sangat lemas Klien bertanya-tanya tentang keadaannya Klien mengatakan susah bergerak Klien mengatakan cemas Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya  Data objektif Klien nampak lemas Wajah nampak meringis Keterbatasan mobilitas Skala nyeri 3 (0-5) Klien nampak cemas Analisa Data Symptom Etiologi DS : Adanya trauma Klien mengatakan nyeri Problem Nyeri apabila beraktivitas Klien mengatakan nyeri seperti ditekan Pergeseran frakmen tulang Terputusnya kontinuitas tulang Nyeri benda berat Klien mengatakan 14
  • 15. adanya nyeri pada sendi DO : Wajah meringis Nampak Skala nyeri 3 (0-5) Pembengkakan local DS : Adanya trauma Gangguan mobilitas fisik Klien mengatakan sangat lemas Klien mengatakan Pergeseran frakmen tulang susah bergerak Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi Terputusnya kontinuitas tulang DO : Klien nampak lemas Nyeri Keterbatasan mobilitas Kerusakan mobilitas fisik DS : Kurang terpaparnya Ansietas informasi Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya DO : Kurang pengetahuan Klien nampak cemas Ansietas 15
  • 16. 2. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan : DS : - Klien mengatakan nyeri apabila beraktivitas - Klien mengatakan nyeri seperti ditekan benda berat - Klien mengatakan adanya nyeri pada sendi DO : - Wajah nampak meringis - Skala nyeri 3 (0-5) - Pembengkakan local 2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan cidera jaringan sekitar sendi, ditandai dengan: DS : - Klien mengatakan sangat lemas - Klien mengatakan susah bergerak - Klien mengatakan terjadi kekauan pada sendi DO : - Klien nampak lemas - Keterbatasan mobilitas 3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan: DS : - Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya DO : - Klien nampak cemas 3. RENCANA KEPERAWATAN No Rencana Keperawatan Tujuan 1. Intervensi Rasional  Kaji lokasi dan skala nyeri  Untuk menentukan rencana Tupan: Setelah tindakan diberiakn keperawatan 16
  • 17. selama 7 hari nyeri teratasi. yang tepat  Observasi TTV  Tupen: diberikan  Ajarkan tekhnik distraksi keperawatan dan relaksasi  dengan  Berika obat analgesic  Membantu sesuai indikasi kriteria hasil: Klien mengalihkan terfokus pada nyeri. berangsur-angsur membaik Untuk perhatian agar pasien tidak selama 3 hari nyeri  mengetahui perkembangan pasien Setelah tindakan Untuk mengurangi nyeri. mengatakan nyerinya berkurang  Ekspresi wajah tenang 2. Tupan: diberiakn  Kaji kembali kemampuan  Mengidentifikasi masalah Setelah tindakan keperawatan dan keadaan secara selama 5 hari kerusakan mobilitas fisik teratasi. utama terjadinya gangguan fungsional pada kerusakan yang terjadi.  Monitor fungsi motorik dan  Menentukan Tupen: sensorik setiap hari Setelah diberikan tindakan keperawatan  selama 2 hari kerusakan mobilitas fisik berangsur-angsur membaik dengan Pasien melakukan kembali Lakukan latihan kemampuan mobilisasi ROM  secara pasif. Mencegah terjadinya kontraktur.  Ganti posisi tiap 2 jam  Penekanan sekali terus-menerus menimbulkan dekubitus.  Observasi keadaan kulit kriteria hasil:  mobilitas fisik.  Mencegah secara dini dekubitus. dapat aktivitas  Berikan perawatan kulit  Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan dengan cermat seperti  Dapat mempertahankan massage dan memberi menurunkan dekubitus. pelembab ganti linen atau 17
  • 18. gerakan sendi secara maksimal pakaian yang basah.  Koordinasikan aktivitas dengan ahli physioterapi.  Kolaborasi penanganan physiotherapy. 3. Tupan: Setelah tindakan diberikan  Observasi tingkat  kecemasan keluarga keperawatan Tupen: tindakan Beri kesempatan keluarga   Membuat keluarga lebih memahami tentang Beri penjelasan tentang penyakit teratasi rencana tentang kondisi klien penyakit klien keperawatan berangsur-angsur pada untuk mendiskusikan diberikan selama 1 hari ansietas keluarga klien pada  Menambah pengetahuan keluarga, sehingga mengurangi ansietas kriteria: - Klien untuk tindakan selanjutnya  Setelah dasar menentukan selama 5 hari ansietas teratasi Sebagai memahami penyakitnya 18
  • 19. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Dislokasi disebabkan oleh 1. Tidak diketahui 2. Faktor predisposisi a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir. b. Trauma akibat kecelakaan. c. Trauma akibat pembedahan ortopedi d. Terjadi infeksi disekitar sendi. B. Saran Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya. 19
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan KawanKawan, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982. Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga, Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000. Satriaperwira. Wordpress. com/dislokasi 20