SlideShare a Scribd company logo
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Pendahuluan

Penyakit Buerger (Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit
oklusi pembuluh darah perifer yang lebih sering terjadi di Asia
dibandingkan di Negara-negara barat. Penyakit ini merupakan penyakit
idiopatik, kemungkinan merupakan kelainan pembuluh darah karena
autoimmune, panangitis yang hasil akhirnya menyebabkan stenosis dan
oklusi pada pembuluh darah.

Laporan pertama kasus Tromboangitis Obliterans telah dijelaskan
di Jerman oleh von Winiwarter pada tahun 1879 dalam artikel yang
berjudul “A strange form of endarteritis and endophlebitis with gangrene of
the feet”. Kurang lebih sekitar seperempat abad kemudian, di Brookline
New York, Leo Buerger mempublikasikan penjelasan yang lebih lengkap
tentang penyakit ini dimana ia lebih memfokuskan pada gambaran klinis
dari Tromboangitis Obliterans sebagai “presenile spontaneous gangrene”.

Hampir 100% kasus Tromboangitis Obliterans (kadang disebut
Tromboarteritis Obliterans) atau penyakit Winiwarter Buerger menyerang
perokok pada usia dewasa muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea,
Jepang, Indonesia, India dan Negara lain di Asia Selatan, Asia tenggara
dan Asia Timur.
Prevalensi penyakit Buerger di Amerika Serikat telah menurun
selama separuh dekade terakhir, hal ini tentunya disebabkan menurunnya
jumlah perokok, dan juga dikarenakan kriteria diagnosis yang lebih baik.
Pada tahun 1947, prevalensi penyakit ini di Amerika serikat sebanyak 104
kasus dari 100 ribu populasi manusia. Data terbaru, prevalensi pada
penyakit ini diperkirakan mencapai 12,6 - 20% kasus per 100.000
populasi.

Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang,
tetapi pada pasien penyakit ini yang terus merokok, 43% dari penderita
harus melakukan satu atau lebih amputasi pada 6-7 tahun kemudian. Data
terbaru, pada bulan Desember tahun 2004 yang dikeluarkan oleh CDC
publication, sebanyak 2002 kematian dilaporkan di Amerika Serikat
berdasarkan

penyebab

kematian,

bulan,

ras

dan

jenis

kelamin

(International Classification of Diseases, Tenth Revision, 1992), telah
dilaporkan total dari 9 kematian berhubungkan dengan Tromboangitis
Obliterans, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan
etnis putih dan hitam adalah 8:1.

B. Anatomi Pembuluh Darah

Pembuluh darah terdiri atas 3 jenis : arteri, vena, dan kapiler.
1. Arteri

Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai
jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil,
diameternya kurang dari 0,1 mm, dinamakan arteriol. Persatuan
cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis. Pada arteri tidak
terdapat katup.

End arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabangcabang terminalnya tidak mengadakan anastomosis dengan cabangcabang arteri yang memperdarahi daerah yang berdekatan. End arteri
fusngsional adalah pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya
mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang terminal arteri
yang berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk
mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah satu arteri tersumbat.

2. Vena

Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali
ke jantng; banyak vena mempunyai kutub. Vena yang terkecil
dinamakan venula. Vena yang lebih kecil atau cabang-cabangnya,
bersatu membentuk vena yang lebih besar, yang seringkali bersatu
satu sama lain membentuk pleksus vena. Arteri profunda tipe sedang
sering diikuti oleh dua vena masing-masing pada sisi-sisinya, dan
dinamakan venae cominantes.
3. Kapiler

Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan
yang menghubungkan arteriol dengan venula. Pada beberapa daerah
tubuh, terutama pada ujung-ujung jari dan ibu jari, terdapat hubungan
langsung antara arteri dan vena tanpa diperantai kapiler. Tempat
hubungan seperti ini dinamakan anastomosis arteriovenosa.

Gambar 1. Anatomi pembuluh darah

C. Histologi Struktur Pembuluh Darah secara umum

Tunica intima. merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah.
Lapisan ini dibentuk terutama oleh sel endothel.

Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia,
disebut juga lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot
polos dan and jaringan elastic.
Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun
oleh jaringan ikat.

Gambar 2. Histologi pembuluh darah

D. Definisi

Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah
penyakit oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran
kecil dan sedang. Terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas
inferior dan superior. Penyakit pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat
segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam.

Penyakit Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang
mengawali terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki.
Pembuluh darah mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang
dikarenakan oleh inflamasi dan bekuan sehingga mengurangi aliran darah
ke jaringan.

Gambar 3. Buerger Disease

E. Etiologi

Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial
serta tidak ada hubungannya dengan penyakit Diabetes Mellitus.
Penderita penyakit ini umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai
merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah . Penghentian
kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini.

Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu
hubungan yang erat dengan penggunaan tembakau tidak dapat disangkal.
Penggunaan maupun dampak dari tembakau berperan penting dalam
mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut. Hampir sama dengan
penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis Obliterans dapat memiliki
sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung.
Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun adalah suatu
endarteritis yang dimediasi sistem imun.

F. Patogenesis

Mekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas,
tetapi

beberapa

penelitian

telah

mengindikasikan

suatu

implikasi

fenomena imunologi yang mengawali tidak berfungsinya pembuluh darah
dan wilayah sekitar thrombus. Pasien dengan penyakit ini memperlihatkan
hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak tembakau, mengalami
peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I dan III,
meningkatkan serum titer anti endothelial antibody sel , dan merusak
endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer. Meningkatkan
prevalensi dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada
pasien ini, yang diduga secara genetic memiliki penyakit ini.

Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior),
akan terjadi perubahan patologis : (a) otot menjadi atrofi atau mengalami
fibrosis, (b) tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka
terjadi destruksi tulang yang berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi
kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi atrofi, (e) fibrosis perineural dan
perivaskular, (f) ulserasi dan gangren yang dimulai dari ujung jari.
G. Manifestasi klinis

Gambaran klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan
oleh iskemia. Gejala yang paling sering dan utama adalah nyeri yang
bermacam-macam tingkatnya. Pengelompokan Fontaine tidak dapat
digunakan disini karena nyeri terjadi justru waktu istirahat. Nyerinya
bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin, dan akan berkurang
bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga dapat
bersifat paroksimal dan sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud.
Pada keadaan lebih lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, maka
nyeri sangat hebat dan menetap.

Manifestasi terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan)
lengkung kaki yang patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki
merupakan cermin penyakit oklusi arteri distal yang mengenai arteri
plantaris atau tibioperonea. Nyeri istirahat iskemik timbul progresif dan
bisa mengenai tidak hanya jari kaki, tetapi juga jari tangan dan jari yang
terkena bisa memperlihatkan tanda sianosis atau rubor, bila bergantung.
Sering terjadi radang lipatan kuku dan akibatnya paronikia. Infark kulit
kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang distal yang bisa berlanjut
menjadi gangren atau ulserasi kronis yang nyeri.

Tanda dan gejala lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal
pada tungkai dan fenomena Raynaud ( suatu kondisi dimana ekstremitas
distal : jari, tumit, tangan, kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin).
Ulkus dan gangren pada jari kaki sering terjadi pada penyakit buerger
(gambar 4). Sakit mungkin sangat terasa pada daerah yang terkena.

Gambar 4. Manifestasi Klinis Buerger Disease

Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik
lainnya kurang nyata. Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan
terutama di ujung jari. Pada fase lebih lanjut tampak vasokonstriksi yang
ditandai dengan campuran pucat-sianosis-kemerahan bila mendapat
rangsangan dingin. Berbeda dengan penyakit Raynaud, serangan iskemia
disini biasanya unilateral. Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain
itu, pulsasi arteri yang rendah atau hilang merupakan tanda fisik yang
penting.

Tromboflebitis migran superfisialis dapat terjadi beberapa bulan
atau tahun sebelum tampaknya gejala sumbatan penyakit Buerger. Fase
akut menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai
saluran yang mengeras sepanjang beberapa milimeter sampai sentimeter
di bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat pada
ekstremitas tersebut dan berlangsung selama beberapa minggu. Setelah
itu tampak bekas yang berbenjol-benjol. Tanda ini tidak terjadi pada
penyakit arteri oklusif, maka ini hampir patognomonik untuk tromboangitis
obliterans.

Gejala klinis Tromboangitis Obliterans sebenarnya cukup beragam.
Ulkus dan gangren terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului
dengan udem dan dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering
berbatas tegas yaitu pada ujung jari kaki sebatas kuku. Batas ini akan
mengabur bila ada infeksi sekunder mulai dari kemerahan sampai ke
tanda selulitis.

Gambar 5 merupakan gambar jari pasien penyakit Buerger yang
telah terjadi gangren. Kondisi ini sangat terasa nyeri dan dimana suatu
saat dibutuhkan amputasi pada daerah yang tersebut.

Gambar 5. Ujung jari pada Buerger Disease

Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah
berat. Penyakit berkembang secara intermitten, tahap demi tahap,
bertambah falang demi falang, jari demi jari. Datangnya serangan baru
dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat diramalkan. Morbus
buerger ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin keduanya.
Penderita biasanya kelelahan dan payah sekali karena tidurnya terganggu
oleh nyeri iskemia.

H. Kriteria Diagnosis

Diagnosis pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika
kondisi penyakit ini sudah sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat
dijadikan kriteria diagnosis walaupun kriteria tersebut kadang-kadang
berbeda antara penulis yang satu dengan yang lainnya.

Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis
penyakit Buerger :

1. Adanya tanda insufisiensi arteri

2. Umumnya pria dewasa muda

3. Perokok berat

4. Adanya gangren yang sukar sembuh

5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah

6. Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain
7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah

8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi

Sebagian besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger
mengalami nyeri iskemik bagian distal saat istirahat dan atau ulkus
iskemik pada tumit, kaki atau jari-jari kaki.

Gambar 6. Kaki dari penderita dengan penyakit Buerger. Ulkus iskemik pada jari kaki
pertama, kedua dan kelima. Walaupun kaki kanan penderita ini kelihatan normal, dengan
angiographi aliran darah terlihat terhambat pada kedua kakinya.

Gambar 7. Tromboplebitis superficial jempol kaki pada penderita dengan penyakit
buerger.

Penyakit Buerger’s juga harus dicurigai pada penderita dengan satu
atau lebih tanda klinis berikut ini :
a. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada
laki-laki dewasa muda dengan riwayat merokok yang berat.

b. Klaudikasi kaki

c. Tromboflebitis superfisialis berulang

d. Sindrom Raynaud

I. Diagnosis Banding

Penyakit Buerger harus dibedakan dari penyakit oklusi arteri kronik
aterosklerotik. Keadaan terakhir ini jarang mengenai ekstremitas atas.
Penyakit oklusi aterosklerotik diabetes timbul dalam distribusi yang sama
seperti Tromboangitis Obliterans, tetapi neuropati penyerta biasanya
menghalangi perkembangan klaudikasi kaki.

J. Pemeriksaan Penunjang

Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk
mendiagnosis penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya,
reaksi fase akut (seperti angka sedimen eritrosit dan level protein C
reaktif) pasien penyakit Buerger adalah normal.

Pengujian yang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab
terjadinya vaskulitis termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah
lengkap; uji fungsi hati; determinasi konsentrasi serum kreatinin,
peningkatan kadar gula darah dan angka sedimen, pengujian antibody
antinuclear, faktor rematoid, tanda-tanda serologi pada CREST (calcinosis
cutis, Raynaud phenomenon, sklerodaktili and telangiektasis) sindrom dan
scleroderma dan screening untuk hiperkoagulasi, screening ini meliputi
pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan homocystein pada pasien buerger
sangat dianjurkan.

Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu
dalam

mendiagnosis penyakit

Buerger.

Pada

angiografii

tersebut

ditemukan gambaran “corkscrew” dari arteri yang terjadi akibat dari
kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian pergelangan
tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan)
atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari tangan dan kaki.

Gambar 8. Sebelah kiri merupakan angiogram normal. Gambar sebelah kanan
merupakan angiogram abnormal dari arteri tangan yang ditunjukkan dengan adanya
gambaran khas “corkscrew” pada daerah lengan. Perubahannya terjadi pada bagian kecil
dari pembuluh darah lengan kanan bawah pada gambar (distribusi arteri ulna).

Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada
angiogram. Keadaan ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan
dan rasa nyeri.

Gambar 9. hasil angiogram abnormal dari tangan

Meskipun iskemik (berkurangannya aliran darah) pada penyakit
Buerger terus terjadi pada ekstrimitas distal yang terjadi, penyakit ini tidak
menyebar ke organ lainnya , tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya. Saat
terjadi ulkus dan gangren pada jari, organ lain sperti paru-paru, ginjal,
otak, dan traktus gastrointestinal tidak terpengaruh. Penyebab hal ini
terjadi belum diketahui.
Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam
mendiagnosis penyakit ini, yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran
darah dalam pembuluh darah.

Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi
pembuluh darah oleh trombus yang mengandung PMN dan mikroabses;
penebalan dinding pembuluh darah secara difus. LCsi yang lanjut
biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan rekanalisasi.

Metode penggambaran

secara modern, seperti computerize

tomography (CT) dan Magnetic resonance imaging (MRI) dalam diagnosis
dan diagnosis banding dari penyakit Buerger masih belum dapat menjadi
acuan

utama.

Tromboangitis

Pada

pasien

Obliterans,

dengan

Allen

test

ulkus

kaki

sebaiknya

yang

dicurigai

dilakukan

untuk

mengetahui sirkulasi darah pada tangan dan kaki.

K. Terapi

Terapi medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan
usaha intensif untuk meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika
pasien berhasil berhenti merokok, maka penyakit ini akan berhenti pada
bagian yang terkena sewaktu terapi diberikan. Sayangnya, kebanyakan
pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu ada progresivitas
penyakit. Untuk pembuluh darahnya dapat dilakukan dilatasi (pelebaran)
dengan obat vasodilator, misalnya Ronitol yang diberikan seumur hidup.
Perawatan luka lokal, meliputi mengompres jari yang terkena dan
menggunakan enzim proteolitik bisa bermanfaat. Antibiotic diindikasikan
untuk infeksi sekunder.

Terapi bedah untuk penderita buerger meliputi debridement
konservatif jaringan nekrotik atau gangrenosa , amputasi konservatif
dengan perlindungan panjang maksimum bagi jari atau ekstremitas, dan
kadang-kadang

simpatektomi

lumbalis

bagi

telapak

tangan

atau

simpatetomi jari walaupun kadang jarang bermanfat.

Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan
sampai terjadi penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari
bedah langsung (bypass) pada arteri distal juga msih menjadi hal yang
kontroversial

karena

angka

kegagalan

pencangkokan

tinggi.

Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa iskemik pada pembuluh
darah distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog sebaiknya
dipertimbangkan.

Gambar 10. Bypass arteri
Simpatektomi dapat dilakukan untuk menurunkan spasma arteri
pada pasien penyakit Buerger. Melalui simpatektomi dapat mengurangi
nyeri pada daerah tertentu dan penyembuhan luka ulkus pada pasien
penyakit buerger tersebut, tetapi untuk jangka waktu yang lama
keuntungannya belum dapat dipastikan.

Simpatektomi lumbal dilakukan dengan cara mengangkat paling
sedikit 3 buah ganglion simpatik, yaitu Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek
vasokonstriksi akan dihilangkan dan pembuluh darah yang masih elastis
akan melebar sehingga kaki atau tangan dirasakan lebih hangat.

Terapi bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada
pasien yang terus mengkonsumsi tembakau) adalah amputasi tungkai
tanpa penyembuhan ulcers, gangrene yang progresif, atau nyeri yang
terus-menerus serta simpatektomi dan penanganan lainnya gagal.
Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika dibutuhkan, lakukanlah
operasi dengan cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak mungkin.

Beberapa usaha berikut sangat penting untuk mencegah komplikasi dari
penyakit buerger:

- Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari
trauma kaki dan panas atau juga luka karena kimia lainnya.

- Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka
ektremis untuk menghindari infeksi
- Menghindar dari lingkungan yang dingin

- Menghindari obat yang dapat memicu vasokontriksi

L. Prognosis

Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu
mengalami amputasi; apalagi pada pasien yang berhenti merokok
sebelum terjadi gangrene, angka kejadian amputasi mendekati 0%. Hal ini
tentunya sangat berbeda sekali dengan pasien yang tetap merokok,
sekitar 43% dari mereka berpeluang harus diamputasi selama periode
waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka harus dilakukan
multiple amputasi. Pada pasien ini selain umumnya dibutuhkan amputasi
tungkai, pasien juga terus merasakan klaudikasi (nyeri pada saat berjalan)
atau

fenomena

raynaud’s

walaupun

sudah

benar-benar

berhenti

mengkonsumi tembakau.

M. Pengobatan

Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya akan menjadi
lebih buruk, sehingga akhirnya memerlukan tindakan amputasi.

Penderita juga harus menghindari :

pemaparan terhadap dingin
cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam)
yang digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan
cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan
minor
infeksi jamur
obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah.

Berjalan

selama

15-30

menit

2

kali/hari

sangat

baik

Penderita dengan gangrene, luka-luka atau nyeri ketika beristirahat, perlu
menjalani tirah baring. Penderita harus melindungi kakinya dengan
pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang
terbuat dari karet.

Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas
balok, sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju
arteri-arteri.

Pentoxifylline,

antagonis

kalsium

atau

penghambat

platelet

(misalnya aspirin) diberikan terutama jika penyumbatan disebabkan oleh
kejang.

Penderita

yang

berhenti

merokok

tetapi

masih

mengalami

penyumbatan arteri, mungkin perlu menjalani pembedahan untuk
memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf terdekat untuk
mencegah kejang. Jarang dilakukkan pencangkokan bypaas karena arteri
yang terkena terlalu kecil.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Sirkulasi
Gejala

: Riwayat Hipertensi (efek vasospasme).
perubahan warna pada bagian yang sakit
pada pemajanan dingin (timbul pada dewasa
awal).

Tanda

: warna kulit jari/bagian yang sakit (tergantung
pada fase

waktu obserfasi) tampak putih

pucat (pucat), sianotik, hiperemik (merah).
Tanda lambat/progresif : kulit putih atau tidak
berwarna, mengkilat, halus, tegang.
Nadi : radial dan ulnar dapat normal (dini) atau
tak ada (lanjut).
Kuku tabuh/deformitas dapat terjadi (lanjut).
Ulserasi dan / atau area ganggren.
2. Integritas ego
Gejala

: stress dan reaksi emosi kuat (pencetus).

3. Nyeri / Kenyamanan
Gejala

:

Nyeri berdenyut selama fase kemerahan
perubahan
yang sakit.

warna. Sensitif terhadap bagian
Tanda

: hati-hati, gelisah, fokus pada diri.

4. Pernapasan
Gejala

: penggunaan tembakau.

5. Keamanan
Gejala

: tindakan yang melibatkan penggunaan alat
vibrasi atau memerlukan gerakan/tekanan
berulang.

Tanda

: lesi/area ganggren pada ujung jari dari ukuran
peniti sampai seluruh jari (sangat luas).

6. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala

: anggota keluarga lain mengalami penyakit
pembuluh.

Rencana pemulangan: perubahan obat, perubahan pekerjaan.

Bantuan

pada

perawatan/pemeliharaan

beberapa
rumah

(contoh,

penghilangan bunga es kulkas, menyingkirkan
salju).
B. Diagnosa keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iskemia/kerusakan jaringan ditandai
dengan klien mengeluh nyeri pada daerah akstremitas serta wajah
klien tampak meringis.
Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penghentian
aliran darah ditandai dengan terjadinya luka/ganggren.
Kerusakan

integritas

kulit

berhubungan

kerusakan

ireversibel

ekstremitas ditandai dengan adanya tukak/ganggren, ulserasi.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi
ekstremitas (kerusakan dan/atau gangguan fungsi) ditandai dengan
adannya ganggren pada ekstremitas.

C. intervensi
No

Perencanaan
Kriteria hasil
intervensi
 Klien mengatakan 1. Catat karakteristik
nyeri berkurang
nyeri
iskemia/kerusakan
 Menunjukkan
ekpresi wajah
jaringan t/d klien
tenang /rileks
mengeluh nyeri
Diagnosa
keperawatan
Nyeri b/d

pada daerah
1

akstremitas serta
wajah klien

2. Diskusikan dengan
klien bagamana dan
mengapa nyeri
ditimbulkan

tampak meringis.
3. Dorong penggunaan
teknik manajemen
stres, aktivitas
hiburan.

rasional
1. Perubahan
berat/lamanya dapat
mengindikasikan
kemajuan proses
penyakit/terjadinya
komplikasi
2. Pengetahuan
timbulnya mekanisme
nyeri memungkinkan
pasien melakukan
intervensi efektif
untuk meminimalkan
kekambuhan
3. Meningkatkan
relaksasi/fokus
perhatian untuk
membantu pemutusan
stres/ cemas/siklus
stres, yang
memperburuk respons
vasokonstriksi dan
peningkatan nyeri
4. Menghilangkan faktor
lingkungan yang
mencetuskan
serangan

Gangguan perfusi
jaringan perifer
b/d penghentian
aliran darah t/d
terjadinya
luka/ganggren

2

 Klien
mengatakan/
menunjukkan
penurunan
frekuensi/beratny
a serangan
vasospastik
dengan
penyembuhan/tid
ak adanya lesi
tambahan.
 Melakukan pola
hidup yang benar
dan perubahan
untuk
meningkatkan
sirkulasi

4. Berikan ruangan
hangat, bebas aliran
udara contoh ventilasi
pendingin ruangan,
pertahankan pintu
tertutup sesuai
indikasi.
5. Kolaborasi
5.
- pengunaan
⁻ Berikan obat sesuai
vasodilatasi/
indikasi
antihipertensi dapat
menghilangkan
vasospasme dan
menurunkan nyeri
- dilakukan bila
⁻ Siapkan intervensi
hilangnya gejala berat
bedah bila
tidak dapat dilakukan
diindikasikan
dengan metode lain.
1. Observasi warna kulit
1. Warna kulit khas
yang sakit.
terjadi pada fase
pucat intermiten
(akibat vasospasme
tiba-tiba); sianosis
(iskemia); dan
kemerahan
(vasodilatasi/hiperem
i raektif). Selama
perubahan warna,
bagian yang sakit
pertama menjadi
dingin dan kebas,
kemudian berdenyut,
dan sensasi
kesemutan dan
bengkak
2. Catat penurunan nadi;
2. Perubahan ini
pengisian kapiler
menunjukkan
lambat; perubahan
kemajuan/proses
trofik kulit (tak
kronis
berwarna,
mengkilat/tegang);
kuku tabuh.
3. Evaluasi sensasi bagian 3. Sensasi sering
yang sakit, contoh
menurun selama
tajam/dangkal.
seranngan atau kronis
Panas/dingin.
pada penyakit tahap
lanjut
4. Lihat dan kaji kulit
4. Lesi dapat terjadi dari
untuk ulserasi, lesi.
ukuran jarum peniti
Area ganggren.
sampai melibatkan
seluruh ujung jari dan
dapat mengakibatkan
infeksi/ kerusakan/
kehilangan jaringan
serius.
5. Dorong nutrisi dan
5. Keseimbangan diet
vitamin yang tepat.
yang baik meliputi
protein dan hidrasi
adekuat, perlu untuk
penyembuhan dan
regenerasi jaringan
 Mempertahankan
kondisi kulit

3

4

Gangguan citra
tubuh b/d
perubahan
anatomi
ekstremitas
(kerusakan
dan/atau

 Menunjukkan
adaptasi awal
terhadap
perubahan tubuh
sebagai bukti
dengan
partisipasi

1. Kaji/catat ukuran,
warna, kedalaman luka.
Perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi
sekitar luka.
2. Berikan perawatan luka
ganggren yang tepat
dan tindakan kontrol
infeksi.
3. Gunakanlah alas kaki
yang dapat melindungi
untuk menghindari
trauma kaki dan panas
atau juga luka karena
kimia lainnya.
4. Siapkan/bantu prosedur
bedah/bantuan biologis

1. Memberikan
informasi dasar
tentang lokasi dan
karakteristik
ganggren.
2. Menurunkan resiko
infeksi/kegagalan
graft.

3. Menghindari injury
yang dapat
memperparah kondisi.
4. Kerusakan kulit
irreversibel tidak
dapat disembuhkan
kecuali dengan
prosedur
pembedahan.
1. Diskusikan arti
1. Alat dalam
kehilangan/perubahan
mengidentifikasi/
dengan pasien,
mengartikan masalah
identifikasi persepsi
untuk memfokuskan
situasi/ harapan yang
perhatian dan
akan datang
intervensi
2. Catat bahasa tubuh non 2. Dapat menunjukkan
gangguan fungsi)
t/d adannya
ganggren

aktivitas
perawatan diri
dan interaksi
positif dengan
orang lain
 Berkomunikasi
dengan orang
lain

verbal, perilaku
negatif/bicara sendiri.

depresi/
keputusasaan,
kebutuhan untuk
pengkajian
lanjut/intervensi lebih
intensif
3. Catat reaksi emosi,
3. Pasien dapat
contoh kehilangan,,
mengalami depresi
depresi, marah.
cepat setelah
Memungkinkan pasien
pembedahan atau
untuk maju pada
reaksi syok dan
kecepatan sendiri
menyangkal.
Penerimaan
perubahan tak dapat
dipaksakan dan
proses kehilangan
membutuhkan waktu
untuk membaik
4. Dorong orang terdekat 4. Penyimpangan harga
untuk mengobati
diri dapat tidak
pasien secara normal
disadari
dan tidak sebagai orang
penguatannya.
cacat
DAFTAR PUSTAKA

1.

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
Untuk perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.

2.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.

3.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

4.

Internet: www.medicastore.com

More Related Content

What's hot

Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Ppt tumor otak
Ppt tumor otakPpt tumor otak
Ppt tumor otak
iyya ners
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
NuraWulandari
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
Dasuki Suke
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
Sulai Sulaiman
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
gustians
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Fransiska Oktafiani
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Diana Arwati
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
Aulia Amani
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
esty lebi
 
TK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptx
TK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptxTK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptx
TK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptx
WisnuDwiseptian
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
Fransiska Oktafiani
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
ester linav
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Warnet Raha
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
Widiastutiwiwi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
Fransiska Oktafiani
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Sulistia Rini
 

What's hot (20)

Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
Ppt tumor otak
Ppt tumor otakPpt tumor otak
Ppt tumor otak
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
 
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, dianaLaporan kasus sirosis hepatis, diana
Laporan kasus sirosis hepatis, diana
 
Tia
TiaTia
Tia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Modul Demam
Modul Demam Modul Demam
Modul Demam
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
TK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptx
TK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptxTK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptx
TK- ANALISA JURNAL METODE PICOT.pptx
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 

Similar to Askep buerger syndrome

Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskulerOperator Warnet Vast Raha
 
asuhan keperawatan penyakit vaskuler perifer
asuhan keperawatan penyakit vaskuler  periferasuhan keperawatan penyakit vaskuler  perifer
asuhan keperawatan penyakit vaskuler perifer
zebuarosa21
 
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical facultyadam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
BrianYeremia1
 
Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snh
Mas Mawon
 
Acute limb ischemia
Acute limb ischemiaAcute limb ischemia
Acute limb ischemia
Juliana Pohan
 
Pembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvsPembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvs
Vrilisda Sitepu
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi
khriesna
 
Lp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dmLp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dmifaaa
 
Gangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darahGangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darah
dhoan Evridho
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
iwan547203
 
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Yesi Tika
 
Lp stroke iwan
Lp stroke iwanLp stroke iwan
Lp stroke iwan
Yabniel Lit Jingga
 
Kondisi mengerikan akibat sering merokok
Kondisi mengerikan akibat sering merokokKondisi mengerikan akibat sering merokok
Kondisi mengerikan akibat sering merokok
Pranowo Budi Sulistyo
 
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.pptSLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
DedeMaulana23
 
Css syok dan terapi cairan
Css syok dan terapi cairan Css syok dan terapi cairan
Css syok dan terapi cairan
Dini Qurrotu Aini
 

Similar to Askep buerger syndrome (20)

Search sindrom buerger
Search sindrom buergerSearch sindrom buerger
Search sindrom buerger
 
Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler
 
asuhan keperawatan penyakit vaskuler perifer
asuhan keperawatan penyakit vaskuler  periferasuhan keperawatan penyakit vaskuler  perifer
asuhan keperawatan penyakit vaskuler perifer
 
Penyakit pada pembulu darah
Penyakit pada pembulu darahPenyakit pada pembulu darah
Penyakit pada pembulu darah
 
Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA
Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA
Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA
 
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical facultyadam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
 
penyakit pada sel darah & organ peredaran darah
penyakit pada sel darah & organ peredaran darahpenyakit pada sel darah & organ peredaran darah
penyakit pada sel darah & organ peredaran darah
 
Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snh
 
Acute limb ischemia
Acute limb ischemiaAcute limb ischemia
Acute limb ischemia
 
Pembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvsPembuluh darah & limfe, cvs
Pembuluh darah & limfe, cvs
 
48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi48401693 tb-tulang-dan-sendi
48401693 tb-tulang-dan-sendi
 
Lp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dmLp kmb ulkus dm
Lp kmb ulkus dm
 
Gangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darahGangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darah
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
 
Lp stroke iwan
Lp stroke iwanLp stroke iwan
Lp stroke iwan
 
Miokard infark
Miokard  infarkMiokard  infark
Miokard infark
 
Kondisi mengerikan akibat sering merokok
Kondisi mengerikan akibat sering merokokKondisi mengerikan akibat sering merokok
Kondisi mengerikan akibat sering merokok
 
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.pptSLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
SLIDE lapkas Sindrom Down.ppt
 
Css syok dan terapi cairan
Css syok dan terapi cairan Css syok dan terapi cairan
Css syok dan terapi cairan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep buerger syndrome

  • 1. BAB I KONSEP MEDIS A. Pendahuluan Penyakit Buerger (Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi pembuluh darah perifer yang lebih sering terjadi di Asia dibandingkan di Negara-negara barat. Penyakit ini merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan merupakan kelainan pembuluh darah karena autoimmune, panangitis yang hasil akhirnya menyebabkan stenosis dan oklusi pada pembuluh darah. Laporan pertama kasus Tromboangitis Obliterans telah dijelaskan di Jerman oleh von Winiwarter pada tahun 1879 dalam artikel yang berjudul “A strange form of endarteritis and endophlebitis with gangrene of the feet”. Kurang lebih sekitar seperempat abad kemudian, di Brookline New York, Leo Buerger mempublikasikan penjelasan yang lebih lengkap tentang penyakit ini dimana ia lebih memfokuskan pada gambaran klinis dari Tromboangitis Obliterans sebagai “presenile spontaneous gangrene”. Hampir 100% kasus Tromboangitis Obliterans (kadang disebut Tromboarteritis Obliterans) atau penyakit Winiwarter Buerger menyerang perokok pada usia dewasa muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India dan Negara lain di Asia Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur.
  • 2. Prevalensi penyakit Buerger di Amerika Serikat telah menurun selama separuh dekade terakhir, hal ini tentunya disebabkan menurunnya jumlah perokok, dan juga dikarenakan kriteria diagnosis yang lebih baik. Pada tahun 1947, prevalensi penyakit ini di Amerika serikat sebanyak 104 kasus dari 100 ribu populasi manusia. Data terbaru, prevalensi pada penyakit ini diperkirakan mencapai 12,6 - 20% kasus per 100.000 populasi. Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada pasien penyakit ini yang terus merokok, 43% dari penderita harus melakukan satu atau lebih amputasi pada 6-7 tahun kemudian. Data terbaru, pada bulan Desember tahun 2004 yang dikeluarkan oleh CDC publication, sebanyak 2002 kematian dilaporkan di Amerika Serikat berdasarkan penyebab kematian, bulan, ras dan jenis kelamin (International Classification of Diseases, Tenth Revision, 1992), telah dilaporkan total dari 9 kematian berhubungkan dengan Tromboangitis Obliterans, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam adalah 8:1. B. Anatomi Pembuluh Darah Pembuluh darah terdiri atas 3 jenis : arteri, vena, dan kapiler.
  • 3. 1. Arteri Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1 mm, dinamakan arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis. Pada arteri tidak terdapat katup. End arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabangcabang terminalnya tidak mengadakan anastomosis dengan cabangcabang arteri yang memperdarahi daerah yang berdekatan. End arteri fusngsional adalah pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang terminal arteri yang berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah satu arteri tersumbat. 2. Vena Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali ke jantng; banyak vena mempunyai kutub. Vena yang terkecil dinamakan venula. Vena yang lebih kecil atau cabang-cabangnya, bersatu membentuk vena yang lebih besar, yang seringkali bersatu satu sama lain membentuk pleksus vena. Arteri profunda tipe sedang sering diikuti oleh dua vena masing-masing pada sisi-sisinya, dan dinamakan venae cominantes.
  • 4. 3. Kapiler Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan yang menghubungkan arteriol dengan venula. Pada beberapa daerah tubuh, terutama pada ujung-ujung jari dan ibu jari, terdapat hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa diperantai kapiler. Tempat hubungan seperti ini dinamakan anastomosis arteriovenosa. Gambar 1. Anatomi pembuluh darah C. Histologi Struktur Pembuluh Darah secara umum Tunica intima. merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah. Lapisan ini dibentuk terutama oleh sel endothel. Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia, disebut juga lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos dan and jaringan elastic.
  • 5. Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh jaringan ikat. Gambar 2. Histologi pembuluh darah D. Definisi Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan superior. Penyakit pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam. Penyakit Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang
  • 6. dikarenakan oleh inflamasi dan bekuan sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan. Gambar 3. Buerger Disease E. Etiologi Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak ada hubungannya dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah . Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini. Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang erat dengan penggunaan tembakau tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun dampak dari tembakau berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut. Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis Obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung.
  • 7. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun. F. Patogenesis Mekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa penelitian telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak berfungsinya pembuluh darah dan wilayah sekitar thrombus. Pasien dengan penyakit ini memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak tembakau, mengalami peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer anti endothelial antibody sel , dan merusak endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer. Meningkatkan prevalensi dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada pasien ini, yang diduga secara genetic memiliki penyakit ini. Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi perubahan patologis : (a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi atrofi, (e) fibrosis perineural dan perivaskular, (f) ulserasi dan gangren yang dimulai dari ujung jari.
  • 8. G. Manifestasi klinis Gambaran klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia. Gejala yang paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam tingkatnya. Pengelompokan Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri terjadi justru waktu istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin, dan akan berkurang bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga dapat bersifat paroksimal dan sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud. Pada keadaan lebih lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, maka nyeri sangat hebat dan menetap. Manifestasi terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung kaki yang patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan cermin penyakit oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea. Nyeri istirahat iskemik timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki, tetapi juga jari tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda sianosis atau rubor, bila bergantung. Sering terjadi radang lipatan kuku dan akibatnya paronikia. Infark kulit kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang distal yang bisa berlanjut menjadi gangren atau ulserasi kronis yang nyeri. Tanda dan gejala lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal pada tungkai dan fenomena Raynaud ( suatu kondisi dimana ekstremitas distal : jari, tumit, tangan, kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin).
  • 9. Ulkus dan gangren pada jari kaki sering terjadi pada penyakit buerger (gambar 4). Sakit mungkin sangat terasa pada daerah yang terkena. Gambar 4. Manifestasi Klinis Buerger Disease Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang nyata. Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan terutama di ujung jari. Pada fase lebih lanjut tampak vasokonstriksi yang ditandai dengan campuran pucat-sianosis-kemerahan bila mendapat rangsangan dingin. Berbeda dengan penyakit Raynaud, serangan iskemia disini biasanya unilateral. Pada perabaan, kulit sering terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang rendah atau hilang merupakan tanda fisik yang penting. Tromboflebitis migran superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum tampaknya gejala sumbatan penyakit Buerger. Fase akut menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai saluran yang mengeras sepanjang beberapa milimeter sampai sentimeter di bawah kulit. Kelainan ini sering muncul di beberapa tempat pada ekstremitas tersebut dan berlangsung selama beberapa minggu. Setelah
  • 10. itu tampak bekas yang berbenjol-benjol. Tanda ini tidak terjadi pada penyakit arteri oklusif, maka ini hampir patognomonik untuk tromboangitis obliterans. Gejala klinis Tromboangitis Obliterans sebenarnya cukup beragam. Ulkus dan gangren terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului dengan udem dan dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas yaitu pada ujung jari kaki sebatas kuku. Batas ini akan mengabur bila ada infeksi sekunder mulai dari kemerahan sampai ke tanda selulitis. Gambar 5 merupakan gambar jari pasien penyakit Buerger yang telah terjadi gangren. Kondisi ini sangat terasa nyeri dan dimana suatu saat dibutuhkan amputasi pada daerah yang tersebut. Gambar 5. Ujung jari pada Buerger Disease Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit berkembang secara intermitten, tahap demi tahap,
  • 11. bertambah falang demi falang, jari demi jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat diramalkan. Morbus buerger ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin keduanya. Penderita biasanya kelelahan dan payah sekali karena tidurnya terganggu oleh nyeri iskemia. H. Kriteria Diagnosis Diagnosis pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika kondisi penyakit ini sudah sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria diagnosis walaupun kriteria tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang satu dengan yang lainnya. Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit Buerger : 1. Adanya tanda insufisiensi arteri 2. Umumnya pria dewasa muda 3. Perokok berat 4. Adanya gangren yang sukar sembuh 5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah 6. Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain
  • 12. 7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah 8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi Sebagian besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger mengalami nyeri iskemik bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki atau jari-jari kaki. Gambar 6. Kaki dari penderita dengan penyakit Buerger. Ulkus iskemik pada jari kaki pertama, kedua dan kelima. Walaupun kaki kanan penderita ini kelihatan normal, dengan angiographi aliran darah terlihat terhambat pada kedua kakinya. Gambar 7. Tromboplebitis superficial jempol kaki pada penderita dengan penyakit buerger. Penyakit Buerger’s juga harus dicurigai pada penderita dengan satu atau lebih tanda klinis berikut ini :
  • 13. a. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki dewasa muda dengan riwayat merokok yang berat. b. Klaudikasi kaki c. Tromboflebitis superfisialis berulang d. Sindrom Raynaud I. Diagnosis Banding Penyakit Buerger harus dibedakan dari penyakit oklusi arteri kronik aterosklerotik. Keadaan terakhir ini jarang mengenai ekstremitas atas. Penyakit oklusi aterosklerotik diabetes timbul dalam distribusi yang sama seperti Tromboangitis Obliterans, tetapi neuropati penyerta biasanya menghalangi perkembangan klaudikasi kaki. J. Pemeriksaan Penunjang Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti angka sedimen eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah normal. Pengujian yang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab terjadinya vaskulitis termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati; determinasi konsentrasi serum kreatinin,
  • 14. peningkatan kadar gula darah dan angka sedimen, pengujian antibody antinuclear, faktor rematoid, tanda-tanda serologi pada CREST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sklerodaktili and telangiektasis) sindrom dan scleroderma dan screening untuk hiperkoagulasi, screening ini meliputi pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan homocystein pada pasien buerger sangat dianjurkan. Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran “corkscrew” dari arteri yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari tangan dan kaki. Gambar 8. Sebelah kiri merupakan angiogram normal. Gambar sebelah kanan merupakan angiogram abnormal dari arteri tangan yang ditunjukkan dengan adanya
  • 15. gambaran khas “corkscrew” pada daerah lengan. Perubahannya terjadi pada bagian kecil dari pembuluh darah lengan kanan bawah pada gambar (distribusi arteri ulna). Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram. Keadaan ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri. Gambar 9. hasil angiogram abnormal dari tangan Meskipun iskemik (berkurangannya aliran darah) pada penyakit Buerger terus terjadi pada ekstrimitas distal yang terjadi, penyakit ini tidak menyebar ke organ lainnya , tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya. Saat terjadi ulkus dan gangren pada jari, organ lain sperti paru-paru, ginjal, otak, dan traktus gastrointestinal tidak terpengaruh. Penyebab hal ini terjadi belum diketahui.
  • 16. Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam mendiagnosis penyakit ini, yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah oleh trombus yang mengandung PMN dan mikroabses; penebalan dinding pembuluh darah secara difus. LCsi yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan rekanalisasi. Metode penggambaran secara modern, seperti computerize tomography (CT) dan Magnetic resonance imaging (MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari penyakit Buerger masih belum dapat menjadi acuan utama. Tromboangitis Pada pasien Obliterans, dengan Allen test ulkus kaki sebaiknya yang dicurigai dilakukan untuk mengetahui sirkulasi darah pada tangan dan kaki. K. Terapi Terapi medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif untuk meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti merokok, maka penyakit ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi diberikan. Sayangnya, kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu ada progresivitas penyakit. Untuk pembuluh darahnya dapat dilakukan dilatasi (pelebaran) dengan obat vasodilator, misalnya Ronitol yang diberikan seumur hidup.
  • 17. Perawatan luka lokal, meliputi mengompres jari yang terkena dan menggunakan enzim proteolitik bisa bermanfaat. Antibiotic diindikasikan untuk infeksi sekunder. Terapi bedah untuk penderita buerger meliputi debridement konservatif jaringan nekrotik atau gangrenosa , amputasi konservatif dengan perlindungan panjang maksimum bagi jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi lumbalis bagi telapak tangan atau simpatetomi jari walaupun kadang jarang bermanfat. Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai terjadi penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung (bypass) pada arteri distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka kegagalan pencangkokan tinggi. Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa iskemik pada pembuluh darah distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog sebaiknya dipertimbangkan. Gambar 10. Bypass arteri
  • 18. Simpatektomi dapat dilakukan untuk menurunkan spasma arteri pada pasien penyakit Buerger. Melalui simpatektomi dapat mengurangi nyeri pada daerah tertentu dan penyembuhan luka ulkus pada pasien penyakit buerger tersebut, tetapi untuk jangka waktu yang lama keuntungannya belum dapat dipastikan. Simpatektomi lumbal dilakukan dengan cara mengangkat paling sedikit 3 buah ganglion simpatik, yaitu Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek vasokonstriksi akan dihilangkan dan pembuluh darah yang masih elastis akan melebar sehingga kaki atau tangan dirasakan lebih hangat. Terapi bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang terus mengkonsumsi tembakau) adalah amputasi tungkai tanpa penyembuhan ulcers, gangrene yang progresif, atau nyeri yang terus-menerus serta simpatektomi dan penanganan lainnya gagal. Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika dibutuhkan, lakukanlah operasi dengan cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak mungkin. Beberapa usaha berikut sangat penting untuk mencegah komplikasi dari penyakit buerger: - Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan panas atau juga luka karena kimia lainnya. - Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis untuk menghindari infeksi
  • 19. - Menghindar dari lingkungan yang dingin - Menghindari obat yang dapat memicu vasokontriksi L. Prognosis Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amputasi; apalagi pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangrene, angka kejadian amputasi mendekati 0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan pasien yang tetap merokok, sekitar 43% dari mereka berpeluang harus diamputasi selama periode waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan pada mereka harus dilakukan multiple amputasi. Pada pasien ini selain umumnya dibutuhkan amputasi tungkai, pasien juga terus merasakan klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) atau fenomena raynaud’s walaupun sudah benar-benar berhenti mengkonsumi tembakau. M. Pengobatan Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya akan menjadi lebih buruk, sehingga akhirnya memerlukan tindakan amputasi. Penderita juga harus menghindari : pemaparan terhadap dingin cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yang digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan
  • 20. cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor infeksi jamur obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah. Berjalan selama 15-30 menit 2 kali/hari sangat baik Penderita dengan gangrene, luka-luka atau nyeri ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring. Penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat dari karet. Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri. Pentoxifylline, antagonis kalsium atau penghambat platelet (misalnya aspirin) diberikan terutama jika penyumbatan disebabkan oleh kejang. Penderita yang berhenti merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin perlu menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf terdekat untuk mencegah kejang. Jarang dilakukkan pencangkokan bypaas karena arteri yang terkena terlalu kecil.
  • 21. BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Sirkulasi Gejala : Riwayat Hipertensi (efek vasospasme). perubahan warna pada bagian yang sakit pada pemajanan dingin (timbul pada dewasa awal). Tanda : warna kulit jari/bagian yang sakit (tergantung pada fase waktu obserfasi) tampak putih pucat (pucat), sianotik, hiperemik (merah). Tanda lambat/progresif : kulit putih atau tidak berwarna, mengkilat, halus, tegang. Nadi : radial dan ulnar dapat normal (dini) atau tak ada (lanjut). Kuku tabuh/deformitas dapat terjadi (lanjut). Ulserasi dan / atau area ganggren. 2. Integritas ego Gejala : stress dan reaksi emosi kuat (pencetus). 3. Nyeri / Kenyamanan Gejala : Nyeri berdenyut selama fase kemerahan perubahan yang sakit. warna. Sensitif terhadap bagian
  • 22. Tanda : hati-hati, gelisah, fokus pada diri. 4. Pernapasan Gejala : penggunaan tembakau. 5. Keamanan Gejala : tindakan yang melibatkan penggunaan alat vibrasi atau memerlukan gerakan/tekanan berulang. Tanda : lesi/area ganggren pada ujung jari dari ukuran peniti sampai seluruh jari (sangat luas). 6. Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : anggota keluarga lain mengalami penyakit pembuluh. Rencana pemulangan: perubahan obat, perubahan pekerjaan. Bantuan pada perawatan/pemeliharaan beberapa rumah (contoh, penghilangan bunga es kulkas, menyingkirkan salju).
  • 23. B. Diagnosa keperawatan Nyeri berhubungan dengan iskemia/kerusakan jaringan ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada daerah akstremitas serta wajah klien tampak meringis. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penghentian aliran darah ditandai dengan terjadinya luka/ganggren. Kerusakan integritas kulit berhubungan kerusakan ireversibel ekstremitas ditandai dengan adanya tukak/ganggren, ulserasi. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi ekstremitas (kerusakan dan/atau gangguan fungsi) ditandai dengan adannya ganggren pada ekstremitas. C. intervensi No Perencanaan Kriteria hasil intervensi  Klien mengatakan 1. Catat karakteristik nyeri berkurang nyeri iskemia/kerusakan  Menunjukkan ekpresi wajah jaringan t/d klien tenang /rileks mengeluh nyeri Diagnosa keperawatan Nyeri b/d pada daerah 1 akstremitas serta wajah klien 2. Diskusikan dengan klien bagamana dan mengapa nyeri ditimbulkan tampak meringis. 3. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, aktivitas hiburan. rasional 1. Perubahan berat/lamanya dapat mengindikasikan kemajuan proses penyakit/terjadinya komplikasi 2. Pengetahuan timbulnya mekanisme nyeri memungkinkan pasien melakukan intervensi efektif untuk meminimalkan kekambuhan 3. Meningkatkan relaksasi/fokus perhatian untuk membantu pemutusan
  • 24. stres/ cemas/siklus stres, yang memperburuk respons vasokonstriksi dan peningkatan nyeri 4. Menghilangkan faktor lingkungan yang mencetuskan serangan Gangguan perfusi jaringan perifer b/d penghentian aliran darah t/d terjadinya luka/ganggren 2  Klien mengatakan/ menunjukkan penurunan frekuensi/beratny a serangan vasospastik dengan penyembuhan/tid ak adanya lesi tambahan.  Melakukan pola hidup yang benar dan perubahan untuk meningkatkan sirkulasi 4. Berikan ruangan hangat, bebas aliran udara contoh ventilasi pendingin ruangan, pertahankan pintu tertutup sesuai indikasi. 5. Kolaborasi 5. - pengunaan ⁻ Berikan obat sesuai vasodilatasi/ indikasi antihipertensi dapat menghilangkan vasospasme dan menurunkan nyeri - dilakukan bila ⁻ Siapkan intervensi hilangnya gejala berat bedah bila tidak dapat dilakukan diindikasikan dengan metode lain. 1. Observasi warna kulit 1. Warna kulit khas yang sakit. terjadi pada fase pucat intermiten (akibat vasospasme tiba-tiba); sianosis (iskemia); dan kemerahan (vasodilatasi/hiperem i raektif). Selama perubahan warna, bagian yang sakit pertama menjadi dingin dan kebas, kemudian berdenyut, dan sensasi kesemutan dan bengkak 2. Catat penurunan nadi; 2. Perubahan ini pengisian kapiler menunjukkan lambat; perubahan kemajuan/proses trofik kulit (tak kronis berwarna, mengkilat/tegang);
  • 25. kuku tabuh. 3. Evaluasi sensasi bagian 3. Sensasi sering yang sakit, contoh menurun selama tajam/dangkal. seranngan atau kronis Panas/dingin. pada penyakit tahap lanjut 4. Lihat dan kaji kulit 4. Lesi dapat terjadi dari untuk ulserasi, lesi. ukuran jarum peniti Area ganggren. sampai melibatkan seluruh ujung jari dan dapat mengakibatkan infeksi/ kerusakan/ kehilangan jaringan serius. 5. Dorong nutrisi dan 5. Keseimbangan diet vitamin yang tepat. yang baik meliputi protein dan hidrasi adekuat, perlu untuk penyembuhan dan regenerasi jaringan  Mempertahankan kondisi kulit 3 4 Gangguan citra tubuh b/d perubahan anatomi ekstremitas (kerusakan dan/atau  Menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti dengan partisipasi 1. Kaji/catat ukuran, warna, kedalaman luka. Perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka. 2. Berikan perawatan luka ganggren yang tepat dan tindakan kontrol infeksi. 3. Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan panas atau juga luka karena kimia lainnya. 4. Siapkan/bantu prosedur bedah/bantuan biologis 1. Memberikan informasi dasar tentang lokasi dan karakteristik ganggren. 2. Menurunkan resiko infeksi/kegagalan graft. 3. Menghindari injury yang dapat memperparah kondisi. 4. Kerusakan kulit irreversibel tidak dapat disembuhkan kecuali dengan prosedur pembedahan. 1. Diskusikan arti 1. Alat dalam kehilangan/perubahan mengidentifikasi/ dengan pasien, mengartikan masalah identifikasi persepsi untuk memfokuskan situasi/ harapan yang perhatian dan akan datang intervensi 2. Catat bahasa tubuh non 2. Dapat menunjukkan
  • 26. gangguan fungsi) t/d adannya ganggren aktivitas perawatan diri dan interaksi positif dengan orang lain  Berkomunikasi dengan orang lain verbal, perilaku negatif/bicara sendiri. depresi/ keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian lanjut/intervensi lebih intensif 3. Catat reaksi emosi, 3. Pasien dapat contoh kehilangan,, mengalami depresi depresi, marah. cepat setelah Memungkinkan pasien pembedahan atau untuk maju pada reaksi syok dan kecepatan sendiri menyangkal. Penerimaan perubahan tak dapat dipaksakan dan proses kehilangan membutuhkan waktu untuk membaik 4. Dorong orang terdekat 4. Penyimpangan harga untuk mengobati diri dapat tidak pasien secara normal disadari dan tidak sebagai orang penguatannya. cacat
  • 27. DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC. 2. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. 3. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC. 4. Internet: www.medicastore.com