SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
044 www.hai-online.com | @HaiMagazine 26_2014
P
emilu memang selalu bikin pusing! Dulu,
pas Pemilu Legislatif, kita bingung gara-
gara calonnya banyak banget dan banyak
yang nggak kita kenal. Eh, sekarang pas
Pemilu Presiden-Wakil Presiden, calonnya
cuma dua tapi tetap bikin kita bingung.
Prabowo Subianto atau Joko Widodo?
"Wah, Pileg kemarin gue golput, sih. Pilpres
gue kayaknya golput juga, soalnya gue bingung.
Kalau dari hati gue pilih Jokowi, tapi keluarga
gue pada dukung Prabowo," ungkap salah
satu teman kita yang nggak mau disebutkan
namanya, dari salah satu SMA Negeri ternama
di Jakarta.
BLACK CAMPAIGN
Bingungnya pasti bukan kepalang kalau
kamu perhatiin media sosial di Twitter, Facebook,
atau Path. Banyak Black Campaign bertebaran
dan bikin kita tuh, jadinya galau mesti pilih siapa.
"Black Campaign ini memang paling
gampang terjadi di media sosial. Karena
pada dasarnya, tingkat kepercayaan rentan.
Maksudnya akun di media sosial kan, belum
tentu orang yang kredibel. Makanya harus
diwaspadai oleh anak-anak muda. Mereka harus
Udah Simak Debatnya?
teliti melihat siapa yang punya akun tersebut.
Karena sumber yang dicantumkan belum tentu
jelas," jelas Dadang Rahmat Hidayat, pengamat
politik dan juga dosen dari Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung.
Menurut mantan Ketua Komisi Penyiaran
Indonesia (2010-2013) ini, anak-anak muda
sekarang belum terlalu antusias dengan
masalah-masalah politik. Kalaupun ada, belum
banyak. Efek kepercayaan terhadap media sosial
tentang informasi pemilu atau Black Campaign
juga nggak terlalu besar.
"Tapi buat yang sudah punya hak pilih atau
yang memang tertarik sama dunia politik minimal
mereka dapat referensi. Bisa jadi pada akhirnya
mereka bersedia untuk menentukan pilihan.
Cuma ya itu, anak-anak muda harus berhati-
hati terhadap informasi yang beredar di media
sosial," lanjutnya.
Black Campaign memang mesti diantisipasi
nih, sama kita. Tapi, kamu juga bisa ambil
pelajaran dari kampanye tersebut, yaitu mesti
hati-hati buat memilih Capres-Cawapres.
Soalnya, Pilpres 2009 lalu, dengan Presiden kita
saat ini, banyak teman-teman kita yang akhirnya
kecewa memilih beliau. Seperti Prima, penghuni
SEKARANGPILIH
PRESIDENNYA!Pasangan calonnya cuma dua, tapi beban
memilihnya jauh lebih berat. Untung ada
acara debat Capres yang bisa meredam
black campaign.
Writer: alvin/eko/rama/satria
Photos: satria/illustrasi: gio
44-49_CAPRES.indd 44 6/18/14 9:56:28 PM
26_2014 045
Universitas Pancasila, Jakarta dan juga
alumni SMAN 97 Jakarta.
"Gue kecewa sama pilihan gue yang
akhirnya jadi Presiden kita sekarang,
soalnya realisasinya masih banyak yang
nggak terwujud. Misalnya, APBN kita
tuh, bocornya kelihatan banget kan?
Kayak korupsi di mana-mana sumbernya
dari APBN. Terus Presiden kita tuh,
ngapain? Jalan-jalan aja. Komitmen
dan implementasinya kurang banget,"
curhatnya panjang.
SIMAK DEBAT CAPRES
Lain lagi dengan Arif, mahasiswa
Universitas Padjadjaran, Bandung, yang
pada 2009 lalu dan 2014 ini memilih
untuk golput, lantaran sistemnya yang
juga nggak beres. Begitu pula dengan
adanya "kepentingan" salah satu pihak
pendukungnya yang bikin ia kecewa berat.
"Gue nggak milih karena sistemnya
salah. Udah gitu, yang gue kecewain lagi
adalah adanya kepentingan-kepentingan
dari pihak partai pendukung Capres-
Cawapres, baik 2009 lalu dan sekarang.
Gue sih, bakal golput. Mungkin gue bakal
memilih kalau Capres-Cawapresnya udah
nggak lagi jadi "alat" pihak tertentu untuk
memuluskan "kepentingan" partai atau
pribadi," jelas Arif tegas.
Wah, jangan sampai golput juga, sih.
Soalnya, kalau kita nggak milih, kita nggak
berhak buat "berkoar" menuntut ini itu ke
Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang
baru. Makanya, demi membantu kita biar
nggak golput, banyak acara debat Capres-
Cawapres digelar dan disiarkan di televisi.
Berdasarkan pengalaman HAI ikut
serta langsung Debat Capres yang
digelar Minggu (15/6) lalu, pendukung
salah satu pihak memang berusaha untuk
menjatuhkan lawan Capres dukungannya,
lewat sahutan-sahutan yang kalau kita dengar
langsung bakal sedikit menyinggung diri.
Belum lagi dua-duanya tiba-tiba bertingkah
sedikit dramatis di atas panggung debat. Bikin
kita bingung, apa maksud dari perilaku tersebut.
Apalagi dalam Debat pertama. Keduanya
berusaha untuk saling menjatuhkan. Seperti kata
Satria dari SMAN 6 Jakarta nih.
"Bingung gue maksudnya debat ini tuh, apa.
Gue nggak ngerti kenapa Jokowi dan Prabowo
kayak berusaha untuk saling menjatuhkan. Tapi
lucu juga sih, gue ngelihatnya. Ada beberapa
statement salah satu Capres yang menurut
gue fail dan malah bikin kredibilitasnya turun.
Tapi tetep aja, bikin gue bingung. Dua-duanya
sebenernya bagus sih, punya pengalaman
di bidangnya masing-masing," curhat Satria
panjang.
Yup, bener banget kata Satria. Ujung-
ujungnya, acara debat ini malah bikin kita makin
bingung. Dua-duanya cukup kuat! Iya, kan?
Beberapa teman kita ada yang akhirnya
berhasil menentukan pilihannya, tapi nggak
objektif. Masih karena alasan personal atau
selera.
"Kalau gue sih, pilih Jokowi. Soalnya dia,
tuh, jelas gitu bekerja dan turun langsung ke
rakyat. Apalagi udah dia buktiin, kan, di Jakarta,
kalau dia memang beneran yang selalu turun ke
lapangan," ungkap Aryo, alumni SMA Pangudi
Luhur.
Lain halnya dengan Verrell, dari SMA Al-
Azhar Pusat 3, yang lebih condong mendukung
Prabowo.
"Dia itu punya jiwa leadership yang jelas.
Dia juga dulu waktu di TNI, kan, Jendral, ditakuti
orang juga, kan? Menurut gue dia memang
pas kalau jadi presiden. Punya postur tubuh
yang ideal juga, kok. Soalnya, kan, keren kalau
presiden kita dulunya TNI," katanya.
Kali ini kita memang nggak bisa lagi
sembarang milih. Dibanding Pemilu
Legislatif, Pemilu kali ini benar-
benar menentukan nasib bangsa
ini. Nggak cuma bagi kita, warga
negaranya, tapi juga pandangan
dunia.
"Penting banget, lah, buat kita
sebagai pelajar milih presiden.
Soalnya, kan, mereka juga
bertanggungjawab buat memajukan
pendidikan kita," ungkap Ochi, dari
SMA Al Azhar Pusat 3.
Nah, betul kata Ochi. Kebijakan
Presiden nantinya memang bisa
berpengaruh sama nasib kita
sebagai pelajar. Lihat saja program-
program yang sudah digembar-
gemborkan pasangan Capres-
Cawapres lewat debat Capres
beberapa minggu lalu. Ada yang
dengan lantang bakal menghapus
Ujian Nasional, ada juga yang
mendukungnya.
"Malah kalau sekolah mau
bikin acara, izinnya kan pasti ada
campur tangan dari Presiden yang
kadang membuat keputusan," repet
Satria lagi.
Tuh, benar juga!
Terus, harus milih siapa? Buat
yang 9 Juli besok ikutan mencoblos,
masih ada waktu seminggu lebih
untuk mikir. HAI bisa bantu kamu
nih! Di halaman selanjutnya, ada
program dari para Capres yang
siap dibagi ke anak muda seperti
kita nih. Ada juga beberapa teman
kita yang siap share pikiran dan
pertimbangannya biar kebingungan
kita sedikit berkurang.
So, come and vote your own
choice!
Presiden yang kita butuhkan adalah
presiden yang mementingkan kebutuhan:
Moral/Religion
(kebebasan berpendapat
dan beragama): 23%
Creativity
(kreativitas di bidang
kesenian): 20%
Technology
(kemajuan dan
pengembangan
teknologi): 18%
Environment
(kepedulian akan
lingkungan): 17%
School Life
(pendidikan
dan kebutuhan
sekolah): 15%
Entertainment
(acara musik
dan kesenian
lainnya): 7%
44-49_CAPRES.indd 45 6/18/14 9:56:37 PM
046 www.hai-online.com | @HaiMagazine 26_2014
InginDekatdengan
Prabowo Subianto,sosok
yang dikenal tegas dan berwibawa ini merupakan
utusan GERINDRA untuk maju bersama Hatta
Rajasa sebagai Presiden dan Wakil Presiden
2014-2019.
Dalam kampanyenya, sosok yang sempat
menjabat sebagai Ketua OSIS semasa
sekolahnya ini ingin mengedepankan prestasi
para anak muda. Ia berpendapat kalau banyak
anak muda pintar dan berbakat di negeri ini yang
harus disalurkan minat dan bakatnya.
"Sekarang saya banyak bekerja dengan
anak-anak muda yang berkualitas, yang
kompeten, dan mempunyai kecintaan terhadap
Indonesia. Saya optimis mengenai masa depan
bangsa Indonesia," kata Capres yang turut
memenangkan saingannya, Joko Widodo, dalam
pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 lalu.
Capres yang satu ini lagi banyak pedekate
dengan anak muda, biar bisa maju
bersama!
Writer: neschya/satria
Illustration: gio
Katanya, nih, di eranya dulu remaja lebih dekat dengan alam.
Kalau remaja zaman sekarang lebih dekat dengan teknologi. Makanya
banyak remaja yang nggak sukses di sekolah saja, tapi juga di lingkup
internasional.
"Sekarang saya melihat banyak remaja kita yang berkiprah dan
sukses di dalam dan dunia internasional dalam bidang pendidikan, seni
maupun olahraga. Saya berharap mereka sama-sama cinta Indonesia,"
tutur Capres yang mempunyai cita-cita semasa kecil menjadi Gatot Kaca
ini.
Maraknya social media, Prabowo berinteraksi dengan anak-anak muda
seperti di Facebook dan Twitter. Menurutnya melalui sarana yang disukai
anak muda tersebut ia dapat mendengarkan aspirasi mereka.
Sebagai rasa pedulinya terhadap remaja Indonesia, ia bakal
memberikan peran yang lebih besar terhadap para remaja untuk membawa
nama Indonesia ke dunia, dengan memberikan tempat dan fasilitas yang
memadai untuk menyalurkan bakat dan potensinya.
"Saat ini sangat sulit bagi para remaja berbakat untuk mendapat
bantuan moril maupun materi dari negara, kesannya pemerintah sekarang
itu jauh dengan remaja, saya ingin merubah itu," umbarnya.
Capres yang mempunyai slogan "Who dares, wins" ini memfokuskan
diri dalam bidang pendidikan remaja Indonesia dengan meningkatkan
kualitas perguruan tinggi yang tetap terjangkau. Sehingga semakin kuat
daya saing generasi penerus.
Dalam bidang seni dan olahraga, ia akan memberikan fasilitas yang
lebih baik. Ia juga sudah mulai melakukan pembinaan pribadi terhadap
tim nasional polo berkuda Indonesia, tim nasional pencak silat dan secara
nggak langsung juga kepada pembinaan tim nasional sepak bola.
"Saya percaya melalui seni dan olahraga, Indonesia bisa kembali
menjadi negara yang berwibawa," tandas mantan AKABRI ini.
Anak Muda
44-49_CAPRES.indd 46 6/18/14 9:56:41 PM
26_2014 047
"KAYAKNYA, SIH, KALAU SAMA PRABOWO
INDONESIA BAKAL MAJU. TAPI BAKAL BALIK
LAGI KE JAMANNYA PAK HARTO. NGGAK
MENUTUP KEMUNGKINAN JUGA KEBEBASAN
KITA JADI BERKURANG."
SYARIPUDDING, SMAN 3 TANGERANG SELATAN
"MESKIPUN PRABOWO DULUNYA PUNYA
CATETAN KELAM, KALAU DIA BISA BIKIN
INDONESIA MAJU DAN JADI LEBIH BAIK, SIH,
GUE SENENG BANGET. KENAPA NGGAK PILIH
ORANG KAYAK GINI."
MARCO SMKN 48 JAKARTA.
"KALAU PRABOWO
PRESIDEN, GUE YAKIN
INDONESIA NGGAK AKAN
DIINJEK-INJEK NEGARA
LAIN. TERUTAMA SAMA
NEGARA TETANGGA."
DEN, SMAN 6 JAKARTA
"KITA, TUH, SEBENERNYA
BUTUH SOSOK PRESIDEN
BERLATAR BELAKANG MILITER.
TAPI UNTUK PRABOWO, SAYA
TAHU DIA BAGUS DAN PUNYA
PENGALAMAN, CUMA SAYA
BELUM YAKIN DIA MAMPU. SAYA
TAKUTNYA SAMA SEPERTI
PRESIDEN KITA SEKARANG
YANG PUNYA LATAR BELAKANG
MILITER, TAPI BELUM BISA
BICARA BANYAK."
GHUFRON, SMKN 5 SURABAYA.
"SEBENERNYA GUE PENGEN
NETRAL SAJA, SIH. TAPI KALAU
PRABOWO JADI PRESIDEN, YA,
MUNGKIN KITA JADI KURANG
BEBAS BERPENDAPAT."
JULIO, SMAN 1 BALIKPAPAN
"PRABOWO ITU KAYAKNYA
KURANG MERAKYAT. SOALNYA
KALAU SAYA LIHAT DI TV, DIA
MASIH DIKIT TURUN LANGSUNG
KE MASYARAKATNYA."
KAFI, SMA AL AZHAR PUSAT 3.
"YA MUNGKIN KALAU PRABOWO
PRESIDEN, NEGARA KITA JADI
LEBIH KUAT PERTAHANANNYA.
TAPI NGGAK TAHU, DEH,
KALAU URUSAN KEBEBASAN
BERPENDAPAT. MUNGKIN BAKAL
KAYAK JAMAN SOEHARTO."
FAIRUS, SMA AL-AZHAR PUSAT 3
"BAGUSNYA PRABOWO MENURUT GUE,
NANTINYA MUNGKIN BANYAK PERUSAHAAN
ASING YANG DINASIONALISASI SAMA
DIA. ITU, KAN, JANJINYA. YANG KURANG,
TUH, MUNGKIN KITA BAKAL BALIK LAGI KE
JAMANNYA SOEHARTO. ITU TRAUMA BUAT
GUE YANG ETNIS TIONGHOA, HARUS NGUNGSI
KE LUAR NEGERI JADINYA, HAHAHA...."
PEPEN, MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG.
Prabowo Subianto
44-49_CAPRES.indd 47 6/18/14 9:56:43 PM
048 www.hai-online.com | @HaiMagazine 26_2014
Pendidikan
AdalahHalyangNggakBisa
Ditawar-tawar!
KarierJokowi Widodo makin meroket
saja. Genap setahun memimpin DKI Jakarta
sebagai Gubernur, mantan Walikota Solo ini
didapuk untuk maju dalam Pilpres (Pemilu
Presiden) untuk periode 2014-2019 dari partai
nasional yang telah ia naungi selama bertahun-
tahun, PDI Perjuangan.
Dipasangkan dengan Mantan Wakil Presiden
di lima tahun pertama kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, pria 52 tahun
ini nggak sekadar mengumbar janji. Tetapi juga
memberikan bukti yang sahih.
Contoh yang paling konkrit adalah
pembangunan Kampung Deret dan Rumah
Susun di Jakarta yang masih berjalan. Salah
satu yang sudah dibangun adalah kampung
deret di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Kampung
Deret Tanah Tinggi sendiri menjadi kampung
deret yang pertama kali dibangun karena lokasi
itu terkena musibah kebakaran.
Selain itu, ia juga meluncurkan program
Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta
Sehat (KJS). Dengan menggunakan KJP, warga
Capres yang satu ini ingin membangun
karakter bangsa menjadi lebih baik lewat
pendekatan dengan anak muda.
Writer: adhie/satria
illustration : gio
ekonomi rendah nggak hanya mendapat fasilitas gratis biaya sekolah saja.
Well, 30 persen dari voters atau para pemilih adalah remaja. Ini yang juga
menjadi concern utama Jokowi dalam pemilihan presiden kali ini. Meski ia didukung
jutaan wong cilik, Jokowi tetap sadar dengan eksistensi para remaja, yang notabene
adalah penerus bangsa di masa depan kelak.
Pendekatannya pun sudah berkali-kali dimunculkan. Baik melalui bidang
kebudayaan, musik maupun olahraga dengan menggelar beberapa ajang lari seperti
Jakarta International 10K lalu.
"Saya masih mencoba untuk mengenal remaja. Saya ingin tahu apa yang
mereka suka. Saya selalu mendatangi mereka dengan santai saja. Pakai kemeja
santai dan celana jeans," ucapnya saat ditanya soal remaja.
Peran Jokowi di kalangan remaja memang pernah mencuat saat Mobil Esemka
lagi hangat-hangatnya diobrolkan. Bayangkan berkatnya, sempat ada 20 ribu orang
yang berminat untuk memiliki mobil karya 23 SMK di Solo.
Dan untuk saat ini, Jokowi punya misi baru, yaitu penghapusan UN (Ujian
Nasional) yang sudah menjadi polemik di kalangan remaja, khususnya SD dan SMP.
"UN akan tetap ada. Tapi hasilnya hanya untuk pemetaan saja," janjinya.
"Supaya kualitasnya sama dari Sabang sampai Merauke."
Dalam debat Capres tentang Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial
yang digelar Minggu (15/6) lalu, Jokowi bilang peran remaja dan anak muda itu
penting banget. Apalagi dalam memajukan pembangunan ekonomi.
"Yang harus dilakukan adalah pembangunan sumber daya manusianya. Lewat
cara apa? Ya, lewat pendidikannya," papar Jokowi dalam Capres yang berlangsung
hangat tersebut.
"Pendidikan jadi hal utama bagi kami, bersama Pak Jusuf Kalla. Harus ada
evaluasi dan perubahan. Di tingkat SD nanti porsinya adalah 80 persen bicara soal
pendidikan karakter, akhlak, dan mental. SMP 60 persen bicara soal karakter dan 40
persen pengetahuan. Sedangkan di SMA baru 80 persennya pengetahuan dan 20
persennya karakter.  Pendidikan adalah hal utama yang tidak bisa ditawar-tawar,"
jelas Jokowi panjang lebar.
44-49_CAPRES.indd 48 6/18/14 9:56:47 PM
26_2014 049
"WADUH, KALAU JOKOWI JADI
PRESIDEN GIMANA, YA? GUE SIH
RAGU SAMA KATA-KATANYA
DIA AJA BUAT MASA DEPAN
INDONESIA. YANG DI JAKARTA
AJA BELUM KELAR, KAN?"
DIO, SMAN 6 BEKASI
"MENURUT GUE, SIH, JOKOWI
NGGAK BAKAL MAJU JADI
PRESIDEN. SOALNYA UNTUK
SEKARANG, KITA BUTUH
PRESIDEN YANG TEGAS. JOKOWI
PUNYA VISI-MISI YANG BAGUS,
TAPI UNTUK PRIBADI YANG
TEGAS BELUM MEMENUHI YANG
GUE MAU."
NAUFAL, SMAN 46 JAKARTA
"KINERJA JOKOWI KURANG
OPTIMAL SEBAGAI GUBERNUR
DKI JAKARTA. DIA MASIH BELUM
PAS UNTUK JADI PRESIDEN KITA.
BAGUSNYA, SIH, DIA SELESAIKAN
DULU PROYEK-PROYEKNYA
SAAT JADI GUBERNUR, SEPERTI
PROYEK MRT (MASS RAPID
TRANSIT) DAN TRANSJAKARTA
DULU."
FAJAR, SMAN 31 JAKARTA.
"MUNGKIN JOKOWI MEMANG
TERLALU CEPAT JADI CAPRES.
TAPI MENURUT GUE KALAUPUN
TERPILIH DIA BISA BIKIN
INDONESIA JADI NEGARA
MAJU. DIA TAHU GIMANA
CARANYA MEMBANGUN BUKAN
MENTEORIKAN ATAU ANALOGI
DIA BERDASARKAN FAKTA YANG
DIA DAPAT DI LAPANGAN."
TANIA, MAHASISWI UNIVERSITAS BRAWIJAYA,
MALANG. "GUE PIKIR, BERDASARKAN APA YANG UDAH JOKOWI
LAKUKAN DI JAKARTA, SIH, BAKAL BANYAK BANTUAN
SOSIAL TERUTAMA KE RAKYAT KECIL. APALAGI KARENA
DIA MEMENTINGKAN KEPENTINGAN RAKYAT KECIL,
LEWAT KESEHATAN DAN PENDIDIKAN."
PUTRI, ALUMNI SMA PELITA HARAPAN.
"JOKOWI, TUH, UDAH PUNYA
PENGALAMAN JADI WALIKOTA
SOLO DAN GUBERNUR
JAKARTA. MENURUT GUE, SIH,
DIA PANTAS JADI PRESIDEN
KARENA PENGALAMANNYA ITU.
SETIDAKNYA DIA BISA BELAJAR
DARI PENGALAMANNYA
SELAMA INI UNTUK MEMBENAHI
INDONESIA YANG LEBIH BAIK
LAGI."
RAINA, SMAN 28 JAKARTA
"JOKOWI ITU PINTER MERANGKUL
RAKYAT. ITU YANG GUE SUKA
DARI JOKOWI. CUMA KATANYA,
BAHASA INGGRISNYA DIA
KURANG BAGUS. JADI BUAT
TERAPIN VISI MISINYA TENTANG
PEMBANGUNAN EKONOMI
DENGAN PERUSAHAAN LUAR
NEGERI KAYAKNYA BAKAL
SUSAH."
FAIRUS, SMA AL-AZHAR PUSAT 3
"JOKOWI JADI PRESIDEN,
GUE NGGAK YAKIN DIA BISA
TANGGUNG JAWAB SAMA
TUGASNYA. JAKARTA AJA
BELUM KELAR, APALAGI KELARIN
NEGARA. TERUS KALAU KATA
GUE DIA CUMA BONEKANYA
MEGAWATI AJA."
FIAN, MAHASISWI UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG.
Joko Widodo
44-49_CAPRES.indd 49 6/18/14 9:57:06 PM

More Related Content

Similar to Pilih Presiden yang Peduli Anak Muda

Belajar Demokrasi Sejak Dini
Belajar Demokrasi Sejak DiniBelajar Demokrasi Sejak Dini
Belajar Demokrasi Sejak Dinijeniusalhikmah
 
Buat para pejuang cpns semoga bermanfaat converted
Buat para pejuang cpns semoga bermanfaat convertedBuat para pejuang cpns semoga bermanfaat converted
Buat para pejuang cpns semoga bermanfaat convertedWajtahida Pedrosista
 
Hasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpesHasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpesindonesianes
 
Optimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis Online
Optimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis OnlineOptimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis Online
Optimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis OnlineAnjrah Susanto
 
Tiger mums mencetak robot atau generasi masa depan
Tiger mums   mencetak robot atau generasi masa depan Tiger mums   mencetak robot atau generasi masa depan
Tiger mums mencetak robot atau generasi masa depan Dikyan Toxz
 
Belajar demokrasi sejak dini
Belajar demokrasi sejak diniBelajar demokrasi sejak dini
Belajar demokrasi sejak diniViki Iswanto
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
 
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfmerdekacom
 
Metro tv - wawancara eksklusif sandiaga uno
Metro tv - wawancara eksklusif sandiaga unoMetro tv - wawancara eksklusif sandiaga uno
Metro tv - wawancara eksklusif sandiaga unoArdian Perdana Putra
 
Studi kasus-6-si-sdm
Studi kasus-6-si-sdmStudi kasus-6-si-sdm
Studi kasus-6-si-sdmarmandasugara
 
Psi bekerja di dapil
Psi bekerja di dapilPsi bekerja di dapil
Psi bekerja di dapilGSaroso PSid
 
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMush'ab Abdurrahman
 

Similar to Pilih Presiden yang Peduli Anak Muda (20)

Belajar Demokrasi Sejak Dini
Belajar Demokrasi Sejak DiniBelajar Demokrasi Sejak Dini
Belajar Demokrasi Sejak Dini
 
Buat para pejuang cpns semoga bermanfaat converted
Buat para pejuang cpns semoga bermanfaat convertedBuat para pejuang cpns semoga bermanfaat converted
Buat para pejuang cpns semoga bermanfaat converted
 
001
001001
001
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Hasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpesHasil survey ines_pilrpes
Hasil survey ines_pilrpes
 
Demokrasi dalam pemilihan pengurus osis
Demokrasi dalam pemilihan pengurus osisDemokrasi dalam pemilihan pengurus osis
Demokrasi dalam pemilihan pengurus osis
 
Optimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis Online
Optimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis OnlineOptimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis Online
Optimasi Social Media Facebook Instagram untuk Berbisnis Online
 
Tiger mums mencetak robot atau generasi masa depan
Tiger mums   mencetak robot atau generasi masa depan Tiger mums   mencetak robot atau generasi masa depan
Tiger mums mencetak robot atau generasi masa depan
 
Belajar demokrasi sejak dini
Belajar demokrasi sejak diniBelajar demokrasi sejak dini
Belajar demokrasi sejak dini
 
Ppt politik
Ppt politikPpt politik
Ppt politik
 
Makalah UTS ISBD
Makalah UTS ISBDMakalah UTS ISBD
Makalah UTS ISBD
 
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWThe President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKW
 
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
 
Metro tv - wawancara eksklusif sandiaga uno
Metro tv - wawancara eksklusif sandiaga unoMetro tv - wawancara eksklusif sandiaga uno
Metro tv - wawancara eksklusif sandiaga uno
 
Dunia Kampus
Dunia KampusDunia Kampus
Dunia Kampus
 
Studi kasus-6-si-sdm
Studi kasus-6-si-sdmStudi kasus-6-si-sdm
Studi kasus-6-si-sdm
 
Ruang bicara saya
Ruang bicara sayaRuang bicara saya
Ruang bicara saya
 
Psi bekerja di dapil
Psi bekerja di dapilPsi bekerja di dapil
Psi bekerja di dapil
 
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 

Pilih Presiden yang Peduli Anak Muda

  • 1. 044 www.hai-online.com | @HaiMagazine 26_2014 P emilu memang selalu bikin pusing! Dulu, pas Pemilu Legislatif, kita bingung gara- gara calonnya banyak banget dan banyak yang nggak kita kenal. Eh, sekarang pas Pemilu Presiden-Wakil Presiden, calonnya cuma dua tapi tetap bikin kita bingung. Prabowo Subianto atau Joko Widodo? "Wah, Pileg kemarin gue golput, sih. Pilpres gue kayaknya golput juga, soalnya gue bingung. Kalau dari hati gue pilih Jokowi, tapi keluarga gue pada dukung Prabowo," ungkap salah satu teman kita yang nggak mau disebutkan namanya, dari salah satu SMA Negeri ternama di Jakarta. BLACK CAMPAIGN Bingungnya pasti bukan kepalang kalau kamu perhatiin media sosial di Twitter, Facebook, atau Path. Banyak Black Campaign bertebaran dan bikin kita tuh, jadinya galau mesti pilih siapa. "Black Campaign ini memang paling gampang terjadi di media sosial. Karena pada dasarnya, tingkat kepercayaan rentan. Maksudnya akun di media sosial kan, belum tentu orang yang kredibel. Makanya harus diwaspadai oleh anak-anak muda. Mereka harus Udah Simak Debatnya? teliti melihat siapa yang punya akun tersebut. Karena sumber yang dicantumkan belum tentu jelas," jelas Dadang Rahmat Hidayat, pengamat politik dan juga dosen dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung. Menurut mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (2010-2013) ini, anak-anak muda sekarang belum terlalu antusias dengan masalah-masalah politik. Kalaupun ada, belum banyak. Efek kepercayaan terhadap media sosial tentang informasi pemilu atau Black Campaign juga nggak terlalu besar. "Tapi buat yang sudah punya hak pilih atau yang memang tertarik sama dunia politik minimal mereka dapat referensi. Bisa jadi pada akhirnya mereka bersedia untuk menentukan pilihan. Cuma ya itu, anak-anak muda harus berhati- hati terhadap informasi yang beredar di media sosial," lanjutnya. Black Campaign memang mesti diantisipasi nih, sama kita. Tapi, kamu juga bisa ambil pelajaran dari kampanye tersebut, yaitu mesti hati-hati buat memilih Capres-Cawapres. Soalnya, Pilpres 2009 lalu, dengan Presiden kita saat ini, banyak teman-teman kita yang akhirnya kecewa memilih beliau. Seperti Prima, penghuni SEKARANGPILIH PRESIDENNYA!Pasangan calonnya cuma dua, tapi beban memilihnya jauh lebih berat. Untung ada acara debat Capres yang bisa meredam black campaign. Writer: alvin/eko/rama/satria Photos: satria/illustrasi: gio 44-49_CAPRES.indd 44 6/18/14 9:56:28 PM
  • 2. 26_2014 045 Universitas Pancasila, Jakarta dan juga alumni SMAN 97 Jakarta. "Gue kecewa sama pilihan gue yang akhirnya jadi Presiden kita sekarang, soalnya realisasinya masih banyak yang nggak terwujud. Misalnya, APBN kita tuh, bocornya kelihatan banget kan? Kayak korupsi di mana-mana sumbernya dari APBN. Terus Presiden kita tuh, ngapain? Jalan-jalan aja. Komitmen dan implementasinya kurang banget," curhatnya panjang. SIMAK DEBAT CAPRES Lain lagi dengan Arif, mahasiswa Universitas Padjadjaran, Bandung, yang pada 2009 lalu dan 2014 ini memilih untuk golput, lantaran sistemnya yang juga nggak beres. Begitu pula dengan adanya "kepentingan" salah satu pihak pendukungnya yang bikin ia kecewa berat. "Gue nggak milih karena sistemnya salah. Udah gitu, yang gue kecewain lagi adalah adanya kepentingan-kepentingan dari pihak partai pendukung Capres- Cawapres, baik 2009 lalu dan sekarang. Gue sih, bakal golput. Mungkin gue bakal memilih kalau Capres-Cawapresnya udah nggak lagi jadi "alat" pihak tertentu untuk memuluskan "kepentingan" partai atau pribadi," jelas Arif tegas. Wah, jangan sampai golput juga, sih. Soalnya, kalau kita nggak milih, kita nggak berhak buat "berkoar" menuntut ini itu ke Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang baru. Makanya, demi membantu kita biar nggak golput, banyak acara debat Capres- Cawapres digelar dan disiarkan di televisi. Berdasarkan pengalaman HAI ikut serta langsung Debat Capres yang digelar Minggu (15/6) lalu, pendukung salah satu pihak memang berusaha untuk menjatuhkan lawan Capres dukungannya, lewat sahutan-sahutan yang kalau kita dengar langsung bakal sedikit menyinggung diri. Belum lagi dua-duanya tiba-tiba bertingkah sedikit dramatis di atas panggung debat. Bikin kita bingung, apa maksud dari perilaku tersebut. Apalagi dalam Debat pertama. Keduanya berusaha untuk saling menjatuhkan. Seperti kata Satria dari SMAN 6 Jakarta nih. "Bingung gue maksudnya debat ini tuh, apa. Gue nggak ngerti kenapa Jokowi dan Prabowo kayak berusaha untuk saling menjatuhkan. Tapi lucu juga sih, gue ngelihatnya. Ada beberapa statement salah satu Capres yang menurut gue fail dan malah bikin kredibilitasnya turun. Tapi tetep aja, bikin gue bingung. Dua-duanya sebenernya bagus sih, punya pengalaman di bidangnya masing-masing," curhat Satria panjang. Yup, bener banget kata Satria. Ujung- ujungnya, acara debat ini malah bikin kita makin bingung. Dua-duanya cukup kuat! Iya, kan? Beberapa teman kita ada yang akhirnya berhasil menentukan pilihannya, tapi nggak objektif. Masih karena alasan personal atau selera. "Kalau gue sih, pilih Jokowi. Soalnya dia, tuh, jelas gitu bekerja dan turun langsung ke rakyat. Apalagi udah dia buktiin, kan, di Jakarta, kalau dia memang beneran yang selalu turun ke lapangan," ungkap Aryo, alumni SMA Pangudi Luhur. Lain halnya dengan Verrell, dari SMA Al- Azhar Pusat 3, yang lebih condong mendukung Prabowo. "Dia itu punya jiwa leadership yang jelas. Dia juga dulu waktu di TNI, kan, Jendral, ditakuti orang juga, kan? Menurut gue dia memang pas kalau jadi presiden. Punya postur tubuh yang ideal juga, kok. Soalnya, kan, keren kalau presiden kita dulunya TNI," katanya. Kali ini kita memang nggak bisa lagi sembarang milih. Dibanding Pemilu Legislatif, Pemilu kali ini benar- benar menentukan nasib bangsa ini. Nggak cuma bagi kita, warga negaranya, tapi juga pandangan dunia. "Penting banget, lah, buat kita sebagai pelajar milih presiden. Soalnya, kan, mereka juga bertanggungjawab buat memajukan pendidikan kita," ungkap Ochi, dari SMA Al Azhar Pusat 3. Nah, betul kata Ochi. Kebijakan Presiden nantinya memang bisa berpengaruh sama nasib kita sebagai pelajar. Lihat saja program- program yang sudah digembar- gemborkan pasangan Capres- Cawapres lewat debat Capres beberapa minggu lalu. Ada yang dengan lantang bakal menghapus Ujian Nasional, ada juga yang mendukungnya. "Malah kalau sekolah mau bikin acara, izinnya kan pasti ada campur tangan dari Presiden yang kadang membuat keputusan," repet Satria lagi. Tuh, benar juga! Terus, harus milih siapa? Buat yang 9 Juli besok ikutan mencoblos, masih ada waktu seminggu lebih untuk mikir. HAI bisa bantu kamu nih! Di halaman selanjutnya, ada program dari para Capres yang siap dibagi ke anak muda seperti kita nih. Ada juga beberapa teman kita yang siap share pikiran dan pertimbangannya biar kebingungan kita sedikit berkurang. So, come and vote your own choice! Presiden yang kita butuhkan adalah presiden yang mementingkan kebutuhan: Moral/Religion (kebebasan berpendapat dan beragama): 23% Creativity (kreativitas di bidang kesenian): 20% Technology (kemajuan dan pengembangan teknologi): 18% Environment (kepedulian akan lingkungan): 17% School Life (pendidikan dan kebutuhan sekolah): 15% Entertainment (acara musik dan kesenian lainnya): 7% 44-49_CAPRES.indd 45 6/18/14 9:56:37 PM
  • 3. 046 www.hai-online.com | @HaiMagazine 26_2014 InginDekatdengan Prabowo Subianto,sosok yang dikenal tegas dan berwibawa ini merupakan utusan GERINDRA untuk maju bersama Hatta Rajasa sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019. Dalam kampanyenya, sosok yang sempat menjabat sebagai Ketua OSIS semasa sekolahnya ini ingin mengedepankan prestasi para anak muda. Ia berpendapat kalau banyak anak muda pintar dan berbakat di negeri ini yang harus disalurkan minat dan bakatnya. "Sekarang saya banyak bekerja dengan anak-anak muda yang berkualitas, yang kompeten, dan mempunyai kecintaan terhadap Indonesia. Saya optimis mengenai masa depan bangsa Indonesia," kata Capres yang turut memenangkan saingannya, Joko Widodo, dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 lalu. Capres yang satu ini lagi banyak pedekate dengan anak muda, biar bisa maju bersama! Writer: neschya/satria Illustration: gio Katanya, nih, di eranya dulu remaja lebih dekat dengan alam. Kalau remaja zaman sekarang lebih dekat dengan teknologi. Makanya banyak remaja yang nggak sukses di sekolah saja, tapi juga di lingkup internasional. "Sekarang saya melihat banyak remaja kita yang berkiprah dan sukses di dalam dan dunia internasional dalam bidang pendidikan, seni maupun olahraga. Saya berharap mereka sama-sama cinta Indonesia," tutur Capres yang mempunyai cita-cita semasa kecil menjadi Gatot Kaca ini. Maraknya social media, Prabowo berinteraksi dengan anak-anak muda seperti di Facebook dan Twitter. Menurutnya melalui sarana yang disukai anak muda tersebut ia dapat mendengarkan aspirasi mereka. Sebagai rasa pedulinya terhadap remaja Indonesia, ia bakal memberikan peran yang lebih besar terhadap para remaja untuk membawa nama Indonesia ke dunia, dengan memberikan tempat dan fasilitas yang memadai untuk menyalurkan bakat dan potensinya. "Saat ini sangat sulit bagi para remaja berbakat untuk mendapat bantuan moril maupun materi dari negara, kesannya pemerintah sekarang itu jauh dengan remaja, saya ingin merubah itu," umbarnya. Capres yang mempunyai slogan "Who dares, wins" ini memfokuskan diri dalam bidang pendidikan remaja Indonesia dengan meningkatkan kualitas perguruan tinggi yang tetap terjangkau. Sehingga semakin kuat daya saing generasi penerus. Dalam bidang seni dan olahraga, ia akan memberikan fasilitas yang lebih baik. Ia juga sudah mulai melakukan pembinaan pribadi terhadap tim nasional polo berkuda Indonesia, tim nasional pencak silat dan secara nggak langsung juga kepada pembinaan tim nasional sepak bola. "Saya percaya melalui seni dan olahraga, Indonesia bisa kembali menjadi negara yang berwibawa," tandas mantan AKABRI ini. Anak Muda 44-49_CAPRES.indd 46 6/18/14 9:56:41 PM
  • 4. 26_2014 047 "KAYAKNYA, SIH, KALAU SAMA PRABOWO INDONESIA BAKAL MAJU. TAPI BAKAL BALIK LAGI KE JAMANNYA PAK HARTO. NGGAK MENUTUP KEMUNGKINAN JUGA KEBEBASAN KITA JADI BERKURANG." SYARIPUDDING, SMAN 3 TANGERANG SELATAN "MESKIPUN PRABOWO DULUNYA PUNYA CATETAN KELAM, KALAU DIA BISA BIKIN INDONESIA MAJU DAN JADI LEBIH BAIK, SIH, GUE SENENG BANGET. KENAPA NGGAK PILIH ORANG KAYAK GINI." MARCO SMKN 48 JAKARTA. "KALAU PRABOWO PRESIDEN, GUE YAKIN INDONESIA NGGAK AKAN DIINJEK-INJEK NEGARA LAIN. TERUTAMA SAMA NEGARA TETANGGA." DEN, SMAN 6 JAKARTA "KITA, TUH, SEBENERNYA BUTUH SOSOK PRESIDEN BERLATAR BELAKANG MILITER. TAPI UNTUK PRABOWO, SAYA TAHU DIA BAGUS DAN PUNYA PENGALAMAN, CUMA SAYA BELUM YAKIN DIA MAMPU. SAYA TAKUTNYA SAMA SEPERTI PRESIDEN KITA SEKARANG YANG PUNYA LATAR BELAKANG MILITER, TAPI BELUM BISA BICARA BANYAK." GHUFRON, SMKN 5 SURABAYA. "SEBENERNYA GUE PENGEN NETRAL SAJA, SIH. TAPI KALAU PRABOWO JADI PRESIDEN, YA, MUNGKIN KITA JADI KURANG BEBAS BERPENDAPAT." JULIO, SMAN 1 BALIKPAPAN "PRABOWO ITU KAYAKNYA KURANG MERAKYAT. SOALNYA KALAU SAYA LIHAT DI TV, DIA MASIH DIKIT TURUN LANGSUNG KE MASYARAKATNYA." KAFI, SMA AL AZHAR PUSAT 3. "YA MUNGKIN KALAU PRABOWO PRESIDEN, NEGARA KITA JADI LEBIH KUAT PERTAHANANNYA. TAPI NGGAK TAHU, DEH, KALAU URUSAN KEBEBASAN BERPENDAPAT. MUNGKIN BAKAL KAYAK JAMAN SOEHARTO." FAIRUS, SMA AL-AZHAR PUSAT 3 "BAGUSNYA PRABOWO MENURUT GUE, NANTINYA MUNGKIN BANYAK PERUSAHAAN ASING YANG DINASIONALISASI SAMA DIA. ITU, KAN, JANJINYA. YANG KURANG, TUH, MUNGKIN KITA BAKAL BALIK LAGI KE JAMANNYA SOEHARTO. ITU TRAUMA BUAT GUE YANG ETNIS TIONGHOA, HARUS NGUNGSI KE LUAR NEGERI JADINYA, HAHAHA...." PEPEN, MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG. Prabowo Subianto 44-49_CAPRES.indd 47 6/18/14 9:56:43 PM
  • 5. 048 www.hai-online.com | @HaiMagazine 26_2014 Pendidikan AdalahHalyangNggakBisa Ditawar-tawar! KarierJokowi Widodo makin meroket saja. Genap setahun memimpin DKI Jakarta sebagai Gubernur, mantan Walikota Solo ini didapuk untuk maju dalam Pilpres (Pemilu Presiden) untuk periode 2014-2019 dari partai nasional yang telah ia naungi selama bertahun- tahun, PDI Perjuangan. Dipasangkan dengan Mantan Wakil Presiden di lima tahun pertama kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, pria 52 tahun ini nggak sekadar mengumbar janji. Tetapi juga memberikan bukti yang sahih. Contoh yang paling konkrit adalah pembangunan Kampung Deret dan Rumah Susun di Jakarta yang masih berjalan. Salah satu yang sudah dibangun adalah kampung deret di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Kampung Deret Tanah Tinggi sendiri menjadi kampung deret yang pertama kali dibangun karena lokasi itu terkena musibah kebakaran. Selain itu, ia juga meluncurkan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Dengan menggunakan KJP, warga Capres yang satu ini ingin membangun karakter bangsa menjadi lebih baik lewat pendekatan dengan anak muda. Writer: adhie/satria illustration : gio ekonomi rendah nggak hanya mendapat fasilitas gratis biaya sekolah saja. Well, 30 persen dari voters atau para pemilih adalah remaja. Ini yang juga menjadi concern utama Jokowi dalam pemilihan presiden kali ini. Meski ia didukung jutaan wong cilik, Jokowi tetap sadar dengan eksistensi para remaja, yang notabene adalah penerus bangsa di masa depan kelak. Pendekatannya pun sudah berkali-kali dimunculkan. Baik melalui bidang kebudayaan, musik maupun olahraga dengan menggelar beberapa ajang lari seperti Jakarta International 10K lalu. "Saya masih mencoba untuk mengenal remaja. Saya ingin tahu apa yang mereka suka. Saya selalu mendatangi mereka dengan santai saja. Pakai kemeja santai dan celana jeans," ucapnya saat ditanya soal remaja. Peran Jokowi di kalangan remaja memang pernah mencuat saat Mobil Esemka lagi hangat-hangatnya diobrolkan. Bayangkan berkatnya, sempat ada 20 ribu orang yang berminat untuk memiliki mobil karya 23 SMK di Solo. Dan untuk saat ini, Jokowi punya misi baru, yaitu penghapusan UN (Ujian Nasional) yang sudah menjadi polemik di kalangan remaja, khususnya SD dan SMP. "UN akan tetap ada. Tapi hasilnya hanya untuk pemetaan saja," janjinya. "Supaya kualitasnya sama dari Sabang sampai Merauke." Dalam debat Capres tentang Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial yang digelar Minggu (15/6) lalu, Jokowi bilang peran remaja dan anak muda itu penting banget. Apalagi dalam memajukan pembangunan ekonomi. "Yang harus dilakukan adalah pembangunan sumber daya manusianya. Lewat cara apa? Ya, lewat pendidikannya," papar Jokowi dalam Capres yang berlangsung hangat tersebut. "Pendidikan jadi hal utama bagi kami, bersama Pak Jusuf Kalla. Harus ada evaluasi dan perubahan. Di tingkat SD nanti porsinya adalah 80 persen bicara soal pendidikan karakter, akhlak, dan mental. SMP 60 persen bicara soal karakter dan 40 persen pengetahuan. Sedangkan di SMA baru 80 persennya pengetahuan dan 20 persennya karakter.  Pendidikan adalah hal utama yang tidak bisa ditawar-tawar," jelas Jokowi panjang lebar. 44-49_CAPRES.indd 48 6/18/14 9:56:47 PM
  • 6. 26_2014 049 "WADUH, KALAU JOKOWI JADI PRESIDEN GIMANA, YA? GUE SIH RAGU SAMA KATA-KATANYA DIA AJA BUAT MASA DEPAN INDONESIA. YANG DI JAKARTA AJA BELUM KELAR, KAN?" DIO, SMAN 6 BEKASI "MENURUT GUE, SIH, JOKOWI NGGAK BAKAL MAJU JADI PRESIDEN. SOALNYA UNTUK SEKARANG, KITA BUTUH PRESIDEN YANG TEGAS. JOKOWI PUNYA VISI-MISI YANG BAGUS, TAPI UNTUK PRIBADI YANG TEGAS BELUM MEMENUHI YANG GUE MAU." NAUFAL, SMAN 46 JAKARTA "KINERJA JOKOWI KURANG OPTIMAL SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA. DIA MASIH BELUM PAS UNTUK JADI PRESIDEN KITA. BAGUSNYA, SIH, DIA SELESAIKAN DULU PROYEK-PROYEKNYA SAAT JADI GUBERNUR, SEPERTI PROYEK MRT (MASS RAPID TRANSIT) DAN TRANSJAKARTA DULU." FAJAR, SMAN 31 JAKARTA. "MUNGKIN JOKOWI MEMANG TERLALU CEPAT JADI CAPRES. TAPI MENURUT GUE KALAUPUN TERPILIH DIA BISA BIKIN INDONESIA JADI NEGARA MAJU. DIA TAHU GIMANA CARANYA MEMBANGUN BUKAN MENTEORIKAN ATAU ANALOGI DIA BERDASARKAN FAKTA YANG DIA DAPAT DI LAPANGAN." TANIA, MAHASISWI UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG. "GUE PIKIR, BERDASARKAN APA YANG UDAH JOKOWI LAKUKAN DI JAKARTA, SIH, BAKAL BANYAK BANTUAN SOSIAL TERUTAMA KE RAKYAT KECIL. APALAGI KARENA DIA MEMENTINGKAN KEPENTINGAN RAKYAT KECIL, LEWAT KESEHATAN DAN PENDIDIKAN." PUTRI, ALUMNI SMA PELITA HARAPAN. "JOKOWI, TUH, UDAH PUNYA PENGALAMAN JADI WALIKOTA SOLO DAN GUBERNUR JAKARTA. MENURUT GUE, SIH, DIA PANTAS JADI PRESIDEN KARENA PENGALAMANNYA ITU. SETIDAKNYA DIA BISA BELAJAR DARI PENGALAMANNYA SELAMA INI UNTUK MEMBENAHI INDONESIA YANG LEBIH BAIK LAGI." RAINA, SMAN 28 JAKARTA "JOKOWI ITU PINTER MERANGKUL RAKYAT. ITU YANG GUE SUKA DARI JOKOWI. CUMA KATANYA, BAHASA INGGRISNYA DIA KURANG BAGUS. JADI BUAT TERAPIN VISI MISINYA TENTANG PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN PERUSAHAAN LUAR NEGERI KAYAKNYA BAKAL SUSAH." FAIRUS, SMA AL-AZHAR PUSAT 3 "JOKOWI JADI PRESIDEN, GUE NGGAK YAKIN DIA BISA TANGGUNG JAWAB SAMA TUGASNYA. JAKARTA AJA BELUM KELAR, APALAGI KELARIN NEGARA. TERUS KALAU KATA GUE DIA CUMA BONEKANYA MEGAWATI AJA." FIAN, MAHASISWI UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG. Joko Widodo 44-49_CAPRES.indd 49 6/18/14 9:57:06 PM